Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS WACANA DAN TOPIK PADA TEKS PROSEDUR, TEKS LINGKUNGAN,

TEKS SASTRA, DAN KEMUNGKINAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

diajukan untuk menyelesaikan mata kuliah “Wacana Bahasa Indonesia”


yang diampu oleh Prof. Dr. Syahrul R, M.Pd

Suci Eveline Parulyan

No Urut 22

NIM 17016077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Analisis Wacana dan Topik pada Teks Prosedur, Teks
Lingkungan, Teks Cerpen, dan Kemungkinan Pembelajaran di Sekolah” dengan baik
meskipun banyak terdapat kekurangan di dalamnya. Saya berterimakasih kepada Prof. Dr.
Syahrul Ramadhan, M. Pd. selaku dosen mata kuliah Wacana Bahasa Indonesia yang telah
memberikan tugas ini.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai analisis kohesi dan koherensi pada teks cerpen, teks prosedur,
teks lingkungan dan kemungkinan pembelajaran di sekolah. Saya sangat menyadari bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Saya
berharap adanya kritik dan saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun dapat berguna bagi penulis sendiri mau pun orang
yang membacanya. Sebelumnya, mohon maaf apabila terjadi kesalahan dalam penulisan
yang kurang berkenan dan penulis memohon kiritik serta saran dari pembaca untuk perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

Padang, 06 Juni 2020

Suci Eveline Parulyan

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................................ 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 6
A. Analisis Wacana dan Topik pada Teks Prosedur ................................................................ 6
B. Analisis Wacana dan Topik pada Teks Lingkungan ......................................................... 10
C. Analisis Wacana dan Topik pada Teks Cerpen ................................................................. 13
D. Kemungkinan Pembelajaran Keterampilan Menulis Teks di Sekolah .............................. 16
BAB IV PENUTUP................................................................................................................ 18
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 18
B. Saran .................................................................................................................................. 18
KEPUSTAKAAN .................................................................................................................. 20

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan suatu hal yang dinilai sangat penting dalam kehidupan manusia. Secara
keseluruhan manusia membutuhkan bahasa agar dapat berkomunikasi dan menyampaikan pesan
dengan sesamanya. Menurut Wendra (2008:2) dalam (Widiantara, et al 2014) aktivitas berbahasa
merupakan aktivitas penyampaian pesan dan ide kepada orang lain. Kegiatan berbahasa dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Berdasrkan hal ini, dalam
berkomunikasi dan bergaul, bahasa berfungsi ideasional dan interpersonal, sedangkan untuk
merealisasikan atau mewujudkan adanya wacana, bahasa berfungsi tekstual.
Hanafiah (2014) menyatakan bahwa wacana adalah komunikasi verbal, percakapan,
keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan. Sedangkan menurut Alwi, et al (dalam
Nurfitriani, et al, 2018) wacana adalah sebuah rentetan kalimat yang menghubungkan prosisi lain
dan membentuk satu kesatuan. Widyaningrum (2017) berpendapat bahwa wacana merupakan
tingkatan yang paling tinggi di dalam hierarki pembicaraan sintaksis setelah frase, klausa dan
kalimat. Maka dari itu, dalam penulisan wacana harus memperhatikan apakan topik yang
terdapat di dalamnya saling berkesinambungan. Kesinambungan topik tersebut dapat diukur
melalui kadar keseinambungan topik dalam wacana.
Beberapa penelitian terdahulu dapat menjadi acuan dalam penulisan ini. Andika Fitriya
(2009) dalam artikelnya yang berjudul Analisis Wacana Teks Prosedur Kompleks berdasarkan
Syarat-syarat Wacana menyatakan bahwa, manfaat dari analisis wacana adalah agar tidak
mengalami kerancuan lagi dalam memperoleh informasi yang terdapat dalam teks. Fitriya dalam
hal ini memfokuskan penelitiannya pada teks prosedur kompleks. Selain itu, analisis wacana juga
bermanfaat untuk pedoman penulisan wacana teks prosedural yang baik dan benar. Selanjutnya
Kuswandari, dkk (2017) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Wacana: Representasi
Pendidikan Indonesia pada Berita Online Detik.com menyimpulkan bahwa, penyampaian dan
pengemasan informasi pada teks wacana berita online menentukan bagaimana sikap dan arah
pandangan pembaca. Penyampaian dan pengemasan teks wacana akan berpengaruh pada topik
dan isi dalam wacana yang bersangkutan.
Handayani (2010) dalam tulisanya yang berjudul Analisis Wacana Pesan Cinta dalam
Kumpulan Cerita Pendek Emak Ingin Naik Haji menggunakan analisis wacana yang digunakan

1
dalam teori Van Dijk dalam analisis sebuah wacana dengan cara analisis teks, kognisi sosial, dan
konteks sosial. Berikutnya penelitian yang dilakukan oleh Ilham Sahdi (2016) dengan judul
Analisis Wacana Kesinambungan Topik dalam Cerita Rakyat Bisuk Ni Si Anggian
menggunakan parameter kesinambungan topik yang terdiri atas jarak referensi, kemungkinan
gangguan, dan keberterusan topik dalam sebuah teks. Sahdi menyimpulkan bahwa, berdasarkan
hasil temuan dan pembahasan dalam teks wacana Cerita Rakyat Bisuk Ni Sianggian,
kesinambungan topik dalam Cerita tersebut adalah rendah. Topik tersebut cukup berperan dalam
menjaga kesinambungan wacana. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Habibatur Rohmah
(2016) dengan judul Analisis Kesinambungan Topik Wacana Berita Rubrik Megapolitan di
Harian Kompas.com menyimpulkan bahwa penciptaan kesinambungan topik dapat diketahui
melalui beberapa cara yaitu pronominalisasi, pengulangan, ekuivalensi leksikal, dan pelesapan.
Sementara kadar kesinambungan topik diukur melalui jarak penyebutan, kebertahanan,
interferensi, pelesapan konstituen, dan susunan beruntun.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis retorika tekstual pada teks prosedur?
2. Bagaimana analisis retorika tekstual pada teks cerpen?
3. Bagaimana analisis retorika tekstual pada teks lingkungan?
4. Bagaimana kemungkinan pembelajaran ketiga wacana tersebut di sekolah?

C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan analisis aspek retorika tekstual pada teks prosedur.
2. Mendeskripsikan analisis aspek retorika tekstual pada teks cerpen.
3. Mendeskripsikan analisis aspek retorika tekstual pada teks lingkungan.
4. Mendeskripsikan kemungkinan pembelajarannya ketiga wacana tersebut di sekolah.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sebuah teks pada dasarnya dikatakan baik apabila teks tersebut dapat menyampaikan
pesan kepada pembaca. Analisis wacana dan topik menyertakan beberapa hal yang dapat
digunakan sebagai tolak ukur baik atau tidaknya sebuah teks bagi pembaca. Istilah analisis
wacana adalah istilah umum yang dipakai di dalam berbagai disiplin ilmu dengan berbagai
pengertian. Titik singgung analisis wacana adalah studi yang berhubungan dengan pemakaian
bahasa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fitriya (2009) dalam analisis wacana dan
topik, tuturan pengungkapan topik dapat dilihat dari kalimat utama dan kalimat penjelas dalam
sebuah paragraf. Penelitian yang dilakukan oleh Sumandi (2010) menyatakan bahwa keutuhan
paragraf dapat terbentuk apabila ada kesinambungan topik. Lebih lanjut Baryadi (2002)
menyampaikan bahwa, kesinambungan topik adalah pengacuan atau pemertahanan topik yang
telah disebut pada kalimat sebelumnya ke dalam kalimat-kalimat selanjutnya sehingga semua
kalimat pada satu paragraf hanya bertitik tolak dari satu topik.
Topik yang jelas dalam sebuah teks tidak terlepas dari penulis yang bersangkutan.
Menurut Ulya, et al (2015) menulis merupakan sebuah keterampilan yang memberikan gambaran
kemampuan berbahasa yang tinggi dari keempat aspek keterampilan berbahasa (menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis). Menulis menuntut kemampuan yang lebih karena
membutuhkan kemampuan berbahasa yang lain. Salah satu kemampuan berbahasa lain yang
memiliki hubungan erat dengan keterampilan menulis adalah keterampilan membaca.
Keterampilan membaca akan semakin baik apabila siswa terbiasa membaca buku. Kebiaasaan
membaca dapat dibangun melalui budaya literasi. Mulyadi (dalam Sukma, et al, 2019)
menyatakan kesadaran literasi itu penting untuk ditumbuhkembangkan, karena bisa membuat
para siswa menjadi cerdas dalam melihat masalah dalam kehidupannya. Sukma, et al (2019:104)
menyatakan bahwa literasi sangat penting bagi siswa karena keterampilan literasi akan
berpengaruh terhadap keberhasilan belajar mereka dan kehidupannya.
Keterampilan literasi yang baik akan membantu siswa dalam memahami teks lisan,
tulisan, maupun gambar/visual. Ramadhan, et al (2017) menyatakan bahwa literasi merupakan
jantung kemampuan siswa untuk belajar membaca dan menulis dari berbagai sumber buku yang
dibaca oleh siswa. Dasar dari keterampilan membaca harus diterapkan dengan sungguh-sungguh
bukan hanya sekedar saja, agar siswa dapat menguasainya dengan baik. Hal ini sejalan dengan

3
apa yang diungkapkan oleh Sukma, et al (2017) bahwa sebagai dasar keterampilan membaca
harus intens dan tegas, oleh karena itu kegiatan membaca pendahuluan harus dilayani dan
diimplementasikan dengan sunggu-sungguh. Selain pemahaman dalam keterampilan membaca,
kemampuan siswa dalam menulis juga dapat dibangun dengan pemahaman kosakata yang baik.
Rozana, et al (2018) menyatakan bahwa penguasaan kosakata berperan untuk kegiatan yang
bersifat reseptif dan produktif. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif karena siswa
membutuhkan kosakata yang memadai untuk mengembangkan ide dan gagasannya menjadi
sebuah tulisan yang utuh. Bukan hanya itu, siswa juga harus terampil dalam memanfaatkan
struktur bahasa. Ramadhan, et al (2017) menyatakan bahwa menulis merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang berarti mengubah bunyi bahasa menjadi lambang bunyi. Lambang
bunyi kemudian dirangkai menjadi kata dan kata dirangkai menjadi kalimat hingga akhirnya
terbentuk wacana bahasa tulis. siswa dituntut terampil memanfaatkan struktur bahasa di dalam
kegiatan menulis agar tulisan yang dihasilkan menarik untuk dibaca.
Analisis wacana dan topik membahas adanya penonjolan topik, kesinambungan topik,
dan kadar kesinambungan topik dalam sebuah teks. Sukma, et al (2007) menjelaskan bahwa
menulis teks sebagai bagian dari kegiatan menulis kreatif merupakan salah satu cara untuk
mengekspresikan gagasan, perasaan, dan pengalamannya dengan bahasa yang indah. Setiap
gagasan yang diekspresikan melalui tulisan dalam teks jenis apapun harus berkesinambungan
topiknya. Beberapa jenis teks yang pernah dipelajari oleh siswa diantaranya teks prosedur,
cerpen, ataupun teks bertemakan lingkungan. pada masing-masing teks tersebut tentulah ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisannya. Ramadhan, et al (2018) menyatakan
bahwa keterampilan menulis teks cerpen siswa masih rendah karena siswa merasa kesulitan
dalam menuangkan gagasan atau ide dalam menulis, pemahaman siswa terhadap isi cerita juga
sangat rendah karena bahan bacaan yang dimiliki siswa belum baik.
Ramadhan, et al (2018) juga menyatakan bahwa siswa mampu menulis teks cerpen
apabila teks yang ditulis siswa sesuai dengan indikator berikut. Pertama, siswa mampu menulis
kelengkapan struktur teks cerpen. Kedua, siswa mampu menulis unsur pembangun teks cerpen.
Ketiga, siswa mampu menulis struktur kebahasaan teks cerpen. Keempat, siswa mampu menulis
teks cerpen sesuai diksi yang baik. Apabila indikator berikut diterapkan dengan baik, maka siswa
akan mampu menghasilkan teks cerpen dengan baik pula. Namun, berhasil atau tidaknya siswa
dalam menulis tells cerpen juga ditentukan oleh krativitas guru dalam mengajar. Sukma, et al

4
(2016) memandang bahwa kreativitas guru dalam pembelajaran sastra perlu ditingkatkan karena
dengan adanya guru sastra yang kreatif diharapkan pembelajaran sastra yang terjadi benar-benar
disenangi oleh para siswa.Selanjutnya menurut Ramadhan, et al (2019) pendidikan lingkungan
adalah upaya bersama yang secara sudah diatur untuk mengajarkan atau menarik perhatian
manusia tentang bagaimana fungsi lingkungan alam dan bagaimana manusia dapat mengelola
dan melindunginya. Berdasarkan hal ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran tentang
teks di sekolah bukan hanya teks prosedur, cerpen atau teks sejenisnya saja yang perlu dipelajari.
Tetapi teks tentang lingkungan juga perlu diajarkan kepada peserta didik agar mereka tahu
bagaimana cara menjaga lingkungan dan mengembangkan kreativitas mereka melalui tulisannya
masing-masing.

5
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis Wacana dan Topik pada Teks Prosedur
1. Penonjolan Topik
a. Pengedepanan
Pengedepanan merupakan cara penonjolan topik dengan meletakkan topik pada bagian depan
dari suatu wacana. Topik yang diletakkan di depan akan terlihat lebih mencolok diantara topik
lainnya. Pengedepanan topik yang terdapat pada teks prosedur berjudul “Terapkan 10
LangkahCerdas Mencegah Penyebaran Virus Corona” adalah sebagai berikut.
Virus Corona saat ini sudah menjadi pandemi dunia. Bahkan di Indonesia, tidak sampai satu
bulan sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020, pasien positif sudah lebih 1.000
orang. Sudah hampir satu bulan, alih-alih menunjukkan penurunan, angka kasus positif
virus Corona di Indonesia justru terus meningkat.
Penonjolan topik yang tampak pada teks prosedur tersebut adalah virus corona. Penonjolan
topik menggunakan pengedepanan biasanya penulisan topik terletak pada awal paragraf sehingga
topik tersebut terkesan lebih menonjolkan dibandingkan kalimat berikutnya yang hanya
berfungsi sebagai penjelas kalimat awal.
b. Penonjolan Topik Ortografis
Penonjolan topik secara ortografis ditandai dengan adanya tulisan yang menggunakan huruf
kapital dan dicetak tebal. Namun pada teks prosedur berikut ini, penulis tidak menemukan
adanya penonjolan topik secara ortografis.

2. Kesinambungan Topik
a. Pronominalisasi
Virus Corona saat ini sudah menjadi pandemi dunia. Bahkan di Indonesia, tidak sampai satu
bulan sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020, pasien positif sudah lebih 1.000
orang. Sudah hampir satu bulan, alih-alih menunjukkan penurunan, angka kasus positif virus ini
di Indonesia justru terus meningkat.
Kata ini pada teks di atas menunjukkan adanya pronomina petunjuk atau kata ganti petunjuk
yang mengarah pada benda yakni virus corona.

6
b. Pengulangan
Pengulangan biasanya tsama-sama terdapat pada awal kalimat ataupun akhir kalimat. Pada
teks prosedur berjudul “Terapkan 10 Langkah Cerdas Mencegah Penyebaran Virus Corona”
penulis tidak menemukan adanya pengulangan secara berarti.
c. Ekuivalensi
Virus corona begitu berbahaya karena bisa menyerang siapa saja tanpa pandang usia. Maka
dari itu, penting bagi kita untuk menjaga kekebalan tubuh. Selain itu, masyarakat juga harus tahu
cara ampuh mencegah penyebaran virus mematikan ini. Salah satunya adalah dengan rajin
mencuci tangan menggunakan sabun. Berikut 10 cara yang dapat kita lakukan demi pencegahan
penyebaran virus corona.
Dapat dilihat adanya ekuivalensi pada penggalan teks di atas. Virus corona merupakan
ekuivalensi dari virus mematikan.
d. Pelesapan
Penulis tidak menemukan adanya pelesapan pada teks prosedur ini.

3. Kadar Kesinambungan Topik


a. Jarak Penyebutan
Tingkat kesinambungan topik akan semakin tinggi apabila jarak di antara penyebutan
pertama dan kedua hanya satu klausa sama seperti yang terdapat pada penggalan teks prosedur
berikut ini.
Virus corona saat ini sudah menjadi pandemi dunia. Bahkan di Indonesia, tidak sampai satu
bulan sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020, pasien positif sudah lebih 1.000
orang. Sudah hampir satu bulan, alih-alih menunjukkan penurunan, angka kasus positif virus ini
di Indonesia justru terus meningkat.
Pemerintah Indonesia pun melakukan berbagai cara demi mencegah penyebaran virus
corona, mulai dari jaga jarak fisik atau physical distancing, kerja dari rumah (WFH), belajar dari
rumah, hingga beribadah dari rumah. Namun, rupanya, angka kasus pasien positif virus corona
akan terus meningkat jika masyarakat tidak ikut berupaya mengatasi dengan menuruti anjuran
pemerintah.
Berdasarkan penggalan teks di atas dapat diketahui bahwa jarak antara penyebutan pertama
dan kedua diantarai satu klausa, sehingga dinyatakan bahwa kadar kesinambungan topik tinggi.

7
b. Kebertahanan
Semakin sering topik disebut maka akan semakin tinggi kadar kesinambungan topik.
Kebertahanan topik pada teks ini dapat dilihat dari penggalan teks berikut ini.
Virus corona saat ini sudah menjadi pandemi dunia. Bahkan di Indonesia, tidak sampai satu
bulan sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020, pasien positif sudah lebih 1.000
orang. Sudah hampir satu bulan, alih-alih menunjukkan penurunan, angka kasus positif virus ini
di Indonesia justru terus meningkat.
Pemerintah Indonesia pun melakukan berbagai cara demi mencegah penyebaran virus
corona, mulai dari jaga jarak fisik atau physical distancing, kerja dari rumah (WFH), belajar dari
rumah, hingga beribadah dari rumah. Namun, rupanya, angka kasus pasien positif virus corona
akan terus meningkat jika masyarakat tidak ikut berupaya mengatasi dengan menuruti anjuran
pemerintah.
Virus corona begitu berbahaya karena bisa menyerang siapa saja tanpa pandang usia. Maka
dari itu, penting bagi kita untuk menjaga kekebalan tubuh. Selain itu, masyarakat juga harus tahu
cara ampuh mencegah penyebaran virus mematikan ini. Salah satunya adalah dengan rajin
mencuci tangan menggunakan sabun. Berikut 10 cara yang dapat kita lakukan demi pencegahan
penyebaran virus corona.
Penggalan teks di atas menunjukkan adanya kebertahanan topik yaitu virus corona yang pada
beberapa pargaraf muncul beberapa kali. Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan bahwa kadar
kesinambungan topik tinggi.
c. Interferensi
Interferensi menunjukkan seberapa sering topik tersebut dibahas. Interferensi pada teks
prosedur berjudul “Terapkan 10 Langkah Cerdas Mencegah Penyebaran Virus Corona” dapat
dilihat sebagai berikut.
Pemerintah Indonesia pun melakukan berbagai cara demi mencegah penyebaran virus
corona, mulai dari jaga jarak fisik atau physical distancing, kerja dari rumah (WFH), belajar dari
rumah, hingga beribadah dari rumah. Namun, rupanya, angka kasus pasien positif virus corona
akan terus meningkat jika masyarakat tidak ikut berupaya mengatasi dengan menuruti anjuran
pemerintah.
Pada penggalan teks di atas terlihat bahwa virus corona muncul sebanyak dua kali. Hal ini
menunjukkan bahwa kadar kesinambungan topik tinggi.

8
d. Pelesapan Konstituen
Penulis tidak menemukan adanya pelesapan konstituen pada teks prosedur yang berjudul
“Terapkan 10 Langkah Cerdas Mencegah Penyebaran Virus Corona”
e. Susunan Beruntun
Pada wacana apabila memiliki susunan VS maka kadar kesinambungan topik dinyatakan
tinggi. Namun sebaliknya apabila susunannya SV maka kadar kesinambungan topiknya rendah.
1) Rajin Mencuci Tangan
Sekitar 98 persen penyebaran virus dan bakteri penyebab penyakit berasal dari tangan.
Mencuci tangan hingga bersih dengan air mengalir dan sabun secara efektif mampu
membunuh kuman, bakteri, dan virus. Tak terkecuali virus Corona. Tak heran, di tengah
pandemi corona ini, WHO dan pemerintah mengimbau masyarakat untuk rajin mencuci
tangan dengan bersih.
2) Hindari Sentuhan Fisik
Cara ampuh mencegah penyebaran virus Corona berikutnya yaitu hindari melakukan
sentuhan atau kontak fisik.Sentuhan fisik itu mulai dari berjabat tangan hingga
berpelukan dengan orang lain. Hal tersebut juga telah disarankan oleh WHO (Organisasi
Kesehatan Dunia).
3) Jaga Jarak
Kita dianjurkan untuk menjaga jarak sosial saat pandemi Corona. Ini merupakan langkah
terpenting yang harus dilakukan jika tidak ingin terinfeksi virus corona. Pemerintah pun
juga telah melakukan kampanye jaga jarak fisik atau physical distancing. Melalui hal ini
dan dengan melakukannya, itu berarti kita sudah satu langkah mencegah penularan virus
Corona. Paling tidak, jagalah jarak dengan orang lain sekitar 1,5 meter. Tidak hanya di
tempat umum, jaga jarak fisik juga bisa diterapkan di rumah.
4) Hindari Perkumpulan Sosial
Pemerintah Indonesia bersama Kepolisian Republik Indonesia (Polri) telah membuat
peraturan terkait perkumpulan sosial, di tengah pandemi Corona, mereka memutuskan
untuk menghentikan semua aktivitas keramaian. Ini sebagai bentuk cara ampuh
mencegah penyebaran virus Corona. Tidak hanya di tempat umum, tindakan ini juga
harus dilakukan di sejumlah tempat. Mulai dari gedung olahraga, tempat makan, hingga
tempat ibadah.

9
5) Etika Batuk dan Bersin
Salah satu penyebaran virus Corona yaitu melalui droplet atau percikan kelenjar liur.
Percikan tersebut keluar saat seseorang batuk ataupun bersin. Untuk itu, saat bersin dan
batuk seseorang harus menutup mulutnya dengan tangan. Akan lebih baik lagi
menggunakan tisu sebagai media menutup mulut. Setelahnya, jangan lupa untuk mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir agar virus tidak menempel di tangan.

Penggalan teks di atas menujukkan susunan VS sehingga kadar kesinambungan topik tinggi.
Berdasarkan analisis wacana dan topik, maka dapat disimpulkan bahwa kadar kesinambungan
topik pada teks prosedur berjudul “Terapkan 10 Langkah Cerdas Mencegah Penyebaran Virus
Corona”tinggi. Hal ini dibuktikan dengan penonjolan topik, komponen kesinambungan topik
yang terdapat dalam teks (pronominal dan ekuivalensi), dan kadar kesinambungan topik (jarak
penyebutan, kebertahanan, interferensi, dan susunan beruntun) yang terdapat pada teks.

B. Analisis Wacana dan Topik pada Teks Lingkungan


1. Penonjolan Topik
a. Pengedepanan
Pengedepanan merupakan cara penonjolan topik dengan meletakkan topik pada bagian depan
dari suatu wacana. Topik yang diletakkan di depan akan terlihat lebih mencolok diantara topik
lainnya. Pengedepanan topik yang terdapat pada teks lingkungan.
Pandemi Covid-19 yang sejatinya membawa dampak buruk bagi perekonomian di seluruh
dunia malah menunjukkan pengaruh positif terhadap lingkungan secara global.
Penonjolan topik yang tampak pada teks tersebut adalah pandemi Covid-19. Penonjolan topik
menggunakan pengedepanan biasanya penulisan topik terletak pada awal paragraf sehingga topik
tersebut terkesan lebih menonjol dibandingkan kalimat berikutnya yang hanya berfungsi sebagai
penjelas kalimat awal.
b. Penonjolan Topik Ortografis
Penonjolan topik secara ortografis ditandai dengan adanya tulisan yang menggunakan huruf
kapital dan dicetak tebal. Pada teks berikut yang berjudul “Melihat Sisi Positif Pandemi
Covid-19 dari Segi Lingkungan” tidak ditemukan adanya penonjolan topik ortografis.

10
2. Kesinambungan Topik
a. Pronominalisasi
Elemen lain dari lingkungan yang mendapat keuntungan dari pandemi ini adalah binatang.
Para peneliti menyebutkan bahwa binatang khususnya kelelawar dan trenggiling berperan
sebagai sumber virus baru Corona tersebut. Binatang-binatang semacam kelelawar dan
trenggiling merupakan mamalia paling diperdagangkan di dunia.
Semenjak diketahui bahwa binatang ini merupakan perantara virus Covid-19, China dan
negara-negara lain mengeluarkan aturan larangan terhadap perdagangan satwa liar. Tujuannya
adalah agar virus ini tidak menyebar lebih cepat lagi.
Berdasarkan penggalan teks di atas diketahui bahwa kata ini menjadi sebuah pronomina
pengganti sebuah dari sebuah objek tertentu.
b. Pengulangan
Pengulangan biasanya sama-sama terdapat pada awal kalimat ataupun akhir kalimat. Pada
teks berjudul “Melihat Sisi Positif Pandemi Covid-19 dari Segi Lingkungan” pengulangan dapat
dilihat dari penggalan teks berikut ini.
NASA melaporkan bahwa penurunan volume lalu lintas di negara-negara lockdown turut
menurunkan tingkat nitrogen oksida dan karbon monoksida di udara.
NASA juga didukung oleh Scott Collis, seorang ilmuwan atmosfer di Laboratorium Nasional
Argonne, mengatakan gambar satelit dan gambar atmosfer lainnya menunjukkan pengurangan
polusi yang sangat drastis.
Penggalan teks di atas menunjukkan adanya pengulangan pada kata NASA yang terletak
pada awal kalimat.
c. Ekuivalensi
Ekuivalensi adalah makna yang sangat berdekatan. Makna lain dari ekuivalensi adalah suatu
keadaan yang sebanding. Pada teks tema lingkungan berikut ini tidak ditemukan adanya
ekuivalensi dalam teks.
d. Pelesapan
Pada teks ini, penulis juga tidak menemukan adanya pelesapan di dalam teks.

11
3. Kadar Kesinambungan Topik
a. Jarak Penyebutan
Ketika banyak negara menyatakan lockdown sebagai salah satu solusi untuk memperlambat
penyebaran Covid-19, mobil-mobil yang tadinya berlalu lalang sampai menyebabkan kemacetan
justru terlihat terparkir di rumah. Maskapai-maskapai besar memberhentikan armada mereka dan
bisnis pun banyak yang menutup pintu mereka. Ini merupakan skenario semi-apokaliptik yang
tidak dapat diperkirakan oleh siapa pun hanya tiga bulan yang lalu.
Jakarta yang merupakan peringkat satu indeks kualitas udara terburuk di antara kota-kota
besar lainnya di dunia justru turun menjadi peringkat 22 menurut Air Quality Index (AQI)
Amerika. Video yang diliput oleh masyakarat yang tersebar luas di media sosial baru-baru ini
juga memperlihatkan kanal-kanal di Italia yang mulai menunjukkan warna aslinya kembali
sampai ikan-ikan berenang terlihat. Pada negara Cina, konsumsi batu bara turun drastis dan
kualitas udaranya semakin membaik. Adapun dampak lain dari dari pandemi Covid-19 dapat
dilihat dari beberapa hal sebagai berikut.
Berdasarkan penggalan teks di atas dapat diketahui bahwa jarak antara penyebutan pertama
dan kedua diantarai satu klausa, sehingga dinyatakan bahwa kadar kesinambungan topik tinggi.
b. Kebertahanan
Semakin sering topik disebut maka akan semakin tinggi kadar kesinambungan topik.
Kebertahanan topik pada teks ini dapat dilihat dari penggalan teks berikut ini.
Pandemi Covid-19 yang sejatinya membawa dampak buruk bagi perekonomian di seluruh
dunia malah menunjukkan pengaruh positif terhadap lingkungan secara global.
Dampak Covid-19 yang melemahkan perekonomian mulai terasa pada sektor-sektor
ekonomi seperti UMKM, perdagangan, perbankan, perbelanjaan, hingga bursa saham. Sehingga
dapat memicu resesi ekonomi Indonesia. Pada situasi ini, beberapa negara
menyatakan lockdown atau sekadar membatasi aktifitas warganya dan menghimbau untuk
beraktifitas di rumah. Namun, bukan berarti peristiwa ini selalu berdampak negatif.
Ketika banyak negara menyatakan lockdown sebagai salah satu solusi untuk memperlambat
penyebaran Covid-19, mobil-mobil yang tadinya berlalu lalang sampai menyebabkan kemacetan
justru terlihat terparkir di rumah. Maskapai-maskapai besar memberhentikan armada mereka dan
bisnis pun banyak yang menutup pintu mereka. Ini merupakan skenario semi-apokaliptik yang
tidak dapat diperkirakan oleh siapa pun hanya tiga bulan yang lalu.

12
Penggalan teks di atas menunjukkan adanya kebertahanan topik yaitu Covid-19 yang pada
beberapa paragraf muncul beberapa kali. Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan bahwa kadar
kesinambungan topik tinggi.
c. Interferensi
Interferensi menunjukkan seberapa sering topik tersebut dibahas. Interferensi pada teks
lingkungan berikut ini juga dapat dilihat dari contoh penggalan teks pada poin kebertahanan.
Topik Covid-19 berulang kali muncul dalam kalimat tersebut yang menimbulkan interferensi
diantara kalimat lainnya.
d. Pelesapan Konstituen
Penulis tidak menemukan adanya pelesapan kostituen pada teks.
e. Susunan Beruntun
Pada wacana apabila memiliki susunan VS maka kadar kesinambungan topik dinyatakan
tinggi. Namun sebaliknya apabila susunannya SV maka kadar kesinambungan topiknya rendah.
Pada teks berikut penulis juga tidak menemukan adanya susunan beruntun dari teks lingkungan.

C. Analisis Wacana dan Topik pada Teks Cerpen


1. Penonjolan Topik
a. Pengedepanan
Pengedepanan merupakan cara penonjolan topik dengan meletakkan topik pada bagian depan
dari suatu wacana. Topik yang diletakkan di depan akan terlihat lebih mencolok diantara topik
lainnya. Pengedepanan topik yang terdapat pada teks cerpen berjudul “Hening di Ujung Senja”
adalah sebagai berikut.
Penonjolan topik yang tampak pada teks cerpen tersebut adalah. Penonjolan topik
menggunakan pengedepanan biasanya penulisan topik terletak pada awal paragraf sehingga topik
tersebut terkesan lebih menonjolkan dibandingkan kalimat berikutnya yang hanya berfungsi
sebagai penjelas kalimat awal.
b. Penonjolan Topik Ortografis
Penonjolan topik secara ortografis ditandai dengan adanya tulisan yang menggunakan huruf
kapital dan dicetak tebal. Namun pada teks cerpen berikut ini, penulis tidak menemukan adanya
penonjolan topik secara ortografis.

13
2. Kesinambungan Topik
a. Pronominalisasi
Rendi selalu datang dalam mimpi. Diam-diam, lalu menghilang. Dahulu ia teman sekantor.
Tetapi, karena mungkin ingin memperbaiki nasib, ia mengirim istrinya ke Amerika, justru ingin
mengadu nasib. Ia menyusul kemudian, dengan meninggalkan pekerjaan tanpa pemberitahuan.
Lewat Bali, Hawaii, ia sampai ke California. Di negeri penuh harapan ini ia memulai karirnya
yang baru, bangun subuh dan mengidari bagian kota, melempar-lemparkan koran ke rumah-
rumah. Entah apalagi yang dilakukannya, demi kehidupan yang tidak mengenal belas kasihan.
Kata ini pada teks di atas menunjukkan adanya pronomina petunjuk atau kata ganti petunjuk
yang mengarah pada orang yakni Rendi. Hal serupa juga terlihat dari penggalan teks berikut ini.
Lusiana seorang sekretaris eksekutif yang hidup mati demi kariernya. Ia lupa kapan ia
pernah disentuh rasa cinta, sampai cinta itu pun ditampiknya. Menjelang usia renta, ia
menyaksikan ayah dan ibunya satu demi satu meninggalkan hidup yang fana. Juga abangnya,
pergi mendadak entah menderita penyakit apa.
Kata ini pada teks di atas menunjukkan adanya pronomina petunjuk atau kata ganti petunjuk
yang mengarah pada orang yakni Lusiana.
b. Pengulangan
Pengulangan biasanya sama-sama terdapat pada awal kalimat ataupun akhir kalimat. Pada
teks prosedur berjudul “Hening di Ujung Senja” penulis tidak menemukan adanya pengulangan
secara berarti.
c. Ekuivalensi
Ekuivalensi adalah makna yang sangat berdekatan. Makna lain dari ekuivalensi adalah suatu
keadaan yang sebanding. Pada teks cerpen berjudul “Hening di Ujung Senja” tidak ditemukan
adanya ekuivalensi dalam teks.
d. Pelesapan
Pelesapan yang ditemukan pada teks cerpen berjudul “Hening di Ujung Senja” dapat dilihat
sebagai berikut.
Lusiana baru saja meninggal dunia. Tutup usia menjelang ulang tahun ke-61.
Besok akan dimakamkan. Kalau sempat, hadirlah.
Penggalan teks di atas menggambarkan adanya pelesapan dari kalimat panjang Lusiana baru
saja meninggal dunia. Dia menutup usia saat akan menjelang ulang tahunnya ke 61 tahun.

14
Lusiana besok akan dimakamkan, apabila kamu ada waktu, maka hadirlah pada pemakaman
Lusiana. Kalimat ini terlalu pa jang apabila dinyatakan dalam tulisan sehingga, kalimatnya di
lesapkan seperti yang tertera di atas.

3. Kadar Kesinambungan Topik


a. Jarak Penyebutan
Tingkat kesinambungan topik akan semakin tinggi apabila jarak di antara penyebutan
pertama dan kedua hanya satu klausa sama seperti yang terdapat pada penggalan teks cerpen
berikut ini.
Tragis, pada usia ke-64 itu, ia mengembara jauh merajut hidup, tapi ia berhenti dalam
kesepian, jauh dari kenalan dan kerabat. Beberapa kenalan saja yang menghantarnya ke
tempat istirahat.
Beberapa waktu kemudian, aku mendapat SMS. Aku berhenti di pinggir jalan ramai dan
mencoba membaca berita yang masuk.
Lusiana baru saja meninggal dunia. Tutup usia menjelang ulang tahun ke-61.
Besok akan dimakamkan. Kalau sempat, hadirlah.
Pada penggalan teks cerpen di atas topik yang dibahas adalah hal yang sama tentang
kepulangan seseorang secara mendadak kepada Sang Pencipta secara tiba-tiba.
b. Kebertahanan
Semakin sering topik disebut maka akan semakin tinggi kadar kesinambungan topik.
Kebertahanan topik pada teks cerpen berjudul “Hening di Ujung Senja” dapat dilihat dari
beberapa penggalan teks cerpen berikut.
Dalam kesibukan, waktu jua yang memberi kabar. Seorang kerabat dekat, waktu berjumpa di
Jakarta, berbisik padaku, “Tunggul sudah tiada, pada usia yang ke-67.”
Tragis, pada usia ke-64 itu, ia mengembara jauh merajut hidup, tapi ia berhenti dalam kesepian,
jauh dari kenalan dan kerabat. Beberapa kenalan saja yang menghantarnya ke tempat istirahat.
Beberapa waktu kemudian, aku mendapat SMS. Aku berhenti di pinggir jalan ramai dan
mencoba membaca berita yang masuk. Lusiana baru saja meninggal dunia. Tutup usia menjelang
ulang tahun ke-61.

15
Berdasarkan penggalan teks di atas terlihat bahwa topik tentang kepergian seseorang kerap
dibicarakan dalam teks. Bahwa pada akhirnya, semua akan kembali pada Sang Pencipta.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa kesinambungan topik tinggi.
c. Interferensi
Interferensi menunjukkan seberapa sering topik tersebut dibahas. Interferensi pada teks
cerpen berjudul “Hening di Ujung Senja” dapat dilihat sebagai berikut.
Dari kesunyian hati itu, ia cuti ke tanah air, untuk mencari teman hidup pada usia senja.
Tetapi, dalam kesunyian di tanah air, ia mengembara seorang diri, dengan bus dan kereta
api. Seperti seorang turis, suatu senja, entah serangan apa yang mendera dadanya, barangkali
asmanya kumat. Ia terkulai di ruang hajat. Di sebuah stasiun kereta, petugas mencoba membuka
kamar toilet. Menemukan kawan itu dalam keadaan tidak bernyawa.
Pada penggalan teks cerpen di atas interferensi yang muncul adalah tanah air yang
penyebutannya muncul lebih banyak dibandingkan yang lain.
d. Pelesapan Konstituen
Penulis tidak menemukan adanya pelesapan kostituen pada teks.
e. Susunan Beruntun
Pada wacana apabila memiliki susunan VS maka kadar kesinambungan topik dinyatakan
tinggi. Namun sebaliknya apabila susunannya SV maka kadar kesinambungan topiknya
rendah.Pada teks berikut penulis juga tidak menemukan adanya susunan beruntun pada cerpen
berjudul “Hening di Ujung Senja”.

D. Kemungkinan Pembelajaran Keterampilan Menulis Teks di Sekolah


Pembelajaran berbasis teks di sekolah mengarahkan agar setiap siswa bukan hanya
memahami tapi mampu memproduksi teks. Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa
agara dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia secara baik dan benar dalam bentuk lisan
maupun tulisan. Kemampuan berbahasa terdiri dari emapat aspek yang saling berkaitan. Empat
aspek tersebut adalah keterampilan menyimak, keterampilan membaca, keterampilan berbicara,
dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa
yang melibatkan berbagai keterampilan lain. Keterampilan menulis meliputi kemampuan
menyusun pikiran dan perasaan dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk kalimat yang tepat
serat menyusunnya dalam bentuk paragraf.

16
Kemungkinan pembelajaran keterampilan menulis teks di sekolah berhasil atau tidaknya
sangat bergantung pada beberapa hal yang saling bersangkutan. Seorang siswa akan mampu
menulis dengan baik apabila telah memahami bagaimana struktur penulisan dalam teks yang
akan ditulisnya. Selain itu, (Hafizah et al., 2018) juga menyampaikan bahwa terdapat kesulitan
dalam menulis bagi siswa. Dilihat dari siswa yang kurang memahami inti dari teks cerita, secara
psikologis siswa cendrung tidak memahami secara mendalam. Pemahaman siswa dalam
keterampilan menulis itu muncul apabila siswa memperoleh informasi dan pengetahuan yang
dapat diterima dan diolah oleh siswa tersebut secara sederhana, sehingga siswa tidak kesulitan
menafsirakan apa yang disampaikan oleh guru.
Keterampilan guru dalam mengajar tentu akan sangat mempengaruhi pemahaman siswa
dalam menerima informasi pelajaran. Menurut Muslim (2007:3) materi pembelajaran dikaitkan
dengan isu-su lokal, regional, nasional, dan global agar peserta didik nantinya mempunyai
wawasan yang luas dalam memamhami dan menanggapiberbagai macam situasi dan kondisi
setempat. Guru harus mandiri dan kreatif. Guru harus menyeleksi bahan ajar yang akan
digunakan dalam pembelajaran agar sesuai dengan kurikulum sekolah. Soeparno (1998:10)
mengungkapkan bahwa pada waktu memili media , guru harus memperhatikan karakteristik
disetiap media supaya supaya guru mengetahui kesesuaian media degan informasi yang
dikomunikasikan. Selain itu, media yang dipilih harus sesuai dengan kondisi siswa baik dari segi
julah, usia, maupun tingkat pendidikannya. Menurut Purwanto dan Alim (1997:58) menulis ialah
melahrkan piiran dan perasaan dengancara yang teratur dan dituliskan dengan bahasa tulis.
Menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena melibatkan keterampilan berbahasa lain
dalam penerapannya. Kemungkinan pembelajaran keterampilan menulis teks di sekolah dapat
berjalan dengan baik apabila siswa dapat menerima informasi dan pengetahuan yang
disampaikan oleh guru dan guru mampu menyampaikan pembelajaran dengan media yang tepat
yang mudah dipahami oleh setiap siswa.

17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentang analisis wacana dan topik pada teks prosedur, teks
lingkungan, dan teks cerpen dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama, analisis wacana dan topik
dilihat dari bagian penonjolan topik yang dibagi atas pengedepanan dan penonjolan topik
ortografis. Pengedepanan merupakan cara penonjolan topik dengan meletakkan topik pada
bagian depan dari suatu wacana. Penonjolan topik menggunakan pengedepanan biasanya
penulisan topik terletak pada awal paragraf sehingga topik tersebut terkesan lebih menonjolkan
dibandingkan kalimat berikutnya yang hanya berfungsi sebagai penjelas kalimat awal.
Sedangkan Penonjolan topik secara ortografis ditandai dengan adanya tulisan yang menggunakan
huruf kapital dan dicetak tebal. Kedua, analisis wacana dan topik dalam teks dilihat dari
kesinambungan topik yang dibagi atas pronominalisasi, pengulangan, ekuivalensi, dan
pelesapan. Pada teks prosedur, teks lingkungan, dan teks cerpen kadar kesinambungan topik
tidak semuanya terdapat dalam teks tersebut. Ketiga, kadar kesinambungan topik dapat diukur
melalui jarak penyebutan, kebertahanan, interferensi, pelesapan konstituen, dan susunan
beruntun.
Kemungkinan pembelajaran keterampilan menulis teks di sekolah dapat diterapkan melalui
pembelajaran yang tepat. siswa akan mampu memahami materi pelajaran tentang teks dan
menerapkan dalam tulisan apabila siswa memehami materi pelajaran yang disampaikan oleh
guru dengan sederhana dan mudah dipahami oleh siswa. Guru mampu memberikan pemahaman
dengan baik pada siswanya apabila guru mampu menyajikan meteri pelajaran dengan media
yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan metode yang sesuai
dengan kurikulum dalam pemebelajaran.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan beberapa saran yang dapat
dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut.
1. Penulisan teks hendaknya memperhatikan topik yang akan dibahas dan unsur kesinambungan
topik di dalamnya agar teks yang disajikan dapat memenuhi kriteria penulisan teks yang baik.

18
2. Keterampilan dalam menulis teks tidak dapat terbagun begitu saja apabila tidak dilatih dan
diseimbangkan dengan aspek keterampilan berbahasa lainnya. Maka dari itu, siswa
diharapkan mampu menguasai emapat aspek teramilan berbahasa dengan baik.
3. Pembelajaran keterampilan menulis teks di sekolah hendaknya lebih diperhatikan lagi baik
dari segi pemahaman siswa ataupun kreativitas guru dalam memberikan pemahaman
pembelajaran kepada setiap siswa.

19
KEPUSTAKAAN

Fitriya, Andika. (2009). Analisis Wacana Teks Prosedur Kompleks berdasarkan Syarat-syarat
Wacana. Academia.edu. 2.

Handayani, Mitra. (2010). Analisis Wacana Pesan Cinta dalam Kumpulan Cerita Pendek Emak
Ingin Naik Haji.

Hafizah, T., R, S., & Ratna, E. (2018). Kontribusi Keterampilan Membaca Apresiatif Teks
Cerpen Terhadap Keterampilan Menulis Teks Cerpen. 7(3), 394–402.

Hafizah, T., R, Syahrul., & Ratna, E. (2018). Kontribusi Keterampilan Membaca Apresiatif Teks
Cerpen Terhadap Keterampilan Menulis Teks Cerpen. 7(3), 394–402.
Ilham, Sahdi. (2016). Analisis Wacana Kesinambungan Topik dalam Cerita Rakyat Bisuk Ni Si
Anggian. Jurnal Education and Development STKIP Tapanuli Selatan. 1(2), 3-7.

Indriyani, V., Zaim, M., Atmazaki, A., & Ramadhan, Syahrul. (2019). Literasi Baca Tulis Dan
Inovasi Kurikulum Bahasa. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, Dan
Pengajarannya, 5(1), 108. https://doi.org/10.22219/kembara.vol5.no1.108-118
Kuswandari, Ari Hunanda., Y, Slamet., Budhi, Setiawan. (2017). Analisis Wacana: Representasi
Pendidikan Indonesia pada Berita Online Detik.com. Metalingua, 15(2), 152.

Mardiah, M., R, Syahrul., & Zulfikarni. (2017). Pengaruh Penggunaan Teknik Mind Mapping
Terhadap Keterampilan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 25 Padang.
Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, September, 362–367.
Rohmah, Habibatur. (2016). Analisis Kesinambungan Topik Wacana Berita Rubrik Megapolitan
di Harian Kompas.com.

Rozana, R., Syahrul, R., & Basri, I. (2018). Kontribusi Motivasi Belajar Dan Penguasaan
Kosakata Terhadap Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Siswa Sma. Lingua, 14(1), 41–
48.

Sumandi. 2014. Kesinambungan Topik dalam Paragraf Wacana Ilmiah Bahasa Jawa.

Ulya, Ridha Hasnul, Syahrul, R., & Juita, N. (2013). Peningkatan Keterampilan Menulis Tulisan
Argumentasi Siswa Kelas X 3 Sma Negeri 2 Kota Sungai Penuh Berbantuan Media Peta
Pikiran. Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 1. 4977-10081-1-SM.

20
Widiantara, I. W. P., Wendra, I. W., & Sriasih, S. A. P. (2014). Kajian Retorika Dalam Naskah
Pidato Pada Siswa Kelas X.1 Sma Negeri 1 Pupuan. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia Undiksha, 2(1), 1–10. https://doi.org/10.23887/JJPBS.V2I1.3571

21

Anda mungkin juga menyukai