Di buat oleh :
Kelompok 02
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar negara indonsia yang menggambarkan falsafah, ideology, dan cita-cita
bangsa Indonesia. Pancasila telah menjadi landasan perjuangan bagi bangsa Indonesia dalam
mencapai kemerdekaan, serta sebagai pedoman dalam membangun negara yang adil dan makmur.
Dalam konteks perjuangan, Pancasila memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing
perjalanan perjuangan bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia yang kita ketahui pancasila dapat dinyatakan sebagai kausa materialis karena
nilainilai essensial yang terkandung di dalam Pancasila ada lima yaitu: Ketuhananan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan dan keadilan sosial secara objektif pula itu sudah dimiliki oleh Bangsa
Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan negara.
Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para pendiri negara untuk
dijadikan sebagai dasar filsafat negara Indonesia. karena pancasila merupakan suatu hal yang sangat
penting, maka pemahaman Pancasila harus dilakukan secara utuh dan ada kaitannya dengan jati diri
Bangsa Indonesia. Di sisi lain, menurut sejarah bangsa Indonesia pada saat itu sudah medirikan dua
kerajaan yaitu kerajaan sriwijaya di sumatera selatan dan kerajaan majapahit di jawa timur. Dua
kerajaan ini di bangun dalam dua zaman yang di mana Era tersebut memiliki arti penting dalam
sejarah bangsa Indonesia karena memenuhi syarat berdirinya suatu bangsa yang bernegara. Dan
sudah mengalami kehidupan masyarakat yang sejahtera serta memiliki wilayah yang meliputi seluruh
nusantara.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam bab ini, akan dibahas tentang konsep Pancasila dalam konteks perjuangan. Beberapa
pertanyaan yang akan dijawab dalam antara lain:
1.3 Tujuan
Pancasila telah menjadi landasan perjuangan bagi bangsa Indonesia dalam mencapai
kemerdekaan, oleh karena itu penulis mengharapkan dengan di tulisnya makalah ini :
1. Pembaca dapat mengetahui bagaimana peran pancasila dalam konteks perjuangan bangsa
Indonesia.
2. Pembaca dapat mengerti tentang penerapan nilai nilai pancasila dalam konteks perjuangan
bangsa indonesia, seperti semangat persatuan dan kesatuan, sikap rela berkorban, dan pantang
menyerah.
3. Pembaca dapat mengetahui apa saja tantangan dalam penerapan nilai nilai pancasila dalam
konteks perjuangan bangsa indonesia.
4. Pembaca dapat mengerti apa saja upaya yang dapat di lakukan untuk mengatasi tantangan
dalam penerapan nilai-nilai Pancasila dalam konteks perjuangan bangsa Indonesia.
BAB 2
PEMBAHASAN
Soekarno, sebagai salah satu tokoh pada kelahiran Pancasila 1 Juni 1945, menyatakan
bahwa dirinya bukan “pencipta”, tetapi “penggali”. Pernyataan tersebut menunjukkan
bahwa nilai yang terkandung dalam pancasila sebenernya telah hidup di masyarakat
Indonesia sendiri. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sangatlah beragam,
sesuai sila-sila yang ada sebagai berikut
1. Ketuhanan
2. Kemanusiaan
Ungkapan seperti 'turut berbela sungkawa' menunjukkan bahwa orang Indonesia tidak
hanya menyaksikan peristiwa yang dialami oleh orang lain, baik kedukaan maupun
kegembiraan. Akan tetapi, secara turun temurun diajarkan untuk berusaha memahami
perasaan orang lain melalui penempatan seandainya peristiwa itu dialami sendiri.
Sikap dan perilaku seperti itu dikenal sebagai empati. Sikap empati yang berkembang
dalam masyarakat Indonesia didasarkan pada pandangan bahwa orang lain adalah
saudara, sehingga diperlakukan dengan penuh kehangatan kasih sayang.
Menempatkan orang lain sebagai saudara melahirkan sikap untuk selalu melindungi
dan menghormati. Di pihak lain, pandangan itu mendorong terjadinya kerjasama
dengan orang lain, baik antar suku maupun dengan bangsa lain. Dalam sejarah
pelayaran sama sekali tidak pernah terdengar berita maupun catatan bangsa lain yang
mengungkapkan bahwa bangsa kita membuat masalah di negeri orang. Sebaliknya,
mereka mencatat bangsa kita sebagai bangsa yang berbudi tinggi.
3. Persatuan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
A. Kerajaan Sriwijaya
B. Kerajaan Majapahit
Di Indonesia, sejumlah kerajaan Islam telah muncul sejak abad ke-13 hingga abad
ke-16. Ini adalah contoh-contoh kerajaan Islam di Indonesia
Samudera Pasai, terletak di Aceh Utara, Sumatera, adalah salah satu kerajaan Islam
tertua di Indonesia. Mereka merupakan pusat perdagangan rempah-rempah dan
menjadi pusat agama Islam di wilayah tersebut. Samudera Pasai berinteraksi dengan
pedagang dan pelaut dari Timur Tengah dan Asia Selatan.
Demak, yang terletak di Jawa Tengah, adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.
Pada tahun 1478, Raden Patah, seorang penguasa lokal, memeluk Islam dan
mendirikan kerajaan Demak. Demak menjadi pusat penyebaran Islam di Pulau Jawa
dan memainkan peran penting dalam penyebaran agama Islam di Nusantara.
Kerajaan Aceh, yang terletak di utara Sumatera, menjadi pusat Islam yang kuat di
Indonesia. Aceh dikenal karena peranannya dalam perdagangan rempah-rempah dan
menjadi pusat pelabuhan yang penting. Aceh juga memiliki tradisi keilmuan dan seni
yang kaya.
5. Mataram (abad ke-16 hingga ke-18):
Kerajaan Mataram, yang terletak di Jawa Tengah dan Yogyakarta modern, adalah
kerajaan Islam terbesar di Pulau Jawa pada abad ke-17. Salah satu raja terkenal dari
Mataram adalah Sultan Agung, yang memperluas wilayah kerajaan dan membangun
struktur pemerintahan yang kuat.
Banten, yang terletak di barat Pulau Jawa, adalah kerajaan Islam yang penting pada
masa itu. Mereka memiliki hubungan perdagangan dengan Belanda dan membentuk
aliansi dengan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie), perusahaan Hindia
Belanda.
Awalnya, bangsa Eropa diterima dengan baik oleh penduduk Indonesia. Namun,
lama-kelamaan bangsa Eropa mulai menunjukkan sikap yang sewenang-wenang.
Mereka mulai memaksa penduduk Indonesia untuk menjual rempah-rempah dengan
harga murah dan memonopoli perdagangan rempah-rempah.
Pada abad ke-17, Belanda berhasil mengalahkan Portugis dan Spanyol di Indonesia.
Belanda kemudian mendirikan Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) untuk
mengelola perdagangan dan pemerintahan di Indonesia. VOC menerapkan sistem
monopoli perdagangan yang sangat merugikan penduduk Indonesia.
Gerakan nasional Indonesia dimulai dengan berbagai peristiwa penting pada awal
abad ke-20. Pada tahun 1908, sebuah organisasi pemuda bernama "Budi Utomo"
didirikan di Yogyakarta oleh sekelompok intelektual Indonesia yang dipimpin oleh
Dr. Wahidin Sudirohusodo. Organisasi ini bertujuan untuk memajukan pendidikan
dan kebudayaan masyarakat Indonesia.
Pada tahun 1908, di Indonesia terjadi peristiwa penting yang dikenal dengan nama
"Sumpah Pemuda". Pada tanggal 28 Oktober 1908, pemuda-pemuda dari berbagai
etnis dan latar belakang sosial budaya di Indonesia bersatu dalam suatu kongres di
Jakarta. Mereka bersama-sama mengucapkan Sumpah Pemuda, yang memuat tekad
untuk bersatu dalam satu bangsa, satu bahasa (Bahasa Indonesia), dan satu tanah air,
Indonesia. Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah yang penting dalam pergerakan
nasional Indonesia menuju kemerdekaan dari penjajahan kolonial. Sumpah Pemuda
menggambarkan semangat persatuan dan nasionalisme yang menjadi landasan bagi
perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Setelah ratusan tahun Indonesia dijajah bangsa asing, pada 17 Agustus 1945 bangsa
Indonesia berhasil memproklamirkan kemerdekaannya yang di pimpin oleh Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
Pada tanggal 6 Agustus 1945, terjadi tragedi pengeboman di kota Nagasaki oleh
Sekutu. Pada masa itu Indonesia sedang dalam masa penjajahan bangsa Jepang.
Karena tragedi tersebut Jepang mulai lengah dan terguncang.
Namun, dua hari kemudian, pada tanggal 9 Agustus 1945 terjadi pengemboman lagi
di kota Hiroshima oleh tentara Sekutu. Tentu kejadian ini melemahkan Jepang,
sehingga Jepang memutuskan untuk lebih fokus pada tragedi ini.
Setelah melewati perdebatan panjang, Ir. Soekarno pun menyetujui rencana para
pemuda tersebut dan memutuskan untuk segera kembali ke Jakarta untuk
Merumuskan teks Proklamasi.
Setelah peristiwa Rengasdengklok, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke
Jakarta untuk bertemu dengan Mayor Jenderal Oosugi Nishimura selaku Kepala
Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang. Nishimura mengatakan
bahwa Jepang harus menjaga status quo dan tidak dapat memberikan izin untuk
memberikan kemerdekaan bagi Indonesia seperti yang dijanjikan oleh Marsekal
Terauchi di Dalat. Kemudian, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta menyesali keputusan
tersebut lalu menuju ke rumah Laksamana Maeda untuk melakukan rapat guna
menyiapkan teks Proklamasi.
Pukul 10, Soekarno membacakan teks Proklamasi dan pidato singkatnya yang
berbunyi:
Mulai saat ini kita menjusun Negara kita ! Negara Merdeka, Negara Republik
Indonesia, merdeka kekal dan abadi. Insja Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan
kita itu.
Kemudian, bendera Merah Putih, yang dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan oleh
seorang prajurit PETA bernama Latief Hendraningrat yang dibantu oleh Soepardjo
dan seorang pemudi yang membawa nampan berisi bendera Merah Putih. Setelah
bendera berkibar, lagu Indonesia Raya dinyanyikan oleh semua hadirin. Bendera
pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Proklamasi Nasional hingga saat
ini. Setelah ratusan tahun Indonesia dijajah bangsa asing, pada 17 Agustus 1945
bangsa Indonesia berhasil memproklamirkan kemerdekaannya yang di pimpin oleh Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta.
Pada tanggal 6 Agustus 1945, terjadi tragedi pengeboman di kota Nagasaki oleh
Sekutu. Pada masa itu Indonesia sedang dalam masa penjajahan bangsa Jepang.
Karena tragedi tersebut Jepang mulai lengah dan terguncang.
Namun, dua hari kemudian, pada tanggal 9 Agustus 1945 terjadi pengemboman lagi
di kota Hiroshima oleh tentara Sekutu. Tentu kejadian ini melemahkan Jepang,
sehingga Jepang memutuskan untuk lebih fokus pada tragedi ini.
Setelah melewati perdebatan panjang, Ir. Soekarno pun menyetujui rencana para
pemuda tersebut dan memutuskan untuk segera kembali ke Jakarta untuk
Merumuskan teks Proklamasi
Setelah peristiwa Rengasdengklok, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke
Jakarta untuk bertemu dengan Mayor Jenderal Oosugi Nishimura selaku Kepala
Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang. Nishimura mengatakan
bahwa Jepang harus menjaga status quo dan tidak dapat memberikan izin untuk
memberikan kemerdekaan bagi Indonesia seperti yang dijanjikan oleh Marsekal
Terauchi di Dalat. Kemudian, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta menyesali keputusan
tersebut lalu menuju ke rumah Laksamana Maeda untuk melakukan rapat guna
menyiapkan teks Proklamasi.
Proses perumusan Pancasila dan UUD 1945 merupakan salah satu peristiwa penting
dalam sejarah bangsa Indonesia. Proses ini dimulai dari sidang BPUPKI (Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 29 Mei - 1
Juni 1945, hingga sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada
tanggal 18 Agustus - 22 Agustus 1945.
-Proses Perumusan Pancasila
Pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945, Bung Karno menyampaikan
gagasan mengenai dasar negara Indonesia yang kemudian dikenal dengan nama
Pancasila. Gagasan tersebut terdiri dari lima sila, yaitu:
•Kebangsaan Indonesia
•Kesejahteraan sosial
-Gagasan Bung Karno tersebut kemudian dibahas dan dirumuskan kembali oleh
panitia kecil yang terdiri dari sembilan orang, yaitu:
1.Soekarno
2.Muhammad Hatta
3.Ahmad Subardjo
4.Agus Salim
5.Abikusno Tjokrosujoso
6.Wahid Hasyim
7.Mohammad Yamin
8.Soepomo
Pada tanggal 1 Juni 1945, panitia kecil tersebut berhasil merumuskan dasar negara
Indonesia yang terdiri dari lima sila. Rumusan tersebut kemudian disahkan oleh
sidang BPUPKI sebagai dasar negara Indonesia.
Selain menetapkan Pancasila sebagai dasar negara, PPKI juga merumuskan UUD
1945. UUD 1945 terdiri dari 37 pasal, yang kemudian diamandemen menjadi 73
pasal pada tahun 2002.
Proses perumusan Pancasila dan UUD 1945 didasarkan pada beberapa prinsip, yaitu:
Proses perumusan Pancasila dan UUD 1945 memiliki makna yang sangat penting
bagi bangsa Indonesia. Makna tersebut antara lain:
2.Menjadi dasar dan pedoman bagi bangsa Indonesia dalam membangun negara dan
bangsa
Pancasila dan UUD 1945 merupakan warisan berharga bagi bangsa Indonesia. Kedua
dokumen tersebut harus terus dilestarikan dan diamalkan oleh seluruh rakyat
Indonesia.
BAB 3
PENUTUP
Pancasila merupakan ideologi yang menjadi dasar negara Indonesia. Pancasila telah
menjadi pedoman dalam perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan
dan juga dalam pembangunan bangsa di masa kini.
Dalam konteks perjuangan, Pancasila menjadi dasar bagi para pejuang bangsa untuk
melawan penjajah. Pancasila memberikan semangat dan motivasi bagi para pejuang
untuk terus berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Pancasila juga menjadi dasar bagi
para pejuang untuk menyusun strategi perjuangan yang tepat.
Pancasila juga menjadi dasar bagi pembangunan bangsa di masa kini. Pancasila
memberikan arah dan tujuan bagi pembangunan bangsa. Pancasila juga menjadi
pedoman bagi para pemimpin bangsa untuk mengambil keputusan yang tepat dalam
pembangunan.
Pancasila merupakan ideologi yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Pancasila
harus terus dilestarikan dan diperjuangkan oleh seluruh rakyat Indonesia
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih luas
tentang Pancasila dalam konteks perjuangSssan.
Pancasila merupakan ideologi yang dinamis dan dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman.Pancasila merupakan warisan yang berharga bagi bangsa
Indonesia.
Mari kita bersama-sama menjaga dan melestarikan Pancasila agar bangsa Indonesia
tetap jaya. Pancasila adalah jalan menuju masa depan yang lebih baik bagi bangsa
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/jurnaltips/article/view/2657