Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Pembelajaran Bahasa Indonesia SD


“Pembelajaran Membaca Pemahaman”

Disusun oleh:
Kelompok 5
Revalina Hidayat (22129390)
Theresia Varenchi (22129233)

Dosen Pengampu:
Dr. Chandra, S.Pd., M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024

1
KATA PENGANTAR

Dengan penuh rasa hormat dan syukur, kami ingin mempersembahkan makalah ini
sebagai hasil dari pengumpulan materi yang sesuai dan relevan dengan materi perkuliahan
“Pembelajaran Membaca Pemahaman”.

Penyusunan makalah ini dilakukan dalam rangka pemenuhan tugas mata kuliah
Pembelajaran Bahasa Indonesia SD, dengan bapak Dr. Chandra, S.Pd., M.Pd selaku dosen
pengampu dalam mata kuliah ini, dengan harapan makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan kami.

Kami menyadari dalam penulisan makalah kelompok ini masih jauh dari kata
sempurna, karena tentunya masih banyak kekurangan seperti dalam pemilihan kata, tanda baca,
informasi yang dimuat dan sebagainya. Oleh karena itu, kami sangat terbuka untuk menerima
masukan, kritik, dan saran yang membangun dari pembaca.

Akhir kata, kami ingin menyampaikan apresiasi yang tulus kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan dan bimbingan selama proses penyusunan makalah ini. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita di dunia ini. Amin ya rabbal alamin.

Padang, 13 Maret 2024

Kelompok 5

I
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. iii

A. Latar Belakang .................................................................................................. iii


B. Rumusan Masalah ............................................................................................. iii
C. Tujuan Masalah ................................................................................................. iv

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 1

A. Hakikat Membaca Pemahaman ........................................................................ 1


B. Ciri-Ciri Teks Membaca Pemahaman .............................................................. 3
C. Teknik Membaca Pemahaman.......................................................................... 4
D. Model Pembelajaran CIRC ............................................................................... 5

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 9

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 9
B. Saran .................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemampuan membaca pemahaman sangat penting dalam proses pembelajaran dan
perkembangan intelektual peserta didik. Membaca bukan sekadar proses mengenali huruf
dan kata, tetapi juga melibatkan pemahaman dan interpretasi makna dari suatu teks.
Pemahaman yang baik akan membantu peserta didik mengasah keterampilan berpikir
kritis, memperluas wawasan, serta mengaplikasikan pengetahuan yang didapatkan dalam
berbagai konteks kehidupan.
Meningkatnya kompleksitas informasi di era digital ini menuntut kemampuan
membaca pemahaman yang lebih tinggi. Peserta didik harus mampu tidak hanya
memahami informasi yang tersurat dalam teks, tetapi juga menganalisis, menyimpulkan,
dan mengaplikasikan pengetahuan tersebut. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam
terhadap berbagai jenis teks, mulai dari prosa nonfiksi, dialog, hingga teks kesusastraan,
menjadi keterampilan penting untuk masyarakat yang semakin kompleks.
Namun, Tidak semua peserta didik memiliki kemampuan membaca pemahaman
yang optimal, dan faktor-faktor seperti kurangnya latihan, kurangnya pemahaman konsep,
atau kurangnya akses terhadap beragam jenis teks dapat menjadi hambatan dalam
mengembangkan keterampilan ini.
Makalah ini bertujuan untuk mengeksplorasi secara mendalam mengenai hakikat
membaca pemahaman, ciri-ciri teks membaca pemahaman, Teknik membaca pemahaman,
serta penerapan model pembelajaran CIRC. Dengan demikian, makalah ini diharapkan
dapat memberikan wawasan yang komprehensif bagi pembaca, baik bagi para pendidik
dalam merancang strategi pengajaran, maupun bagi peserta didik dalam meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman mereka di tengah tuntutan zaman yang semakin
dinamis.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat membaca pemahaman?
2. Apa saja ciri-ciri teks membaca pemahaman?
3. Bagaimana teknik membaca pemahaman?
4. Bagaimana model pembelajaran CIRC?

iii
C. Tujuan Masalah
1. Mendeskripsikan hakikat membaca pemahaman
2. Menguraikan ciri-ciri teks membaca pemahaman
3. menguraikan teknik membaca pemahaman
4. Mendeskripsikan model pembelajaran CIRC

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Membaca Pemahaman


Dalam bukunya "Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa," Henry Guntur
Tarigan menjelaskan bahwa membaca adalah proses untuk memperoleh pesan dari penulis
melalui kata-kata atau bahasa tulis. Proses membaca memerlukan pemahaman yang
melibatkan asosiasi makna dan simbol kata, penilaian konteks, pemilihan makna yang
benar, serta organisasi gagasan. Membaca pemahaman bukan hanya tentang kecepatan,
melainkan pemahaman mendalam terhadap isi bacaan, Yoakam (dalam Ahuja, 2010: 50).
Menurut Tarigan (2015:13) membaca pemahaman adalah bagian dari membaca
intensif yang bertujuan memahami isi bacaan. Kholiq (2019) menyatakan bahwa membaca
pemahaman melibatkan penelaahan kata demi kata, analisis maksud dan tujuan penulisan,
serta kemampuan mengembangkan ide ke dalam bacaan baru. Ini menunjukkan bahwa
membaca pemahaman merupakan proses membaca yang mendalam.
Hal ini sejalan dengan pendapat Tampubolon (2015: 6) yang menekankan bahwa
membaca pemahaman tidak hanya melibatkan gerakan mata tetapi juga melibatkan pikiran
dan penalaran untuk menemukan dan memahami informasi yang disampaikan oleh
pengarang. Dengan demikian, membaca pemahaman bukan sekadar mengidentifikasi
simbol-simbol dalam bacaan, melainkan kemampuan merekonstruksi pesan yang tersirat
maupun tersurat dan menghubungkannya dengan pengetahuan yang dimiliki pembaca.

Tujuan Membaca Pemahaman

Tujuan Membaca Pemahaman Somadayo (2020) adalah untuk memperoleh


pemahaman yang mendalam. Ini mencakup: (1) Menangkap makna setiap kata atau istilah
yang disampaikan; (2) Memahami makna tersirat dan tersurat dari suatu kata atau kalimat;
(3) Menemukan kesimpulan dari bacaan. Lebih jauh lagi Somadayo mengungkapkan
bahwa tujuan dari membaca pemahaman adalah sebagai berikut.

1. Untuk memperoleh rincian dan fakta- fakta


2. Untuk mendapatkan ide pokok dalam suatu teks yang dibaca
3. Untuk mendapatkan urutan organisasi dalam sebuah teks
4. Untuk mendapatkan sebuah kesimpulan dari teks yang dipahami

1
5. Untuk mendapatkan klasifikasi dari teks yang dibaca
6. Untuk membuat perbandingan atau pertentangan dengan pengetahuan yang
dimiliki.

Tarigan (2015) membaca pemahaman juga bertujuan untuk menjawab pertanyaan


tentang tema, pernyataan dalam bacaan, dan proses pengembangan gagasan yang
disampaikan penulis. Tujuannya adalah untuk memahami teks secara mendalam, dari kata,
kalimat, hingga paragraf, serta menarik kesimpulan dan membuat perbandingan dengan
pengetahuan yang dimiliki..

Prinsip Membaca Pemahaman

Prinsip-prinsip Membaca Pemahaman Menurut McLaughlin dan Allen (dalam


Somadayo: 2020) adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman adalah proses sosial yang konstruktif.


2. Keseimbangan kemampuan membaca harus dipertahankan.
3. Guru membaca yang profesional memiliki dampak pada pembelajaran siswa.
4. Pembaca yang baik aktif dalam proses membaca dan memiliki peran strategis.
5. Membaca harus terjadi dalam konteks yang bermakna.
6. Siswa mendapatkan manfaat dari berbagai bahan bacaan pada berbagai tingkat
kelas.
7. Perkembangan kosakata dan pembelajaran mempengaruhi pemahaman bacaan.
8. Keterlibatan aktif merupakan faktor kunci dalam pemahaman.
9. Strategi dan keterampilan membaca dapat diajarkan.
10. Asesmen yang dinamis memberikan informasi tentang pemahaman membaca.

Brown menyatakan bahwa prinsip utama pembaca yang baik adalah pembaca yang
berpartisifasi aktif dalam proses membaca. Mereka mempunyai tujuan vang jelas serta
memonitor tujuan membaca mereka dari teks bacaan vang mereka baca (dalam Somadayo:
2020).

Indikator Membaca Pemahaman

Indikator merupakan sesuatu yang dapat memberikan petunjuk atau suatu


keterangan. Menurut Somadayo (2020:11) membaca pemahaman memiliki beberpa
indicator diantaranya adalah sebagai berikut.

2
1. Kemampuan menangkap arti kata dan ungkapan dalam teks.
2. Kemampuan menafsirkan makna langsung dan tidak langsung dari teks
3. Kemampuan membuat kesimpulan dari teks yang dibaca.
B. Ciri-Ciri Teks Membaca Pemahaman
Menurut Sunarti (2021), pembelajaran membaca pemahaman melibatkan buku
ilmiah, bacaan gagasan kompleks, dan data informatif. Buku ilmiah menekankan
keakuratan informasi dan pendekatan ilmiah mendalam. Bacaan penuh gagasan
memunculkan konsep-konsep kompleks untuk mendorong pemahaman mendalam dan
pemikiran kritis. Teks membaca pemahaman sering mengandung data informatif, seperti
statistik atau fakta, untuk mendukung argumen. Struktur teks yang terorganisir membantu
pembaca mengikuti alur pikiran penulis dari pengenalan hingga kesimpulan. Penggunaan
bahasa jelas dan formal dalam teks membaca pemahaman bertujuan memastikan
pemahaman konsep tanpa kebingungan. Secara keseluruhan, teks ini dirancang untuk
meningkatkan pemahaman dan analisis pembaca melalui kejelasan, keakuratan, dan
kedalaman informasi.
Ciri-ciri teks yang membutuhkan kemampuan membaca pemahaman:
a. Kompleksitas: Teks yang memerlukan kemampuan membaca pemahaman
cenderung memiliki kosakata dan struktur yang kompleks. Ini berarti teks
tersebut mungkin menggunakan kata-kata atau frasa yang tidak umum atau
memerlukan pemahaman yang lebih dalam terhadap struktur kalimat yang
kompleks.
b. Keabstrakan informasi: Teks yang memerlukan kemampuan membaca
pemahaman dapat mengandung informasi yang abstrak atau tidak langsung
dinyatakan secara eksplisit. Ini memerlukan kemampuan untuk menganalisis
dan menyimpulkan makna yang terkandung dalam teks.
c. Isi teks beragam: Teks-teks yang memerlukan kemampuan membaca
pemahaman dapat memiliki beragam topik dan konteks, mulai dari teks nonfiksi
hingga teks sastra. Konten teks juga dapat bervariasi, mulai dari informasi
umum hingga topik yang lebih spesifik atau ilmiah.

Dengan memahami ciri-ciri ini, pembaca dapat lebih siap dan terlatih dalam
menghadapi teks-teks yang memerlukan kemampuan membaca pemahaman. Selain itu,
pengajar juga dapat merancang tes dan latihan yang sesuai untuk membantu siswa
mengembangkan kemampuan membaca pemahaman mereka.

3
C. Teknik Membaca Pemahaman
Teknik membaca pemahaman menurut Agustina (2008: 16-68) adalah memjawab
pertanyaan, meringkas bacaan, mencari ide pokok, melengkapi paragraf, merumpangkan
bacaan serta teknik memahami bacaan. Dengan teknik-teknik ini, pembaca dapat
mengidentifikasi topik bacaan dan memperoleh pemahaman yang baik dari materi yang
dibaca.
Untuk menemukan informasi fokus secara efisien, menurut Dalman (2013:15) ada
beberapa teknik membaca yang digunakan, yaitu:
a. Baca pilih, yaitu pembaca memilih bahan bacaan atau bagian bacaan yang dianggap
relevan atau berisi informasi focus yang ditentukannya.
b. Baca lompat, yaitu pembaca dalam menemukan bagian bacaan yang relevan
melampaui atau melompati bagian-bagian lain.
c. Baca layap, yaitu membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum suatu bacaan.
d. Baca tatap, yaitu membaca dengan cepat dan memusatkan perhatian untuk
menemukan bagian bacaan yang berisi informasi focus yang telah ditentukan dan
seterusnya membaca bagian tersebut dengan teliti sehingga informasi fokus tersebut
ditemukan denan tepat dan dipahami benar.

Suyatmi (2000:45) menekankan teknik membaca pemahaman yang meliputi


menentukan tujuan membaca, preview atau membaca selayang pandang, membaca
keseluruhan isi bacaan dengan cermat, dan mengemukakan kembali isi bacaan dengan kata-
kata sendiri.

Sementara itu Arifin (2011:6) menjelaskan bahwa teknik skema merupakan salah
satu cara yang dapat digunakan untuk dapat memahami sebuah bacaan. Jika dapat
memanfaatkan skema yang dimiliki pada suatu teks, maka hal tersebut akan membantu
siswa dalam memahami bacaan tersebut dengan baik. Saat membaca, skema berfungsi
untuk menangkap makna. Menurut Arifin (2011:7) langkah-langkah implementasi
membaca pemahaman dengan teknik skema adalah sebagai berikut:

a. Guru dan siswa berdiskusi tentang materi yang akan diberikan.


b. Guru memberikan petunjuk berupa daftar petunjuk dan gambar yang ada
hubungannya dengan materi bacaan dan skema pemikiran siswa.
c. Siswa membaca teks dan dilanjutkan dengan menuliskan kata-kata yang dianggap
sukar.

4
d. Siswa mengungkapkan ide-ide pokok dalam paragrapf.
e. Siswa menceritakan kembali isi teks dengan menggunakan bahasanya sendiri.

Dengan adanya kemampuan membaca pemahaman yang baik diharapkan dapat


membantu siswa menangkap ide-ide pokok dalam bacaan, menghubungkan ide-ide
tersebut, dan mengaitkannya dengan pengetahuan di luar bacaan.

D. Model Pembelajaran CIRC


1. Definisi Model CIRC
Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
adalah pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh Stevens, Madden, Slavin, dan
Finish pada tahun 1987. Dalam CIRC, setiap siswa bertanggung jawab terhadap tugas
kelompoknya, menyampaikan ide-ide, dan menyelesaikan tugas secara bersama-sama
untuk memahami konsep dan meningkatkan pengalaman belajar (Huda, 2013: 221).
Pembelajaran CIRC mengintegrasikan bacaan secara menyeluruh dan komposisi
menjadi bagian-bagian penting (Shoimin, 2014: 52). Ini membantu siswa memahami
konsep bahasa, menemukan ide pokok, pokok pikiran, atau tema sebuah wacana, serta
meningkatkan kemauan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Kelompok dalam CIRC dibentuk secara heterogen untuk mendukung saling
mengajar, interaksi antar siswa dari berbagai latar belakang, dan memudahkan
manajemen kelas. Meskipun pembentukan kelompok heterogen dapat menimbulkan
kendala, seperti penolakan dari siswa yang memiliki kemampuan akademis lebih tinggi,
hal ini dapat diatasi dengan melatih siswa untuk bekerja sama dan berbagi. Manfaat ini
akan sangat dirasakan ketika mereka sudah terjun dalam dunia kerja dan kehidupan
masyarakat yang sangat berkaitan dengan kerja sama. Pengelompokan ini bisa diubah
atau dibuat permanen keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kelompok
yang sering diubah memiliki keuntungan bahwa siswa lebih banyak kesempatan untuk
berinteraksi dengan siswa-siswa yang lainnya, namun kelemahannya dalam
pembentukan kelompok baru adalah memakan waktu baik itu waktu persiapan maupun
waktu dikelas (Lie, 2004: 42-43).
Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan peringkat siswa
berdasarkan kemampuan akademik, menentukan jumlah kelompok berdasarkan jumlah
siswa, dan menyusun anggota kelompok dengan memperhatikan keragaman
kemampuan untuk mencapai keseimbangan (Shoimin, 2014: 52).
2. Langkah-langkah Model CIRC

5
Langkah-langkah pembelajaran model CIRC (Suprijono, 2009: 131) adalah
sebagai berikut:
a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen.
b. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
c. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kerja.
d. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok.
e. Guru membuat kesimpulan bersama.
f. Penutup.
Langkah-langkah model pembelajaran CIRC dibagi menjadi beberapa fase. Fase-
fase tersebut sebagai sebagai berikut (Shoimin, 2014: 53):
a. Fase pertama, yaitu orientasi. Pada fase ini guru memberikan pengetahuan awal
tentang materi dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
b. Fase kedua, yaitu organisasi. Pada fase ini guru membagi siswa ke dalam
kelompok, memberikan bahan bacaan, menjelaskan mekanisme diskusi
kelompok, dan tugas yang harus diselesaikan.
c. Fase ketiga, yaitu pengenalan konsep. Pada fase ini guru mengenalkan konsep
baru berdasarkan hasil penemuan selama eksplorasi, menggunakan berbagai
media.
d. Fase keempat, yaitu fase publikasi. Pada fase ini siswa mengkomunikasikan
hasil temuan mereka tentang materi dalam kelompok atau di dalam kelas.
e. Fase kelima, yaitu fase penguatan dan refleksi. Pada fase ini guru memberikan
penguatan terkait materi yang dipelajari, memberikan contoh nyata, dan siswa
diberi kesempatan untuk merefleksikan serta mengevaluasi hasil pembelajaran
mereka.
Setiap fase-fase di atas, dapat kita lihat dalam beberapa tahap sebagai berikut
(Huda, 2013: 222-223):
a. Tahap 1: Pengenalan Konsep
Pada fase ini, guru melakukan apersepsi dan memberi pengenalan suatu konsep
atau istilah baru yang mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi atau
pada materi pelajaran yang akan dipelajari. Pengenalan bisa didapat dari
keterangan guru, video, buku paket, dll.
b. Tahap 2: Eksplorasi dan Aplikasi

6
Pada fase ini, siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pengetahuan awal,
mengembangkan pengetahuan baru, dan menjelaskan fenomena yang mereka
alami dengan adanya bimbingan guru. Tujuan fase ini adalah untuk
membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa serta menerapkan konsepsi
awal. Kegiatan yang dilakukan siswa adalah belajar melalui tindakan-tindakan
dan reaksireaksi mereka sendiri dalam situasi baru.
c. Tahap 3: Publikasi
Pada fase ini, siswa akan mengkomunikasikan hasil temuan-temuan serta
membuktikan dan memperagakan materi yang dibahas atau yang sudah
diselesaikan dalam kelompok.
3. Kelebihan Model CIRC
Kelebihan model CIRC menurut Saifulloh (Huda, 2013: 221) sebagai berikut:
 Pengalaman dan kegiatan belajar siswa selalu relevan dengan tingkat
perkembangan siswa.
 Kegiatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.
 Pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.
 Menumbuh-kembangkan keterampilan berfikir siswa.
 Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis (bermanfaat).
 Menumbuh-kembangkan interaksi sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi,
komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain.
 Membangkitkan motivasi belajar siswa dan guru.
4. Kelemahan Model CIRC
Kelemahan model CIRC menurut Aris Shoimin (2014: 54) adalah model
pembelajaran ini hanya dapat dipakai untuk mata pelajaran yang menggunakan bahasa
sehingga tidak dapat dipakai untuk mata pelajaran yang menggunakan prinsip hitungan
seperti matematika, fisika, kimia, dll.
Hal-hal yang perlu guru perhatikan ketika menggunakan model CIRC adalah
melihat mata pelajaran atau materi pembelajaran yang akan disampaikan dan apabila
ingin menerapkan dalam mata pelajaran matematika materi yang sesuai berupa soal
cerita, karena dalam soal cerita seorang siswa harus benar-benar memahami soal
sehingga menemukan pokok pikiran atau maksud dari soal.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Membaca pemahaman adalah proses mendalam untuk memahami pesan penulis,
dengan tujuan menangkap makna kata, memahami makna tersirat, dan membuat
kesimpulan. Prinsip membaca pemahaman melibatkan keseimbangan kemampuan
membaca dan keterlibatan aktif dalam konteks bermakna. Ciri-ciri teks yang memerlukan
kemampuan membaca pemahaman mencakup kompleksitas, keabstrakan informasi, dan
variasi isi teks.
Teknik membaca pemahaman, seperti baca pilih dan baca tatap, serta model
pembelajaran CIRC, menekankan kerja kelompok dan pemahaman teks untuk
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa. Dengan demikian, makalah
memberikan gambaran menyeluruh tentang pentingnya membaca pemahaman dan strategi
untuk meningkatkan keterampilan ini.
Makalah ini memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana membaca
pemahaman memiliki peran krusial dalam pengembangan keterampilan berbahasa dan
pemikiran kritis siswa. Model pembelajaran CIRC, dengan fokus pada kerja kelompok dan
pemahaman teks, menunjukkan kelebihan dalam meningkatkan hasil belajar siswa,
terutama dalam hal membaca pemahaman. Dengan demikian, makalah ini memberikan
wawasan yang komprehensif tentang pentingnya membaca pemahaman dan strategi-
strategi untuk meningkatkan keterampilan ini.
B. Saran
Sebagai seorang manusia yang wajib menuntut ilmu tentunya membaca adalah kunci
utamanya. Dalam membaca dituntut kepahaman akan symbol-simbol lisan yang dibaca.
Selain kepahaman diperlukan pula daya ingat yang kuat untuk menguasai ilmu. Oleh karena
itu, membacalah dnegan seksama dan buatlah catatan kecil untuk selalu mengingat.

8
DAFTAR PUSTAKA

Agustina. 2008. Pembelajaran Keterampilan Membaca. Padang:UNP Press

Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

Ahuja, Pramila dan G.C.Ahuja. (2010). Membaca secara Efektif dan Efisien. Bandung: Kiblat
Buku Utama.

Arifin. 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Anita. Lie. 2004. Coorperative Learning dalam Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Gransindo

Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: Raja Perindo persada.

Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Kholiq,A. 2019. Efektivitas Pelaksanaan Upaya Pembinaan bagi Narapidana di Lembaga


Pemasyarakatan Kelas II A Karawang. Jurnal Justisi Hukum, Vol. 4 No. 1.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media

Somadayo, Samsu. 2020. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Sunarti, S. (2021). Pembelajaran Membaca Pemahaman di Sekolah Dasar. Penerbit NEM.

Suyatmi. (2000). Membaca I. Surakarta: UNS Press.

Tampubolon, P. D. D. (2015). Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif Dan Efisien.


Cv Angkasa.

Tarigan, H. G. (2015). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai