Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MERENCANAKAN DAN MENYUSUN KARANGAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Retno Ayu Atikah Dewi M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 10 :

Ratna Anjar Sari (23.01.01.0005)

Desi Ratnasari (23.01.01.0012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NIDA EL-ADABI

JL.Raya Dago,Kabasiran Kec.Parung Panjang Bogor,Jawa Barat

2023/2024
ii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat-Nya Sehingga makalah ini bisa
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada ibu Retno Ayu Atikah
Dewi, M.Pd. telah memberikan kami kesempatan untuk membuat makalah ini. Tujuan
dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “Bahasa Indonesia” juga
berbagi pengalaman serta pengetahuan bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi pembaca, untuk
dapat memperbaiki atau memberikan saran untuk makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan ataupun pengalaman maka kami selaku penyusun meminta
maaf bila masih terdapat kekurangan di dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
membutuhkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Parung Panjang, 28 September 2023

Penyusun
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 2
D. Manfaat .................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3

A. Pengertian Karangan .............................................................................................. 3


B. Bentuk-bentuk Karangan ....................................................................................... 4
C. Perencanaan Dan Penyusunan Karangan ............................................................... 11

BAB III PENUTUP.................................................................................................... 14

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 15


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karangan adalah salah satu karya tulis yang dibuat oleh seseorang. Karangan biasanya
berisi mengenai ide-ide atau gagasan seseorang. Ide atau gagasan tersebut nantinya akan
dibaca oleh orang lain, sehingga perlu berhati-hati dalam membuatnya.Untuk membuat
sebuah karangan yang baik dan berbobot tidak sulit. Modal pokok yang diperlukan adalah
logika dan banyak membaca selain ada kemauan yang kuat ketekunan serta adanya waktu
untuk mengarang.Berbicara mengenai sebuah karangan, ada lima jenis karangan yakni
karangan narasi, karangan deskripsi, karangan persuasi, karangan argumentasi, dan
karangan eksposisi.
Karangan narasi adalah suatu bentuk karangan yang berusaha menyajikan suatu
peristiwa atau kejadian Dalam mempelajari suatu bahasa, diperlukan pemahaman tentang
aturan atau kaidah-kaidah yang terdapat dalam bahasa tersebut. Hal ini dilakukan untuk
menghasilkan bahasa yang komunikatif. Ketika menyampaikan ide, hasrat, pikiran, dan
keinginan kepada seseorang, baik secara lisan maupun tulisan, orang tersebut bisa
menangkap apa yang kita maksud. Jadi, fungsi suatu bahasa merupakan media untuk
menyampaikan suatu makna kepada seseorang baik secara lisan maupun secara tertulis.
Kegiatan menulis oleh Mahasiswa yang sampai saat ini masih dipelajari dan
dijadikan sebagai mata pelajaran salah satunya adalah kegiatan mengarang. Mengarang
adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat untuk dipahami Penulis harus
memiliki bayangan akan apa yang ditulisnya. Begitu pula bagaimana dengan cara terbaik
untuk menyampaikan gagasan tersebut, apakah menggunakan paragraf berbentuk
eksposisi, narasi, argumentasi, atau deskripsi. Setiap jenis karangan memiliki tujuannya
sendiri. Jika penulis tidak cermat dalam memilih bentuk karangan yang akan digunakan,
maka pesan yang ingin disampaikan penulis bisa tidak tercapai Kesalahan Mahasiswa
lebih cenderung kedalam pemilihan verba. Pemahaman kalimat yang masih kurang, dan
kuatnya pengaruh dari bahasa yang dipergunakan sehari-hari yaitu bahasa Indonesia
sering kali membuat karangan yang dibuat oleh Mahasiswa tidak tersampaikan dengan
baik kepada pembaca.
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan karangan?
2. Apa saja bentuk-bentuk karangan?
3. Apa saja tahap perencanaan dan penyusunan karangan?
C. Tujuan
Tujuan tulisan ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan karangan
2. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk karangan
3. Untuk mengetahui apa saja tahap perencanaan dan penyusunan karangan
D. Manfaat
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat yang di hasilkan
membuat sebuah karangan adalah Dalam konteks kehidupan sehari-hari, karangan
memiliki beberapa manfaat dan kegunaan yang signifikan. Pertama-tama, karangan
memainkan peran penting dalam komunikasi. Dengan menulis karangan, seseorang
dapat mengungkapkan pikiran, gagasan, dan perasaan mereka dengan jelas dan
terstruktur. Manfaatnya terbagi menjadi dua yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis,tulisan ini bermanfaat sebagai berikut.
a. Dapat mengungkapkan pikiran,gagasan,dan perasaan mereka dengan jelas dan
terstruktur.
b. Karangan memainkan peran penting dalam komunikasi
2. Manfaat Praktis
Selanjutnya, ada dua manfaat praktis yaitu sebagai berikut.
a. Manfaat praktis khususnya bagi mahasiswa dalam penelitian ini yaitu sebagai
sarana untuk belajar menuangkan gagasan ilmiah
b. Dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan tentang pemakaian
pola pengembangan paragraf.
3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karangan
Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang
dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil
pikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur. Karangan yang
terdiri dari beberapa paragraf, masing-masing dari paragraf tersebut berisi pikiran utama
dan diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas. Sebuah paragraf belum tentu dapat terwujud
keselurahan karangan. Namun, sebuah paragraf sudah bisa memberikan suatu informasi
kepada pembaca karena ada kalanya suatu karangan hanya berisi satu paragraf saja
sehingga dalam karangan tersebut hanya berisi satu pikiran pokok.
Beberapa pendapat para ahli bahasa mengenai pengertian karangan.
1. Memorandum adalah suatu proses kegiatan pikiran manusia yang hendak
mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain, atau kepada diri sendiri,
dalam tulisan (A. Widyamartaya, (1978: 9).
2. Mengarang ialah menyusun atau mengorganisasikan buah pikiran, atau ide ke
dalam rangkaian kalimat yang logis dan terpadu dalam bahasa tertulis (Abdullah
Ambary, 1983: 186).
3. Karangan atau tulisan adalah rangkaiana kalimat yang logis, padu, dan sistematis
yang berisi pengalaman, pikiran atau pelukisan tentang sesuatu obyek, suatu
peristiwa, atau suatu masalah (Iyo Mulyono, 1986: 16).
4. Mengarang berarti menggunakan bahasa untuk menyatakan isi hati dan buah
pikiran secara menarik yang mengena pada pembaca (Cipta Loka Caraka, 1971:7).
5. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang- lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang
dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa
dan gambaran grafik itu (HG.Tarigan, 1986: 21).
Jadi kesimpulan pengertian karangan adalah merupakan wujud pengutaraan isi hati atau
buah pikiran secara tertu lis yang tersusun menarik dan sistematis serta logis, sehingga
dapat dipahami secara baik oleh pembaca.
4

B. Bentuk-bentuk Karangan
1. Karangan Narasi (Cerita)
Narasi atau cerita merupakan karangan yang berisi rangkaian peristiwa atau
kejadian. Yang menjadi inti ialah kejadian dalam kehi- dupan manusia sebagai
makhluk individu dengan segala pengalaman, pemikiran dan gejolak perasaannya;
manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk sosial dengan kegiatan komunikasinya
antarmanusia serta tindakannya terhadap alam,manusia dalam kehidupannya sebagai
makhluk ciptaan Tuhan dengan segala bentuk pengabdiannya terhadap Penciptanya.
Dalam kehidupan manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk
yang berketuhanan itulah lahir serangkaian peris- tiwa dan pengalaman hidup.
Perjalanan hidup manusia mulai dalam kandungan kemudian dilahirkan, berkembang
hingga dewasa dan akhirnya kembali kepada Tuhan, sungguh menyimpan banyak
rahasia yang cukup menarik untuk diungkapkan ke dalam cerita. Memang benar
bahwa kehidupan ini mengandung seribu satu macam persoalan, yang maksudnya
juga mengandung berbagai cerita.
Mereka yang arif akan menulis peristiwa hidupnya dan kejadian sekelilingnya
dalam cerita yang menarik. Dengan penuturannya demikian, akan terasa berfaedah;
berbagi pengalaman antar sesama untuk dijadikan pelajaran atau teladan hidup.
Bukankah kita sangat banyak mendengar cerita selama ini? Ada cerita yang biasa
diung- kapkan oleh ayah-ibu atau kakek-nenek kita, walaupun mungkin cerita itu
disajikan secara lisan dan sederhana. Namun demikian, tidak jarang cerita-cerita itu
dibukukan sebagai santapan santai pada waktu lowong bagi anak-anak. Dari situ
muncullah berbagai majalah anak-anak yang berisi cerita lucu dan menarik. Cerita
untuk remaja dan orang dewasa tersalur lewat cerpen dan novel itu. Selain itu, ada
cerita dalam bentuk riwayat hidup para tokoh. Cerita itu ada yang ditulis oleh
tokohnya sendiri dan ada pula yang ditulis oleh orang lain. Dalam penulisan riwayat
hidup itu penulis berusaha menuangkan dan membutiri jalan hidup tokoh yang
ditulisnya. Peristiwa apa yang berkesan? Bagaimana pandangan tentang rumah
tangga? Keistimewaan apa yang tampak pada dirinya? Apa saja cita-citanya?
Bagaimana pengabdiannya terhadap nusa, bangsa dan agama? Adakah kegagalan
yang dapat mematahkan semangat hidupnya? Apa kesenangannya? Bagaimana
prinsip hidupnya? Mungkin sederet pertanyaan lagi akan muncul untuk merekam
riwayat seseorang. Karangan narasi biasanya disertai oleh kisah, kehadiran tokoh, dan
5

terdapat deskripsi, baik latar, tokoh, maupun alur. Contohnya cerita Siti Nurbaya,
Malin Kundang, Supernova.
a. Ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi sebagai berikut:
1. Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.
2. Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar
terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
3. Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
4. Memiliki nilai estetika.
5. Menekankan susunan secara kronologis.
b. Contoh Karangan Narasi (Tentang Liburan)
Liburan semester tahun lalu, saya tidak berlibur kemana – mana. Saya hanya di rumah
melakukan kegiatan seperti biasa kecuali pergi ke sekolah.
Kegiatan yang saya lakukan di rumah hanya membantu mama saya untuk membuat kue
nastar untuk lebaran. Saat saya membantu mama, saya terlalu lama ketika memanggang
kue nastarnya sehingga kuenya gosong.
Karena hal tersebut, mama memarahi saya, lalu saya mencoba untuk membuatnya lagi
dengan penuh kehati – hatian supaya tidak gosong lagi. Saya membuat kue dibantu oleh
sepupu – sepupu saya. Setelah semua kue selesai dibuat, kami pun membersihkan semua
ruangan di rumah, menyapu halaman, dan mencuci piring. Liburan kali ini terasa sangat
menyenangkan karena semua hal dilakukan bersama sepupu – sepupu saya.
2. Karangan Deskripsi (Lukisan)
Pada deskripsi penulis berusaha untuk menggambarkan atau melukiskan sesuatu
secara sehidup-hidupnya, seperti keadaan alam, ruangan, dan keindahan wajah seseorang.
Dengan lukisan, diharapkan pembaca seolah-olah dapat melihat sendiri hal yang
disaksikan, dapat menyi- mak sendiri yang kita simak, dan dapat merasakan hal yang kita
rasakan.
Unsur penting yang harus kita perhatikan apabila ingin melukiskan sesuatu ialah
tajamnya pengamatan. Fungsi mata dan pemusatan pikiran mutlak diperlukan. Bagaimana
agar pengamatan yang kita lakukan dapat meresap sampai ke pikiran dan perasaan? Kita
harus banyak melatih diri. Sewajarnya seorang penulis yang ingin melukiskan suatu
keadaan alam tidak memandang begitu saja dengan matanya Ia harus lebih banyak
memperhatikan hal yang diamatinya, lalu membutirinya satu per satu serta memberi
kesan yang mampu menghidupkannya dalam tulisan. Keterbatasan daya pandang akan
berpengaruh terhadap pengungkapan kalimat-kalimat serta pilihan kata cenderung hambar
6

dan mungkin bertele-tele. Kita tidak bisa menyatakan bahwa keadaan alam di daerah Batu
Benawa Pagat, Barabai, indah dan mengesankan jika kita sama sekali belum pernah ke
sana. Mungkin pula kita pernah mengunjunginya, tetapi sudah terlalu lama dan itu pun
hanya sebentar. Kita tidak sempat secara serius dan bersantai memperhatikan derasnya
sungai di sana. Hawanya yang sejuk di sisi bebatuan yang terendam di pinggir sungai itu,
juga tidak kita nikmati. Akhirnya, lukisan tentang keindahan daerah Pagat itu tak bisa
memukau pembaca.
Untuk melukiskan keadaan ruangan besar yang di dalamnya penuh dengan
perlengkapan keperluan upacara, pengamat yang ingin menggambarkannya tentu harus
cermat betul. Sebenarnya ungkapan keadaan itu bila disampaikan dengan bahasa lisan,
peranan penghayatan dan penguasaan kosakata amat besar bagi keberhasilan gambaran
konkret yang disampaikan. Karena itu, dalam bahasa tulis lukisan harus sama terlihatnya
bila diwujudkan dengan ungkapan lisan. Segala indera dituntut untuk difungsikan oleh
penulis. Penulis sejeli mungkin membutiri semua yang terdapat di ruangan itu.
Bagaimana kelengkapan fasilitas yang ada? Segala keistimewaan ruangan harus
diutarakan dengan bahasa yang jelas. Namun demikian, jika terasa ada kekurangannya,
sebaiknya disampaikan. Sebab, lukisan dikemukakan sehidup-hidupnya dan apa adanya.
Boleh dikatakan bahwa melukiskan sesuatu dalam karangan berarti memindahkan semua
yang ada di penglihatan, di perasaan dan di pikiran melalui bahasa tulis.
Secara garis besar, deskripsi (lukisan) mempunyai dua corak, yaitu lukisan yang
bercorak sastra dan lukisan bercorak bukan sastra. Deskripsi yang bercorak sastra banyak
terdapat dalam roman atau novel dan cerpen. Keperluan pendekripsian, pembaca
tersentuh emosinya.
a. Ciri-ciri karangan deskripsi adalah sebagai berikut:
1) Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
2) Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri
pembaca agar seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau
mendengar, sendiri suatu objek yang dideskripsikan
3) Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang
dapat berupa tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
4) Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif),
impresionistis (subjektif), atau sikap penulis
7

b. Contoh karangan deskripsi (Tentang Pasar Modern)


Pasar modern dapat ditemui di banyak tempat. Suasana yang nyaman, sejuk,
bersih dan terang membuat pelanggan betah berlama-lama berbelanja di pasar
modern.
Di pasar ini, pembeli tidak bisa menawar harga barang yang dijual. Semua
barang kebutuhan sehari-hari manusia dijual di sini. Biasanya, barang-barang
yang dijual di pasar modern memiliki kualitas yang tinggi.
Maka dari itu, harga barang di pasar modern cenderung lebih mahal daripada
di pasar tradisional. Keamanan di pasar modern pun lebih terjamin. Biasanya
pasar modern memiliki jam buka yang lebih panjang dibandingkan dengan
pasar tradisional."
3. Persuasi
Persuasi adalah bentuk karangan yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang, baik
pembaca maupun pendengar agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis Bentuk
persuasi yang dikenal umum adalah propaganda yang dilakukan berbagai badan lembaga,
atau perorangan; iklan dalam surat kabar untuk mempromosikan barang dagangan,
kampanye untuk menarik pemilih sebanyak- banyaknya, dan selebaran-selebaran atau
pamflet.
Bentuk-bentuk persuasif ini biasanya menggunakan pendekatan emotif, yaitu
pendekatan yang berusaha membangkitkan dan merangsang emosi pembaca. Di samping
itu, dalam persuasif pun biasanya menggunakan pendekatan rasional, yakni dengan
menyampaikan fakta-fakta untuk meyakinkan pembaca pendengar.
a. Ciri-ciri Karangan Persuasi adalah sebagai berikut:
1) Paragraf persuasi berusaha meyakinkan seseorang atau pembaca.
2) Paragraf persuasi berusaha membuat pembaca tergerak untuk melakukan
apa yang di kehendaki penulis.
c. Contoh karangan persuasi
Berinvestasilah Sekarang, Beristirahatlah Kemudian
Banyaknya penawaran untuk investasi karena memang keuntungan melimpah yang bisa
diperoleh, menggunakan kemajuan teknologi dan kecepatan internet. Bentuk investasi
pun beragam, salah satunya melalui media online. Banyak investasi muncul dengan
menawarkan keuntungan menggiurkan, harus berhati-hati karena hal tersebut bisa sebagai
kedok.
8

4. Karangan Argumentasi (Beralasan)


Argumentasi adalah karangan yang mengemukakan berbagai alasan, contoh, dan bukti
agar pembaca menerima dan meyakininya. Secara singkat, karangan argumentasi adalah
karangan yang memuat alasan yang meyakinkan. Dengan argumentasi, penulis berusaha
untuk memengaruhi atau mengarahkan pembaca agar memahami dan meyakini hal yang
disampaikannya. Karena itu, bahasa yang digunakan harus tegas, jelas, dan sedikit
bernada otoriter atau seakan-akan menunjukkan kepastian. Semua ide atau gagasan yang
dikemukakan diperkuat dengan berbagai bukti dan contoh. Alasan-alasan yang perlu
dikemu- kakan harus merupakan hal yang sulit dibantah; bila perlu, penulis argumentasi
melengkapi tulisannya dengan berbagai perbandingan atau analogi dan dapat dengan
pertentangan-pertentangan.
Semua itu pada akhirnya, penulis menyimpulkan atau memberikan alternatif
pemecahannya. Para penulis yang mempunyai daya pikir tajam, buah karyanya yang
berupa artikel ataupun buku banyak memuat pendapat yang meyakinkan pembaca. Jika
seorang ulama menulis, maka akan laris sekali, lebih-lebih bagi pembaca yang terpelajar.
Umumnya karya ulama tergolong karya berat dan berisi, sehingga dalam membacanya
diperlukan ketelitian dan aspek pikiran. Jika ia seorang ahli politik, karyanya banyak
disenangi orang karena pengungkapannya yang logis dan bahasanya betul-betul tidak
menimbulkan keraguan, sehingga pembaca biasanya selalu menerimanya. Konsep-konsep
politiknya sangat merasuk dan memengaruhi pembaca; argumen-argumennya jitu
sekaligus merupakan cermin kharismanya. Demikian pula jika penulis sebagai ekonom,
teknokrat, kritikus sastra, dan sebagainya akan membuahkan karya yang penuh ide dan
pembaharuan yang diungkapkan secara hati-hati pemikiran yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Dari yang dikemukakan di atas, jelas bahwa untuk membuat karangan argumentasi,
cukup sulit. Kita harus dapat mencari suatu rumusan pemikiran yang berupa pendapat
sebagai alasan atas suatu gagasan umum atau hal yang kita bicarakan. Daya nalar atau
daya pikir penggunaannya dituntut semaksimal mungkin. Hal itu dimaksud- kan agar kita
dapat merumuskan dasar-dasar pemikiran yang dike-mukakan, membahas pendapat orang
lain, dan membandingkannya dengan pendapat sendiri. Selain itu, amat berguna untuk
mengambil kesimpulan dan rekomendasi atau usul-usul yang harus dipertimbang- kan
oleh berbagai pihak. Kejernihan dan daya tangkap seseorang akan dapat dilihat dari
karangannya.
9

a. Ciri-ciri Karangan argumentasi adalah:


1) Mampu menunjukkan bukti dan kebenaran dari suatu isu
2) Menggunakan bahasa denotatif atau bahasa yang sebenarnya dan tegas
serta tidak berbelit-belit.ditulis berdasarkan analisis rasional atau
berdasar fakta.
b. Contoh Karangan argumentasi (Tentang Pendidikan)
Pendidikan di Indonesia ini memang masih dikatakan belum tersebar rata
bahkan di beberapa daerah terdapat tempat serta pengajaran yang masih kurang
layak. Contoh di beberapa daerah terpencil dari segi fasilitas dan kenyamanan
masih dikatakan kurang.
Bahkan dibeberapa daerah Pendidikan harus ditempuh dengan jarak yang
puluhan kilometer. Dibandingkan dengan negara lain Indonesia termaksud
masih kurang dalam hal pendidikan padahal dengan adanya pendidikan yang
layak itu akan menumbuhkan cikal bakal anak bangsa.
5. Karangan Eksposisi
Eksposisi atau paparan merupakan salah satu jenis karangan yang berusaha
untuk menuangkan atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas
pengetahuan orang yang membaca uraian tersebut (bistok, dkk, 1985:151). Tujuan
ekposisi seperti yang tertera di atas ialah untuk memberi penerangan atau
penjelasan tentang sesuatu kepada pembaca. Bisa pula dengan paparan, seorang
penulis ingin mengembangkan gagasan yang dimilikinya melalui pengungkapan
yang mudah dicerna, terurai, dan tentu saja sistematis atau teratur.
Dalam praktek kehidupan sehari-hari bentuk eksposisi banyak digunakan.
Misalnya, segala macam resep atau tata cara membuat makanan dan minuman,
petunjuk pemakaian suatu alat, petunjuk tentang cara melakukan penanggulangan
kecelakaan atau musibah, penjelasan tentang cara membuat ramuan atau obat
tradisional, atau- pun hal-hal lain yang bersifat praktis. Karena itu, sering kita
dapati bahwa eksposisi itu pendek dan sederhana. Walaupun demikian, sebuah
paparan dapat saja panjang, seperti uraian seorang guru/ dosen dalam memberikan
pelajaran/perkuliahan di depan kelas. Uraian itu tentu telah disiapkan atau telah
dibagikan kepada siswa/ mahasiswa.
Paparan harus berisi fakta dan gagasan yang lengkap dan logis. Susunan
penyajiannya pun mencerminkan suatu proses kerja dan berpikir yang mudah
10

diserap. Karena itu, tiap-tiap bagian karangan harus merupakan kesatuan dan
mencerminkan kesinambungan yang saling mendukung.
Jika kita ingin membuat paparan, maka sebagaimana lazimnya lebih-lebih
dahulu kita tentukan topik yang akan kita paparkan. Apakah kita ingin
memaparkan suatu benda, proses pembuatan, dan petunjuk pemakaian benda?
Ataukah kita hendak memaparkan suatu gagasan? Dengan demikian, kita tetapkan
tujuan pemaparan itu secara jelas agar hasilnya tidak mengecewakan pembaca.
Setelah itu kita buatkan kerangka yang cukup terinci sehingga tinggal
mengembang- kan saja. Karena biasanya paparan tidak terlalu panjang, maka
topiknya harus betul-betul dibatasi agar dengan keterbatasan itu,dapat lebih dalam
dan lebih jelas mengemai hal-hal yang disampaikan. Eksposisi atau paparan itu
banyak ragamnya. Kita bisa menemukannya dalam majalah dan surat kabar,
seperti resep makanan, kegunaan suatu barang, dan keistimewaan bahan makanan.
a. Ciri-ciri karangan eksposisi adalah sebagai berikut:
Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
1) Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)
2) Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
3) Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang
ada
4) Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja
sesuatu
b. Contoh karangan eksposisi (Tentang Bencana Lingkungan)
Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius.
Enam masalah lingkungan yang utama tersebut adalah ledakan jumlah penduduk,
penipisan sumber daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan
hewan, kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan kemiskinan.
Dari hal itu dapat dibayangkan betapa besar kerusakan alam yang terjadi karena
jumlah populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yang
meningkat, sedangkan teknologi saat ini belum dapat menyelesaikan
permasalahan tersebut.
Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh praktik
pembangunan yang tidak memperhatikan kelestarian alam, atau disebut
pembangunan yang tidak berkelanjutan. Seharusnya, konsep pembangunan adalah
11

memenuhi kebutuhan manusia saat ini dengan mempertimbangkan kebutuhan


generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya.
Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan pada saat ini ternyata jauh dari
harapan. Kesulitan penerapannya terutama terjadi di negara berkembang, salah
satunya Indonesia. Sebagai contoh, setiap tahun di negara kita diperkirakan terjadi
penebangan hutan seluas 3.180.243 ha (atau seluas 50 kali luas kota Jakarta). Hal
ini juga diikuti oleh punahnya flora dan fauna langka. Kenyataan ini sangat jelas
menggambarkan kehancuran alam yang terjadi saat ini yang diikuti bencana bagi
manusia.
Pada tahun 2005 sampai dengan 2006, tercatat telah terjadi 330 bencana banjir,
69 bencana tanah longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, dan
13 bencana tsunami. Bencana longsor dan banjir itu disebabkan oleh perusakan
hutan dan pembangunan yang mengabaikan kondisi alam.
Bencana alam lain yang menimbulkan jumlah korban banyak terjadi karena
praktik pembangunan yang dilakukan tanpa memperhatikan potensi bencana.
Misalnya, banjir yang terjadi di Jakarta pada Februari 2007, dapat dipahami
sebagai dampak pembangunan kota yang mengabaikan pelestarian lingkungan.
Menurut tim ahli Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air,
penyebab utama banjir di Jakarta ialah pembangunan kota yang mengabaikan
fungsi daerah resapan air dan tampungan air. Hal ini diperparah dengan saluran
drainase kota yang tidak terencana dan tidak terawat serta tumpukan sampah dan
limbah di sungai. Akhirnya, debit air hujan yang tinggi menyebabkan bencana
banjir yang tidak terelakkan.
Masalah lingkungan di atas merupakan masalah serius yang harus segera
diatasi. Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama lingkungan
tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya
kondisi bumi.

d. Perencanaan dan Penyusunan Karangan


1. Pemilihan Topik
Kegiatan yang mula-mula di lakukan jika akan menulis suatu karangan ialah
menentukan topik. Hal ini berarti bahwa harus di tentukan apa yang harus di bahas
dalam tulisan. Kadang-kadang topik karangan di tentukan oleh dosen atau panitia
12

yang meminta kita menulis, misalnya panitia seminar dalam hal seperti ini kita
tidak perlu bersusah payah memikirkan topik yang akan di garap.

2. Pembatasan topik
Setelah kita berhasil memilih topik yang memenuhi persyaratan di atas, maka
langkah-langkah yang kedua yang harus dilakukan adalah membatasi topik
tersebut (Akhaidah, 1988: 10). Dalam hal ini, tentu saja dapat dipikirkan secara
langsung suatu topik yang cukup terbatas untuk dibahas, misalnya, cara belajar
mahasiswa universitas terbuka, penghijauan untuk mengurangi polusi di kota-kota
besar, pemakaian bahasa Indonesia dalam cerita pendek, penulis remaja dan
sebagainya. Cara lain untuk menemukan topik yang terbatas ialah dengan jalan
membuat diagram pohon.
3. Topik dan Judul
Setelah diperoleh topik yang sesuai maka dalam pelaksanaannya topik yang
telah dipilih itu harus dinyatakan dalam suatu judul karangan. Yang dimaksud
dengan topik adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karanagn yang akan
digarap sedangkan judul ialah nama, tittel, atau semacam label untuk suatu
karangan. Pernyataan topik mungkin saja sama dengan judul, tetapi mungkin juga
tidak. Dalam karangan fiktif (rekaan) kerap kali judul karangan tidak menunjukkan
topik.
4. Menentukan Tujuan dan Bentuk Karangan
Supaya karangan sungguh-sungguh mengenai sasarannya, efektif, supaya pembaca
merasa puas, maka ada beberapa tujuan yang harus dilakukan. Tujuan-tujuan
mengarang dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Memberti tahu atau memberi informasi tentang karangan yang ditunjukkan
kepada pikiran untuk menambah pengetahuan dan mengajukan pendapat
persoalan.
b. Menggerakkan hati, menggetarkan perasaan, meng- harukan: karangan
ditujukan untuk menggugah perasaan untuk mempengaruhi, mengambil
hati, membangkitkan simpati. Campuran kedua di atas, yaitu memberi tahu
sekaligus mempengaruhi. Setelah menentukan tujuan karangan lalu
menentukan bentuk karangan. Bila tujuannya memberi tahu, carilah bentuk
yang sesuai: studi, berita, laporan. Bila tujuannya menggerakkan perasaaan
13

pembaca, gunakan bentuk yang sesuai seperti: kisah, cerita pendek, drama,
novel, dan roman.
5. Membuat Kerangka Karangan
Langkah terakhir pada tahap penulisan adalah mengorganisasikan karangan. Dalam
hal ini, tujuan penulisan serta bahan penulisan turut menentukan bentuk organisasi
karangan itu. Bentuk atau pola organisasi karangan akan di bicarakan pada bagian
lain dalam uiraian ini. Agar organisasi karangan dapat ditentukan, sebelumnya. kita
harus menyusun kerangka karangan. Menyusun kerangka karangan merupakan
suatu rencana kerja yang mengandung ketentuan-ketentuan tentang bagaimana kita
menyusun karangan itu. Kerangka karangan juga akan menjamin penulis
menyusun gagasan secara logis dan teratur.
14

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi kesimpulan pengertian karangan adalah merupakan wujud pengutaraan isi hati
atau buah pikiran secara tertulis yang tersusun menarik dan sistematis serta logis,
sehingga dapat dipahami secara baik oleh pembaca. Karangan diartikan pula dengan
rangkaian hasil pikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.
Karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, masing-masing dari paragraf tersebut
berisi pikiran utama dan diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas. Sebuah paragraf belum
tentu dapat terwujud keselurahan karangan. Namun, sebuah paragraf sudah bisa
memberikan suatu informasi kepada pembaca karena ada kalanya suatu karangan hanya
berisi satu paragraf saja sehingga dalam karangan tersebut hanya berisi satu pikiran
pokok.

B. SARAN
Meskipun penulis sudah berusaha untuk menyempurnakan susunan makalah, namun
nyatanya penulis masih banyak memiliki kekurangan yang harus diperbaiki Oleh karena
itu, berbagai macam kritik dan saran dari pembaca yang membangun sangat diharapkan
guna bahan evaluasi kedepannya.
15

DAFTAR PUSTAKA

Hs,Widjono.(2007).Bahasa Indonesia.Grasindo
Sidik,Mohamad.(2016).Dasar-dasar Menulis Dengan Penerapannya.Tunggal Mandiri
Publishing
Baskoro,Dhama Gustiar.(2020).Smart Writing.Deepublish
Dr.H.Dalman,M.Pd.(2021).Keterampilan Menulis.PT Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai