Di susun dalam rangka memenuhi salah satu Tugas kelompok pada Mata Kuliah
Bahasa Indonesia
Dosen pengampu : Topik Mulyana
oleh:
2020/2021
KATA PENGANTAR
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Hal ini
semata-mata karena keterbatasan kemampuan penyusun sendiri. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan saran dan kritik yang positif dan membangun dari
semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa
yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................7
2.1.1 Narasi................................................................................................7
2.1.2 Deskripsi...........................................................................................8
2.1.3 Eksposisi..........................................................................................10
2.1.4 Argumentasi...................................................................................12
2.3.1 Kesatuan.........................................................................................16
2.3.2 Keterpaduan...................................................................................17
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................28
3.1 Kesimpulan............................................................................................28
3.2 Saran.......................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................30
BAB 1 PENDAHULUAN
2.1.2 Deskripsi
Deskripsi adalah tulisan yang berusaha untuk menggambarkan
bentuk objek pengamatan: rupanya, sifatnya, rasanya, atau coraknya
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Ada dua jenis deskripsi,
deskripsi ekspositoris dan deskripsi impresionistis. Deskripsi
ekspositoris adalah deskripsi yang sangat logis yang isinya merupakan
daftar perincian yang disusun menurut sistem atau urutan logis dari
objek yang diamati. Deskripsi impresionistis adalah deskripsi untuk
menstimulir pembaca, deskripsi ini lebih menekankan kesan saat
penulis melakukan observasi. Urutan yang digunakan adalah urutan
menurut kuat atau lemahnya kesan penulis terhadap objek yang
ditulis. Dalam menulis deskripsi ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu :
1) harus ada penggambaran yang dominan yang dituangkan
dalam sebuah kalimat topik dalam paragraf,
2) suasana hati ditandai melalui pilihan kata yang baik,
3) pengembangan paragraf harus efektif, logis, dan, cermat.
Contoh :
Sesuai dengan namanya rumah ini benar-benar berbentuk
kubus. Satu buah kubus yang identik dengan satu unit hunian
diletakkan dengan kemiringan 45 derajat di atas sebuah core
berbentuk persegi delapan. Di sinilah letak keunikannya, rangkaian
38 unit hunian berupa kubus miring.
Setiap unit hunian dengan total luas lantai kurang lebih 100 m²,
terbagi menjadi tiga lantai. Core yang berisi tangga menuju ”kubus”
berfungsi sebagai entrance. Lantai pertama berfungsi sebagai ruang
keluarga dan pantry. Lantai kedua sebagai ruang tidur. Lantai
teratas berfungsi sebagai ruang duduk atau bermainan. Sebagai
konsekuensi dari selubung kubus yang miring, furnitur pada setiap
ruangan pun perlu didesain khusus mengikuti kemiringan dinding.
(Pikiran Rakyat, 2008)
2.1.3 Eksposisi
Pada saat berita berfungsi untuk memberitahukan dan
menjelaskan sesuatu, jenis tulisan yang digunakan adalah eksposisi
atau paparan. Eksposisi adalah tulisan yang berusaha memberi
penjelasan atau informasi. Tulisan yang ekspositoris akan
menguraikan sebuah proses, melukiskan proses pembuatan suatu yang
belum diketahui pembaca, atau proses kerja suatu benda [ CITATION
Ker80 \l 1057 ].
Pada dasarnya, dalam sebuah laporan ilmiah, eksposisi
menghimpun dua hal, penerapan alat indera (deskripsi) dan
penggalian referensi. Pada saat eksposisi melukiskan sesuatu, jenis
tulisan deskripsi akan muncul juga. Dalam usaha lainnya, seperti
menguraikan, menafsirkan, menjelaskan, eksposisi berusaha untuk
menguraikan atau merangkum sebuah hasil riset berdasarkan
percobaan, akumulasi data, perluasan pemikiran, atau pengamatan.
Dalam tulisan ekspositoris ada suatu bagian simpulan atau saran yang
akan mengakhiri tulisan tersebut.
Contoh :
Salah satu alasan orang mengonsumsi vitamin E karena vitamin
ini salah satu jenis yang berperan penting dalam tubuh untuk
mencegah penuaan. Namun, bila dikonsumsi dalam dosis tinggi,
vitamin E diduga dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru.
Demikian salah satu laporan riset yang dipublikasikan awal Februari
tahun ini.
Penelitian di Amerika Serikat yang melibatkan 77.000
partisipan itu mengindikasikan bahwa mengonsumsi 400 miligram
per hari dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko kanker
sehingga 28 persen , khususnya di antara para perokok.
Hasil riset yang dipublikasikan dalam American Journal of
Respiratory and Critical Care Medicine ini, memberikan peringatan
akan ancaman serupa dari beta-karoten bila dikonsumsi secara
berlebihan. Peneliti menganjurkan, asupan vitamin E sebaiknya tidak
diperoleh dari obat-obatan sintesis. Untuk mendapatkan manfaat
terbaik, vitamin E sebaiknya diperoleh dari sumber alami seperti
buah-buahan dan sayuran.
Dalam risetnya, peneliti memantau asupan per hari vitamin C,
asam folat, dan vitamin E para partisipan berusia 50 hingga 76
selama empat tahun. Sepanjang penelitian, tercatat 521 partisipan
mengalami kanker paru. Setelah menghitung dan menganalisis data
selama sekitar delapan tahun, peneliti menyimpulkan adanya
peningkatan risiko tambahan 7 persen dari setiap 100 miligram
vitamin E yang dikonsumsi per hari.
Manfaat vitamin E memang sudah dikenal luas, sebagai
antioksidan yang mampu melindungi sel-sel molekul dan radikal
bebas. Namun begitu, para peneliti di AS berspekulasi, dalam dosis
tinggi, vitamin ini justru dapat bersifat prooksidan, menyebabkan
oksidasi sehingga memicu kerusakan selsel.
”Bertolak belakang dengan banyaknya asumsi tentang
manfaatnya vitamin E, konsumsi vitamin ini sebagai suplemen
berhubungan dengan risiko penyakit kanker paru. Riset kedepan
mungkin akan fokus pada komponen lain pada buah-buahan dan
sayuran, yang mungkin dapat menjelaskan penurunan risiko kanker
yang berkaitan dengan buah dan sayuran,” ujar Dr. Christopher
Slatore dari Universitas Washington yang memimpin riset ini
(Pikiran Rakyat, 2008).
2.1.4 Argumentasi
Argumentasi adalah penulisan yang bertujuan untuk
meyakinkan orang, membuktikan pendapat atau pendirian pribadi,
atau bahkan membujuk pihak lain agar pendapat pribadi penulis
diterima. Dalam karya ilmiah, bentuk argumentasi ini dianjurkan
dalam sajian yang objektif dan tidak mengandung opini penulis.
Argumentasi harus dibangun dengan menyusun alasan secara logis
untuk menunjang sebuah kalimat topik dalam paragraf. Alasan
disusun berdasarkan penjelasan atau kutipan fakta-fakta yang tepat.
Pada saat penyusunan sebuah laporan ilmiah, sebaiknya,
diperhatikan penggunaan berbagai jenis karangan ini. Dengan
demikian, karya ilmiah tidak akan menjadi sebuah tulisan ilmiah yang
kering dan menjemukan. Alasan dibangun atas berbagai paragraf yang
mengandung narasi, deskripsi, dan eksposisi. Dengan proses itu,
diharapkan bahwa pembaca akan dengan mudah memahami jalan
pikiran penulis.
Contoh :
Membangun kepercayaan (trust) bukanlah mengenai
bagaimana bersikap simpatik atau kemampuan ”mengambil hati”
belaka. Namun, jauh lebih dalam menyangkut ”kualitas diri” yang
occountable. Kepercayaan juga bukan hanya menyangkut loyalitas
membabi buta, tetapi lebih menyangkut kepedulian dan rasa memiliki
(belongingness).
Membangun kepercayaan tidak cukup dengan pendidikan,
pelatihan ataupun pengalaman saja. Diperlukan juga kesadaran
agar diri kita sebagai makhluk sosial yang membutuhkan sesama di
dalam hidup ini. Di samping itu, mau mengakui dan menerima
kelemahan dan kekurangan serta kelebihan dan kekuatan yang ada
pada diri kita.
Menyesali ”nasib diri”, menyalahkan orang lain dan
lingkungan tidak akan menyelesaikan masalah yang sedang kita
hadapi. Dengan demikian, membangun kepercayaan terhadap sesama
harus dimulai dengan usaha mengembangkan kualitas diri yang
merupakan sebuah proses sepanjang hidup.
.............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
Pembentukan paragraf dalam sebuah wacana berfungsi :
a. memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan
gagasan dengan gagasan lainnya;
b. memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal
untuk berhenti lebih lama daripada perhentian kalimat.
a. Di awal paragraf
Contoh :
Meski sudah mulai langka karena pasokan menurun,
bisnis hand phone (HP) seken ternyata masih menarik.
Keutungan lebih besar dari pada menjual HP baru.
Keuntungan menjual HP baru paling hanya Rp 15.000,00
sampai maksimal Rp 30.000,00, sedangkan HP seken bisa
mencapai Rp 45.000,00. Itulah sebabnya, di beberapa toko
HP, HP baru tidak didisplay.
b. Di akhir paragraf
Contoh :
Sektor pertanian akan tetap memegang peranan yang
strategis. Sektor ini masih akan merupakan sumber mata
pencaharian utama dari sebagian besar angkatan kerja, di
samping fungsinya untuk memenuhi kebutuhan pangan
rakyat yang terus meningkat. Karena itu, sektor pertanian
tetap harus ditumbuhkan terutama dengan meningkatkan
produktivitasnya.
2.3.1 Kesatuan
Sebuah paragraf harus memiliki hanya satu gagasan atau pokok
pikiran. Gagasan ini diperjelas atau dikembangkan oleh kalimat-
kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itu tidak boleh
menyimpang dari gagasan utama. Dengan kata lain, kalimat-kalimat
penjelas itu harus sama-sama mendukung kalimat utama. Hal ini
dimaksudkan agar pembaca mudah memahami isi atau maksud
bacaan. Cermati contoh berikut ini. Dalam tabloid Bola terdapat dua
paragraf yang memiliki gagasan sama yang seharusnya dijadikan satu
paragraf.
Contoh :
Tengoklah mimpi yang dialami forward Boston Celtics, Paul
Pierce. Seperti yang dipaparkan Pierce kepada ESPN, ia mengaku
pernah didatangi sepasang anjing doberman. Pierce mengaku sangat
ketakutan, lantas memilih langkah seribu.
Kejar-kejaran seru pun terjadi. Dalam sekuen itu, Pierce tak
bisa berlari kencang karena memiliki sepasang kaki raksasa. Kedua
anjing itu akhirnya menerkam dan menerjangnya.
2.3.2 Keterpaduan
Sebuah paragraf harus memiliki kalimat-kalimat yang
mempunyai hubungan timbal balik yang baik (kompak). Keterpaduan
ini sangat penting karena dalam sebuah paragraf, kalimat-kalimat
yang ada bukanlah sebuah kalimat yang berdiri sendiri tanpa makna,
tetapi mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi satu dengan
yang lainnya untuk mendukung satu gagasan. Keterpaduan akan
tercapai apabila hubungan timbal balik antarkalimat itu sistematis,
logis, wajar, dan mudah dipahami. Keterpaduan paragraf akan
tercapai dengan cara berikut ini.
a. Penggunaan kata ganti (ia, dia, mereka, engkau, itu, ini) serta
penggunaan kata petunjuk (di atas , tersebut, hal itu, yang
demikian).
Contoh :
Dewasa ini pemakaian komputer sudah meluas. Benda
itu bisa kita jumpai bukan hanya di kantor-kantor, tetapi
sampai ke rumah-rumah. Kalau dahulu benda itu hanya
dipakai para sarjana atau orang yang dilatih khusus,
sekarang para pelayan, ibu rumah tangga, bahkan anak-anak
pun telah dapat memanfaatkannya. Hal tersebut disebabkan
semakin meningkatnya kebutuhan keinginan manusia untuk
dapat melaksanakan jenis pekerjaan dengan cepat dan tepat.
b. Penggunaan pengulangan kata dapat diterapkan pada kata-kata
kunci atau kata yang dipentingkan dalam kalimat topik
(gagasan).
Contoh :
Setiap sel mempunyai inti sel. Dalam setiap inti sel
terdapat butir-butir yang dapat mengisap zat warna. Karena
sifatnya itu, butir-butir tersebut diberi nama butir-butir
kromatin. Butir-butir kromatin itu membentuk jaringan yang
mempunyai jala. Akan tetapi, jaringan itu selama proses
pembelahan berubah menjadi benang-benang tebal yang
disebut kromosom.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Paragraf merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih
tinggi dan lebih luas dari pada kalimat atau Alinea merupakan kumpulan
kalimat tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul melainkan
berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian
yang membentuk suatu kalimat. Karangan terdiri dari beberapa jenis yaitu
karangan eksposisi (memberitahukan, menjelaskan, memaparkan) dan
argumentasi (membuktikan). Dalam usaha untuk menyampaikan laporan
ilmiah secara akurat, laporan ilmiah acapkali juga menampilkan jenis
deskripsi (memberikan suatu keadaan atau seseorang) dan naratif
(menceritakan).
Penempatan kalimat dalam sebuah paragraf juga dapat dilihat
berdasarkan letaknya seperti di awal, di akhir, di awal dan di akhir, serta di
seluruh paragraf. Paragraf juga memiliki syarat-syarat seperti adanya
kesatuan, keterpaduan, dan penggunaan kata sambung. Dalam sebuah
paragraf juga mengalami pengembangan berdasarkan sudut pandang,
contoh, klimaks-antiklimaks, definisi luas, klasifikasi, perbandingan dan
pertentangan, analogi, sebab-akibat, proses, dan umum-khusus. Dalam
sebuah paragraf harus memiliki hubungan yang logis supaya kalimat yang
dibuat dapat dipahami dan masuk akal. Dalam sebuah paragraf diperlukan
hubungan antar kalimatnya seperti hubungan akibat, konsekuensi, sebab,
tujuan, pertentangan, waktu, syarat, urutan, penambahan, keinklusifan dan
keeksklusifan, penegasan, penyimpulan, dan pembenaran.
3.2 Saran
Dalam membuat suatu paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat
harus mengetahui terlebih dahulu kalimat yang akan disusun untuk
menjelaskan paragraf tersebut, harus memiliki hubungan yang erat dan
memenuhi syarat-syarat yang telah penulis uraikan di bab sebelumnya.
Demikian makalah ini dibuat, semoga dapat bermanfaat dan
menambah wawasan para pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas,
tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya materi dan
referensi yang kami dapat. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat diterima
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA