Oleh :
NIM : A.131.21.0075
FAKULTAS HUKUM
SORE A
UNIVERSITAS SEMARANG
OKTOBER 2021
i
PRAKATA
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas
berpikir. Keduanya saling melengkapi. Secara psikologis menulis memerlukan
kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasan, kemauan yang keras. Menulis dan
berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara bersama dan berulang-
1
Abbas, Saleh. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional.
2
Syafie’ie, Imam. 1988. Retorika Dalam Menulis. Jakarta : P2LPTK Depdikbud.
4
ulang. Dengan kata lain, tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil
pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat mengkomunikasikan
pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuannya
dalam menulis.
Sebelum mengarang, seseorang harus paham dahulu tentang apa karangan dan
jenis-jenisnya. Dengan begitu seorang penulis dapat menentukan jenis karangan
yang akan dibuat dan memudahkan yang bersangkutan menyusun kerangka
sehingga tujuannya menulis (mengarang) dapat tercapai. Mengarang, adalah
pekerjaan merangkai kata, kalimat dan alinea untuk menjabarkan dan atau
mengulas topik tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa karangan3.
Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam
keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.Kerangka
karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu
karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara
sistematis.
Semua orang senang untuk menulis walaupun hanya ditulis pada selembar
kertas saja untuk menulis surat. Dan kegiatan menulis ini sudah berlangsung sangat
lama sejak dahulu kala. Meskipun bentuk tulisan yang berbeda lebih mengarah pada
3
Fizona, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Diksi.
5
simbol-simbol untuk dituliskan. Seorang penulis puisi akan menuliskan
serangkaian kata-kata yang saling berkaitan dengan irama dan penyampaian yang
begitu indah. Seorang novelis membuat kegiatan menulis dengan isi cerita. Para
siswa sekolah menuliskan tulisannya dengan karangan dan makalah. Seorang
karyawan pun melakukan pekerjaan menulis untuk proposal dan laporan. Menulis
bisa dimana saja berlangsung dan siapapun bisa menulis dengan jenis tulisan
apapun. Tulisan itu memberikan kemudahan bagi semua orang untuk mengetahui
keberadaan. Tulisan sebagai sebuah alat komunikasi yang penting bagi setiap orang
untuk memberikan sebuah informasi yang akan disampaikan. Dalam menulis pun
terdapat berbagai macam jenis tulisan sehingga isi yang didalamnya pun berbeda
satu sama lain baik cara penulisan maupun maksud dari setiap jenis tulisan tersebut
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisis
pemahaman konsep dan jenis tulisan pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Semarang.
6
BAB II
PEMBAHASAN
4
Guntur Tarigan, Henry. 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung :
Angkasa.
7
“Menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat/merekam,
meyakinkan, melaporkan/memberitahukan, dan mempengaruh, dan maksud
serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan mengutarakan dengan jelas,
kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan
struktur kalimat”
Sedangkan menurut pendapat Henry Guntur Tarigan mengemukakan bahwa :
5
Anwar Efendy, dkk. 2008. Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta : Tiara
Wacana.
6
Jauharoti Alfin, dkk. 2008. Bahasa Indonesia I. Surabaya : Lapis PGMI.
8
Menulis juga diartikan sebagai proses menggambarkan suatu bahasa dan proses
menyampaikan gagasan. Kedua proses ini sama-sama mengacu pada menulis
sebagai kegiatan melambangkan bunyi-bunyi berdasarkan aturan-aturan tertentu.
Jadi segala ide, pikiran, gagasan yang ada disampaikan dengan cara menggunakan
lambang-lambang bahasayang terpola. Melalui lambang-lambang tersebut
pembaca dapat memahami apa yang dikomunikasikan oleh penulis.
7
Henry G. Tarigan. 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung : Angkasa.
9
Tulisan semacam ini banyak dipergunakan oleh para penulis untuk
menawarkan suatu produksi barang dagangan, atau dalam kegiatan politik.
4. Tujuan penerangan (informational purpose)
Tulisan ini bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan
kepada pembaca. Disini penulis berusaha menyampaikan informasi agar
pembaca menjadi tahu mengenai apa yang diinformasikan oleh penulis.
5. Tujuan pernyataan diri (self expressive purpose)
Tulisan bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri senang pengarang
kepada pembaca. Penulis berusaha untuk memperkenalkan atau
menyatakan dirinya sendiri kepada para pembaca. Melalui tulisannya,
pembaca dapat memahami penulis bacaan tersebut.
6. Tujuan kreatif (creative purpose)
Tujuan ini erat berhubungan dengan pernyataan diri. Tetapi keinginan
kreatif di sini lebih menyatakan diri, melibatkan dirinya dengan keinginan
mencapai norma, artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan ini
bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
7. Tujuan pemecahan masalah (problem solving purpose)
Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi.
Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta menjelajahi serta meneliti
secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat
dimengerti dan diterima oleh pembaca.
Setiap penulis harus mempunyai tujuan yang jelas dari tulisan yang akan
ditulisnya. Menurut Suriamiharja8 (1997: 10), tujuan dari menulis adalah agar
tulisan yang dibuat dapat dibaca dan dipahami dengan benar oleh orang lain yang
mempunyai kesamaan pengertian terhadap bahasa yang dipergunakan. Sedangkan
menurut Suparno dan Mohamad Yunus9, tujuan yang ingin dicapai seorang penulis
bermacam-macam sebagai berikut :
8
Suriamiharja, Agus dkk. 1997. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
9
Suparno dan Muhammad Yunus. 2008. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta : Universitas
Terbuka
10
1. Menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar.
2. Membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan.
3. Menjadikan pembaca beropini.
4. Menjadikan pembaca mengerti.
5. Membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan.
6. Membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang
dikemukakan seperti nilai kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan, nilai
sosial, nilai moral, nilai kemanusiaan dan nilai estetika.
Selain tujuan menulis yang telah diungkapkan diatas, tujuan menulis menurut
Haliday bahasa tulis digunakan untuk tujuan-tujuan10:
10
Jauharoti Alfin, dkk. 2008. Bahasa Indonesia I. Surabaya : Lapis PGMI.
11
Semi, M. Atar. 1995. Metode Penelitian Sastra. Bandung : Angkasa.
11
1. Tulisan Faktawi
Tulisan faktawi adalah tulisan yang diolah berdasarkan fakta-fakta yang
ada. Dengan kata lain, tulisan yang dihasilkan bukan karena rekayasa
seseorang. Ia juga bukan cerita bohong yang sengaja dibuat untuk cerita
tertentu. Fakta ini sering disebut dengan unsur 5W+1H (who, where,
when, what, why dan how) dalam jurnalistik.
2. Tulisan Khayali
Sementara itu, tulisan khayali adalah tulisan yang tidak menuntut
adanya fakta-fakta seperti ragam tulisan faktawi. Tulisan ini lebih
didasarkan pada daya imajinasi seseorang penulis. Jadi, penulis
diberikan kewenangan penuh untuk menulis apa saja yang ia
kehendaki12.
12
Nurudin. 2010. Dasar-Dasar Kepenulisan. Malang : UMM Press.
13
https://www.artikata.com/arti-341675-murni.html
12
murni ini akan mengalami pengurangan makna bila kelak digandengkan
dengan kata populer.
Karya ilmiah adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah
tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan. Artinya, karya
ilmiah menggunakan metode ilmiah dalam membahas permasalahan,
menyajikan kajiannya dengan bahasa baku dan tata tulis ilmiah, serta
menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang lain seperti objektif, logis,
empiris, berdasarkan fakta, sistematis, lugas, jelas, dan konsisten. Pada
mulanya karya tulis ilmiah adalah tulisan yang didasarkan atas penelitian
ilmiah. Namun belakangan mulai berkembang suatu paradigma baru bahwa
suatu karya tulis ilmiah tidak harus didasarkan atas penelitaian ilmiah saja,
melainkan juga suatu kajian terhadap suatu masalah yang dianalisis oleh
ahlinya secara professional. Contoh dari karya tulis ilmiah seperti definisi
di atas adalah makalah (paper), artikel ilmiah, skripsi, tesis, disertasi, dan
lain sebagainya.Ciri-ciri tulisan ilmiah murni, antara lain :
a. Penulis berusaha memaparkan data apa adanya dan objektif.
b. Temuan kajian ditulis dalam bentuk sistematis, terstruktur, dan baku.
c. Penulis banyak menggunakan bahasa dan terminologi khusus atau
disebut “jargon ilmiah” yang hanya dapat dipahami oleh ilmuwan yang
sama pokok bahasan.
d. Umumnya, menggunakan struktur kalimat pasif.
e. Gaya penulisan yang dipakai bersifat baku.
f. Tulisan digunakan untuk memaparkan informasi dalam bentuk khusus
yang hanya digunakan untuk menarik kemampuan intelektual pembaca.
g. Tulisan bersifat bebas dari opini penulis.
h. Terdapat jarak antara penulis dengan hal-hal yang dikaji.
2. Tulisan Ilmiah Populer
Istilah ilmiah populer (Popular science) merupakan proses pengubahan atau
pengalihbahasaan dari bahasa ilmuan menjadi bahasa populer, agar lebih
mudah dipahami oleh orang awam. Penulisan ilmiah populer dianggap
penting, karena dapat berperan menjembatani antara ilmuwan dengan
13
masyarakat awam. Ilmiah populer adalah sarana komunikasi antara ilmuan
dan masyarakat. Maksud awam di sini adalah seseorang atau kelompok
orang yang tidak memahami suatu konsentrasi keilmuan tertentu secara
mendalam. Jadi, jika seseorang menulis ilmiah populer, maka pada
hakekatnya, orang tersebut dapat dianggap telah berperan “membumikan”
ilmu yang dianggap sulit dan rumit, menjadi ilmu dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh masyarakat. Contoh tulisan ilmiah populer antara lain
esai, tajuk rencana, opini, feature, resensi buku, dan ulasan.
Karakteristik tulisan ilmiah populer sangat penting diketahui, karena
dengan memahami karakteristik, penulisan ilmiah populer dapat dibedakan
dengan penulisan lainnya, termasuk penulisan ilmiah murni. Adapun
karakteristiknya, antara lain.
a. Pesan yang digunakan bersifat menarik perhatian pembaca dan bersifat
persuasif. Hal ini disebabkan karena pada umumnya pembaca yang
ditargetkan ialah umum atau bukan spesialis yang di bidangnya
mengenai topik bahasan yang ditulis.
b. Isi tulisan diusahakan memikat minat baca orang lain agar ia tetap terus
membaca tulisan tersebut sampai selesai. Penulis melakukan
kontekstualisasi data hasil riset ke dalam tulisan tersebut sehingga data
dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca umum. Bahasa yang
digunakan bersifat umum dan tidak menggunakan terminologi khusus
yang hanya dipahami oleh ilmuwan atau kelompok tertentu.
14
Darwis dkk. 2011. Terampil Berbahasa. Bandung : Alfabeta
14
dibentuk oleh alenia narasi, maka itu adalah karangan narasi, begitupun dengan
bentuk tulisan lainnya.
1. Tulisan Narasi
Narasi merupakan susunan tulisan yang menyampaikan atau menceritakan
rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan
dari waktu ke waktu. Sebagai suatu cerita, narasi bermaksud
memberitahukan apa yang diketahui dan dialami kepada pembaca agar
dapat merasakan dan mengetahui peristiwa tersebut dan menimbulkan
kesan dihatinya, baik berupa kesan tentang isi kejadian maupun kesan indah
yang disebabkan oleh cara penyampaian yang bersifat sastra dengan
menggunakan bahasa kiasan.
Karangan narasi itu dimaksudkan untuk memberi tahu pembaca atau
pendengar tentang apa yang telah diketahui atau apa yang dialami oleh
penulisnya. Narasi lebih menekankan pada dimensi waktu dan adanya
konflik. Yang termasuk narasi ialah cerpen, novel, roman, kisah perjalanan,
biografi, otobiografi. Ciri-ciri tulisan narasi, yaitu:
a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan
peristiwa awal sampai akhir
c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci
e. Pola narasi secara sederhana: awal – tengah – akhir Awal narasi biasanya
berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh.
f. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.
g. Berdasarkan konflik agar menarik
h. Memiliki estetika karena isi dan penyampaiannya bersifat sastra, khusus
narasi yang berbentuk fiksi.
2. Tulisan Deskripsi
Deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau
detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada kepekaan dan
imajinasi pembaca atau pendengar, bagaikan mereka ikut melihat,
15
mendengar, merasakan atau mengalami langsung objek tersebut. Ciri-ciri
tulisan deskripsi, yaitu:
a. Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu secara detail
b. Penulisannya dapat menggunakan cara atau metoderealistis (objektif),
impresionistis (subjektif), atau sikap penulis.
c. Lebih bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk
imajinasi pembaca
d. Disampaikan dengan gaya yang memikat dan dengan pilihan kata yang
menggugah
e. Lebih banyak memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar,
dilihat, dan dirasakan sehingga objeknya pada umumnya benda, alam,
warna, dan manusia
f. penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan ruang
3. Tulisan Eksposisi
Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi
keterangan, menjelaskan, memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai
suatu hal. Eksposisi biasanya dikembangkan dengan susunan logis dengan
pola pengembangan gagasan seperti definisi, klasifikasi, ilustrasi,
perbandingan dan pertentangan. Dalam tulisan eksposisi, teramat
dipentingkan informasi yang akurat dan lengkap. Eksposisi merupakan
tulisan yang sering digunakan untuk menyampaikan uraian ilmiah, seperti
makalah, skripsi, tesis, desertasi, atau artikel pada surat kabar atau majalah.
Penulis harus memiliki pengetahuan memadai tentang objek yang
akan digarapnya. Untuk itu, maka seorang penulis harus memperluas
pengetahuan dengan berbagai cara seperti membaca referensi yang
berkaitan dengan masalah yang dikaji melakukan penelitian, misalnya
wawancara, merekam pembicaraan orang, mengedarkan angket, melakukan
pengamatan terhadap objek dan sebagainya.
Dikembangkan lagi dengan beberapa pikiran penjelas. Pikiran penjelas
tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa rincian yang
16
diperlukan.Untuk menghasilkan tulisan ekposisi yang baik maka pikiran
utama dan pikiran penjelas harus diorganisir dalam bentuk kerangka
karangan yang pada umumnya dibagi dalam tiga bagian yaitu, bagian
pembuka (pendahuluan) bagian pengembangan (isi), dan bagian penutup
yang merupakan penegasan ide. Untuk karangan yang bersifat kompleks,
harus diuraikan dalam bentuk sub-bagian yang lebih rinci. Dalam karangan
seperti itu. Dapat disusun dalam bentuk bab dan diperinci lagi menjadi sub-
sub bab. Ciri-ciri tulisan eksposisi, yaitu:
1) Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
2) Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)
3) Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
4) Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja
sesuatu
5) Berupa tulisan yang memberikan pengertian dan pengetahuan
6) Disampaikan dengan lugas dengan bahasa yang baku
4. Tulisan Persuasif
Persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-ajuk, ataupun
berdaya himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk
meyakini dan menuruti himbauan yang dilontarkan oleh penulis. Dengan
kata lain, persuasi berurusan dengan masalah mempengaruhi orang lain
lewat bahasa.
Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat
tersebut adalah benar dan terbukti dan juga melaksanakan apa yang menjadi
ajakan dari ide tersebut. Ciri-ciri tulisan persuasi, yaitu:
a. Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
b. Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak
hilang dan supaya kesepakatan pendapat antara penulis dan pembaca
tercapai.
c. Persuasi memerlukan fakta dan data.
17
d. Dikarenakan tujuan utamanya untuk mempengaruhi pembaca, paragraf
persuasi memiliki alasan-alasan yang kuat disertai dengan data dan
fakta.
e. Paragraf ini berusaha meyakinkan pembacanya untuk melakukan atau
mempercayai yang ditulis oleh penulis.
f. Paragraf persuasi banyak menggunakan kata-kata ajakan seperti ayo,
mari, lakukanlah, dan lain-lain
5. Tulisan Argumentasi
Argumentasi adalah tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk
pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis. Meyakinkan
orang lain dengan jalan pembuktian, alasan, serta ulasan secara objektif dan
meyakinkan. Ciri-ciri tulisan argumentasi, yaitu:
a. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang
sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca
b. Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau
pandangan pembaca
c. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan
emosi dan menjauhkan subjektivitas
d. Dalam membuktikan kebenaran, kita dapat menggunakan bermacam-
macam pola pembuktian
2.5 Pemahaman Konsep dan Jenis Tulisan pada Mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Semarang
2.5.1 Pemahaman Konsep dan Jenis Tulisan Bagi Mahasiswa
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Semarang tak luput dari kegiatan
menulis. Tugas, makalah, jurnal, dan karya ilmiah merupakan beberapa hal yang
memerlukan keahlian menulis. Sehingga agar mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Semarang mampu membuat karya ilmiah dengan baik dibutuhkan
kemampuan menulis yang baik dan benar. Diperlukan pemahaman tentang konsep
dan jenis tulisan yang digunakan pada karya tulis ilmiah
18
Beberapa konsep pemahaman tetang jenis tulisan yang sering digunakan oleh
mahasiswa Fakultas Hukum Semarang :
a. Tulisan narasi
Tulisan narasi biasanya digunakan untuk menceritakan sebuah kejadian.
Sehingga para mahasiswa menggunakannya untuk membuat ringkasan sejarah
tentang kemerdekaan bangsa Indonesia. Karena isi dari karangan tersebut adalah
menceritakan kronologi sehingga merupakan jenis tulisan narasi. Selain itu
banyak mahasiswa yang menggunakan jenis tulisan narasi untuk membuat
cerpen maupun novel.
b. Tulisan Deskripsi
Deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau detail
tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada kepekaan dan imajinasi
pembaca atau pendengar, bagaikan mereka ikut melihat, mendengar, merasakan
atau mengalami langsung objek tersebut. Jenis tulisan deskripsi biasanya
digunakan untuk melukiskan atau menggambarkan objek tertentu. Misalkan
mendeskripsikan tentang keadaan di Kampus pada saat pandemi ini.
c. Tulisan Eksposisi
Eksposisi biasanya dikembangkan dengan susunan logis dengan pola
pengembangan gagasan seperti definisi, klasifikasi, ilustrasi, perbandingan dan
pertentangan. Dalam tulisan eksposisi, teramat dipentingkan informasi yang
akurat dan lengkap. Eksposisi merupakan tulisan yang sering digunakan untuk
menyampaikan uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, desertasi, atau
artikel pada surat kabar atau majalah. Mahasiswa harus memiliki pengetahuan
memadai tentang objek yang akan digarapnya. Untuk itu, maka seorang
mahasiswa .harus memperluas pengetahuan dengan berbagai cara seperti
membaca referensi yang berkaitan dengan masalah yang dikaji melakukan
penelitian, misalnya wawancara, merekam pembicaraan orang, mengedarkan
angket, melakukan pengamatan terhadap objek dan sebagainya.
d. Tulisan Argumentasi
Argumentasi adalah tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk
pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis. Meyakinkan
19
orang lain dengan jalan pembuktian, alasan, serta ulasan secara objektif dan
meyakinkan. Biasanya mahasiswa menggunakan tulisan argumentasi saat
membuat sebuah artikel atau pada saat jajak pendapat saat pemilihan BEM.
Biasanya penulis akan mengungkapkan pendapatnya tentang suatu
permasalahan.
e. Tulisan Persuasif
Persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-ajuk, ataupun berdaya
himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan
menuruti himbauan yang dilontarkan oleh penulis. Dengan kata lain, persuasi
berurusan dengan masalah mempengaruhi orang lain lewat bahasa. Tujuannya
adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah
benar dan terbukti dan juga melaksanakan apa yang menjadi ajakan dari ide
tersebut.
Sangat
Tidak Sangat
Tidak Setuju
Setuju Setuju
No Pernyataan Setuju
Σ % Σ % Σ % Σ %
Saya bisa menjelaskan tentang
1 jenis tulisan hanya dengan 0 0% 1 4% 6 24% 18 72%
membaca nya
Saya dapat mengidentifikasi
2 jenis tulisan yang saya buat 0 0% 0 0% 12 48% 13 52%
berdasarkan fungsi nya.
20
Sangat
Tidak Sangat
Tidak Setuju
Setuju Setuju
No Pernyataan Setuju
Σ % Σ % Σ % Σ %
Saya menggunakan jenis
tulisan narasi faktual untuk
3 0 0% 0 0% 9 36% 16 64%
membuat menceritakan
sebuah kejadian
Dengan menulis, saya dapat
mengutarakan pedapat dengan
4 benar dan tepat sehingga tidak 0 0% 2 8% 6 24% 17 68%
membuat pembaca
kebingungan
Saya sering menulis tulisan
5 eksposisi dalam bentuk 0 0% 0 0% 18 72% 7 28%
makalah atau esai
Saya sering menulis tulisan
ilmiah seperti esai, makalah
6 0 0% 0 0% 20 80% 5 20%
sebagai bagian dari tugas
mahasiswa
Dengan memahami jenis
7 tulisan membuat saya menjadi 0 0% 2 8% 12 48% 10 40%
lebih mudah dalam menulis
Dengan menulis dapat
menyampaikan perasaan yang
8 0 0% 3 12% 8 32% 14 56%
tidak bisa disampaikan secara
langsung
Saya dapat membuat berbagai
jenis tulisan sesuai dengan
9 0 0% 4 16% 10 40% 11 44%
tujuan dan fungsi masing-
masing tulisan
Saya menggunakan jenis
10 tulisan ilmiah dalam mebuat 0 0% 0 0% 8 32% 17 68%
tulisan resmi.
21
setuju sebanyak 24%. Artinya bahwa sebagian besar mahasiswa sangat
setuju bahwa mereka dapat mejelaskan tentang jenis tulisan dengan
membaca. Sehingga pemahaman mahasiswa tentang jenis tulisan sudah
baik.
2. Tanggapan responden terhadap pernyataan kedua “Saya dapat
mengidentifikasi jenis tulisan yang saya buat berdasarkan fungsi nya” diperoleh
jawaban paling besar persentasenya, yaitu sangat setuju sebanyak 52%.
diikuti dengan setuju sebanyak 48%. Artinya bahwa sebagian besar
mahasiswa sangat setuju bahwa mereka dapat menidentifikasi jenis tulisan
yang dibuat berdasarkan fungsinya. Sehingga mahasiswa telah mampu
dalam membuat berbagai jenis tulisan untuk tugas formal maupun informal.
3. Tanggapan responden terhadap pernyataan ketiga “Saya menggunakan jenis
tulisan narasi faktual untuk membuat menceritakan sebuah kejadian” diperoleh
jawaban paling besar persentasenya, yaitu sangat setuju sebanyak 64%.
diikuti dengan setuju sebanyak 36%. Artinya bahwa sebagian besar
mahasiswa telah mengguankan jenis tulisan narasi untuk menceritakan
kejadian yang telah terjadi.
4. Tanggapan responden terhadap pernyataan keempat “Dengan menulis, saya
dapat mengutarakan pedapat dengan benar dan tepat sehingga tidak membuat
pembaca kebingungan” diperoleh jawaban paling besar persentasenya, yaitu
sangat setuju sebanyak 68%. diikuti dengan setuju sebanyak 24%. Artinya
bahwa sebagian besar mahasiswa sangat setuju bahwa dengan menulis
mereka dapat mengutarakan pendapat dengan benar dan tepat tanpa
membuat pembaca kebingungan.
5. Tanggapan responden terhadap pernyataan kelima “Saya sering menulis
tulisan eksposisi dalam bentuk makalah atau esai” diperoleh jawaban paling
besar persentasenya, yaitu sangat setuju sebanyak 28%. diikuti dengan
setuju sebanyak 72%. Artinya bahwa sebagian besar mahasiswa setuju
bahwa mereka telah menerapkan menulis tulisan eksposisi untuk membuat
esai atau tugas yang diberikan oleh dosen.
22
6. Tanggapan responden terhadap pernyataan keenam “Saya sering menulis
tulisan ilmiah seperti esai, makalah sebagai bagian dari tugas mahasiswa”
diperoleh jawaban paling besar persentasenya, yaitu sangat setuju sebanyak
20%. diikuti dengan setuju sebanyak 80%. Artinya bahwa sebagian besar
mahasiswa sangat setuju bahwa mereka telah terbiasa menulis jenis tulisan
ilmiah karena banyak tugas dari dosen untuk membuat makalah maupun
karya tulis yang merupakan jenis dari tulisan ilmiah.
7. Tanggapan responden terhadap pernyataan ketujuh “Dengan memahami jenis
tulisan membuat saya menjadi lebih mudah dalam menulis” diperoleh jawaban
paling besar persentasenya, yaitu sangat setuju sebanyak 40%. diikuti
dengan setuju sebanyak 48% dan terdapat mahasiswa yang tidak setuju
yaitu sebanyak %. Artinya bahwa sebagian besar mahasiswa setuju bahwa
mereka lebih mudah menulis dengan memahami terlebih dahulu tentang
jenis-jenis tulisan.
8. Tanggapan responden terhadap pernyataan kedelapan “Dengan menulis dapat
menyampaikan perasaan yang tidak bisa disampaikan secara langsung ” diperoleh
jawaban paling besar persentasenya, yaitu sangat setuju sebanyak 56%.
diikuti dengan setuju sebanyak 32% dan terdapat mahasiswa yang tidak
setuju yaitu sebanyak 12%. Artinya bahwa sebagian besar mahasiswa
sangat setuju bahwa dengan menulis mereka dapat menyampaikan perasaan
yang tidak bisa disampaikan melalui perkataan.
9. Tanggapan responden terhadap pernyataan kesembilan “Saya dapat membuat
berbagai jenis tulisan sesuai dengan tujuan dan fungsi masing-masing tulisan”
diperoleh jawaban paling besar persentasenya, yaitu sangat setuju sebanyak
44%. diikuti dengan setuju sebanyak 40%. Artinya bahwa sebagian besar
mahasiswa sangat setuju bahwa mereka dapat membuat berbagai jenis
tulisan sesuai dengan tujuan dan fungsi dari tulisan yang diinginkan.
10. Tanggapan responden terhadap pernyataan kesepuluh “Saya menggunakan
jenis tulisan ilmiah dalam mebuat tulisan resmi. ” diperoleh jawaban paling
besar persentasenya, yaitu sangat setuju sebanyak 68%. diikuti dengan
setuju sebanyak 32%. Artinya bahwa sebagian besar mahasiswa sangat
23
setuju bahwa mereka menggunakan jenis tulisan ilmiah dalam membuat
tulisan resmi seperti makalah, esai, karya tulis dan sebagainya.
Presentase Jawaban
No Pernyataan Simpulan
Sangat
Setuju
Setuju
Saya bisa menjelaskan Mahasiswa dapat
1 tentang jenis tulisan hanya 24% 72% menjelaskan jenis tulisan
dengan membaca nya dengan membaca
Mahasiswa mampu
Saya dapat mengidentifikasi
mengidentifikasi jenis
2 jenis tulisan yang saya buat 48% 52%
tulisa berdasarkan fungsi
berdasarkan fungsi nya.
nya
Saya menggunakan jenis Mahasiswa
menggunakan jenis
tulisan narasi faktual untuk
3 36% 64% tulisan narasi untuk
membuat menceritakan menceritakan sebuah
sebuah kejadian kejadian
Dengan menulis, saya dapat
mengutarakan pedapat Mahasiswa dapat
4 dengan benar dan tepat 24% 68% mengutarakan pendapat
sehingga tidak membuat dengan tepat
pembaca kebingungan
Mahasiswa dapat
Saya sering menulis tulisan
membuat tulisan
5 eksposisi dalam bentuk 72% 28%
eksposisi dalam bentuk
makalah atau esai
makalah atau esai
Saya sering menulis tulisan
Mahasiswa sering
ilmiah seperti esai, makalah
6 80% 20% membuat tulisan pada
sebagai bagian dari tugas
saat mengerjakan tugas
mahasiswa
Dengan memahami jenis Mahasiswa telah
tulisan membuat saya memahami jenis tulisan
7 48% 40%
menjadi lebih mudah dalam untuk mempermudah
menulis dalam menulis
Mahsiswa
Dengan menulis dapat
menyampaikan perasaan
menyampaikan perasaan yang
8 32% 56% yang tidak dapat
tidak bisa disampaikan secara
dikatakan dengan
langsung
menulis
Saya dapat membuat berbagai Mahasiswa dapat
jenis tulisan sesuai dengan membuat jenus-jenis
9 40% 44%
tujuan dan fungsi masing- tulisan sesuai dengan
masing tulisan tujuan dan fungsi tulisan
24
Presentase Jawaban
No Pernyataan Simpulan
Sangat
Setuju
Setuju
Saya menggunakan jenis
Mahasiswa mampu
10 tulisan ilmiah dalam mebuat 32% 68%
membuat tulisan ilmiah
tulisan resmi.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menulis atau mengarang pada hakikatnya adalah menuangkan gagasan,
pendapat gagasan, persaan keinginan, dan kemauan, serta informasi ke dalam
tulisan dan mengirimkannya kepada orang lain. Sebagai bagian dari kegiatan
berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktifitas berpikir. Keduanya saling
melengkapi. Melaui kegiatan berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuannya
dalam menulis.
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa perlu memperdalam ilmu yang dapat membantu di
kemudian hari termasuk mempelajari tentang jenis-jenis tulisan. Sehingga
diperlukan pemahaman lebih dalam untuk praktik dalam membuat berbagai macam
jenis tulisan. Selain itu, membuat kalimat secara baku dan efektif juga di butuhkan
saat menulis karya tulis ilmiah.
26
DAFTAR PUSTAKA
27