Dosen Pengampu:
Jenny Fransiska M.Pd
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaituNabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafa’atnya di akhirat kelak. Penulismengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu Ibu
Jenny Fransiska M.Pd yang telah memberikan amanah untuk menyelesaikan pembahasan
tentang eklplorasi dunia pustaka. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Kesimpulan ......................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang eksplorasi dunia pustaka sangat penting dalam konteks penelitian dan
pengembangan pengetahuan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa eksplorasi pustaka
dianggap penting:
Melalui eksplorasi dunia pustaka, kita dapat memanfaatkan pengetahuan yang sudah
ada, memperoleh wawasan baru, dan membangun fondasi penelitian yang kokoh. Hal ini
berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik tentang
berbagai topik.
B. Rumusan Masalah
1
4. Apa pengertian review jurnal atau teks ulasan dan bagian-bagiannya?
C. Tujuan
4. Untuk mnegetahui Apa pengertian review jurnal atau teks ulasan dan bagian-
bagiannya?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Kutipan
2. Jenis Kutipan
a. Kutipan langsung
Dari kedua jenis kutipan tersebut dapat disampaikan bahwa kutipan langsung
dan tidak langsung memiliki karakteristik yang berbeda berdasarkan cara mengutipnya,
kutipan langsung secara utuh mengutip teks yang akan dijadikan rujukan, sedangkan kutipan
tidak langsung hanya mengambil pokok pikiran atau inti sarinya saja.1
3
1. Teknik Mengutip Berdasarkan Bentuknya
a. Kutipan Langsung
3) Jika teks utama ditulis dengan 2 atau 1,5 spasi, maka kutipan pun ditulis 2 atau
1,5 spasi. Hal ini yang sama terjadi jika teks utama 1 spasi, maka ditulis 1 spasi;
Pembelajaran sebagai suatu yang bersifat sistematis tersebut, dinyatakan pula oleh
Dimyati dan Mudjono (1999: 297) yang menyatakan bahwa, “pembelajaran merupakan
kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar
secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.“
Adapun kutipan yang lebih dari empat baris memiliki cara penulisan sebagai berikut.
4
terdiri atas keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan
keterampilan menulis.
Selanjutnya, hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengutipan langsung adalah
teknik menghilangkan bagian yang tidak perlu. Dalam kutipan seringkali justru gagasan yang
ingin dikutip terletak di akhir atau bahkan di tengah. Menulis semua teks tersebut tentu dapat
menggangu konsentrasi pembaca selain juga akan membuat halaman lebih banyak. Untuk
menyiasati hal ini, maka yang harus dilakukan adalah memberikan titik elipsis atau tiga titik
(...) pada bagian yang akan dihilangkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:
Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar menurut Aunurrahman (2009:34)
adalah,’’ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri sendiri. Seorang dikatakan telah
mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.”
Karena ada bagian yang tidak terlalu penting untuk karangan tersebut, maka
dilakukan penghilangan seperti ini:
Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar belajar menurut Aunurrahman
(2009:34) adalah, “... telah terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti.”
Karakteristik kutipan tak langsung berbeda dengan kutipan langsung. Hal ini bisa
dilihat dari teknis penulisannya berikut.
3) Teks kutipan sesuai dengan teks utama. Jika 1 spasi, maka 1 spasi, begitupun
jika 1,5 atau 2 spasi;
5
Nurgiyantoro menyatakan bahwa, “permajasan (figure of thought) merupakan teknik
pengungkapan bahasa, penggaya bahasa yang maknanya tidak menunjuk pada makna harfiah
kata-kata yang mendukung, melainkan pada makna yang ditambah, makna yang tersirat.”
Penggunaan body note dalam menyampaikan sumber rujukan digunakan pada artikel
atau karangan yang dimuat di koran ataupun majalah yang tidak memungkinkan penulisan
rujukan dengan pola catatan kaki. Semua itu dilakukan karena body note memudahkan dalam
proses tata letak baik pada koran, majalah maupun buku. Hal ini karena body note memiliki
pola pengutipan yang terintegrasi dengan teks.
Dalam body note terdiri dari tiga unsur: Unsur tersebut yakni, nama pengarang, tahun
terbit, dan halaman. Untuk nama pengarang cukup ditulis nama akhirnya saja dan ditulis
tanpa gelar. Untuk tahun terbit yang ditulis adalah tahun terbit yang ada pada katalog buku
yang lazim ada pada awal sebuah buku. Adapun halaman yang ditulis di sini adalah halaman
teks yang kita jadikan rujukan bukan halaman karangan kita sendiri.
Selain tiga unsur tadi, cara penulisan body note selalu menggunakan tanda kurung
dan tahun serta halaman serta halaman yang dipisah dengan dengan titik dua. Adapun, jika
nama di dalam, maka didalam tanda kurung tersebut berisi nama ditambah koma, untuk
kemudian ditulis tahun serta halaman yang dijeda dengan titik dua. Perhatiakan contoh
berikut: Haryanto (2009: 15) dan Ismail (2008; 5).
Adapun variasi lain bisa yang bisa digunakan adalah sumber kutipan bisa diletakkan
di awal kutipan maupun di akhir kutipan. Bergantung pada bagaimana penulis menetapkan
sumber kutipan tersebut.2
Catatan kaki lebih sering digunakan dalam tugas-tugas perkuliahan seprti pembuatan
makalah, skripsi, tesis, maupun desertasi. Namun, ada juga beberapa peneitian ilmiah yang
menggunakan catatan kaki daam menyampaikan sumber rujukannya.
2
Honatri Euis.2005. Memahami Bahasa Indonesia SMK Tingkat 2 Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen,
Bandung:Armico.hlm 32-33
6
Pengunaan catatan kaki pada dasarnya memudahkan pembaca untuk mngetahui secara
cepat sumber referensi yang digunakan oleh seorang penulis. Hal ini dikarenakan, unsur yang
ada dicacatan kaki menyerupai unsur dalam daftar pustaka dan bahkan ditambah dengan
nomer petunjuk dan halaman. Perhatikan unsur catatan kaki dengan penjelasannya sebagai
berikut.
1) Nomer petunjuk
Nomer petunjuk letaknya di awal dengan bentuk angka arab yang menggantung diatas
dan berurutan secara berkesinambungan. Dalam perurutan ini, ada dua cara yang
mengabaikan bab sehingga nomor petunjuk berurutan dari bab 1 sampai bab terakhir. Ada
juga yang nomor petunjuknya setiap berganti bab dimulai dari nomor satu.
2) Nama pengarang
Nama pengarang ditulis seperti baiasa, tidak dibalik dan dengan gelar yang tidak
dicantumkan.
3) Judul karangan
Judul juka besumber dari buku, maka judul tersebut diceak miring dan jika bersumber
dari majalah, koran, atau internet maka diapit dengan tanda kutip.
4) Data kepustakaan
Data kepustakaan meliputi kota terbit, penerbit dan tahun terbit. Ketiga hal itu berada
didalam tanda kurung dengan nama kota diawal yang diikuti dengan titik dua untuk
kemudian ditulis nama penerbitanya. Setelah nema penerbit, barulah tahun terbit dengan
nama penerbit yang dipisah dengan koma. Hal ini berbeda dengan sumber yang berasal dari
jurnal, majalah atau koran yang dalam catatan kaki ini nama jurnal, majalah, atau koran
tersebut dicetak miring diikuti oleh tanggal penerbitan. Khusus untuk internet, hal yang
disampaikan adalah nama laman ( website) diikuti tanggal pengaksessan.
5) Halaman
7
Halaman ditulis diakhir catatan kaki. Ada yang menyingkat kata halam ini dengan
hlm. Atau hal., yang kemudian diikuti oleh halaman referensi yang dirujuk. Setelah itu,
barulah kemudian diakhiri dengan tanda titik.3
1Syarif Hidayatullah, “Apa Itu Bahasa: Sepuluh Pengertian Bahasa Menurut Para
Ahli,”Dikutip dari http://Wismasastra. wordpress.com pada 5 januari 2013.
1. Menerangkan Kutipan
3
Ichsan, dkk. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta hlm 123-124
8
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian
bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahwa sebagai alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa
adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang
bersifat arbitrer. Dari pendapat ini jelas bahwa bahasa merupakan alat komunikasi primer
yang ditandai dengan bunyi dan itu hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia, bukan hewan.
Adapun bunyi itu bersifat arbitrer. Artinya tidak ada hubungan antara bhasa dengan benda
yang disimbolkannya.
Jika menerangkan kutipan, letak kutipan berada di awal, maka sebaliknya dalam
memperkuat gagasan ini, kutioan diletakkan setelah pendapat penulis. Sehingga kutipan
tersebut seakan-akan menjadi dall pembenaran atas pendapat penulis. Sebagai contoh,
perhatika paragraf ini:
9
bersifat arbitrer. Adapun menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Dari sini dapat disimpulkan bahwa bahasa
merupakan alat komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat dengan menggunakan alat ucap
manusia yang dilakukan secara sadar dengan simbol-simbol yang bersifat arbitrer.
B. Pengertian Parafrasa
1. Pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam bahasa
menjadi macam yang lain tanpa mengubah pengertiannya
2. Penguraian kembali sebuah teks dalam bentuk yang lain, dengan maksud untuk
dapay menjelaskan makna yang tersembunyi
4
Indriati, Etty. 2001. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.hlm 13-14
10
Parafrasa mengandung arti pengungkapan kembali suatu tuturan atau karangan
menjadi bentuk lain namun tidak mengubah pengertian awal. Langkah membuat parafrasa
dengan cara meringkasnya terlebih dahulu. namun, hasus diingat parafrasa disusun dengan
bahasa sendiri bukan dengan bahsa asli penulis.
(2) Bacalah naskah sekali lagi dengan memberi tanda pada bagian-bagian
(4) Kembangkan kalimat inti dan kata-kata kunci menjadi gagasan pokok
(5) Uraikan kembali gagasan pokok menjadi paragraf yang singkat dengan
bahasa sendiri.
11
6. menyampaikan secara lisan menggunakan kalimat sendiri5
Melalui daftar kepustakaan yang disertakan pada akhir tulisan itu. para sarjana
atau cendekiawan dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Mereka dapat
menetapkan apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai pertalian dengan isi
pembahasan itu, dan apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus
dengan cara itu pembaca dapat memperluas pula horison pengetahuannya dengan
bermacam-macam referensi itu.
Menurut Gorys Keraf (1997 :213) yang dimaksud dengan Daftar Pustaka atau
Bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku artikel-artikel. dan bahan-bahan
penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dan
karangan yang tengah digarap. Bagi orang awam. Daftar Pustaka mungkin tidak penting
artinya, tetapi bagi seorang sarjana seorang calon sarjana. atau scorang cendekiawan. daftar
kepustakaan itu merupakan suatu hat yang sangat penting.
ü Untuk memberikan informasi bahwa pernyataan dalam karangan itu bukan hasil
pemikiran penulis sendiri, tapi hasil pemikiran orang lain yang penulis.
ü Untuk memberikan arah bagi para pembaca buku atau karya tulis yang ingin
meneruskan kajian atau untuk melakukan pengecekan ulang terhadap sumber aslinya.
ü Untuk memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku atau karya
tulis yang dirujuk terhadap hasil karyanya yang turut menyumbang peraran dalam
ü Menjaga profesionalitas kita (jika kita sebagai seorang penulis karya tulis) terhadap
tulisan yang kita buat.
5
Jalaluddin.1998. Psikologi Agama. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.hlm 26-27
12
Bentuk Daftar Pustaka
Hockett. Charles F. A Course in Modern Linguistics. New York: The Mac Millan
Company. 1963.
Oliver. Robert T.. and Rupert L. Cortright. New Training for Effective Speech. New
York: Henry Holt and Company, Inc.,1958
Morris, Alton C. et. al. College English, the First Year. New York : Harcourt, Brace
& World. Inc., 1964
Ali, Lukman, ed. Bahan dan Kesusastraan Indonesia sebagai Tjermin Manusia
Indonesia Baru. Djakarta: Gunung Agung, 1967.
Jassin, H.B., ed. Gema Tanah Air. Prosa dan puisi. 2 Jld. Jakarta: Balai Pustaka,1969
Multatuli, Max Havelaar, atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj.
H.B.Jassin. Jakarta: Djambatan,1972
13
RiesmanDavid. “Character and Society,” Toward Liberal Education, eds. Louis G.
Locke, William M. Gibson, and George Arms. New York: Holt, Rinerhart and Wineton, 1962
Penyusunan daftar pustaka dan penunjukannya pada naskah mengikuti salah satu dari
tiga sistem berikut :
a) Nama dan Tahun (Name and Year System). Daftar pustaka disusun secara abjad
berdasarkan nama akhir penulis dan tidak dinomori. Penunjukan pada naskah dengan nama
akhir penulis diikuti tahun penerbitan. Contohnya : Sistem Harvard (author-date style) Buller
H, Hoggart K. 1994a. New drugs for acute respiratory distress syndrome.New England J Med
337(6): 435-439.
Buller H, Hoggart K. 1994b. The social integration of British home owners intorench
rural communities. J Rural Studies 10(2):197–210.
Grinspoon L, Bakalar JB. 1993. Marijuana: the Forbidden Medicine. London: Yale
Univ Press. Palmer FR. 1986. Mood and Modality. Cambridge: Cambridge Univ Press.
b) Kombinasi Abjad dan Nomor (Alphabet-Number System). Pada sistem ini cara
penunjukannya dalam naskah adalah dengan memberikan nomor sesuai dengan nomor pada
daftar pustaka yang disusun sesuai abjad.
c) Sistem Nomor (Citation Number System). Kutipan pada naskah diberi nomor
berurutan dan susunan daftar pustaka mengikuti urutan seperti tercantum pada naskah dan
tidak menurut abjad. Contohnya : Sistem Vancouver (author-number style)
1) Prabowo GJ, Priyanto E. New drugs for acute respiratory distress syndrome due
to avian virus. N Ind J Med. 2005;337:435-9.
6
Masruri, Anis, dkk. 2004. Panduan Penulisan Skripsi. Yogyakarta : Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Fakutas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta hlm 89-90
14
2) Grinspoon L, Bakalar JB. Marijuana: the Forbidden Medicine. London: Yale
Univ Pr; 1993.
4) Grimes EW. A use of freeze-dried bone in Endodontics. J Endod 1994; 20: 355-
6.
5) Amerongen AVN, Michels LFE, Roukema PA, Veerman ECI. 1986. Ludah dan
kelenjar ludah arti bagi kesehatan gigi. Rafiah Arbyono dan Sutatmi Suryo. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Pr; 1992. hlm 1-42.
6) Salim S. Pengaruh humiditas dan waktu penyimpanan serta cara curing terhadap
sifat fisik, kimia dan mekanik akrilik basis gigi tiruan. Disertasi. Surabaya: Pascasarjana
Universitas Airlangga; 1995. hlm 8-21
Berikut ini merupakan contoh dari bagaimana penulisan daftar pustaka pada penulisan
makalah, skripsi atau penelitian dan lain sebagainya.
1. Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari internet, pertama; tulis
nama, kedua; tulis (tahun buku atau tulisan dibuat dalam tanda kurung) setelah itu beri (tanda
titik), ketiga; tulis judul buku/tulisannya lalu beri (tanda titik) lagi, keempat; tulis alamat
websitenya gunakan kata (from) untuk awal judul web dll setelah itu beri tanda koma,
kelima; tulis tanggal pengambilan data tersebut ok. Seperti contoh dibawah ini:
2. Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku, pertama; penulisan
nama untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu setelah nama belakang ditulis beri
(tanda koma), dimulai dari nama belakang lalu beri (tanda koma) dan dilanjutkan dengan
nama depan, kedua; tahun pembuatan atau penerbitan buku, ketiga; judul bukunya ingat
ditulis dengan mengunakan huruf miring setelah judul gunakan (tanda titik), keempat; tempat
15
diterbitkannya setelah tempat penerbitan gunakan (tanda titik dua), dan kelima; penerbit buku
tersebut diakhiri dengan (tanda titik). Seperti contoh dibawah ini:
3. Penulisan daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam buku
yang sama. Pertama tulis nama belakang dari penulis yang pertama setelah nama belakang
beri (tanda koma) lalu tulis nama depan jika nama depan berupa singkatan tulis saja singkatan
itu setelah nama pertama selesai beri (tanda titik) lalu beri (tanda koma) untuk nama kedua /
ketiga ditulis sama seperti nama sali alis tidak ada perubahan, yang berubah penulisannya
hanya orang pertama sedangkan orang kedua dan ketiga tetap. Setelah penulisan nama kedua
selesai, nah jika tiga penulis gunakan tanda dan (&) pada nama terakhir begitupula jika
penulisnya hanya dua orang saja, setelah penulisan nama selesai, Kedua; tahun pembuatan
atau cetakan buku tersebut dengan diawali [tanda kurung buka dan kurung tutup/ ( )] setelah
itu beri (tanda titik). Ketiga; judul buku atau karangan setelah itu beri (tanda koma) dan
ditulis dengan huruf miring ok. keempat; yaitu penulisan tempat penerbitan/cetakan setelah
itu beri (tanda titik dua : ) dan terakhir kelima; nama perusahaan penerbit buku atau tulisan
tersebut dan diakhiri (tanda titik) ok. Untuk gelar akademik tidak ditulis dalam penulisan
daftar pustaka. Nah ini contohnya Seperti dibawah ini:7
· Suteja, B.R., Sarapung, J.A, & Handaya, W.B.T. (2008). Memasuki Dunia E-
Learning, Bandung: Penerbit Informatika.
a) Nama pengarang diurutkan menurut alfabet, nama yang dipakai dalam urutan itu
adalah nama keluarga.
7
Nasucha, dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Imiah. Yogyakarta : Media
Perkasa.hlm 53-54
16
b) Bila tidak ada pengarang, maka judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam
urutan alfabet.
c) Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensi, maka
untuk referensi yang kedua dan seterusnya , nama pengarang tidak perlu diikutsertakan, tetapi
diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketukan.
d) Jarak antara baris dengan baris untuk satu referensi adalah satu spasi. Tetapi
jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.
e) Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap
pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan. (Gorys Keraf, 1997 : 222).
D. Teks ulasan
Teks ulasan juga disebut teks review. Ulasan pada umumnya ditulis dalam bentuk
artikel, sehingga teks ulasan dapat disebut artikel ulasan. Ulasan merupakan teks yang
berfungsi untuk menimbang, menilai, dan mengajukan kritik terhadap karya atau peristiwa
yang diulas tersebut (Gerot & Wignell, 1994; Hyland & Diani, 2009). Dalam menulis teks
ulasan buku tidak sekadar menguraikan isi buku yang diulas, tetapi Anda juga harus
menjelaskan bagaimana buku tersebut dapat memenuhi tujuan atau fungsi sosialnya. Sebagai
sebuah genre, teks ulasan buku berisi deskripsi dan evaluasi terhadap buku itu. Ulasan buku
memaparkan tujuan buku ditulis, menguraikan strukturnya, menjelaskan gaya penulisannya,
dan meletakkan isinya ke dalam konteks yang lebih luas dengan cara membandingkannya
dengan buku-buku lain yang sejenis. Oleh karena itu, dalam membuat ulasan buku, Anda
perlu menggabungkan kemahiran menguraikan isi buku, menganalisis bagaimana buku
memenuhi tujuannya bagi pembaca, dan mengekspresikan reaksi Anda sendiri. Secara
keseluruhan, proses menguraikan, menganalisis, dan mengekspresikan pandangan personal
melalui teks ulasan ini dapat disebut mengevaluasi buku (Hyland & Diani, 2009). Kata kunci
yang perlu Anda pegang ketika akan menulis ulasan buku adalah menilai atau mengevaluasi.
Anda di harapkan untuk menelusuri kandungan genre mikro yang terdapat dalam
masing-masing tahapan pada struktur teks itu dan menjelaskan fungsi retorisnya. Anda juga
17
diminta untuk mengajukan pertanyaan tentang pentingnya ulasan buku bagi kehidupan
akademik Anda.
1.1 Struktur Teks dan Hubungan Genre pada Teks Ulasan Buku
Teks ulasan dibuka dengan orientasi (orientation) yang mendiskripsikan buku yang
diulas.Tafsiran isi ( Interpretative recount) yang memaparkan isi buku. Kemudian evaluasi
(evaluation) yang menggambarkan penilaian.Dibagian akhir , teks ditutup dengan rangkuman
evaluasi (evaluative summation) yang erupakan penegasan ulang terhadap hasil
evaluasi.Genre adalah jenis teks. Genre didefinisikan luas dengan mengadopsi pendapat
Martin, sebagai “proses social” yang berorientasi kepada tujuan yang dicapai secara
bertahap.Genre merupakan proses social karena melalui genre atau teks anggota masyarakat
berkomunikasi.Genre berorientasi kepada tujuan karena orang menggunakan jenis teks
tertentu untuk melakukan sesuatu.
Genre dikatakan bertahap karena untuk mencapai tujuan nya,teks disusun dalam
struktur yang mengandung tahapan-tahapan. Tahapan-tahapan itu tidak lain adalah tahapan-
tahapanpada struktur teks.Melalui tahapan-tahapan itulah tujuan social atau fungsi social teks
dapat dicapai.
Ulasan buku merupakan perwujudan dari proses social yang terjadi di lingkungan
budaya, dan teks akademik disuse dengan struktur teks khusus melalui tahapan-tahapan
tertentu untuk merealisasikan tujuan social-akademik teks tersebut.
Genre dibagi menjadi 2 yaitu : genre makro dan genre mikro.Genre makro adalah
genre yang secara global menjadi nama jenis teks yang dimaksud,yang di dalamnya masih
terdapa sejumlah subgenre yang disebut genre mikro. Beberapa contoh genre makro antara
lain iklan,berita,editorial,artikel jurnal,brosur,ulasa buku (review),dan buku.Genre mikro
adalah deskripsi,prosedur,rekon,narasi,eksplanasi,eksposisi,dan diskusi.
1.1.1 Identitas
Ulasan buku lazimnya diawali dengan memberikan informasi tetang identitas buku
yang diulas.Identitas bersifat opsional pada struktur teks.Informasi penting di dalam buku
biasanya berisi judul,penuis,penerbit,tahun penerbitan,hak cipta,jumlah halaman,bahasa yang
18
digunakan,dan warna sampul buku. Semua informasi itu merupakan fakta-fakta penting
mengenai identitas buku yang diulas.
Identitas pada ulasan buku berfungsi utuk memberikan deskripsi tentang wujud fisik
buku itu beserta cirri-cirinya. Genre mikro yang digunakan untuk memaparkan identitas
adalah deskripsi. Informasi mengenai identitas bersifat factual,artinya segala sesuatu yang
disebutkan pada bagian ini merupakan fakta tentang identitas buku.Setiap buku memiliki
identitas yang dapat dilihat pda sampul luar,halaman sampul dalam,dan halaman hak cipta.
1.1.2 Orientasi
Tahapan orientasi identik dengan pengantar kepada seluruh ulasan. Tahapan ini
berfungsi untuk
1. Menyampaikan informasi tentang buku apa yang diulas (dalam hal jenis dan
aliran ilmu yang disajikan), siapa penulisnya (dalam hal jati dirinya),dan siapa pembaca yang
dituju (dalam hal segmentasinya)
Genre mikro yang digunakan untuk merealisasikan tahapan orietasi adalah deskripsi
da eksposisi.Perlu dicatatat bahwa argumentasi tentang kebenaran pedapat tersebut belum
disampaikan pada tahapan orientasi, tetapi diuraikan pada tahapan-tahapan
berikutnya,terutama pada tahapan evaluasi.Argumentasi yang disajikan pada tahapan evaluasi
adalah argumentasi dua sisi dalam diskusi.
Tahapan orientasi sejajar dengan tahapan rangkuman evaluasi. Pokok tertentu yang
disampaikan pada tahapan orientasi ditegaskan kembali pada tahapan rangkuman
evaluasi.Oleh sebab itu, dapat dimengerti apabila genre mikro yang digunakan pada tahapan
itu sama
19
3. Perbandingan isi buku yang diulas
Teks ulasan buku tidak sama dengan ringkasan buku. Ringkasan hanya merupakan
bagian kecil dari ulasan buku seluruhnya, dan hanya terletak di Tahapan Tafsiran Isi.
Ringkasan harus menggambarkan keseluruhan isi buku yang diulas. Oleh sebab itu, pembuat
ulasan harus memiliki keterampilan membaca kritis, mencerna dan mengungkapkan kembali
materi yang dibaca itu tanpa mengubah isinya.
Genre mikro utama yang digunakan untuk mengungkapkan Tahapan Tafsiran Isi
adalah deskripsi dan rekon. Deskripsi digunakan untuk memaparkan hal-hal yang terkait
dengan isi materi, ciri-ciri, keadaan, kualitas dan sifat-sifat lain yang dimiliki oleh buku yng
diulas itu. Rekon digunakan untuk menceritakan kembali kegiatan yang dilakukan penulis
buku pada saat menulis buku tersebut. Misalnya untuk memperkuat kebenaran isi bukunya,
penulis terlebih dahulu mencari data-data empiris yang diperlukan melalui penilitian.8
BAB III
PENUTUP
8
Arifin Bustanul.2004.Formasi Strategi Makro Mikro Ekonomi Indonesia.Jakarta:Ghalia Indonesia Hlm 29-30
20
A. Keimpulan
b) Daftar Pustaka dapat pula dilihat dan segi lain. yaitu ía berfungsi sebagai
pelengkap dan sebuah catatan kaki.
c) Pokok yang paling penting yang harus dimasukkan dalam sebuah Daftar Pustaka
adalah:(1) Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.(2) Judul Buku, termasuk judul
tambahannya.(3) Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke-berapa,
nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.(4) Untuk sebuah artikel diperlukan
pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid. nomor dan tahun. Menulis ulasan
yang dimaksud
Pengulas selalu berpegangan pada struktur teks dengan tahapan-tahapan yang menjadi
kerangka teks. Nama tahapan tidak harus jadi judul ulasan tetapi esensi isi dan genre
digunakan untuk merealisasikan tahapan.
DAFTAR PUSTAKA
21
Ade, Nani. 2013. Bahasa Indonesia (untuk Mahasiswa S1 & Pascasarjana, Guru,
Dosen, Praktisi dan Umum). Jakarta: PT Grasindo.
Ichsan, dkk. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi : Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Indriati, Etty. 2001. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Masruri, Anis, dkk. 2004. Panduan Penulisan Skripsi. Yogyakarta : Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Fakutas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Nasucha, dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Imiah.
Yogyakarta : Media Perkasa.
22