Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PENULISAN KUTIPAN YANG BAIK DAN BENAR


PADA KARYA TULIS MAHASISWA FAKULTAS
HUKUM UNIVERSITAS SEMARANG

Oleh :

Nama :Fitriyah

NIM : A.131.21.0045

Dosen : Dra. Rati Riana, M.Pd.

FAKULTAS HUKUM

SORE A

UNIVERSITAS SEMARANG

OKTOBER 2021

i
PRAKATA

Dalam penulisan karya ilmiah, termasuk buku ajar, sering ditemui rangkuman dan
pengutipan dari berbagai sumber acuan. Penulis buku ajar harus memiliki
keterampilan merangkum bacaan, merujuk dan menyitir pendapat penulis lain, dan
penunjukkan sumber dan pengintegrasian berbagai pendapat dari berbagai sumber
untuk mendukung gagasan penulis. Merangkum bacaan dapat dilakukan untuk
mendukung gagasan penulis. Jika ini yang dilakukan harus diperhatikan model
perujukannya dalam pengutipan. Pengutipan adalah penggunaan teori, konsep, ide,
dan lain yang sejenis yang berasal dari sumber lain, baik secara langsung maupun
tidak langsung.

Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tepat
waktu. Terima kasih penulis sampaikan pula kepada :

1. Rektor Universitas Semarang yang memberikan kepercayaan kepada tim


peneliti untuk melaksanakan penelitian.
2. Dekan Fakultas Hukum, Universitas Semarang yang telah mendukung dan
memberikan kepercayaan kepada tim peneliti untuk melakukan penelitian.
3. Dosen Fakultas Hukum, Universitas Semarang yang telah mendukung serta
membimbing dalam proses penelitian

Harapan penulis, semoga makalah penulisan kutipan yang baik dan benar pada
karya tulis Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Semarang ini bisa membantu
mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Semarang dapat mengutip dengan benar.

Semarang, Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN AWAL .......................................................................................................... i


PRAKATA........................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................7
1.3 Tujuan ...............................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................8
2.1 Pengertian Kutipan ..........................................................................................8
2.2 Fungsi Kutipan ...............................................................................................10
2.3 Prinsip Mengutip ............................................................................................12
2.4 Jenis-Jenis Kutipan. .......................................................................................15
2.5 Penggunaan Kutipan pada Katya Tulis Mahasiswa Fakultas Hukum
Univeristas Semarang ................................................................................................19
2.5.1 Analisis Hasil Kuesioner ...............................................................................20
2.5.2 Analisis Hasil Wawancara ............................................................................24
BAB III PENUTUP ........................................................................................................26
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................26
3.2 Saran ...............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................27

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat
dalam berkomunikasi. Dalam dunia pendidikan, bahasa Indonesia merupakan salah
satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari tingkat SD sampai perguruan tinggi.
Bahasa Indonesia sangat penting untuk dipelajari dalam bidang akademik. Bahasa
Indonesia yang baik adalah penggunaan bahasa yang memperhatikan Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia sebagai acuan atau pedoman dalam berbicara, maupun
dalam menulis.

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa selain


membaca, berbicara, dan menyimak. Sebagai sebuah keterampilan, menulis tidak
bisa didapat secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar dan berlatih.
Kegiatan menulis bukan sekadar menulis, melainkan sebuah kegiatan yang
menggabungkan pengetahuan intelektual dan berpikir logis yang dilanjutkan
dengan pemilihan bahasa yang efektif dan komunikatif untuk diungkapkan dalam
bentuk tulisan. Doyin dan Warigan1 menyatakan bahwa dalam kegiatan menulis,
penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, kosakata, struktur kalimat,
pengembangan paragraf, dan logika berbahasa. Karena itulah, menulis dianggap
sulit daripada keterampilan berbahasa lainnya.

Dewasa ini menulis belum menjadi minat dan kegemaran anak Indonesia.
Padahal, keterampilan menulis sangat penting dikuasai terutama bagi kaum
intelektual. Keterampilan menulis merupakan suatu kepandaian yang sangat
berguna bagi setiap orang. Dengan memiliki kepandaian menulis, seseorang dapat
mengungkapkan berbagai gagasannya untuk dibaca oleh peminat yang luas. Salah
satu kemampuan menulis yang harus dikuasai oleh kaum intelektual adalah menulis
karya ilmiah. Menulis karya ilmiah merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh

1
Doyin dan Warigan. 2009. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah. Semarang :
Universitas Negeri Semarang Press.

4
mahasiswa. Hampir semua mata kuliah memberikan tugas berupa karya ilmiah,
seperti makalah, laporan kegiatan, dan lain-lain. Pemberian tugas karya ilmiah
diberikan oleh semua jurusan di perguruan tinggi.

Mahasiswa merupakan orang yang berada dalam lingkungan masyarakat


ilmiah di perguruan tinggi. Masyarakat ilmiah tersebut dituntut untuk melakukan
suatu kegiatan ilmiah, salah satunya adalah menulis. Hal ini disebabkan karena
keterampilan menulis sangat penting untuk dimiliki mahasiswa sebagai alat dalam
mengomunikasikan gagasan dan pendapatnya ke dalam suatu tulisan yang
bermakna dan bisa dibaca oleh orang lain. Oleh karena itu, kemampuan menulis
dengan baik dan benar merupakan modal penting bagi mahasiswa, baik untuk tugas
akademis maupun di lingkungan masyarakat. Mahasiswa yang mampu menulis
dengan rapi, cermat, runtut, dan mengikuti kaidah bahasa akan lebih mudah dalam
mengerjakan tugas karya ilmiahnya.

Pada hakikatnya karya ilmiah merupakan produk manusia atas dasar


pengetahuan, sikap dan cara berpikir ilmiah pendapat tersebut sesuai dengan
pernyataan Dewanto dkk2 yang mengungkapkan karya ilmiah adalah suatu
karangan yang mengandung ilmu pengetahuan dan kebenaran ilmiah yang
menyajikan fakta dan disusun secara sistematis menurut metode penulisan dengan
menggunakan bahasa ragam ilmiah.

Menurut Arifin3 ada beberapa jenis karya ilmiah yaitu: (1) makalah, (2) skripsi,
(3) kertas kerja, (4) laporan penelitian, (5) tesis, dan (6) disertasi. Dalam penelitian
ini, pengambilan data analisis kesalahan penulisan kata dan kesalahan penggunaan
kalimat, difokuskan pada tulisan karya ilmiah mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Semarang dalam bentuk makalah. Makalah adalah salah satu karya tulis
ilmiah yang sering digunakan dalam dunia pendidikan. Mahasiswa biasanya
diberikan tugas untuk menulis makalah.

2
Dewanto, dkk. 2007. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang : Unnes Press.
3
Arifin, Zaenal. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Lentera Cendikia.

5
Mengutip adalah suatu hal yang tidak bisa kita hindari dalam menulis
sebuah karya ilmiah. Karena, sangat membuang waktu bila sebuah kebenaran yang
telah diselidiki dan dibuktikan oleh seorang ahli dan sudah dimuat secara luas
dalam sebuah buku atau majalah, harus diselidiki kembali oleh seorang penulis
untuk menemukan kesimpulan yang sama. Di samping itu dalam keadaan tertentu
seorang penulis karya ilmiah tidak punya waktu untuk menyelidiki suatu segi kecil
dari tulisannya secara mendalam. Maka, penulis cukup mengutip pendapat yang
dianggapnya benar itu dengan menyebutkan di mana pendapat itu dibaca, sehingga
pembaca dapat mencocokkan kutipan itu dengan sumber aslinya.

Meskipun kutipan atas pendapat seorang ahli diperkenankan, namun kutipan


yang terlampau banyak, dapat menyeret seorang penulis pada tuduhan kalau ia
melakukan plagiat. Penulis harus bisa menahan dirinya untuk tidak terlalu banyak
mempergunakan kutipan supaya karangannya tidak dianggap sebagai suatu
himpunan dari berbagai macam pendapat. Sebaliknya, jika penulis tidak mengutip
sama sekali, akan dipertanyakan apakah seluruh gagasan, informasi, fakta, serta
temuan yang ditulisnya benar merupakan gagasan orisinalnya.

Sebuah karya ilmiah sebaiknya garis besar kerangka karangan, serta


kesimpulan-kesimpulan yang dibuat merupakan pendapat penulis sendiri,
sedangkan kutipan-kutipan hanya berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang
pendapatnya itu. Sebagai mahasiswa, menulis karya ilmiah seperti makalah adalah
sebuah tuntutan untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen. Selain itu
kita juga dilatih untuk membuat makalah yang baik dan benar agar nantinya dalam
memenuhi tugas akhir (skripsi) tidak banyak terjadi kesalahan disana-sini terkait
dengan metodologi penulisannya.

Menulis merupakan salah satu aktivitas yang sering dilakukan oleh banyak
orang, terutama pelajar. Hampir semua siwa maupun mahasiswa, pasti pernah
mendapatkan tugas untuk mengerjakan sebuah makalah. Membuat makalah
menjadi salah satu metode yang sering digunakan dalam penugasan agar siswa
maupun mahasiswa mampu membuat karya ilmiah sesuai kemampuan
akademiknya.

6
Menurut mercubuana.ac.id, kutipan merupakan pernyataan atau keterangan
yang diambil dari teks acuan. Adapun fungsi kutipan sendiri ialah untuk
memperkuat pendapat atau ide yang dikemukakan dalam karya ilmiah. Selain itu,
menulis kutipan pada karya ilmiah dibutuhkan agar terhindar dari plagiarisme.

Plagiarisme merupakan penggunaan kata-kata atau ide dari seorang pengarang


seakan-akan tulisan tersebut berasal dari ide sendiri tanpa menyebutkan sumbernya.
Jika terbukti melakukan plagiarsime, maka seseorang telah melanggar ketentuan
akademis. Oleh karena itu, akademisi harus berpegang teguh terhadap kaidah-
kaidah yang berlaku.

Untuk itu, demi menghindari pelanggaran hak cipta dan dengan


mempertimbangkan etika dalam penulisan karya ilmiah, penulis perlu mengetahui
tentang kaidah-kaidah dalam mengutip. Dalam makalah ini akan dipaparkan
definisi, fungsi kutipan dan prinsip-prinsip mengutip

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan fokus permasalahan yang telah dideskripsikan
di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
“Bagaimana penulisan kutipan yang baik dan benar pada karya tulis Mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Semarang?”

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisis
penulisan kutipan yang baik dan benar pada karya tulis Mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Semarang.

7
BAB II
PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini mencakupi, pengambilan data kuesioner, dan dilengkapi


dengan observasi pada beberapa makalah dan karya tulis yang dibuat mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Semarang. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan dengan cara menyimak percakapan serta observasi dalam berkomunikasi
dengan mahasiswa lain diperoleh data sebagai berikut. Data diperoleh dari hasil
tuturan mahasiswa pada saat berdiskusi maupun saat berkumpul dan
berkomunikasi.

Pengumpulan data, selain dengan cara menyimak langsung komunikasi


mahasiswa pada saat berdiskusi, juga dengan cara mendistribusikan kuesioner yang
diisi oleh 25 responden yang terdiri atas 10 responden laki-laki dan 15 responden
perempuan dengan usia 18-24 tahun. Selain itu, juga dilakukan observasi pada 4
karya tulis ilmiah milik Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Semarang. Berikut
ini adalah analisis atas hasil penelitian penguasaan kalimat efektif pada Mahasiswa
Fakultas Hukum di Universitas Semarang.

2.1 Pengertian Kutipan


Dalam penulisan-penulisan ilmiah −baik penulisan artikel-artikel ilmiah, karya-
karya tulis, maupun penulisan skripsi dan disertasi seringkali dipergunakan
kutipan-kutipan untuk menegaskan isi uraian, atau untuk membuktikan apa yang
dikatakan. Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang,
atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun
majalah-majalah. Selain itu kutipan juga dapat diambil dalam bentuk lisan misal
melalui media elektronika seperti TV, radio, internet, dan lain sebagainya.
Tujuannya sebagai pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mengutip adalah mengambil perkataan
atau kalimat dari buku atau yang lainnya. Mengutip itu berbeda dengan plagiat.
Plagiat adalah mengambil karangan-karangan atau pendapat orang lain dan
menjadikannya seolah-olah karangan atau pendapat tersebut dari diri sendiri.

8
Kutipan ditulis untuk menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian, dan
kejujuran menggunakan sumber penulisan. Kutipan merupakan salah satu hal yang
sangat esensi dalam penulisan karya ilmiah. Dalam penulisan kutipan ada aturan
main yang harus diikuti oleh setiap penulis karya ilmiah tanpa kecuali.
Dengan menggunakan kutipan, seorang penulis tidak perlu membuang waktu
untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain,
penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut.
Menurut Keraf4 kutipan merupakan bagian dari suatu pernyataan maupun
pendapat yang telah terdokumentasi. Kutipan dilakukan apabila penulis sudah
memperoleh sebuah kerangka berpikir yang mantap. Meskipun kutipan dari
seorang ahli itu diperkenankan, bukan berarti bahwa keseluruhan dari tulisan
tersebut terdiri dari kutipan-kutipan. Sebuah kutipan hanya berfungsi sebagai bahan
bukti untuk menunjang pendapat penulis. Kutipan adalah bagian dari pernyataan,
pendapat, buah pikiran, definisi, rumusan,atau hasil penelitian dari penulis lain atau
penulis sendiri yang telah terdokumentasi.Kutipan dilakukan apabila penulis sudah
memperoleh sebuah kerangka berpikir yang mantap. Jika belum, hasilnya akan
merupakan karya “suntingan”, yaitu“suSUN” dan “gunTING”. Menurut Keraf,
walaupun kutipan atas pendapatseorang ahli itu diperkenankan, tidaklah berarti
bahwa keseluruhan sebuah tulisandapat terdiri dari kutipan-kutipan.
Menurut Bernandus, kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari
berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu
bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, dan lain
sebagainya. Menurut Wasty, kutipan adalah ambil alihan konsep atau pendapat
orang lain sebagaimana tertulis dalam karya tulisnya kata demi kata. Kutipan di
samping dimaksudkan sebagai penguat atau pendukung bahasan, juga dapat
berfungsi sebagai upaya penekanan arti penting dari apa yang dikemukakan oleh
penulis yang mengutip itu.
Kutipan adalah proses mengambil perkataan atau kalimat yang bersumber dari
buku maupun karya ilmiah lain. Penulis yang melakukan pengutipan disebut

4
Keraf, Gorys. 2004. Komposisi : Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende : Nua Indah.

9
pengutip, dan secara umum dilakukan oleh semua penulis. Hanya saja tidak sekedar
mengambil perkataan atau kalimat dari sumber yang merupakan referensi
penyusunan karya ilmiah. Melainkan juga ditambahkan keterangan kredit, sehingga
pembaca karya ilmiah tersebut bisa langsung mengetahui sumber
kutipan. Mengambil kutipan dengan mencantumkan kredit adalah langkah yang
tepat, sebab menjadi bentuk penghargaan terhadap penulis sebelumnya. Dimana
sudah menyusun kalimat, data, opini, dan sebagainya dengan sangat teliti.
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang penulis, baik yang
terdapat dalam buku, majalah, koran, dan sumber lainnya, ataupun berasal dari
ucapan seorang tokoh. Kutipan digunakan untuk mendukung argumentasi penulis.
Kutipan juga bisa diambil dari pernyataan lisan dalam sebuah wawancara, ceramah,
ataupun pidato. Namun, kutipan dari pernyataan lisan ini harus dikonfirmasikan
dulu kepada narasumbernya sebelum dicantumkan dalam tulisan5.

2.2 Fungsi Kutipan


Fungsi dari kutipan sendiri adalah sebagai bukti atau juga memperkuat pendapat
penulis. Bedanya dengan jiplakan, bedanya kalau jiplakan mengambil pendapat
orang lain tanpa atau dengan tidak menyebut sumbernya sehingga dianggapnya
pendapat dari dirinya /pemikirannya sendiri. Biasanya kutipan tersebut digunakan
untuk dapat mengemukakan definisi atau juga pengertian istilah/konsep tertentu,
menguraikan suatu rumus ataupun juga formula serta juga mengemukakan
pendirian/pendapat seseorang.Setelah mengerti mengenai apa itu pengertian
Kutipan, tidak lengkap rasa kalau tidak mengetahui apa tujuan dari sebuah kutipan
ini.
1. Menjadi landasan teori
Mengambil kutipan sesuai dengan cara menulis kutipan yang benar
berfungsi sebagai landasan teori. Hal ini khusus ditujukan untuk
penyusunan karya ilmiah yang terdapat bab khusus berisi landasan
teori. Secara umum landasan teori ini akan mencantumkan berbagai hasil

5
Sohibrama. 2010. Penulisan Kutipan dan Catatan Kaki. Jakarta : Press.

10
penelitian, opini, pendapat, hasil survei, dan sebagainya dari seorang ahli.
Umumnya sudah dalam bentuk buku atau laporan seperti jurnal
ilmiah. Sehingga penelitian yang dilakukan nantinya disesuaikan landasan
teori yang disusun. Jika landasan teorinya berasal dari referensi yang
kredibel, maka penelitiannya pun terbilang kredibel sekaligus logis.
2. Penguat pendapat penulis
Kutipan dari sumber referensi juga membantu menguatkan pendapat
penulis. Sebab pada saat menyusun suatu laporan penelitian, maka akan
mencantumkan pendapat penulis. Pendapat ini bisa diambil atau
disimpulkan dari pengamatan dan hasil penelitian terbaru yang dilakukan.
Namun karena masih berupa pendapat dan belum terbukti, maka untuk
menyatakan keabsahan dari pendapat tersebut dibutuhkan pendapat dan
hasil penelitian para ahli yang sudah dipublikasikan. Disinilah kegiatan
mengutip dilakukan, agar pendapat dari penulis tidak hanya dianggap
pendapat tanpa dasar. Melainkan sudah terbukti, dan bahkan dibuktikan
oleh penelitian sebelumnya.
3. Bahan bukti penunjang
Kutipan bisa dalam bentuk opini dan bisa pula dalam bentuk data suatu
survei dan penelitian. Sehingga menerapkan cara menulis kutipan
membantu menyediakan bukti penunjang dari hasil penelitian maupun opini
yang dicantumkan dalam karya tulis.
4. Menjelaskan suatu uraian
Kutipan juga bisa digunakan untuk membantu menjelaskan suatu uraian,
ketika dicantumkan dalam bentuk kutipan maka akan lebih terpercaya.
Sebab penjelasan tersebut sudah dibuktikan oleh ahlinya yang menjadi
sumber kutipan tadi. Tidak heran jika karya tulis ilmiah maupun non ilmiah
selalu berusaha menambahkan kutipan. Yakni dengan maksud menguatkan
pendapat dan juga menjelaskan suatu uraian secara lebih mendalam.
Sehingga pembaca mendapatkan pemahaman yang maksimal.

11
Sedangkan fungsi utama kutipan dalam karya ilmiah adalah menegaskan isi
uraian atau membuktikan kebenaran yang diajukan oleh penulis berdasarkan bukti-
bukti yang diperoleh dari literatur, pendapat seseorang atau pakar, bahkan
pengalaman empiris. Peletakan kutipan dilakukan dalam dua cara yakni, pada teks
atau menjadi bagian catatan kaki. Peletakan pada catatan akhir (endnote) umumnya
dilakukan andaikata penulis tidak menginginkan adanya penjelasan yang akan
mengganggu keruntutan uraian pada teks.

Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :

1. Menunjukkan kualitas ilmiah yang lebih tinggi


2. Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat
3. Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana
4. Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan
5. Mencegah pengulangan penulisan data pustaka
6. Meningkatkan estetika penulisan
7. Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan
penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka

2.3 Prinsip Mengutip


Dalam mengutip sebuah tulisan karya ilmiah, ternyata terdapat aturan yang
berlaku. Sehingga kita tidak bisa asal comot dan meletakkan di badan tulisan.
Berikut adalah prinsip mengutip yang perlu Anda perhatikan sebelum menulis
kutipan.

1. Jangan mengadakan perubahan


Pada waktu mengadakan kutipan langsung, pengarang tidak boleh mengubah
kata-kata atau teknik dari teks aslinya. Apabila pengarang menganggap perlu
mengadakan perubahan tekniknya maka ia harus menyatakan atau memberi
keterangan yang jelas bahwa telah dilakukan perubahan tertentu. Misalnya,
dalam naskah aslinya tidak ada kalimat atau bagian kalimat yang diletakkan
dalam huruf miring (kursif) atau digaris bawahi, tetapi oleh pertimbangan
penulis, kata-kata atau bagian kalimat tertentu itu diberi huruf tebal, huruf

12
miring, atau direnggangkan. Pertimbangan untuk mengubah teknik itu dapat
bermacam-macam, yaitu memberi aksentuasi (tekanan), contoh, pertentangan,
dan sebagainya. Dalam hal demikian, penulis harus memberi keterangan dalam
tanda kurung segi empat [ . . . ]. Hal itu akan bermakna bahwa perubahan itu
dibuat sendiri oleh penulis, dan tidak ada dalam teks aslinya. Keterangan dalam
tanda kurung segi empat itu, misalnya akan berbunyi sebagai berikut, huruf
miring dari saya penulis.
2. Bila ada kesalahan
Kegiatan penulisan yang melibatkan proses mengutip, apabila terdapat
kesalahan atau keganjilan, entah dalam masalah ketatabahasaan atau persoalan
lainnya dalam naskah yang akan dikutip, penulis tidak boleh langsung
memperbaiki kesalahan itu. Penulis hanya mengutip sebagaimana adanya.
Demikian pula halnya kalau penulis tidak setuju dengan suatu bagian dari
kutipan itu. Dalam hal ini penulis tidak boleh melakukan perubahan terhadap
naskah atau kalimat yang dikutip harus Kegiatan penulisan yang melibatkan
proses mengutip, apabila terdapat kesalahan atau keganjilan, entah dalam
masalah ketatabahasaan atau persoalan lainnya dalam naskah yang akan dikutip,
penulis tidak boleh langsung memperbaiki kesalahan itu. Penulis hanya
mengutip sebagaimana adanya. Demikian pula halnya kalau penulis tidak setuju
dengan suatu bagian dari kutipan itu. Dalam hal ini penulis tidak boleh
melakukan perubahan terhadap naskah atau kalimat yang dikutip harus sama
persis.
Perbaikan dapat dilakukan terhadap kutipan dengan ketentuan, hanya penulis
diperkenankan mengadakan perbaikan atau catatan terhadap kesalahan tersebut.
Perbaikan atau catatan itu dapat ditempatkan sebagai catatan kaki, atau dapat
pula ditempatkan dalam tanda kurung segi empat, contoh [ . . . ], seperti halnya
dengan perubahan teknik yang telah dikemukakan. Catatan dalam tanda kurung
segi empat itu langsung ditempatkan di belakang kata atau unsur yang hendak
diperbaiki, diberi catatan, atau yang disetujui. Misalnya, kalau kita tidak setuju
dengan bagian itu maka biasanya diberi catatan singkat, contoh [sic]. Kata Sic !
Yang ditempatkan dalam tanda kurung segi empat menunjukkan bahwa penulis

13
tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu, penulis sekedar mengutip sesuai
dengan apa yang terdapat dalam naskah aslinya6.
Contoh :
“Demikian juga dengan data bahasa yang lain dalam karya tulis ini selalu
berusaha mencari bentuk kata yang mengandung makan [sic] sentral distribusi
yang terbanyak sebagai bahan dari daftar Swadesh”.
Kata makan dalam kutipan di atas sebenarnya salah cetak, seharusnya makna.
Namun, dalam kutipan, penulis tidak boleh langsung memperbaiki kesalahan itu.
Ia harus memberi catatan bahwa ada kesalahan dan ia sekedar mengutip sesuai
aslinya. Untuk karya ilmiah, penggunaan sic dalam tanda kurung segi empat
yang ditempatkan langsung di belakang kata atau bagian yang bersangkutan,
dianggap lebih tepat.
3. Menghilangkan bagian kutipan
Dalam kutipan diperkenankan juga menghilangkan bagian tertentu dengan
syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak boleh mengakibatkan perubahan
makna aslinya atau makna keseluruhannya. Penghilangan bagian itu, apakah di
awal atau di tengah kutipan biasanya dinyatakan dengan mempergunakan tiga
titik spasi atau dalam kaidah bahasa Indonesia disebut tanda elipsis, contoh (...),
jika unsur yang dihilangkan itu terdapat pada akhir sebuah kalimat, ketiga titik
berspasi itu ditambah sesudah titik untuk mengakhiri kalimat itu. Bila bagian
yang dihilangkan itu terdiri atas satu alinea atau lebih, biasanya dinyatakan
dengan titik berspasi sepanjang satu baris halaman. Bila ada tanda kutip, titik-
titik itu – baik pada awal maupun pada akhir kutipan- Dalam kutipan
diperkenankan juga menghilangkan bagian tertentu dengan syarat bahwa
penghilangan bagian itu tidak boleh mengakibatkan perubahan makna aslinya
atau makna keseluruhannya. Penghilangan bagian itu, apakah di awal atau di
tengah kutipan biasanya dinyatakan dengan mempergunakan tiga titik spasi atau
dalam kaidah bahasa Indonesia disebut tanda elipsis, contoh ( . . . ), jika unsur
yang dihilangkan itu terdapat pada akhir sebuah kalimat, ketiga titik berspasi itu

6
Keraf, Gorys. 1985. Argumentasi dan Narasi. Ende : Nusa Indah.

14
ditambah sesudah titik untuk mengakhiri kalimat itu. Bila bagian yang
dihilangkan itu terdiri atas satu alinea atau lebih, biasanya dinyatakan dengan
titik berspasi sepanjang satu baris halaman. Bila ada tanda kutip, titik-titik itu –
baik pada awal maupun pada akhir kutipan-
Contoh bagian kalimat yang dihilangkan,
Naskah Asli :
Demikian pula nilai sosial kata harus sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku
dalam masyarakat, antara lain apakah ada kata-kata yang tabu, sakral, atau yang
berkonotasi lain.
Kutipan :
“Demikian pula nilai sosial kata harus sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku
dalam masyarakat, . . . ”.
Contoh bagian alinea yang dihilangkan,
Naskah asli :
Kaidah sosial berhubungan erat dengan persyaratan kesesuaianpemilihan kata.
Kata yang digunakan harus sesuai dengan kesempatan atau situasi yang
dimasuki. Pada situasi resmi (formal) digunakan kata- kata baku, sedangkan
pada situasi tidak resmi (nonformal) dapat digunakan kata-kata nonbaku. Situasi
masyarakat pendengar dan pembaca yang menjadi sasaran harus diperhatikan,
baik umurnya, golongannya, maupun pendidikannya.
Kutipan :
“Kaidah sosial berhubungan erat dengan persyaratan kesesuaian pemilihan kata.
Kata yang digunakan harus sesuai dengan kesempatan atau situasi yang
dimasuki . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .”

2.4 Jenis-Jenis Kutipan.


Secara garis besar terdapat dua model pengutipan dalam penulisan karya tulis
ilmiah, baik dalam bentuk buku maupun bentuk lain yang dipublikasikan ataupun
tidak dipublikasikan, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.

1. Kutipan Langsung

15
Kutipan langsung ialah kutipan yang diambil dari pendapat seseorang, para
ahli, pakar, pengarang, dan sebagainya, secara langsung (apa adanya) baik
mengenai kata, kalimat dan ejaanya tanpa menambahkan dan mengurangi
sedikitpun. Sumbernya bisa berupa teks maupun wawancara. Kutipan langsung
dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu kutipan langsung pendek dan
kutipan langsung panjang. Apabila penulis mengambil pendapat orang lain
secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat, sesuai teks asli, tidak
mengadakan perubahan sama sekali. Dengan kata lain kutipan langsung adalah
pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap atau persis kata demi kata,
kalimat demi kalimat dari sumber teks asli. Kutipan langsung terdiri dari kutipan
langsung pendek dan kutipan langsung panjang. Cara penulisannya sebagai
berikut :

a. Kutipan langsung pendek adalah kutipan langsung yang terdiri dari tiga
baris atau kurang dari baris ketikan:
• Diketik seperti ketikan teks.
• Diawali dan diakhiri dengan tanda petik (“ “).
• Jarak antar baris kutipan dua spasi.
• Sesudah kutipan selesai, diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke
atas, atau langsung ditulis di belakang yang dikutip dalam
tandakurungditulis sumber dari mana kutipan itu diambil, dengan menulis
nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor
halaman tempat kutipan itu diambil (Penulis, Tahun:Halaman).
b. Kutipan langsung panjang adalah kutipan langsung yang panjangnya lebih
dari empat baris (empat baris ke atas) :
• Jarak antar baris kutipan satu spasi.
• Dimulai 5-7 ketukan dari batas tepi kiri sesuai dengan alinea teks pengarang
atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama
kutipandimasukkan lagi 5-7 ketukan.
• Kutipan dipisahkan dari teks sejarak 2.5 spasi.
• Sumber rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan.

16
• Apabila pengutip memandang perlu untuk menghilangkan beberapa bagian
kalimat,pada bagian itu diberi titik sebanyak tiga buah.
• Di belakang kutipan diberi sumber kutipan.
• Kutipan diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip.
• Bila pengutip ingin menghilangkan satu kalimat atau lebih, maka pada
bagian yang dihilangkan tersebut diganti dengan titik-titik sepanjang satu
baris.
• Apabila pengutip ingin memberi penjelasan atau menggarisbawahi bagian
yang dianggap penting, pengutip harus memberikan keterangan. Keterangan
tersebut berada diantara tanda kurung, misalnya: (garis bawah oleh
pengutip). Apabila penulis menganggap bahwa ada satu kesalahan dalam
kutipan, dapat dinyatakan dengan menuliskan symbol (sic!) langsung
setelah kesalahan tersebut.

Kutipan langsung ditampilkan untuk mengemukakan konsep atau informasi


sebagai data. Titik-titik sepanjang satu baris menandai penghilangan sebuah
kalimat, titik-titik sebanyak tiga menandai penghilangan kata, dan (sic!) menandai
adanya kesalahan dalam kalimat. Contoh kutipan langsung:
Anderson and Clancy7 memberi pengertian biaya adalah sebagai berikut: “Cost is
an exchange price, or a sacrifice made obtain a benefit”. Dalam pendapat tersebut
Anderson dan Clancy menyatakan bahwa biaya adalah nilai tukar atau suatu
pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu keuntungan.
2. Kutipan Tidak Langsung
Penulis menggunakan kalimat-kalimat yang disusunnya sendiri (hanya
mengambil pokok pikiran/inti sari dari sumber yang dikutip) untuk dinyatakan
kembali dengan kalimat yang disusun oleh pengutip menjadi ikhtisar atau intisari
berdasarkan apa yang dikutipnya. Adapun cara peraturan dalam pembuatannya
adalah sebagai berikut:

7
Andersone and Clancy.1991. Cost Accounting. Boston : Homewood.

17
• Kalimat-kalimat yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan spasi
rangkap sebagaimana teks biasa.
• Semua kutipan harus dirujuk.
• Kutipan di integrasikan dengan teks.
• Kutipan tidak diapit tanda kutip.
• Sumber rujukan dapat ditulis sebelum atau sesudah kalimat-kalimat yang
mengandung kutipan.
• Apabila ditulis sebelum teks kutipan, nama akhir sebagaimana tercantum
dalam daftar pustaka masuk ke dalam teks, diikuti dengan tahun terbitan
diantara tanda kurung.
• Apabila ditulis sesudah teks kutipan, rujukan ditulis di antara tanda kurung,
dimulai dengan nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka,
titik dua, dan diakhiri dengan tahun terbitan.

Contoh kutipan tidak langsung:


Anderson and Clancy (1991:12) Dalam pendapat tersebut Anderson dan Clancy
menyatakan bahwa biaya adalah nilai tukar atau suatu pengorbanan untuk
mendapatkan sesuatu keuntungan atau “Cost is an exchange price, or a sacrifice
made obtain a benefit”.
Kutipan tidak langsung terdiri dari kutipan tidak langsung pendek dan kutipan tidak
langsung panjang. Adapun cara penulisannya adalah :
• Kutipan tidak langsung pendek adalah kutipan tidak langsung yang terdiri dari
tiga atau kurang.
• Kutipan tidak langsung panjang adalah kutipan tidak langsung yang panjangnya
lebih dari tiga baris (empat baris ke atas)
Cara menyadur kutipan tidak langsung ada dua macam :
1. Meringkas , yaitu menyajikan suatu karangan atau bagian karangan yang
panjang dalam bentuk ringkas. Meringkas bertujuan untuk mengembangkan
ekspresi penulisan , menghemat kata, memudahkan pemahaman naskah asli dan
memperkuat pembuktian.
Contoh :

18
.............
Argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan
pembaca agar yakin akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang
dikatakan penulis (Keraf,1983:3).
.............

2. Cara ikhtisar, yaitu menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk
ringkas, bertolak dari naskah asli, tetapi tidak mempertahankan urutan,tidak
menyajikan keseluruhan isi, langsung kepada inti bahasan yang terkait dengan
masalah yang hendak dipecahkan.
Contoh :
..............
Seperti dikatakan oleh Keraf (1983:3) bahwa argumentasi pada dasarnya tulisan
yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat
penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis.
...............
2.5 Penggunaan Kutipan pada Katya Tulis Mahasiswa Fakultas Hukum
Univeristas Semarang
Dari beberapa mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Semarang masih mengalami
kesalahan dalam menulis kutipan. Berikut beberapa kesalahan yang sering dialami
oleh mahasiswa Fakultas Hukum dalam menulis kutipan :

a. Jarak spasi pada kutipan


Sering kali mahasiswa masih salah dalam menuliskan kalimat kutipan yaitu
pada pengaturan jarak spasi serta pengaturan dengan teks sebelumnya.
Contoh :
“Hukum pidana adalah dari hukum positif yang berlaku disuatu negara
dengan memperhatikan waktu, tempat dan bagian penduduk yang memuat
dasar-dasar dan ketentuan-ketentuan mengenai tindakan larangan atau
tindakan kekerasan dan kepada pelanggarnya diancam dengan pidana.”

19
Jarak spasi pada kutipan tersebut salah. Berikut adalah kutipan yang benar
:
“Hukum pidana adalah dari hukum positif yang berlaku disuatu negara
dengan memperhatikan waktu, tempat dan bagian penduduk yang memuat
dasar-dasar dan ketentuan-ketentuan mengenai tindakan larangan atau
tindakan kekerasan dan kepada pelanggarnya diancam dengan pidana.
Menentukan pula bagaimana dalam hal apa pelaku pelanggaran tersebut
dipertanggungjawabkan serta kententuan-ketentuan mengenai hal dan cara
penyelidik, penuntutan, penjatuhan pidana dan pelaksanaan pidana demi
tegaknya hukum yang bertitik berat kepada keadilan. Perumusan hukum
pidana mencakup juga hukum pidana adat, yang bertujuan mengadakan
keseimbangan diantara berbagai kepentingan atau keadilan.”

Jarak spasi antar kutipan harus lebih kecil dibandingkan dengan teks.
b. Pengaturan pengintegrasian dengan kutipan sebelumnya
Banyak mahasiswa yang bingung akan hal ini karena kutipan dengan kata
kurang dari 40, maka harus diintegrasikan dengan kalimat sebelumnya.
Contoh :
Menurut Sianturi hukum pidana adalah :
“Hukum pidana adalah dari hukum positif yang berlaku disuatu negara
dengan memperhatikan waktu, tempat dan bagian penduduk yang memuat
dasar-dasar dan ketentuan-ketentuan mengenai tindakan larangan atau
tindakan kekerasan dan kepada pelanggarnya diancam dengan pidana”

Berikut adalah pembetulan dari kutipan di atas :


Menurut Sianturi hukum pidana adalah “Hukum pidana adalah dari hukum
positif yang berlaku disuatu negara dengan memperhatikan waktu, tempat
dan bagian penduduk yang memuat dasar-dasar dan ketentuan-ketentuan
mengenai tindakan larangan atau tindakan kekerasan dan kepada
pelanggarnya diancam dengan pidana”.

2.5.1 Analisis Hasil Kuesioner


Responden penelitian ini adalah para mahasiswa yang berada di Fakultas
Hukum Universitas Semarang yang berjumlah 25 orang yang terdiri atas mahasiswa
laki-laki 10 orang dan mahasiswa perempuan 15 orang dengan profil responden
sebagai berikut :

20
Tabel 1 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan

No Pernyataan Sangat Tidak Setuju Sangat


Tidak Setuju Setuju
Setuju
Σ % Σ % Σ % Σ %

1 Saya menggunakan kutipan 0 0% 9 36% 12 48% 4 16%


untuk menggunakan tulisan
orang lain
2 Saya dapat membuat kutipan 0 0% 7 28% 15 60% 3 12%
dengan baik dan benar
3 Saya jarang membuat 0 0% 9 36% 9 36% 7 28%
kesalahan dalam penulisan
kutipan
4 Saya menggunakan kutipan 0 0% 5 20% 6 24% 14 56%
untuk mecegah adanya
plagiarisme
5 Saya dapat mengidentifikasi 0 0% 4 16% 16 64% 5 20%
jenis-jenis kutipan yang akan
saya gunakan
6 Saya menggunakan mendeley 0 0% 5 20% 15 60% 5 20%
atau reference pada miscrosoft
word untuk menuliskan
sumber kutipan
7 Saya dapat menjelaskan 0 0% 8 32% 12 48% 5 20%
tentang kesalahan pada
penulisan kutipan
8 Saya dapat mengidentifikasi 0 0% 9 36% 11 44% 5 20%
kesalahan pada penulisan
kutipan
9 Saya selalu menggunakan 0 0% 4 16% 10 40% 11 44%
kutipan untuk menyisipkan
pikiran/gagasan dari orang lain
10 Saya selalu mengutip dengan 0 0% 9 36% 9 36% 7 28%
apa adanya sesuai dengan
tulisan dari karya yang telah
orang lain tulis

Berdasarkan tabel 2, yaitu tanggapan responden terhadap 10 butir pertanyaan


tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut :

21
1. Tanggapan responden terhadap pertanyaan pertama diperoleh jawaban
paling besar persentasenya, yaitu setuju sebanyak 48%. diikuti dengan tidak
setuju sebanyak 36%. Artinya bahwa masih banyak mahasiswa yang tidak
menggunakan kutipan untuk menulis tulisan karya orang lain.
2. Tanggapan responden terhadap pernyataan kedua diperoleh jawaban paling
besar persentasenya, yaitu sangat setuju sebanyak 60%. diikuti dengan tidak
setuju sebanyak 28%. Artinya bahwa sebagian besar mahasiswa setuju
bahwa mereka dapat membuat kutipan dengan baik dan benar.
3. Tanggapan responden terhadap pernyataan ketiga diperoleh jawaban paling
besar persentasenya, yaitu setuju sebanyak 36%, tidak setuju 36%s. diikuti
dengan angat setuju sebanyak 28% Artinya bahwa sebagian besar
mahasiswa sebagian mahasiswa masih membuat kesalahan dalam penulisan
kutipan.
4. Tanggapan responden terhadap pernyataan keempat diperoleh jawaban
paling besar persentasenya, yaitu sangat setuju sebanyak 56%. diikuti
dengan setuju sebanyak 24%. Artinya bahwa sebagian besar mahasiswa
sangat setuju penggunaan kutipan dapat mencegah terjadinya plagiarisme.
5. Tanggapan responden terhadap pernyataan kelima diperoleh jawaban paling
besar persentasenya, yaitu setuju sebanyak 64%. diikuti dengan setuju
sebanyak 20%. Artinya bahwa sebagian besar mahasiswa setuju bahwa
mereka dapat mengidentifikasi jenis-jenis kutipan yang akan digunakan
dalam karya tulis.
6. Tanggapan responden terhadap pernyataan keenam diperoleh jawaban
paling besar persentasenya, yaitu setuju sebanyak 60%. diikuti dengan
sangat setuju sebanyak 20%. Artinya bahwa sebagian besar mahasiswa
setuju bahwa menggunakan mendeley atau reference dalam Microsoft Word
membantu mereka dalam meuliskan sumber kutipan.
7. Tanggapan responden terhadap pernyataan ketujuh diperoleh jawaban
paling besar persentasenya, yaitu setuju sebanyak 48%. diikuti dengan tidak
setuju sebanyak 32%. Artinya bahwa sebagian masih ada mahasiswa yang
tidak dapat menjelaskan kesalahan pada penulisan kutipan.

22
8. Tanggapan responden terhadap pernyataan kedelapan diperoleh jawaban
paling besar persentasenya, yaitu setuju sebanyak 44%. diikuti dengan tidak
setuju sebanyak 36%. Artinya bahwa terdapat beberapa mahasiswa yang
tidak dapat mengidentifikasi kesalahan pada penulisan kutipan.
9. Tanggapan responden terhadap pernyataan kesembilan diperoleh jawaban
paling besar persentasenya, yaitu sangat setuju sebanyak 44%. diikuti
dengan setuju sebanyak 40%. Artinya bahwa sebagian besar mahasiswa
sangat setuju bahwa mereka menggunakan kutipan untuk menyisipkan
pikiran atau ide orang lain.
10. Tanggapan responden terhadap pernyataan kesepuluh diperoleh jawaban
paling besar persentasenya, yaitu sangat setuju sebanyak 36%. diikuti
dengan tidak setuju sebanyak 36%. Artinya bahwa sebagian sebgian
mahasiswa masih tidak mengetahui cara mengutip sehingga masih banyak
tulisan yang di rubah dari aslinya.
Tabel 2 Simpulan Jawaban dari Responden

Presentase Jawaban
No Pernyataan Simpulan
Sangat
Setuju
Setuju
Saya menggunakan kutipan Mahasiswa dapat
1 untuk menggunakan tulisan 48% 16% menjelaskan jenis tulisan
orang lain dengan membaca
Mahasiswa mampu
Saya dapat membuat
mengidentifikasi jenis
2 kutipan dengan baik dan 60% 12%
tulisa berdasarkan fungsi
benar nya
Mahasiswa
Saya jarang membuat menggunakan jenis
3 kesalahan dalam penulisan 36% 28% tulisan narasi untuk
kutipan menceritakan sebuah
kejadian
Saya menggunakan kutipan Mahasiswa dapat
4 untuk mecegah adanya 24% 56% mengutarakan pendapat
plagiarisme dengan tepat
Saya dapat Mahasiswa dapat
mengidentifikasi jenis-jenis membuat tulisan
5 64% 20%
kutipan yang akan saya eksposisi dalam bentuk
gunakan makalah atau esai

23
Presentase Jawaban
No Pernyataan Simpulan
Sangat
Setuju
Setuju
Saya menggunakan
mendeley atau reference Mahasiswa sering
6 pada miscrosoft word 60% 20% membuat tulisan pada
untuk menuliskan sumber saat mengerjakan tugas
kutipan
Mahasiswa telah
Saya dapat menjelaskan
memahami jenis tulisan
7 tentang kesalahan pada 48% 20%
untuk mempermudah
penulisan kutipan dalam menulis
Mahsiswa
Saya dapat menyampaikan perasaan
8 mengidentifikasi kesalahan 44% 20% yang tidak dapat
pada penulisan kutipan dikatakan dengan
menulis
Saya selalu menggunakan Mahasiswa dapat
kutipan untuk menyisipkan membuat jenus-jenis
9 40% 44%
pikiran/gagasan dari orang tulisan sesuai dengan
lain tujuan dan fungsi tulisan
Saya selalu mengutip
dengan apa adanya sesuai Mahasiswa mampu
10 36% 28%
dengan tulisan dari karya membuat tulisan ilmiah
yang telah orang lain tulis

Berdasarkan hasil analisis atas kuesioner dari responden disimpulkan bahwa


mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Semarang masih terdapat kesalahan pada
penulisan kutipan pada Karya Tulis yang dibuat.

2.5.2 Analisis Hasil Wawancara


Wawancara dilakukan dengan dua orang responden untuk menggali
kebenaran informasi tentang penulisan kutipan di karya tulis pada Mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Semarang. Responden adalah mahasiswa Universitas
Semarang Fakultas Hukum pada semester 1 dan 2. Pertanyaan yang diberikan oleh
peneliti terkait dengan penulisan kutipan pada karya tulis atau makalah yang dibuat.
Jawaban dari responden adalah bahwa kebanyakan mahasiswa banyak mahasiswa
yang telah menggunakan kutipan dalam penulisan karya tulis mereka. Mereka
menggunakan kutipan langsung maupun tidak langsung.

24
Namun masih terdapat kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa Fakultas
Hukum Universitas Semarang. Mereka masih belum memahami sepenuhnya
tentang aturan-aturan dalam mengutip. Masih banyak yang hanya meng-copy
tulisan secara sembarang. Hal ini dapat menimbulkan plagiarisme. Sehingga
mahasiswa masih perlu banyak belajar tentang bagaimana cara mengutip yang baik
dan benar.

25
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kutipan ditulis untuk menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian, dan
kejujuran menggunakan sumber penulisan. Kutipan merupakan salah satu hal yang
sangat esensi dalam penulisan karya ilmiah. Dalam penulisan kutipan ada aturan
main yang harus diikuti oleh setiap penulis karya ilmiah tanpa kecuali.Dengan
menggunakan kutipan, seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk
menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain,
penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut..
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Semarang telah menggunakan
kutipan dalam penulisan karya tulis mereka. Mereka menggunakan kutipan
langsung maupun tidak langsung. Namun masih terdapat kesalahan yang dibuat
oleh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Semarang. Mereka masih belum
memahami sepenuhnya tentang aturan-aturan dalam mengutip. Masih banyak yang
hanya meng-copy tulisan secara sembarang. Hal ini dapat menimbulkan
plagiarisme. Sehingga mahasiswa masih perlu banyak belajar tentang bagaimana
cara mengutip yang baik dan benar.

3.2 Saran
Untuk menghindari plagiarisme maka diperlukan kemampuan untuk mengutip
karya tulis orang lain. Sehingga mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Semarang
perlu diberi banyak pengetahuan tentang bagaimana cara mengutip yang baik dan
benar. Selain itu perlu juga untuk berlarih memanfaatkan item reference pada
Microsoft Word untuk menuliskan sumber kutipan sehingga mempermudah
mahasiswa untuk membuat catatan kaki.

26
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Lentera Cendikia.


Dewanto. (2007). Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: Unnes Press.
Keraf, G. (2004). Komposisi : Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende: Nusa
Indah.
Sohibrama. (2010). Penulisan Kutipan dan Catatan Kaki. Jakarta: Press.
Wagiran, D. d. (2009). Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah.
Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.

27

Anda mungkin juga menyukai