Anda di halaman 1dari 12

KALIMAT MAJEMUK PADA CERPEN SEPERTI BUNGA DAN LEBAH

Disusun Oleh :

2120301121 Zaeni

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TIDAR MAGELANG

21 September 2022
BAB 1 :PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karya sastra adalah salah satu bentuk apresiasi karya sastra. Karya sastra
dapat disajikan dalam bentuk tulisan maupun pertunjukan. Salah contoh karya
sastra berbentuk tulisan adalah cerpen. Cerpen adalah singkatan dari cerita
pendek

Cerpen terdiri atas susunan beberapa paragraf dan juga dialog. Paragraf-
paragraf itu kemudian tersusun atas kalimat-kalimat yang membangun sebuah
cerita . Kalimat sendiri menjadi unsur pokok sebuah cerpen karena tidak
mungkin cerpen terdiri atas satu kata saja. Selain itu, kalimat juga memuat
alur-alur juga jalannya cerita cerpen yang dibuat.

Kalimat juga menaruh peran penting sebagai tanda subjek, predikat,


objek, pelengkap, dan juga keterangan. Nah, kalimat juga memiliki unsur
penanda fungsi kesetaraaan atau ketidaksetaraan. Masalah itu dibahas dalam
sintaksis. Sintaksis sendiri adalah kajian tentang seluk beluk frasa, klausa, dan
juga kalimat. Kesetaraan dan ketidaksetaraan tersebut dikaji lebih lanjut
dalam kalimat majemuk. .

Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu predikat.
Kalimat majemuk sendiri dibedakan lagi menjadi kalimat majemuk setara dan
bertingkat. Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang dihubungkan oleh
konjungsi hubungan setara sedangkan kalimat majemuk bertingkat adalah
kalimat yang dihubungkan konjungsi oleh konjungsi yang tidak setara.

Dalam mengenai kalimat majemuk, saya tertarik untuk menelitinya karena


ingin mendalaminya. Alasannya karena meneliti kalimat sangatlah menarik
dan mengasah kemampuan otak berpikir kritis. Selain itu, saya ingin
menelitinya sebagai salah satu referensi skripsi nanti.
Adapun objek penelitian ini adalah cerpen Seperti Bunga dan Lebah. Alasan
saya memilih cerpen ini karena menarik dan sepertinya belum ada yang
meneliti kalimatnya. Oleh karena itu saya tergerak untuk menjadikan cerpen
ini sebagai bahan penelitian.

1.2 Identifikasi masalah


Nah berdasarkan latar belakang diatas maka:
Kalimat adalah unsur penting dalam karya sastra. Hal itu karena kalimat
menjadi unsur pembangun karya sastra. Kalimat akan membentuk paragraf-
paragraf yang membangun sebuah cerpen.Nah dari kalimat-kalimat itu
muncul masalah mengenai penggunaan kalimat pada teks. Nah hal itulah yang
mendorong saya untuk menelitinya dan memecahkan masalah yang ada.
Masalah dalam hal ini adalah penggunaan kalimat majemuk pada teks cerpen
tersebut. Penggunaan kalimat dalam teks cerpen Seperti Bunga dan Lebah itu
menggunakan kalimat majemuk setara atau bertingkat.

1.3 Batasan Masalah


Penelitian ini berfokus pada penelitian kalimat majemuk. Dalam hal ini
penggunaan kalimat majemuk setara atau bertingkat pada cerpen Seperti
Bunga dan Lebah.
1.4 Rumusan Masalah
a. Bagaimana penggunaan kalimat majemuk pada cerpen Seperti Lebah dan
Bunga?
b. Ada berapa jenis kalimat majemuk yang ditemukan pada teks tersebut?
1.5 Tujuan Masalah
a. Mengetahui penggunaan kalimat majemuk pada cerpen Seperti
Bunga dan Lebah
b. Membedakan penggunaan kalimat majemuk setara dan kalimat
majemuk bertingkat.

1.6 Manfaat Masalah


a. Melatih kemampuan berpikir kritis dan analis kalimat
b. Mampu membedakan kalimat majemuk setara atau bertingkat

BAB II :TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

Pada bab ini akan dibahas sumber pustaka yang mengambil sumber dari 2 jurnal
dan 1 skripsi rujukan. Adapun jurnal skripsi tersebut menjadi acuan dalam
penulisan penelitian ini. Didalamnya terdapat judul, penulis, teori yang
digunakan, dan hasil yang diperoleh. Selain itu juga memuat persamaan dan
perbedaan sumber rujukan dengan karya tulis. Berikut adalah paparan kajian
pustakanya :

Jurnal dengan judul “Analisis Penggunaan Kalimat Majemuk Dalam


Karangan Siswa Kelas V SD N Soropadan 108 Laweyan”.Jurnal ini ditulis
oleh Liestyorini Rahayu. Metode dalam jurnal ini meliputi tempat pelaksanaan
dilakukan di SD Soropadan, jenis dan strategi yang digunakan yaitu kualitatif dan
bersifat mendeskripsikan realitas yang ada, subjek dan objek penelitian adalah 20
siswa SD Soropadan dan karangan siswa SD Soropadan, data dan sumber data
diambil dari paragraf karangan siswa dan sumbernya dari karangan siswa SD
Soropadan, teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca catat, teknik
pengujian menggunakan triagulasi sumber,teknik analisis data menggunakan
metode intralingual dan distribusional. Teori yang digunakan adalah teori kalimat
menurut Kosasih, Wijianto, dan Alwi. Hasilnya adalah siswa SD Soropadan
mampu menulis berdasarkan pengalaman mereka dan mampu menulis kalimat
majemuk secara baik dan benar walaupun beberapa penempatan konjungsi kurang
tepat.

Persamaan karya tulis saya jurnal 1 adalah sama-sama meneliti kalimat


majemuk, metode yang digunakan kualitatif deskriptif. Sedangkan perbedaannya
objek penelitian saya adalah cerpen Seperti Bunga dan Lebah dan pemerolehan
datanya dengan sistem baca tulis. Adapun teori yang digunakan adalah kalimat
majemuk menurut Keraf. Dan hasil penelitian lebih terfokus pada kalimat
majemuk itu sendiri bukan mengukur kemampuan siswa.
Jurnal dengan judul “Kalimat Majemuk Setara dalam Cerpen Nayla Karya
Djenar Maesa Ayu”. Jurnal ini ditulis oleh Dinda Aisyahara Della. Metode yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif . Subjek penelitian adalah Cerpen Nayla.
Objeknya adalah kalimat pada cerpen. Teori yang digunakan adalah tidak
disebutkan dalam jurnal. Hasilnya ditemukan beberapa kalimat majemuk setara
yaitu dengan hubungan sebab akibat, bertentangan/berlawanan, dan sejalan.
Persamaan karya tulis saya dengan jurnal 2 adalah sama metodenya dan sama-
sama meneliti cerpen, objeknya kalimat pada cerpen. Sedangkan teorinya
menggunakan teori kalimat majemuk Keraf. Sedangkan perbedaannya karya saya
lebih terfokus pada kalimat majemuk setara dan bertingkat saja bukan membahas
hubungan dalam kalimatnya.

Skripsi ini berjudul “Analisis Kalimat Majemuk Dalam Buku Cerita Anak
Usia 10 Tahun Berjudul Vater, Mutter, Ich Und Sie Karya Jurg Schubiger
Ditinjau Dari Aspek Sintaksis”.Skripsi ini ditulis oleh Dira Fadila. Skripsi
menggunakan metode campuran yaitu kualitatif dan kuantitatif yaitu deskripsi
disertai tabel, grafik, juga diagram. Teori yang digunakan adalah teori jenis-jenis
kalimat majemuk dalam Duden band 4(2006) dan teori penggunaan kalimat
kompleks pada anak usia 10 tahun oleh Hulit dan Howard (1997).Hasilnya
terdapat kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk dalam teks tersebut.
Adapun kalimat majemuk bertingkat dibagi menjadi kalimat adverbial, inhalazt,
dan relatif.
Persamaan karya saya dengan skripsi adalah sama-sama membahas kalimat
majemuk (setara dan bertingkat),objek penelitian berupa buku cerita anak.
Sedangkan perbedaannya metode yang saya gunakan hanya kualitatif saja. Teori
yang digunakan pun berbeda.
2.2 Kerangka Teoretis

Majemuk Setara
Kalimat Majemuk
Cerpen Seperti Bunga dan
Majemuk Bertingkat
Lebah
Majemuk Campuran

Contoh kerangka teori diatas adalah menunjukkan bahwa kalimat majemuk


sendiri terdiri atas kalimat majemuk setara, majemuk bertingkat, dan juga
majemuk campuran. Kalimat majemuk tersebut dilihat berdasarkan konjungsi
yang menguhubungkan. Kalimat majemuk setara dihubungkan dengan konjungsi
penanda kesetaraaan contohnya dan, atau, tetapi. Sedangkan kalimat majemuk
bertingkat dihubungkan dengan kalimat penanda ketidaksetaraan seperti oleh
karena itu, namun, oleh sebab itu.dan biasanya terletak di awal kalimat. Adapun
cerpen Seperti Bunga dan Lebah adalah bahan kajian yang akan diteliti
kalimatnya.

2.3 Kerangka Berpikir


Cerpen Seperti Bunga dan
Lebah

Masalah Kalimat Majemuk

Majemuk Setara
Majemuk Bertingkat

Dianalis
is

Hasil Analisis
Dari kerangka berpikir diatas terdapat suatu hal yaitu cerpen Seperti Bunga
dan Lebah kemudian muncul masalah yaitu kalimat majemuk. Kalimat majemuk
terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Adapun
kedua hal tersebut kemudian dianalisis dan akan menghasilkan hasil analisis
/temuan mengenai penggunaan kalimat majemuk pada cerpen “Seperti Bunga
dan Lebah”.

BAB III :METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang berbentuk


kata-kata dan juga gambar. Sedangkan deskriptif adalah jenis penelitian yang
bersifat mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena yang ada. Terkait karya
tulis ini, hal yang disajikan adalah kalimat yang terdapat pada cerpen “Seperti
Bunga dan Lebah ”juga deskripsi serta penjabaran kalimat-kalimat tersebut
dalam kaitannya kalimat majemuk setara/bertingkat

3.2 Latar Penelitian

Penelitian dilakukan secara mandiri di rumah dengan jangka waktu satu bulan.
Adapun satu bulan digunakan untuk menganalisis kalimat pada cerpen dan juga
menyusun gambar-gambar berupa kalimat pada cerpen “Seperti Bunga dan
Lebah”

3.3 Data dan Sumber Penelitian

Pemerolehan data pada penelitian ini dari cerpen “Seperti Bunga dan Lebah
“yang dianalisis mandiri dengan membaca teks. Adapun sumber penelitian berasal
dari cerpen “Seperti Bunga dan Lebah” yang ada di internet.
3.4.Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan subjek penelitian berupa observasi pada cerpen


“Seperti Bunga dan Lebah”.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada karya tulis ini menggunakan metode observasi.
Maksudnya melakukan analisis langsung melalui proses pengamatan kalimat
yang terdapat pada cerpen “Seperti Bunga dan Lebah”. Adapun kalimat yang
diamati terdapat pada dialog juga kalimat narasi pada cerpen. Kalimat yang
diamati adalah kalimat itu tergolong kalimat majemuk setara atau bertingkat yang
dilihat dari banyaknya predikat pada kalimat. Kemudian disusun dalam bentuk
tabel kalimat.

3.6.Teknik Analisis Data

Penelitian karya tulis ini menggunakan analisis data kualitatif deskriptif.


Maksudnya data akan dianalisis dalam bentuk tabel kalimat dan juga tulisan-
tulisan. Selain itu, juga disajikan dengan penjabaran- penjabaran mengapa kalimat
pada cerpen “Seperti Bunga dan Lebah” tergolong kalimat majemuk setara atau
kalimat majemuk bertingkat disertai deskripsi-deskripsi yang sesuai. Deskripsi
tersebut akan menjelaskan alasan kalimat dalam cerpen digolongkan ke kalimat
majemuk setara ataupun bertingkat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil penelitian pada cerpen menunjukkan bahwa ditemukan beberapa kalimat


majemuk setara dan juga kalimat majemuk bertingkat. Kalimat-kalimat itu
ditemukan pada narasi cerpen ataupun teks dialog pada cerpen. Temuan ini selaras
dengan jurnal karya Liestyorini Rahayu yang menemukan kalimat majemuk pada
karangan siswa kelas V SD N Soropadan 108 Laweyan. Hal yang sama juga
ditemukan pada cerpen “Nayla” yang ditulis oleh Dinda Aisyahara Della terdapat
kalimat majemuk setara yang berhubungan sebab akibat, bertentangan/berlawanan
,dan juga sejalan. Selain itu , skripsi pada “Buku Cerita Anak Usia 10 Tahun
Berjudul Vater, Mutter, Ich Und Sie Karya Jurg Schubiger” juga ditemukan
beberapa kalimat majemuk yang berhubungan adverbial, inhalazt, dan relatif.
Sedangkan pada cerpen “Seperti Bunga dan Lebah”

4.2 Pembahasan

Kalimat Analisis Kesimpulan


“Rif, berikan aku
sebuah kisah untuk
kujadikan pelajaran”
ujar Risa tiba-tiba di
sore hari yang sejuk itu
“Hmm, kisah apa ya?
Aku bacakan
sepenggal kisah
tentang analogi Bunga
dan Lebah, mau?”
jawabku yang berbalas
anggukan penuh
semangat dari Risa.
Seperti bunga dan
lebah.
Ya, aku lebah dan ia
bunganya
Atau mungkin
sebaliknya
Aku tak peduli.
Simbiosis mutualisme,
pikirku.
Karena kami saling
memberi, dan tanpa
sadar saling menerima.
Lalu aku mulai
meminta lebih banyak
Dan otomatis ia
memberi lebih banyak.
Begitu yang kami
lakukan sebagai bunga
dan lebah.
Tapi aku sadar.

Seperti Bunga dan Lebah

“Rif, berikan aku sebuah kisah untuk kujadikan pelajaran” ujar Risa tiba-tiba di sore hari
yang sejuk itu.

“Hmm, kisah apa ya? Aku bacakan sepenggal kisah tentang analogi Bunga dan Lebah,
mau?” jawabku yang berbalas anggukan penuh semangat dari Risa.

Seperti bunga dan lebah.

Ya, aku lebah dan ia bunganya. Atau mungkin sebaliknya. Aku tak peduli.

Simbiosis mutualisme, pikirku. Karena kami saling memberi, dan tanpa sadar saling
menerima.

Lalu aku mulai meminta lebih banyak. Dan otomatis ia memberi lebih banyak.

Begitu yang kami lakukan sebagai bunga dan lebah.


Tapi aku sadar.

Mungkin aku bunganya.

Objek yang tidak akan pernah bisa berpindah tempat, hanya menunggu untuk disinggahi
sesaat.

Ia lebahnya.

Hadir kala memang saatnya hadir. Pergi kala memang saatnya pergi.

Kala sang bunga menutup diri, berhenti untuk meminta, maka sunyi akan segera
tercipta. Sang lebah boleh pergi, mencari keindahan bunga yang lain.

Lalu sepi.

Risa menatapku dengan nanar, seraya berkata “Tuan Rifazi, sejak kapan kamu pandai
bercerita seperti ini?”.

“Sejak aku sadar, bahwa aku dan kamu hanya bisa sekedar menjadi teman, Nyonya Risa.
Aku-lah bunganya, dan tentu, kau lebahnya” ujarku, tentu saja hanya berani
kusampaikan dalam hati

Anda mungkin juga menyukai