Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH RINGKASAN & ABSTRAK

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun oleh :
Muhammad Anwar Fahruddin
Muhammad Fernando Andreand

PROGRAM STUDI INFORMATIKA KOMPUTER


POLITEKNIK LP3I JAKARTA
KAMPUS HARVEST
2021

1
KATA PENGANTAR
Dengan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mampu
memberikan kemampuan berpikir sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan tepat waktu.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia. Selain itu, penulis juga ingin mengembangkan
wawasan dan pengetahuan tentang Bahasa Indonesia.

Dalam menyusun makalah ini, penulis menggunakan metode studi


pustaka. Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam mendorong dan membantu
penulis dalam menyusun makalah, khususnya kepada:
1. Kabid Akademik Politeknik LP3I Jakarta Kampus Harvest
Rani Mardiana, S.E
2. Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia, Jajang Setiawan, S.S., M.Pd.
3. Staff Akademik Politeknik LP3I Jakarta Kampus Harvest
4. Keluarga dan teman teman penulis.

Penulis sangat menyadari bahwa setiap manusia mempunyai kelemahan


dan kesalahan dalam menyusun tugas makalah ini. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca terhadap
pembahasan tersebut.

Bekasi, 27 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A.   Latar Belakang Masalah...........................................................................................4
B.     Rumusan Masalah..................................................................................................5
C.    Tujuan Pembahasan................................................................................................5
D.    Manfaat...................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
A.    Ringkasan................................................................................................................6
1.      Pengertian Ringkasan.........................................................................................6
2.      Ciri-ciri Ringkasan...............................................................................................7
3.      Cara Membuat Ringkasan..................................................................................7
4.      Tujuan Membuat Ringkasan............................................................................11
B.     Abstrak.................................................................................................................12
1.      Pengertian Abstrak..........................................................................................12
2.      Fungsi Abstrak..................................................................................................12
3.      Jenis Abstrak....................................................................................................13
4.      Karakteristik Abstrak........................................................................................13
5.      Cara Membuat Asbtrak....................................................................................14
6.      Contoh Abstrak................................................................................................15
BAB III...............................................................................................................................19
PENUTUP..........................................................................................................................19
A.    Kesimpulan............................................................................................................19
B.     Saran.....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Menyajikan kembali sebuah tulisan yang panjang ke dalam bentuk yang
pendek disebut meringkas. Tindakan meringkas dapat dilakukan terhadap
berbagai jenis teks, di antaranya ringkasan atas novel, ringkasan atas
buku laporan tahunan, dan ringkasan atas sebuah bab sebuah buku.
Untuk sampai pada ringkasan yang baik, cara yang dapat dilakukan oleh
penulis adalah menghilangkan segala macam ‘hiasan’ dalam teks yang
akan diringkas. Yang dimaksud dengan ‘hiasan’ di sini dapat berupa (1)
ilustrasi atau contoh, (2) keindahan gaya bahasa, dan (3) penjelasan yang
terperinci.
Sebuah ringkasan memiliki beberapa ciri. Pertama, penulis haruslah
mempertahankan urutan pikiran dan cara pandang penulis asli. Kedua,
penulis harus bersifat netral, dalam arti tidak memasukan pikiran, ide,
maupun opininya ke dalam ringkasa yang dibuatnya. Ketiga, ringkasan
yang dibuat haruslah mewakili gaya asli penulisnya, bukan gaya pembuat
singkasan. Dengan membaca teks asli secara berulang-ulang, menandai
kalimat topik setiap paragraf, dan menghilangkan segala macam hiasan,
penulis akan dapat membuat sebuah ringkasan yang baik.
Dalam bahasa Indonesia juga dikenal dengan abstrak yang terkadang
sulit membedakan dengan ringkasan. Abstrak adalah karangan ringkas
berupa rangkuman. Istilah ini lazim digunakan dalam penulisan ilmiah.
Oleh karena itu, abastark terikat dengan aturan penulisan ilmiah. Dalam
sebuah abstrak setidaknya ada hal-hal berkut: (1) latar belakang atau
alasan atas topik yang dipilih; (2) tujuan penelitian yang dilakukan oleh
penulis; (3) metode atau bahan yang digunakan dalam penelitian; (4)
keluaran atau kesimpulan atas penelitian.
Panjang-pendek sebuah abstrak amat ditentukan oleh tujuannya. Apabila
abstrak tersebut ditulis untuk keperluan Jurnal, maka panjangnya antara
75 sampai dengan 100 kata, sedangkan untuk skripsi 200 sampai dengan
250 kata. Perhatikan contoh abstrak di bawah ini untuk keperluan jurnal.
Berbeda dengan ringkasan dan abstrak yang merupakan ringkasan atas
satu sumber saja, sintesis dibuat atas beberapa sumber. Pada dasarnya
sintesis adalah merangkum intisari bacaan yang berasal dari beberapa
sumber. Kegiatan ini harus memperhatikan data publikasi atas sumber-

4
sumber yang digunakan. Dalam tulisan laras ilmiah, data publikasi atas
sumber-sumber tadi kemudian dimasukan dalam daftar pustaka.
Ada sejumlah syarat yang harus diperhatikan oleh penulis dalam
membuat sintesis, di antaranya (Utorodewo dkk, 2004: 97): (1) penulis
harus bersikap objektif dan kritis atas teks yang digunakannya, (2)
bersikap kritis atas sumber yang dibacanya, (3) sudut pandang penulis
harus tajam, (4) penulis harus dapat mencari kaitan antara satu sumber
dengan sumber lainnya, dan (5) penulis harus menekankan pada bagian
sumber yang diperlukannya.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam makalah ini akan
dikemukakan tentang “Ringkasan, Abstrak, dan Sistesis dalam Bahasa
Indonesia” berikut komponen-komponen yang ada di dalamnya yang
berhubungan dengan fungsi dan tujuannya.
 
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimakah kajian tentang ringkasan dalam Bahasa Indonesia?
2.      Bagaimakah kajian tentang abstrak dalam Bahasa Indonesia?
3.      Bagaimakah kajian tentang sistesis dalam Bahasa Indonesia?
 
C.    Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mengetahui  kajian tentang ringkasan dalam Bahasa
Indonesia.
2.      Untuk mengetahui kajian tentang abstrak dalam Bahasa
Indonesia.
3.      Untuk mengetahui  kajian tentang sistesis dalam Bahasa
Indonesia.
 
D.    Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dalam penulisan makalah ini antara lain
adalah:
1.      Dapat dijadikan referensi bagi penulis dalam menulis sebuah
karya ilmiah.
2.      Bagi mahasiswa dapat dijadikan acuan dalam pembuatan tugas
akhir, skripsi ataupun tesis.

5
3.      Menambah pengetahuan untuk bahan perbandingan.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

BAB II
PEMBAHASAN
 
A.    Ringkasan
1.      Pengertian Ringkasan
Membuat ringkasan adalah sebuah keterampilan. Tidak semua orang
mampu dengan cermat dan tepat membuat ringkasan dari bahan
bacaan yang dibacanya. Mengapa demikian? Karena pada hakikatnya
hasil meringkas itu adalah sebuah karya reproduksi dari karya lain.
Kemampuan untuk membahasakan dengan bahasa yang lain itulah
yang terkadang membedakan setiap orang dalam membuat ringkasan.
Atau, kecermatan dalam mengungkap inti bacaan itu. (Nurhadi, 2010 :
136). “Ringkasan adalah sebuah cara menyajikan karangan dalam
bentuk singkat dengan mempertahankan urutan isi dan sudut pandang
pengarang aslinya”. (Isdriani, 2009 : 152)
Ringkasan memiliki banyak pengertian, diantaranya ringkasan
(Precis yang berarti memotong atau memangkas) adalah suatu cara
yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam
bentuk singkat. Sedangkan menurut Asmi (2004), ringkasan
merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan

6
perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional
tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat. Ringkasan berasal
dari bentuk dasar “ringkas” yang berarti singkat, pendek dari bentuk
yang panjang. Hal ini dipakai untuk mengatakan suatu bentuk
karangan panjang yang dihadirkan dalam jumlah singkat. Suatu
ringkasan disajikan dalam bentuk yang lebih pendek dari tulisan
aslinya dengan berpedoman pada keutuhan topik dan gagasan yang
ada di dalam tulisan aslinya yang panjang itu. (Alfaini, 2011 : 2)
“Ringkasan atau sering disebut dengan istilah “precis” adalah bentuk
singkat atau ringkas, dari sebuah karangan yang masih
memperlihatkan sosok dasar dari aslinya”. (Nurhadi, 2010 : 137).
Inti bacaan dalam ringkasan yang dibuat, tidak meninggalkan urutan-
urutan gagasan yang melandasinya. Kata “precis” itu sendiri
mempunyai makna “memangkas”, artinya, penyusun ringkasan hanya
memangkas hal-hal yang lebih kecil menyelimuti gagasan utama
bacaan. Dengan demikian, kerangka dasarnya masih tampak jelas.
Bila Anda memangkas cabang-cabang sebuah pohon, sehingga
tampak pokok-pokok pohon beserta cabang-cabang utamanya, itulah
membuat ringkasan. (Wijayanti dkk, 2013 : 172)
2.      Ciri-ciri Ringkasan
     Membuat ringkasan memiliki ciri-ciri tertentu. Adapun ciri-ciri dari
ringkasan tersebut adalah sebagai berikut.
a.       Pengungkapan kembali bentuk kecil dari sebuah karangan.
b.      Mereproduksi kembali apa kata pengarang.
c.       Mempertahankan urutan-urutan gagasan yang membangun
sosok (badan) karangan.
d.      Penyusun ringkasan terikat oleh penataan, isi, dan sudut
pandang pengarangnya.
e.       Kalimatnya pendek-pendek dan senada dengan kalimat
pengarang aslinya. (Nurhadi, 2010 : 137-138)
3.      Cara Membuat Ringkasan
     Membuat ringkasan dari buku bacaan yang baru dibaca adalah
bagian kemampuan membaca itu sendiri. Seorang pembaca yang baik
dan berhasil, adalah pembaca yang mampu menceritakan kembali
secara ringkas isi buku yang baru dibacanya, terutama bila hal
berkaitan dengan kepentingan membaca cermat. Bukankah hasil akhir

7
dari membaca, adalah pembaca dapat memahami isi buku secara
cermat? Petunjuk yang nyata adalah bila pembaca mampu
mengungkapkan kembali isi bacaan itu. Ada juga orang yang memang
rajin membuat ringkasan buku yang dibacanya. Artinya, setiap kali ia
selesai membaca minimal dalam satu kalimat. Catatan itu pada
umumnya berupa ringkasan. Persoalannya sekarang bagaimana
membuat ringkasan itu secara tepat. (Nurhadi, 2010 : 136)
     Dalam meringkas, keindahan gaya bahasa, ilustrasi, serta
penjelasan-penjelasan yang rinci dihilangkan sehingga jadilah sari
tulisan tanpa hiasan (Utorodewo dkk. 2004). Meskipun demikian,
peringkas harus tetap mempertahankan urutan pikiran penulis asli
beserta pendekatannya. Karena berbicara dalam suara penulis asli,
peringkas tidak boleh memulai ringkasannya dengan, “Dalam
tulisannya penulis berkata…,” atau “Dalam buku ini penulis
mengatakan… dan sebagainya”. Peringkas langsung menyusun
ringkasan bacaan dalam rangkaian kalimat, alinea, bagian alinea, dan
seterusnya. Bacaan yang diringkas dapat berupa buku, bab di dalam
buku/artikel, atau skripsi. (Wijayanti dkk, 2013 : 172)
     Bagi mereka yang sudah terbiasa dalam membuat ringkasan,
biasanya tahu cara membuat ringkasan yang baik. Tetapi disamping
itu perlu untuk memberikan beberapa patokan sebagai pegangan,
khususnya bagi mereka yang belum pernah melakukan itu atau baru
untuk memulainya. Setelah terbiasa, mungkin beberapa patokan itu
juga tidak akan diperlukan lagi. (Alfaini, 2011 : 3)
Beberapa pegangan yang digunakan untuk membuat ringkasan
yang baik dan benar antara lain:
a.  Membaca Naskah Asli
Langkah awal yang harus dilakukan adalah seorang penulis
ringkasan harus membaca naskah asli satu atau dua kali, bahkan
dapat diulang beberapa kali hingga diketahui kesan umum secara
menyeluruh mengenai isi dari naskah tersebut. Penulis juga perlu
mengetahui maksud pengarang dan sudut pandang pengarang.
(Alfaini, 2011 : 3)
Agar dapat membantu penulis mencapai itu semua, maka judul dan
daftar isi dapat menjadi acuan dalam karangan itu. Perincian daftar
isi memiliki hubungan erat dengan judul sebuah karangan. Dan
juga, alinea-alinea dalam karangan menunjang pokok-pokok yang

8
terkandung dalam daftar isi. Maka dari itu, penulis sebaiknya
memahami dengan baik daftar isi dari sebuah karangan sehingga
lebih mudah untuk mendapatkan kesan umum, maksud asli
pengarang serta sudut pandang pengarang yang terdapat dalam
karangan. (Alfaini, 2011 : 3)
b.   Mencatat Gagasan Utama
Jika penulis sudah mengetahui kesan umum, maksud asli serta
sudut pandang pengarang, maka sekarang ia harus memperdalam
dan mempertegas semua hal itu. Hal yang harus dilakukan
selanjutnya adalah memahami kembali karangan bagian demi
bagian, alinea demi alinea sambil mencatat gagasan-gagasan
penting yang tersirat dalam bagian atau alinea itu. (Alfaini, 2011 : 3)
Tujuan dari pencatatan itu ada dua, yang pertama untuk tujuan
pengamatan agar memudahkan penulis pada waktu meneliti
kembali apakah pokok-pokok yang dicatat itu penting atau tidak;
kedua, catatan itu menjadi dasar bagi pengolahan selanjutnya.
Yang terpenting tujuan dari pencatatan ini adalah agar tanpa
adanya ikatan teks asli penulis mulai menulis kembali untuk
meyusun sebuah dengan menggunakan pokok-pokok yang telah
dicatat. (Alfaini, 2011 : 3)
Sama halnya langkah pertama yang menggunakan judul dan daftar
isi sebagai pegangan, maka dalam pencatatan gagasan ini judul-
judul bab, judul anak bab, dan alinea yang harus dijadikan sasaran
pencatatan, bahkan kalau perlu catat juga gagasan bawahan alinea
yang betul-betul esensil untuk memperjelas gagasan utama tadi.
Karena sifatnya hanya sebagai ilustrasi atau deskripsi untuk
mejelaskan gagasan utama yang ada dalam alinea pertama maka
perlu diperhatikan bahwa ada alinea yang dapat dihilangkan. Itu
semua terjadi karena ada sebuah alinea kedudukannya lebih
penting dari pada alinea yang mendahuluinya. Dalam hal ini
gagasan utama yang diambil dari rangkaian alinea terdapat dalam
alinea utama, sedangkan alinea-alinea tambahan lainnya bisa
diabaikan atau dirangkai menjadi satu kalimat. (Alfaini, 2011 : 3)
 
c.  Mengadakan Reproduksi
Dengan menggunakan kesan umum pada langkah pertama diatas
dan catatan-catatan yang diperoleh dari langkah kedua diatas,

9
maka seorang penulis sudah siap untuk memulai membuat
ringkasan yang dimaksud. Dalam ringkasan urutan isi disesuaikan
dengan urutan naskah asli dan harus menggunakan bahasa
penulis karangan dan harus diurut. Apabila terdapat gagasan-
gagasan di antara gagasan-gagasan yang telah dicatat masih
terdapat gagasan yang kabur, maka penulis dapat melihat kembali
isi naskah yang asli. (Alfaini, 2011 : 4)
d.  Ketentuan Tambahan
Dengan membuat reproduksi, belum tentu pengarang sudah
mengerjakan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Adapun
beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ringkasan dapat ditulis
dengan baik, diantaranya:
1)      Sebaiknya dalam menyusun ringkasan mempergunakan
dalam kalimat tunggal daripada kalimat majemuk. Kalimat
majemuk menunjukkan bahwa ada dua gagasan atau lebih
yang bersifat paralel. Bila ada kalimat majemuk telitilah kembali
apakah tidak mungkin dijadikan kalimat tunggal. (Alfaini, 2011 :
4)
2)      Ringkaslah kalimat menjadi frase dan frase menjadi kata.
Begitu pula jika rangkaian gagasan yang panjang hendaknya
diganti dengan suatu gagasan sentral saja. (Alfaini, 2011 : 4)
3)      Besarnya ringkasan tergantung jumlah alinea dan topik utama
yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Alinea yang
mengandung ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb. dapat dihilangkan,
kecuali yang dianggap penting. Semua alinea semacam itu
yang akan dipertahankan karena dianggap penting, harus pula
dipersingkat atau digeneralisasi. (Alfaini, 2011 : 4)
4)      Jika memungkinkan buanglah semua keterangan atau kata
sifat yang ada, meski terkadang sebuah kata sifat atau
keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan gagasan
umum yang tersirat dalam rangkaian keterangan atau rangkaian
kata sifat yang terdapat dalam naskah. (Alfaini, 2011 : 5)
5)      Pertahankan semua gagasan asli dan urutan naskahnya.
Tetapi yang sudah dicatat dari karangan asli itulah yang harus
dirumuskan kembali dalam kalimat ringkasan yang dibuat oleh
penulis. Jagalah juga agar tidak ada hal yang baru atau pikiran
penulis yang dimasukkan kedalam ringkasan. (Alfaini, 2011 : 5)

10
6)      Agar dapat membedakan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan
sebuah tulisan biasa (bahasa tidak langsung) dan sebuah
pidato atau ceramah (bahasa langsung) yang menggunakan
sudut pandang orang pertama tunggal atau jamak, maka
ringkasan pidato atau ceramah itu harus ditulis dengan sudut
pandang orang ketiga. (Alfaini, 2011 : 5)
7)      Dalam sebuah ringkasan ditentukan pula panjangnya, maka
dari itu anda harus membuat seperti apa yang diminta bila
diminta membuat ringkasan menjadi seperatus dari karangan
asli anda harus membuat seperti itu.Agar memastikan apakah
ringkasan dan yang dibuat sudah sepertiyang diminta silahkan
hitung jumlah seluruh kata dalam karangan kemudian bagilah
dengan serarus. Hasil dari pembagian itulah yang merupakan
panjang karangan yang harus ditulis. Perhitungan jumlah kata
ini bukan berarti seseorang menghitung secara riil jumlah
katayang ada. Tapi hanya suatu perkiraan yang dianggap
mendekati kenyataan. (Alfaini, 2011 : 5)
4.      Tujuan Membuat Ringkasan
      Karangan memiliki sebuah tema atau topik utama. Tema atau
topik utama itu, kemudian dikembangkan menjadi rangkaian bagian-
bagian karangan yang terdiri atas paragraf-paragraf. Kemudian, setiap
paragraf memiliki sebuah tema atau pokok pikiran utama yang
mendukung tema atau topik utama karangan. Untuk memahami
sebuah makna karangan atau buku, pembaca harus dapat memahami
tema atau pokok pikiran utama yang terkandung dalam setiap paragraf
yang membentuk keseluruhan karangan atau buku itu. Tema atau
pokok pikiran utama tersebut dapat ditemukan pada bagian awal,
akhir, atau awal, dan akhir paragraf atau mungkin tersirat. (Mulyati,
2007 : 9.16)
     Guna memahami dan mengingat isi suatu bahan atau bacaan
atau buku Anda dapat menuliskan ringkasan bahan bacaan atau buku
yang sudah Anda baca. Untuk tujuan itu, Anda dapat terlebih dahulu
mencatat tema atau pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
setiap paragraf atau setiap bagian bacaan atau buku. Kemudian,
dengan memanfaatkan bahan catatan itu, Anda dapat menuliskan
ringkasan isi bacaan atau buku dengan menggunakan kata-kata Anda
sendiri. (Mulyati, 2007 : 9.16)

11
     Ringkasan dibuat untuk memendekkan sebuah karangan yang
panjang. Seseorang yang akan membuat ringkasan harus memilah-
milah mana gagasan utama dan gagasan tambahan. Karena tujuan
ringkasan adalah memahami dan mengetahui isi dari sebuah buku,
sehingga diperlukan latihan-latihan untuk membimbing seseorang agar
dapat membaca karangan dengan cepat. Jadi salah satu tujuan dari
membuat ringkasan yaitu untuk membantu seseorang agar bisa
membaca sebuah buku dalam waktu singkat dan menghemat waktu.
(Alfaini, 2011 : 2)
     Seorang penulis ringkasan tidak akan membuat ringkasan yang
baik bila ia kurang teliti dalam membaca dan tidak dapat membeda-
bedakan gagasan utama dan gagasan tambahan. Kemampuan dalam
membedakan tingkat-tingkat gagasan itu akan membantunya untuk
mengasah kemampuan dalam gaya bahasa, dan menghindari
pemakaian uraian panjang lebar yang mungkin masuk di dalam
karangan tersebut. (Alfaini, 2011 : 2)
 
B.     Abstrak
1.      Pengertian Abstrak
     Pengertian umum abstrak merupakan penyajian singkat
mengenai isi tulisan sehingga pada tulisan, ia menjadi bagian
tersendiri. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada
pembaca.
Sedangkan pengertian khusus abstrak adalah sesuatu yang dilihat
tidak mengacu kepada obyek atau peristiwa khusus. Abstraksi
menyajikan secara simbolis atau secara konseptual serta secara
imajinatif sesuaru yang tidak dialami secara langsung.
     Jadi abstrak adalah kata yang menunjukan kepada sifat,
keadaan dan kegiatan yang dilepas dari objek tertentu. Pemahaman
akan pengertian abstrak sepertinya masih dianggap sebagai suatu
yang sulit bahkan tak teraplikasi. Sebagaimana tertera di atas, suatu
perikatan adalah suatu pengertian abstrak (dalam arti tidak dapat
dilihat dengan mata), maka suatu perjanjian adalah suatu peristiwa
atau kejadian yang konkret. Misalnya : Perjanjian jual beli
2.      Fungsi Abstrak
     Fungsi abstrak adalah untuk memberikan informasi kepada
masyarakat perihal hasil penelitian yang telah dibuat. Uraian yang

12
hanya satu halaman tersebut memudahkan abstrak dimasukkan dalam
jaringan internet. Hal ini dimaksudkan memudahkan anda mengetahui
hasil penelitian tanpa harus membaca keseluruhan penelitian yang
berlembar lembar. Sehingga abstrak membantu anda dalam mencari
referensi dalam penelitian yang anda cari.
      Adanya abstrak akan menghindari tindakan plagiasi oleh pihak
yang tidak bertanggung jawab. Sebuah penelitian akan terlindungi jika
hanya abstraknya saja yang ditampilkan dan diperluas di internet.
3.      Jenis Abstrak
    Abstrak diklasifikasikan dalam dua jenis berikut ini.
a.       Abstrak indikatif adalah abstrak yang menyajikan uraian secara
singkat mengenai masalah yang terkandung dalam laporan atau
karya ilmiah lengkapnya. Abstrak indikatif bertujuan agar pembaca
mengetahui isi informasi tanpa memadatkan isi informasi aslinya
dan hanya memberikan indikasi sasaran cakupan tulisan. Maka,
pembaca dapat mempertimbangkan apakan tulisan asli perlu
dibaca atau tidak.
b.      Abstrak informatif adalah miniatur laporan atau karya ilmiah asli
dengan menyajikan data dan informasi secara lengkap sehingga
pembaca tidak perlu lagi membaca tulisan aslinya, kecuali untuk
mendalaminya. Dalam abstrak informatif, disajikan keseluruhan
tulisan asli dalam bentuk mini. Seperti, judul, penulis, institusi,
tujuan, metode dan analisis laporan, hasil penelitian, dan simpulan.
4.      Karakteristik Abstrak
    Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan abstrak
adalah sebagai berikut.
a.  Bentuk tulisan bersifat: (a) informatif kualitatif atau kuantitatif
bergantung jenis laporan atau karya ilmiah, dan (b) deskriptif,
analisis, induktif, atau deduktif bergantung pada jenis laporan atau
karya ilmiah.
b.   Abstrak disajikan secara singkat, terdiri atas 200 s.d. 300 kata atau
sekitar 7 s.d. 10 paragraf dan diletakkan sebelum daftar isi.
c.   Abstrak tidak memuat latar belakang, contoh, penjelasan berupa
alat, cara kerja, dan proses yang sudah dikenal atau lazim.
d.  Abstrak hanya memuat metode kerja dari pengumpulan data
sampai penyimpulan dan data yang sudah diolah.

13
e.  Dalam penyusunan abstrak, perlu diperhatikan ketelitian penyajian
sumber informasi asli secara cermat, mudah dipahami, dan
menggunakan kata atau istilah yang sama dengan tulisan aslinya.
f.       Pengetikan berspasi satu, menggunakan tipe tulisan
standar times new roman atau arial, dengan ukuran tulisan 12 pt.
5.      Cara Membuat Asbtrak
Abstrak merupakan uraian ringkas, cermat dan menyeluruh dari isi
suatu karangan ilmiah. Untuk itu Abstrak yang baik harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut.
a.   Merupakan uraian ringkas, cermat dan menyeluruh sehingga
mencerminkan keseluruhan isi judul. Abstrak dapat berdiri sendiri
sebagai satu kesatuan yang utuh sehingga dapat dimuat dalam
satu majalah yang khusus memuat abstrak, seperti Dental Abstract
b.  Tanpa komentar dari pembuatnya di luar apa yang dikemukakan
dalam karangan ilmiah. Maksud dari tanpa komentar disini adalah
bawah tanpa ada unsur subjektif dari penulis karena semua
didasarkan atas hasil penelitian.
c.   Dapat dikerjakan orang lain, tetapi sebaiknya dibuat sendiri oleh
penulisnya karena ia lebih memahami apa yang disajikannya dalam
karangan ilmiah tersebut.
d.  Terdapat pada permulaan karangan ilmiah sehingga pembaca
segera dapat mengetahui informasi yang disajikan sesuai dengan
keperluan atau minatnya.
e.  Isi suatu abstrak sebaiknya jangan melebihi 250 kata atau sekitar
25 baris jika setiap baris terdiri atas 10 kata.
f.    Dalam abstrak tak ada pergantian paragraf (tanpa alinea). Artinya
adalah dalam abstarks tidak ada paragrapf
g.  Huruf yang digunakan dalam abstrak sebaiknya berbeda besarnya
dengan huruf isi karangan ilmiah.
h.   Sedapat mungkin dihindari pemakaian, kalimat aktif, sebaiknya
kalimat pasif.
i.    Kepustakaan, singkatan, ilustrasi, grafik dan tabel tak boleh
dicantumkan.
j.    Di bawah abstrak sebaiknya dicantumkan kata-kata kunci (key
words) sebanyak 3 hingga 10 kata yang kira-kira dapat dipakai

14
untuk mengindeks karangan ilmiah kita dalam suatu deretan
karangan ilmiah sejenis. Kata kunci (key word) adalah kata-kata
yang penting dan paling menonjol dalam karangan ilmiah itu.
Contoh: Kalau suatu karangan ilmiah membahas mengenai
hubungan antara terapi phenytoin, siklosporin dan nifedipin dengan
hiperplasia gingiva, maka kata-kata kuncinya adalah phenytoin,
siklosporin, nifedipin dan hiperplasia gingiva.
 
 
 
6.      Contoh Abstrak
Berikut beberapa contoh abstrak yang diambil dari sebuah karya
ilmiah tesis.
 
 
 
ABSTRAK
Tarto. NIM. 11PSC01307. Pembelajaran Keterampilan
Menceritakan Hasil Pengamatan/ Kunjungan (Studi Kasus di Kelas
V SD Negeri I Eromoko, Wonogiri, Semester I Tahun Pelajaran
2012/2013) Tesis Program Pascasarjana Program Studi
Pendidikan Bahasa Universitas Widya Dharma Klaten.
Permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini adalah (1)
Bagaimana proses pembelajaran keterampilan menceritakan hasil
pengamatan/ kunjungan  pada siswa kelas V SD Negeri I Eromoko,
Wonogiri? (2) Mengapa pembelajaran keterampilan menceritakan
hasil pengamatan/ kunjungan pada siswa kelas V SD Negeri I
Eromoko, Wonogiri berlangsung seperti ketika peneliti melakukan
pengamatan?
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi
atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, atau
menyampaikan pikiran, gagasan, atau perasaan. Pembelajaran
keterampilan berbicara perlu berbasis PAIKEM, agar mendorong
terciptanya keterampilan berbicara pada siswa.

15
Metode yang digunakan deskriptif, kualitatif. Temuan data dengan
observasi, ditekstualisasi, disegmentasi/tematisasi,
diproposionalisasi dengan PID, direduksi menjadi UDAUT dan
dianalisis dengan diurai, ditafsirkan, dirujuk teori, didukung 
dokumen, dan disimpulkan.
                Hasil penelitian dapat ditunjukkan bahwa (a) guru
tidak melakukan apersepsi dan pretes karena siswa sudah
mengenal materi, melakukan elaborasi dan konfirmasi, tetapi tidak
melakukan eksplorasi; (b) siswa tidak ada inisiatif untuk bertanya
karena malu; (c) materi pada buku sumber tidak terinci; (d) metode
sesuai RPP; (e) media papan tulis saja; (f) hasil evaluasi tidak
menyajikan nilai seluruh siswa karena waktu tidak mencukupi.
                Dari analisis dapat disimpulkan (1) dalam proses
pembelajaran keterampilan menceritakan hasil
pengamatan/kunjungan pada siswa kelas V SDN I
Eromoko,Wonogiri, semester I tahun 2012/2013 (a) guru 
melakukan tahapan pembelajaran sesuai teori tetapi tanpa
apersepsi dan eksplorasi; (b) siswa bercerita dan menanggapi
cerita lancar, tetapi pada penjelasan konsep tidak ada inisiatif
bertanya/mengemukakan pendapat; (c) materi dijelaskan secara
rinci oleh guru, tetapi pada RPP hanya ditulis materi pokok saja (d)
metode ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi; (e)  media  papan
tulis tidak didukung media lain; (f) evaluasi sesuai teori, tetapi
hanya menyajikan nilai lima orang siswa. (2) Penyebabnya adalah
(a) guru melakukan tahapan pembelajaran sesuai teori tetapi tidak
melakukan apersepsi dan eksplorasi karena siswa sudah mengenal
materi; (b) siswa bercerita dan menanggapi lancar, tetapi pada
penjelasan konsep tidak ada inisiatif bertanya karena  malu; (c )
materi pada RPP  ditulis materi pokok, karena pada buku sumber
tidak dijumpai materi rinci; (d) metode ceramah, tanya jawab, dan
demonstrasi, karena sudah direncanakan ; (e)  media  papan tulis
saja karena tidak direncanakan; (f) evaluasi sesuai teori, tetapi
tidak melibatkan semua siswa, karena waktu tidak mencukupi.
 
Kata kunci: Pembelajaran Menceritakan Hasil Pengamatan/
Kunjungan
                    Penelitian Studi Kasus

16
 
 
 
 
 
 

ABSTRAK
 
Gunawan: PENGARUH GAYA KERJA MANAJERIAL, 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN MOTIVASI TERHADAP
PRESTASI KERJA GURU SMA NEGERI SURAKARTA: Program
Studi Magister Manajemen, Program Pascasarjana Universitas
Universitas Slamet Riyadi Surakarta, 2006.
            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya
kerja manajerial, komunikasi interpersonal dan motivasi secara
sendiri-sendiri dan bersama-sama terhadap prestasi kerja guru
SMA  Negeri Surakarta.
1.1.1.1.1.1. Penelitian ini menggunakan metode
survei dengan membagikan kuesioner kepada
guru-guru SMA Negeri Surakarta. Responden
penelitian dipilih secara proporsional random
sampling  terhadap guru-guru SMA Negeri
Surakarta  yang banyak anggota populasinya
654 orang. Sampel diambil secara random
sebanyak 65 responden. Alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah program
SPSS Versi 12.
             Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis diterima ,
yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang positif antara gaya
kerja manajerial terhadap prestasi kerja guru dengan koefisien
sebesar 0,275 dan signifikansi sebesar 0.011; pengaruh
komunikasi interpersonal terhadap prestasi kerja guru dengan
koefisien sebesar 0,409 dan signifikansi sebesar 0,000 dan
pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja guru dengan koefisien

17
sebesar 0,266 dan signifikansi sebesar 0,062. Gaya kerja
manajerial, komunikasi interpersonal dan motivasi secara bersama-
sama berpengaruh terhadap prestasi kerja guru. Dalam penelitian
ini ditemukan bahwa komunikasi interpersonal paling dominan yang
mempengaruhi prestasi kerja guru. Dengan demikian komunikasi
interpersonal perlu mendapat perhatian secara khusus.
 
Kata kunci: Gaya Kerja Manajerial, Komunikasi Interpersonal,
Motivasi dan Prestasi 
Kerja                                                                          
                                                                         
 

18
BAB III
PENUTUP
 
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan di atas maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1.      Ringkasan adalah sebuah cara menyajikan karangan dalam
bentuk singkat dengan mempertahankan urutan isi dan sudut
pandang pengarang aslinya. Membuat ringkasan memiliki ciri-ciri
tertentu. Adapun ciri-ciri dari ringkasan tersebut adalah sebagai
berikut: Pengungkapan kembali bentuk kecil dari sebuah karangan,
mereproduksi kembali apa kata pengarang. Mempertahankan
urutan-urutan gagasan yang membangun sosok (badan) karangan,
penyusun ringkasan terikat oleh penataan, isi, dan sudut pandang
pengarangnya, kalimatnya pendek-pendek dan senada dengan
kalimat pengarang aslinya. Ringkasan dibuat untuk memendekkan
sebuah karangan yang panjang. Seseorang yang akan membuat
ringkasan harus memilah-milah mana gagasan utama dan gagasan
tambahan. Karena tujuan ringkasan adalah memahami dan
mengetahui isi dari sebuah buku, sehingga diperlukan latihan-
latihan untuk membimbing seseorang agar dapat membaca
karangan dengan cepat.
2.      Abstrak merupakan penyajian singkat mengenai isi tulisan
sehingga pada tulisan, ia menjadi bagian tersendiri. Abstrak
berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada pembaca.
3.      Sintesis dalam penulisan karya ilmiah pada dasarnya sintesis
adalah merangkum intisari bacaan yang berasal dari beberapa
sumber. Kegiatan ini harus memperhatikan data publikasi atas
sumber-sumber yang digunakan. Dalam tulisan laras ilmiah, data
publikasi atas sumber-sumber tadi kemudian dimasukan dalam
daftar pustaka.
 
B.     Saran
Saran-saran yang dapat diberikan penulis antara lain:

1. Bagi seorang penulis karya ilmiah hendaknya dapat memahami


perbedaan antara ringkasan, abstrak dan sistesis agar
mendukung dalam pembuatan karya ilmiahnya.

19
2. Bagi mahasiswa yang menembuh tugas akhir sekripsi atau tesis
sebaiknya lebih mendalami dalam penulisan abstrak, karena
berhubungan dengan publikasi yang menyangkut dengan
plagiarism.
 
 
 

20
DAFTAR PUSTAKA
 
Wijayanti, Sri Hapsari., Candrayani, Amalia., Hendrawati, Ika Endang Sri.,
Agustinus, Jati Wahyono. 2013. Bahasa Indonesia: Penulisan
dan Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers.
 
Mulyati, Yeti. 2007. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta:
Penerbit Universitas Terbuka.
 
Nurhadi. 2010. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca?.
Malang: Sinar Baru Algensindo.
 
Isdriani, Pudji. 2009. SeribuPena Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
 
http://handinha.wordpress.com/2011/03/23/abstraksi/
 
http://belajarpsikologi.com/abstrak-contoh-abstrak-penelitian/ 
 
http://apresiasikarya.blogspot.com/2012/04/cara-membuat-abstrak-pada-
karya-tulis.html 
 
http://riohartanto.blog.fisip.uns.ac.id/2011/12/09/analytic-synthetic-
distinction/ 

21

Anda mungkin juga menyukai