Disusun Oleh:
KELOMPOK VI
Hardianti .S (1916042003)
Hariani (1916042005)
PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2019/2020
Kata Pengantar
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga kami pada
akhirnya bisa menyelesaikan Makalah ini.
Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada bapak Prof. Dr. Anshari, M.Hum. yang
selalu memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga Makalah Menulis Akademik ini
dapat disusun dengan baik.
Semoga makalah yang telah kami susun ini turut memperkaya khazanah ilmu serta
bisa menambah pengetahuan dan pengalaman para pembaca.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
ii
Daftar Isi
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paradigma mahasiswa sebagai insan yang cendekia dapat dilihat dari hasil-hasil
karya tulisnya. Kemampuan mahasiswa menulis akademik merupakan tolak ukur
kemapanan bernalar yang dimiliki mahasiswa tersebut. Untuk menulis akademik,
dibutuhkan daya nalar dan kemampuan analisis terhadap sesuatu yang terjadi atau sedang
berkembang. Dalam hal ini, menulis akademik dikaitkan dengan pengembangan
kepribadian mahasiswa.
Pengembangan kemahiran menulis akademik memliki peran penting dalam
pengembangan kepribadian mahasiswa sebagai insan Indonesia yang terpelajar. Terkait
dengan hal tersebut, mahasiswa seyogyanya mendapatkan kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan menulis dalam berbagai kegiatan yang mendukung, seperti
pelatihan-pelatihan jurnalistik, proses pengembangan penalaran, penyusunan karya
ilmiah, dan sejenisnya.
Menuis akademik bukanlah pekerjaan yang sulit. Akan tetapi, bukan pekerjaan
yang mudah. Ketika memulai menulis ilmiah, seorang penulis tidak perlu menunggu
menjadi penulis yang terampil. Diperlukan keberanian memulai meskipun belum
terampil. Apabila dilakukan secara terus-menerus dengan tingkat frekuensi yang tinggi,
bukan sesuatu yang berlebihan apabila nantinya dapat menjadi penulis yang terampil.
Tidak ada waktu yang tidak tepat untuk memulai menulis, artinya, kapanpun dan
dimanapun seorang mahasiswa dapat melakukan kegiatan menulis. Ketakutan akan
kegagalan bukanlah penyebab yang harus dipertahankan. Sebaliknya, kegagalan dijadikan
landasan untuk menuju ke arah perbaikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan menulis akademik?
2. Bagaimanakah ciri-ciri penulisan akademik?
3. Bagaimanakah langkah-langkah penulisan akademik?
4. Apa saja jenis-jenis menulis akademik?
5. Apa saja kesalahan umum yang terjadi saat menulis akademik?
1
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian menulis akademik
2. Mengetahui ciri-ciri penulisan akademik
3. Mengetahui langkah-langkah penulisan akademik
4. Mengetahui jenis-jenis menulis akademik
5. Mengetahui kesalahan umum yang terjadi saat menulis akademik
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian menulis akademik
2. Dapat mengetahui ciri-ciri penulisan akademik
3. Dapat mengetahui langkah-langkah penulisan akademik
4. Dapat mengetahui jenis-jenis menulis akademik
5. Dapat mengetahui kesalahan umum yang terjadi saat menulis akademik
2
BAB II
PEMBAHASAN
Proses yang disebut sebagai kaidah ilmiah dapat disusun seperti berikut:
1. Pengumpulan data dan fakta
2. Pengamatan data dan fakta
3. Pemilihan data dan fakta
4. Penggolongan data dan fakta
5. Penafsiran data dan fakta
6. Kesimpulan umum
7. Perumusan hipotesis
8. Pengujian terhadap hipotesis melalui kajian dan percobaan empiris
9. Penilaian, menerima atau menolak atau menambah, ataupun merubah hipotesis
10. Perumusan teori ilmu pengetahuan
11. Perumusan dalil atau hukum ilmu pengetahuan
3
B. Ciri-Ciri Penulisan Akademik
1. Reproduktif
Artinya ditulis oleh peneliti atau penulis harus diterima dan dimaknai oleh
pembacanya sesuai dengan makna yang ingin disampaikan. Pembaca harus bisa
langsung memahami konten dari karya ilmiah.
2. Tidak Ambigu
Ciri ini ada kaitannya dengan reproduktif. Sebuah tulisan akademik harus
memberikan pemahaman secara detail dan tidak dikemas dengan bahasa yang
membingungkan. Dengan begitu, maksud dari tulisan itu bisa langsung diterima oleh
pembacanya.
3. Tidak Emotif
Artinya, tulisan akademik ditulis tidak melibatkan aspek perasaan dari
penulisnya. Sebab, karya tulis akademik harus memaparkan fakta yang didapatkan
dari hasil analisis penelitian, bukan dari perasaan subjektif dari penulisnya.
4. Menggunakan Bahasa Baku
Menggunakan bahasa baku agar mudah dipahami. Penggunaan bahasa baku
itu meliputi setiap aspek penulisannya. Mulai dari penulisan sumber, teori, hingga
penulisan kesimpulan. Ketidakbakuan pada tulisan hanya akan membuat pembacanya
bingung dan apa yang ingin disampaikan dalam tulisan tidak dipahami pembaca.
5. Menggunakan Kaidah Keilmuan
Penulisan akademik harus menggunakan kaidah keilmuan atau istilah-istilah
akademik dari bidang penelitian si penulis. Hal itu bertujuan untuk menunjukkan
bahwa peneliti atau penulisnya memiliki kapabilitas pada bidang kajian yang dibahas
dalam tulisan akademik Penggunaan kaidah atau istilah ilmiah itu juga menjadi
takaran seberapa ahli peneliti pada bidang keilmuannya.
6. Bersifat Dekoratif dan Rasional
Artinya penulis harus menggunakan istilah atau kata yang memiliki satu
makna. Rasional artinya penulis harus menonjolkan keruntutan pikiran yang logis dan
kecermatan penelitian. Kedua hal itu penting karena tulisan akademik harus bisa
menyampaikan maksud dari penelitian yang dilakukan oleh penulis tanpa
membingungkan.
7. Terdapat Kohesi
Artinya tulisan akademik harus memiliki kesinambungan antar bagian dan
babnya dan bersifat straight forward maksudnya ialah tidak bertele-tele atau tepat
4
sasaran. Sebuah karya ilmiah (tulisan akademik) setiap bagian atau babnya harus
memiliki alur logika yang saling bersambung. Selain itu, penyampaiannya harus tepat
sasaran dengan apa yang ingin disampaikan.
8. Bersifat Objektif
Tulisan akademik harus bersifat objektif yakni menunjukkan fakta-fakta dan
data-data dari hasil analisisnya. Jadi, tidak memiliki kecondongan subjektifitas.
9. Menggunakan Kalimat Efektif
Penulisan harus menggunakan kalimat efektif. Ciri ini berkaitan dengan semua
ciri sebelumnya. Tujuan penggunaan kalimat dalam tulisan akademik agar pembaca
tidak dipusingkan dengan penggunaan kalimat yang berputar-putar. Penggunaan
kalimat seperti itu hanya akan membuat pembaca bingung.
5
mempersiapkan bahan sebagai bahan dasar penulisan, dan paling akhir sedikit
menyusun draf untu mencapai hasil akhir.
3. Merefreksikan
Teknik yang sering digunakan oleh penulis karangan ilmiah, sebelum
merangkum karangannya, mereka merefleksikan apa yang sudah mereka tulis.
Kesempatan ini memungkinkan penulis memperoleh perspektif yang segar tentang
kata-kata yang pada mulanya tampak sangat betul tetapi kemudian terasa salah.
4. Merevisi
Revisi, perbaikan dan penyempurnaan tulisan yang dilaksanakan secara
berhati-hati dan seksama dapat menghasilkan tulisan yang jelas, terarah, terfokus, dan
sesuai dengan keinginan penulis dan pembaca. Penulis perlu mencoba meramalkan
masalah yang mungkin muncul, dan menuntut perbaikan dari diri penulisnya sendiri,
sehingga tulisan yang dihasilkan menjadi lebih baik dan layak baca. Upayakan,
jangan sampai pembaca tidak dapat memahaminya, atau salah menginterprestasi serta
menafsirkan tulisannya karena tidak jelas arah, fokus, dan tujuannya.
a. Pengertian Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang
tercakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan atau yang berkaitan dengan tema
seminar, simposium, diskusi atau kegiatan ilmiah lainnya.
b. Jenis Makalah
Secara umum, baik dalam kegiatan akademik maupun nonakademik, di
kenal dua jenis makalah , yaitu makalah biasa ( common paper) dan makalah
posisi ( position paper). makalah biasa di buat mahasiswa untuk menunjukkan
pemahamannya terhadap permasalahan yang di bahas.
6
Makalah biasa juga dapat di tulis seseorang untuk mendeskripsikan suatu
kebijakan, gagasan, atau temuannya kepada khalayak. sebagai contoh, seorang
mahasiswa aktivis dapat mengemukakan gagasannya tentang metode pengolahan
sampah, atau seorang pejabat memaparkan kebijakannya dalam meningkatkan
kualitas pendidikan dasar di daerahnya.
Dalam makalah posisi, mahasiswa di tuntut untuk menunjukkan posisi
teoretisnya dalam suatu kajian. Untuk makalah jenis ini, dia tidak hanya diminta
menunjukkan penguasaan mengenai suatu teori atau pandangan tertentu, tetapi
juga di persyaratkan untuk menunjukkan di mana dia berdiri beserta alasannya
yang di dukung oleh teori- teori atau data yang relevan. Pada umumnya, makalah
biasa diwajibkan kepada mahasiswa S1, sedangkan makalah posisi di wajibkan
kepada mahasiswa pancasarjana.
c. Sistematika Makalah
Makalah biasanya di susun dengan sistematika sebagai berikut:
1. Judul karangan
Judul dapat di pandang sebagai tanda pengenal karangan dan sekaligus
juga kunci utama untuk mengetahui isi karangan. oleh karena itu, judul harus
dapat mencerminkan seluruh isi karangan dan dapat menunjukkan fokus serta
permasalahan pokok karangan.
2. Abstrak
Abstrak atau ringkasan biasanya berisi intisari keseluruhan tulisan, di
tulis secara naratif, dan diketik satu spasi serta paling banyak tiga paragraph
atau sekitar 150-200 kata. Abstrak memuat latar belakang masalah, tujuan
kesimpulan dan saran yangb tulis secara padat.
3. Pendahuluan
Bagian pendahulan terdiri atas latar belakang masalah yang disusun
dalam alur piker yang logis, yang menunjukkan kesenjangan antara situasi
yang ada dengan situasi yang di harapakan.
4. Pembahasan
Bagian ini merupakan inti Makalah, pada bagian ini hendaknya di
kemukakan deskripsi tentang subjek studi, analisis permasalahan, dan solusi
pemecahannya.
7
5. Simpulan
Secara umum, simpulan berasal hasil dari seluruh pembahasan dan
setidak-tidaknya berisi jawaban atas semua permasalan yang dikemukankan
dalam pendahuluan.
6. Daftar pustaka
Bagian ini memuat pustaka atau rujukan yang diacu dalam makalah.
Rujukan ini di susun ke bawah menurut abjad nama akhir penulis pertam.
Buku dan majalah tidak di bedakan, kecuali penyusunannya dari kiri dan
kanan. Untuk buku, teknik penulis, tahun terbit, judul buku, jilid (jika ada),
terbitkan ke, nama kota dan nama penerbit.
Contoh: rifal, mien A. (1997). Pegangan gaya penulisan, penyuntingan dan
penerbitan karya ilmiah Indonesia. Cetakan kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
8
2. Menulis Proposal
Kata proposal dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai rencana yang
dituangkan dalam bentuk rancangan kerja. Dalam Bahasan ini, usulan itu di fokuskan
pada proposal penelitian yang merupakan salah satu langkah konkret pada tahap awal
penilitian.
Sebagai suatu proses, penelitian memerlukan tahapan-tahapan tertentu yang
disebut sebagai siklus:
1) Pemilihan masalahan dan pernyataan hipotesisnya (jika ada)
2) Pembuatan desain penelitian
3) Pengumpulan data
4) Pembuata kode atau analisi data
5) Interpretasi hasilnya (Maria S. W. Soemardjono, 1997:1-2)
9
c. Penjelasan mengenai fenomena dengan cara menghubungkan variabel dengan
variabel lain dan bagaimana hubungan antar variabel itu.
6. Hipotesis (jika ada) dirumuskan berdasarkan landasan teori atau berdasarkan
tinjauan pustaka tidaklah tepat apabila ada pandangan bahwa penelitian harus
memuat hipotesis. Pandangan itu diakibatkan oleh adanya persepsi yang
menganggap bahwa suatu penelitian tanpa hipotesis tidak bersifat ilmiah.
7. Metode penelitian berisi tentang bahan atau materi penelitian, alat atau intrumen
jalannya penelitian, variabel serta data yang dikumpulkan, dan analisis hasil.
Instrument, pada umumnya dapat dipergunakan seperti observasi, wawancara,
kuisioner, studi dokumen dan sebagainya. Pemilihan instrument bergantung dalam
beberapa pertimbangan misalnya:
1. Jumlah responden, apabila jumlahnya relative terbatas, maka wawancara lebih
tepat dari pada kuisioner
2. Lokasi, penggunaan kuisioner lebih tepat jika penelitian meliputi daerah yang
relative luas
3. Data, jika pendapat yang lebih mendalam ingin diperoleh, metode wawancara
lebih tepat. 4. Observasi dapat digunakan, dan sebaliknya, penggunaan kuisioner
lebih tepat (Arikunto, 1983:116)
8. jadwal penelitian ditunjukkan tahap-tahap/uraian setiap kegiatan dan jangka
waktunya.
9. Daftar pustaka dapat disusun menurut aturan yang lazim yang dapat diperoleh
dari berbagai sumber. Apa pun cara penulisan yang dipilih hendaknya dihunakan
cara konsisten.
10
2. Kesalahan tata bahasa
Kita sering gagal untuk menjelaskan ide utama karena penggunaan tata bahasa
yang salah. Alasan dibalik kesalahan itu adalah pandangan yang lebih luas dari topik.
Sementara menyebutkan informasi ini, kita membuat pergeseran dalam tindakan yang
membingungkan anda dalam memilih kata kerja tertentu. Untuk menghindari
kesalahan tata bahasa tersebut, selalu menggunakan kata kerja dasar dan
mengendalikan aliran kertas anda.
3. Kesalahan ketik
Jenis kesalahan yang sangat sulit ditemukan dalam penulisan akademik. Anda
melakukan kesalahan seperti saat mengetik misalnya mengetik “lalu” bukan “than”.
Bahkan perangkat lunak mengetik kadang-kadang tidak dapat menemukan kesalahan-
kesalahan ini. Sehingga untuk menghindari kesalahan pengetikan, kita harus
membiasakan diri untuk merevisi setiap ayat untuk menghindari kesalahan
pengetikan.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi untuk membuat suatu makalah dan proposal yang baik dan benar kita harus
mengetahui dulu tata cara penulisan akademik yang telah disepakati sehingga dalam
penulisannya sesuai dengan aturan EYD. Dalam penulisan akademik tersebut dimulai dari
proses merencanakan, menulis, merefreksikan hingga merevisi.
Saran
Sebagai mahasiswa sebaiknya kita harus mengetahui tata cara penulisan akademik
dan pembuatan makalah yang baik dan benar untuk menunjang tugas yang akan kita tempuh.
12
DAFTAR PUSTAKA
[1]Haniah dkk. 2013. Bahasa Indonesia Kontekstual. Surabaya: Pustaka Radja, hlm. 137-139
[2] Haniah dkk. 2013. Bahasa Indonesia Kontekstual. Surabaya: Pustaka Radja, hlm. 139-157
http://amalilmukita.blogspot.com/2015/04/makalah-bahasa-indonesia-
13