Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD


“Menjelaskan Hakikat Modul Ajar”

DOSEN PENGAMPU :
Rafhi Febryan Putera, S.Pd, M.Pd

OLEH :
KELOMPOK 4
Yaumi Aulia Fadira (22129238)
Widya Cantika Siregar (22129099)
Wulan RahmaDania (22129383)
Warisa Hadi Amelsi (22129378)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan pada kehadiran Tuhan YME, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, serta kesehatan sehingga kami dari kelompok
enam sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Ketepatan
Menjelaskan Hakikat Modul Ajar”

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Rafhi Febryan Putera, S.Pd,
M.Pd sebagai dosen pengampu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SD yang
telah membimbing penulis menyelesaikan makalah ini. Dan juga berterima kasih
kepada teman seperjuangan yang telah mendukung untuk menyelesaikan tugas ini.

Penulis mengakui bahwa tulisan ini masih memiliki kekurangan yang perlu
diperbaiki. Oleh karena itu, penulis mengundang saran dan kritik yang konstruktif dari
pembaca untuk meningkatkan kualitas makalah ini. Terakhir, diharapkan bahwa
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi mereka yang membutuhkannya. Terima
kasih atas perhatiannya.

Padang, 15 April 2024

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
2.1. Hakikat Modul Ajar.............................................................................................6
2.2. Karakteristik atau Kriteria Modul Ajar............................................................7
2.3. Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Menjelaskan Hakikat Modul Ajar. .8
2.4. Dampak dari Ketidakpahaman Hakikat Modul Ajar.....................................10
BAB III...........................................................................................................................12
PENUTUP......................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................12
3.2 Saran.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam era perkembangan teknologi dan informasi yang pesat, pendekatan
pembelajaran yang efektif menjadi semakin penting dalam menghadapi berbagai
tantangan dalam dunia pendidikan. Salah satu instrumen yang telah menjadi bagian
integral dari proses pembelajaran adalah modul ajar. Modul ajar tidak hanya
berperan sebagai panduan bagi guru dalam menyampaikan materi, tetapi juga
menjadi sumber belajar mandiri bagi siswa.

Namun, keberhasilan sebuah modul ajar tidak hanya terletak pada


ketersediaan materi yang lengkap, tetapi juga pada kemampuan pengarangnya dalam
menjelaskan hakikat materi yang disampaikan. Ketepatan dalam menjelaskan
hakikat modul ajar menjadi kunci utama dalam memastikan bahwa pesan yang ingin
disampaikan dapat dipahami secara mendalam oleh pembaca, baik itu guru yang
akan menggunakannya sebagai panduan maupun siswa yang akan mempelajarinya.

Meskipun modul ajar telah menjadi bagian penting dari proses pembelajaran,
namun masih terdapat permasalahan dalam pengembangannya. Salah satu
permasalahan utama adalah ketidakjelasan dalam menjelaskan hakikat materi yang
disampaikan dalam modul tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan kebingungan,
kesalahpahaman, dan bahkan ketidakmampuan dalam mengaplikasikan konsep-
konsep yang dipelajari.

Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan efektivitas modul ajar, perlu
adanya penekanan yang lebih besar pada aspek ketepatan dalam menjelaskan
hakikat materi yang disampaikan. Dengan demikian, makalah ini akan membahas
secara mendalam mengenai pentingnya ketepatan dalam menjelaskan hakikat modul
ajar, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kualitas penjelasan dalam modul ajar tersebut.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya ketepatan dalam
menjelaskan hakikat modul ajar, diharapkan mampu memberikan kontribusi yang
signifikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran baik bagi guru maupun siswa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan hakikat modul ajar?
2. Bagaimana karakteristik modul ajar yang baik itu?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi ketepatan dalam menjelaskan hakikat
modul ajar ?
4. Bagaimana dampak dari tidak memahami hakikat modul ajar dengan baik?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui hakikat dari modul ajar.
2. Memberikan informasi terkait karakteristik yang ada dalam modul ajar.
3. Supaya mengetahui faktor yang mempengaruhi ketepatan dalam
menjelaskan hakikat modul ajar.
4. Untuk menggambarkan dampak dari tidak memahami hakikat modul ajar
dengan baik.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Hakikat Modul Ajar


Modul ajar merupakan perangkat pembelajaran atau rancangan
pembelajaran yang berlandaskan pada kurikulum yang diaplikasikan dengan
tujuan untuk menggapai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Modul ajar
mempunyai peran utama untuk menopang guru dalam merancang
pembelajaran.
Pada penyusunan perangkat pembelajaran yang berperan penting adalah
guru, guru diasah kemampuan berpikir untuk dapat berinovasi dalam modul ajar.
Oleh karena itu membuat modul ajar merupakan kompetensi pedagogik guru
yang perlu dikembangkan, hal ini agar teknik mengajar guru di dalam kelas
lebih efekti, efisien, dan tidak keluar pembahasan dari indikator
pencapaian.
Secara ideal, guru perlu menyusun modul ajar secara
maksimal, namun kenyataannya banyak guru yang belum paham
betul teknik menyusun dan mengembangkan modul ajar, terlebih
pada kurikulum merdeka belajar. Proses pembelajaran yang tidak
merencanakan modul ajar dengan baik sudah dapat dipastikan penyampaian
konten kepada siswa tidak sistematis, sehingga pembelajaran terjadi tidak
seimbang antara gurudan siswa. Dapat dipastikan hanya guru yang aktif atau
sebaliknya dan pembelajaran yang dilaksanakan terkesan kurang menarik
karena guru tidak mempersiapkan modul ajar dengan baik.
Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat rencana
pelaksanaan pembelajaran, untuk membantu mengarahkan proses pembelajaran
mencapai Capaian Pembelajaran (CP).
Jika satuan pendidikan menggunakan modul ajar yang disediakan
pemerintah, maka modul ajar tersebut dapat dipadankan dengan RPP Plus, karena
modul ajar tersebut memiliki komponen yang lebih lengkap dibanding RPP. Jika
satuan pendidikan mengembangkan modul ajar secara mandiri, maka modul ajar
tersebut dapat dipadankan dengan RPP.
Satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai perangkat ajar, termasuk
modul ajar atau RPP, dengan kelengkapan komponen dan format yang beragam
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan murid.
Pengembangan modul ajar bertujuan untuk menyediakan perangkat ajar
yang dapat memandu guru melaksanakan pembelajaran. Dalam penggunaannya,
guru memiliki kemerdekaan untuk:
 Memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah disediakan
pemerintah untuk menyesuaikan dengan karakteristik murid, atau
 Menyusun sendiri modul ajar sesuai dengan karakteristik murid

2.2. Karakteristik atau Kriteria Modul Ajar


Dalam menyusun Modul Ajar ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan
yaitu :

1. Karakteristik, kompetensi dan minat peserta didik di setiap fase.


2. Perbedaan tingkat pemahaman, dan variasi jarak (gap) antar tingkat kompetensi
yang bisa terjadi di setiap fase.
3. Melihat dari sudut pandang pelajar, bahwa setiap peserta didik itu unik.
4. Bahwa belajar harus berimbang antara intelektual, sosial, dan personal dan
semua hal tersebut adalah penting dan saling berhubungan.
5. Tingkat kematangan setiap peserta didik tergantung dari tahap perkembangan
yang dilalui oleh seorang peserta didik, dan merupakan dampak dari
pengalaman sebelumnya.

Selain itu ada empat kriteria yang harus dimiliki modul ajar, antara lain :

a. Esensial
Modul ajar harus memastikan bahwa setiap konsep atau materi yang
disampaikan sangat penting dan relevan untuk pemahaman mata pelajaran
tertentu. Ini berarti modul harus dirancang sedemikian rupa sehingga
pembelajar dapat memahami inti dari setiap konsep atau topik yang diajarkan
melalui pengalaman belajar yang nyata dan relevan dengan kehidupan sehari-
hari. Pengalaman belajar lintas disiplin juga dapat membantu memperkaya
pemahaman konsep.

b. Menarik, Bermakna, dan Menantang


Modul ajar harus dirancang sedemikian rupa sehingga menarik perhatian
pembelajar, memiliki makna yang jelas, dan memberikan tantangan yang sesuai
dengan tingkat kemampuan dan minat mereka. Materi yang disajikan harus
mampu menumbuhkan minat belajar dan melibatkan pembelajar secara aktif
dalam proses belajar. Selain itu, modul harus relevan dengan pengetahuan dan
pengalaman sebelumnya agar tidak terlalu sulit atau terlalu mudah bagi
pembelajar pada tahap usia mereka.

c. Relevan dan Kontekstual


Modul ajar harus memiliki keterkaitan yang kuat dengan pengetahuan
dan pengalaman sebelumnya dari pembelajar serta sesuai dengan konteks waktu
dan lingkungan mereka. Hal ini memastikan bahwa materi yang disajikan tidak
hanya abstrak, tetapi juga relevan dengan kehidupan sehari-hari dan situasi
nyata yang dihadapi oleh pembelajar.

d. Berkesinambungan
Modul ajar harus memastikan bahwa alur kegiatan pembelajaran
dirancang sedemikian rupa sehingga berkaitan erat dengan fase belajar
pembelajar. Ini berarti bahwa materi yang disajikan harus disusun secara
berurutan dan progresif, memungkinkan pembelajar untuk membangun
pengetahuan mereka secara bertahap dan mengaitkan konsep-konsep baru
dengan yang sudah mereka pelajari sebelumnya.

2.3. Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Menjelaskan Hakikat Modul Ajar


Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi ketepatan dalam menjelaskan
hakikat modul ajar. Berikut adalah beberapa faktor utama yang perlu
dipertimbangkan:
1. Kesesuaian Tujuan Pembelajaran
Salah satu faktor kunci yang memengaruhi ketepatan dalam menjelaskan
hakikat modul ajar adalah kesesuaian antara konten modul dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Modul harus dirancang sedemikian rupa
sehingga materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.

2. Ketersediaan dan Kekomprehensifan Materi


Ketepatan dalam menjelaskan hakikat modul ajar juga tergantung pada
ketersediaan dan kekomprehensifan materi yang disajikan. Modul harus
mencakup semua informasi yang diperlukan untuk pemahaman yang mendalam
tentang konsep atau topik yang dibahas.

3. Bahasa yang Digunakan


Penggunaan bahasa yang jelas, tepat, dan mudah dipahami sangat
penting untuk memastikan ketepatan dalam menjelaskan hakikat modul ajar.
Bahasa yang terlalu teknis atau terlalu formal dapat menyulitkan pemahaman
pembaca.

4. Struktur Modul
Struktur modul yang baik juga dapat memengaruhi ketepatan dalam
menjelaskan hakikat materi. Penyajian materi yang terstruktur dengan baik,
termasuk penggunaan poin-poin utama, sub-poin, dan penomoran, dapat
membantu pembaca untuk mengikuti alur pemikiran dengan lebih baik.

5. Kohesi dan Konsistensi


Kohesi antar bagian dalam modul ajar serta konsistensi dalam
penyampaian informasi juga penting untuk memastikan ketepatan dalam
menjelaskan hakikat materi. Penggunaan kata kunci yang konsisten dan
referensi yang tepat antar bagian akan membantu pembaca untuk memahami
hubungan antar gagasan.
6. Adaptasi terhadap Pembaca
Modul ajar harus dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan
karakteristik pembaca. Hal ini termasuk penggunaan contoh atau ilustrasi yang
relevan dengan pengalaman atau latar belakang pembaca untuk memperjelas
pemahaman.

7. Penggunaan Media Pendukung


Penggunaan media pendukung, seperti gambar, diagram, atau contoh
kasus, juga dapat memengaruhi ketepatan dalam menjelaskan hakikat materi.
Media pendukung yang dipilih dengan tepat akan memperkaya pemahaman
pembaca terhadap materi yang disampaikan.

2.4. Dampak dari Ketidakpahaman Hakikat Modul Ajar


Ketidakpahaman hakikat modul ajar dapat memiliki dampak yang
signifikan, baik bagi guru maupun siswa. Berikut adalah beberapa dampak yang
mungkin terjadi:

a. Kesulitan dalam Mengajar


Bagi guru, ketidakpahaman hakikat modul ajar dapat menyulitkan proses
pengajaran. Mereka mungkin kesulitan menyampaikan materi dengan jelas dan
tepat, karena mereka sendiri tidak sepenuhnya memahami esensi dari modul ajar
yang digunakan.

b. Kesalahpahaman Siswa
Siswa yang mengalami ketidakpahaman terhadap hakikat modul ajar cenderung
mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan. Hal ini dapat
mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman atau konsep yang salah dipahami,
yang pada gilirannya dapat memengaruhi hasil belajar mereka.

c. Kurangnya Penerapan Konsep


Jika siswa tidak memahami hakikat modul ajar dengan baik, mereka mungkin
tidak mampu mengaplikasikan konsep yang dipelajari dalam konteks yang
berbeda atau dalam situasi nyata. Ini dapat mengurangi efektivitas pembelajaran
dalam mengembangkan keterampilan praktis yang dibutuhkan di dunia nyata.

d. Kurangnya Motivasi Belajar


Ketidakpahaman hakikat modul ajar dapat mengakibatkan siswa merasa frustrasi
atau kehilangan motivasi untuk belajar. Mereka mungkin merasa bahwa materi
yang disampaikan tidak relevan atau terlalu sulit untuk dipahami, yang dapat
mengurangi minat dan motivasi mereka dalam proses belajar.

e. Pemborosan Waktu dan Sumber Daya


Ketidakpahaman hakikat modul ajar dapat menyebabkan pemborosan waktu dan
sumber daya, baik bagi guru maupun siswa. Guru mungkin perlu menghabiskan
lebih banyak waktu untuk menjelaskan konsep yang seharusnya sudah dipahami
dengan baik, sementara siswa mungkin memerlukan tambahan waktu dan
bantuan untuk memahami materi yang seharusnya dapat dipelajari dengan lebih
efisien.

f. Kurangnya Kemajuan Akademik


Akibat dari ketidakpahaman hakikat modul ajar, siswa dapat mengalami
kurangnya kemajuan akademik. Mereka mungkin menghadapi kesulitan dalam
menguasai materi yang disampaikan, yang pada gilirannya dapat memengaruhi
hasil belajar dan pencapaian akademik mereka secara keseluruhan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Modul ajar adalah perangkat pembelajaran atau rancangan pembelajaran yang
berlandaskan pada kurikulum, dengan tujuan untuk mencapai standar kompetensi yang
telah ditetapkan. Modul ajar memiliki peran penting dalam membantu guru merancang
pembelajaran. Guru perlu menyusun modul ajar secara maksimal, namun kenyataannya
banyak guru yang belum memahami teknik menyusun dan mengembangkan modul ajar,
terutama pada kurikulum merdeka belajar.

Terdapat beberapa karakteristik atau kriteria yang harus dimiliki oleh modul ajar,
yaitu: esensial, menarik, bermakna, menantang, relevan, kontekstual, dan
berkesinambungan. Beberapa faktor yang dapat memengaruhi ketepatan dalam
menjelaskan hakikat modul ajar adalah: kesesuaian tujuan pembelajaran, ketersediaan
dan kekomprehensifan materi, bahasa yang digunakan, struktur modul, kohesi dan
konsistensi, adaptasi terhadap pembaca, dan penggunaan media pendukung.
Ketidakpahaman hakikat modul ajar dapat berdampak negatif, seperti kesulitan dalam
mengajar, kesalahpahaman siswa, kurangnya penerapan konsep, kurangnya motivasi
belajar, pemborosan waktu dan sumber daya, serta kurangnya kemajuan akademik.

3.2 Saran
Demikianlah pembahasan makalah penulis yaitu mengenai Hakikat Modul Ajar.
Semoga makalah penulis ini dapat menambahkan wawasan dan manfaat lain bagi
pembaca. Penulis sangat mengharapkan masukan dan kritik dari pembaca, karena
menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi materi
maupun kesalahan dalam penulisannya.
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan


Sekolah Menengah Atas.

Prastowo, A. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jakarta: Kencana.

Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.

Syarifuddin. (2011). Panduan Penulisan Modul. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan.

Tegeh, I. M., Jampel, I. N., & Pudjawan, K. (2014). Model Penelitian Pengembangan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai