Anda di halaman 1dari 12

KLASIFIKASI EMOSI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL

KOKOKAN MENCARI ARUMBAWANGI KARYA CYNTHA HARIADI


Dosen Mata Kuliah: Prof. Dr. Syahrul Ramadhan, M. Pd.

Disusun Oleh:

Ivan Akbar Winasis


2001040048

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah “Klasifikasi Emosi Tokoh Utama Dalam Novel
Kokokan Mencari Arumbawangi, Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan klasifikasi emosi
tokoh utama ini dengan sebaik-baiknya meskipun masih banyak terdapat kekurangan di
dalamnya. Saya mengucapkan terimakasih selaku dosen mata kuliah Psikologi Sastra..

Saya berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai Klasifikasi Emosi Tokoh Utama Dalam Novel Kokokan Mencari Arumbawangi.
Saya sangat menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun.

Semoga makalah ini bisa dipahami oleh siapapun yang membacanya. Semoga saja
makalah yang telah disusun dapat berguna bagi penulis sendiri atau pun orang yang
membacanya. Sebelumnya, mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang tepat
dan penulis memohon kiritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan makalah ini diwaktu yang
akan datang.

Purwokerto, Juni 2022

Ivan Akbar Winasis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................1

BAB II KAJIAN PUSTAKA.........................................................................................................2

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................3

A. Analisis Cerita Pendek “Cowok Idaman” Karya Kanda Rudiyanto berdasarkan Kohesi dan
Koherensi................................................................................................................................3

B. Analisis Teks Prosedur “Cara Mendaftar BPJS Kesehatan” (Kemendikbud: 2015)


berdasarkan Kohesi dan Koherensi.........................................................................................4

C. Analisis Teks Wacana Lingkungan “Kerusakan Lingkungan Hidup di Indonesia dan


Penyebabnya” berdasarkan Kohesi dan Koherensi”...............................................................5

D. Deskripsi Kemungkinan Pembelajaran dengan Ketiga Wacana tersebut di Sekolah.............5

BAB IV PENUTUP........................................................................................................................6

A. Simpulan.................................................................................................................................6

B. Saran........................................................................................................................................6

KEPUSTAKAAN...........................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Semi (2013:38) sastra merupakan karya seni yang mempunyai sifat yang sama
dengan karya seni yang lain membantu manusia untuk menyikapkan rahasia keadaannya,
untuk member makna pada eksistensinya, untuk memberikan jalan kebenaran. Sastra dibagi
atas tiga yaitu prosa, puisi dan drama salah satu prosa baru adalah novel dan cerpen. Dalam
sebuah karya sastra seperti novel memilki unsur –unsur pembangun novel, unsur pembangun
yang dimaksud adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Novel Kokokan Mencari Arumbawangi merupakan novel yang diterbitkan oleh PT
Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2020 dengan tebal 333 halaman. Novel Kokokan
Mencari Arumbawangi merupakan novel pertama dari Cyntha Hariadi, sebelumnya Cyntha
Hariadi adalah penulis buku puisi Ibu Mendulang Anak Berlari, finalis Kusala Sastra
Khatulistiwa 2016 dan kumpulan cerpen Manifesto Flora. Cyntha Hariadi merupakan wanita
alumi Fisip Universitas Katolik Parahyangan yang mulai mengembangkan pada bidang tulis
menulis sejak kuliah sarjana. Novel Kokokan Mencari Arumbawangi karya Cyntha Hariadi
adalah novel yang menceritakan seorang anak yang dikirim dari langit dibawah oleh kokokan
dan dijatuhkan ke kebun bawang merah milik Nanamama. Nanamama memberikan nama
kepada anak tersebut yaitu Arumbawangi. Sejak itu hidup mereka sangat bahagia dan penuh
dengan kegembiraan sampai suatu hari ada seorang pengusaha yang datang hendak
mendirikan hotel di tengah sawah sebagai ladang bisnisnya. Ketika semua warga di desa
sepakat untuk menjual tanah milik mereka hanya Nanamama yang bergeming untuk tidak
menjual.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis kohesi dan koherensi dalam teks cerpen?
2. Bagaimana analisis kohesi dan koherensi dalam teks prosedur?
3. Bagaimana analisis kohesi dan koherensi dalam teks lingkungan?
4. Bagaimana kemungkinan pembelajaran di sekolah?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan analisis kohesi dan koherensi dalam teks cerpen.
2. Mendeskripsikan analisis kohesi dan koherensi dalam teks prosedur.
3. Mendeskripsikan analisis kohesi dan koherensi dalam teks lingkungan.
4. Mendeskripsikan kemungkinan pembelajaran ketiga wacana tersebut di sekolah.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Wacana adalah satuan bahasa yang paling lengkap (lebih dari hanya klausa dan kalimat),
memiliki kohesi dan koherensi, memiliki awal dan akhir yang jelas, berkesinambungan, baik
dalam bentuk lisan maupun tertulis (Junaiyah & Arifin, 2010:5). Kata wacana berasal dari
bahasa Sanskerta yaitu, dari kata vacana yang berarti bacaan (Lestari, 2019). Wacana
(discourse) adalah konsep atau gagasan yang dikemas dalam bahasa (Purwo, 2000:78).
Wacana terdiri dari kalimat, frasa, kata, dan bunyi (Purwitasari, 2017). Pada tata bahasa,
wacana dipahami sebagai satuan bahasa yang berada di atas tataran kalimat (Wedhawati dkk,
2006:595).
Wacana sangat berkaitan dengan teks. Teks merupakan satuan bahasa yang mengandung
pikiran dengan struktur yang lengkap (Putri & Syahrul, 2019). Teks juga sangat berkaitan
dengan keterampilan menulis (Amalia dkk, 2018). Menulis merupakan suatu kegiatan yang
produktif dan ekspresif (Amelia dkk, 2015). Menulis adalah suatu keterampilan berbahasa
yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau secara langsung (Rahmatina
& Sukma, 2015). Menurut Maybury (dalam Sukma, 2007) mengatakan bahwa dengan
menulis siswa dapat menggunakan segala kemampuan mereka yang berupa gagasan, kesan-
kesan, perasaan, harapan, dan imajinasi mereka serta menggunakan bahasa untuk menulis
komentar mereka.
Pada pembelajaran bahasa Indonesia banyak siswa merasa kesulitan dalam menuangkan
gagasan atau ide dalam menulis serta pemilihan diksi yang kurang tepat dalam menulis teks
(Putri & Syahrul, 2019). Sejalan dengan hal tersebut (Putri dkk, 2018) mengemukakan bahwa
dalam menulis teks siswa juga merasa kesulitan menulis teks sesuai dengan struktur yang
sebenarnya. Hal itu disebabkan karena setiap struktur teks yang ada memiliki struktur berpikir
masing-masing (Fitrianita dkk, 2017). Hal itu juga dikarenakan guru masih menggunakan
pengajaran yang kurang inovatif dan kreatif (Sukma, 2019). Pembelajaran bahasa Indonesia
berdasarkan kurikulum 2013 merupakan pembelajaran yang berbasis teks. Artinya,
pembelajaran bahasa Indonesia tidak keluar dari teks (Hizati dkk, 2018).

3
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Cerita Pendek “Cowok Idaman” Karya Kanda Rudiyanto berdasarkan


Kohesi dan Koherensi
1. Kohesi
a. Kohesi Gramatikal Penunjukan Kataforis
“Apakah ini yang namanya rasa sayang? Pertanyaan yang kuajukan untuk diriku
sendiri”
b. Kohesi Gramatikal Penunjukan Anaforis
“Aliran darah yang mengalir deras ke ubun-ubunku itu membuat keringat dingin mulai
membasahi ragaku, semua itu telah kembali normal”
c. Kohesi Gramatikal Penggantian
“Rina itu semakin mendekatkan hubungan denganku dan bilang kepadaku bahwa ia
ingin menjadi kekasihku”
d. Kohesi Leksikal Kolokasi
“Rina adalah seorang gadis yang berasal dari Bandung yang terkenal dengan kulit
putih, halus, manis dan cantik”
e. Kohesi Leksikal Sinonim
“Pada saat jam istirahat pertama di SMA, kutemui Amy. “Oke, walau kita tidak saling
memiliki, tapi kita boleh selalu berkomunikasi. Jawabku singkat, aku kira itu jawaban
yang terbaik dan terbijak”
2. Koherensi
Pada cerpen “Cowok Idaman” karya Kanda Rudiyanto terdapat dua koherensi.
Pertama, eksposisi kausalitas yang ditandai dengan sebab dan akibat dan koherensinya
ditandai oleh konjungsi akan tetapi. Buktinya: “Kayuhanku ketika pulang ke rumahku
semakin ringan bahkan tidak terasa karena hatiku yang semakin berbunga-bunga,
pandanganku dan pikiranku yang tidak terpusat ke jalan akan tetapi terpusat pada
bayangan cantiknya wajah kekasihku, Vita. Kedua, koherensi wacana dialog yang
didominasi oleh koherensi stimulus-respons. Buktinya: “Maaf ya Nda kalau aku lama”

4
ucapan yang kudengar dari belakang tubuhku. “Iya gak apa-apa kok, namanya juga
sayang pikirku dalam hati, apapun akan kuberikan termasuk juga rasa maafku”

B. Analisis Teks Prosedur “Cara Mendaftar BPJS Kesehatan” (Kemendikbud: 2015)


berdasarkan Kohesi dan Koherensi
1. Kohesi
a. Kohesi Gramatikal Penunjukan Anaforis
“Pada umumnya, cara mendaftar BPJS kesehatan ini ada 2 pilihan yaitu secara offline
dan online. Masing-masing metode ini memang memiliki tingkat kemudahan dan
kesulitannya sendiri-sendiri”
b. Kohesi Leksikal Antonimi
“Maka dari itu sebelum mendaftarkan diri alangkah baiknya Anda mamahami masing-
masing metode pendaftaran ini agar Anda bisa menyesuaikannya dengan kemampuan
dan kondisi Anda saat ini, misalkan sebagai contoh, Anda tidak paham tentang internet
maka ada baiknya Anda mendaftar secara offline, begitu sebaliknya jika Anda merasa
mampu melakukan pendaftaran dengan perangkat dan jejaring internet maka akan lebih
mudah bagi Anda jika mendaftar secara online”
2. Koherensi
Pada teks prosedur “Cara Mendaftar BPJS” terdapat koherensi prosedural yang
merupakan koherensi pentahapan yang terdiri atas tahapan-tahapan tentang dokumen atau
berkas umum yang perlu dipersiapkan. Buktinya:
Mendaftar secara offline maupun online ada beberapa dokumen atau berkas umum
yang perlu Anda persiapkan yaitu:
a. Kartu identitas yang masih berlaku (KTP, SIM, atau paspor).
b. Kartu keluarga atau KK terbaru.
c. Buku nikah bagi yang sudah menikah.
d. Fotokopi buku tabungan sebagai penanggung biaya.
e. Pas foto ukuran 3×4 sebanyak 2 lembar.

5
C. Analisis Teks Wacana Lingkungan “Kerusakan Lingkungan Hidup di Indonesia dan
Penyebabnya” berdasarkan Kohesi dan Koherensi”
1. Kohesi
a. Kohesi Gramatikal Penunjukan Anaforis
“Kerusakan lingkungan hidup di Indonesia semakin hari kian parah. Kondisi tersebut
secara langsung telah mengancam kehidupan manusia”
b. Kohesi Gramatikal Penunjukan Kataforis
“Kerusakan ini umumnya disebabkan oleh aktifitas manusia yang tidak ramah lingkungan
seperti perusakan hutan dan alih fungsi hutan, pertambangan, pencemaran udara, air, dan
tanah dan lain sebagainya”
2. Koherensi
Pada teks wacana lingkungan “Kerusakan Lingkungan Hidup di Indonesia dan
Penyebabnya berdasarkan Kohesi dan Koherensi” terdapat koherensi eksposisi kausalitas
yang ditandai oleh konjungsi sebab akibat. Buktinya: “Kerusakan lingkungan hidup di
Indonesia semakin hari kian parah. Kondisi tersebut secara langsung telah mengancam
kehidupan manusia. Tingkat kerusakan alam pun meningkatkan resiko bencana alam.
Penyebab terjadinya kerusakan alam dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu akibat
peristiwa alam dan akibat ulah manusia”

D. Deskripsi Kemungkinan Pembelajaran dengan Ketiga Wacana tersebut di Sekolah


Menurut Saragih (2016), pembelajaran berbasis teks memiliki kesejajaran dengan
kurikulum 2013 terutama dalam hal kesejajaran tahap dalam siklus pembelajaran berbasis teks
dengan tahap atau langkah dalam pendekatan ilmiah. Pendekatan berbasis teks pembelajaran
bahasa mendukung capaian kompetensi integratif dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Selanjutnya dengan pembelajaran berbasis teks dan pendekatan ilmiah peran pembelajaran
bahasa menjadi lintas kurikulum menjadikan pembelajaran bahasa menjadi penghela ilmu
pengetahuan.

6
BAB IV

PENUTUP
A. Simpulan
Wacana adalah satuan bahasa yang paling lengkap (lebih dari hanya klausa dan kalimat),
wacana memiliki kohesi dan koherensi, memiliki awal dan akhir yang jelas, dan
berkesinambungan baik dalam bentuk lisan maupun tertulis.
Pada analisis cerita pendek “Cowok Idaman” Karya Kanda Rudiyanto terdapat kohesi
gramatikal yaitu, penunjukan kataforis, penunjukan anaforis, dan penggantian. Kohesi leksikal
juga terdapat pada cerita pendek ini yaitu, kolokasi dan sinonim. Pada teks tersebut terdapat
koherensi eksposisi kausalitas dan juga wacana dialog.
Pada analisis teks prosedur “Cara Mendaftar BPJS Kesehatan” terdapat kohesi
gramatikal penunjukan anaforis dan kohesi leksikal antonimi. Koherensi juga terdapat pada
teks tersebut yaitu, koherensi prosedural.
Pada analisis teks wacana lingkungan “Kerusakan Lingkungan Hidup di Indonesia dan
Penyebabnya” terdapat kohesi gramatikal penunjukan anaforis dan penunjukan kataforis. Pada
teks wacana lingkungan juga terdapat koherensi eksposisi kausalitas.
Pendekatan berbasis teks pembelajaran bahasa mendukung capaian kompetensi
integratif dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Ketiga teks tersebut merupakan
pembelajaran bahasa Indonesia tingkat SMP atau SMA, apabila ketiga teks tersebut dipahami
dan dipelajari dalam segi kohesi dan koherensi, maka siswa akan mampu dalam menulis teks
yang baik dan benar.

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan untuk pembuatan makalah berikutnya supaya lebih baik lagi
kedepannya.

7
KEPUSTAKAAN
Amalia, F., Syahrul, R., dan Arief, E. (2018). Pengaruh Model Discovery Learning Berbantuan
Media Audiovisual terhadap Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 31 Padang. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(7), p 125-132.
Amelia, R., Sukma, E., dan Asma, N. (2015). Pembelajaran Menulis Laporan Percobaan dengan
Pendekatan Saintifik di Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Jurusan PGSD FIP
UNP, 1 (1), p 1-8.
Amin, M., Syamsudin., dan Zulianto, S. (2016). Kohesi dan Koherensi dalam Artikel Ilmiah
Populer Radar Sulteng. Bahasantodea, 4(3), p 48-56.
Baryadi, P. (2002). Dasar-dasar Analisis Wacana dalam Ilmu Bahasa. Jogjakarta: Pustaka
Gondho Suli.
Fitrianita, D., Syahrul, R., dan Tressyalina. (2017). Korelasi Keterampilan Memahami Teks
Deskripsi dengan Keterampilan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 15
Padang. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 6(2), p 102-108.
Goziyah, dan Insani, H, R. (2018). Kohesi dan Koherensi dalam Koran Bisnis Indonesia dengan
Judul Kemenperin Jamin Serap Garam Rakyat. Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa
Indonesia, Daerah, dan Asing, 1(1), p 138-153.
Hanafiah, W. (2014). Analisis Kohesi dan Koherensi pada Wacana Buletin Jumat. Epigram,
11(2), p 135-152.
Hizati, A., Syahrul., dan Arief, E. (2018). Pengaruh Model Problem Based Learning Berbantuan
Media Gambar Berseri terhadap Keterampilan Menulis Teks Ekplanasi Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 12 Padang. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(7), p 183-190.
Junaiyah, H, M, E., dan Arifin, Z. (2010). Keutuhan Wacana. Jakarta: Grasindo.
Kemendikbud. 2015. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan akademik Kelas XII. Jakarta:
Kemdikbud.
Lestari, R, F. (2019). Kohesi dan Koherensi Paragraf dalam Karangan Narasi Mahasiswa Teknik
Angkatan 2017 Universitas PGRI Banyuwangi. Jurnal Kredo, 3(1), p 73-82.
Nurfitriani, Bahry, R., dan Azwardi. (2018). Analisis Kohesi dan Koherensi dalam Proposal
Mahasiswa PBSI Tanggal 23 Desember 2014. Jurnal Bahasa dan Sastra, 12(1), p 39-48.
Purwitasari, E, D. (2017). Analisis Kohesi dan Koherensi Rubrik Boleh Tahu pada Majalah
Bobo Online serta Relevansinya terhadap Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa
SD/MI. Al-Ibtida’, 5(1), p 1-25.
Purwo, B, K. (2000). Kajian Serba Linguistik untuk Anton Moeliono Pereksa Bahasa. Jakarta:
Gunung Mulia.
Putri, D., dan Syahrul, R. (2019). Korelasi Keterampilan Membaca Pemahaman dan
Keterampilan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 4
Pariaman. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 8(1), p 62-69.
8
Putri, N., Syahrul, R., dan Afnita. (2018). Pengaruh Penggunaan Model Discovery Learning
Berbantuan Media Audiovisual terhadap Keterampilan Menulis Teks Biografi Siswa
Kelas X SMA Negeri 12 Padang. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 7(3), p
192-198.
Putri, R, D., dan Syahrul, R. (2019). Pengaruh Penggunaan Teknik Think Talk Write (TTW)
terhadap Keterampilan Menulis Teks Fabel Siswa Kelas VII SMP Negeri 31 Padang.
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 8(2), p 66-73.
Rahmatina, dan Sukma, E. (2015). Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi dengan
Menggunakan Strategi Mind Map di Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Jurusan
PGSD FIP UNP, 1 (1), p 1-8.
Rudiyanto, K. (2015). Cerpen Cowok Idaman. Online. http://cerpenmu.com/cerpen-
remaja/cowok-idaman.html. Diunduh 29 Mei 2020.
Saragih, A. (2016). Pembelajaran Bahasa Berbasis Teks dalam Kurikulum 2013. Medan Makna,
14(2), p 197-214.
Sukma, E. (2007). Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas V SD Negeri
Sumbersari III Malang dengan Strategi Pemetaan Pikiran. Diksi, 14(1), p 38-47.
Sukma, E., Mahyuddin, R., Zuryanty, dan Suriani, A. (2019). Literasi Membaca Puisi Guru SD.
Jurnal Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar, 3(1), p 65-73.
Suryanita, A. (2015). Wacana Lingkungan Kerusakan Lingkungan Hidup di Indonesia dan
Penyebabnya. Online. http://wacanalingkungan.blogspot.com/2015/08/kerusakan-
lingkungan-hidup.html?m=1. Diunduh 29 Mei 2020.
Wedhawati, Nurlina, W, E, S., Setiyanto, E., dan Sukesti, R. (2006). Tata Bahasa Jawa
Mutakhir. Yogyakarta: Kanisius.
Widiatmoko, W. (2015). Analisis Kohesi dan Koherensi Wacana Berita Rubrik Nasional di
Majalah Online Detik. Jurnal Sastra Indonesia, 4(1), p 1-12.

Anda mungkin juga menyukai