Anda di halaman 1dari 19

ETIKA DALAM MENULIS KUTIPAN DAN DAFTAR PUSTAKA

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Bahasa Indonesia
yang dibina oleh Bapak Ulinnuha Madyananda S.S.,S.Pd., M.Pd.

oleh

Muhammad Faris Cahyadi 225100100111008 Sharon Wang 225100101111041


Farhat Hani Thalib 225100100111016 Laily Putri Agustin 225100107111026
Shaina Aiko Serendipity 225100107111050 Nanda Yuniar 225100100111024
Illiyyina Nurazmina Filzah 225100107111014 Haifa Nashita Azri 225100101111029

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena berkat limpahan karuniaNya kami dapat
menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia ini yaitu tentang Teknik Menulis Kutipan dan Daftar
Pustaka. Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak yang
termasuk dalam kelompok pengerjaan makalah ini. Karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan sekalian serta kepada Bapak Hambali selaku
dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang selalu memotivasi kami dalam
mengerjakan makalah ini.
Dalam Penyusunan makalah ini tidak menutup kemungkinan terdapatnya kekurangan
dalam pengerjaannnya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun
demi perbaikan kedepannya. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini dapat menjadi
berkat dan bermanfaat bagi pembaca.

Malang, 06 Oktober 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 1

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 3

1.3 Tujuan ................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5

2.1.Etika Mengutip .............................................................................................................. 5

2.2.Teknik Mengutip ........................................................................................................... 5

2.3.Jenis Kutipan ................................................................................................................. 6

2.4.Gaya Mengutip.............................................................................................................. 8

2.5.Model Pengutipan ....................................................................................................... 10

2.6.Menyusun Kutipan dalam Paragraf ............................................................................. 10

2.7.Memilih Sumber Terpercaya ....................................................................................... 12

2.8.Menghindari Plagiasi .................................................................................................. 13

2.9.Menulis Daftar Pustaka ............................................................................................... 14

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 17

Kesimpulan ............................................................................................................................. 17

Daftar Pustaka ......................................................................................................................... 18

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kita pun dituntut
untuk selalu mengembangkan dan mempublikasikan hasil dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut agar dapat dinikmati oleh masyarakat. Salah satu
bentuk untuk mengembangkan dan mempublikasikan hasil tersebut ialah dengan cara
membuat karya tulis ilmiah, buku sains, dan lain sebagainya. Dalam penulisan karya tulis
ilmiah maupun buku-buku keilmuan tentu tidak lepas dari penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia saat ini telah
mengalami beberapa perubahan, seperti dalam penggunaan ejaan, tata bahasa,
penambahan kata-kata baru, kutipan, penulisan daftar pustaka, dan sebagainya.
Dalam penyusunan karya tulis, seorang penulis mencari beberapa sumber untuk
melengkapi karangan ilmiah tersebut. Sumber-sumber tersebut perlu dicantumkan ke
dalam sebuah kutipan maupun daftar pustaka. Pengambilan kutipan maupun daftar
pustaka bisa dari majalah, buku, koran, ensiklopedia, internet, artikel, maupun jurnal
ilmiah. Menyisipkan kutipan dalam karya tulis dapat menambah nilai lebih pada karya
tersebut dan memperkuat teori dari masalah atau topik yang sedang dibahas. Dan sumber
yang didapat pun harus dicantumkan alamat atau sumber menemukan data tersebut pada
daftar pustaka.
Pada penulisan karya tulis, perlu diperhatikan cara dan susunan dalam membuat
kutipan, daftar pustaka, dan catatan kaki. Dan sebagian besar orang belum memahami
dan mempelajari tentang teknik menulis kutipan dan daftar pustaka bahkan ada yang
mengabaikan tata cara penulisannya karena dianggap tidak begitu penting. Oleh karena
itu, dalam makalah ini akan dijelaskan pengertian kutipan dan daftar pustaka serta cara
membuat kutipan dan daftar pustaka yang baik dan benar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kaidah dan konvensi penulisan kutipan dan daftar pustaka?
2. Bagaimana cara memilih sumber rujukan berbasis konten literasi dengan taat etika dan
terhindar dari plagiasi?
3. Bagaimana cara pengolahan konten literasi sebagai sumber rujukan dengan taat etika
pengutipan?
4. Bagaimana cara pengutipan berbagai sumber informasi ilmiah yang valid?
5. Bagaimana penulisan daftar pustaka yang sesuai dengan aturan?

1.3 Tujuan
1. Mampu memahami kaidah dan konvensi penulisan kutipan dan daftar pustaka.
2. Memiliki kesadaran untuk menaati kaidah dan daftar pustaka secara ajek.
3. Terampil memilih sumber rujukan berbasis konten literasi dengan taat etika dan
terhindar dari plagiasi.
4. Terampil mengolah literasi sebagai sumber rujukan dengan taat etika pengutipan

3
5. Terampil mengutip berbagai sumber informasi ilmiah yang valid.
6. Mampu menulis daftar pustaka sesuai dengan aturan penulisan daftar pustaka.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Etika Mengutip
Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang artinya tampak dari
suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif objeknya adalah perbuatan,
sikap, atau tindakan manusia. Pengertian etika secara khusus adalah ilmu tentang sikap
dan kesusilaan suatu individu dalam lingkungan pergaulannya yang kental akan aturan
dan prinsip terkait tingkah laku yang dianggap benar. Secara makna, etika ialah konsep
penilaian suatu kebenaran dari tindakan individu sosial maupun kelompok.
Sedangkan kutipan yakni kalimat yang diambil dari gagasan seseorang baik lewat
buku, jurnal, media sosial, surat kabar dan sebagainya. Maka, mengutip adalah
meminjam perkataan atau gagasan orang untuk memperkuat argumen yang ia lontarkan.
Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa etika mengutip adalah tata cara atau
aturan dalam penulisan gagasan orang lain dalam bentuk tulisan, agar tidak melanggar
suatu hak cipta atau nilai-nilai kesopanan (Flora, 2019).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam etika pengutipan, diantaranya
adalah:
1). Mencantumkan nama atau instansi pemilik sumber kutipan setiap mengambil
alih, atau menyalin kalimat orang lain harus tetap mencantumkan sumber yang dirujuk
sebagai kutipan.
2). Memilih sumber terpercaya untuk dikutip karena sumber-sumber yang tidak
valid, tidak dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah, atau berasal dari informasi
yang tidak jelas mengarah pada penyebaran hoaks.
3). Merujuk pada sumber asli atau penulis langsung jika tidak merujuk pada
sumber asli hanya akan menimbulkan kesalahan informasi atau interpretasi. Penulis lebih
baik mencari buku asli terlebih dahulu dari pada mengutip pendapat ahli yang telah
dikutip.
4). Tidak mengambil alih semua gagasan tanpa interpretasi dan disertai pendapat
yang orisinal; sebagai contoh mengutip gagasan orang lain penuh setiap halaman tanpa
disertai interpretasi dan gagasan sendiri yang orisinal.
5). Tepat dalam mengolah atau menginterpretasi sumber rujukan yang dikutip.
Kesalahan dalam memahami sumber rujukan yang digunakan dapat berakibat pada
informasi yang tidak valid.
6). Mengutip sumber yang relevan, yakni mengambil kutipan yang sejalan (tidak
bertentangan) dengan gagasan, jika mengutip dengan tujuan memperkuat pendapat
(Zulvarina dkk., 2020).

2.2 Teknik Mengutip


Mengutip pendapat orang lain dalam sebuah tulisan merupakan hal yang wajar.
Sering kali konsep, pendapat, informasi serta teori teori yang bersumber dari pihak lain
dapat dijadikan bahan memperkuat argumen atau inspirasi melakukan hal. Oleh karena
itu pengutip harus mencantumkan hal hal yang berkaitan dari sumber yang dikutip. Hal
ini sebagai bentuk dari penghormatan kepada pemilik sumber.

5
Berikut adalah beberapa hal terkait dengan teknik mengutip diantaranya adalah:
Pengutipan dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Namun, pengutipan
sebaiknya dilakukan secara tidak langsung untuk menghindari parade pengutipan. Yang
kedua, kutipan dianggap benar jika pengutip menunjukkan sumber atau asal kutipan
sehingga pembaca dapat mencocokkan kutipan dengan sumber aslinya. Berikutnya,
Sumber rujukan anonim tidak dianjurkan. Keempat, kutipan hendaknya diambil
seperlunya agar tidak merusak uraian sebenarnya. Selanjutnya, kutipan yang panjang
sebaiknya dimasukkan dalam lampiran. Terakhir, menghilangkan bagian kutipan
diperkenankan dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak menyebabkan
perubahan makna (Zulvarina dkk., 2022).

2.3 Jenis Kutipan


Saat menuliskan karya tulis ilmiah, pastinya penulis menggunakan sumber-sumber
untuk menguatkan hasil penelitiannya. Para penulis, biasanya mengutip pembahasan-
pembahasan dari sumber yang digunakan. Sebuah kutipan memiliki dua jenis, yaitu
kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Perbedaan yang paling menonjol antara
kutipan langsung dan kutipan tidak langsung adalah bentuk dari kedua kutipan tersebut.
Apabila kutipan langsung, pengutip menuliskan semua dari hal yang ingin dikutip,
sedangkan kutipan tidak langsung, pengutip meringkas dari hal yang dikutipnya (IAIN
Madura, 2020).
1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang dikutip tanpa adanya perubahan dari
sumber yang dikutip. Apabila pengutip menggunakan kutipan jenis ini, pengutip
tidak diperbolehkan menambahkan atau mengurangi teks ataupun kalimat yang
dikutip. Terdapat 4 model kutipan langsung, yaitu :
a. Kutipan kurang dari 40 kata
Kutipan kurang dari 40 kata juga bisa disebut dengan kutipan pendek.
Sesuai dengan namanya, kutipan kurang dari 40 kata atau kutipan pendek hanya
terdiri kurang dari 40 kata. Penulisan kutipan pendek ini diawali dan diakhiri
dengan tanda petik (“...”). Kemudian diikuti penulisan sitasi dari teks (Zulvarina
dkk., 2022).
Contoh :
Briggs (1970), mengungkapkan pendapat yaitu “media pembelajaran
adalah segala bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan untuk belajar baik
melalui buku, film, kaset, dan media pendidikan lainnya.”
b. Kutipan lebih dari 40 kata
Kutipan lebih dari 40 kata juga bisa disebut dengan kutipan panjang.
Sesuai dengan namanya, kutipan lebih dari 40 kata atau kutipan panjang terdiri
lebih dari 40 kata. Sumber dari kutipan harus ditulis sebelum teks kutipan
(Zulvarina dkk., 2022).
Contoh :
Menurut Patilima (2013:17) menyatakan sejumlah cara yang dapat
dilakukan untuk menentukan sebuah topik penelitian, yaitu: “Pada penentuan
topik penelitian, pusatkan perhatian dengan menggambarkan secara ringkas

6
(maind mapping), menyusun judul, dan mempertimbangkan apakah topik
tersebut dapat diteliti. Mahasiswa atau peneliti dapat mengawali dengan
menyusun dua kata, misalnya “penelitian mengenai…” tergantung kepada kita
melanjutka kalimat tersebut.” (Widyartono, 2012).
c. Kutipan penghilangan sebagian
Kutipan penghilangan sebagian adalah kutipan yang sebagaian teksnya
dihilangkan. Penghilangan ini dimaksudkan agar hal yang ingin disampaikan
menjadi lebih jelas. Namun, model kutipan ini tetap tidak menambahkan teks
ataupun kalimat dari pengutip. Kutipan ini ditulis dengan tanda elipsis (...)
(Zulvarina dkk., 2022).
Contoh :
“Program benefit bertujuan untuk memperkecil turnover, meningkatkan
modal kerja, dan meningkatkan keamanan. … . Sedangkan program pelayanan
adalah laporan tahunan untuk pegawai, adanya tim olah raga, kamar tamu
pegawai, kafetaria pegawai, surat kabar perusahaan, toko perusahaan, discount
(potongan harga) produk perusahaan, bantuan hukum, fasilitas ruing baca dan
perpustakaan, pemberian makan siang, adanya fasilitas medis, dokter
perusahaan, tempat parkir, ada program rekreasi atau darmawisata”
(Mangkunegara, 2009:86). (Widyartono, 2012).
d. Interpolarasi
Interpolasi adalah kutipan yang dilakukan penyisipan oleh pengutip yang
dimaksudkan untuk memperjelas kalimat ataupun kata. Dalam menyisipkan
kalimat ataupun kata pengutip tidak diperbolehkan untuk mengurangi atau
mengganti makna dari teks asli. Terdapat 3 bentuk dari interpolasi ini, yaitu :
1. Penggunaan sic
Penggunaan sic ini dimaksudkan untuk pembenaran kata yang salah
dalam pengetikannya.
Contoh :
… hal itu memiliki makan [sic!] yang ambigu.
2. Penggunaan antecedent
Penggunaan antecedent ini dimaksudkan untuk memperjelaskan kata
yang digunakan dalam teks agar para pembaca semakin memahami
maksud dari penulis.
3. Penggunaan komentar

(Zulvarina dkk., 2022).

2. Kutipan Tidak Langsung


Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang dikutip dengan meringkas dari
teks asli. Pengutip melakukan peringkasan atau parafrase dalam mengutip sumber.
Kutipan tidak langsung ditulis tanpa adanya tanda kutip (IAIN Madura, 2020).
Terdapat beberapa aturan yang perlu dilakukan saat membuat kutipan tidak
langsung, yaitu :
1) Berisi inti sari kutipan asli

7
2) Tidak diapit tanda kutip
3) Terpadu / terintegrasi dalam teks
4) Sumber dapat ditulis sebelum atau sesudah
5) Ketentuan spasi dan margin sama seperti teks lain

Selain itu juga terdapat enam cara untuk membuat kutipan tidak langsung,
yaitu :

1) Menggunakan sinonim pada kata yang tidak umum


2) Mengubah struktur kalimat
3) Mengubah kalimat pasif ke aktif atau sebaliknya
4) Mengurangi anak-anak kalimat
5) Mengubah bagian pembicaraan yang diurai
6) Menulis sumber bacaan dengan lengkap
7) Meringkas teks yang dikutip
8) Membuat kesimpulan

(Zulvarina dkk., 2022).

2.4 Gaya Mengutip


Dalam kegiatan mengutip, tidak akan terlepas dari kegiatan menulis daftar pustaka.
Maka dapat diartikan dengan adanya pengutipan, akan menggunakan gaya menulis daftar
pustaka. Gaya penulisan itupun terdiri atas berbagai macam gaya penulisan. Baik gaya
penulisan internasional maupun gaya penulisan selingkungan yang disepakati di
beberapa daerah di Indonesia. Penulisan gaya daftar pustaka paling umum digunakan di
Indonesia sendiri ada 3 gaya penulisan, yaitu :
1. APA Style (American Psychological Association)
Penulisan daftar pustaka sumber buku menggunakan gaya APA Style
menggunakan format → Nama belakang penulis, Nama depan penulis. (Tahun terbit).
Judul buku. Kota terbit: Penerbit.
Nama penulis hendaknya dibalik, didahului oleh nama belakang dan diikuti nama
depan dan tengah jika ada. Nama depan dan nama tengah bisa ditulis berupa inisialnya
saja. Kemudian dilanjutkan dengan tahun terbit yang diapit oleh tanda kurung (...).
Kemudian penulisan judul buku akan dicetak miring atau italic. Serta ada imbuhan kota
dan penerbit buku tersebut.
Contoh :
Susilo, B. (2020). Marketing Bisnis. Jakarta : Gramedia

Penulisan daftar pustaka sumber jurnal menggunakan gaya APA Style


menggunakan format yang sama dengan sumber buku, hanya saja kota dan penerbit
digantikan dengan volume, nomor, serta halaman dari jurnal tersebut. Lengkapnya
format tersebut melingkupi Nama belakang penulis, Nama depan penulis. (Tahun terbit).

8
Nama jurnal. Volume(nomor), Halaman. Selain itu, Penulisan nama jurnal akan dicetak
miring atau italic.
Contoh :
Hanindya, R. (2020). Bisnis Hasil Penguraian Limbah. Jurnal UMKM, 1(1), 123-
234

2. Harvard Reference Style


Penulisan daftar pustaka sumber buku yang menggunakan gaya menulis Harvard
Reference Style akan menggunakan format penulisan → Nama belakang penulis, Inisial
nama depan penulis Tahun terbit, Judul buku, Edisi (jika ada), Penerbit. Kota terbit.
Berbeda dengan gaya penulisan sebelumnya, gaya menulis HRS untuk nama depan
penulis hanya diperlukan inisialnya saja serta diimbuhi dengan tahun terbitnya sebelum
tanda koma (,). Serta judul buku akan dicetak miring atau italic.
Contoh :
Ika, D 2022, Manajemen Waktu, Edisi 15, Universitas Brawijaya Press. Surabaya

Sedangkan untuk sumber jurnal yang menggunakan gaya menulis HRS akan
menggunakan format penulisan → Nama belakang penulis, Inisial nama depan penulis
Tahun terbit, Judul jurnal, Nama jurnal, Volume jurnal, Nomor jurnal, halaman.
Pada penulisan untuk sumber jurnal, judul jurnal tidak dicetak miring, melainkan diberi
tanda kutip tunggal (‘...’). Serta volume, nomor, halaman diawali dengan kata “Vol.”,
“no.”, dan “hh.”.
Contoh :
Devi, M 1998, 'Manajemen Keuangan', Jurnal Ekonomi, vol. 7, no. 3, hh. 123-234

3. Vancouver Style
Penulisan sumber buku menggunakan gaya menulis daftar pustaka Vancouver style
akan menggunakan format → Nama belakang penulis Inisial nama depan dan tengah.
Judul buku. Edisi buku (jika ada). Nama penulis kedua. Kota terbit : Penerbit; Tahun
terbit. Halaman.
Inisial nama depan dan tengah langsung dituliskan dibelakang nama belakang tanpa ada
imbuhan tanda baca. Begitu juga penulisan untuk nama pengarang atau penerjemah di
belakang judul atau edisi buku. Kemudian setelah penerbit, dituliskan tanda baca titik
koma (;) dan tahun terbit, serta halaman buku yang dikutip.
Contoh :
Tanjung SH. Pati Gandum Dalam Kualitas Sereal. Edisi 10. Agatha ES. Berlin: Gramedia;
1998. 123

Untuk sumber jurnal, diberlakukan aturan yang sama dengan penulisan sumber
buku. Hanya saja, judul buku digantikan dengan judul jurnal dan dilengkapi dengan nama
jurnal tersebut. Jika gaya penulisan yang lain hanya menggunakan tahun terbit, gaya
penulisan vancouver sumber jurnal akan menggunakan tanggal, bulan, dan tahun terbit.
Serta diikuti tanda titik koma (;) dan volume serta nomor jurnal. Penulisan halaman

9
setelah nomor jurnal tidak boleh ada pengulangan angka. Semisalnya 123-127, karena
sama-sama memiliki angka ‘1’ dan ‘2’, maka yang dituliskan hanya 123-7 saja.
Contoh :
Elvina L. Pengaruh pH Terhadap Pertumbuhan Tanaman Anggrek. Jurnal Kimia
Berpendidikan. 2007 Feb 14; 22(8) : 123-5

2.5 Model Pengutipan


Pengutipan diketahui memiliki beberapa model yang digunakan, yang dimana
model-model tersebut digunakan dan disesuaikan dengan setiap gaya yang dibutuhkan.
Diketahui terdapat dua gaya yang digunakan dalam penulisan kutipan yaitu, gaya
selingkung dan juga gaya internasional. Gaya selingkung ini merupakan gaya yang sudah
disepakati oleh instansi maupun lembaga tertentu, yang dimana gaya selingkung ini
adalah gaya dengan penulisan nya yang khas dan identik. Sedangkan, pada gaya
internasional yaitu gaya dari suatu lembaga yang telah disepakati untuk digunakan di
dalam skala internasional (Riduwan, 2014).
Beberapa model pengutipan dengan gaya selingkung yaitu, ketika sumber kutipan
di awal kalimat seperti “Emil (2007) melaporkan bahwa bahan dasar harus tersedia
dengan cukup untuk menjamin kelancaran produksi”. Selanjutnya adalah ketika sumber
kutipan berada di akhir dari kalimat seperti “ Hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa
gelombang globalisasi membawa dampak besar bagi perkembangan teknologi di
Indonesia (Andar, 2011)” sedangkan, ketika sumber kutipan berada di tengah kalimat
seperti “ Meskipun komunikasi formal sangat penting bagi organisasi besar, seperti
dilaporkan oleh Purwanto (2006:14), bagi sudut pandang individu maupun perusahaan
dirasa kurang diuntungkan”. Terdapat pula jika sumber kutipan terdiri dari 2 atau 3 nama
penulis, maka semua nama harus disebutkan dan kata “dan” atau tanda “&” seperti “
Menurut Evan dan Maxwell (2008:56) faktur pajak merupakan bukti pungutan pajak
yang dapat digunakan sebagai saran pengkreditan pajak masukan”, dan yang terakhir
adalah bila sumber kutipan terdiri dari lebih dari 3 penulis, maka dicantumkan nama
penulis utama diikuti oleh “et al.” atau “dkk” seperti “ Ada hubungan yang erat antara
faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar (Soebronto dkk, 1990:120). Kelima nya
ini merupakan model dari penulisan salah satu gaya, yaitu gaya selingkung (Zulvarina
dkk, 2022).

2.6 Menyusun Kutipan Dalam Paragraf


Dalam menyusun kutipan di dalam paragraf, diperlukan penulisan kutipan. Tujuan dari
adanya kutipan pada setiap paragraf yang ditulis adalah sebagai penguat atau pengokoh
dari argumentasi, pendapat, atau pun ide dalam sebuah karya tulis ataupun karangan,
selain untuk memperkuat argumentasi, penulisan kutipan bertujuan untuk menghindari
adanya plagiarisme, dan juga penulisan kutipan ni dapat dijadikan sebagai landasan teori,
dan penjelasan suatu uraian. Terdapat 4 cara untuk menyusun kutipan di dalam paragraf,
diantara nya adalah :
1. Menyusun kutipan dengan kolaborasi

10
Mengutip dengan teknik kolaborasi dilakukan dengan cara mengutip
kutipan dari berbagai sumber yang saling berkaitan dan mendukung. Tujuan
dari mengutip menggunakan teknik kolaborasi adalah teknik ini sebagai
landasan teori untuk memperkuat gagasan dari penulis, dan juga untuk
memperkuat gagasan penulis atau menjadikan sumber rujukan sebagai landasan
teori (Andarwulan dkk, 2019:70). Contoh dari teknik kolaborasi ini adalah
seperti, “Menurut Faisal Basri (2019) demo mahasiswa pada 30 September
2019 lalu tidak berdampak negatif terhadap ekonomi Indonesia. Hal ini juga
sejalan dengan pendapat Fajar B. hirawan (2019) Peneliti Centre for Strategic
and International Studies menilai aksi tersebut tidak akan berpengaruh
signifikan terhadap ekonomi Indonesia”.

2. Menyusun kutipan dengan interpretasi


Menyusun kutipan dengan teknik interpretasi dapat dilakukan dengan
cara mengkritik, menguraikan, atau membahas sebuah gagasan untuk diperkuat.
Yang dimana, setelah adanya penguatan tersebut, kesimpulan dari penulis dapat
ditambahkan kembali untuk menambah penguatan nya. Sehingga, tujuan dari
dilakukanya teknik ini adalah sebagai penguatan gagasan (Andarwulan dkk,
2019:70). Contoh dari teknik interpretasi ini adalah seperti, “Menurut Karl
Marx (1848) agama adalah candu atau opium bagi masyarakat. Disisi lain,
Marxisme sendiri telah menjadi agama baru yang menyembah kepada objek-
objek yang jauh lebih membelenggu dan memperbudak yaitu pemping yang
bertindak tiranik dan otoriter".

3. Menyusun kutipan dengan komparasi


Menyusun kutipan dengan teknik komparasi dilakukan dengan cara
membandingkan 2 atau lebih pendapat yang bertentangan. Teknik komparasi
ini dilakukan dengan tujuan untuk menguatkan gagasan yang kontroversial,
tetapi bagi penulis memiliki argumen tersendiri untuk keberpihakan pada siapa
(Andarwulan dkk, 2019:70). Contoh dari kutipan ini adalah seperti, “Adam
Smith (1776) berpendapat bahwa tanpa adanya campur tangan pemerintah akan
memberi ruang pada pelaku ekonomi dan membentuk persaingan sehat yang
dapat memajukan perekonomian suatu negara. Hal ini bertentangan dengan Karl
Marx (1867) yang menyatakan bahwa alat-alat produksi seharusnya dipegang
oleh Negara agar tidak terjadi monopoli dari pemilik modal yang menyebabkan
mayoritas masyarakat berada dalam kemiskinan".

4. Menyusun kutipan dengan justifikasi


Menyusun kutipan dengan teknik justifikasi dilakukan dengan memberi
penilaian terhadap pandangan dari suatu rujukan. Hal ini dilakukan dengan
tujuan jika penulis ingin menggunakan rujukan sebagai landasan teori atau juga
suatu cara pandang (Andarwulan dkk, 2019:70). Contoh dari teknik justifikasi
ini adalah seperti, “Fajar Hirawan (2019) Peneliti Centre for Strategic and
International Studies berpendapat bahwa demo mahasiswa pada 30 September

11
2019 lalu tidak akan berpengaruh signifikan terhadap ekonomi Indonesia.
Sementara itu, ekonomi Institute for Development of Economic and Finance
Bhima Yudhistira Adhinegara (2019) mengatakan demo yang berujung ricuh
selalu menimbulkan dua hal bagi kegiatan ekonomi. Pertama, jika demonstrasi
harus berujung pada pemblokiran jalan, maka aktivitas seperti logistik tentu
akan terganggu. alhasil, ini menimbulkan ongkos tambahan bagi dunia usaha.
Kedua, dalam jangka pendek, demo yang meluas dan berlarut-larut akan
menimbulkan sentimen negatif bagi investasi. Investor akan melihat gejolak
demo sebagai instabilitas politik. Maka dapat disimpulkan bahwa pandangan
Fajar Hirawan tidak memperhatikan demo yang menimbulkan kericuhan
sehingga memperlambat aktivitas logistic dan menimbulkan sentiment negative
bagi investasi".

2.7 Memilih Sumber Terpercaya


Memilih sumber terpercaya merupakah salah satu hal yang perlu dilakukan dalam
mengutip. Dalam karya ilmiah, informasi yang didapat harus berdasarkan fakta dan dapat
dibuktikan kebenarannya. Sehingga informasi yang didapat dan akan disampaikan valid.
Dengan begitu, berikut ialah sumber informasi yang terpercaya dan bisa dijadikan
referensi untuk mengutip.
1. Buku Ilmiah
Sumber rujukan yang diperoleh dari buku, hendaknya menggunakan terbitan
terbaru atau edisi revisi terakhir. Buku yang digunakan harus ber ISBN dan relevan
dengan karya yang sedang ditulis (Pratiwi, 2018).
2. Artikel dan Jurnal Ilmiah
Sumber rujukan yang diperoleh melalui jurnal, dapat berasal dari jurnal nasional
dan internasional. Jurnal terakreditasi lebih diutamakan digunakan sebagai sumber
rujukan dengan terbitan terbaru (lima tahun terakhir pada saat penulisan karya ilmiah)
(Pratiwi, 2018).
3. Laporan penelitian (Skripsi/tesis/disertasi) dan makalah
Sumber rujukan melalui penelitian atau makalah dapat dijadikan sumber rujukan
karena isinya diperoleh melalui penelitian yang dilakukan oleh ahlinya (Pratiwi, 2018).
4. Produk hukum
Contohnya adalah Undang-Undang yang asalnya jelas dari negara dan dibuat oleh
ahlinya (Pratiwi, 2018).
5. Media massa atau elektronik
Sumber rujukan melalui media massa atau elektronik harus diambil dari situs resmi
yang terkait dengan topiknya. Jika berupa audio, audiovisual, komunikasi pribadi
(wawancara dengan pakar/ahli) harus mencantumkan tanggal, waktu dan lokasi dari
rujukan tersebut dan disertai dengan bukti rekamannya. Sumber rujukan audio dan
audiovisual harus benar- benar disampaikan oleh ahli yang terkait dengan tulisannya
(misalnya: siaran radio dengan pembicara Kepala Sub Dinas PPM) (Pratiwi, 2018).
Adapun beberapa sumber yang tidak dianjurkan untuk dikutip, diantaranya :
1. Penelusuran online artikel dari blog tanpa kejelasan lembaga yang memvalidasi

12
2. Penelusuran online tanpa nama penulis atau afiliasi
3. Artikel dari selebaran yang disebarkan diluar forum ilmiah

2.8 Menghindari Plagiasi


Kata plagiarisme diambil dari bahasa latin yaitu “plagiare” yang memiliki
makna mencuri, membajak, dan merampok. Mengutip dari Kamus Besar Bahasa
Indonesia disebutkan bahwa “plagiat” didefinisikan sebagai pengambilan karangan
(pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan
(pendapat) sendiri. Pengertian dari plagiarisme sendiri adalah suatu kegiatan dimana
seseorang mengambil atau menjiplak karangan atau karya orang lain dan menjadikannya
hasil karya kita sendiri tanpa mencantumkan penulis aslinya. Tindakan plagiarisme
sendiri merupakan sebuah tindakan kriminalitas karena adanya sanksi yang diberikan.
Sanksi yang diberikan bisa dilihat pada bab VI, Permendiknas 17/2010. (Limantoro,
2013)
Ada banyak tipe-tipe dari plagiarisme. Tipe plagiarisme yang pertama adalah
plagiarisme ide (plagiarism of ideas). Plagiarisme tipe ini sulit untuk dibuktikan
kebenarannya sebab ide atau gagasan itu bersifat abstrak dan berkemungkinan memiliki
persamaan dengan ide orang lain. Kedua ada tipe plagiarisme kata demi kata (word-for-
word) yang di dalamnya benar-benar mengutip karya orang lain secara kata demi kata
tanpa menyebutkan sumbernya. Selanjutnya ada plagiarisme atas sumber (plagiarism of
source) dimana di dalam sebuah karya ilmiah tidak menyebutkan sumber secara lengkap
selengkap-lengkapnya referensi yang dirujuk dalam kutipan. Terakhir ada plagiarisme
kepengarangan (plagiarism of authorship) plagiarisme ini terjadi apabila seseorang
mengaku sebagai pengarang dari karya tulis yang disusun oleh orang lain. Tindakan ini
dilakukan dengan kesadaran dan motif kesengajaan untuk membohongi publik.
(Limantoro, 2013)
Plagiarisme bukan hanya masalah sepele tentang pengambilan karya orang lain
lalu menjadikannya seolah-olah karangan kita. Plagiarisme sudah termasuk sebuah
tindakan kriminalitas yang harus segera dihindari. Ada tiga langkah yang dapat dilakukan
untuk menghindari plagiarisme, diantaranya :
1. Menghindari pencurian ide “intellectual theft” dengan mensitasi sumber
orisinal, sumber yang paling representatif, atau sumber paling terbaru.
Di dalam langkah ini, penting untuk memperhatikan sumber referensi yang kita
gunakan dalam karya ilmiah dan hindari penulisan penggunaan acuan sekunder sebagai
referensi seperti “(penulis orisinal dalam penulis sekunder, tahun)”, mengapa harus
dihindari? karena kita sebagai pengarang atau penulis belum tentu tahu apakah
pengutipan tersebut sudah bebas dari plagiarisme atau belum. Saran nya lebih baik kita
sebagai pengarang membaca ulang acuan orisinal yang ada untuk memastikan apakah
pengutipan itu sesuai dan bebas plagiarisme. (Shadiqi, 2019)
2. Melakukan pengutipan dan parafrase.
Melakukan pengutipan memiliki tujuan yaitu untuk menjelaskan topik atau judul
penelitian dalam artikel yang ditulis dan untuk menyampaikan pengetahuan atau hasil

13
penelitian terkait yang telah dipublikasikan oleh penulis terdahulu.Parafrase juga akan
menghindarkan penulis dari praktik plagiarisme. Dengan menyajikan ide pencipta karya
dengan bahasa sendiri, kamu dapat terbebas dari plagiarisme. Namun, tentunya dengan
tak mengubah isi dan makna dari tulisan sumber. (Shadiqi, 2019)
3. Menggunakan layanan uji plagiarisme.
Buat daftar layanan pengecekan plagiarisme online berbayar seperti Ithenticate,
CrosCheck, Plagium, PlagScan, dan Turnitin. Ada beberapa tes plagiarisme gratis seperti
Helio BLAST, Viper, Grammarly, dan Plagiarisme. Lembaga pendidikan dan jurnal
ilmiah yang berbeda memiliki standar pemeriksaan plagiarisme yang berbeda. Semua
lembaga pendidikan harus memiliki layanan pengujian plagiarisme untuk digunakan oleh
civitas akademika. Setidaknya dengan layanan ini, plagiarisme hanya bisa berasal dari
data online, tetapi bisa dihilangkan. (Shadiqi, 2019)

2.9 Menulis Daftar Pustaka

Daftar Pustaka merupakan sebuah daftar yang berisi judul buku,artikel, karya ilmiah,
atau karya penerbitan lainnya yang digunakan sebagai acuan atau bahan untuk membuat karya
kita. Menurut KBBI daftar Pustaka adalah daftar yang mencantumkan judul buku atau karya
ilmiah lain, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya. Daftar Pustaka juga bisa dikatakan
sebagai daftar atau acuan yang mendasari atau menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan
karangan.

Daftar Pustaka merupakan hal yang penting dicantumkan dalam sebuah karya karena
untuk menghindari tuduhan plagiarism juga menghargai penulis atau pengarang asli yang
karyanya kita gunakan untuk membuat karangan kita dan daftar Pustaka digunakan untuk
membantu pembaca untuk mencari bahan bacaan atau ilmu pengetahuan terkait isi karya tulis.
Selain itu daftar Pustaka memiliki fungsi untuk memberikan informasi bahwa tulisan yang ada
dalam karangan merupakan bukan hasil pemikiran penulis sendiri, melainkan terdapat hasil
pemikiran penulis lain yang memberikan arah bagi para pembaca untuk melakuakan
pengecekan ulang terhadap sumber aslinya. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menulis daftar Pustaka adalah :

Ø Daftar Pustaka diletakkan pada halaman akhir sebuah karya tulis


Ø Daftar Pustaka tidak diberi nomor urut
Ø Daftar Pustaka diurutkan menurut alfabet
Ø Pada baris pertama diawali dengan margin kiri, baris kedua dan seterusnya agak
menjorok ke dalam
Ø Tiap sumber bacaan ditulis dengan spasi rapat
Ø Jarak antar sumber bacaan yang satu dengan yang lain ditulis dengan jarak dua spasi
Ø Nama pengarang pertama diawali nama belakang dilanjutkan nama depan
Ø Jika penulis lebih dari 3 orang maka yang ditulis nama penulis satu, dua, dan tiga, nama
penulis seterusnya cukup ditulis dengan dkk/et al.

14
Berikut merupakan tata cara dalam penulisan daftar Pustaka :

1. Contoh sumber dari jurnal :

Nama belakang, nama depan. Tahun terbit. Judul Artikel. Judul Jurnal.
Nomor(Volume): Halaman.

· Satu pengarang

Paquin, A. M. 1947. New Reactions and Derivatives of Urea Synthesis of Triazines.


The Journal of Organic Chemistry. 14(2): 190-192

· Dua atau Tiga Pengarang

Longosz, E. J., and D. Stanley, Tarbell. 1961. Aspects of the Mechanism of


Decomposition of Mixed Carboxylic-Carbonic Anhydrides. The Journal of
Organic Chemistry. 26 (7): 2165- 2169

(Menggunakan “dan” jika memakai literatur Bahasa Indonesia, menggunakan “and” jika
memakai literatur Internasional)

Jika pengarang lebih dari 3 maka pengarang ke empat dan seterusnya menggunakan dkk jika
literatur bahasa Indonesia, menggunakan et al jika literatur Internasional.

Soemiati, A., Kosela, S., M. Hanafi, dkk. 2010. Isolasi dan Identifikasi Senyawa
Triterpenoid dan Asam 3-Hidroksinikotinat dari Ekstrak Diklorometana Akar
Garcinia picrorrhiza Miq. Jurnal Kimia Terapan Indonesia. 12 (1): 15-17

· Jurnal yang diterbitkan secara online

Nama penulis. Tahun terbit (diunggah). Judul tulisan. (Alamat Web Lengkap,
diakses:tanggal akses).

Atherton, J. (2005). Behaviour Modification. Dari


http://www.learningandteaching.info/learning/behaviour_mod.html: Diakses
pada 5 Februari 2018

2. Contoh sumber dari buku

Nama Belakang Pengarang, Nama depan pengarang. Tahun terbit. Judul buku (Edisi
jika edisinya lebih dari satu). Kota diterbitkan : Penerbit

· Satu Pengarang

15
Chang, Raymond. 2005. Kimia organik Jl.2 Ed.3. Jakarta: Erlangga

· Dua atau Tiga Pengarang

Weissermel, Klaus dan Hans-Jurgen, A. 2003. Industrial Organic Chemistry.


Darmstadt: WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA

(Menggunakan “dan” jika memakai literatur Bahasa Indonesia, menggunakan “and” jika
memakai literatur Internasional)

Jika lebih dari 3 pengarang, pengarang ke empat dan seterusnya menggunakan dkk untuk
literatur Bahasa Indonesia, menggunakan et al untuk literatur Internasional

· Daftar Pustaka dengan sumber buku tanpa penulis

Anonim. 2000. Kumpulan Puisi, Pantun dan Gurindam. Surabaya: Balai Pustaka

· Daftar Pustaka dengan sumber buku terjemah

Zakira, Alda (Penterjemah). 2010. Metode-metode Perencanaan Produksi dan


Pemasaran. Bandung: Intermedia.

3. Contoh Daftar Pustaka sumber Skripsi/Thesis/Disertasi

Nama penulis. Tahun. Judul. Skripsi/Thesis/Disertasi. Kota: Universitas

Contoh :

Maria, Ana. 2007. Pandangan Umum Terhadap Politik di Indonesia. Skripsi. Depok:
Universitas Indonesia.

4. contoh sumber artikel dalam prosiding, seminar, lokakarya

Nama Pengarang. Tahun Terbit. Judul Artikel. Dalam Nama Editor. Judul
Publikasi atau nama pertemuan ilmiah atau keduanya. Tempat Pertemuan,
Tanggal Pertemuan. Tempat terbit. Nama Penerbit. Halaman Artikel.

Contoh :

Head G. 2004. Adapting Insect Resistance Management Strategy for Transgemic


Bt Crops to developing World Needs. Proceedings of International
Seminar on Advanced Agrikultural Engineering and Farm Work
Operation, Bogor: 25-26 August 2004. 16-20.

5. Contoh sumber dari surat kabar atau majalah

Kusmiyadi, Ismail. 2007. Optimis Menghadapi Ujian Nasional. Pikiran Rakyat. Hal 12

16
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dalam pembuatan karya tulis akan terkesan sopan dan lebih baik jika mencantumkan
kutipan dan daftar pustaka. Kedua unsur ini memiliki peran dan fungsi masing-masing seperti
yang sudah dibahas diatas. Salah satunya ialah sebagai bentuk menghargai karya tulis atau
gagasan orang lain. Dalam sebuah karya dan karangan ilmiah, kutipan biasanya ditemukan di
dalam teks bacaan. Terakhir adalah daftar pustaka, untuk membuat sebuah karya ataupun
karangan ilmiah, daftar pustaka ini harus ada tercantum agar pembaca dapat mengetahui
sumber-sumber bacaan lainnya yang ditemukan pada karya dan karangan ilmiah. Daftar
pustaka diletakkan pada halaman akhir sebuah karya atau karangan ilmiah.

17
DAFTAR PUSTAKA

Andarwulan dkk. 2019. Kreatif Berbahasa Indonesia. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Flora, Henry S. 2019. Etika dan Tata Tertib Disiplin Mahasiswa. Jurnal Law Pro Justitia. 4(2):
22-41

Limantoro, San. 2013. Analisis Kemiripan Tanda Visual Poster Film Horor Indonesia
Terhadap Poster Film Luar Negeri. Skripsi. Tangerang: Universitas Multimedia
Nusantara

Pratiwi, A. D., Yusuf, S., Nani, Y., dkk. 2018. Panduan Penulisan Skripsi. Kendari:
Universitas Halu Oleo

Riduwan, Akhmad. 2014. Penulisan Sumber Kutipan dan Daftar Pustaka. Skripsi. Surabaya:
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Shadiqi, Muhammad Abdan. 2019. Memahami dan Mencegah Perilaku Plagiarisme dalam
Menulis Karya Ilmiah. Buletin Psikologi. 27(1) : 30-42

Zulvarina dkk,. 2022. Buku Ajar Bahasa Indonesia. Malang: CV. Oase Publishing

IAIN Madura. 2020. Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Madura : Institut Agama Islam Negeri
Madura

Widyartono, Didin. (2012, 26 Januari). Teknik Penulisan Kutipan. Diakses pada 6 Oktober
2022, dari http://didin.lecture.ub.ac.id/keterampilan-menulis/teknik-penulisan-kutipan/

18

Anda mungkin juga menyukai