Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PANCASILA
PANCASILA DALAM PERSPEKTIF AGAMA ISLAM

Dosen pengampu :Dr.M.Ansor Anwar.M.Pd

Disusun Oleh:

1. Novita Lutfi Ifada (1117084)


2. Nurul Laili (1117057)
3. Risadatun Nihayah {1117081)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan


rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas membuat
makalah pancasila yaitu “Pancasila Dalam Perspektif Islam”. Meskipun ada
sedikit cobaan, rintangan, hambatan, dan masalah dalam menyelesaikan
tugas ini tetapi kami tetap berusaha memberikan yang terbaik. Alhamdulillah
kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Pada kesempatan kali ini kami tidak lupa menyampaikan rasa syukur dan
terima kasih kepada Guru Pembimbing Bapak Dr.M.Asnror Anwar,M.Pd. yang
telah membantu kami selama menyelesaikan tugas makalah ini.

Dengan penuh kesadaran bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini
melainkan Allah SWT, maka tugas makalah ini pun tidak luput dari segala
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat memperbaiki, menyempurnakan, dan mengembangkan
makalah ini sangat kami harapkan.

Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan


pembaca. Dan semoga laporan ini dapat membuat kita mencapai kehidupan
yang lebih baik. Amin

Jombang, 30 Oktober 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman yang penuh dengan persaingan ini makna Pancasila seolah-olah


terlupakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal sejarah perumusannya
melalui proses yang sangat panjang oleh para pendiri negara ini. Pengorbanan tersebut
akan sia-sia apabila kita tidak menjalankan amanat para pendiri negara yaitu pancasila
yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4. Pancasila merupakan
rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan karena setiap sila dalam
pancasila mengandung empat sila lainnya dan kedudukan dari masing-masing sila
tersebut tidak dapat ditukar tempatnya atau dipindah-pindahkan.
Hal ini sesuai dengan susunan sila yang bersifat sistematis-hierarkis, yang
berarti bahwa kelima sila pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan
yang bertingkat-tingkat, dimana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam
rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat dipindahkan. Bagi bangsa
Indonesia hakikat yang sesungguhnya dari pancasila adalah sebagai pandangan hidup
bangsa dan sebagai dasar negara. Kedua pengertian tersebut sudah selayaknya kita
fahami akan hakikatnya. Selain dari pengertian tersebut, pancasila memiliki beberapa
sebutan berbeda, seperti :
1) Pancasila sebagai jiwa bangsa,
2) Pancasila sebagai kepribadian bangsa.
3) Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Walaupun begitu, banyaknya sebutan untuk Pancasila bukanlah merupakan
suatu kesalahan atau pelanggaran melainkan dapat dijadikan sebagai suatu kekayaan
akan makna dari Pancasila bagi bangsa Indonesia. Karena hal yang terpenting adalah
perbedaan penyebutan itu tidak mengaburkan hakikat pancasila yang sesungguhnya
yaitu sebagai dasar negara. Tetapi pengertian pancasila tidak dapat ditafsirkan oleh
sembarang orang karena akan dapat mengaturkan maknanya dan pada akhirnya
merongrong dasar negara, seperti yang pernah terjadi di masa lalu. Untuk itu kita
sebagai generasi penerus, sudah merupakan kewajiban bersama untuk senantiasa
menjaga kelestarian nilai – nilai pancasila sehingga apa yang pernah terjadi di masa
lalu tidak akan teredam di masa yang akan datang.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari islam dan pancasila ?
2. Apa hakikat pancasila sebagai dasar negara ?
3. Apa yang dimaksud pancasila sebagai pandangan hidup bangsa ?
4. Bagaimana pandangan islam tentang pancasial ?
5. Bagaimana upaya menjaga nila – nilai luhur pancasila ?
1.3 Tujuan Pembahasan
1 . Agar mengetahui maksud dari pancasila dalam perspektif islam
2. agar tidak terjadi kesalah pahaman dalm mengartikan pancasila dan
agama
3. Diharapkan mampu menjaga keutuhan NKRI
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian islam dan pancasila


Pengertian islam
Islam merupakan salah satu agama di Indonesia. Agama adalah jalan hidup
(way of life) yang merupakan sumber sistem nilai yang harus dijadikan
pedoman oleh manusia. Sedangkan agama Islam adalah agaman Allah yang
disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw untuk disampaikan serta diteruskan
kepada seluruh umat manusia yang mengandung ketentuan-ketentuan keimanan
(aqidah) dan ketentuan-ketentuan ibadah dan muamalah (syariah) yang
menetukan proses berpikir, merasa dan berbuat, dan proses terbentuknya hati.
Sesuai dengan pengertian di atas dapat diketahui bahwa Islam
mengandung aturan yang mengatur kehidupan manusia di segala aspek
kehidupan. Seperti dalam pengertian syariah bahwa syariah bermakna umum
(identik dengan agama) yang mencakup hukum-hukum amaliyah yang memuat
hukum amaliyah manusia dengan Tuhannya, sesama manusia dan alam semesta.
Adapun sumber syariah adalah Al-Quran yang merupakan wahyu Allah dan
dilengkapi dengan Sunnah Nabi Muhammad SAW. (Tim Dosen PAI UNY)
Pengertian pancasila
Pancasila adalah dasar falsafah negara Indonesia. Berdasarkan
pengertian ini dapat disimpulkan bahwa Pancasila pada hakikatnya merupakan
dasar falsafah dan ideology negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup
bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambing persatuan dan kesatuan,
serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia. (Notonegoro dalam
Budiyanto, 2007:6)
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang memiliki nilai
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial. Nilai-
nilai ini oleh bangsa Indonesia dinyatakan sebagai hasil kesepakatan untuk
menjadi dasar negara, pandangan hidup, jati diri bangsa, dan ideologi negara
yang tidak dapat diubah oleh siapapun.

2.2 Hakikat Pancasila Sebagai Dasar Negara


Setiap negara di dunia ini mempunyai dasar negara yang dijadikan
landasan dalam menyelenggarakan pemerintah negara. Seperti Indonesia,
Pancasila dijadikan sebagai dasar negara atau ideologi negara untuk mengatur
penyelenggaraan negara. Hal tersebut sesuai dengan bunyi pembukaan UUD
1945 alenia ke-4 yang berbunyi :“Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu UUD negara Indonesia yang berbentuk dalam suatu
susunan negara”.
Dengan demikian kedudukan pancasila sebagai dasar negara termaktub
secara yuridis konstitusional dalam pembukaan UUD 1945, yang merupakan
cita – cita hukum dan norma hukum yang menguasai hukum dasar negara RI
dan dituangkan dalam pasal – pasal UUD 1945 dan diatur dalam peraturan
perundangan.
Selain bersifat yuridis konstitusional, pancasila juga bersifat yuridis
ketata negaraan yang artinya pancasila sebagai dasar negara, pada hakikatnya
adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum. Artinya segala peraturan
perundangan secara material harus berdasar dan bersumber pada pancasila.
Apabila ada peraturan (termasuk di dalamnya UUD 1945) yang bertentangan
dengan nilai – nilai luhur pancasila, maka sudah sepatutnya peraturan tersebut
dicabut.
Berdasarkan uaraian tersebut pancasila sebagai dasar negara mempunyai
sifat imperatif atau memaksa, artinya mengikat dan memaksa setiap warga
negara untuk tunduk kepada pancasila dan bagi siapa saja yang melakukan
pelanggaran harus ditindak sesuai hukum yang berlaku di Indonesia serta bagi
pelanggar dikenakan sanksi – sanksi hukum.
Nilai – nilai luhur yang terkandung dalam pancasila memiliki sifat
obyektif – subyektif. Sifat subyektif maksudnya pancasila merupakan hasil
perenungan dan pemikiran bangsa Indonesia, sedangkan bersifat obyektif
artinya nilai pancasila sesuai dengan kenyataan dan bersifat universal yang
diterima oleh bangsa – bangsa beradab. Oleh karena memiliki nilai obyektif –
universal dan diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia maka
pancasila selalu dipertahankan sebagai dasar negara.
Jadi berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pancasila sebagai dasar negara memiliki peranan yang sangat penting dalam
mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga cita – cita para pendiri
bangsa Indonesia dapat terwujud.
2.3 Hakikat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia
Setiap bangsa di dunia yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan
jelas ke arah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan
hidup. Dengan pandangan hidup inilah suatu bangsa akan memandang
persoalan yang dihadapinya sehingga dapat memecahkannya secara tepat.
Tanpa memiliki pandangan hidup, suatu bangsa akan merasa terombang –
ambing dalam menghadapi persoalan yang timbul, baik persoalan
masyarakatnya sendiri maupun persoalan dunia.
Menurut Padmo Wahjono : “Pandangan hidup adalah sebagai suatu
prinsip atau asas yang mendasari segala jawaban terhadap pertanyaan dasar,
untuk apa seseorang itu hidup”. Jadi berdasarkan pengertian tersebut, dalam
pandangan hidup bangsa terkandung konsepsi dasar mengenai kehidupan yang
dicita – citakan, terkandung pula dasar pikiran terdalam dan gagasan mengenai
wujud kehidupan yang dianggap baik.
Pancasila sebagai pandangan hidup sering juga disebut way of life,
pegangan hidup, pedoman hidup, pandangan dunia atau petunjuk hidup.
Walaupun ada banyak istilah mengenai pengertian pandangan hidup tetapi pada
dasarnya memiliki makna yang sama. Lebih lanjut Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa dipergunakan sebagai petunjuk dalam kehidupan sehari – hari
masyarakat Indonesia baik dari segi sikap maupun prilaku haruslah selalu
dijiwai oleh nilai – nilai luhur pancasila.
Hal ini sangat penting karena dengan menerapkan nilai – nilai luhur
pancasila dalam kehidupan sehari – hari maka tata kehidupan yang harmonis
diantara masyarakat Indonesia dapat terwujud. Untuk dapat mewujudkan semua
itu maka masyarakat Indonesia tidak bisa hidup sendiri, mereka harus tetap
mengadakan hubungan dengan masyarakat lain. Dengan begitu masing –
masing pandangan hidup dapat beradaftasi artinya pandangan hidup
perorangan / individu dapat beradaptasi dengan pandangan hidup kelompok
karena pada dasarnya pancasila mengakui adanya kehidupan individu maupun
kehidupan kelompok.
Selain sebagai dasar Negara, Pancasila juga merupakan pandangan
hidup bangsa Indonesia. Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila
berarti konsepsi dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa
Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan dalam menjalani hidup. Dalam
konsepsi dasar itu terkandung gagasan dan pikiran tentang kehidupan yang
dianggap baik dan benar bagi bangsa Indonesia yang bersifat majemuk.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan
perwujudan dari nilai-nilai budaya milik bangsa Indonesia sendiri yang diyakini
kebaikan dan kebenarannya. Pancasila digali dari budaya bangsa sendiri yang
sudah ada, tumbuh, dan berkembang berabad-abad lamanya. Oleh karena itu,
Pancasila adalah khas milik bangsa Indonesia sejak keberadaannya sebagai
sebuah bangsa. Pancasila merangkum nilai-nilai yang sama yang terkandung
dalam adat-istiadat, kebudayaan, dan agama-agama yang ada di Indonesia.
Dengan demikian, Pancasila sebagai pandangan hidup mencerminkan jiwa dan
kepribadian bangsa Indonesia.
Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila juga berperan sebagai
pedoman dan penuntun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Dengan demikian, ia menjadi sebuah ukuran/kriteria umum yang
diterima dan berlaku untuk semua pihak Secara sederhana, ideologi dipahami
sebagai gagasan-gagasan dan nilai-nilai yang tersusun secara sistematis yang
diyakini kebenarannya oleh suatu masyarakat dan diwujudkan di dalam
kehidupan nyata. Nilai-nilai yang tercermin di dalam pandangan hidup
ditempatkan secara sistematis kedalam seluruh aspek kehidupan yang mencakup
aspek politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan didalam upaya
mewujudkan cita-citanya. Jadi, dengan kata lain ideologi berisi pandangan
hidup suatu bangsa yang menyentuh segala segi kehidupan bangsa. Setiap
bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas kearah mana
tujuan yang ingin dicapainya sangat membutuhkan pandangan hidup. Dengan
pandangan hidup yang jelas, suatu bangsa akan memiliki pegangan dan
pedoman bagaimana mereka memecahkan masalah-masalah politik, ekonomi,
sosial dan budaya yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju.
Dengan berpedoman pada pandangan hidup sebagai ideologi, sebuah bangsa
akan membangun diri dan negerinya.
Pandangan hidup yang dijadikan ideologi bangsa mengandung konsep
dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan oleh sebuah bangsa dan pikiran-
pikiran terdalam serta gagasan-gagasan sebuah bangsa mengenai wujud
kehidupan yang dianggap baik. Pandangan hidup sebuah bangsa adalah
perwujudan nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu yang diyakini
kebenarannya dan menimbulkan tekad bagi bangsa itu.
2.4 Pancasila dalam pandangan Islam
Diatas juga sudah dijelaskan ada pancasila sebagai dasar negara, sebagai
pandangan hidup bangsa.Pembahasan selanjutnya itu mengenai tentang
pancasila dalam pandangan islam. Pancasila telah menopang dan
mengakomodir berbagai suku, ras, dan agama yang ada di Indonesia. Pancasila
dirasa sangat sesuai dan tepat untuk mengakomodir seluruh ras, suku bangsa,
dan agama yang ada di Indonesia. Hal ini dibuktikan bahwa sila-sila Pancasila
selaras dengan apa yang telah tergaris dalam al-Qur’an.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa. al-Qur’an dalam beberapa ayatnya
menyebutkan dan selalu mengajarkan kepada umatnya untuk
selalu mengesakan Tuhan (misalkan QS. al-Baqarah: 163). Dalam
kacamata Islam, Tuhan adalah Allah semata. Namun, dalam
pandangan agama lain Tuhan adalah yang mengatur kehidupan
manusia, yang disembah.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila kedua ini
mencerminkan nilai kemanusiaan dan bersikap adil (Qs. al-
Maa’idah: 8). Islam selalu mengajarkan kepada umatnya untuk
selalu bersikap adil dalam segala hal, adil terhadap diri sendiri,
orang lain dan alam.
3. Persatuan Indonesia. Semua agama termasuk Islam
mengajarkan kepada umatnya untuk selalu bersatu dan menjaga
kesatuan dan persatuan (Qs. Ali Imron: 103).
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan. Pancasila dalam sila keempat
ini selaras dengan apa yang telah digariskan al-Qur’an dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Islam selalu
mengajarkan untuk selalu bersikap bijaksana dalam mengatasi
permasalahan kehidupan (Shaad: 20) dan selalu menekankan
untuk menyelesaikannya dalam suasana demokratis (Ali Imron:
159).
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila yang
menggambarkan terwujudnya rakyat adil, makmur, aman dan
damai. Hal ini disebutkan dalam surat al-Nahl ayat 90.
2.5 Upaya Menjaga Nilai – Nilai Luhur Pancasila
Nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu
cerminan dari kehidupan masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara
tetap telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan bangsa
Indonesia. Untuk itu kita sebagai generasi penerus bangsa harus mampu
menjaga nilai – nilai tersebut. Untuk dapat hal tersebut maka perlu adanya
berbagai upaya yang didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Upaya – uapaya tersebut antara lain : Ideologi secara praktis diartikan
sebagai system dasar seseorang tentang nilai-nilai dan tujuan-tujuan serta
sarana-sarana pokok untuk mencapainya. Jika diterapkan oleh Negara maka
ideology diartikan sebagai kesatuan gagasan-gagasan dasar yang disusun secara
sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya, baik
sebagai individu, social, maupun dalam kehidupan bernegara. Secara
etimologis, ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu idea dan logia. Idea
berasal dari idein yang berarti melihat. Idea juga diartikan sesuatu yang ada di
dalam pikiran sebagai hasil perumusan sesuatu pemikiran atau rencana. Kata
logia mengandung makna ilmu pengetahuan atau teori, sedang kata logis berasal
dari kata logos dari kata legein yaitu berbicara. Istilah ideologi sendiri pertama
kali dilontarkan oleh Antoine Destutt de Tracy (1754 - 1836), ketika
bergejolaknya Revolusi Prancis untuk mendefinisikan sains tentang ide. Jadi
dapat disimpulkan secara bahasa, ideologi adalah pengucapan atau pengutaraan
terhadap sesuatu yang terumus di dalam pikiran.
Dalam tinjauan terminologis, ideology is Manner or content of thinking
characteristic of an individual or class (cara hidup/ tingkah laku atau hasil
pemikiran yang menunjukan sifat-sifat tertentu dari seorang individu atau suatu
kelas). Ideologi adalah ideas characteristic of a school of thinkers a class of
society, a plotitical party or the like (watak/ ciri-ciri hasil pemikiran dari
pemikiran suatu kelas di dalam masyarakat atau partai politik atau pun lainnya).
Ideologi ternyata memiliki beberapa sifat, yaitu dia harus merupakan pemikiran
mendasar dan rasional. Kedua, dari pemikiran mendasar ini dia harus bisa
memancarkan sistem untuk mengatur kehidupan. Ketiga, selain kedua hal tadi,
dia juga harus memiliki metode praktis bagaimana ideologi tersebut bisa
diterapkan, dijaga eksistesinya dan disebarkan.
Pancasila sebagaimana kita yakini merupakan jiwa, kepribadian dan
pandangan hidup bangsa Indonesia. Disamping itu juga telah dibuktikan dengan
kenyataan sejarah bahawa Pancasila merupakan sumber kekuatan bagi
perjuangan karena menjadikan bangsa Indonesia bersatu.Pancasila dijadikan
ideologi dikerenakan, Pancasila memiliki nilai-nilai falsafah mendasar dan
rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai dasar dalam mengatur
kehidupan bernegara. Selain itu, Pancasila juga merupakan wujud dari
konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini adalah sebuah desain
negara moderen yang disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia
kemudian nilai kandungan Pancasila dilestarikan dari generasi ke generasi.
Pancasila pertama kali dikumandangkan oleh Soekarno pada saat
berlangsungnya sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Republik Indonesia (BPUPKI).
Pada pidato tersebut, Soekarno menekankan pentingnya sebuah dasar
negara. Istilah dasar negara ini kemudian disamakan dengan fundamen, filsafat,
pemikiran yang mendalam, serta jiwa dan hasrat yang mendalam, serta
perjuangan suatu bangsa senantiasa memiliki karakter sendiri yang berasal dari
kepribadian bangsa. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Pancasila secara
formal yudiris terdapat dalam alinea IV pembukaan UUD 1945. Di samping
pengertian formal menurut hukum atau formal yudiris maka Pancasila juga
mempunyai bentuk dan juga mempunyai isi dan arti (unsur-unsur yang
menyusun Pancasila tersebut). Sepantasnya sebagai warga negara Indonesia
kembali menyelami kandungan nilai-nilai luhur tersebut.
1. Ketuhanan (Religiusitas)
Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu
dengan sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan
mulia. Memahami Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan
masyarakat yang beketuhanan, yakni membangun masyarakat Indonesia yang
memiliki jiwa maupun semangat untuk mencapai ridlo Tuhan dalam setiap
perbuatan baik yang dilakukannya. Dari sudut pandang etis keagamaan, negara
berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa itu adalah negara yang menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama dan beribadat
menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Dari dasar ini pula, bahwa
suatu keharusan bagi masyarakat warga Indonesia menjadi masyarakat yang
beriman kepada Tuhan, dan masyarakat yang beragama.
2. Kemanusiaan (Moralitas)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu
kesadaran tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia
mempunyai potensi untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang
beradab. Manusia yang maju peradabannya tentu lebih mudah menerima
kebenaran dengan tulus, lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola
kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal hukum universal. Kesadaran
inilah yang menjadi semangat membangun kehidupan masyarakat dan alam
semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih, serta dapat
diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang harmoni penuh toleransi dan
damai.
3. Persatuan (Kebangsaan) Indonesia
Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran
Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa
Indonesia hadir untuk mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa
dari Sabang sampai Marauke. Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun
pandangan dogmatik dan sempit, namun harus menjadi upaya untuk melihat diri
sendiri secara lebih objektif dari dunia luar. Negara Kesatuan Republik
Indonesia terbentuk dalam proses sejarah perjuangan panjang dan terdiri dari
bermacam-macam kelompok suku bangsa, namun perbedaan tersebut tidak
untuk dipertentangkan tetapi justru dijadikan persatuan Indonesia.
4. Permusyawaratan dan Perwakilan
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan
dengan orang lain, dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling
menghargai satu sama lain atas dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip-
prinsip kerakyatan yang menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa
Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam dunia modern, yakni kerakyatan
yang mampu mengendalikan diri, tabah menguasai diri, walau berada dalam
kancah pergolakan hebat untuk menciptakan perubahan dan pembaharuan.
Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi sosial yang menampilkan rakyat berpikir
dalam tahap yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari
belenggu pemikiran berazaskan kelompok dan aliran tertentu yang sempit.
5. Keadilan Sosial
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak
berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan
berbangsa. Itu semua bermakna mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu
secara organik, dimana setiap anggotanya mempunyai kesempatan yang sama
untuk tumbuh dan berkembang serta belajar hidup pada kemampuan aslinya.
Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan
peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara merata.
(Dari berbagai sumber).
2.6 Hubungan Pancasila Dengan Nilai Ajaran Islam

Menurut Dr. H. Syamsul Hidayat, M.A.


Para pendiri bangsa telah meletakkan dasar-dasar tegaknya sebuah
negara-bangsa yang bernama Indonesia. Betapa seriusnya para pendiri bangsa
dalam merumuskan konsep ideologi negara dapat dilihat dari dinamika
perdebatan di antara mereka dalam merumuskan landasan ideologi sesuai
dengan latar belakang keilmuan, agama dan budaya masing-masing, dengan
disertai rasa saling menghargai dan menghormati. Meskipun melalui perdebatan
yang sengit, keragaman pendapat dan gagasan yang ada kemudian bertemu pada
komitmen bersama untuk membangun sebuah negara yang berdaulat, dengan
melahirkan sebuah rumusan ideologi yang mampu meramu dan menampung
semua elemen dan komponen bangsa, yaitu Pancasila. Titik temu ini
mengandaikan bahwa seluruh nilai-nilai dan falsafah hidup seluruh elemen
bangsa ini, baik yang bersumber dari keimanan dan keagamaan, maupun nilai-
nilai budaya dirangkum sedemikian rupa dalam rumusan Pancasila.
Nila-nilai luhur dari agama (termasuk dan terutama Islam) dan budaya
yang terintegrasi dalam ideologi negara telah menjadikan Pancasila sebagai
ideologi yang relatif kokoh. Kokohnya ideologi Pancasila telah terbukti dengan
daya tahannya yang tinggi terhadap segala gangguan dan ancaman dari waktu
ke waktu, sehingga sampai saat ini tetap eksis sebagai falsafah dan landasan
serta sumber dari segala sumber hukum bagi negara-bangsa Indonesia.
Namun akhir-akhir ini, gangguan dan ancaman terhadap ideologi
Pancasila semakin kuat, terlebih pada era gelobalisasi di mana percaturan dan
pergumulan bahkan benturan antar berbagai pemikiran dan ideologi dunia
begitu keras. Hal ini ditandai semakin melemahnya penghayatan terhadap nilai-
nilai Pancasila pada generasi penerus bangsa, karena semakin banyaknya anak
bangsa yang kian tertarik kepada ideologi-ideologi dan budaya lain yang
memang gencar memasarkan dan menjajakan kepada siapa pun melalui metode
dan media yang sangat menarik. Bahkan, kondisi ini juga melanda para
pemimpin bangsa yang mestinya telah memahami sejarah dan dinamika
perjuangan bangsa dan menjiwai-menghayati nilai-nilai ideologi Pancasila.
Saat ini ancaman terbesar Pancasila, tetapi hampir tidak kentara dan
tidak terasa karena sangat halus sekali serangannya adalah kecenderungan dan
gerakan sekularisasi Pancasila, yang ingin memisahkan bahkan mensterilkan
Pancasila dari nilai-nilai Agama, termasuk di dalamnya adanya upaya
membenturkan seolah-olah ada pertentangan yang hebat antara Pancasila dan
Agama (terutama Islam). Dalam benturan ini muncul dua kutub ekstrem, yang
sama-sama tidak menguntungkan bagi ideologi Pancasila, yaitu kutub anti
Pancasila dan kutub anti Islam. Di satu sisi Pancasila dianggap aturan thoghut,
namun di sisi lain Islam dianggap mengancam Pancasila, tentu kedua-duanya
tidak benar baik dalam konteks Islam maupun Pancasila itu sendiri.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Bahwa pancasila sebagai dasar negara memiliki peranan yang


sangat penting dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara
sehingga cita – cita para pendiri bangsa Indonesia dapat terwujud.
Pandangan hidup yang dijadikan ideologi bangsa mengandung konsep
dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan oleh sebuah bangsa
dan pikiran-pikiran terdalam serta gagasan-gagasan sebuah bangsa
mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Pandangan hidup
sebuah bangsa adalah perwujudan nilai-nilai yang dimiliki oleh
bangsa itu yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad bagi
bangsa itu. Danpancasila dalam prespektif islam bahwa sila-sila
Pancasila selaras dengan apa yang telah tergaris dalam al-
Qur’an,upaya yang dilakukan itu dengan menyelami nilai-nilai luhur
pancasila,banyak langkah - langkah yang harus kita ambil untuk
menjalankan atau menerapkan pancasila dalam kehidupan kita.
DAFTAR PUSTAKA

1.Zahro Ahmad, Antologi Kajian Islam, Surabaya: LkiS


2006.

2.Tafsir Ahmad, Filasafat Ilmu, Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya 2007.

3.Ahmad Kosasih Djahiri,Pancasila sebagai ideologi


bangsa, Jakarta: Prenada Media,2008.

Anda mungkin juga menyukai