Dosen Pengampu:
Rafika Fajrin,S.Pd.,M.Pd
Disusun Oleh:
Kelompok 9
KELAS B
PROGRAM STUDI DII KEBIDANAN SEMARANG KELAS KENDAL
JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2023/2024
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karean telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah “Langkah-langkah
Menulis Karangan Ilmiah” yang kami tulis selesai pada waktunya tanpa ada halangan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Rafika Fajrin,S.Pd.,M.Pd., sebagai
dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Kelompok 9
ii
DAFTAR ISI
Hlm.
COVER…………………………………………………………………...... I
KATA PENGANTAR…………………………………………………....... Ii
BAB I: PENDAHULUAN……………………………………………........ 1
A. Latar Belakang…………………………………………………........ 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………....... 1
C. Tujuan Masalah…………………………………………………........ 2
A. Kesimpulan………………………………………………….....…… 19
B. Saran……………………………………………………….....…….. 19
DAFTAR PUSTAKA………………………................................................. 20
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia akademis, karangan ilmiah memegang peran sentral dalam
menyampaikan pengetahuan, temuan penelitian, dan pemikiran mendalam kepada
masyarakat ilmiah. Namun, menulis karangan ilmiah bukanlah tugas yang mudah.
Banyak penulis, terutama yang masih baru dalam bidang ini, sering kali merasa terjebak
dalam kompleksitas struktur, bahasa yang digunakan, serta keharusan untuk mengikuti
norma-norma tertentu.
Pentingnya karangan ilmiah dan tantangan yang dihadapi oleh para penulis ini
mendorong perlunya pemahaman mendalam tentang langkah-langkah yang diperlukan
dalam proses penulisan. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk memberikan
panduan yang jelas dan sistematis tentang langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
menulis karangan ilmiah yang berkualitas.
Dengan memahami langkah-langkah ini, diharapkan para penulis, baik yang
masih pemula maupun yang sudah berpengalaman, dapat mengatasi hambatan-
hambatan yang mungkin mereka hadapi dalam proses penulisan. Lebih dari itu,
pemahaman tentang langkah-langkah ini juga akan membantu para penulis untuk
menghasilkan karangan ilmiah yang lebih efektif dan memperluas kontribusi mereka
dalam pengembangan pengetahuan.
Tanpa adanya pemahaman yang memadai tentang langkah-langkah yang tepat
dalam menulis karangan ilmiah, penulis mungkin akan merasa kebingungan dan kurang
yakin dalam menyampaikan ide-ide mereka secara efektif. Oleh karena itu, makalah ini
bertujuan untuk memberikan landasan yang kokoh bagi para penulis untuk
mengembangkan keterampilan menulis karangan ilmiah mereka, sehingga mereka
dapat menghasilkan karya yang lebih berkualitas dan memiliki dampak yang lebih besar
dalam dunia akademis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari karangan ilmiah?
1
2. Apa ciri-ciri dari karangan ilmiah?
3. Apa saja langkah-langkah yang diperlukan dalam menulis karangan ilmiah?
4. Bagaimana teknik penulisan karrangan ilmiah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari karangan ilmiah
2. Untuk mengetahui ciri-ciri karangan ilmiah
3. Untuk mengetahui langkah-langkah yang diperlukan dalam penulisan karangan
ilmiah
4. Untuk mengetahui teknik penulisan karangan ilmiah
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
jawabkan.Dengan demikian,siapa pun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran
dan keabsahannya.
2.Netral
Kenetralan ini bias terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari
kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok.Oleh
karena itu,pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak ,membujuk atau
mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
3.Sistematis
Uraian yang terdapat pada karangan ilmiah dikatakan sistematis apabila
mengikuti pola pengembangan tertentu,misalnya pola
urutan,klasifikasi,kausalitas,dan sebagainya.Dengan cara demikian, pembaca akan
bias mengikuti dengan mudah alur uraiannya.
4.Logis
Kelogisan ini bias dilihat dari pola nalar yang digunakannya,pola nalar induktif
atau deduktif.Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola
induktif,sebaliknya kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis
digunakan pola deduktif.
5.Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan)
Setiap pernyataan,uraian atau simpulan dalam karangan ilmiah harus
factual,yaitu menyajikan fakta.Oleh karena itu,pernyataan atau ungkapan yang
emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye,perasaan sedih seperti orang
berkabung,perasaan senang seperti orang yang mendapat hadiah,dan perasaan marah
seperti orang yang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
6.Tidak pleonastic
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat atau tidak
berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran)
7.Bahasa yang digunakan adalah ragam formal
Dalam menulis karangan ilmiah tidak boleh menggunakan bahasa ragam
santai.Oleh sebab itu bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia ragam
formal,yaitu bahasa Indonesia yang baik dan benar.
.
4
C. Langkah- Langkah Penulisan Karangan Ilmiah
Pada dasarnya, hal terpenting yang harus dipikirkan oleh seorang penulis
karangan ilmiah pada tahap persiapan ini adalah Pemilihan Topik. Yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah :
1. Pemilihan Topik/ Masalah untuk Karangan ilmiah
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik
untuk karangan ilmiah. Dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran isi,
metode kajian, serta tata cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara
untuk memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang
jelas dan spesifik. Pemilihan unuk kerya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara;
2. Merumuskan tujuan
Rumusan tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk dapat
menghasilkan karya tulis ilmiah yang terfokus bahasannya. Tips yang dapat
dilakukan untuk merumuskan tujuan diantaranya;
3. Menentukan Topik
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menentukan topik adalah
menentukan ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri apakah ide-
ide itu yang akan kita tulis.
a) Menelusuri Topik
Bila topik telah ditentukan, kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar
dalam penulisannya tepat sasaran. Beberapa langkah yang dapat ditempuh
dalam memfokuskan topik;
2) Ajukan pertanyaan
5
b) Mengidentifikasi Pembaca Karangan ilmiah
Kewajiban seorang penulis karangan ilmiah adalah memuaskan kebutuhan
pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang
ditulisnya agar mudah dipahami oleh pembacanya. Sebelum menulis, kita harus
mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan kita. Hal tersebut
perlu dipertimbangkan pada saat kita menulis karya tulis ilmiah agar tulisan kita
tepat sasaran.
c) Menentukan Cakupan Isi Materi Karangan ilmiah
Cakupan materi adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan di dalam
tulisan.
6
2. Memeriksa Bahan-Bahan Pustaka yang Telah Diperoleh
Setelah bahan pustaka terkumpul kita harus memeriksa bahan-bahan
tersebut apakah sesuai atau tidak dengan topik yang kita tulis. Cara
memeriksa bahan pustaka tersebut adalah;
a. Atur waktu membaca
b. Bacalah secara selektif
c. Bacalah secara bertanggung jawab
d. Bacalah secara kritis
3. Melaksanakan wawancara
7
3.2.1. Tahap Pra Penulisan
2. Merumuskan tujuan
4. Mempertimbangkan pembaca
6. Merumuskan judul
7. Merumuskan tesis
8
2) Kegiatan: (a) membaca ulang seluruh draf, (b) sharing atau berbagi
pengalaman tentang draf kasar karangan dengan teman, (c) merevisi dengan
memperhatikan reaksi, komentar/masukan.
c. Aspek mekanik antara lain: huruf kapital, ejaan, struktur kalimat, tanda
baca, istilah, kosakata, format karangan.
a. Tulisan akan berarti dan lebih bermanfaat jika dibaca orang lain.
Tahap terakhir yaitu verifikasi atau evaluasi, apa yang dituliskan sebagai hasil
dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus
tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu
ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang
peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa
menghilangkan esensinya. Ada lima kriteria yang bisa kita gunakan untuk
mengevaluasi setiap bagian dari menulis sebagai berikut :
1. Fokus.
Apa yang Anda menulis tentang? Apa klaim atau tesis Anda membela?
Kriteria ini adalah yang luas, berkaitan dengan konteks, tujuan, dan koherensi
dari sepotong tulisan. Apakah topik Anda sesuai untuk tugas? Apakah Anda tetap
pada topik itu atau terlena pada garis singgung tidak membantu? Apakah Anda
berfokus terlalu teliti atau terlalu banyak? Misalnya, esai tentang Perang Saudara
Amerika pada umumnya mungkin terlalu luas untuk esai perguruan tinggi yang
paling. Anda mungkin akan lebih baik menulis tentang pertempuran tertentu,
umum, atau kejadian.
9
2. Pembanguan.
Pembangunan berkaitan dengan rincian dan bukti. Apakah Anda
menyediakan cukup bahan pendukung untuk memenuhi harapan pembaca Anda?
Sebuah laporan penelitian yang tepat, misalnya, biasanya mencakup banyak
referensi dan kutipan untuk banyak karya lain yang relevan beasiswa. Sebuah
deskripsi lukisan mungkin akan mencakup rincian tentang, komposisi
penampilan, dan bahkan mungkin informasi biografis tentang seniman yang
melukisnya. Memutuskan apa rincian untuk menyertakan tergantung pada
penonton dimaksudkan sepotong. Sebuah artikel tentang kanker ditujukan untuk
anak-anak akan terlihat sangat berbeda dari satu ditulis untuk warga senior.
3. Organisasi
Organisasi, sering disebut “pengaturan,” menyangkut ketertiban dan tata
letak kertas. Secara tradisional, kertas dibagi menjadi, tubuh kesimpulan
pengenalan, dan. Paragraf terfokus pada gagasan utama tunggal atau topik
(kesatuan), dan transisi di antara kalimat dan paragraf yang halus dan logis.
Sebuah rambles kertas kurang terorganisir, melayang di antara topik yang tidak
berhubungan dengan cara serampangan dan membingungkan.
4. Gaya
Gaya secara tradisional berkaitan dengan kejelasan, keanggunan presisi,
dan. Sebuah stylist yang efektif tidak hanya mampu menulis dengan jelas untuk
penonton, tetapi juga bisa menyenangkan mereka dengan bahasa menggugah,
metafora, irama, atau kiasan. Penata Efektif bersusah payah tidak hanya untuk
membuat titik, namun untuk membuatnya dengan baik.
5. Konvensi
Kriteria ini meliputi tata bahasa, mekanik, tanda baca, format, dan isu-isu
lain yang ditentukan oleh konvensi atau aturan. Meskipun banyak siswa berjuang
dengan konvensi, pengetahuan tentang di mana untuk menempatkan koma dalam
sebuah kalimat biasanya tidak sepenting apakah kalimat yang berharga untuk
menulis di tempat pertama. Namun demikian, kesalahan yang berlebihan dapat
membuat bahkan seorang penulis brilian tampak ceroboh atau bodoh, kualitas
yang jarang akan terkesan pembaca seseorang.
10
3.3. Tahap-Tahap Penulisan Karangan Ilmiah
a. Tahap persiapan (pra penulisan)
• Menyiapkan diri
• Mengumpulkan informasi
• Merumuskan masalah
• Menentukan fokus
• Mengolah informasi
b. Tahap inkubasi
Adalah ketika pembelajar memproses informasi yang dimilikinya
sedemikian rupa,sehingga mengantarkannya pada ditemukannya pemecahan
masalah atau jalan keluaryang dicarinya.Dalam pengumpulan data,penulis
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
c. Tahap iluminasi
Adalah ketika datangnya inspirasi atau insight,yaitu gagasan datang
seakan-akan tiba-tiba dan berloncatan dari pikiran kita.Iluminasi tidak
mengenal tempat atau waktu ia bisa datang ketika seseorang duduk di
kursi,sedang mengendarai mobil,sedang berbelanja di pasar atau di
supermarket,sedang makan atau lain-lain.Jika hal seperti itu terjadi sebaiknya
gagasan yang muncul segera di catat,jangan dibiarkan hilang sebab momentum
11
itu biasanya tidak berlangsung lama.Seorang pembelajar menulis yang baik
selalu menyiapkan ballpointatau pensil dan kertas didekatnya,bahkan dalam
tasnya kemanapun ia pergi.
Apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa
kembali,diseleksi,dan disusun sesuai dengan fokus tulisan Untuk mempermudah
sesorang di dalam menulis karangan ilmiah,maka ia harus menguasai penulisan dan
pengembangan paragraf dan komposisi atau essai.Dalam hal ini paragraf yang baik
harus memenuhi unsur-unsur:
Kalimat topik dan dalam kalimat topik dijelaskan secara tegas isi pembatasnya.
Memiliki keutuhan.
12
2. Ukuran Margin atau Batas Tepi
Ukuran margin atau batas tepi pengetikan karya ilmiah secara umum
menggunakan formasi 4-4- 3-3 atau 4 cm untuk margin kiri danmargin atas, serta
3 cm untuk margin kanan dan margin bawah. Beberapa perguruan tinggi
menerapkan ketentuan ukuran margin atau batas tepi pengetikan karya ilmiah
dengan formasi 4-3-3-3 atau 4 cm untuk margin kiri serta 3 cm untuk margin
margin atas, marginkanan, dan margin bawah.
3. Penomoran Halaman
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah adalah terkait
dengan ketentuan penomoran halaman dan tata letaknya.
a. Angka Romawi kecil (i, ii, iii, dst) digunakan untuk penomoran halaman pada
bagian awal karya ilmiah seperti halaman judul hingga abstaksi.
b. Angka Arab (1, 2, 3, dst) digunakan untuk penomoran halaman setiap halaman.
Pada halaman yang memuat judul bab, penomoran halaman ditulis pada bagian
kanan bawah.Sedangkan, pada setiap halaman di setiap bab, penomoran
halaman ditulis pada bagiankanan atas.
c. Penomoran halaman berjarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas
atau tepi bawah.
4. Bahasa dan Penggunaan Istilah
Bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah bahasa Indonesia
yang sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia mengacu pada Permendikbud No. 50
Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Pedoman ini
mencakup pedoman dalam pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda
baca, dan penulisan unsur serapan. Sementara itu, Istilah yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah adalah istilah dalam Bahasa Indonesia atau istilah serapan
bahasa asing yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jika istilah asing
yang digunakan dalam penulisan karya tulis tidak memiliki padanan kata yang
sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia, maka istilah asing tersebut harus
ditulis dengan menggunakan huruf miring atau italic dan dijelaskan makna dari
istilah yang dimaksud.
5. Bentuk Kalimat
Kalimat dalam penulisan karya ilmiah hendaknya disajikan dalam bentuk
pasif dalam artian kalimat dalam karya ilmiah tidak boleh disajikan dalam
perspektif orang pertama seperti saya, aku, dan lain-lain. Pada bagian ucapan
13
terima kasih atau kata pengantar atau prakata, kata saya diganti dengan kata
penulis.
6. Penulisan Kata Pengantar
Setiap karya ilmiah selalu didahului dengan Kata Pengantar atau Prakata atau
Ucapan Terima Kasih. Dalam penulisan karya ilmiah,
• Kata Pengantar ditulis dengan menggunakan spasi 1,5.
• Judul Kata Pengantar ditulis dengan menggunakan huruf besar atau huruf
kapital, ditebalkan, dan ditempatkan di tengah.
• Adapun jarak antara judul dan isi Kata Pengantar adalah 2×2 spasi.
• Ucapan terima kasih ditulis secara berurutan dimulai dengan pihak luar,
keluarga, atau teman.
7. Penulisan Abstrak
Abstrak dalam penulisan karya ilmiah sangat penting karena merupakan intisari
dari karya ilmiah yang dibuat. Beberapa ketentuan terkait dengan penulisan
Abstrak adalah sebagai berikut :
a. Judul Abstrak ditulis dengan menggunakan huruf besar atau kapital, ditebalkan,
dan ditempatkan di tengah.
b. Isi Abstrak pada umumnya ditulis dengan spasi tunggal dengan jumlah kata
minimal 75 kata dan maksimal 100 kata dan ditulis dalam satu paragraf.
c. Abstrak ditulis dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
dengan ketentuan penulisan yang sama.
d. Jika memungkinkan, penulisan abstrak bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris
diletakkan dalam satu halaman.
e. Istilah asing yang digunakan dalam Abstrak harus ditulis dengan huruf miring
atau dicetak miring.
8. Penulisan Daftar Isi
Daftar isi ditulis dengan spasi tunggal. Untuk penulisan judul setiap bab
ditebalkan atau dibold dan menggunakan hurif besar atau huruf kapital. Adapun
jarak antara judul Daftar Isi dengan isi adalah 3 spasi.
9. Penulisan Daftar Gambar, Daftar Tabel, dan Daftar Lampiran
Sebagaimana Daftar Isi, penulisan Daftar Gambar, Daftar Tabel, dan Daftar
Lampiran ditulis dengan spasi tunggal. Adapun judul Daftar Gambar ditulis dengan
menggunakan huruf besar atau huruf kapital dan ditebalkan.
14
10. Penulisan Judul Bab, Judul Subbab, dan Judul Anak Subbab
Suatu karya ilmiah umumnya terdiri dari beberapa bab, subbab, dan anak
subbab. Berikut beberapa ketentuan dalam penulisan judul bab, judul subbab, dan
judul anak subbab.
a. Judul bab
ditulis dengan menggunakan huruf kapital atau huruf besar, diletakkan di
tengah-tengah kertas, dan ditebalkan atau di-bold. Adapun jarak penulisan
judul bab disesuaikan dengan formasi ukuran margin atau batas tepi penulisan
yang dianut yakni 4 cm atau 3 cm dari tepi atas kertas tanpa tanda titik.
b. Judul subbab
ditulis dengan menggunakan huruf kapital atau huruf besar kecuali kata
penghubung dan kata depan, ditebalkan atau di-bold, dimulai dari tepi kiri dan
tanpa tanda titik.
c. Judul anak subbab
ditulis dengan menggunakan gaya kalimat yakni pada awal kata pertama
menggunakan huruf kapital atau huruf besar dan awal kata kedua dan
seterusnya menggunakan huruf kecil dan diikuti dengan tanda titik (.) dan
ditebalkan atau di-bold. Penulisan judul anak kalimat dimulai 1 tab atau 5
ketikan dari kiri.
11. Penulisan Paragraf
Dalam penulisan karya ilmiah, paragraf baru yang letaknya tepat dibawah
judul bab, judulsubbab, atau judul anak subbab ditulis rata kiri. Sedangkan paragraf
baru berikutnya ditulis menjorok ke dalam berjarak 1 tab atau 5 ketikan dari batas
tepi kiri. Jika menggunakan aplikasi, paragraf dapat diatur secara otomatis.
12. Penulisan Naskah atau Teks
Penulisan posisi naskah atau teks karya ilmiah diatur dengan ketentuan rata
kiri kanan. Dalam artian, pengetikan naskah atau teks karya ilmiah dimulai dari sisi
kiri hingga sisi kanan. Pengecualian ketika memulai paragraf baru, memasukkan
gambar, memasukkan tabel, memasukkan persamaan, atau hal-hal khusus lainnya.
Jika menggunakan aplikasi, penulisa. naskah atau teks karya ilmiah dapat diatur
dengan memilih posisi rata kiri kanan atau justified.
13. Penulisan Permulaan Kalimat
Dalam penulisan karya ilmiah, permulaan kalimat ditulis dengan
menggunakan huruf besar atau huruf kapital pada awal kata dan diakhiri dengan
15
tanda titik (.). Jika permulaan kalimat mengandung bilangan, angka, atau rumus
lainnya maka bilangan tersebut harus ditulis dengan menggunakan huruf.
Misalnya, “Lima buah buku …”.
14. Penulisan Bilangan
Ketentuan lain dalam penulisan karya ilmiah adalah terkait dengan
penulisan bilangan. Ketentuan tersebut adalah : Bilangan dalam karya ilmiah
ditulis dengan angka kecuali jika bilangan tersebut terdapat pada awal kalimat
maka bilangan ditulis dengan huruf. Penulisan bilangan desimal merujuk pada
ketentuan bahasa Indonesia yakni ditulis dengan koma (,) dan bukan dengan titik
(.). Sementara itu, penulisan satuan dinyatakan dengan singkatan resmi tanpa
disertai denga tanda titik (.) di belakangnya.
15. Penulisan Nama Gambar dan Nama Tabel
Penggunaan gambar (grafik, bagan, dan lain-lain) dan tabel dalam
penulisan karya ilmiah bertujuan untuk menampilkan data atau informasi tertentu.
Setiap gambar dan tabel yang disajikan dalam karya ilmiah harus diberi nomor dan
judul. Sistem penomoran gambar sama dengan sistem penomoran tabel yakni
dengan menggunakan angka Arab. Judul gambar dan judul tabel ditulis tanpa
menggunakan tanda baca titik (.) dan tidak ditebalkan. Umumnya judul gambar dan
judul tabel ditulis ditengah sebagaimana gambar dan tabel. Perbedaannya adalah
judul gambar ditempatkan di bawah gambar sedangkan judul tabel ditempatkan di
atas tabel.
16. Penulisan Kutipan dan Sumber Kutipan
Penulisan kutipan dan sumber kutipan menjadi salah satu aspek terpenting
dalam penulisan karya ilmiah. Terdapat beberapa ketentuan dalam menulis kutipan
dan sumber kutipan, adalah sebagai berikut.
a. Kutipan langsung atau kutipan yang berasal dari penulisnya yang berjumlah
kurang dari 40 kata ditulis dengan menggunakan dua tanda petik.
b. Kutipan langsung yang diambil dari kutipan maka penulisannya menggunakan
satu tanda petik.
c. Kutipan langsung yang diambil dari bahasa asing maka harus ditulis dengan
menggunakan huruf miring atau italic.
d. Kutipan langsung yang mengandung jumlah kata 40 kata atau lebih maka
kutipan tersebut
16
1) harus ditulis tanpa menggunakan tanda petik dan diketik dengan jarak 1
spasi. Adapun
2) proporsi kutipan langsung dalam satu halaman adalah maksimal ¼
halaman.
e. Apabila dalam kutipan langsung ada bagian yang dihilangkan, maka penulisan
bagian yang dihilangkan tersebut diganti dengan menggunakan tiga buah titik.
17. Penulisan Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka juga merupakan hal terpenting dari penulisan
karya ilmiah dan dilakukan untuk menghindari dan meminimalisir plagiarisme.
Daftar pustaka pada dasarnya mengandung tiga unsur penting yaitu penulis, judul,
dan fakta-fakta penerbitan yang meliputi tempat atau kota pustaka tersebut
diterbitkan, nama penerbit, dan tahun penerbitan. Terdapat beberapa sistem
penulisan daftar pustaka, namun yang umum digunakan oleh perguruan tinggi di
Indonesia adalah APA style atau American Psychological Association. Adapun
beberapa ketentuan umum penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut
a. Sumber kutipan yang terdapat dalam naskah atau teks karya ilmiah harus ditulis
secara lengkap dalam daftar pustaka dan begitu pun sebaliknya.
b. Nama penulis yang ditulis terlebih dahulu dalam daftar pustaka adalah nama
belakang atau nama keluarga. Pengecualian pada penulisan nama Cina, Jepang,
atau Korea karena nama belakang atau nama keluarga berada di awal.
c. Dalam penulisan daftar pustaka, gelar akademik atau gelar keagamaan atau
gelar kebangsawanan penulis tidak perlu ditulis.
d. Jika nama penulis tidak diketahui, maka judul karya dari penulis yang tidak
Bernama tersebut dituliskan sebagai tema utama.
e. Huruf kapital digunakan untuk menulis huruf pertama dari judul karya atau
judul tambahan.
f. Daftar pustaka ditulis secara berurutan berdasarkan abjad nama belakang atau
nama keluarga penulis dengan jarak 1,5 spasi.
g. Dalam penulisan daftar pustaka, baris kedua setiap sumber pustaka ditulis
dengan jarak 5
1) ketikan dari batas tepi kiri baris pertama dengan jarak antar baris 1,5 spasi.
2) Penulisan daftar pustaka akan lebih baik jika ditulis dengan ketentuan
penulisan seperti diatas.
17
Berikut merupakan contoh penulisannya.
• Buku
Robinnete, S., & C. Brand. (2008). Emoticon marketing. US : McGrow Hill. Hair
et al. 2010. Multivariate Data Analysis :Seventh Edition. London: Pearson
Prentice Hall.
• Jurnal Ilmiah
Ermawati, Nanik dan Zamrud Mirah Delima. 2016. Pengaruh Persepsi
Kemudahan
Penggunaan, Persepsi Kegunaan, dan Pengalaman terhadap Minat Wajib Pajak
menggunakan Sistem E-Filing. Universitas Muria Kudus. Vol.5 No.2 Juli 2016,
Hal.163 -174.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belajar menulis karangan ilmiah itu sangat penting. Agar disetiap proses dan
tahapannya sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu, pentingnya belajar karangan
ilmiah juga dapat memperjelas sasaran atau tujuan dilaksanakannya penelitian sehingga
dalam pembahasannya dapat disampaikan secara tepat dan mudah dipahami oleh
pembaca. Sehingga kami membuat makalah penulisan karangan ilmiah ini sebagai
bahan pembelajaran.
B. Saran
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik maupun saran yang positif agar dapat
lebih baik lagi kedepannya.
19
DAFTAR PUSTAKA.
20