Dosen Pengampu :
Yasinta Mahendra, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 5
Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
berkat rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Adapun judul dari makalah ini adalah “Perkembangan
Kemampuan Menulis Kelas Tinggi”.
Makalah ini menyajikan materi yang mudah dipahami dan dimengerti oleh
peserta didik atau pembaca. Makalah ini juga menjadi bahan ajar bagi guru dan
peserta didik dan untuk menggali ilmu secara mandiri, mencari untuk menemukan
aspirasi, motivasi dan dapat berkarya sehingga bermanfaat bagi kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga
penyajian makalah selanjutnya dapat kami tingkatkan. Semoga makalah ini dapat
membantu mengantarkan peserta didik untuk mencapai sukses dalam pendidikan,
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Penulis
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN..................................................................................3
2.1 Pengertian Menulis............................................................................3
2.2 Tujuan Menulis..................................................................................5
2.3 Pendekatan dan Model Pembelajaran Menulis..................................6
2.4 Perkembangan Tulisan Siswa Kelas Tinggi......................................8
2.5 Problematika Pembelajaran Menulis di Kelas Tinggi Sekolah
Dasar........................................................................................................8
BAB III. PENUTUP........................................................................................11
3.1 Kesimpulan......................................................................................11
3.2 Saran................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini, diharapkan pembaca mampu mengetahui:
1
1. Untuk mengetahui pengertian menulis.
2. Untuk mengetahui tujuan dalam menulis.
3. Untuk mengetahui apa saja pendekatan serta model pembelajaran yang
digunakan dalam menulis.
4. Untuk mengetahui perkembangan tulisan siswa di kelas tinggi.
5. Untuk mengetahui masalah yang ada pada pembelajaran menulis kelas tinggi
sekolah dasar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
bertujuan meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca, maka penulis dapat
menyajikan secara logis, kritis dan sistematik bukti-bukti yang dapat memperkuat
kebenaran pendapat yang disampaikan. Paragraf argumentasi dapat disusun
dengan pola sebab-akibat. Artinya, paragraf tersebut diawali dengan kalimat
utama yang merupakan sebab dan diikuti oleh beberapa akibat sebagai kalimat
penjelasnya. Dan begitu juga sebaliknya. Penulis dapat mengajukan
argumentasinya berdasarkan contoh-contoh, analogi, akibat-sebab, sebab-akibat,
dan pola-pola deduktif.
4) Eksposisi
Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan,
menyampaikan, atau menguraikan sesuatu yang dapat memperluas atau
menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya (Suparno, 2008: 112).
Eksposisi merupakan tulisan yang isinya menyampaikan atau memaparkan sebuah
informasi secara jelas dan dapat disertai data-data yang konkrit sehingga pembaca
dapat informasi yang sesungguhnya.
5) Persuasi
Persuasi merupakan pragraf yang berisikan tentang ajakan atau bujukan
kepada pembaca agar pembaca dapat melakukan atau mengikuti apa yang penulis
ungkapkan didalam pragraf tersebut. Di dalam paragraf persuasi banyak
ditemukan kata-kata seperti “ayo”, mari, dan lakukanlah. Dalam persuasi bukti-
bukti digunakan seperlunya atau kadang-kadang dimanipulasi untuk menimbulkan
kepercayaan pada diri pembaca bahwa apa yang disampaikan penulis itu benar.
Contohnya pada propaganda, iklan, selebaran, dan brosur.
4
d) Membuat cerita
e) Menceritakan kembali
2) Menulis untuk keperluan sehari-hari
5
membandingkan realita dengan skemata dan realitas lain yang teramatinya
sehingga membentuk hasil pengamatan dan melahirkan pengertian baru.
Membaca merupakan proses yang konstruktif dan proses problem solving.
Praduga dan prediksi pembaca berkaitan dengan teks yang telah dibaca melalui
kegiatan problem solving. Perolehan pengetahuan ini digunakan sebagai bekal
untuk melakukan kegiatan menulis. Dalam proses tersebut pembaca mengurai
kode tertulis untuk memperoleh makna. Pembaca melakukan proses interaktif
dengan teks yang diarahkan oleh pengetahuan (skemata) dan pengalaman yang
dimiliki sebelumnya. Skemata dalam hal ini adalah suatu rangkaian ide/ konsep
yang tersusun dalam sebuah kerangka untuk memahami sebuah informasi barau.
Bila pembaca mengetahui kerangka tersebut, maka berbagai informasi yang
datang langsung dapat disusun, dipahami, dan disimpan dalam ingatan untuk
kemudian dipergunakan kembali pada waktu diperlukan.
Dengan demikian, pembelajaran menulis juga sebaiknya dilakukan secara
integratif melalui pemaduan keterampilan berbahasa lainnya, misalnya membaca.
Pada saat membaca dan merekonstruksi makna dari bacaan, kemampuan
intelektual dan emosional siswa dilibatkan secara aktif. Membimbing siswa untuk
mengartikulasikan proses berpikirnya saat mereka membaca akan membantu
mereka menilai pemahamannya. Membaca selama kegiatan proses menulis
berlangsung secara tidak langsung memberikan pengaruh pada produk tulisan
siswa. Pengembangan komposisi dalam menulis tidak dapat dikembangkan dalam
menulis saja, tetapi menuntut aktivitas membaca dan kegemaran membaca. Jadi
tujuan menulis yaitu:
a) Tujuan penugasan (Assigment Purpose) sebagai penugasan tidak mempunyai
tujuan sama sekali. Ini sebagai tugas yang diberikan guru kepada siswa.
b) Tujuan altruistic (Altruistic Purpose) tujuan ini menyenangkan pembacanya.
Tujuan dari altruistic adalah keterbacaan sesuatu tulisan.
c) Tujuan pesuasif (persuasive purpose) bertujuan untuk meyakinkan pembaca
akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
6
Pendekatan komunikatif memfokuskan pada keterampilan siswa
berkumunikasi dalam pembelajaran. Pendekatan ini tampak pada pembelajaran:
mendeskripsikan suatu benda, menulis surat dan membuat iklan.
b) Pendekatan Keterampilan
Proses keterampilan memfokuskan pada keterampilan mengamati,
mengklasifikasi, menginterpretasi, dan mengkomunikasikan. Tampak pada
pembelajaran : membuat iklan dan menyusun kalimat acak menjadi pragraf yang
padu.
c) Pendekatan Tematik
Menulis pengalaman dalam bentuk puisi.
d) Pendekatan Integratif
Menekankan pada menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam
pembelajaran. Misalnya pada menuliskan dan menceritakan suatu peristiwa yang
menarik bagi anak, membuat ringkasan cerita yang di dengar. Membaca bacaan
kemudian membuat ikhtisarnya.
7
Dilakukan dengan cara memberikan tugas kepada siswa untuk menulis
cerita tentang cita-citanya setelah dewasa nanti.
8
kompleks. Bloom dan Lahey (1978) memandang bahasa sebagai suatu kombinasi
antara tiga komponen utama: bentuk, isi dan penggunaan. Bentuk suatu ujaran
dalam bahasa lisan dapat digambarkan berdasarkan bentuk fonetik dan
akustiknya, tetapi bila kita hanya menggambarkan bentuknya saja, maka kita akan
terbatas pada penggambaran bentuk atau kontur fitur permukaan ujaran saja. Ini
biasanya dilakukan berdasarkan unit fonologi (bunyi atau struktur bunyi),
morfologi (unit-unit makna berupa kata atau infleksi), dan sintaks (kombinasi
antara berbagai unit makna). Isi bahasa adalah maknanya atau semantik- yaitu
representasi linguistik dari apa yang diketahui seseorang tentang dunia benda,
peristiwa dan kaitannya. Representasi linguistik tentang isi bahasa tergantung
pada kode – yaitu suatu sistem isyarat arbitrer yang konvensional – yang memberi
bentuk kepada bahasa (Bloom dan Lahey, 1978).
Anak mungkin berkesulitan dalam mengembangkan pengetahuan yang
sesuai usia dalam salah satu dari ketiga dimensi bahasa (isi, bentuk atau
penggunaan), dan kesulitan dalam satu dimensi dapat mengakibatkan kesulitan
dalam dimensi lainnya. Kesulitan dalam dimensi bentuk mungkin terbatas hanya
pada fonologi, tetapi kesulitan dalam mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman tentang fonologi bahasa dapat mempengaruhi perkembangan dalam
bidang morfologi dan sintaks. Masalah dalam kemampuan mengembangkan
kemampuan bahasa yang sesuai usia di dalam berbagai dimensi bahasa biasanya
akan menimbulkan masalah dalam pengembangan kemampuan membaca dan
menulis yang sesuai usia. Masalah-masalah ini mungkin terkait dengan
perkembangan membaca pada berbagai tingkatan. Kesulitan dalam dimensi
bentuk dapat mengakibatkan masalah dalam “memecahkan” kode bacaan. Anak
yang bermasalah dalam mengembangkan pengetahuan tentang bentuk bahasanya
dapat bermasalah dalam memahami struktur bunyi dan dalam memahami
hubungan huruf-bunyi yang diperlukan untuk “memecahkan kode” bahasa tulis.
Di pihak lain, anak yang berkesulitan memahami isi bahasa mungkin akan dapat
“memecahkan kode” dengan mudah, tetapi mereka mungkin berkesulitan dalam
memahami apa yang dibacanya. Siswa juga mungkin berkesulitan dalam
membaca karena mereka berkesulitan dalam menggunakan bahasa. Tujuan
pengajaran membaca adalah membaca untuk belajar (atau membaca untuk
9
kesenangan). Pembaca harus dapat masuk ke dalam semacam dialog dengan
penulis. Untuk belajar dan mengerti suatu teks diperlukan pengembangan strategi
untuk memahami maksud penulis. Teks yang berbeda memerlukan strategi yang
berbeda untuk memahaminya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menulis lanjut di arahkan untuk menggungkapkan pikiran, perasaaan dan
informasi ke dalam bentuk percakapan, petunjuk, dan cerita. Pembelajaran
menulis lanjutan berisikan kegiatan-kegiatan berbahasa tulis dalam kehidupan
sehari-hari. Berdasarkan isinya jenis tulisannya menulis dibedakan menjadi empat
yaitu menulis diskripsi, narasi, argumentasi dan eksposisi. Suparno (2008; 1.13)
menambahkan satu lagi jenis tulisan yaitu persuasi.
Teknik pembelajaran menulis dikelompokkan menjadi dua :
1) Menulis cerita
2) Menulis untuk keperluan sehari-hari
Tujuan menulis yaitu:
1) Tujuan penugasan
2) Tujuan altruistic
3) Tujuan pesuasif
11
pemahaman tentang fonologi bahasa dapat mempengaruhi perkembangan dalam
bidang morfologi dan sintaks.
3.2 Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah Perkembangan Kemampuan
Menulis Kelas Tinggi dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam kegiatan
pembelajaran. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, sehingga kiranya pembaca dapat memberikan kritik dan saran agar
dapat membangun makalah ini menjadi lebih baik lagi.
12
DAFTAR PUSTAKA
13