DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila dengan selesai
tepat waktu.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah bertujuan untuk memenuhi tugas dari
Bapak Yasnanto, S.I.P, M.Pd. pada mata kuliah Pendidikan Pancasila. Selain itu makalah ini
juga bertujuan untuk menambah saya sebagai penulis, maupun pembaca dalam wawasan
Pendidikan Pancasila yang berkaitan dengan pancasila sebagai dasar negara.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagai
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, khususnya para penulis
jurnal yang saya jadikan sebagai bahan dasar penulisan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini. Terima kasih
Penulis,
(Miftahula Rizqin N)
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 4
A. Latar Belakang................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 5
I. Perjalanan Pancasila Menjadi Dasar Negara................................................. 5
II. Kajian Sejarah Tentang Penerapan Pancasila................................................ 7
III.Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara.................................................. 10
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 14
Kesimpulan......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 15
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dasar negara Indonesia, dalam pengertian historisnya merupakan hasil
pergumulan pemikiran para pendiri negara (the founding fathers) untuk menemukan
landasan atau pijakan yang kokoh untuk di atasnya didirikan negara Indonesia
merdeka.
Pancasila dirumuskan sebagai dasar negara dalam sidang pertama Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI, 29 Mei-1
Juni 1945. Bapak Bangsa atau the founding fathers yang menjadi tokoh pengusul
perumusan Pancasila adalah Muhammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno.
B. Rumusan Masalah
i. Adakah Tokoh sebelum Kemerdekan Indonesia yang mengusulkan Dasar Negara
Indonesia selain Pancasila?
ii. Masih adakah saat ini kelompok-kelompok yang ingin mengganti Dasar Negara
Pancasila?
iii. Bagaimana kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia telah disepakati
dan ditetapkan, setelah melalui proses yang panjang?
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
(Saafroedin Bahar, Ananda B. Kusuma, dan Nannie Hudawati (peny.), 1995: 63, 69, 81, dan RM.
A.B. Kusuma, 2004: 117, 121, 128-129).
6
mengandung Ketuhanan Yang Maha Esa (“harus disublimir dengan Ketuhanan Yang
Maha Esa”).2 Oleh karena itu, Bung Karno menyebut Pancasila sebagai hogere
optrekking (peningkatan) daripada Declaration of Independence dan Manifesto Komunis.
tokoh-tokoh lainnya.
2. Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)
Pemberontakan DI/TII berlangsung pada 7 Agustus 1949 di bawah pimpinan
Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo. Mereka ingin mengganti Pancasila sebagai
dasar negara dengam syari'at Islam. Bahkan ditandai dengan didirikannya Negara
Islam Indonesia (NII). Upaya bangsa Indonesia menumpas pemberontakan
tersebut memakan waktu cukup lama. Kartosuwiryo dan para pengikutnya baru
bisa ditangkap pada 4 Juni 1962.
3. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
Pemberontakan RMS dipimpin oleh Christian Robert Steven Soumokil.
Tujuan pemberontakan RMS adalah untuk membentuk negara sendiri yang
didirikan pada 25 April 1950, yang meliputi pulau-pulau seperti Seram, Ambon,
dan Buru. Pada November 1950, RMS di Ambon dapat dikalahkan oleh tentara
Indonesia, pemberontakan di Seram masih berlanjut hingga Desember 1963.
Kekalahan di Ambon berujung pada pengungsian pemerintah RMS ke Seram,
kemudian mendirikan pemerintahan dalam pengasingan di Belanda pada tahun
1966.
4. Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta)
Permesta atau Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dipimpin
oleh Sjarifuddin Prawiranegara dan Ventje Sumual pada 1957-1958.
Pemberontakan tersebut terjadi di Sumatera dan Sulawesi ini merupakan bentuk
koreksi untuk pemerintah pusat yang dipimpin Presiden Sukarno karena Sukarno
tidak bisa lagi diberikan nasihat dalam menjalankan pemerintahan sehingga terjadi
ketimpangan sosial. Pemerintah pusat dianggap telah melanggar undang-undang,
pemerintahan yang sentralistis, sehingga pembangunan di daerah menjadi
terabaikan.
5. Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
APRA merupakan milisi yang didirikan oleh Kapten KNIL Raymond
Westerling pada 15 Januari 1949. Gerakan APRA bertujuan untuk
mempertahankan bentuk negara federal di Indonesia dan memiliki tentara sendiri
bagi negara-negara RIS. APRA melakukan pemberontakan pada 23 Januari 1950
dengan menyerang dan menduduki Bandung serta menguasai markas Staf Divisi
Siliwingi, bahkan berencana akan menyerang Jakarta. Namun usahanya mampu
digagalkan oleh APRIS yang mengirimkan pasukan di wilayah Jawa Tengah dan
9
Jawa Timur dan peristiwa ini semakin mempercepat pembubaran RIS dan kembali
ke bentuk NKRI pada 17 Agustus 1950.
Lain halnya pada masa orde lama, penerapan Pancasila pada masa orde lama, terjadi
pada 1959 hingga 1966. Periode ini dikenal dengan demokrasi terpimpin. Selain itu, pada
masa ini, bangsa Indonesia masih mengalami peralihan dari bangsa yang terjajah menjadi
bangsa yang sepenuhnya merdeka. Maka dari itu, dalam penerapannya masih diperlukan
proses adaptasi. Sebagian masyarakat ada yang merasa setuju dan sebagian lagi merasa
keberatan. Namun, dalam penerapannya ditemui beberapa tindakan penyimpangan
terhadap Pancasila. Salah satunya ialah pemberontakan PKI yang dilakukan oleh D.N.
Aidit pada 30 September 1965. Pemberontakan ini bertujuan untuk mengubah ideologi
menjadi komunis.
Sementara pada masa orde baru, dimulai saat Soeharto resmi ditetapkan menjadi
presiden. Dalam masa pemerintahannya, Soeharto berusaha untuk memulihkan kembali
beberapa kekacauan yang sebelumnya pernah terjadi di Indonesia. Upaya pemulihan
kembali ini ditandai dengan dibuatnya Repelita atau Rencana Pembangunan Lima Tahun,
diadakannya PEMILU, pendidikan pelaksanaan pedoman penghayatan dan pengamalan
Pancasila, serta pemerataan pembangunan.
Untuk saat ini, kelompok kelompok-kelompok yang ingin mengganti Dasar Negara
Pancasila sebenarnya masih nyata dan tampak di depan kita. Salah satu bentuk nya adalah
gerakan khilafah, gerakan mereka merupakan bagian dari aksi transnasional dari berbagai
macam kelompok yang memiliki tujuan sama untuk mengganti sistem pemerintahan suatu
negara.
Kelompok khilafah yang terkenal di Indonesia adalah Hizbut Tahrir Indonesia. Hizbut
Tahrir Indonesia (HTI) merupakan gerakan Islam transnasional dan mengusung pendirian
kembali khilafah Islamiyyah secara global. Secara teoretis, pendirian ini ditujukan demi
tegaknya syariat Islam pada level politik dan kemasyarakatan. Persoalannya, ketika
gagasan dan perjuangan tersebut dikembangkan di Indonesia, yang memiliki bentuk
negara dan dasar negara final, yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan
Pancasila, maka perjuangan HTI merupakan bagian dari upaya penistaan terhadap negara.
Meskipun secara politik perjuangan ini tidak akan berhasil, namun cukup efektif
melakukan delegitimasi atas wawasan kebangsaan di kalangan Muslim yang berhasil
mereka rekrut menjadi anggota.
Dan sekarang pemerintah Indonesia resmi membubarkan Hizbut Tahir Indonesia
10
(HTI) seiring dengan pencabutan status badan hukum ormas tersebut oleh Kementerian
Hukum dan HAM lantaran dianggap bertentangan dengan ideologi Pancasila dan UUD
1945.
UUD 1945 dan tertuang dalam Memorandum DPR-GR 9 Juni 1966, bahwa Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dirumuskan oleh PPKI atas nama rakyat
Indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia. Memorandum DPR-GR tersebut
disahkan oleh MPRS dengan Ketetapan No.XX/MPRS/1966. Ketetapan MPR
No.V/MPR/1973 dan Ketetapan MPR No.IX /MPR/1978 yang menegaskan kedudukan
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum di
Indonesia.
Tanggal 1 (satu) Juni ini dianggap kelahiran Pancasila. Awal mulanya penetapan
dapat dilacak dari peristiwa sejarah pembentukan konsep Pancasila. Dimulai dari Sidang
pertama BPUPKI pada pada 29 Mei - 1 Juni 1945, beberapa anggota BPUPKI
menyampaikan usulan mengenai bahan-bahan konstitusi dan rancangan tentang Negara
Republik Indonesia yang akan didirikan. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Mohammad
Yamin mengusulkan tentang dasar negara di hadapan sidang pleno BPUPKI. Usulan ini
dalam pidato dan secara tertulis disampaikan kepada BPUPKI.
Dalam uraian pidatonya Muh Yamin mengemukakan lima dasar negara yaitu:
- Peri Kebangsaan
- Peri Kemanusiaan
- Peri ke-Tuhanan
- Peri Kerakyatan
- Kesejahteraan Rakyat Kemudian,
Kemudian, Muh Yamin menyampaikan usulan secara tertulis mengenai rancangan
dasar negara yang disampaikan kepada BPUPKI. Rumusan usulan tertulis yang di
sampaikan oleh Muh Yamin ini berbeda dengan rumusan yang disampaikan secara lisan
dalam pidatonya, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Selain Muh Yamin, anggota BPUPKI yang menyampaikan usul dasar negara adalah Ir
Soekarno. Soekarno menyampaikan usulan ini pada tanggal 1 Juni 1945, yang kemudian
dikenal sebagai hari lahirnya Pancasila. Soekarno menyampaikan tiga buah usulan calon
12
dasar negara, yaitu lima prinsip, tiga prinsip, dan satu prinsip.
Istilah Pancasila Soekarno yang mengemuka secara harfiah artinya lima dasar. Istilah
Pancasila ini merupakan saran seorang ahli bahasa (Muhammad Yamin) yang pada saat
itu duduk di sebelah Soekarno. Oleh karena itu rumusan Soekarno disebut yang lima
prinsip disebut dengan Pancasila, yang tiga prinsip disebut Trisila, dan yang satu prinsip
disebut Ekasila. Rumusan Pancasila yang dikemukaan oleh Soekarno adalah:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme, atau peri-kemanusiaan
3. Mufakat, atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan
Dari Pancasila tersebut diperas, ekstrak menjadi Trisila, yang rumusanya adalah
Sosio-nasionalisme, Sosio-demokratis, ke-Tuhanan. Kemudian dari rumusan Trisila
tersebut dapat di peras, di ekstrak menjadi Ekasila, yaitu Gotong-Royong.
Lahirnya Pancasila adalah judul pidato yang disampaikan oleh Soekarno dalam
sidang BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai) pada tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidato
Soekarno ini lahir awalnya “Pancasila” pertama kali sebagai dasar negara Indonesia
merdeka. Pidato ini pada mulanya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa
adanya judul dalam pidato tersebut, dan baru kemudian mendapat sebutan “Lahirnya
Pancasila” oleh mantan Ketua BPUPK Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata
pengantar buku yang berisi pidato tersebut, yang kemudian dibukukan oleh BPUPKI
Pancasila menjadi dasar negara adalah “platform” berdirinya sebuah bangsa. Terdiri
dari lima sila, yaitu 1). Ketuhanan Yang Maha Esa, 2) Kemanusian yang Adil dan
Beradab, 3) Persatuan Indonesia, 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. 5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia.
Bagi generasi saat ini, generasi yang lahir jauh sebelum Pancasila lahir, maka
sesungguhnya sejarah kelahiran ini adalah peristiwa besar, tidak hanya kesepakatan
politik tapi juga peristiwa besar sebagai bangsa. Dapat dibayangkan di antara keragaman
bangsa Indonesia yang terdiri dari penduduk yang berjumlah puluhan juta saat itu, dalam
keragaman agama, suka dan ras, dalam suasana perjuangan kemerdekaan dari penjajahan
bangsa lain selama lebih dari 300 tahun, dalam kondisi kemiskinan yang mendera, namun
mampu membuat kesapakatan besar sebagai bangsa.
Pancasila adalah ikatan sebuah Bangsa untuk membentuk sebuah negara yang
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pancasila sebagai dasar Negara merupakan sejarah panjang Negara dalam
memperjuangkan bangsa Indonesia berdiri. Pancasila merupakan dasar negara dan
ideologi negara Indonesia. Pancasila merupakan pedoman warga Indonesia dalam
menjalankan hidup kemasyarakatannya. Sebagai warga negara Indonesia, sudah
seharusnya kita mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Pancasila sebagai ideologi Negara perlu dijaga dari pengaruh ideologi lain yang dapat
mengancam persatuan bangsa Indonesia. Pancasila diciptakan sebagai landasan ideal bagi
kehidupan bernegara.
Membangun mental warga Negara yang ber-ideologi Pancasila menjadi semakin
penting. Ketahanan ideologi harus tertatanam kokoh di seluruh lapisan masyarakat. Aspek
politik, sosial, budaya, dan ekonomi harus mencerminkan ideologi Pancasila.
15
DAFTAR PUSTAKA
Latif, Yudi. 2011. Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Arif, Syaiful. 2016. Pandangan dan Perjuangan Ideologis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)
dalam Sistem Kenegaraan di Indonesia. Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI.
Diakses pada tanggal 15 September 2021
https://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/article/view/1282