Anda di halaman 1dari 13

Dasar Hukum Pemberantasan Korupsi

Di Indonesia

ANA SUNDARI, S.ST., M.Keb., MPH


APA PENDAPAT TENTANG GAMBAR DIATAS
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM

HASIL BELAJAR
MAMPU MENJELASKAN DASAR HUKUM
PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
INDIKATOR HASIL PEMBELAJARAN

Dasar Hukum

Pengaturan Hukum
Pemberantasan
Sejarah Perundang
undangan
Pemberantasan
Korupsi
Pemberantasan Korupsi
 Pemberantasan korupsi adalah serangkaian tindakan untuk
mencegah dan menanggulangi korupsi melalui upaya
koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan, penuntutan
dan pemeriksaan sidang pengadilan dengan peran serta
masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Sejarah Perundang-undangan Korupsi
di Indonesia

 Delik-delik Korupsi dalam KUHP.


 Peraturan Pemberantasan Korupsi Penguasa Perang Pusat
(Angkatan Darat dan Laut).
 Undang-Undang Nomor 24 (PRP) Tahun 1960 Tentang
Pemberantasan tindak Pidana Korupsi.
 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
Pengaturan Hukum Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
Peraturan Penguasa Perang Pusat
Kepala Staf Angkatan Darat,
ORDE No. Prt/Peperpu/013/1958
Lama

UU No. 24/Prp/1960
ORDE
Baru
UU No. 3 Tahun 1971 UU No.
20/2001
UU No.
ORDE 30/2002
Reformasi UU No. 31 Tahun 1999
Put. MK No.
003/PUU-IV/2006

UU No.30/2002 UU No. 46/2009


Ttg KPK Ttg Pengad Tipikor
Dasar Hukum
 TAP MPR Nomor XI Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan
Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN
 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang (TPPU)
 Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi
 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006 tentang Ratifikasi UNCLC
2003
 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Korupsi
 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo Nomor 20 Tahun 2001
tentang Tindak Pidana Korupsi
 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Pemerintahan yang
Bersih dari KKN
Dasar Hukum
 Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2014 Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi tahun 2014
 Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2013 Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi tahun 2013
 Instruksi Presiden Nomor 56 Tahun 2012 Strategi
Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi 2012 – 2025
 Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi tahun 2012
 Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi
 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2000 tentang Peran Aktif
Masyarakat
Unsur-unsur delik korupsi dalam UU
No. 31 Tahun 1999

PASAL 2 PASAL 3

a. Setiap orang; a. Setiap orang;


b. melawan hukum (inti delik b. dengan tujuan menguntungkan
= bestanddeel delict); diri sendiri atau orang lain atau
c. memperkaya diri sendiri suatu korporasi;
atau orang lain atau suatu c. menyalahgunakan kewenangan,
korporasi ; dan kesempatan atau sarana yang ada
d. dapat merugikan keuangan padanya karena jabatan atau
negara atau perekonomian kedudukan (inti delik =
negara. bestanddeel delict) ; dan
d. dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara
KARAKTERISTIK TIPIKOR
1. Salah Gunakan Wewenang / Jabatan
2. Rugikan Keuangan Negara / Perekonomian
Nasional / Negara
3. Kompleksitas / Terorganisir (Organized Crime)
4. Si Pelaku Memiliki Otoritas / Koneksitas Di Bid.
Keuangan
5. Cari Bukti Sebagai Alasan Pembenaran
(Justifikasi)
6. Dikemas Dengan Bukti – Bukti Dan Aturan – Aturan
Yang Dibuat Tidak Sesuai Prosedur
7. Pembuktian Formil Dan Materiil
8. Terkait Dengan Peraturan Per Uu An Lain
9. Intelektual.
DELIK-DELIK KORUPSI

1. Kelompok delik yang dapat merugikan keuangan negara atau


perekonomian negara.
2. Kelompok delik penyuapan yang bersifat aktif (yang menyuap)
maupun yang bersifat pasif (yang disuap) serta gratifikasi.
3. Kelompok delik penggelapan.
4. Kelompok delik pemerasan dalam jabatan (knevelarij, extortion).
5. Kelompok delik pemalsuan.
6. Kelompok delik yang berkaitan dengan pemborongan,
leveransir, rekanan.

Anda mungkin juga menyukai