Oleh :
NIM : A.131.21.0063
FAKULTAS HUKUM
SORE A
UNIVERSITAS SEMARANG
OKTOBER 2021
i
PRAKATA
Keefektifan bahasa hanya dapat terjadi bila seseorang mampu menyusun idenya
dalam kalimat yang efektif pula. Dengan kalimat efektif, seseorang lebih mudah
mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, perasaan, dan pengalamannya, baik secara
lisan maupun tertulis. Pendengar atau penerima informasi pun dengan mudah
memahami pesan yang disampaikan penutur. Kalimat yang efektif ditandai oleh
struktur yang mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan, mempunyai pertautan
antara satu kalimat dengan kalimat yang lainya, kata-kata yang dipakai merupakan
kata yang baku, menggunakan diksi (pilihan kata) secara jelas, serta isi pikiran
tampak jelas dalam kalimat tersebut. Suatu kalimat dapat dikatakan efektif jika
pesan yang ditangkap oleh pendengar atau penerima informasi sama dengan yang
dimaksudkan oleh pembicara
Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tepat
waktu. Terima kasih penulis sampaikan pula kepada :
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat
dalam berkomunikasi. Dalam dunia pendidikan, bahasa Indonesia merupakan salah
satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari tingkat SD sampai perguruan tinggi.
Bahasa Indonesia sangat penting untuk dipelajari dalam bidang akademik. Bahasa
Indonesia yang baik adalah penggunaan bahasa yang memperhatikan Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia sebagai acuan atau pedoman dalam berbicara, maupun
dalam menulis.
1
Doyin dan Wagiran. 2009. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah. Semarang :
Universitas Negeri Semarang Press.
4
penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, kosakata, struktur kalimat,
pengembangan paragraf, dan logika berbahasa. Karena itulah, menulis dianggap
sulit daripada keterampilan berbahasa lainnya.
Dewasa ini menulis belum menjadi minat dan kegemaran anak Indonesia.
Padahal, keterampilan menulis sangat penting dikuasai terutama bagi kaum
intelektual. Keterampilan menulis merupakan suatu kepandaian yang sangat
berguna bagi setiap orang. Dengan memiliki kepandaian menulis, seseorang dapat
mengungkapkan berbagai gagasannya untuk dibaca oleh peminat yang luas. Salah
satu kemampuan menulis yang harus dikuasai oleh kaum intelektual adalah menulis
karya ilmiah. Menulis karya ilmiah merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh
mahasiswa. Hampir semua mata kuliah memberikan tugas berupa karya ilmiah,
seperti makalah, laporan kegiatan, dan lain-lain. Pemberian tugas karya ilmiah
diberikan oleh semua jurusan di perguruan tinggi.
5
pernyataan Dewanto2 yang mengungkapkan karya ilmiah adalah suatu karangan
yang mengandung ilmu pengetahuan dan kebenaran ilmiah yang menyajikan fakta
dan disusun secara sistematis menurut metode penulisan dengan menggunakan
bahasa ragam ilmiah.
Pada dasarnya, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar mutlak
diperlukan dalam menulis karya ilmiah. Hal ini diperlukan agar informasi yang
disampaikan dalam karya ilmiah dapat diterima dengan baik oleh pembaca. Oleh
karena itu, dalam menulis karya ilmiah harus meminimal kesalahan dalam
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Menurut Arifin3, ada beberapa jenis karya ilmiah yaitu: (1) makalah, (2)
skripsi, (3) kertas kerja, (4) laporan penelitian, (5) tesis, dan (6) disertasi. Dalam
penelitian ini, pengambilan data analisis kesalahan penulisan kata dan kesalahan
penggunaan kalimat, difokuskan pada mahasiswa Program Studi Fakultas Hukum
Universitas Semarang dalam bentuk makalah maupun percakapan sehari-hari.
Makalah adalah salah satu karya tulis ilmiah yang sering digunakan dalam dunia
pendidikan. Mahasiswa biasanya diberikan tugas untuk menulis makalah.
2
Dewanto, dkk. 2007. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang : Unnes Press.
3
Arifin, Zaenal. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Lentera Cendikia.
6
penulis mengadakan pengamatan pendahuluan pada beberapa contoh makalah
mahasiswa serta percakapan sehari-hari.
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisis
penguasaan kalimat efektif pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Semarang.
7
BAB II
PEMBAHASAN
4
Putrayasa, Made. 2014. Pembelajaran Discovery Learning dan Minat Belajar Terhadap Hasil
Belajar . Mimbar PGSD.
5
Kosasih, E. 2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung : Yrama Widya.
6
Alwi, Hasa. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
8
dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan
atau tulisan yang mengungkapkan buah pikiran, perasaan atau hasrat secara utuh.
Akhadiah, dkk.7 memliki pendapat bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang
jelas dan benar akan mudah dipahami orang lain secara tepat, kalimat efektif
disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis
terhadap pembacanya. Sedangkan menurut Arifin dan Tasai8 mengatakan bahwa
kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan
kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang
ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan
keefektifan informasi sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin. Menurut
Putrayasa (2014:2) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan
gagasan, pikiran, dan perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi, struktur, dan
logika. Finoza9 juga memberikan batasan tentang kalimat efektif yaitu kalimat
yang dapat mengungkapkan gagasan penulis secara tepat sehingga dapat dipahamai
oleh pendengar atau pembaca. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang
memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada pembaca.
7
Akhadiah, Sabarti. 2012. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.
8
Arifin dan Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta :
Akademika Pressindo.
9
Finoza, Lamuddin. 2010. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Diksi Insan Mulia
10
Waridah dan Wahya. 2016. Buku Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Bmedia.
9
1. Minimal memiliki unsur subjek dan predikat
2. Menggunakan ejaan yang disempurnakan
3. Menggunakan pemilihan kata yang tepat
4. Mengandung kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang
logis dan sistematis
5. Mengandung kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai
6. Penekanan ide pokok
7. Menggunakan kata secara hemat.
Sebuah kalimat disebut sebagai kalimat efektif apabila memenuhui syarat-
syarat sebagai berikut :
1. Kesatuan Gagasan
Kalimat efektif mengandung unsur-unsur yang saling mendukung satu
sama lain membentuk kesatuan ide yang padu. Jadi tidak masalah jika
dalam satu kalimat terdiri atas lebih dari satu gagasan, seperti dalam
kalimat mejemuk, asalkan masing-masing gagasan saling berkaitan.
Berikut ini bentuk-bentuk kesalahan yang menjadikan gagasan kalimat
tidak padu.
a. Penempatan subjek atau predikat tidak jelas
Contoh:
- Tentang permasalahn itu saya sudah diskusikan dengan bagian
kepegawaian
- Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan
Kedua kalimat di atas masing-masing mengadung dua subjek
sehingga kalimatnya menjadi tidak jelas. Kedua kalimat di atas
sebaiknya diubah menjadi :
- Saya sudah mendiskusikan permasalahn itu dengan bagian
kepegawaian.
- Kami akan mempertimbangkan saran yang dikemukakannya.
b. Gagasan yang bertumpuk-tumpuk
10
2. Kepaduan
Unsur-unsur dalam kalimat harus terpadu dan saling berhubungan satu sama
lain. Bentuk-bentuk kesalahan yang menjadikan kalimat tidak padu sebagai
berikut.
a. Penggunaan kata ganti yang salah
b. Penempatan kata depan yang kurang tepat
3. Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat
itu. Artinya jika, bentuk pertama menggunakan kata benda, bentuk
berikutnya juga menggunakan kata benda. Jika bentuk pertama
menggunakan kata kerja, bentuk kedua juga menggunakan kata kerja.
4. Kelogisan
Kalimat efektif mengandung makna yang logis atau dapat diterima akal
sehat. Kalimat efektif harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku
secara umum.
5. Kehematan
Kalimat efektif menggunakan pilihan kata yang tepat dan tidak berlebihan.
6. Penekanan
Cara lain untuk membentuk kalimat efektif adalah dengan memberi
penekanan pada unsur-unsur penting di dalam kalimat. Penekanan itu dapat
dilakukan melalui:
a. Menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
b. Mengulang-ulang bagian kalimat yang dianggap penting.
c. Memindahkan unsur-unsur penting dalam kalimat ke bagian awal
kalimat.
d. Menggunakan kata yang maknanya berlawanan atau bertentangan pada
unsur yang ingin ditekankan.
e. Menggunakan ejaan yang tepat.
11
2.2 Unsur Kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis dalam buku tata bahasa lama biasa disebut
jabatan kata dalam kalimat, yaitu subyek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap
(Pel) dan Keterangan (K). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya
terdiri atas dua unsur, yakni subyek dan predikat. Fungsi unsur yang lain (obyek,
pelengkap, dan keterangan) dalam suatu kalimat tidak wajib hadir.
1. Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa
atau dalam keadaan bagaiamana subyek (pelaku). Selain menyatakan tindakan
atau perbuatan subyek (S), sesuatu yang dinyatakan oleh P dapat pula mengenai
sifat, situasi, status, ciri atau jati diri S (subyek). Predikat dapat berupa kata atau
frasa, sebagian besar berkelas verba atau Adjektiva, tetapi dapat juga nomina
atau frasa nomina, perhatikan contoh berikut :
1) Ibu sedang tidur siang.
2) Putrinya cantik jelita.
3) Kota Jakarta dalam keadaan aman.
4) Kucingku belang tiga
5) Ardi mahasiswa baru.
Kata-kata yang dicetak miring, tidur siang, cantik jelita, dalam keadaan aman,
belang tiga dan mahasiswa baru adalah predikat yang memberitahukan atau
menjelaskan bagaimana atau apa yang dilakukan masing-masing pelaku atau
subyek setiap kalimat tersebut.
2. Subyek
Subyek (S) adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda),
sesuatu hal, atau masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subyek
biasanya diisi oleh jenis kata/frasa verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan
contoh berikut:
1) Meja direktur besar.
2) Ayahku sedang melukis.
3) Yang berbaju batik dosen saya.
4) Berjalan kaki menyehatkan badan.
12
5) Membangun jalan layang sangat mahal.
Kata-kata yang dicetak miring pada contoh di atas adalah subyek. Bagian yang
menunjukkan pelaku diisi oleh kata dan frasa, Meja direktur dan ayahku, yang
diisi klausa, yang berbaju batik, dan yang diisi frase verbal, berjalan kaki dan
membangun jalan layang.
3. Obyek
Obyek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Obyek pada umumnya
diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak (O) selalu di belakang yang
berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya (O) seperti
pada contoh di bawah ini.
1) Nani menimang….
2) Arsitek merancang….
3) Juru masak menggoreng….
Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh kalimat di
atas adalah (P) yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang melengkapi (P)
bagi ketiga kalimat itulah yang dinamakan Obyek.
Contoh:
1) Nani menimang bayi.
2) Arsitek merancang bangunan.
3) Juru masak menggoreng ayam
4. Keterangan
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang
bagian kalimat yang lainnya. Unsur keterangan dapat berfungsi menerangkan S,
P, O, dan (Pel). Posisinya bersifat manasuka, dapat di awal, di tengah, atau di
akhir kalimat. Pengisi (Ket) Adalah frasa nominal, frasa preposisional, adverbia,
atau klausa. Dalam contoh di bawah, bagian yang dicetak miring adalah (Ket).
1) Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak lulus. (Ket. Penyebaban)
2) Polisi menyelidiki masalah itu dengan hati-hati.(Ket. Cara)
3) Anak yang baik itu rela berkorban demi orang tuanya (Ket. Tujuan)
5. Pelengkap
13
Pelengkap (pel) atau komplemen adalah bagian yang melengkapi (P). letak (Pel)
umumnya di belakang berupa verba. Posisi itu juga ditempati O, dan jenis kata
yang mengisi (Pel) dan (O) terdapat perbedaan. Perhatiakan contoh berikut,
1) Indonesia berasaskan Pancasila
2) Gamelan merupakan kesenian tradisional
Kalimat di atas adalah kalimat aktif dengan pelengkap kata pancasila dan
kesenian tradisional. Posisi kata Pancasila dilandasi Indonesia dan kesenian
tradisional dirupakan gamelan adalah kalimat yang tidak gramatikal.
Hal lain yang membedakan (Pel) dan (O) adalah jenis pengisinya. Selain diisi
oleh nomina dan frasa nominal, Pel tidak selalu persis dibelakang (P). kalau
dalam kalimatnya terdapat (O), letak (Pel) adalah di belakang sehingga urutan
penulisan bagian kalimat menjadi S-P-O-Pel. Berikut adalah contoh pelengkap
dalam kalimat.
1) Sutarji membacakan penggemarnya puisi kontemporer.
2) Ayah membelikan adik rumah baru.
3) Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum.
11
Depdikbud. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
12
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dan Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta : BPFE.
14
Sebagai mahasiswa, sering kali dosen memberikan tugas membuat karya tulis
ilmiah atau makalah. Dalam pembuatan karya tulis ilmiah atau makalah erat
hubungannya dengan kegiatan menulis. Dalam menulis diperlukan penguasaan
terhadap kalimat efektif. Sehingga tulisan dapat dibaca dengan jelas dan tidak
menimbulkan bias pengertian.
13
Chaer, Adbul. 2014. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.
15
bentuk di- maka ide lain yang sederajat juga harus dinyatakan dalam kata kerja
me- atau di-. Kesejajaran dapat memberi kejelasan kalimat secara keseluruhan.
4. Penekanan atau penegasan
Setiap kalimat mengandung ide (gagasan) pokok. Lalu inti dari ide itu ingin
ditekankan atau ditonjolkan. Penekanan atau penegasan dalam tulisan dapat
dilakukan dengan cara antara lain :
a. Menempatkan pada awal kalimat bagian yang ingin ditekankan atau
ditonjilkan.
b. Penekanan atau penegasan untuk mencapai kalimat yang efektif dapat pula
dilakukan dengan membuat urutan yang logis. Maksudnya membuat urutan
ide atau gagasan yang makin lama makin penting.
c. Penegasan kalimat yang dapat dilakukan dengan mengulangi kata atau frase
yang dianggap penting.
16
3. Ambiguitas atau Keambiguan
Kalimat yang memenuhi ketentuan tatabahasa, tetapi masih menimbulkan
tafsiran ganda.
4. Ketidakjelasan Unsur Inti Kalimat
Unsur kalimat harus memiliki dua hal yaitu subjek dan predikat
5. Kemubaziran Preposisi dan Kata
Penggunaan preposisi sering mengakibatkan ketidakefektifan kalimat, kata yang
kehadiranya tidak diperlukan.
6. Kesalahan Nalar
Nalar adalah aktivitas yang memungkinkan seseorang berpikir logis, masuk akal
dan dapat diterima oleh orang lain
7. Ketidaktepatan Bentuk Kata
Ketidaktepatan bentuk kata mengakibatkan salah pembuatan arti, atau bunyi
bahasa yang berbeda menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia.
8. Ketidaktepatan Makna Kata
Ketidaktepatan makna kata penyebab ketidakefektifan kalimat, hubungan kata
dengan maknanya.
9. Pengaruh Bahasa Daerah
Kata-kata bahasa daerah diserap ke dalam bahasa Indonesia, hal ini tidak
masalah melainkan bahasa daerah yang tidak berterima dengan bahasa Indonesia
sehingga informasi yang disampaikan menjadi tidak efektif.
10. Pengaruh Bahasa Asing
Pengaruh bahasa asing memperkaya khasanah bahasa Indonesia, tetapi dapat
mengganggu kaidah tata bahasa Indonesia sehingga menimbulkan
ketidakefektifan kalimat.
17
Universitas Semarang. Adapun bentuk kesalahan penggunaan kalimat efektif yang
akan diteliti berdasarkan teori Setyawati karena teori ini lebih jelas mengenai
bentuk kesalahaan penggunaa kalimat efektif. Adapun bentuk kesalahan yang
diteiti yaitu :
18
6. Penggandaan subjek
7. Urutan yang tidak paralel.
Sangat
Tidak Sangat
Tidak Setuju
Setuju Setuju
No Pernyataan Setuju
Σ % Σ % Σ % Σ %
Saya selalu menggunakan
1 kalimat efektif untuk 0 0% 5 20% 12 48% 8 32%
berkommunikasi sehari-hari
Saya menggunakan kalimat
2 efektif untuk menulis karya 0 0% 0 0% 15 60% 10 40%
tulis ilmiah
Saya jarang melakukan
kesalahan pada saat menulis
3 yang menimbulkan makna 0 0% 7 28% 9 36% 9 36%
ganda pada tulisan yang saya
buat
Saya menyisipkan bahasa
daerah dalam penulisan karya
4 0 0% 5 20% 6 24% 14 56%
tulis maupun percakapan
sehari-hari
Saya sering menyisipkan
bahasa asing dalam
5 0 0% 4 16% 18 72% 3 12%
berkomunikasi maupun
membuat karya tulis
Mudah bagi saya untuk
menggunakan kalimat efektif
6 0 0% 5 20% 15 60% 5 20%
dalam percakapan maupun
dalam pembuatan karya tulis
Saya sering menggunakan
7 0 0% 8 32% 12 48% 5 20%
kalimat baku
19
Sangat
Tidak Sangat
Tidak Setuju
Setuju Setuju
No Pernyataan Setuju
Σ % Σ % Σ % Σ %
Saya sering menggunakan
pengulangan kata yang tidak
8 0 0% 9 36% 11 44% 5 20%
perlu dalam percakapan
maupun karya tulis
Saya secara tidak sadar
menggunakan kata-kata yang
9 0 0% 4 16% 10 40% 11 44%
tidak tepat sehingga merubah
makna dari kalimat
Saya sering menyisipkan
10 bahasa gaul dalan percakapan 0 0% 9 36% 9 36% 7 28%
sehari-hari
20
tidak setuju sebanyak 28%. Artinya bahwa sebagian besar mahasiswa setuju
bahwa mereka melakukan kesalahan membuat kalimat efektif.
4. Tanggapan responden terhadap pernyataan keempat “Saya sering
menyisipkan bahasa asing dalam berkomunikasi maupun membuat karya tulis ”
diperoleh jawaban paling besar persentasenya, yaitu sangat setuju sebanyak
56%. diikuti dengan setuju sebanyak 24%. Artinya bahwa hanya sedikit
mahasiswa yang menyisipkan bahasa asing kedalam kalimat yang
menyebabkan kalimat menjadi tidak efektif.
5. Tanggapan responden terhadap pernyataan kelima “Saya menyisipkan bahasa
daerah dalam penulisan karya tulis maupun percakapan sehari-hari” diperoleh
jawaban paling besar persentasenya, yaitu sangat setuju sebanyak 24%.
diikuti dengan setuju sebanyak 56%. Artinya bahwa masih banyak
mahasiswa yang menyisipkan bahasa daerah kedalam kalimat sehingga
menyebabkan kalimat menjadi tidak efektif..
6. Tanggapan responden terhadap pernyataan keenam “Mudah bagi saya untuk
menggunakan kalimat efektif dalam percakapan maupun dalam pembuatan karya
tulis” diperoleh jawaban paling besar persentasenya, yaitu sangat setuju
sebanyak 20%. diikuti dengan setuju sebanyak 60%. Artinya bahwa
sebagian besar mahasiswa setuju bahwa mereka dapat membuat kalimat
efektif untuk percakapan sehari-hari.
7. Tanggapan responden terhadap pernyataan ketujuh “Saya sering
menggunakan kalimat baku” diperoleh jawaban paling besar persentasenya,
yaitu sangat setuju sebanyak 20%. diikuti dengan setuju sebanyak 48% dan
terdapat mahasiswa yang tidak setuju yaitu sebanyak 48%. Artinya bahwa
sebagian besar mahasiswa setuju bahwa sering menggunakan kalimat baku.
Namun kalimat baku digunakan pada saat membuat karya tulis, untuk
berkomunikasi sehari-hari mahasiswa masih banyak menggunakan kalimat
yang tidak baku.
8. Tanggapan responden terhadap pernyataan kedelapan “Saya sering
menggunakan pengulangan kata yang tidak perlu dalam percakapan maupun karya
tulis” diperoleh jawaban paling besar persentasenya, yaitu sangat setuju
21
sebanyak 20%. diikuti dengan setuju sebanyak 44% dan terdapat mahasiswa
yang tidak setuju yaitu sebanyak 36%. Artinya bahwa terdapat mahasiswa
yang masih melakukan kesalahan pada saat membuat kalimat efektif yaitu
pengulangan kata yang tidak diperlukan.
9. Tanggapan responden terhadap pernyataan kesembilan “Saya secara tidak
sadar menggunakan kata-kata yang tidak tepat sehingga merubah makna dari
kalimat” diperoleh jawaban paling besar persentasenya, yaitu sangat setuju
sebanyak 44%. diikuti dengan setuju sebanyak 40%. Artinya bahwa
sebagian besar mahasiswa setuju bahwa mereka secara tidak langsung
menggunakan kata yang tidak tepat yang dapat merubah makna dari
kalimat.
10. Tanggapan responden terhadap pernyataan kesepuluh “Saya sering
menyisipkan bahasa gaul dalan percakapan sehari-hari” diperoleh jawaban
paling besar persentasenya, yaitu sangat setuju sebanyak 28%. diikuti
dengan setuju sebanyak 36%. Artinya bahwa sebagian besar mahasiswa
masih menggunakan bahasa gaul dalam berkomunikasi sehari-hari daripada
menggunakan kalimat efektif.
Tabel 2 Simpulan Jawaban dari Responden
Presentase Jawaban
No Pernyataan Simpulan
Sangat
Setuju
Setuju
Saya selalu menggunakan
Mahasiswa dapat
kalimat efektif untuk
1 48% 32% menjelaskan jenis tulisan
berkommunikasi sehari- dengan membaca
hari
Mahasiswa mampu
Saya menggunakan kalimat
mengidentifikasi jenis
2 efektif untuk menulis karya 60% 40%
tulisa berdasarkan fungsi
tulis ilmiah nya
Saya jarang melakukan Mahasiswa
kesalahan pada saat menggunakan jenis
3 menulis yang 36% 36% tulisan narasi untuk
menimbulkan makna ganda menceritakan sebuah
pada tulisan yang saya buat kejadian
22
Presentase Jawaban
No Pernyataan Simpulan
Sangat
Setuju
Setuju
Saya menyisipkan bahasa
Mahasiswa dapat
daerah dalam penulisan
4 24% 56% mengutarakan pendapat
karya tulis maupun dengan tepat
percakapan sehari-hari
Saya sering menyisipkan Mahasiswa dapat
bahasa asing dalam membuat tulisan
5 72% 12%
berkomunikasi maupun eksposisi dalam bentuk
membuat karya tulis makalah atau esai
Mudah bagi saya untuk
menggunakan kalimat Mahasiswa sering
6 efektif dalam percakapan 60% 20% membuat tulisan pada
maupun dalam pembuatan saat mengerjakan tugas
karya tulis
Mahasiswa telah
Saya sering menggunakan memahami jenis tulisan
7 48% 20%
kalimat baku untuk mempermudah
dalam menulis
Saya sering menggunakan Mahsiswa
pengulangan kata yang menyampaikan perasaan
8 tidak perlu dalam 44% 20% yang tidak dapat
percakapan maupun karya dikatakan dengan
tulis menulis
Saya secara tidak sadar
Mahasiswa dapat
menggunakan kata-kata
membuat jenus-jenis
9 yang tidak tepat sehingga 40% 44%
tulisan sesuai dengan
merubah makna dari tujuan dan fungsi tulisan
kalimat
Saya sering menyisipkan
Mahasiswa mampu
10 bahasa gaul dalan 36% 28%
membuat tulisan ilmiah
percakapan sehari-hari
23
percakapan yang dilakukan oleh Mahasiswa selama melaksanakan pembelajaran
secara virtual.
NO Kesalahan Analisis
Kata memberhahi dalam kalimat tersebut
tidak logis karena di dalam kalimat
Akhir kata, semoga Allah swt. tersebut yang diharapkan mendapatkan
memberkahi makalah ini berkah adalah makalah. Bagaimana
sehingga makalah ini dapat mungkin makalah mengharap berkah,
1
memberi manfaat bagi kita seharusnya yang mendapat berkah adalah
sebagai mahasiswa fakultas pembaca atau penulis makalah.
hukum Perbaikan: Semoga makalah ini
memberikan manfaat bagi kita sebagai
mahasiswa fakultas hukum.
Penggunaan kata akan menyelinap di
antara subjek dan predikat pada kalimat
Segala usulan yang disampaikan, pertama sehingga kalimat tersebut kurang
2
kami akan pertimbangkan padu. Perbaikan: Segala usulan yang
disampaikan, kami pertimbangkan
(padu)
Penggunaan bertujuan untuk mengandung
Makalah ini bertujuan untuk makna yang sama yaitu menyatakan
mengetahui batasan dan kajian tujuan seharusnya pilih salah satunya.
3
serta pembahasan sebuah kasus Perbaikan: Makalah ini bertujuan
penipuan. mengetahui batasan, kajian serta
pembahasan sebuah kasus penipuan.
24
NO Kesalahan Analisis
Terdapat lebih banyak fungsi Kalimat tersebut tidak utuh karena tidak
yang dapat dilakukan untuk lengkap subjek dan predikatnya. Ini
7 menginterpretasikan suatu merupakan kesalahan struktur kalimat.
tuturan yang dapat ditemukan Perbaikan: Banyak fungsi yang dapat
dalam ujaran. dilakukan untuk menginterpretasikan
suatu tuturan dalam sebuah ujaran.
Penggunaan tanda koma pada kata oleh
Oleh karena, itu majas perlu juga
karena tidak tepat. Perbaikan: Oleh
dipelajari lebih lanjut dan
karena itu, majas perlu dipelajari lebih
8 dipahami sebelum
lanjut dan dipahami sebelum
menggunakannya ke dalam gaya
menggunakannya ke dalam gaya
bahasa suatu kalimat.
bahasa suatu kalimat.
Kalimat tersebut tidak tepat dan tidak
Aku sudah melihat berita banjir sesuai dengan Panduan Umum Ejaan
9 Sidorjo di televise dan surat bahasa Indonesia (PUEBI). Perbaikan:
kabar Aku sudah melihat beritanya di televisi
dan surat kabar
Kalimat tersebut bisa menjadi kalimat
Pak Sutadi menjelaskan kajian efektif dengan menghilangkan salah satu
kepada masyarakat mengenai kata yang artinya sama yaitu dampak dan
10 berbagai dampak yang dapat timbul, serta memperbaiki struktur
timbul dari perkembangan kalimatnya. Perbaikan: Pak Sutadi
teknologi informasi. menjelaskan dampak perkembangan
teknologi informasi bagi masyarakat.
25
NO Kesalahan Analisis
Kalimat tersebut tidak bersubjek karena
pada awal kalimat terdapat kata depan
yang mengakibatkan kata di belakangnya
Dengan membangun pembangkit
berubah menjadi keterangan tempat. Kata
tenaga listrik baru dapat
12 depan yang mendahului subjek harus
mengatasi pemadaman bergilir
dibuang. Perbaikan: Pembangunan
di wilayah Citarum.
pembangkit listrik dapat mengatasi
pemadaman bergilir di wilayah
Citarum
Kalimatnya tidak sepadan atau tidak
serasi karena dua kaidah bahasa bersilang
Karena modal koperasi terbatas
dan bergabung dalam sebuah kalimat.
13 sehingga tidak semua nasabah
Perbaikan: Modal di koperasi terbatas
memperoleh kredit
sehingga tidak semua nasabah
memperoleh kredit.
Kata terima kasih,termasuk jenis kata
dasar dengan label nomina yang artinya
Kami mengucapkan terimakasih kata benda. Penulisan kata tersebut diberi
kepada semua pihak yang sudah spasi antara kata pertama dan kata kedua.
14
membantu dalam penyusunan Perbaikan Kami mengucapkan terima
makalah ini kasih kepada semua pihak yang sudah
membantu dalam penyusunan
makalah ini
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penggunaan kalimat efektif pada mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Semarang masih rendah. Hal itu terbukti masih banyak mahasiswa yang melakukan
kesalahan pada penulisan karya tulis maupun pada percakapan sehari-hari. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam. menggunakan
kalimat efektif pada aspek struktur kalimat, ejaan, dan diksi sangat rendah.
3.2 Saran
Berikut beberapa saran yang dapat diberikan :
27
DAFTAR PUSTAKA
28