Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PENGGUNAAN JENIS KONJUNGSI PADA

CERPEN “MAWAR DI TIANG GANTUNGAN” KARYA AGUS NOER

Niar Martin F, Syafa Husada, Ana Sirotul M


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Trunojoyo Madura
Surel: 210621100112@student.trunojoyo.ac.id
210621100116@student.trunojoyo.ac.id
210621100131@student.trunojoyo.ac.id

Abstrak
Konjungsi menjadi penghubung antara kata, antara frasa, antara klausa, dan antara kalimat. Konjungsi
sangat berperan penting dalam penulisan sebuah cerpen. Hal itu dikarenakan dapat dilihat dari fungsi
konjungsi yaitu agar cerpen dapat mudah dimengerti oleh pembaca. Jika tidak ada penggunaan konjungsi
maka kalimat menjadi tidak padu dan sulit dimengerti. Semakin berkembangnya cerpen, maka konjungsi
yang digunakanpun semakin bermacam-macam. Pada cerpen “Mawar di Tiang Gantungan” Karya Agus
Noer terdapat beberapa jenis konjungsi diantaranya yaitu konjungsi antarkata, konjungsi antarklausa, dan
konjungsi antarkalimat. Masing-masing kelompok penggunaan jenis konjungsi tersebut memiliki jumlah
kemunculan yang berbeda-beda. Tetapi dalam jumlah keseluruhan terdapat sebanyak 126 kali konjungsi
yang muncul pada cerpen “Mawar di Tiang Gantungan” Karya Agus Noer. Analisis penggunaan jenis
konjungsi ini digunakan untuk mengetahui jenis-jenis konjungsi yang ada pada cerpen tersebut.

Kata kunci: Konjungsi, jenis, cerpen, Mawar di Tiang Gantungan.

Abstract
Conjunctions connect words, phrases, clauses and sentences. Conjunctions play a very important role in
writing a short story. This is because it can be seen from the function of conjunctions, which is so that
short stories can be easily understood by readers. If there is no use of conjunctions, the sentence becomes
incoherent and difficult to understand. As the short story develops, the conjunctions used vary. In the
short story "Mawar di Tiang Gantungan" by Agus Noer, there are several types of conjunctions, including
conjunctions between words, conjunctions between clauses, and conjunctions between sentences. Each
group of conjunctions has a different number of occurrences. But in total, there are 126 conjunctions that
appear in the short story "Mawar di Tiang Gantungan" by Agus Noer. The analysis of the use of these
types of conjunctions is used to find out the types of conjunctions that exist in the short story.

Keyword: Conjunctions, types, short story, Mawar di Tiang Gantungan

PENDAHULUAN
Konjungsi adalah kata penghubung yang menghubungkan antarkata atau antarkalimat.
Konjungsi digunakan untuk menghubungkan antarkata agar menjadi saling berkesinambungan.
Konjungsi dapat digunakan untuk menghubungkan kata hingga menjadi suatu kalimat yang
mudah dimengerti. Penggunaan konjungsi juga terkadang digunakan untuk menghubungkan
kalimat yang terdapat pemborosan kata. Konjungsi memiliki beberapa jenis yaitu konjungsi
koordinatif, konjungsi subordinatif, konjungsi korelatif, konjungsi antar kalimat, dan konjungsi
antar paragraf. Jenis-jenis konjungsi tersebut tentunya akan digunakan dalam penulisan cerpen,
meskipun terkadang tidak semua jenis konjungsi akan digunakan oleh penulis dalam cerpen
yang diciptakannya.
Pada cerpen “Mawar di Tiang Gantungan” terdapat semua jenis konjungsi, namun pada
cerpen “Mawar di Tiang Gantungan” tidak terdapat konjungsi antar paragraf. Pada cerpen
“Mawar di Tiang Gantungan” penulisan antar paragraf tidak terdapat konjungsi antar paragraf
seperti ‘oleh karena itu’, ‘oleh sebab itu’, dan ‘berdasarkan’. Penggunaan jenis konjungsi yang
ada pada cerpen “Mawar di Tiang Gantungan” terdiri dari konjungsi koordinatif, konjungsi
subordinatif, konjungsi korelatif, dan konjungsi antar kalimat. Artikel ini akan
mengelompokkan penggunaan jenis konjungsi pada cerpen “Mawar di Tiang Gantungan”
menjadi jenis konjungsi antarkata, konjungsi antarklausa, dan konjungsi antarkalimat. Ketiga
pengelompokkan konjungsing tersebut akan terdiri dari jenis-jenis konjungsi yang telah
disebutkan di atas. Artikel ini juga akan menghitung berapa kali penggunaan jenis konjungsi
itu digunakan dalam cerpen “Mawar di Tiang Gantungan”.
Teori relevan terkait cerita pendek dikemukakan oleh Sumardjo (1983: 69) yang
mengungkapkan bahwa cerita pendek adalah cerita yang membatasi diri dalam membahas
salah satu unsur fiksi dalam aspeknya yang terkecil. Kependekan sebuah cerita pendek tersebut
bukan karena bentuknya yang jauh lebih pendek dari novel, tetapi karena aspek masalahnya
yang sangat dibatasi. Penelitian terkait artikel serupa yaitu berasal dari Bhekti dkk (2017),
dengan judul; Jenis dan Kuantitas Konjungsi dalam Cerita Anak. Artikel tersebut membahas
terkait jenis konjungsi dalam cerita anak. Sejalan dengan itu, Yeni Maulida (2018) juga meneliti
terkait: Penggunaan Konjungsi dalam Waacana Pembelajajaran Literasi yang meneliti tentang
objek wacana pembelajaran literasi. Sedangkan penelitian ini memiliki perbedaan objek
penelitian yaitu meneliti terkait penggunaan jenis penggunaan konjungsi dalam cerita pendek
berjudul “Mawar di Tiang Gantungan”. Analisis dalam artikel ini fokus pada jenis konjungsi
antarkata, antarklausa, dan antarkalimat.
Fakta empiris terkait penelitian ini yaitu terdapat berbagai jenis konjungsi yang
digunakan dalam cerita pendek “Mawar di Tiang Gantungan” karya Agus Noer. Hasil analisis
menunjukkan bahwa terdapat berbagai konjungsi yang diklasifikasikan menjadi tiga bagian,
yaitu analisis jenis konjungsi antarkata, analisis jenis konjungsi antarklausa, dan analisis jenis
konjungsi antarkalimat. Penelitian ini berfokus pada penelitian dengan metode deskriptif
analisis. Metode deskriptif analisis merupakan metode analisis yang dilakukan melalui
identifikasi fakta.Data yang dihasilkan dari metode ini yaitu data kualitatif.
Tujuan penulisan artikel ini yaitu untuk mengetahui penggunaan jenis konjungsi dalam
cerpen “Mawar di Tiang Gantungan”. Pada cerpen “Mawar di Tiang Gantungan” terdapat
beberapa jenis konjungsi yang perlu pembaca ketahui secara detail. Oleh karena itu, penulisan
artikel ini mengkaji mengenai konjungsi yang digunakan pada cerpen “Mawar di Tiang
Gantungan”. Selain itu, penulisan artikel ini untuk mengetahui berapa banyak konjungsi
tersebut digunakan dalam cerpen “Mawar di Tiang Gantuangan”. Sehingga dengan penulisan
artikel ini diharapkan dapat digunakan sebagai penambahan wawasan pembaca mengenai jenis
konjungsi yang ada pada cerpen “Mawar di Tiang Gantungan”.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam artikel ini menggunakan metode penelitian studi pustaka
dan literatur dengan cara mencari informasi dari bahan pustaka terpercaya. Selain itu juga,
penulisan artikel ini dengan meneliti, menganalisis dan menelaah beberapa sumber buku dan
jurnal terkait dengan penggunaan jenis konjungsi. Serta pada penulisan artikel ini juga dengan
melakukan pencarian sumber yang relevan di internet lalu dianalisis dan diolah dengan
sistematis sehingga dapat dipahami dan dimengerti. Metode studi pustaka dan review literatur
ini digunakan dengan tujuan meminimalisir waktu yang dapat terbuang untuk melakukan
penelitian dengan tindakan praktik, eksperimen, ataupun tindakan kelas.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Konjungsi memiliki peran penting dalam sebuah penulisan cerita pendek, karena dapat
dilihat dari fungsi konjungsi yaitu agar cerpen dapat mudah dimengerti oleh pembaca. Jika
tidak ada penggunaan konjungsi maka kalimat menjadi tidak padu dan sulit dimengerti.
Penggunaan konjungsi sendiri sebagai penghubung antarkata atau kalimat, sehingga kalimat
yang terdapat pemborosan kata menjadi lebih mudah dipahami. Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan mengenai penggunaan jenis konjungsi dalam cerpen “Mawar di Tiang Gantungan”
terdapat tiga kelompok jenis konjungsi, yaitu konjungsi antarkata, konjungsi antarklausa, dan
antarkalimat. Masing-masing kelompok jenis konjungsi tersebut memiliki jumlah kemunculan
yang berbeda-beda. Tetapi dalam jumlah keseluruhan terdapat sebanyak 126 kali konjungsi
yang muncul pada cerpen “Mawar di Tiang Gantungan”. Analisis ini tertuju pada jenis-jenis
konjungsi yang telah dikelompokkan menjadi konjungsi antarkata, konjungsi antar klausa, dan
konjungsi antarkalimat. Artikel ini akan mengkaji jenis konjungsi yang tertentu pada tataran
sintaksis. Berikut data frekuensi kemunculan konjungsi pada cerpen “Mawar di Tiang
Gantungan”.

Jumlah
Konjungsi yang
Jenis Konjungsi Banyak
Ditemukan
Konjungsi
Dan 15
Konjungsi antarkata
Yang 66
Tapi 8
Karena 5
Hingga 1
Seperti 6
Konjungsi antarklausa Dengan 4
Dan 3
Kemudian 5
Ketika 6
tetapi 2
Konjungsi antarkalimat Lalu 1
padahal 1
Bahkan 1
Maka 2

Analisis Penggunaan Jenis Konjungsi Antarkata Pada Cerpen “Mawar di Tiang


Gantungan”
Konjungsi antarkata yaitu konjungsi yang menghubungkan kata dengan kata. Konjungsi
antarkata sangat penting pada penulisan cerpen karena jika tidak ada konjungsi antarkata
sebuah kata tidak akan bisa menjadi klausa dan akan menjadi satu kalimat. Dari analisis yang
telah dilakukan, kami menemukan penggunaan konjungsi antarkata sebanyak 81 kali dalam
cerpen “Mawar di Tiang Gantungan”. Konjungsi antarkata pada cerpen tersebut ditandai
dengan adanya konjungsi ‘dan’ sebanyak 15 kali dan konjungsi ‘yang’ sebanyak 66 kali.
Konjungsi ‘dan’ serta konjungsi‘yang’ pada cerpen “Mawar di Tiang Gantungan” tersebut
sudah sesuai dengan penggunaannya. Berikut adalah hasil dan contoh penggunaan konjungsi
antarkata dalam cerpen tersebut.
1. Kojungsi ‘dan’ terdapat 15 kali
Salah satu contoh: Namun beberapa kali mesti kukatakan pada kalian, betapa aku bisa
melihat langit yang hijau lembut dan halus seperti permukaan agar-agar.
Pada kalimat di atas konjungsi ‘dan’ termasuk ke dalam konjungsi antarkata, hal ini
dikarenakan dengan adanya penggunaan konjungsi ‘dan’ sebagai penghubung antara kata
hijau lembut dengan kata halus. Penggunaan konjungsi ini berguna untuk menyatakan
hubungan tambahan.

2. Konjungsi ‘yang’ terdapat 66 kali


Salah satu contoh: Aku bisa melihat pepohonan yang ungu,...
Pada kalimat di atas konjungsi ‘yang’ termasuk konjungsi antarkata, hal ini dikarenakan
dengan adanya penggunaan konjungsi ‘yang’ sebagai penghubung keterangan. Seperti pada
contoh kata pepohonan dengan keterangan kata ungu.

Analisis Penggunaan Jenis Konjungsi Antarklausa Pada Cerpen “Mawar di Tiang


Gantungan”
Konjungsi antar klausa yaitu digunakan sebagai penghubung antara klausa. Dari analisis
yang telah dilakukan, kami menemukan konjungsi antarklausa sebanyak 40 kali dalam cerpen
“Mawar di Tiang Gantungan”. Konjungsi antarklausa dalam cerpen tersebut ditandai dengan
adanya konjungsi ‘tapi’ sebanyak 8 kali, konjungsi ‘karena’ sebanyak 5 kali, konjungsi ‘hingga’
sebanyak 1 kali, konjungsi ‘seperti’ sebanyak 6 kali, konjungsi ‘dengan’ sebanyak 4 kali,
konjungsi ‘dan’ sebanyak 3 kali, konjungsi ‘kemudian’ sebanyak 5 kali, konjungsi ‘ketika’
sebanyak 6 kali dan konjungsi ‘tetapi’ sebanyak 2 kali.
1. Konjungsi ‘tapi’ terdapat 8 kali
Salah satu contoh: ...melihat sosoknya di jalanan merah remang ini, tapi itu membuatku
jadi bisa sering mengajaknya bercakap.
Pada kalimat di atas terdapat dua kalusa, yaitu melihat sosoknya di jalanan merah remang
dan membuatku jadi bisa menjaknya bercakap. Penggunaan konjungsi ‘tapi’ yang menjadi
penghubung kedua klausa tersebut menyatakan hubungan pertentangan.

2. Konjungsi ‘karena’ terdapat 5 kali


Salah satu contoh: Sebulan setelah melahirkannya, ibunya gila karena guna-guna istri
muda simpanan suaminya.
Pada kalimat di atas terdapat dua klausa, yaitu sebulan setelah melahirkannya, ibunya gila
dan guna-guna istri simpanan suaminya. Penggunaan konjungsi ‘karena’ pada kalimat
tersebut sebagai penghubung dua klausa yang menyatakan penyebab.

3. Konjungsi ‘hingga’ terdapat 1 kali


Salah satu contoh: ...butiran hujan yang bening keemasan hingga segalanya jadi tampak
megah berkilauan setiap kali ia ditumpahkan.
Pada kalimat di atas terdapat dua klausa, yaitu butiran hujan yang bening keemasan dan
segalanya jadi tampak megah berkilauan setiap kali ia ditumpahkan. Penggunaan
konjungsi ‘hingga’ menjadi penghubung dua klausa yang menyatakan akibat.

4. Konjungsi ‘seperti’ terdapat 6 kali


Salah satu contoh: Aku melihatnya di pinggir jalan itu seperti malam-malam sebelumnya,...
Pada kalimat di atas terdapat dua klausa, yaitu aku melihatnya di pinggir jalan itu dan
malam-malam sebelumnya. Penggunaan konjungsi ‘seperti’ menjadi penghubung klausa
yang menyatakan perbandingan.

5. Konjungsi ‘dengan’ terdapat 4 kali


Salah satu contoh: Aku bisa melihat segala yang tidak mampu kau pandang dengan
sepasang matamu.
Pada kalimat di atas terdapat dua klausa, yaitu aku bisa melihat segala yang tidak mampu
kau pandang dan sepasang matamu. Penggunaan konjungsi ‘dengan’ menjadi penghubung
klausa yang menyatakan panambahan.

6. Konjungsi ‘dan’ terdapat 3 kali


Salah satu contoh: Kemudian ditunjukkan padaku sepasang mata yang indah, dan berkata,
“mata ini akan membuatmu jelita,...”
Pada kalimat di atas terdapat dua klausa, yaitu kemudian ditunjukkan padaku sepasang
mata yang indah dengan klausa berkata “mata ini akan membuatmu jelita,...”. Kedua
klausa tersebut dihubungkan dengan konjungsi ‘dan’, konjungsi tersebut menjadi
penghubung klausa yang menyatakan penambahan.
7. Konjungsi ‘kemudian’ terdapat 5 kali
Salah satu contoh: Maka kalian pun hanya diam ketika Mawar diarak ke alun-alun kota,
dicambuk dan dirajam, kemudian digantung sebagai tontonan.
Pada kalimat di atas terdapat dua klausa, yaitu dicambuk dan dirajam dan digantung
sebagai tontonan. Penggunaan konjungsi ‘kemudian’ menjadi penghubung kedua klausa
yang menyatakan waktu.

8. Konjungsi ‘ketika’ terdapat 6 kali


Salah satu contoh: Tentu, kau bisa menduga, ketika aku lahir dan menatap dunia,
perempuan itu langsung meraung,...
Pada kalimat di atas tedapat dua klausa, yaitu tentu, kau bisa menduga dan aku lahir dan
menatap dunia. Kedua klausa tersebut dihubungkan oleh konjungsi ‘ketika’. Penggunaan
konjungsi ‘ketika’ menjadi penghubung yang menyatakan waktu.

9. Konjungsi ‘tetapi’ terdapat 2 kali


Salah satu contoh: Barangkali ia pun merasakan firasat itu, tetapi tetap bersikeras tak
mempercayainya.
Pada kalimat di atas terdapat dua klausa, yaitu barangkali ia pun merasakan firasat itu dan
tetap bersikeras tak mempercayainya. Kedua klausa tersebut dihubungkan oleh konjungsi
‘tetapi’. Penggunaan konjungsi ‘tetapi’ menjadi penghubung yang menyatakan
pertentangan.

Analisis Penggunaan Jenis Konjungsi Antarkalimat Pada Cerpen “Mawar di Tiang


Gantungan”
Jenis konjungsi antarkalimat merupakan jenis konjungsi yang digunakan sebagai
penghubung antara kalimat satu dengan kalimat yang lainnya. Dalam cerita pendek berjudul
“Mawar di Tiang Gantungan” karya Agus Noer ditemukan sebanyak 5 konjungsi antarkalimat.
Konjungsi yang ditemukan diantaranya yaitu lalu, bahkan, padahal, dan maka. Namun,
terdapat pula beberapa konjungsi yang tidak sesuai dengan tataran sintaksis, diantaranya yaitu
penggunaan konjungsi tapi, dan, sebab, karena. Hal tersebut terjadi karena konjungsi tersebut
termasuk dalam jenis konjungsi antarklausa, bukan antarkalimat.
Berdasarkan hasil analisis terkait penggunaan konjungsi ternyata sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Karso Atmo Sukarto (2017) yang mengungkapkan bahwa jenis
konjungsi dalam bahasa Indonesia dibedakan menjadi beberapa aspke, salah satunya yaitu
konjungsi antarkalimat. Berikut penggunaan jenis konjungsi antarkalimat dalam cerita pendek
berjudul “Mawar di Tiang Gantungan” :
1. Konjungsi ‘lalu’ terdapat 1 kali
Hal itu dibuktikan dengan kalimat berikut isak tangis muram menyelubungi gudang itu,
bercampur erang yang terdengar bagai muncul dari binatang terluka. Lalu, kusaksikan
Mawar mendadak bangkit menyerang sambil menjerit panjang. Kalimat tersebut
menggunakan konjungsi ‘lalu’ yang menyatakan sebagai keterangan waktu.
2. Konjungsi ‘bahkan’ terdapat 1 kali
Hal itu dibuktikan dengan kalimat dikatakan Mawar baru saja membunuh seorang
pelanggan yang tak membayarnya. Bahkan petugas bisa mengembangkan bukti, ternyata
dialah psikopat yang selama ini mereka cari. Kongjungsi bahkan dalam kalimat tersebut
menunjukan bahwa tokoh Mawar telah membunuh seorang pelanggan yang tidak
membayarnya dan menghubungkan dengan kalimat bahwa Mawar merupakan seorang
psikopat.

3. Konjungsi ‘padahal’ terdapat 1 kali


Hal itu dibuktikan dengan kalimat Kuceritakan apa yang kusaksikan, tapi kalian tak pernah
percaya pada saksi mata yang buta. Padahal bukan aku yang dusta, tapi mereka. Konjungsi
‘padahal’ dalam kalimat tersebut menunjukkan kebenaran.

4. Konjungsi ‘maka’ terdapat 2 kali


Hal itu dibuktikan dengan kalimat segala yang cabul mesti dimusnahkan, karena begitulah
menurut undang-undang yang baru kalian sahkan. Maka kalian pun hanya diam ketika
Mawar diarak ke alun-alun kota, dicambuk dan dirajam, kemudian digantung sebagai
tontonan. Konjungsi ‘maka’ dalam cerpen tersebut menyatakan adanya sebab-akibat.

SIMPULAN
Konjungsi digunakan untuk menghubungkan antarkata agar menjadi saling
berkesinambungan. Konjungsi dapat digunakan untuk menghubungkan kata hingga menjadi
suatu kalimat yang mudah dimengerti. Konjungsi memiliki peran penting dalam sebuah
penulisan cerita pendek, karena dapat dilihat dari fungsi konjungsi yaitu agar cerpen dapat
mudah dimengerti oleh pembaca. Jika tidak ada penggunaan konjungsi maka kalimat menjadi
tidak padu dan sulit dimengerti. Jumlah keseluruhan terdapat sebanyak 126 kali konjungsi yang
muncul pada cerpen “Mawar di Tiang Gantungan”.
Berdasarkan hasil penelitian terkait analisis penggunaan jenis konjungsi dalam cerpen
“Mawar di Tiang Gantungan” ditemukan jenis konjungsi antarkata, antarklausa, dan
antarkalimat. Dalam cerita pendek berjudul “Mawar di Tiang Gantungan” karya Agus Noer
ditemukan bahwa terdapat penggunaan konjungsi antarkata diantaranya yaitu: ‘dan’ serta
‘yang’. Ditemukan bahwa terdapat jenis konjungsi antarklausa diantaranya yaitu: ‘tapi’,
‘karena’, ‘hingga’, ‘seperti’, ‘dengan’, ‘dan’, ‘kemudian’, ‘ketika’, serta ‘tetapi’. Ditemukan
bahwa terdapat jenis konjungsi antarkalimat diantaranya yaitu : lalu, bahkan, padahal, dan
maka.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, A. (1990). PENGGUNAAN PREPOSISI DAN KONJUNGSI BAHASA INDONESIA.
Flores: Nusa Indah.
Chaer, A. (2009). SINTAKSIS BAHASA INDONESIA (PENDEKATAN PORSES). Jakarta:
Rineka Cipta.
Bimantara, D. G. (2017). Jenis dan Fungsi Piranti Konjungsi dalam Novel. (Doctoral
dissertation, Universitas Negeri Malang).
Ariyadi , A. D., & Utomo, A. P. (2020). Analisis Kesalahan Sintaksis Pada Teks Berita Daring
Berjudul "Mencari Etika Elite Politik Disaat Covid 19". Jurnal Bahasa Dan Sastra,
8(3).
Khusna, F., & Utomo, A. (2022). ANALISIS DEIKSIS CERPEN "BILA SEMUA WANITA
CANTIK!" KARYA TERE LIYE. Jurnal Ilmiah SEMANTIKA, 3(02), 101 110.
Maulina, Y. (2018). Penggunaan Konjungsi Dalam Wacana Pembelajaran Literasi . Madah:
Jurnal Bahasa dan Sastra, 9(2).

Anda mungkin juga menyukai