Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PENULISAN PARAGRAF DALAM PEMBUATAN


KARYA ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEMARANG

Oleh :

Nama : Andhika Rifqi Afrizaldi

NIM : A.131.21.0064

Dosen : Dra. Rati Riana, M.Pd.

FAKULTAS HUKUM

SORE A

UNIVERSITAS SEMARANG

OKTOBER 2021
PRAKATA

Salah satu standar kompetensi mata kuliah bahasa Indonesia adalah mahasiswa
dapat menggunakan bahasa Indonesia untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, dan
sikap ilmiahnya dalam bentuk karya ilmiah tertulis dan lisan. Agar karya ilmiah
yang baik dapat mencapai penulisan paragraf, perlu memperhatikan penulisan
paragraf seperti kohesi, koherensi dan kelengkapan paragraf, serta memahami
penggunaan jenis paragraf. Secara umum, kesulitan pertama dalam menulis karya
ilmiah adalah mengungkapkan pikiran ke dalam kalimat dalam bahasa ilmiah.
Orang sering melupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Kalimat tertulis
tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan penghubung ke suatu paragraf yang tersusun
dari kalimat-kalimat lain. Paragraf adalah penyajian kecil dari sebuah artikel, yang
membangun sebuah unit pemikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis
dalam artikel tersebut.

Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tepat
waktu. Terima kasih penulis sampaikan pula kepada :

1. Rektor Universitas Semarang yang memberikan kepercayaan kepada tim


peneliti untuk melaksanakan penelitian.
2. Dekan Fakultas Hukum, Universitas Semarang yang telah mendukung dan
memberikan kepercayaan kepada tim peneliti untuk melakukan penelitian.
3. Dosen Fakultas Hukum, Universitas Semarang yang telah mendukung serta
membimbing dalam proses penelitian

Harapan penulis, semoga makalah penulisan paragraf dalam pembuatan karya


ilmiah pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Semarang ini bisa membantu
mahasiswa mampu memahami hakikat dan fungsi Bahasa Indonesia dengan benar.

Semarang, Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN AWAL .........................................................................................................1


PRAKATA........................................................................................................................2
DAFTAR ISI ....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................7
1.3 Tujuan ...............................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................8
2.1 Pengertian Paragraf ...............................................................................................8
2.2 Unsur-Unsur Paragraf .........................................................................................10
2.3 Struktur Paragraf ................................................................................................12
2.4 Jenis-Jenis Paragraf .............................................................................................13
2.4.1 Jenis - Jenis Paragraf Berdasarkan Kalimat Utama Atau Isinya ..............14
2.4.2 Jenis-Jenis Paragraf Berdasarkan Tujuannya .....................................16
2.4.3 Jenis-Jenis Paragraf Berdasarkan Bentuknya .....................................17
2.5 Penulisan Paragraf Yang Baik Pada Karya Ilmiah .....................................19
2.6 Pengembangan Paragraf Dalam Karya Ilmiah..................................................20
2.6 Penulisan Paragraf Dalam Pembuatan Karya Tulis pada Mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Semarang ...................................................................22
2.7 Analisis Hasil Kuesioner ................................................................................24
2.8 Analisis Hasil Wawancara .............................................................................29
BAB III PENUTUP ........................................................................................................30
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................30
3.2 Saran ...............................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan nasional ditegaskan bahwa mata kuliah bahasa Indonesia adalah
mata kuliah wajib dan diberikan di semua jalur pendidikan. Sebagai pelajar
bahasa Indonesia, kita harus menguasai materi yang dipelajari salah satunya
adalah paragraf. Dalam kehidupan nyata, kita telah menggunakannya dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya dalam menulis. Dalam menulis, penggunaan
paragraf banyak digunakan untuk menulis surat, kertas kerja, esai, dan laporan.
Paragraf sangat penting untuk menulis, karena paragraf akan sangat
mempengaruhi terbentuknya sebuah tulisan yang menarik dan berkualitas.
Kegiatan menulis di perguruan tinggi sangat diperlukan. Menulis
berarti menuangkan pikiran/gagasan/fakta dalam bentuk tertulis1. Di
perguruan tinggi, penulisan memerlukan syarat yang kompleks, diantaranya
pengetahuan yang berhubungan dengan isi tulisan, aspek kebahasaan
seperti memilih topik, mengembangkan pikiran yang disajikan dalam bentuk
paragraf. Bentuk penulisan efektif dapat menghasilkan sebuah karya ilmiah.
Menurut Arifin karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang
menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan
benar2. Mahasiswa harus menguasai penulisan paragraf dalam karya ilmiah
agar dapat menyampaikan suatu gagasan atau ide untuk memenuhi tugas
yang diberikan sebagai persyaratan studi dalam penulisan skripsi, tesis, atau
disertasi kepada masyarakat umum.

Aktivitas menulis dapat menghasilkan suatu karya tulis. Karya tulis dapat
disebut juga dengan karangan. Karangan merupakan hasil mengarang yang
sepadan dengan menulis atau menyusun. Oleh sebab itu, karangan sering

1
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Grasindo.
2
Arifin. M, 1993, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara.
disebut juga tulisan, yang keduanya mengandung arti hasil. Karya tulis ilmiah
atau karangan ilmiah adalah karangan yang bersifat keilmuan, yaitu karangan
yang menyajikan fakta keilmuan dan ditulis dengan cara dan aturan tertentu,
baik dari segi karangan maupun bahasa. Hal ini menunjukkan bahwa karangan
ilmiah berbeda dengan karangan bukan ilmiah atau karangan bebas. Karangan
atau teknik mengarang dikenal juga dengan istilah komposisi.

Penulisan paragraf dalam karya ilmiah terdiri atas bererapa kalimat, yang
saling berkaitan secara bentuk dan isi atau makna dan hanya memuat satu
gagasan pokok atau topik. Paragraf adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya
merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun
beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan
dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan
satu gagasan (gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam
paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Paragraf adalah rangkaian kalimat yang diikat oleh satu kesatuan gagasan.
Syarat dalam paragraf yaitu kesatuan gagasan dan kepaduan antar kalimat
paragraf terdiri dari paragraf pembuka, paragraf isi , dan paragraf penutup.
Paragraf pembuka yang baik akan menjadi tolak ukur pengembangan tulisan
berikutnya. Paragraf pembuka adalah paragraf yang mengawali dari mana
seorang penulis akan mengembangkan gagasannya.

Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut
pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki
kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya
terdiri dari satu paragraf.Jadi, tanpa kemampuan Menyusun paragraf, tidak
mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.

Membuat sebuah karya dalam bentuk tulisan (tertulis) merupakan pekerjaan


yang tidak mudah bagi banyak orang. Adapun menuangkan suatu ide, gagasan,
isi pikiran melalui bahasa tulis tidak semudah melalui bahasa lisan. Sabarti
Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan 3memberikan pernyataan
mengenai hal di atas bahwa;

“Menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisasi ke dalam sebuah


tulisan sehingga pembaca dapat mengikuti dan memahami jalan pikiran
seseorang, tidaklah mudah. Banyak orang yang fasih berbicara, namun
kurang mampu menuangkan gagasannya dengan baik.”
Hal di atas mengindikasikan bahwa suatu hasil buah pikiran yang
dituangkan secara tertulis memang bukan pekerjaan mudah, oleh karenanya
untuk membuat sebuah karya tertulis yang merupakan buah pikiran seseorang
membutuhkan ketrampilan yang tidak sedikit selain pengalaman dalam
membuat ataupun menuangkan isi pikiran secara tertulis dalam bentuk tulisan
dan karya tertulis.

Membuat sebuah karya ilmiah tidak semudah membuat suatu karya yang
berbentuk sastra. Ada banyak kriteria dalam komponen sebuah karya ilmiah
yang perlu dipenuhi, seperti teknik-teknik penulisan, penggunaan bahasa yang
baku dan benar, materi karya ilmiah yang objektif sesuai dengan fakta dan data
yang ada, membutuhkan waktu yang tidak sebentar, dan banyak hal lain yang
tentunya menjadi perhatian penting dalam sebuah penulisan suatu karya ilmiah.
Karena itulah, mengerti dan memahami pola penulisan sebuah karya ilmiah
merupakan hal pokok yang harus dilakukan oleh seorang penulis yang hendak
membuat suatu karya ilmiah.

Penulisan sebuah karya ilmiah memerlukan banyak hal yang harus diketahui
oleh seorang penulis yang akan membuat sebuah karya ilmiah. Dalam
perencanaan diperlukan sebuah data yang akurat yang sesuai di lapangan
dengan merujuk konsep dan teori-teori yang telah diakui. Pada proses
penyusunannya, karya ilmiah memerlukan adanya sebuah fakta dan data yang
telah didapat di lapangan pada proses observasi dan disesuaikan dengan kajian

3
Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad dan Sakura H. Ridwan. 2003. Pembinaan
Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
teori yang relevan dan mendukung proses pelaksanaan ada. Sehingga proses
penulisan karya ilmiah dapat dilakukan dan diselesaikan.

Pentingnya mengerti dan memahami penyusunan dan penulisan suatu karya


ilmiah menuntut kita untuk lebih jeli dan kritis dalam menulis dan membaca
suatu karya ilmiah, sebagaimana dijelaskan di depan. Salah satu kaidah yang
perlu diketahui dan dipahami dalam membuat suatu karya ilmiah adalah pola
penggunaan dan penyusunan paragraf. Dalam sebuah karya ilmiah, penggunaan
dan penyusunan suatu paragraf mempunyai beberapa kriteria yang baku dalam
karya ilmiah.

Kadangkala tidak sedikit kita temukan dalam sebuah paragraf pada karya
ilmiah yang terdapat di banyak media seperti internet bila dicermati masih
banyak dan belum memenuhi kriteria sebuah paragraf dalam karya ilmiah. Hal
inilah yang perlu dicermati, walaupun terlihat sepele namun dengan
memperhatikan satu aspek yaitu paragraf akan memudahkan penulis dalam
membuat dan menyusun serta menulis sebuah karya ilmiah yang harus
diselesaikan.

Sebuah paragraf yang baik merupakan suatu satuan yang tersusun secara
terperinci dan terpadu di mana pemaparan materi yang dituangkan dalam
sebuah paragraf terdapat inti permasalahan yang dibicarakan. Keterkaitan antar
kalimat dalam paragraf juga perlu diperhatikan sehingga penggunaan dan
pemilihan bahasa dan kata maupun kalimat tidak sia-sia yang akhirnya tidak
keluar atau melebar dari pokok permasalahan yang menjadi bahan pembicaraan
pada suatu paragraf yang konsisten dan terpadu.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan fokus permasalahan yang telah dideskripsikan
di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paragraf


Sebuah tulisan atau karangan biasanya terdapat bagian yang agak
menjorokke dalam. Bagian yang secara fisik sudah tampak dengan nyata karena
adanyatanda menjorok itu disebut paragraf. Syarat-syarat sebuah karangan ada pada
paragraf. Membuat suatu paragraf berarti membuat suatu miniatur karangan
dalamukuran yang umum. Hal ini dapat diartikan bahwa paragraf merupakan
dasarutama bagi sebuah karangan. Paragraf merupakan inti penuangan buah
pikirandalam sebuah karangan dan didukung oleh himpunan kalimat yang saling
berhubungan untuk membentuk sebuah gagasan.

Paragraf adalah satuan bahasa yang biasanya merupakan hasil


penggabungan beberapa kalimat. Paragraf merupakan perpaduan kalimat-kalimat
yang memperlihatkan kesatuan pikiran atau kalimat-kalimat yang berkaitan dalam
membentuk gagasan atau topik tersebut.

Menurut Dr. Djago Tarigan, Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun


logis sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan
mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan4.Adapun
pengertian lain “Paragraf atau Alinea adalah Pengelompokkan gagasan dalam satu
kesatuan yang runtun.” (Prof.Dr.Suherli K, M .Pd.,2012)5

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, paragraf adalah bagian bab dalam
suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai
dengan garis baru ).

Dari beberapa definisi paragraf sebagaimana dipaparkan di atas, Zaenal


Arifin dan Amran Tasai juga memberikan definisi tentang paragraf, sebagai berikut;

4
Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 2009. Telaah Buku Teks Bahasa
Indonesia. Bandung: Angkasa.
5
Kusmana, Suheli. 2012. Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Rosda
“Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan
atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan
pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik
tersebut. Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin
terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat.
Bahkan, sering kita temukan bahwa satua paragraf berisi lebih dari lima
buah kalimat. Walaupun paragraf itu mengandung beberapa kalimat, tidak
satupun dari kalimat-kalimat itu yang memperkatakan soal lain. Seluruhnya
memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat
dengan masalah itu.”6

Dari pemaparan Zainal Arifin dan Amran Tasai di atas dapat disarikan
bahwa paragraf merupakan kumpulan kalimat, terdapat satu pokok fokus
pembicaraan yang dipaparkan dalam beberapa kalimat yang mana dalam sebuah
paragraf tidak mengikat terdiri atas berapa kalimat, dapat satu kalimat, dua kalimat,
bahkan lebih dari lima kalimat. Yang perlu digarisbawahi di sini adalah sebuah
paragraf hanya terdapat satu pokok pembicaraan fokus yang dikembangkan dalam
satu, dua, tiga, bahkan lebih dari kalimat yang mana jumlah kalimat tergantung dari
unsur pokok fokus pembicaraan dan tidak ada istilah dalam satu paragraf
membicarakan topik yang berlainan dengan topik yang dibicarakan dalam paragraf
tersebut.

Menurut penganalisaan beberapa sumber yang memberikan keterangan


tentang paragraf, maka dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah kesatuan kalimat
yang mengandung gagasan yang tersusun secara sistematis untuk menyampaikan
makna kalimat.Gagasan yang dimiliki suatu paragraf hanya memiliki satu pikiran
utama atau ide pokok.Ide pokok ini merupakan gagasan utama dari kalimat yang
dibuat oleh pengarang. Dengan demikian,kalimat lain yang disertakan dengan
paragraf merupakan kalimat penjelas. Pikiran utama yang terdapat dalam paragraf
dapat diletakkan di awal dan akhir kalimat.Dapat menggunakan pola deduktif

6
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia.
Jakarta: Akademika Presindo.
(Umum-Khusus) dan Pola Induktif(Khusus-Umum). Pola deduktif adalah pola
yang menempatkan pola pikirannya diawal paragraf sedangkan pola induktif adalah
pola yang menempatkan pola pikirannya diakhir paragraf.

2.2 Unsur-Unsur Paragraf


Yang dimaksud dengan unsur-unsur paragraf ialah beberapa unsur yang
pembangun paragraf, sehingga paragraf tersebut tersusun secara logis dan
sistematis. Unsur-unsur paragraf itu ada empat macam, yaitu :

(1) Transisi
Transisi adalah penanda hubungan yang menghubungkan antara paragraf
dengan paragraf lain berdekatan. Transisi merupakan petunjuk bagi
pembaca kearah mana ia bergerak atau mengingatkan pembaca apakah
suatu paragraf baru bergerak searah dengan gagasan paragraf sebelumnya.
Transisi ada dua macam yaitu transisi berupa kalimat dan transisi berupa
kata. Transisi berupa kalimat memiliki fungsi ganda yaitu sebagai transisi
dan sebagai pengantar topik utama yang di bicarakan. Letaknya selalu
mendahului kalimat topik. Bila suatu paragraf memiliki transisi kalimat,
maka kaliamat topik terletak setelah transisi tersebut.

Contoh :

Pada dasarnya, tata Bahasa itu meliputi tiga hal, yakni


fonologi berhubungan dengan kajian tata bunyi, morfologi
mengenai kajian tatakata, dan sintaksis membicarakan tata kalimat.

(2) Kalimat Topik


Kalimat topik ialah kalimat yang didalamnya mengandung gagasan pokok
pembicaraan. Ciri kalimat ini bersifat umum. Letak kalimat topik didalam
paragraf memiliki berbagai kemungkinan, yakni diawal paragraf, diakhir
paragraf, dan yang jarang ditemui di tengah paragraf.
(3) Kalimat Pengembang

Kalimat pengembang ialah kalimat yang memperjelas pemaparan gagasan


pokok yang terdapat dalam paragraf itu. Susunan kalimat ini tidak boleh
sembarangan, harus mengikuti hakekat pokok. Misalnya, pengembangan
kalimat topik yang memerlukan pengembangan secara kronologis, maka
urutan kalimat pengembangannya harus dimulai dari urutan masa lalu, kini,
dan masa akan datang. Dalam suatu paragraf, jumlah kalimat pengembang
ini jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan kalimat topik dan unsur
yang lainnya. Sebagai contoh, suatu paragraf yang terdiri atas 10 kalimat,
dua diantaranya adalah kalimat topik dan kalimat penegas, maka 8 kalimat
yang lainnya adalah kalimat pengembang.

(4) Kalimat penegas


Kehadiran kalimat penegas dalam suatu paragraf tidak bersifat mutlak.
Namun, apabila informasi atau gagasan yang disampaikan itu cukup jelas
maka kehadiran kalimat penegas itu diperlukan. Kehadiran kalimat penegas
ini memiliki dua fungsi, yaitu sebagai pengulang atau penegas Kembali
kalimat topik, dan sebagai selingan untuk menghilangkan kejemuan atau
sebagai penarik minat pembaca

Keempat unsur diatas tampil secara bersama-sama atau sebagian,


oleh karena itu, suatu paragraf atau topik paragraf mengandung dua unsur
wajib (katimat topik dan kalimat pengembang), tiga unsur, dan mungkin
empat unsur.
Dalam pembuatan suatu paragraf harus memiliki unsur unsur
pembangun paragraf agar paragraf atau alinea dapat berfungsi dengan
sebagaimana mestinya Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan
pokok atau pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting dalam
pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu
paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut
tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam bukunya “Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia”,
Zainuddin menyatakan bahwa;
“Paragraf merupakan bentuk yang ikut mendukung suatu gagasan
atau buah pikiran yang berwujud atau berbentuk karangan. Pada
dasarnya, paragraf mengandung satu sub-buah pikiran atau bagian
buah pikiran dalam karangan. Dengan demikian, paragraf
mengandung satu ide atau satu pikiran.”
Hal ini menunjukan bahwa sebuah paragraf sudah tentu
mengandung sebuah atau bagian dari pokok permasalahan atau materi yang
hendak dipaparkan dengan menganut prinsip konsistensi dalam
pemaparannya agar terhindar dari penggunaan kata-kata maupun kalimat
yang tidak sesuai atau di luar materi yang dibahas.

2.3 Struktur Paragraf


Paragraf terdiri dari kalimat topik atau kalimat utama dan kalimat penjelasan
atau kalimat pendukung. Kalimat topik adalah kalimat terpenting yang memuat
gagasan utama paragraf. Kalimat penjelas atau kalimat pendukung digunakan untuk
menjelaskan atau mendukung gagasan utama. Kalimat penjelas dalam paragraf
terbagi menjadi dua, yaitu kalimat pengembang langsung (pengembang utama) dan
kalimat pengembang tidak langsung (pengembang sekunder). Kalimat
pengembangan langsung adalah kalimat yang menjelaskan secara langsung kalimat
topik, dan kalimat pengembangan tidak langsung adalah kalimat yang menjelaskan
secara tidak langsung kalimat topik. Kalimat pengembang tidak langsung
menjelaskan kalimat topik melalui kalimat pengembang langsung. Jumlah kalimat
pengembang langsung dan pengembang tidak langsung sangat tergantung pada luas
dan sempitnya jangkauan informasi yang terkandung dalam kalimat topik. Anda
harus memperhatikan level saat membuat paragraf. Kalimat utama harus selalu
mengikuti kalimat pengembang langsung, tetapi jika ada pengembang tidak
langsung, maka harus mengikuti pengembang langsung.
Sebagaimana disebutkan di atas, sebuah paragraf terdiri dari beberapa kalimat,
yaitu ada kalimat sebagai kalimat topik dan kalimat sebagai kalimat penjelas,
sehingga sebuah paragraf dapat memiliki struktur sebagai berikut:

a. Paragraf tersebut terdiri dari kalimat peralihan, kalimat topik, kalimat


pengembangan, dan kalimat afirmatif.
b. Paragraf terdiri dari bentuk peralihan kata, kalimat topik, kalimat
pengembangan, dan kalimat afirmatif.
c. Paragraf terdiri dari kalimat topik, kalimat pengembangan, dan kalimat
pendukung.
d. Paragraf terdiri dari peralihan kata, kalimat topik, dan bentuk kalimat
pengembang.
e. Paragraf tersusun atas kalimat, kalimat topik, dan bentuk peralihan dari
kalimat pengembangan.
f. Paragraf tersebut terdiri dari kalimat topik dan kalimat pengembang.
g. Paragraf terdiri dari kalimat pengembangan dan kalimat topik.

2.4 Jenis-Jenis Paragraf


Jenis-jenis paragraf sangat beragam bila ditinjau dari berbagai sudut
pandang. Pembagian macam-macam paragraf bisa didasarkan pada letak kalimat
utamanya atau menurut isi, tujuannya, dan menurut teknik pemaparannya . Jenis-
jenis paragraf yang ada ini bisa kita temui pada berbagai karya tulis dan sastra.
Ilham Mulia memaparkan jenis - jenis paragraf berdasarkan kalimat utama atau
isinya kedalam empat jenis antara lain paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf
campuran (deduktif – induktif), dan paragraf penuh kalimat topik7. Menurut
tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 antara lain; paragraf pembuka,
paragraf penghubung, dan paragraf penutup8. Adapun Macam-macam paragraf

7
http://ilhamaulia.blogspot.com/2009/11/jenis-jenis-paragraf-eksposisi.html
8
Akhadiah, Sabarti.1993. Materi Pokok Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas
Terbuka
berdasarkan bentuknya yaitu paragraf narasi, paragraf deskripsi, paragraf
argumentasi, paragraf persuasi, dan paragraf eksposisi

2.4.1 Jenis - Jenis Paragraf Berdasarkan Kalimat Utama Atau Isinya


a. Paragraf Deduktif
Paragraf Deduktif adalah paragraf dengan gagasan utamuanya terletak di
awal paragraf. Paragraf deduktif dimulai dengan mengemukakan persoalan
pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
Contoh :
Tenaga kerja yang diperlukan dalam persaingan bebas adalah tenaga
kerja yang mempunyai etos kerja tinggi, yaitu tenaga yang pandai,
terampil, dan berkepribadian. Tenaga kerja yang pandai adalah
tenaga kerja yang mempunyai kemampuan akademis memadai
sesuai dengan disiplin ilmu tertentu. Terampil artinya mampu
menerapkan kemampuan akademis yang dimiliki disertai
kemampuan pendukung yang sesuai untuk diterapkan agar diperoleh
hasil maksimal. Sementara itu, tenaga kerja yang berkepribadian
adalah tenaga kerja yang mempunyai sikap loyal, disiplin, dan jujur.

Kalimat topik paragraf tersebut adalah tenaga kerja yang diperlukan dalam
persaingan bebas tenaga kerja adalah tenaga kerja yang mempunyai etos
kerja tinggi, yaitu tenaga yang pandai, terampil, dan berkepribadian.
Kalimat topik itu kemudian dikembangkan dengan kalimat-kalimat
penjelas.
b. Paragraf Induktif
Paragraf Induktif adalah Paragraf Induktif adalah paragraf dengan gagasan
utamanya terletak di akhir paragraf. Mula-mula dikemukakan fakta ataupun
uraian-uraian. Kemudian, dari fakta itu penulis menggenerelisasikanya ke
dalam sebuah kalimat.

Contoh :
Salju yang turun dari langit memberikan hiasan yang indah untuk
bumi. Beberapa kota disulap dengan nuansa putih, menghasilkan
pemandangan cantik dan memikat bagi penikmat keindahan. Hawa
dinginnya semakin hari menggigit kawasan-kawasan yang beriklim
subtropis dan sedang ini. Inilah musim dingin yang terjadi di negeri
matahari terbit.

Paragraf tersebut, diawali perincian yang berupa peristiwa-peristiwa


khusus. Peristiwa khusus itu berupa salju yang turun, keadaan kota yang
memutih karena salju, dan hawa dingin yang menyelimuti beberapa wilayah
di Jepang. Semua peristiwa khusus itu kemudian disimpulkan bahwa itulah
keadaan Jepang saat musim dingin. Tulisan dengan pemaparan semacam itu
dapat dikategorikan sebagai paragraf induktif, suatu paragraf yang dimulai
dengan hal khusus kemudian diakhiri dengan pernyataan umum yang
merupakan kalimat topiknya.

c. Paragraf Campuran (Deduktif-Induktif)


Paragraf Deduktif –induktif adalah paragraf yang menempatkan kalimat
utama di awal dan akhir paragraf. Ciri paragraf ini ditandai oleh berulang
gagasan utama pada awal yang ditegaskan kembali di bagian akhir.

Contoh :

Meskipun sudah berumur, ibuku masih menuntut ilmu. Ibuku


melanjutkan ke jenjang S-2. Padahal harusnya dia sudah tidak
disibukkan oleh tugas kuliah. Tetapi, sepertinya ibuku sangat
menikmati sekolahnya. Sambil bernyanyi kecil dia mengerjakan
tugas kuliahnya. Belajar terus sepanjang hayat, itulah
semboyannya.9

9
Abdulah, Arif Tio Buqi. Jenis dan Contoh Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat
Utama: Deduktif, Induktif, Campuran dan Ineratif. 2021. Tribunnews.com
Paragraf diatas berjenis paragraf campuran. Hal ini karena kalimat topiknya
yang terdapat pada awal dan akhir paragraf. Kalimat pertama merupakan
kalimat topik yang menyebutkan Ibu masih menuntut ilmu walau sudah
berumur. Lalu, kalimat-kalimat selanjutnya menjelaskan alasan ibu untuk
tetap menimba ilmu yang mana kalimat tersebut merupakan kalimat
pengembang. Paragraf ini diakhiri dengan kalimat penegas yang
menegaskan kembali kalimat topiknya.
d. Paragraf Penuh Kalimat Topik
Seluruh kalimat yang membangun alinea sama pentingnya sehingga tidak
satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi demikian itu
biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topik karena kalimat yang
satu dan yang lainnya sama-sama penting.
Alinea semacam ini sering dijumpai dalam uraian- uraian bersifat deskriptif
dan naratif terutama dalam karangan fiksi. Inilah contoh
alineanya.
Contoh :
Pagi hari itu aku duduk di bangku panjang dalam taman di belakang
rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalah. Sinar
matahari pagi menghangatkan badan. Di depanku bermekaran bunga
beraneka warna. Kuhirup hawa pagi yang segar sepuas-puasku

2.4.2 Jenis-Jenis Paragraf Berdasarkan Tujuannya


a. Paragraf Pembuka
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala
pembicaraan yang akan menyususl kemudian. Oleh sebab itu, paragraf
pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup
menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan memberikan
rangsangan dari para orang yang terkemuka atau orang yang terkenal.
b. Paragraf pengembang
Paragraf pengembang ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka
dan paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab itu. Paragraf
ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Dengan kata lain,
paragraf pengembang mengmukakan inti persoalan yang akan
dikemukakan. Oleh sebab itu, satu paragraf dan paragraf lain harus
memperlihatkan hubungan dengan cara ekspositoris, deskriptif, naratif, atau
argumentatif yang akan dibicarakan pada halaman selanjutnya.
c. Paragraf Penutup
Paragraf Penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau
pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Biasanya,
paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah
dipaparkan pada bagian- bagian sebelumnya.

2.4.3 Jenis-Jenis Paragraf Berdasarkan Bentuknya


a. Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah sebuah paragraf yang menceritakan suatu kejadian
atau peristiwa sehingga pembaca seolah-olah mengalami kejadian tersebut
yang didalamnya terdapat alur cerita, setting, tokoh dan konfik tetapi tidak
terdapat kalimat utama.
Contoh :
Cara merawat dan memelihara merpati tidaklah terlalu sulit. Bagi
pemula, langkah pertama adalah membeli merpati satu pasang. Jika
merpati masih kecil,usahakan kandang tidak terlalu terbuka agar
suasana tetap hangat, tapi cukupterang. Selanjutnya periksalah
makanan dan minumannya secara teratur. Sebaiknya kandang
merpati dibersihkan secara teratur demi menjada Kesehatan merpati
dan tempat tinggalnya.
b. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskrisi adalah paragraf yang menggambarkan tentang suatu objek
tertentu dengan menggunakan kata-kata yang jelas dan terperinci sehingga
pembaca bisa melihat, mendengan, dan merasakan objek yang Digambar
itu. Objek yang didiskripsikan dapat berupa orang, benda atau tempat.
Contoh :
Tempat tinggalku tidak terlalu besar. Rumahku hanya memiliki luas
sekitar 98m2. Dengan luas seperti itu aku hanya memiliki tiga kamar
tidur, satu kamar mandi, ruang tamu, keluarga, dan dapur.
c. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah sebuah paragraf yang berisi pendapat yang
bertujuan untuk membuktikan masalah dengan alasan yang mendukung.
Contoh :
Menurut pemahaman saya, demam batu akik yang tengah mewabah
di kalangan masyarakat memiliki dmapak positif maupun damapk
negatif. Dampak positifnya adalah menjadi sumber mata
pencaharian baru bagi masyarakat sekitar, namun dibelakang itu
orang-orang tidak bertanggung jawab merusak batuan alam dengan
sewenang-wenang.
d. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi bertujuan untuk mengajak, mempengaruhi, atau
menghimbau pembaca sehingga mereka terpengaruh atau tergiur dengan
untuk melaukukan keinginan penulis.
Contoh :
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta
terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan
keadilan. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah mengakui dan
memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-
nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus
mengembangkan sikap tolong menolong dan saling mencintai.
Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana
kemanusiaan dan saling mencintai.
e. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berisikan ide, buah pikiran,
informasi atau pengetahuan yang penyampaiannya menggunakan analisis
kronologis atau keruangan. Paragraf eksposisi bertujuan untuk memberikan
informasi yang jelas kepada pembaca.
Contoh :
Susu merupakan salah satu minuman yang memiliki manfaat bagi
tubuh. Hal disebabkan karena susu banyak mengandung vitamin dan
mineral yang memang sangat berguna. Kandungan yang paling
banyak dalam susu adalah kalsium. Zat inilah yang akan membuat
tubuh dan tulang manusia menjadi kuat. Susu ini juga dapat
membantu dalam pertumbuhan tulang supaya menjadi lebih tinggi.
Selain kalsium, susu juga memiliki kandungan protein. Zat ini tentu
sangat berguna bagi tubuh, sebab dapat membantu membangun sel-
sel di dalam tubuh manusia.

2.5 Penulisan Paragraf Yang Baik Pada Karya Ilmiah


Untuk membuat suatu penulisan paragraf dalam karya ilmiah dengan baik
dan benar maka harus memperhatikan syarat-syarat yang membuat paragraf
menjadi idel dan efektif. Menurut Sabarti Akhadiah terdapat tiga syarat dalam
pembuatan paragraf pada karya ilmiah diantaranya adalah kesatuan atau
kohesi, kepaduan atau koherensi, dan kelengkapan.10
1. Kesatuan (Kohesi)
Syarat pertama dalam membuat paragraf pada karya ilmiah adalah kesatuan.
Untuk itu, tiap paragraf membutuhkan satu gagasan atau topik sebagai
pengikat paragraf. Paragraf menjadi kurang baik jika tidak ada gagasan
pokok. Di dalam paragraf biasanya terdapat kalimat yang sangat penting
atau dapat disebut juga dengan kalimat inti atau kalimat utama. Fungsi
paragraf adalah untuk mengembangkan topik. Oleh karena itu, dalam
mengembangkan topik tidak boleh terdapat unsur yang sama sekali tidak
berhubungan dengan topik tersebut. Paragraf dianggap mempunyai

10
Akhaidah, Sabarti dkk. (1998). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indoneisa.
Jakarta:Erlangga.
kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari
topiknya atau selalu relevan dengan topiknya.
2. Kepaduan (Koherensi)
Kepaduan atau koherensi dititikberatkan pada hubungan antar kalimat
dengan kalimat. Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan
kalimat secara logis dan melalui ungkapan pengait antar kalimat. Urutan
yang logis akan terlihat pada pola susunan antar kalimat yang terdapat pada
paragraf tersebut. Kepaduan dalam sebuah paragraf dibangun dengan
memperhatikantiga hal, unsur kebahasaan yang digambarkan antara lain:
1. repetisi atau pengulangan kata kunci, kata ganti
2. kata transisi atau ungkapan penghubung
3. paralelisme
4. pemerincian dan urutan isi paragraf.
Perincian dapat diurutkan secara kronologis (menurut urutan waktu), secara
logis (sebab–akibat , akibat-sebab, khusus-umum, umum-khusus), menurut
urutan ruang (spasial), menurut proses, dan dapat juga dari sudut pandangan
yang satu ke sudut pandangan yang lain.
3. Kelengkapan
Paragraf dapat dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang
cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama dan
suatu paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya
diperluas dengan pengulangan-pengulangan.

2.6 Pengembangan Paragraf Dalam Karya Ilmiah


Pengembangan dalam karya tulis ilmiah haruslah memenuhi beberapa unsur
yang ada. Karya tulis ilmiah yang telah memenuhi unsur-unsur tersebut akan sangat
mudah untuk dikembangkan menjadi paragraf yang lebihlengkap. Berikut adalah
unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam pengembangankarya tulis ilmiah.

1. Pikiran pokok atau pikiran utama merupakan unsur pertama dalam


mengembangkan paragraf katya ilmiah. Dari pikiran pokok ini akan terlihat
jelas, apakah sebuah kalimat penjelas dalam paragraf karya tulisilmiah
harus dipotong dan disingkirkan atau akan tetap dipertahankan dan harus
terus dikembangkan. Dari pikiran pokok paragraf karya tulis ini pulaakan
terlihat, apakah sebuah paragraf harus dikembangkan dengan metodedan
teknik pengembangan paragraf tertentu. Juga, tersirat pula keleluasaan
perincian yang harus dituliskan didalam sebuah paragraf karya tulis
ilmiahitu.Dalam keseluruhan isi paragraf demikian itu, pikiran pokok atau
ide pokok paragrat karya tulis harus dijabarkan dan diterangkanhingga
tuntas.Ketuntasan itu, akan terlihat cukup jelas dari rumusan pikiran pokok
yang adadalam paragraf karya tulis tersebut.
2. Unsur kedua dari sebuah paragraf karya tulis ilmiah adalah kalimat pokok
atau kalimat utama. Harus ditegaskan disini, bahwa dua unsur pokok
paragraf itu berbeda dengan substansi dan wujudnya, sebuah ide pokok
lazimnya dapatdirumuskan dalam bentuk kata atau frasa. Jadi, rumusan
pikiran pokok itu bukan berupa klausa atau kalimat, melainkan hanya
berupa kata atau kelompok kata. Di sisi wujudnya, kalimat pokok atau
kalimat utama itu harus berupa kalimat baku dan kalimat efektif, artinya,
kalimat pokok itu harussesuai dengan ketentuan dan kaidah dan tata bahasa
yang berlaku, selain itu,kalimat pokok atau kalimat utama itu juga harus
memenuhi ketentuan ketentuan kalimat efektif yang berlaku didalam bahasa
Indonesia. Dalamsebuah karya tulis ilmiah, kalimat pokok atau kalimat
utama inilah yang akandikembangkan dengan kalimat kalimat penjelas dan
kalimat penegas yangmengikutinya. Dalam paragraf deskriptif, lazimnya
kalimat pokok ataukalimat utama itu terdapat di awal kalimat. Demikian
pula paragrafargumentatif dan persuasif yang juga sangat lazim ditemukan
di dalamsebuah karya tulis ilmiah tersebut.
3. Unsur ketiga berkaitan dengan unsur unsur paragraf karya tulis ilmiah
adalah kalimat kalimat penjelas. Literatur tertentu menyebut kalimat
penjelas demikian ini sebagai kalimat kalimat pendukung. Kalimat
pendukung bertujuan untuk mendukung dan menopang keberadaan dari dari
kalimat pokok.
4. Unsur keempat adalah kalimat penegas. Kalimat penegas bukanlah kalimat
topik atau kalimat utama yang keduadari sebuah paragraf karya tulis ilmiah
itu. Jadi, kalimat penegas itu hanya manegaskan kalimat topik atau kalimat
utama yang berada diawal paragraf, bukan sebagai kalimat topik atau
kalimat utama baru. Paragraf karya tulis ilmiah yang baik dan benar hanya
terdiri dari satu kalimat topik atau kalimat pokok. Jadi paragraf karya tulis
ilmiah yang benar itu hanya boleh dikendalikan oleh satuide pokok atau satu
gagasan utama.
5. Unsur kelima dari paragraf karya tulis ilmiah adalah unsur unsurtransisi atau
kata yang berfungsi sebagai penanda peralihan atau transisi dari kalimat
yang satu kedalam kalimat yang lainnya dalam sebuah paragraf.

2.6 Penulisan Paragraf Dalam Pembuatan Karya Tulis pada Mahasiswa


Fakultas Hukum Universitas Semarang
Sebagai seorang mahasiswa sudah sepatutnya menguasai dan memahami
tentang paragraf. Karena mahasiswa harus membuat makalah maupun karya tulis
sebagai tugas dari dosen. Dan pada semester akhir pun mahasiswa wajib membuat
sksipsi. Sehingga diperlukan kemampuan menulis untuk membuat paragraf yang
baik dan benar. Berikut adalah beberapa kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Semarang saat membuat paragraf untuk karya tulis :

1. Kohesi
Contoh :
Menurut KBBI, elektronik merupakan alat yang dibuat berdasarkan prinsip
kerja elektronika. Dalam hal ini pembelajaran yang dirancang adalah model
yang berbentuk elektronik yaitu komik elektronik. Biasanya komik yang
ada menggunakan media berupa kertas, berbeda dengan elektronik komik
yang dirancang dengan menggunakan media elektronik.
Dari contoh paragraf di atas terlihat bahwa paragraph tersebut terdiri dari
dua ide pokok. Ide pokok pertama membicarakan definisi elektronik
menurut KBBI. Sedangkan paragraf kedua ide pokoknya membicarakan
tentang komik.
2. Koherensi
Dari beberapa skripsi yang penulis teliti didapatkan data-data tentang
paragraf yang tidak koheren, baik antar paragraf maupun inter paragraf. Ini
dapat dilihat dari penjelasan di bawah ini :
Contoh :
Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
memberikan dampak tersendiri terhadap berbagai kehidupan, salah satu
diantaranya bidang pendidikan. Di dalam agama Islam kita dituntut untuk
menjadi orang-orang yang berilmu dan berpengetahuan, ditegaskan oleh
Allah SWT dalam firmannya.
Berdasarkan contoh paragraph di atas dapat dilihat bahwa antara kalimat
pertama dengan kalimat kedua tidak koheren. Pada kalimat pertama
berbicara mengenai pengetahuan dan teknologi, sedangkan kalimat kedua
berbicara tentang ilmu dan penngetahuan dilihat dari segi agama.
Dari contoh paragraph di atas dapat dilihat bahwa paragraf tersebut terdiri
dari dua ide pokok. Ide pokok pertama menjelaskan tentang definisi
elektronika secara umumn. Sedangkan ide pokok kedua membicarakan
tentang definisi story. Tiga contoh paragraph tersebut memperlihat bahwa
paragraph skripsi mahasiswa tidak kohesif.
3. Koherensi antar paragraf
Dalam menggapai ilmu pengetahuan suatu teknologi salah satunya adalah
dengan menempuh jalan pendidikan formal. Pendidikan saat ini sudah
merupakan kebutuhan setiap insani, dengan pengetahuan seseorang akan
memiliki kemampuan. Pembaharuan di dalam pendidikan membawa
pengaruh sikap, prilaku nilai-nilai individu dan masyarakat.
Dari contoh paragraph di atas dapat dicermati bahwa antara paragraf
pertama dengan paragraf kedua tidak koheren. Paragraf pertama berbicara
tentang pendidikan formal merupakan salah satu jalan untuk menggapai
ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan pada paragraf kedua berbicara
tentang pembaharuan di dalam pendidikan. Seharusnya pada paragraf
pertama dijelaskan dulu tentang bidang-bidang pembaharuan yang salah
satunya berkaitan dengan pembaharuan dalam bidang pendidikan.
4. Ketuntasan Pengembangan
Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik, dan
berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset,
pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya.
Dari contoh paragraf di atas dapat dilihat bahwa paragraph tersebut tidak
tuntas karena belum menjelaskan aspek-aspek di atas.
5. Keruntutan penyusunan
Menurut Ilham Moleong, model pembelajaran mempunyai tiga kedudukan
yaitu motivasi ekstrinsik sebagai alat pembangkit motivasi belajar, strategi
pembelajaran, dan menyesiati perbedaan individual anak didik, dan model
pembelajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan. Model pembelajaran
dapat meningkatkan daya serap bagi siswa dan berdampak langsung
terhadap pencapaian tujuan.
Model pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang disusun dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Skripsi

2.7 Analisis Hasil Kuesioner


Responden penelitian ini adalah para mahasiswa yang berada di Fakultas
Hukum Universitas Semarang yang berjumlah 25 orang yang terdiri atas mahasiswa
laki-laki 10 orang dan mahasiswa perempuan 15 orang dengan profil responden
sebagai berikut :

Tabel 1 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan

Sangat
Tidak Sangat
Tidak Setuju
Setuju Setuju
No Pernyataan Setuju
Σ % Σ % Σ % Σ %

Terkadang saya tidak


1 mengetahui antara ide pokok 0 0% 2 8% 15 60% 8 32%
paragraf dan anak paragraf
Sangat
Tidak Sangat
Tidak Setuju
Setuju Setuju
No Pernyataan Setuju
Σ % Σ % Σ % Σ %

Saya menulis paragraf


2 memperhatikan ide dan anak 0 0% 0 0% 16 64% 9 36%
paragraf nya

Saya dapat mengidentifikasi


3 0 0% 0 0% 18 72% 7 28%
paragraf induktif dan deduktif
Saya dengan mudah mencari
4 kalimat atau gagasan pokok 0 0% 2 8% 8 32% 15 60%
sebuah paragraf
Saya dapat membedakan
5 0 0% 1 4% 18 72% 6 24%
paragraf berdasarkan sifatnya
Saya memperhatikan syarat-
syarat dalam membuat
6 0 0% 7 28% 14 56% 4 16%
paragraf untuk menulis karya
tulis ilmiah
Saya mampu mengidentifikasi
7 kalimat utama dan kalimat 0 0% 2 8% 12 48% 11 44%
penjelas
Saya dapat mengembangkan
kalimat dengan efektif
8 0 0% 2 8% 11 44% 12 48%
sehingga tercipta paragraf
yang baik.
Saya tidak merasa kesulitan
9 untuk memilih kata-kata yang 0 0% 4 16% 10 40% 11 44%
tepat dalam membuat paragraf
Saya mampu membuat
10 paragraf dengan ejaan dan tata 0 0% 2 8% 9 36% 14 56%
tulis yang benar

Berdasarkan tabel 1, yaitu tanggapan responden terhadap 10 butir pertanyaan


tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1. Tanggapan responden terhadap pertanyaan pertama diperoleh jawaban


paling besar persentasenya, yaitu setuju sebanyak 60%. diikuti dengan
setuju sebanyak 32%. Artinya bahwa sebagian besar mahasiswa setuju
bahwa terkadang mereka tidak mengetahui antara ide pokok paragraf dan
anak paragraf dalam tulisan ilmiah.
2. Tanggapan responden terhadap pernyataan kedua diperoleh jawaban paling
besar persentasenya, yaitu setuju sebanyak 64%. diikuti dengan sangat
setuju sebanyak 34%. Artinya bahwa sebagian besar mahasiswa sangat
setuju bahwa mereka memperhatikan ide pragraf dan anak paragraf yang
akan di buat dalam penulisan sebuah paragraf.
3. Tanggapan responden terhadap pernyataan ketiga diperoleh jawaban paling
besar persentasenya, yaitu setuju sebanyak 72%. diikuti dengan sangat
setuju sebanyak 28%. Artinya bahwa sebagian besar mahasiswa setuju
bahwa mereka dapat mengidentifikasi paragraf induktif atau deduktif.
4. Tanggapan responden terhadap pernyataan keempat diperoleh jawaban
paling besar persentasenya, yaitu sangat setuju sebanyak 60%. diikuti
dengan setuju sebanyak 32%. Artinya bahwa sebagian besar mahasiswa
sangat setuju bahwa mahasiswa dengan mudah mencari kalimat atau
gagasan pokok pada sebuah paragraf.
5. Tanggapan responden terhadap pernyataan kelima diperoleh jawaban paling
besar persentasenya, yaitu setuju sebanyak 72%. diikuti dengan setuju
sebanyak 24%. Artinya bahwa sebagian besar mahasiswa dapat
membedakan paragraf berdasarkan sifatnya.
6. Tanggapan responden terhadap pernyataan keenam diperoleh jawaban
paling besar persentasenya, yaitu setuju sebanyak 56%. diikuti dengan
sangat setuju sebanyak 28%. Artinya bahwa sebagian besar mahasiswa
setuju bahwa mereka memperhatikan syarat-syarat dalam membuat
paragraf untuk menulis sebuah karya tulis.
7. Tanggapan responden terhadap pernyataan ketujuh diperoleh jawaban
paling besar persentasenya, yaitu setuju sebanyak 48%. diikuti dengan
setuju sebanyak 44% dan terdapat mahasiswa yang tidak setuju yaitu
sebanyak 8%. Artinya bahwa sebagian besar mahasiswa setuju bahwa
mampu mengidentifikasi kalimat utama dan kalimat penjelas dalam sebuah
paragraf.
8. Tanggapan responden terhadap pernyataan kedelapan diperoleh jawaban
paling besar persentasenya, yaitu sangat setuju sebanyak 48%. diikuti
dengan setuju sebanyak 44% dan terdapat mahasiswa yang tidak setuju
yaitu sebanyak 8%. Artinya bahwa sebagian besar mahasiswa sangat setuju
bahwa dapat mengembangkan kalimat dengan efektif sehingga tercipta
paragraf yang baik.
9. Tanggapan responden terhadap pernyataan kesembilan diperoleh jawaban
paling besar persentasenya, yaitu sangat setuju sebanyak 44%. diikuti
dengan setuju sebanyak 40%. Artinya bahwa sebagian besar mahasiswa
sangat setuju bahwa mereka tidak kesulitan dalam memilih kalimat yang
tepat untuk membuat sebuah paragraf menjadi efektif dan tidak bermakna
bias.
10. Tanggapan responden terhadap pernyataan kesepuluh diperoleh jawaban
paling besar persentasenya, yaitu sangat setuju sebanyak 56%. diikuti
dengan setuju sebanyak 36%. Artinya bahwa sebagian besar mahasiswa
sangat setuju bahwa mereka menggunakan ejaan dan tata tulis yang benar
dalam pembuatan paragraf.

Tabel 2 Simpulan Jawaban dari Responden

Presentase Jawaban
No Pernyataan Simpulan
Sangat
Setuju
Setuju
Terkadang saya tidak Mahasiswa mampu
mengetahui ide pkok
mengetahui antara ide
1 60% 32% paragraf dan anak
pokok paragraf dan anak paragraf dalam karya
paragraf tulis
Mahasiswa menulis
Saya menulis paragraf
paragraf dengan
2 memperhatikan ide dan 64% 36%
memperhatikan ide dan
anak paragraf nya anak paragraf nya
Mahasiswa mampu
Saya dapat memngidentifikasi
3 mengidentifikasi paragraf 72% 28% paragraf induktif
induktif dan deduktif maupun deduktif pada
karya tulis
Presentase Jawaban
No Pernyataan Simpulan
Sangat
Setuju
Setuju
Saya dengan mudah
Mahasiswa dapat
mencari kalimat atau
4 32% 60% mengutarakan pendapat
gagasan pokok sebuah dengan tepat
paragraf
Saya dapat membedakan Mahasiswa mampu
5 paragraf berdasarkan 72% 24% membedakan paragraf
sifatnya berdasarkan sifatnya
Saya memperhatikan Mahasiswa
memperhatikan syarat-
syarat-syarat dalam
6 56% 16% syarat membuat paragraf
membuat paragraf untuk dalam menulis karya
menulis karya tulis ilmiah tulis
Mahasiswa mampu
Saya mampu mengidentifikasi kalimat
7 mengidentifikasi kalimat 48% 44% utama dan kalimat
utama dan kalimat penjelas penjelas dalam karya
tulis
Saya dapat Mahasiswa mampu
mengembangkan kalimat
mengembangkan kalimat
8 44% 48% dengan efektif untuk
dengan efektif sehingga menciptakan paragraf
tercipta paragraf yang baik. yang baik
Saya merasa kesulitan Mahasiswa tidak merasa
untuk memilih kata-kata kesulitan dalam memilih
9 40% 44%
yang tepat dalam membuat kata yang tepat untuk
paragraf membuat paragraf
Mahasiswa mampu
Saya mampu membuat
membuat paragraf
10 paragraf dengan ejaan dan 36% 56%
dengan ejaan dan tata
tata tulis yang benar tulis yang benar

Berdasarkan hasil analisis atas kuesioner dari responden disimpulkan bahwa


mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Semarang dapat membuat paragraf dengan
baik dan benar untuk menulis sebuah karya tulis meskipun masih terdapat beberapa
mahasiswa yang harus banyak berlatih dalam mengidentifikasi gagasan pokok
sebuah paragraf.
2.8 Analisis Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan dengan dua orang responden untuk menggali kebenaran
informasi tentang penulisan kutipan di karya tulis pada Mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Semarang. Responden adalah mahasiswa Universitas Semarang
Fakultas Hukum pada semester 1 dan 2. Pertanyaan yang diberikan oleh peneliti
terkait dengan penulisan paragraf pada karya tulis atau makalah yang dibuat.
Jawaban dari responden adalah bahwa kebanyakan mahasiswa telah mampu
membuat paragraf dengan baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada.
Mahasiswa pun mampu mengidentifikasi jenis-jenis paragraf pada karya tulis
beradasarkan sifatnya yaitu narasi, deskriptif, persuasif, argumentasi, serta
eksposisi.

Namun masih masih ada pula mahasiswa yang terlihat kebingungan dalam
mengidentifikasi gagasan atau ide pokok dalam sebuah paragraf ilmiah. Karena
terkadang dalam paragraf memiliki beberapa tema sehingga mereka merasa
kesulitan dalam memutuskan ide/gagasan pokok dalam sebuah paragraf.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Membuat sebuah karya ilmiah tidak semudah membuat suatu karya yang
berbentuk sastra. Ada banyak kriteria dalam komponen sebuah karya ilmiah yang
perlu dipenuhi, seperti teknik-teknik penulisan, penggunaan bahasa yang baku dan
benar, materi karya ilmiah yang objektif sesuai dengan fakta dan data yang ada,
membutuhkan waktu yang tidak sebentar, dan banyak hal lain yang tentunya
menjadi perhatian penting dalam sebuah penulisan suatu karya ilmiah. Karena
itulah, mengerti dan memahami pola penulisan sebuah karya ilmiah merupakan hal
pokok yang harus dilakukan oleh seorang penulis yang hendak membuat suatu
karya ilmiah.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan yaitu pembuatan paragraf dalam sebuah
karya tulis. Jika tidak memiliki kemampuan dalam membuat sebuah paragraf maka
karya tulis tidak akan fokus pada pembahasan sehingga pembaca akan mengalami
kesulitan untuk memahami isi dari paragraf tersebut. kebanyakan mahasiswa telah
mampu membuat paragraf dengan baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
ada. Mahasiswa pun mampu mengidentifikasi jenis-jenis paragraf pada karya tulis
beradasarkan sifatnya yaitu narasi, deskriptif, persuasif, argumentasi, serta
eksposisi.

Namun masih masih ada pula mahasiswa yang terlihat kebingungan dalam
mengidentifikasi gagasan atau ide pokok dalam sebuah paragraf ilmiah. Karena
terkadang dalam paragraf memiliki beberapa tema sehingga mereka merasa
kesulitan dalam memutuskan ide/gagasan pokok dalam sebuah paragraf

3.2 Saran
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Semarang perlu berlatih untuk
membuat paragraf yang tidak membuat pembaca mengalami kesulitan dalam
memahami isi bacaan. Serta perlu adanya pemahamana yang lebih dalam mengenai
paragraf untuk membuat sebuah karya tulis. Selain itu perlu banyak membaca agar
perbendaharaan kata yang dimiliki para mahasiswa bertambah, sehingga paragraf
menjadi lebih mudah untuk dibaca.
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S. (1993). Materi Pokok Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas


Terbuka.
Akhadiah, S. (2003). Pembinaan Kemampuan Manulis BAhasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Arif, A. (2021). Jenis dan Contoh Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama.
Jakarta: Tribun News.
Arifin, M. (1993). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Aulia, I. (2009). Jenis-Jenis Paragraf Eksposisi. Retrieved from Ilham Aulia
Blog: http://ilhamaulia.blogspot.com/2009/11/jenis-jenis-paragraf-
eksposisi.html
dkk, H. T. (2009). Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia . Bandung: Angkasa.
Kusmana, S. (2012). Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Rosda.
Rahayu, M. (2007). Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara.
Tasai, Z. A. (2008). Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai