Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BAHASA INDONESIA

(KALIMAT EFEKTIF)

Dosen Pengampu: Eka Nurjanah, M.Pd.

Disusun Oleh: Anisa Indah Mayangsari (1117065)


Novita Lutfi Ivada (1117084)

Prodi Pendidikan Agama Islam


Fakulltas Agama Islam
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM JOMBANG
20 Oktober 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas membuat makalah Bahasa
Indonesia yaitu “Kalimat Efektif”. Meskipun ada sedikit cobaan, rintangan,
hambatan, dan masalah dalam menyelesaikan tugas ini tetapi kami tetap berusaha
memberikan yang terbaik. Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik.
Pada kesempatan ini kami tidak lupa menyampaikan rasa syukur dan terima
kasih kepada dosen pengampu Ibu Eka Nurjanah, M.Pd. yang telah memberikan
tugas makalah ini sehingga kami bisa menyelesaikan dengan tepat waktu.
Dengan penuh kesadaran bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini
melainkan Allah SWT, maka tugas makalah ini pun tidak luput dari segala
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat memperbaiki, menyempurnakan, dan mengembangkan
makalah ini sangat kami harapkan.
Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Dan semoga laporan ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik.
Ami.
Jombang, 20 Oktober 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahasa adalah sebagai sarana berkomunikasi yang digunakan antar manusia.


Bahasa tersebut berisi pikiran, keinginan, dan perasaan yang ada pada seorang
pembicara dan penulis. Bahasa yang digunakan itu sebaiknya dapat mendukung
maksud secara jelas supaya apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu
dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai
sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.

Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun secara sadar untuk mencapai
daya informasi yang diinginkan oleh penulis terhadap pembaca. Dapat
disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki potensi untuk
menyampaikan pesan, ide, gagasan atau informasisecara utuh, jelas, dan tepat,
sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami maksud yang diungkapkan
oleh pembaca atau penulis.
Menurut Widjono karakteristik kalimat efektif setidaknya mencakup hal-hal
sebagai berikut
a. Kesepadanan dan kesatuan gagasan. Karakteristik ini harus ada agar
informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah. Kesatuan kalimat ditandai
dengan kesepadanan struktur dan makna kalimat.
b. Hadirnya subjek (S) dan predikat (P). Suatu kalimat harus memiliki S dan P
yang jelas. Ketidakjelasan dapat timbul karena adanya kata depan yang
teletak didepan subjek.
c. Tidak hadirnya subjek ganda. Suatu klausa atau kalimat tunggal hanya boleh
memiliki satu subjek. Jika lebih dari satu subjek, subjek yang lain harus
dihapus.
d. Tidak hadirnya kata hubung intrakalimat, khususnya pada kalimat tunggal.
Kata hubung, seperti sedangkan dan sehingga,hanya digunakan dalam
kalimat majemuk dan tidak boleh ada dalam kalimat tunggal.
e. Tidak hadirnya kata yang di depan predikat. Kehadiran kata yang akan
mengakibatkan kalimat kehilangan predikat. Oleh karena itu, kata yang
harus dibuang dari kalimat tersebut.
f. Kesejajaran adalah penggunaan bentuk-bentuk yang sama pada kata-kata
yang paralel dan memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat
itu menggunakan kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lain pun
harus menggunakan kata di- pula.
g. Ketegasan merupakan suatu penegasan pada ide pokok kalimat dan di
letakkan di bagian yang ingin ditegaskan di awal kalimat agar pembaca
dapat dengan mudah mendapatkan informasi.
h. Kehematan merupakan menggunakan kata, frasa atau bentuk lain yang
dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
i. Kelogisan, artinya hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki
hubungan yang logis atau masuk akal.
j. Kecermatan, artinya kalimat yang dihasilkan tidak menimbulkan penafsiran
ganda dan harus tepat dalam penggunaan diksi.
1.2. Rumusan Masalah
2. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif ?
3. Apa saja unsur-unsur kalimat ?
4. Apa ciri-ciri kalimat efektif ?
5. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif ?
6. Bagaimana struktur kalimat efektif ?
1.3. Tujuan Pembahasan
2. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia sehingga
menjadi baik dan benar
3. Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam berbahasa
4. Menjaga kemurnian bahasa Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

1.1. Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca,
seperti gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau penulis. Kalimat
dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan,
maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau
penulis. Kalimat efektif adalah kalimat yang terdiri atas kata-kata yang
mempunyai unsur SPOK atau kalimat yang mempunyai ide atau gagasan
pembicara/ penulis.
1.2. Unsur-Unsur Kalimat Efektif
Unsur kalimat adalah fungsi dalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama
lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat, yaitu
subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).
Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni
subjek dan predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap, dan keterangan) dalam
suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
1. Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda),
sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek
biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini: Ayahku sedang melukis.
Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah subjek.
2. Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa
atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu
kalimat). Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), P dapat pula
menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri S. termasuk juga sebagai P
dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh S.
predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau
adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal. Perhatikan
contoh berikut : Ibu sedang tidur siang.
Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah predikat.
3. Objek (O)
Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Objek pada umumnya
diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak objek selalu di belakang
predikat yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya
objek, contoh :
Arsitek merancang …
Verba transitif merancang pada contoh tersebut adalah predikat yang menuntut
untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi predikat pada kalimat itulah
yang dinamakan objek.
4. Pelengkap (Pel)
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi
predikat. Letak pelengkap umumnya di belakang predikat yang berupa verba.
Posisi seperti itu juga ditempati oleh objek, dan jenis kata yang mengisi
pelengkap dan objek juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau
klausa. Perhatikan contoh di bawah ini:
Banyak proposal berlandaskan Pancasila.
S P Pel

5. Keterangan (ket)

Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal


mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan
S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir
kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa preporsisional, adverbia, atau
klausa.

2.3. Syarat Kalimat Efektif


a. Koherensi
Koherensi yaitu hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur
(kata atau kelompok kata) yang membentuk kata itu. Ada bagian kalimat-
kalimat yang memiliki hubungan yang lebih erat sehingga tidak boleh
dipisahkan, ada yang lebih renggang kedudukannya sehingga boleh ditempatkan
dimana pun, asal jangan disisipkan antara kata-kata atau kelompok kata yang
tepat hubungannnya.
Hal-hal yang merusak koherensi:
1) Karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat.
2) Kesalahan menggunakan kata-kata depan, kata penghubung, dan
sebagainya .
3) Pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata yang maknanya tidak
tumpang tindih, atau hakikatnya mengandung kontradiksi.
4) Kesalahan menempatkan keterangan aspek (sudah, telah, akan, belum, dan
sebagainya) pada kata kerja tanggap.
b. Kesatuan
Kesatuan artinya kalimat harus memiliki unsur-unsur subjek dan predikat, atau
bisa ditambah dengan objek , keterangan, dan unsur-unsur subjek, predikat,
objek, keterangan, dan pelengkap, melahirkan keterpautan arti yang merupakan
ciri keutuhan kalimat.
Contoh : Ibu menata ruang tamu tadi pagi
S P Pel K
Dari contoh tersebut, kalimat ini jelas maknanya, hubunngan antar unsur
menjadi jelas sehingga ada kesatuan bentuk yang membentuk kepaduan makna.
Pada umumnya dalam suatu kalimat terdapat satu ide yang hendak disampaikan
serta penjelasan mengenai ide tersebut.
c. Kehematan
Kehematan yang dimaksud berupa kehematan dalam pemakaian kata, frasa, atau
bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan. Kehematan itu menyangkut soal
gramatikal dan makna kata. Berikut unsur-unsur penghematan yang
diperhatikan:
1) Frasa pada awal kalimat. Contoh:
Sulit untuk menentukan diagnose jika keluhan hanya berupa sakit perut, menurut
para ahli bedah (Benar)
2) Pengurangan subjek kalimat. Contoh :
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai memasuki
ruangan
(Salah)
d. Keparalelan
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang
digunakan dalam kalimat itu. Jika kalimat pertama menggunakan kata verba
bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata
kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus memakai kata kerja
berimbuhan me-, juga. Contoh:
Kakak menolong orang itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (Tidak efektif)
Kakak menolong orang itu dengan memapapahnya ke pinggir jalan. (Efektif)
e. Penekanan
Gagasan pokok atau misi yang ingin ditekankan oleh pembicara biasanya
dilakukan dengan memperlambat ucapan, melirihkan suara, dan sebagainya pada
bagian kalimat tadi. Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberikan
penekanan, yaitu:
1) Posisi dalam kalimat
Untuk memberikan penekanan pada kalimat, biasanya dengan menempatkan
bagian itu didepan kalimat. Pengutamaan bagian kalimat selain dapat mengubah
urutan kata juga dapat mengubah bentuk kata dalam kalimat. Contoh :
Salah satu indicator yang menunjukkan Pertamina tidak efektif adalah rasio
yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dengan produksi
minyak.
2) Urutan yang logis
Suatu kalimat biasanya menggambarkan suatu kejadian atau peristiwa. Kejadian
yang berurutan hendaknya diperhatikan agar urutannya tergambar dengan logis.
Urutan yang logis dapat disusun secara kronologis, dengan penatan urutan yang
makin lama makin penting atau dengan mengambarkan suatu proses. Contoh :
Kehidupan anak muda itu sulit dan tragis.
f. Kevariasian
Untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca, diperlukan variasi
dalam teks. Ada kalimat yang dimulai dengan sebjek, predikat, atau keterangan.
Ada kalimat yang pendek dan panjang.
1) Cara memulai.
a) Subjek pada awal kalimat.
b) Predikat pada awal kalimat (kalimat inversi sama dengan susun balik)
c) Kata modal pada awal kalimat.
Dengan adanya katamodal, maka kalimat-kalimat akan berubah nadanya,
yang tegas menjadi ragu dan yang keras menjadi lembut dan sebaliknya..
Untuk menyatakan kepastian digunakan kata: pasti, pernah, tentu, sering,
jarang, kerapkali, dan sebagainya.
Untuk menyatakan ketidakpastian digunakan: mungkin, barangkali, kira-kira,
rasanya, tampaknya, dan sebagainya.
Untuk menyatakan kesungguhan digunakan: sebenarnya, sesungguhnya,
sebetulnya, benar, dan sebagainya
Contoh : Sering mereka belajar bersama-sama.
2) Panjang-pendek kalimat.
Tidak selalu kalimat pendek mencerminkan kalimat yang baik atau efektif,
kalimat panjang tidak selalu rumit. Akan sangat tidak menyenangkan bila
membaca karangan yang hanya terdiri dari kalimat yang seluruhnyapendek-
pendek atau panjang-panjang. Dengan menggabungkan beberapa kalimat
tunggal menjadi kalimat majemuk setara akan terasa hubungan antara kalimat
menjadi lebih jelas, lebih mudah dipahami sehingga keseluruhan paragraf
merupakan kesatuan yang utuh.
3) Jenis kalimat
Biasanya dalam menulis, orang cenderung menyatakannya dalam wujud kalimat
berita. Hal ini wajar karena dalam kalimat berita berfungsi memberitahu tentang
sesuatu. Dengan demikian, semua yang bersifat memberi informasi dinyatakan
dengan kalimat berita. Akan tetapi, hal ini tidak berarti bahwa dalam rangka
memberi informasi, kalimat tanya atau kalimat perintah tidak digunakan, justru
variasi dari ketiganya akan memberikan penyegaran dalam karangan.
4) Kalimat aktif dan pasif
Selain pola inversi , panjang-pendek kalimat, kalimat majemuk dan setara, maka
pada kalimat aktif dan pasif dapat membuat tulisan menjadi bervariasi.
5) Kalimat langsung dan tidak langsung.
Biasanya yang dinyatakan dalam kalimat langsung ini adalah ucapan-ucapan
yang bersifat ekspresif. Tujuannya tentu saja untuk menghidupkan paragraph.
Kalimat langsung dapat diambil dari hasil wawancara, ceramah, pidato, atau
mengutip pendapat seseorang dari buku.
2.4. Pengembangan Kalimat Efektif
Pengembangan kalimat efektif dapat dilakukan untuk menjadikan
kalimat sebagai sarana pengungkap dan penangkap pesan agar komunikasi
terjadi secara efektif. Untuk mengembangkan kalimat efektif, ada dua hal yang
perlu diperhatikan, yakni persyaratan kalimat efektif dan kiat pengembangan
kalimat efektif.
Kalimat efektif dapat dikembangkan dengan kiat-kiat khusus yakni: (1) kiat
pengulangan, (2) kiat pengedepanan, (3) kiat penyejajaran, dan (4) kiat
pengaturan variasi kalimat. Kiat pengulangan digunakan dengan menampilkan
informasi penting dengan menampilkan ulang infomasi itu baik dalam kalimat
maupun dalam untaian kalimat. Kiat pengedepanan digunakan untuk
menonjolkan informasi dengan menempatkan unsur yang ditonjolkan itu
dibagian depan kalimat. Kiat penyejajaran digunakan untuk menampilkan unsur
kalimat dalam posisi yang sejajar. Kiat pengaturan variasi kalimat digunakan
untuk menampilkan kalimat secara bervariasi, baik variasi strukktur kalimat
maupun jenis variasi kalimat.
Kalimat efektif dapat dikembangkan lebih variatif dengan menambah
struktur, diksi, dan gaya bahasa, tetapi variasi tersebut tidak boleh menimbulkan
perubahan makna yang berakibat pada salah paham.
2.5. Teknik Menyusun Kalimat Efektif
Ada beberapa hal yang layak diperhatikan saat menyusun kalimat sehingga
benar-benar efektif, yakni:
a. Variasikan panjang- pendeknya kalimat.
Kalimat pendek terdiri atas 2 sampai 15 kata. Kita menggunakan kalimat pendek
dan kalimat panjang dengan kombinasi yang baik. Variasi ini akan menjadikan
tulisan kita menarik.
b. Kombinasikan kalimat langsung dengan kalimat tidak langsung.
Kalimat langsung adalah kalimat yang dipetik langsung dari kata yang
diucapkan seseorang. Apa yang diucapkan atau ditulis seseorang, itulah yang
dipetik tanpa mengubahnya sama sekali. Kalimat langsung dicirikan dengan
tanda petik ganda (‘’) pada awal dan pada akhir petikan.
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang secara tidak langsung
menyampaikan sebuah pernyataan. Kalimat tidak langsung dicirikan dengan
dengan kata ‘‘bahwa’’.
Antara bagian kalimat yang dibuat dan penulisnya sendiri dengan bagian lainnya
yang diambil dari sebuah pernyataan.
c. Kalimat hendaknya berdiri sendiri.
Misalkan “berdasarkan informasi terbaru yang diperoleh dari sebuah harian ibu
kota.’’ Menurut anda apakah kalimat itu bisa berdiri sendiri? Tidak, bukan?
Anda mungkin akan mencoba melengkapinya sehingga menjadi sebuah kalimat
yang utuh dan dapat berdiri sendiri.
d. Hindari kalimat yang bernak-pinak.
Cobalah perhatikan kalimat ini. “Aku baru saja pergi ke pasar untuk membeli
sejumlah belanjaan , seperti sayur-mayur, daging, cabai, garam, dan membeli
peralatan dapur lainnya seperti sendok, piring, dan aku pergi ke tukang arloji
untuk memperbaiki arlojiku yang sudah lama rusak dan tidak pernah kepakai
lagi, ketika berpergian ke mana pun termasuk ketika aku pergi ke Lampung
dengan teman-teman di kantorku untuk urusan kedinasan.”
Kalimat tersebut dapat dimengerti, tetapi cukup melelahkan membacanya
bukan? Kalimat tersebut dapat dipotong sehingga menjadi tiga kalimat yang
utuh dan lebih enak dibaca.
e. Kombinaskan jenis kalimat yang digunakan
Pakailah kalimat berita dan sesekali kombinasikan dengan kalimat langsung dan
tidak langsung. Jangan lupa memanfaatkan kalimat Tanya. Hal ini untuk variasi
agar rangkaian kalimat yang kita susun menjadi lebih hidup.
2.6. Contoh Perbedaan Kalimat Tidak Efektif dan Kalimat Efektif
Perhatikan tabel berikut.
Kalimat Tidak Efektif Kalimat Efektif

Sungguh sangat benar-benar malang Sungguh sangat malang nasib anak


sekali nasib anak itu. itu.
Kemarin banyak para karyawan yang Kemarin banyak karyawan yang
melakukan demonstrasi. melakukan demonstrasi.
Kegiatan itu adalah merupakan Kegiatan itu merupakan kegiatan yang
kegiatan yang bertujuan agar bertujuan membangkitkan motivasi
membangkitkan motivasi belajar belajar mahasiswa.
mahasiswa.
Semua mahasiswa-mahasiswa Semua mahasiswa perguruan tinggi
perguruan tinggi ini harus membayar ini harus membayar uang kuliah.
uang kuliah.
Rapat tadi dihadiri para pemimpin dan Rapat tadi dihadiri oleh pemimpin dan
para staf-stafnya. para stafnya.
Kepala sekolah mengimbau agar para Kepala sekolah mengimbau agar para
murid-murid giat dalam belajar. murid giat dalam belajar.
Dia berhasil terhindar daripada Dia berhasil terhindar dari kecelakaan
peristiwa kecelakaan itu. itu.

2.7. Kesalahan Dalam Penulisan Kalimat Efektif


Berikut ini disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi
dalam penulisan serta perbaikannya agar menjadi kalimat efektif.
1. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebua kalimat.
a. Sejak dari usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya. (Tidak
Efektif)
Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya. (Efektif)
b. Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang
menyenangkan.
(Tidak Efektif)
Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
(Efektif)
2. Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat.
a. Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan
segera diubah. (Tidak Efektif)
Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.
(Efektif)
b. Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal. (Tidak Efektif)
Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal. (Efektif)
3. Penggunaan Imbuhan Yang Kacau
a. Yang meminjam buku diperpustakaan harap dikembalikan. (Tidak
Efektif)
Yang meminjam buku diperpustakaan harap mengembalikan. (Efektif )
b. Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
(Tidak Efektif)
Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi
perbuatannya.
(Efektif)
4. Kalimat Tak Selesai.
a. Manusia yang secara kodrati merupakan makhluk sosial yang selalu
ingin berinteraksi. (Tidak Efektif)
Manusia yang secara kodrati merupakan makhluk sosial, selalu ingin
berinteraksi (Efektif)
b. Rumah yang besar yang terbakar itu. (Tidak Efektif)
Rumah yang besar itu yang terbakar. (Efektif)
5. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku.
a. Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk. (Tidak Efektif)
Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk. (Efektif)
b. Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang. (Kalimat Efektif)
Pertemuan itu berhasil menelurkan ide-ide cemerlang. (Efektif)
6. Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana dan ‘yang mana’
a. Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik. (Tidak Efektif)
Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik. (Efektif)
b. Manusia membutuhkan makanan yang mana makanan itu harus
mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. (Tidak Efektif)
Manusia membutuhkan makanan yang mengandung zat-zat yang
diperlukan oleh tubuh. (Tidak Efektif)
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau
pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis
atau pembicaranya.

1. Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O),
pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).
2. Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan,
kehematan, kecermatan, kepaduan, kelogisan.

3.2. SARAN

a. Bagi para pendidik


Para pendidik sebaiknya memahami berbagai ragam bahasa supaya dalam proses
kegiatan belajar mengajar teradi komunikas yang baik dan tepat penggunaan
bahasanya antara pendidik dengan peserta didik.
b. Bagi calon pendidik
Para calon pendidik sebaiknya memahami dan mencari pengetahuan
secara seksama mengenai materi dalam makalah ini supaya pada saat pendidik
terjun ke lapangan tidak terjadi kekeliruan dalam pemakaian bahasa terhadap
peserta didik dengan pedidik.
c. Bagi lembaga sekolah
Lembaga sekoah sebaiknya memberikan dan menekankan perhatian
penuh terhadap penggunaan ragam bahasa yang tepat agar terjalin komunikasi
yang selaras.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.
Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
http:////Pengertian, Ciri, dan Penggunaan Kalimat Efektif.html.
http://kalimatefektif2013.blogspot.co.id/
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai