KELOMPOK 9
Mata Kuliah :
PANCASILA
Dosen Pengampu :
FAKULTAS EKONOMI
2022/2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................2
ABSTRAK.................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
LITERATURE REVIEW..............................................................................................................................6
METODE.................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN........................................................................................................................................8
Perumusan Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa..............................................................................8
Pengertian Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa...............................................................................9
Fungsi Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa....................................................................................10
Implementasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa........................................................11
Pentingnya Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa.............................................................................12
Penerapan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dalam kehidupan sehari-hari...............................13
KESIMPULAN........................................................................................................................................15
i
ABSTRAK
Pancasila menjadi media pemersatu bangsa hal ini mengartikan Pancasila merupakan
suatu perangkat yang utuh, yang secara langsung merumuskan cita-cita nasional di negara ini,
yaitu merealisasikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.(Mendrofa, 2021). Sejarah
perumusan Pancasila menjadi azas dasar falsafah negara dan pemersatu bangsa. Amanat
ketiga Pancasila, yaitu sila persatuan Indonesia, menunjukkan jika Pancasila sangat
memusatkan dan mempertahankan nilai penggabungan bangsa atas perbedaan yang dimiliki
bangsa Indonesia, baik itu kemajemukan bahasa (daerah), suku, kelompok kepentingan,
budaya, politik, dan dengan agama. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa juga untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu.
Metode yang digunakan adalah studi literature, yaitu kegiatan mencari, membaca, menelaah
laporan-laporan, dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang relevan dengan
permasalahan yang dibahas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pancasila memiliki
kedudukan tinggi di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu sebagai sarana
pemersatu bangsa Indonesia. Sebagai dasar, ideologi, dan falsafah bangsa, Pancasila selalu
diuji ketahanannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, yang
multikultural seperti Indonesia. Sejak disahkannya sebagai azas dan landasan negara, mulai
dari jaman awal kemerdekaan, jaman Orla, Orba, dan bahkan sampai dewasa ini.
ii
PENDAHULUAN
2
LITERATURE REVIEW
Beberapa tulisan yang membahas mengenai isu yang mendukung serta membantu
dalam penelitian ini telah ada, beberapa diantaranya diangkat oleh beberapa peneliti dalam
judul tulisannya, baik berupa Jurnal, Artikel, maupun bentuk tulisan lainya. Beberapa literatur
diantaranya setidaknya telah memuat tema yang akan dibahas oleh penulis dalam artikel
jurnal ini.
Tulisan pertama yakni jurnal yang berjudul “Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa”
yang ditulis oleh Ammi Thoibah Nasution, yang menjelaskan diantaranya bahwa Indonesia
adalah bangsa yang majemuk dan membutuhkan persatuan, Pancasila memiliki peran penting
dalam hal ini karena Pancasila merupakan ideologi yang menghargai nasionalisme yang
tumbuh dari perbedaan, bukan nasionalisme yang berdasarkan pada primordalisme
(berdasarkan suku, asal suku, ras atau agama).
Dalam pembahasan Jurnal yang diangkat oleh Penulis diatas, memiliki persamaan
dengan Penulis yakni membahas mengenai Pancasila yang memiliki peran penting untuk
bangsa Indonesia dalam hal persatuan bangsa dengan tetap menjunjung tinggi nasionalisme.
Adapun perbedaan dalam cakupan isu yang diangkat yakni, dalam jurnal disebutkan
implementasi pancasila berdasarkan keseluruhan isi pancasila sedangkan penulis menganalisis
pengimplementasian pancasila berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dari setiap sila
pancasila.
Tulisan kedua, diambil dari Jurnal dengan judul “Lahirnya Pancasila Sebagai
Pemersatu Bangsa Indonesia” yang ditulis oleh Ida Bagus Brata, Ida Bagus Nyoman Wartha
yang menjeaskan bahwa Kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia bukanlah pemberian dari
Belanda atau Jepang. Melainkan diraih oleh bangsa Indonesia melalui proses panjang yang
dilakukan oleh para pejuang Indonesia dengan pengorbanan harta, jiwa dan raga. Selanjutnya,
analisis yang digunakan adalah studi perpustakaan. Penelitian juga menunjukkan bahwa
perumusan pancasila mulai dibicarakan melalui sidang BPUPKI. Usulan calon dasar negara
diusulkan secara berturut-turut oleh: Mr. Muh. Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.
Usulan calon dasar negara yang disampaikan oleh Ir. Soekarno diberi nama “Pancasila”.
Dalam penulisan isu yang diterangkan diatas memiliki kesamaan dengan isu yang
diangkat oleh penulis yakni, pancasila dirumuskan melalui proses yang panjang mulai dari
sidang BPUPKI dengan mempertimbangkan usulan dari tiga tokoh, yaitu Mr. Muh. Yamin,
Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Usulan dasar negara yang diterima adalah usulan dari Ir.
Soekarno yang diberi nama Pancasila. Adapun beberapa perbedaan dalam penulisan dengan
sumber diatas dimana dalam penulisan artikel ini, penulis meringkas proses perumusan
pancasila tetapi tetap dengan kalimat yang mudah dipahami.
Tulisan ketiga, yang menjadi literature review yakni jurnal dengan judul “Pancasila
Sebagai Pemersatu Bangsa Negara Indonesia” yang ditulis oleh Sophian Talenta Mendrofa,
3
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Indonesia. Dalam isu tersebut
penulis menjelaskan mengenai bangsa Indonesia yang dalam keberagamannya memiliki alat
pemersatu bangsa yang lahir melalui proses panjang, yaitu Pancasila. Pancasila sebagai dasar
negara, rancangannya tercantum dalam alenia keempat pembukaan UUD 1945, yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dari pemaparan mengenai literature review yang diambil oleh penulis merupakam
beberapa tulisan yang mendukung akan isu yang akan dibahas oleh penulis, pertama
mengenai pancasila sebagai dasar negara yang dianggap mampu menyatukan berbagai
kerberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia. Kedua, perumusan pancasila yang melalui
proses yang cukup panjang dan sulit, mulai dari usulan calon dasar negara sampai
terbentuknya pancasila.
Tulisan ke empat, diambil dari Jurnal dengan judul “Pancasila Sebagai Landasan
Pemersatu Suku Bangsa Indonesia” yang ditulis oleh Renara Chelsyano Anandi yang
menjelaskan bahwa pancasila merupakan rumusan dan pedoman hidup berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia, yang dapat menyatukan berbagai suku dan agama di
Indonesia saat ini, yang dapat menjadi landasan keutuhan negara Indonesia. Dalam penulisan
isu yang diterangkan diatas memiliki kesamaan dengan isu yang diangkat oleh penulis yakni,
menjabarkan nilai-nilai implementasi Pancasila.
Tulisan ke lima mengambil jurnal yang berjudul “Pancasila Sebagai Pemersatu
Bangsa” yang ditulis oleh Rachmat Susatyo, yang menjelaskan bahwa selama masih ada
bangsa Indonesia, selama itu kita masih memerlukan alat untuk mempersatukan bangsa.
Artinya, selama Indonesia ada, Pancasila tetap dibutuhkan sebagai dasar negara. Jadi
Pancasila memiliki banyak fungsi atau multy function. Dalam pembahasan Jurnal yang
diangkat oleh Penulis diatas, memiliki persamaan dengan Penulis yakni membahas mengenai
fungsi-fungsi penting pancasila dalam bangsa Indonesia sebagai pemersatu bangsa.
Tulisan ke enam, yang menjadi literature review yakni jurnal dengan judul “Empat
Pilar Kebangasaan Sebagai Pemersatu Bangsa Dalam Menghadapi Intoleransi” yang ditulis
oleh Albert Lodewyk Sentosa Siahaan yang menjelaskan bahwa Intoleransi merupakan
masalah yang harus dapat diatasi bersama mengingat Indonesia merupakan negara yang
majemuk dan terdiri dari banyak suku, agama, ras, wilayah dan banyak perbedaan lainnya
antara setiap individu. Empat pilar kebangsaan menurut penulis dapat digunakan sebagai
suatu benteng untuk menjaga sikap toleransi di dalam masyarakat Indonesia.
Dalam pembahasan Jurnal yang diangkat oleh Penulis diatas, memiliki persamaan
dengan Penulis yakni membahas mengenai Pancasila sebagai salah satu pilar dalam bangsa
Indonesia sebagai pemersatu bangsa. Adapun perbedaan dalam cakupan isu yang diangkat
yakni, dalam jurnal tersebut membahas empat pilar kebangsaan sedangkan penulis hanya
membahas pilar Pancasila secara umum dan menguraikannya dengan lengkap.
4
Tulisan ke tujuh, yang menjadi literature review yakni jurnal dengan judul “Memaknai
Kembali Multikulturalisme Indonesia Dalam Bingkai Pancasila” yang ditulis oleh Abd Mu’id
Aris Shofa yang menjelaskan bahwa sebagai pemersatu ideologi bangsa adanya Pancasila
adalah sebuah solusi dari adanya konflik yang terjadi antar golongan nasionalis dan agama,
Pancasila telah mampu menunjukan fungsinya sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang
majemuk, heterogen, multikultural.
Dalam pembahasan Jurnal yang diangkat oleh Penulis diatas, memiliki persamaan
dengan Penulis yakni membahas mengenai Pancasila telah mampu menunjukan fungsinya
sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk, heterogen, multikultural. Adapun
perbedaan dalam cakupan isu yang diangkat yakni, dalam jurnal tersebut fungsi Pancasila
sebagai pemersatu bangsa yang majemuk, heterogen, dan multicultural sedangkan penulis
membahas fungsi penting dari ideology adalah membentuk identitas kelompok yang majemuk
dan multicultural.
Tulisan ke delapan, diambil dari Jurnal dengan judul “Penegasan Pancasila sebagai
Dasar Negara, Ideologi Bangsa dan Negara dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945” yang ditulis oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia Bekerja Sama dengan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang yang
menjelaskan bahwa Pancasila adalah satu alat mempersatu, yang seyakin-yakinnya Bangsa
Indonesia dari Sabang sampai Merauke hanyalah dapat bersatu padu di atas dasar Pancasila.
Dalam penulisan isu yang diterangkan diatas memiliki kesamaan dengan isu yang diangkat
oleh penulis yakni, kesadaran dan pemahaman Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa.
Tulisan ke sembilan, yang menjadi literature review yakni jurnal dengan judul
“Kearifan Lokal Budaya Jawa Dalam Perspektif Pancasila” yang ditulis oleh Franciscus
Xaverius Wartoyo selaku Dosen STKIP PGRI Sidoarjo. Dalam isu tersebut penulis
menjelaskan mengenai Lima sila dalam Pancasila menunjukkan ide-ide fundamental
mengenai manusia dan seluruh realitasnya dalam kehidupan bersama dengan perbedaan-
perbedaan suku, ras, agama, budaya tetap bersatu saling melengkapi yang dibungkus dengan
bingkai kebhinekaan hidup gotong-royong sesuai dengan konsep budaya Jawa, yang diyakini
kebenarannya oleh bangsa Indonesia dan bersumber pada watak, kebudayaan Indonesia dan
melandasi berdirinya Negara Indonesia.
Dalam pembahasan Jurnal yang diangkat oleh Penulis diatas, memiliki persamaan
dengan Penulis yakni membahas mengenai sila Pancasila telah mampu menunjukkan ide-ide
fundamental mengenai manusia dan seluruh realitasnya dalam kehidupan bersama dengan
perbedaan-perbedaan suku, ras, agama, budaya tetap bersatu saling melengkapi. Adapun
perbedaan dalam cakupan isu yang diangkat yakni, dalam jurnal tersebut membahas ke lima
sila Pancasila sedangkan penulis hanya membahas sila ke tiga dalam Pancasila yakni sila
Persatuan Indonesia.
Tulisan ke sepuluh, diambil dari Jurnal dengan judul “Pancasila sebagai Dasar dan
Ideologi Bangsa (Pentingnya Rumusan Butir-butir Pancasila sebagai Dasar Pendidikan Moral
dan Pemersatu Keberagaman Bangsa Indonesia)” yang ditulis oleh Nia Yunia Sari, M.Pd.I
yang menjelaskan bahwa Pancasila menjadi pandangan dan pegangan hidup masyarakat.
5
Dalam pembahasan Jurnal yang diangkat oleh Penulis diatas, memiliki persamaan dengan
Penulis yakni membahas mengenai Pancasila sebagai pandangan dalam bangsa Indonesia
yang memiliki berbagai perbedaan-perbedaan guna mencapai persatuan Indonesia.
Tulisan ke sebelas, yakni jurnal yang berjudul “Eksistensi Pancasila Sebagai Simbol
Pemersatu Multikultural Bangsa” yang ditulis oleh Alif Lukmanul Hakim, yang menjelaskan
Pancasila merupakan dasar negara yang menjadi pandangan hidup warga negara Indonesia
dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam penulisan isu yang diterangkan
diatas memiliki kesamaan dengan isu yang diangkat oleh penulis yakni, Pancasila merupakan
dasar negara yang menjadi pandangan hidup warga negara Indonesia dalam menjalani
kehidupan berbangsa dan bernegara. Adapun beberapa perbedaan dalam penulisan dengan
sumber diatas dimana dalam penulisan artikel ini, penulis meringkas prinsip Pancasila sebagai
pemersatu bangsa.
Tulisan ke dua belas, yakni jurnal yang berjudul “Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila
Terhadap Hak Atas Kebebasan Beragama Dan Beribadah Di Indonesia” yang ditulis oleh
Sekar Anggun Gading Pinilih, yang menjelaskan diantaranya bahwa Indonesia merupakan
negara dengan pluralisme agama, dimana tidak hanya satu agama saja yang diakui oleh
negara, tetapi lebih dari satu agama beserta kepercayaan. Pancasila hadir sebagai pemersatu
bangsa dalam menjalankan keberagaman tersebut, utamanya nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sila ini yang kemudian menjiwai Pasal 28 E ayat (1) dan Pasal 29 UUD NRI Tahun 1945
sebagai dasar hukum dalam menjamin hak atas kebebasan beragama dan beribadah di
Indonesia. Dalam penulisan isu yang diterangkan diatas memiliki kesamaan dengan isu yang
diangkat oleh penulis yakni, Pancasila sebagai pemersatu bangsa dapat menghargai perbedaan
agama yang ada di Indonesia.
6
METODE
Metode penelitian adalah ilmu yag menelaah cara menjalankan penelitian sampai
dengan cara menata laporan penelitian. Dalam tulisan ini, metode yang digunakan adalah
studi literatur, yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan cara mencari, membaca,
mencatat, menelaah laporan-laporan dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang relevan
dengan permasalahan yang sedang dibahas. Adapun sumber data yang diperoleh dari
penelitian ini yaitu jurnal, ebook, dan beberapa artikel yang bersangkutan dengan penelitian
ini.
7
PEMBAHASAN
8
Pancasila sebagai dasar negara belum final, karena BPUPKI belum menjadi
perwakilan yang representatif. Karena BPUPKI adalah bingkai yang dibentuk oleh
Jepang, maka pertimbangannya sekarang tidak lagi mencerminkan ilustrasi orang
Indonesia. Untuk memenuhi minat tersebut, pada tanggal 7 Agustus diubah bentuknya,
dan pada tanggal 9 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
mulai bekerja. Anggota PPKI ini seluruhnya terdiri dari orang-orang Indonesia untuk
mempelajari hasil kerja BPUPKI sebagai pedoman bagi kemerdekaan Indonesia nanti.
Pengakuan Indonesia sebagai negara merdeka secara internal (de facto) saja
tidak cukup. Untuk mendapatkan pengakuan internasional, perlu segera diambil
langkah-langkah untuk menyelenggarakan Indonesia merdeka. Pada tanggal 18
Agustus 1945, pagi hari sebelum sidang penetapan UUD 1945 sebagai Undang-
Undang Dasar Negara, ada usulan dari Maluku, Sulawesi Utara, dan Bali (Sunda
Kecil) untuk mengubah rumusan Sila pertama yang berbunyi “Keyakinan dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang
Maha Esa”. Sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 akhirnya menetapkan
Undang-Undang Dasar, yang selanjutnya disebut UUD 1945 dan Pancasila sebagai
Dasar Negara, rumusan sebagaimana tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD
1945. Pada waktu itu Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai
Wakil Presiden Republik Indonesia, sehingga secara de facto dan de jure Indonesia
telah menjadi merdeka, dengan menempatkan Pancasila sebagai dasar negara
sekaligus pemersatu bangsa Indonesia.
Pancasila berasal dari frasa panca yang berarti lima dan sila yang berarti dasar,
sendi, prinsip, atau aturan perilaku yang dapat bersifat kritis dan baik. Pancasila juga
merupakan karakter seluruh rakyat Indonesia. Pancasila adalah jiwa rakyat Indonesia,
watak rakyat Indonesia, pandangan hidup rakyat Indonesia, dan falsafah keberadaan
rakyat Indonesia. Dalam hal ini, Pancasila memiliki fungsi kritis karena Pancasila
merupakan ideologi yang memiliki muatan dasar nasionalisme yang tumbuh di atas
perbedaan, sekarang bukan lagi nasionalisme yang sepenuhnya didasarkan pada
primordialisme.
Bangsa Indonesia dilengkapi oleh keberagaman budaya yang ada pada tatanan
hidup masyarakat, baik perbedaan ras, suku, adat, budaya, agama, dan Bahasa yang
9
terkumpul dalam satu ideology yang sama yakni Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
(Sari, 2021). Sila ketiga Pancasila, yakni persatuan Indonesia memiliki arti bahwa
Pancasila sangat menekankan dan menjunjung tinggi persatuan Indonesia. Hal ini
berarti bahwa Pancasila juga menjadi alat pemersatu bangsa. Dengan kata lain, para
pemimpin bangsa terutama yang terlibat dalam perumusan dasar negara menghargai
perbedaan yang ada di masyarakat. (Wartoyo, 2017)
Dengan dasar negara Pancasila dan tujuan masyarakat adil dan makmur yang
didasarkan sepenuhnya pada Pancasila, maka petunjuk atau cara untuk meraih impian
tersebut juga harus Pancasila. Jadi, dapat dinyatakan dari (dasar) Pancasila dengan
(petunjuk) Pancasila - untuk Pancasila. Jika bahan tambahan tersebut tidak terpenuhi,
maka tujuan untuk memahami masyarakat yang adil dan makmur terutama
berdasarkan Pancasila tidak akan terwujud. (Susatyo, 2008)
Pancasila bukanlah ideologi yang muncul dari pikiran seseorang atau manusia,
melainkan sebuah ideologi yang nilai-nilainya digali dari subkultur dan pengalaman
sejarah masyarakat nusantara mengingat fakta zaman yang bersejarah. Cara ini agar
nilai-nilai fundamental yang bertumpu pada ideologi tersebut benar-benar bertahan
dan meluas di wilayah kepulauan Indonesia pada saat itu dan nilai-nilai yang ada
sebagai landasan untuk bersatu. Mungkin terlihat dari garis besar di atas bahwa
persatua di seluruh negeri jauh lebih penting daripada kepentingan kelompok. Hal ini
dikarenakan tujuan Indonesia yang tidak memihak secara kolektif tidak hanya untuk
satu kelompok saja.
10
Adanya realita semacam ini menunjukkan bahwa makna dan ciri Pancasila
bukan hanya dasar negara, tetapi juga memiliki arti dan fungsi yang semakin banyak,
antara lain:
Artinya sikap mental, perilaku dan perbuatan Bangsa Indonesia memiliki ciri
khas yang dapat membedakannya dengan bangsa lain. Ciri-ciri inilah yang
dimaksud dengan kepribadian, dan Kepribadian bangsa Indonesia adalah
Pancasila.
Falsafah atau Filsafat berasal dari kata Yunani “philosophia”. Metode philos
atau plilein to love (mencintai atau mencari). Shopia berarti kebijaksanaan,
keahlian atau kebenaran. Metode filsafat berarti mencintai kebenaran.
11
Dengan cara inilah Pancasila dijadikan sebagai dasar dan pedoman dalam
mengatur otoritas dan administrasi negara.
Kalimat ini tertuang dalam ketetapan MPR tentang Garis Besar Haluan Negara
(GBHN). Metode inilah yang menjadi dasar fundamental GBHN Pancasila.
Ada banyak ide yang dapat digunakan dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya dalam disiplin semangat gotong
royong nusantara. Nilai-nilai Pancasila merupakan ideologi eksistensi bagi manusia
Indonesia. Nilai-nilai Pancasila menawarkan sifat-sifat pribadi bagi rakyat Indonesia,
untuk dapat membedakan antara peraturan di Indonesia dan peraturan di negara yang
berbeda. Berikut ini adalah nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalam unsur-unsur
Pancasila:
12
Makna dari prinsip ini tidak selalu lepas dari beragam pandangan
eksistensi mulai dari ideologi, sosial budaya, politik, perlindungan dan keamanan.
Nilai solidaritas dalam sila tersebut juga karena masyarakat Indonesia memiliki
jiwa nasionalis, yaitu mereka mencintai negaranya sendiri dan atas dasar kesamaan
cita-cita dan tujuan bangsa. Dengan memiliki semangat nasionalis, kita dapat
menumbuhkan pengalaman solidaritas dan integritas di seluruh negeri. Sebagai
negara Indonesia, kita juga harus mampu menempatkan solidaritas, integritas, dan
kepentingan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan
pribadi maupun golongan. Prinsip ke-3 ini dilambangkan dengan gambar pohon
beringin.
Maksud dalam sila ini adalah keadilan yang harus didapatkan masyarakat
Indonesia di segala bidang kehidupan, baik meteriil maupun spiritual. Keadilan
sosial mengandung arti tercapainya keseimbangan antara kehidupan pribadi dan
masyarakat. Selain itu, sila kelima juga mengandung arti bahwa kemakmuran harus
menyeluruh bagi seluruh rakyat, serta seluruh kekayaan dipergunakan sebagai
kesejahteraan bersama dan dapat melindungi yang lemah. Dengan adanya keadilan
dan kemakmuran di Indonesia berdasarkan sila kelima ini, maka tidak ada lagi
rakyat Indonesia protes atau unjuk rasa, sehingga persatuan Indonesia dapat terjalin.
Sila kelima ini dilambangkan dengan gambar padi dan kapas.
a. Percaya serta Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama serta
kepercayaan masing-masing.
b. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama.
c. Menghormati kebebasan setiap orang untuk beribadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
d. Jangan lagi memaksakan suatu keyakinan atau persepsi pada orang lain.
e. Mempunyai sikap toleransi antarumat beragama lain.
f. Jangan lagi bersikap rasis terhadap manusia yang berbeda agama.
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a. Cinta pada tanah air untuk menjaga persatuan dan kesatuan di tengah
masyarakat.
b. Mengutamakan segala kepentingan negara yang dilakukan untuk mewujudkan
tujuan pembangunan nasional Indonesia.
c. Menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan bangsa atau negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan.
d. Rela berkorban demi kepentingan bangsa.
e. Bangga sebagai persatuan Bangsa Indonesia dan bertanah air di Indonesia.
f. Memajukan sosialisasi dan kesatuan bangsa yang berbhineka tunggal ika.
g. Bangga menggunakan bahasa persatuan dalam kehidupan sehari-hari yaitu
bahasa Indonesia.
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
15
KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Adji Samekto (2017) Membangun (Kembali) Hukum Indonesia yang Berbasis Pancasila, Penegasan
Pancasila Sebagai Dasar Negara, Ideologi Bangsa Dan Negara Dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Available at:
http://eprints.undip.ac.id/58378/2/Prosiding_FGD_MPR.pdf#page=135.
Alif Nukmanul Hakim (2022) ‘Eksistensi Pncasila Sebagai Simbol Pemersatu Multikultural Bangsa’,
Jurnal Citizenship Virtues, Volume 2(1(1), pp. 223–230.
brata A, I.B. and Nyoman, W.B. (2017) ‘Lahirnya Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia’,
Jurnal Santiaji Pendidikan, 7(1), pp. 120–132.
Lodewyk, A. and Siahaan, S. (2019) ‘Empat Pilar Kebangasaan Sebagai Pemersatu Bangsa Dalam
Menghadapi Intoleransi’, Seminar Nasional Dan Call for Paper Fakultas Hukum, 0(0), pp. 501–511.
Available at: https://seminar.umpo.ac.id/index.php/SEMNASHUKUM/article/view/192.
Mendrofa, S.T. (2021) ‘Pancasila sebagai pemersatu bangsa negara Indonesia’, MITZAL (Demokrasi,
Komunikasi dan Budaya) : Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Ilmu Komunikasi, 6(2), p. 167. Available at:
https://doi.org/10.35329/mitzal.v6i2.2676.
Pinilih, S.A.G. (2018) ‘Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Terhadap Hak Atas Kebebasan Beragama Dan
Beribadah Di Indonesia’, Masalah-Masalah Hukum, 47(1), p. 40. Available at:
https://doi.org/10.14710/mmh.47.1.2018.40-46.
Sari, N.Y. (2021) ‘Pancasila Sebagai Dasar dan Ideologi Bangsa (Pentingnya Rumusan Butir-Butir
Pancasila Sebagai Dasar Pendidikan Moral dan Pemersatu Keberagaman Bangsa Indonesia)’, Tarbawi
Ngabar: Jurnal of Education, 2(1), pp. 01–21. Available at: https://doi.org/10.55380/tarbawi.v2i1.93.
Shofa, A.M.A. (2016) ‘1. Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan hidup bangsa indonesia
sebagai dasar negara, pancasila di jadikan dasardalam membangun negara kesatuan republik
indonesia. Arus globalisasi tidak mungkin di hentikan . berjalannya globalisasi tidak terlepa’, JPK
(Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan), 1(1), pp. 34–41. Available at:
http://journal.umpo.ac.id/index.php/JPK/article/view/302.
Susatyo, R. (2008) ‘Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa’, Workshop Kesejarahan “Pembelajaran
Sejarah dalam Pengembangan Jatidiri Bangsa” Medan, pp. 28–31.
Wartoyo, F.X. (2017) ‘Kearifan Lokal Budaya Jawa Dalam Perspektif Pancasila’, WASKITA: Jurnal
Pendidikan Nilai dan Pembangunan Karakter, 2(2), pp. 83–88. Available at:
https://doi.org/10.21776/ub.waskita:jurnalpendidikannilaidanpembangunankarakter.2018.002.02.8.
18