DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
1. NURUL ADHANNISA 216602044
2. PUTU AYU WIDIARI 216602054
3. KARDIANSYAH 216601057
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini yang berjudul “ Menulis Karya Tulis Ilmiah” dapat tersusun sampai dengan
selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
Bermanfaat bagi pembaca.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
penulis dan pembaca.
Jadi dapat disimpulkan belajar menulis karya ilmiah itu sangat penting. Supaya di setiap
proses dan tahapannya sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu. pentingnya belajar
menulis karya ilmiah juga dapat memperjelas sasaran atau tujuan dilaksanakannya penelitian
sehingga dalam pembahasannya dapat disampaikan secara tepat dan mudah dipahami oleh
pembaca Sehingga kami membuat makalah penulisan karya ilmiah ini sebagai bahan
pembelajaran.
1.2 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Karya ilmiah bisa dikatakan erat dengan dunia pendidikan dan penelitian.
Kebanyakan karya ilmiah yang diterbitkan merupakan hasil dari riset yang dilakukan
lembaga penelitian dan pendidikan. Satu di antara tujuan dari karya ilmiah ialah untuk
kepentingan memecahkan masalah dari suatu persoalan yang ada dan dipilih oleh
penulisnya. Dalam karya ilmiah harus berisi data, fakta, dan solusi mengenai masalah yang
diangkat. Jadi, saat membuat karya ilmiah, seorang penulis harus menaati bagian-bagian
penting dalam kaidah kepenulisan karya ilmiah, seperti menggunakan bahasa yang formal,
baku, sesuai teori, dan fakta yang ada di lapangan. Beberapa jenis karya tulis ilmiah yang
populer, antara lain makalah, paper, skripsi, tesis, dan disertasi. Untuk mengetahui lebih
dalam tentang karya ilmiah bisa membaca pengertian dari para ahli, tujuan hingga
manfaatnya.
3
penjelasan singkat dan padat mengenai hasil analisis. Biasanya, bagian ini hanya
terdiri dari satu bab.
4
dilakukan oleh penulis tanpa membingungkan.
7. Terdapat Kohesi, Artinya karya ilmiah harus memiliki kesinambungan antar bagian
dan babnya dan bersifat straight forward maksudnya ialah tidak bertele-tele atau
tepat sasaran. Sebuah karya ilmiah setiap bagian atau babnya harus memiliki alur
logika yang saling bersambung. Selain itu, penyampaiannya harus tepat sasaran
dengan apa yang ingin disampaikan.
8. Bersifat Objektif, Karya ilmiah harus bersifat objektif. Hal ini sangat penting
karena karya ilmiah tidak dibuat berdasarkan perasaan penulisnya. Karya ilmiah
harus menunjukkan fakta-fakta dan data-data dari hasil analisisnya. Jadi, tidak
memiliki kecondongan subjektifitas.
9. Menggunakan Kalimat Efektif Dan, penulisan karya ilmiah harus menggunakan
kalimat efektif. Ciri ini berkaitan dengan semua ciri sebelumnya. Tujuan
penggunaan kalimat dalam karya ilmiah agar pembaca tidak dipusingkan dengan
penggunaan kalimat yang berputar-putar. Penggunaan kalimat seperti itu hanya
akan membuat pembaca bingung.
5
kata dan istilah yang Baku yaitu kata-kata yang sesuai dengan kaidah kebahasaan yang
sudah ditetapkan. Sebagai pedoman yang dipakai untuk menentukan mana kata yang baku,
mana kata yang tidak baku adalah menggunakan pedoman ejaan yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah serta buku-buku pedoman lain yang menunjang
yang dikeluarkan oleh Pusat Bahasa. Dalam memilih kata baku dan kata tidak baku, tidak
boleh berdasar pada kata-kata yang sering dijumpai karena belum tentu kata-kata tersebut
merupakan kata yang benar menurut kaidah.
Pertama penggunaan kata dan istilah yang Tepat, Cermat dan Hemat. Selain harus
baku, pemilihan kata juga harus lazim, hemat, cermat (Arifin, 1998: 82).
Kedua kalimat efektif. karya tulis ilmiah yang baik tentunya selain menggunakan
diksi dan istilah yang tepat juga harus menggunakan kalimat yang efektif. Kalimat efektif
adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas dan enak
dibaca (Arifin, 1998: 84).
Ketiga paragraf yang baik. Paragraf yang baik harus menggunakan prinsip kesatuan
yaitu dalam sebuah paragraf hanya terdiri dari satu gagasan pokok. Semua kalimat yang
membentuk kesatuan dalam paragraf tersebut hanya merujuk pada satu gagasan pokok
tersebut. Adapun yang dimaksud dengan kelengkapan dalam paragraf adalah terpenuhinya
kebutuhan kalimat penjelas yang mengantar kalimat utama jika kalimat-kalimat yang
menopang kalimat utama dikembangkan secara jelas dan lengkap sehingga tidak
menyisakan pertanyaan yang terkait dengan kalimat utama maka dapat dikatakan bahwa
paragraf tersebut merupakan paragraf yang lengkap.
Kemampuan menulis karya ilmiah disamping memerlukan bekal keilmuan yang
cukup juga memerlukan bekal kemampuan kebahasaan yang memadai. Mengingat adanya
prinsip-prinsip atau kaidah-kaidah tersendiri tentang ragam bahasa ilmiah maka hendaknya
prinsip-prinsip tersebut dipaham dan dipraktikkan. Hal ini karena faktor kebahasaan
mempunyai pengaruh yang besar dalam mengantarkan gagasan kepada pembaca secara
baik. Secara sederhana prinsip yang berkaitan dengan kebahasaan dalam penulisan karya
ilmiah adalah prinsip pemilihan kata, istilah, pembentukan kalimat serta paragraf yang
baik. Sekilas memang prinsip-prinsip tersebut tampak tidak rumit. Akan tetapi, ketika
sudah sampai pada praktiknya tentunya kepekaan bahasa (sense of language) dan
kecermatan, serta keterampilan seorang penulis dalam mengolah bahasa sangat diperlukan.
6
2.4. Pola dan format penulisan karya tulis ilmiah
Komponen-komponen dalam karya ilmiah harus dapat dibedakan secara jelas dan
diketahui jumlahnya. Untuk itu, komponen-komponen yang ada dalam karya ilmiah diatur
jarak pengetikannya dan diberi nomor. Ketentuan tentang pengaturan jarak pengetikan dan
penomoran bermacam-macam sehingga harus konsisten dalam pemakaiannya. Pengaturan
jarak pengetikan dan penomoran karya ilmiah yang berlaku di lingkungan Universitas
adalah sebagai berikut.
2.4.1. Ukuran Kertas, Margin, dan Jenis Huruf
Karya ilmiah diketik pada kertas berukuran A4 (21 x 29,7 cm). Jarak antara tulisan
dengan tepian kertas diatur sebagai berikut: (a) pias atas 4 cm, (b) pias bawah 3 cm, (c)
pias kiri 4 cm, dan (d) pias kanan 3 cm. Huruf yang digunakan adalah Times New Roman
ukuran 12. Huruf yang digunakan dalam bagian awal sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Lampiran.
7
a. Judul tidak boleh berupa kalimat. Artinya, judul tidak boleh menggunakan bentuk
bahasa yang terdiri atas subjek dan predikat serta tidak boleh diawali dengan kata
kerja;
b. Redaksi judul hendaknya menghindari penggunaan kata klise (misalnya: pengaruh,
beberapa, sekelumit, studi, studi pendahuluan, dan penelaahan);
c. Judul harus berbentuk frasa (kelompok kata). Kata atau unsur yang satu sebagai
keterangan atau penjelas kata atau unsur yang lain dan merupakan satu kesatuan
pengertian yang utuh;
d. Judul sebaiknya tidak lebih dari 15 kata (tidak termasuk kata sambung dan kata
depan), kecuali pada buku;
e. Judul yang panjang dapat dibagi menjadi judul dan anak judul atau judul tambahan.
Untuk penulisan judul yang panjang, antara judul dan anak judul dipisahkan oleh
tanda titik dua (:) atau tanda kurung ((...)) dan menggunakan ukuran huruf yang
sama;
f. Judul ditulis dengan font Times New Roman tebal dengan ukuran 14 point. Judul
dan anak judul ditulis dengan huruf kapital, termasuk penulisan kata tugas yaitu
kata depan dan kata sambung; dan
g. Penulisan judul menggunakan sistem simetris dan diupayakan berbentuk segitiga
terbalik dengan jarak ketik satu spasi. Penulisan judul tidak diakhiri dengan tanda
titik.
Contoh 1 :
Contoh 2 :
8
Penulisan judul bab diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Judul bab ditulis pada halaman baru dengan huruf kapital yang dicetak tebal
dengan posisi tengah;
b. Judul bab tidak diakhiri dengan tanda baca apa pun;
c. Judul bab diberi angka Arab penunjuk bab yang diletakkan sesudah kata bab;
d. Sesudah angka penunjuk bab diberi tanda titik dan jarak satu ketukan sebelum
huruf awal judul bab.
9
c. Judul subsubbab diketik Title Case (Huruf Judul).
d. Judul di bawah struktur subsubbab ditulis dengan huruf standar dengan format
Title Case (Huruf Judul), kecuali kata depan dan kata sambung.
2.4.4 Penomoran
Penomoran halaman, bab, subbab, subsubbab, tabel, gambar, dan lampiran
diatur sebagai berikut:
a. Penomoran halaman pada bagian awal laporan tugas akhir menggunakan angka
Romawi kecil (i, ii, iii, dst.) yang diletakkan di bagian tengah bawah halaman;
b. Penomoran halaman pada bagian utama dan bagian akhir laporan tugas akhir
menggunakan angka Arab (1, 2, 3, dst.) yang diletakkan di bagian kanan atas
halaman, termasuk pada halaman yang dicetak secara landscape;
c. Penomoran pada halaman bab tidak ditampakkan;
d. Penomoran bab menggunakan angka Arab yang diletakkan setalah kata “BAB”;
e. Penomoran subbab menggunakan angka Arab dua digit. Digit pertama adalah
nomor bab dan digit kedua adalah nomor urut subbab. Angka terakhir dalam digital
tidak diberi tanda baca titik;
f. Penomoran sub-subbab menggunakan angka Arab tiga digit. Digit pertama adalah
nomor bab. Digit kedua adalah nomor urut subbab. Digit ketiga adalah nomor urut
sub subbab. Angka terakhir dalam digital tidak diberi tanda baca titik;
g. Penomoran subsubbab tidak boleh lebih dari tiga digit. Jika tiga angka digit sudah
digunakan, penomoran selanjutnya menggunakan a, b, c, dst., kemudian 1), 2), 3),
dst., selanjutnya a), b), c), dst., setelah itu (1), (2), (3), dst;
h. Penomoran untuk illustrasi (tabel atau gambar) menggunakan angka Arab sebanyak
dua digit yang diletakan setelah kata “Tabel”atau “Gambar”. Digit pertama merujuk
pada nomor bab dimana illustasi ditempatkan. Digit kedua merupakan nomor urut
illustrasi. Digit pertama dan kedua dipisahkan dengan tanda baca titik. Tanda baca
titik tidak diperlukan setelah digit kedua;
i. Nomor urut illustrasi (tabel atau gambar) pada setiap bab dimulai dengan angka 1;
j. Penomoran untuk lampiran menggunakan angka Arab dua digit. Digit pertama
adalah nomor bab dimana lampiran tersebut diperlukan. Digit kedua adalah nomor
10
urut lampiran. Contoh penomoran disajikan pada halaman berikut ini.
11
1) Jika hanya satu baris, judul tabel diletakkan di tengah;
2) Jika lebih dari satu baris, penulisan judul tabel menggunakan format
menggantung (indent) sejajar dengan huruf pertama judul tabel dan jarak
antarbaris 1 spasi, termasuk jarak antarbaris di dalam tabel;
3) Antara judul tabel dan garis atas heading diberi jarak 1,5 spasi;
4) Penulisan judul tabel menggunakan sentence case tanpa tanda baca titik (.).
5) Judul tabel dan tabel tidak boleh disajikan pada halaman yang berbeda.
6) Jika judul tabel dan penjelasannya terlalu panjang, pencantuman dalam daftar
isi dapat diringkas tanpa mengurangi makna dan substansinya.
Salah satu bentuk karya tulis ilmiah yang diwajibkan berkaitan dengan proses
belajar mengajar di perguruan tinggi adalah penulisan laporan tugas akhir. Berdasarkan
strata pendidikan yang ditempuh, ada empat macam laporan tugas akhir mahasiswa, yaitu
12
laporan tugas akhir Program Diploma, laporan tugas akhir (skripsi) Program Sarjana dan
Diploma IV, laporan tugas akhir (tesis) Program Magister dan Spesialis I, dan laporan tugas
akhir (disertasi) Program Doktor dan Spesialis II. Penulisan laporan tugas akhir tersebut
diawali dengan penulisan proposal tugas akhir.
Laporan hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk tesis dan disertasi yang
ditujukan untuk kepentingan masyarakat akademik. Laporan ini cenderung bersifatteknis
atau berisi apa yang diteliti secara lengkap dan mengapa hal itu diteliti. Format laporan
pada tesis cenderung baku, mengikuti ketentuan dari perguruan tinggi atausuatu kelompok
masyarakat akademik.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karya ilmiah/karya tulis ilmiah (KTI) merupakan tulisan yang mengungkapkan
buah pikiran, yang diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian, atau peninjauan terhadap
sesuatu yang disusun menurut metode dan sistematika tertentu, dan yang isi dan
kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.
Masing-masing jenis karya tulis ilmiah memiliki komponen tertentu sesuai dengan
karakteristik karya tulis ilmiah yang bersangkutan. Artinya ada komponen-komponen
tertentu yang pada suatu karya tulis ilmiah harus ada, sementara pada karya tulis ilmiah
yang lainnya tidak harus ada. Pemahaman terhadap apa, bagimana, dan seperti apa masing-
masing komponen yang membangun karya tulis ilmiah tersebut sangat besar peranannya
dalam menerampilakan seseorang di dalam menulis karya tulis ilmiah.
Penulisan karya ilmiah terbagi 3 bagian yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian
akhir. Menulis karya tulis ilmiah yang bersumber penelitian adalah menulis laporan
penelitian dan artikel untuk jurnal ilmiah. Oleh sebab itu, format penulisannya
menyesuaikan dengan format penelitian. Format penelitian sangat tergantung dengan
metode penelitian yang digunakan, di mana setiap metode memiliki format tersendiri.
Seperti kita ketahui bahwa penelitian adalah sebuah proses pemecahan masalah, maka
penulisan karya tulis ilmaih merupakan pemaparan proses pemecahan masalah, sehingga
pembaca memperoleh jawaban dari masalah yang diteliti. Karya tulis ilmiah hasil
penelitian berfungsi mengkomunikasikan ihwal gagasan atau hasil penelitian yang telah
dilakukan, khususnya (a) gagasan: Apa yang menjadi permasalahan, dan Bagaimana
gagasan yang dikemukakan dalam memecahkan maasalah, (b) Penelitian: apa yang diteliti,
mengapa penelitian dilakukan, dan apa yang menjadi fokusnya, apa yang menjadi acuan
konseptualnya, bagaimana desainnya, bagaimana data dikum- pulkan dan dianalisis,
temuan apa yang diperoleh, apa kesimpulan akhirnya, dan apa rekomendasi yang
dinyatakan berdasarkan temuan tersebut bagi kepentingan praktis dan pengembangan ilmu
pengetahuan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Doyin, Mukh dan Wagiran. 2010. Bahasa Indonesia, Pengantar Penulis Karya Ilmiah. Semarang:
Universitas Negeri Semarang Press.
http://kristiangunawanz.blogspot.com/2012/04/susunan-karya-ilmiah.html
http://joko-suryanto.blogspot.com/2012/02/ragam-karya-ilmiah-sederhana-dan.html
https://www.bola.com/ragam/read/4428285/pengertian-karya-ilmiah-ciri-ciri-tujuan-struktur-
dan-manfaatnya
https://sevima.com/pengertian-struktur-dan-ciri-ciri-karya-tulis-ilmiah/
https://www.academia.edu/39234124/MAKALAH_FORMAT_PENULISAN_KARYA_ILMIA
H
https://www.kosngosan.com/2018/12/panduan-menulis-makalah.html
https://unej.ac.id/wp-content/uploads/2017/12/Buku-PPKI-UNEJ.pdf
https://www.gramedia.com/literasi/karya-tulis-ilmiah/
15