2023/2024
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat-Nya Sehingga makalah ini bisa
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada ibu Retno Ayu Atikah
Dewi, M.Pd. telah memberikan kami kesempatan untuk membuat makalah ini. Tujuan
dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “Bahasa Indonesia” juga
berbagi pengalaman serta pengetahuan bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi pembaca, untuk
dapat memperbaiki atau memberikan saran untuk makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan ataupun pengalaman maka kami selaku penyusun meminta
maaf bila masih terdapat kekurangan di dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
membutuhkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................................ 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karangan adalah salah satu karya tulis yang dibuat oleh seseorang. Karangan biasanya
berisi mengenai ide-ide atau gagasan seseorang. Ide atau gagasan tersebut nantinya akan
dibaca oleh orang lain, sehingga perlu berhati-hati dalam membuatnya.Untuk membuat
sebuah karangan yang baik dan berbobot tidak sulit. Modal pokok yang diperlukan adalah
logika dan banyak membaca selain ada kemauan yang kuat ketekunan serta adanya waktu
untuk mengarang.Berbicara mengenai sebuah karangan, ada lima jenis karangan yakni
karangan narasi, karangan deskripsi, karangan persuasi, karangan argumentasi, dan
karangan eksposisi.
Karangan narasi adalah suatu bentuk karangan yang berusaha menyajikan suatu
peristiwa atau kejadian Dalam mempelajari suatu bahasa, diperlukan pemahaman tentang
aturan atau kaidah-kaidah yang terdapat dalam bahasa tersebut. Hal ini dilakukan untuk
menghasilkan bahasa yang komunikatif. Ketika menyampaikan ide, hasrat, pikiran, dan
keinginan kepada seseorang, baik secara lisan maupun tulisan, orang tersebut bisa
menangkap apa yang kita maksud. Jadi, fungsi suatu bahasa merupakan media untuk
menyampaikan suatu makna kepada seseorang baik secara lisan maupun secara tertulis.
Kegiatan menulis oleh Mahasiswa yang sampai saat ini masih dipelajari dan
dijadikan sebagai mata pelajaran salah satunya adalah kegiatan mengarang. Mengarang
adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat untuk dipahami Penulis harus
memiliki bayangan akan apa yang ditulisnya. Begitu pula bagaimana dengan cara terbaik
untuk menyampaikan gagasan tersebut, apakah menggunakan paragraf berbentuk
eksposisi, narasi, argumentasi, atau deskripsi. Setiap jenis karangan memiliki tujuannya
sendiri. Jika penulis tidak cermat dalam memilih bentuk karangan yang akan digunakan,
maka pesan yang ingin disampaikan penulis bisa tidak tercapai Kesalahan Mahasiswa
lebih cenderung kedalam pemilihan verba. Pemahaman kalimat yang masih kurang, dan
kuatnya pengaruh dari bahasa yang dipergunakan sehari-hari yaitu bahasa Indonesia
sering kali membuat karangan yang dibuat oleh Mahasiswa tidak tersampaikan dengan
baik kepada pembaca.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan karangan?
2. Apa saja bentuk-bentuk karangan?
3. Apa saja tahap perencanaan dan penyusunan karangan?
C. Tujuan
Tujuan tulisan ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan karangan
2. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk karangan
3. Untuk mengetahui apa saja tahap perencanaan dan penyusunan karangan
D. Manfaat
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat yang di hasilkan
membuat sebuah karangan adalah Dalam konteks kehidupan sehari-hari, karangan
memiliki beberapa manfaat dan kegunaan yang signifikan. Pertama-tama, karangan
memainkan peran penting dalam komunikasi. Dengan menulis karangan, seseorang
dapat mengungkapkan pikiran, gagasan, dan perasaan mereka dengan jelas dan
terstruktur. Manfaatnya terbagi menjadi dua yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis,tulisan ini bermanfaat sebagai berikut.
a. Dapat mengungkapkan pikiran,gagasan,dan perasaan mereka dengan jelas dan
terstruktur.
b. Karangan memainkan peran penting dalam komunikasi
2. Manfaat Praktis
Selanjutnya, ada dua manfaat praktis yaitu sebagai berikut.
a. Manfaat praktis khususnya bagi mahasiswa dalam penelitian ini yaitu sebagai
sarana untuk belajar menuangkan gagasan ilmiah
b. Dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan tentang pemakaian
pola pengembangan paragraf.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karangan
Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang
dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil
pikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur. Karangan yang
terdiri dari beberapa paragraf, masing-masing dari paragraf tersebut berisi pikiran utama
dan diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas. Sebuah paragraf belum tentu dapat terwujud
keselurahan karangan. Namun, sebuah paragraf sudah bisa memberikan suatu informasi
kepada pembaca karena ada kalanya suatu karangan hanya berisi satu paragraf saja
sehingga dalam karangan tersebut hanya berisi satu pikiran pokok.
Beberapa pendapat para ahli bahasa mengenai pengertian karangan.
1. Memorandum adalah suatu proses kegiatan pikiran manusia yang hendak
mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain, atau kepada diri sendiri,
dalam tulisan (A. Widyamartaya, (1978: 9).
2. Mengarang ialah menyusun atau mengorganisasikan buah pikiran, atau ide ke
dalam rangkaian kalimat yang logis dan terpadu dalam bahasa tertulis (Abdullah
Ambary, 1983: 186).
3. Karangan atau tulisan adalah rangkaiana kalimat yang logis, padu, dan sistematis
yang berisi pengalaman, pikiran atau pelukisan tentang sesuatu obyek, suatu
peristiwa, atau suatu masalah (Iyo Mulyono, 1986: 16).
4. Mengarang berarti menggunakan bahasa untuk menyatakan isi hati dan buah
pikiran secara menarik yang mengena pada pembaca (Cipta Loka Caraka, 1971:7).
5. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang- lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang
dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa
dan gambaran grafik itu (HG.Tarigan, 1986: 21).
Jadi kesimpulan pengertian karangan adalah merupakan wujud pengutaraan isi hati atau
buah pikiran secara tertu lis yang tersusun menarik dan sistematis serta logis, sehingga
dapat dipahami secara baik oleh pembaca.
4
B. Bentuk-bentuk Karangan
1. Karangan Narasi (Cerita)
Narasi atau cerita merupakan karangan yang berisi rangkaian peristiwa atau
kejadian. Yang menjadi inti ialah kejadian dalam kehi- dupan manusia sebagai
makhluk individu dengan segala pengalaman, pemikiran dan gejolak perasaannya;
manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk sosial dengan kegiatan komunikasinya
antarmanusia serta tindakannya terhadap alam,manusia dalam kehidupannya sebagai
makhluk ciptaan Tuhan dengan segala bentuk pengabdiannya terhadap Penciptanya.
Dalam kehidupan manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk
yang berketuhanan itulah lahir serangkaian peris- tiwa dan pengalaman hidup.
Perjalanan hidup manusia mulai dalam kandungan kemudian dilahirkan, berkembang
hingga dewasa dan akhirnya kembali kepada Tuhan, sungguh menyimpan banyak
rahasia yang cukup menarik untuk diungkapkan ke dalam cerita. Memang benar
bahwa kehidupan ini mengandung seribu satu macam persoalan, yang maksudnya
juga mengandung berbagai cerita.
Mereka yang arif akan menulis peristiwa hidupnya dan kejadian sekelilingnya
dalam cerita yang menarik. Dengan penuturannya demikian, akan terasa berfaedah;
berbagi pengalaman antar sesama untuk dijadikan pelajaran atau teladan hidup.
Bukankah kita sangat banyak mendengar cerita selama ini? Ada cerita yang biasa
diung- kapkan oleh ayah-ibu atau kakek-nenek kita, walaupun mungkin cerita itu
disajikan secara lisan dan sederhana. Namun demikian, tidak jarang cerita-cerita itu
dibukukan sebagai santapan santai pada waktu lowong bagi anak-anak. Dari situ
muncullah berbagai majalah anak-anak yang berisi cerita lucu dan menarik. Cerita
untuk remaja dan orang dewasa tersalur lewat cerpen dan novel itu. Selain itu, ada
cerita dalam bentuk riwayat hidup para tokoh. Cerita itu ada yang ditulis oleh
tokohnya sendiri dan ada pula yang ditulis oleh orang lain. Dalam penulisan riwayat
hidup itu penulis berusaha menuangkan dan membutiri jalan hidup tokoh yang
ditulisnya. Peristiwa apa yang berkesan? Bagaimana pandangan tentang rumah
tangga? Keistimewaan apa yang tampak pada dirinya? Apa saja cita-citanya?
Bagaimana pengabdiannya terhadap nusa, bangsa dan agama? Adakah kegagalan
yang dapat mematahkan semangat hidupnya? Apa kesenangannya? Bagaimana
prinsip hidupnya? Mungkin sederet pertanyaan lagi akan muncul untuk merekam
riwayat seseorang. Karangan narasi biasanya disertai oleh kisah, kehadiran tokoh, dan
5
terdapat deskripsi, baik latar, tokoh, maupun alur. Contohnya cerita Siti Nurbaya,
Malin Kundang, Supernova.
a. Ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi sebagai berikut:
1. Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.
2. Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar
terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
3. Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
4. Memiliki nilai estetika.
5. Menekankan susunan secara kronologis.
b. Contoh Karangan Narasi (Tentang Liburan)
Liburan semester tahun lalu, saya tidak berlibur kemana – mana. Saya hanya di rumah
melakukan kegiatan seperti biasa kecuali pergi ke sekolah.
Kegiatan yang saya lakukan di rumah hanya membantu mama saya untuk membuat kue
nastar untuk lebaran. Saat saya membantu mama, saya terlalu lama ketika memanggang
kue nastarnya sehingga kuenya gosong.
Karena hal tersebut, mama memarahi saya, lalu saya mencoba untuk membuatnya lagi
dengan penuh kehati – hatian supaya tidak gosong lagi. Saya membuat kue dibantu oleh
sepupu – sepupu saya. Setelah semua kue selesai dibuat, kami pun membersihkan semua
ruangan di rumah, menyapu halaman, dan mencuci piring. Liburan kali ini terasa sangat
menyenangkan karena semua hal dilakukan bersama sepupu – sepupu saya.
2. Karangan Deskripsi (Lukisan)
Pada deskripsi penulis berusaha untuk menggambarkan atau melukiskan sesuatu
secara sehidup-hidupnya, seperti keadaan alam, ruangan, dan keindahan wajah seseorang.
Dengan lukisan, diharapkan pembaca seolah-olah dapat melihat sendiri hal yang
disaksikan, dapat menyi- mak sendiri yang kita simak, dan dapat merasakan hal yang kita
rasakan.
Unsur penting yang harus kita perhatikan apabila ingin melukiskan sesuatu ialah
tajamnya pengamatan. Fungsi mata dan pemusatan pikiran mutlak diperlukan. Bagaimana
agar pengamatan yang kita lakukan dapat meresap sampai ke pikiran dan perasaan? Kita
harus banyak melatih diri. Sewajarnya seorang penulis yang ingin melukiskan suatu
keadaan alam tidak memandang begitu saja dengan matanya Ia harus lebih banyak
memperhatikan hal yang diamatinya, lalu membutirinya satu per satu serta memberi
kesan yang mampu menghidupkannya dalam tulisan. Keterbatasan daya pandang akan
berpengaruh terhadap pengungkapan kalimat-kalimat serta pilihan kata cenderung hambar
6
dan mungkin bertele-tele. Kita tidak bisa menyatakan bahwa keadaan alam di daerah Batu
Benawa Pagat, Barabai, indah dan mengesankan jika kita sama sekali belum pernah ke
sana. Mungkin pula kita pernah mengunjunginya, tetapi sudah terlalu lama dan itu pun
hanya sebentar. Kita tidak sempat secara serius dan bersantai memperhatikan derasnya
sungai di sana. Hawanya yang sejuk di sisi bebatuan yang terendam di pinggir sungai itu,
juga tidak kita nikmati. Akhirnya, lukisan tentang keindahan daerah Pagat itu tak bisa
memukau pembaca.
Untuk melukiskan keadaan ruangan besar yang di dalamnya penuh dengan
perlengkapan keperluan upacara, pengamat yang ingin menggambarkannya tentu harus
cermat betul. Sebenarnya ungkapan keadaan itu bila disampaikan dengan bahasa lisan,
peranan penghayatan dan penguasaan kosakata amat besar bagi keberhasilan gambaran
konkret yang disampaikan. Karena itu, dalam bahasa tulis lukisan harus sama terlihatnya
bila diwujudkan dengan ungkapan lisan. Segala indera dituntut untuk difungsikan oleh
penulis. Penulis sejeli mungkin membutiri semua yang terdapat di ruangan itu.
Bagaimana kelengkapan fasilitas yang ada? Segala keistimewaan ruangan harus
diutarakan dengan bahasa yang jelas. Namun demikian, jika terasa ada kekurangannya,
sebaiknya disampaikan. Sebab, lukisan dikemukakan sehidup-hidupnya dan apa adanya.
Boleh dikatakan bahwa melukiskan sesuatu dalam karangan berarti memindahkan semua
yang ada di penglihatan, di perasaan dan di pikiran melalui bahasa tulis.
Secara garis besar, deskripsi (lukisan) mempunyai dua corak, yaitu lukisan yang
bercorak sastra dan lukisan bercorak bukan sastra. Deskripsi yang bercorak sastra banyak
terdapat dalam roman atau novel dan cerpen. Keperluan pendekripsian, pembaca
tersentuh emosinya.
a. Ciri-ciri karangan deskripsi adalah sebagai berikut:
1) Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
2) Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri
pembaca agar seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau
mendengar, sendiri suatu objek yang dideskripsikan
3) Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang
dapat berupa tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
4) Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif),
impresionistis (subjektif), atau sikap penulis
7
diserap. Karena itu, tiap-tiap bagian karangan harus merupakan kesatuan dan
mencerminkan kesinambungan yang saling mendukung.
Jika kita ingin membuat paparan, maka sebagaimana lazimnya lebih-lebih
dahulu kita tentukan topik yang akan kita paparkan. Apakah kita ingin
memaparkan suatu benda, proses pembuatan, dan petunjuk pemakaian benda?
Ataukah kita hendak memaparkan suatu gagasan? Dengan demikian, kita tetapkan
tujuan pemaparan itu secara jelas agar hasilnya tidak mengecewakan pembaca.
Setelah itu kita buatkan kerangka yang cukup terinci sehingga tinggal
mengembang- kan saja. Karena biasanya paparan tidak terlalu panjang, maka
topiknya harus betul-betul dibatasi agar dengan keterbatasan itu,dapat lebih dalam
dan lebih jelas mengemai hal-hal yang disampaikan. Eksposisi atau paparan itu
banyak ragamnya. Kita bisa menemukannya dalam majalah dan surat kabar,
seperti resep makanan, kegunaan suatu barang, dan keistimewaan bahan makanan.
a. Ciri-ciri karangan eksposisi adalah sebagai berikut:
Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
1) Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)
2) Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
3) Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang
ada
4) Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja
sesuatu
b. Contoh karangan eksposisi (Tentang Bencana Lingkungan)
Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius.
Enam masalah lingkungan yang utama tersebut adalah ledakan jumlah penduduk,
penipisan sumber daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan
hewan, kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan kemiskinan.
Dari hal itu dapat dibayangkan betapa besar kerusakan alam yang terjadi karena
jumlah populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yang
meningkat, sedangkan teknologi saat ini belum dapat menyelesaikan
permasalahan tersebut.
Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh praktik
pembangunan yang tidak memperhatikan kelestarian alam, atau disebut
pembangunan yang tidak berkelanjutan. Seharusnya, konsep pembangunan adalah
11
yang meminta kita menulis, misalnya panitia seminar dalam hal seperti ini kita
tidak perlu bersusah payah memikirkan topik yang akan di garap.
2. Pembatasan topik
Setelah kita berhasil memilih topik yang memenuhi persyaratan di atas, maka
langkah-langkah yang kedua yang harus dilakukan adalah membatasi topik
tersebut (Akhaidah, 1988: 10). Dalam hal ini, tentu saja dapat dipikirkan secara
langsung suatu topik yang cukup terbatas untuk dibahas, misalnya, cara belajar
mahasiswa universitas terbuka, penghijauan untuk mengurangi polusi di kota-kota
besar, pemakaian bahasa Indonesia dalam cerita pendek, penulis remaja dan
sebagainya. Cara lain untuk menemukan topik yang terbatas ialah dengan jalan
membuat diagram pohon.
3. Topik dan Judul
Setelah diperoleh topik yang sesuai maka dalam pelaksanaannya topik yang
telah dipilih itu harus dinyatakan dalam suatu judul karangan. Yang dimaksud
dengan topik adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karanagn yang akan
digarap sedangkan judul ialah nama, tittel, atau semacam label untuk suatu
karangan. Pernyataan topik mungkin saja sama dengan judul, tetapi mungkin juga
tidak. Dalam karangan fiktif (rekaan) kerap kali judul karangan tidak menunjukkan
topik.
4. Menentukan Tujuan dan Bentuk Karangan
Supaya karangan sungguh-sungguh mengenai sasarannya, efektif, supaya pembaca
merasa puas, maka ada beberapa tujuan yang harus dilakukan. Tujuan-tujuan
mengarang dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Memberti tahu atau memberi informasi tentang karangan yang ditunjukkan
kepada pikiran untuk menambah pengetahuan dan mengajukan pendapat
persoalan.
b. Menggerakkan hati, menggetarkan perasaan, meng- harukan: karangan
ditujukan untuk menggugah perasaan untuk mempengaruhi, mengambil
hati, membangkitkan simpati. Campuran kedua di atas, yaitu memberi tahu
sekaligus mempengaruhi. Setelah menentukan tujuan karangan lalu
menentukan bentuk karangan. Bila tujuannya memberi tahu, carilah bentuk
yang sesuai: studi, berita, laporan. Bila tujuannya menggerakkan perasaaan
13
pembaca, gunakan bentuk yang sesuai seperti: kisah, cerita pendek, drama,
novel, dan roman.
5. Membuat Kerangka Karangan
Langkah terakhir pada tahap penulisan adalah mengorganisasikan karangan. Dalam
hal ini, tujuan penulisan serta bahan penulisan turut menentukan bentuk organisasi
karangan itu. Bentuk atau pola organisasi karangan akan di bicarakan pada bagian
lain dalam uiraian ini. Agar organisasi karangan dapat ditentukan, sebelumnya. kita
harus menyusun kerangka karangan. Menyusun kerangka karangan merupakan
suatu rencana kerja yang mengandung ketentuan-ketentuan tentang bagaimana kita
menyusun karangan itu. Kerangka karangan juga akan menjamin penulis
menyusun gagasan secara logis dan teratur.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi kesimpulan pengertian karangan adalah merupakan wujud pengutaraan isi hati
atau buah pikiran secara tertulis yang tersusun menarik dan sistematis serta logis,
sehingga dapat dipahami secara baik oleh pembaca. Karangan diartikan pula dengan
rangkaian hasil pikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.
Karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, masing-masing dari paragraf tersebut
berisi pikiran utama dan diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas. Sebuah paragraf belum
tentu dapat terwujud keselurahan karangan. Namun, sebuah paragraf sudah bisa
memberikan suatu informasi kepada pembaca karena ada kalanya suatu karangan hanya
berisi satu paragraf saja sehingga dalam karangan tersebut hanya berisi satu pikiran
pokok.
B. SARAN
Meskipun penulis sudah berusaha untuk menyempurnakan susunan makalah, namun
nyatanya penulis masih banyak memiliki kekurangan yang harus diperbaiki Oleh karena
itu, berbagai macam kritik dan saran dari pembaca yang membangun sangat diharapkan
guna bahan evaluasi kedepannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Hs,Widjono.(2007).Bahasa Indonesia.Grasindo
Sidik,Mohamad.(2016).Dasar-dasar Menulis Dengan Penerapannya.Tunggal Mandiri
Publishing
Baskoro,Dhama Gustiar.(2020).Smart Writing.Deepublish
Dr.H.Dalman,M.Pd.(2021).Keterampilan Menulis.PT Raja Grafindo Persada