Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP DASAR PEMETAAN TEMA


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Pembelajaran Tematik”

Dosen Pengampu :
Musa’adatul Fithriyah, M.Pd.I.

Disusun Oleh:
(Kelompok 4)
1. Amilatun Taqwimah

(152210004)
2. Erika Roudhatul Fidliyah
(152210013)
3. Firnas Sania
(152210015)
4. Vivin Nur Laily

(152210048)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2024

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat rahmat dan karunia Nya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan
makalah Mata Kuliah “pembelajaran Tematik” ini dengan tepat waktu. Tidak lupa
Shalawat serta salam kami curahkan kepada Baginda Rasulullah SAW yang telah
membimbing kita menuju jalan yang benar.
Dengan penulisan makalah yang berjudul “konsep dasar pemetaan tema”
ini, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Musa’adatul
Fithriyah, M.Pd.I. selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Pembelajaran Tematik
dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwasanya makalah yang kami susun ini masih
memerlukan banyak penyempurnaan terutama pada bagian isi materi. Kami
menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah
ini. Dan apabila ada banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf
sebesar – besarnya.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk para pembaca.

Lamongan, 23 Maret 2024

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Pengertian Pengertian Pemetaan Tema........................................................3
B. Cara Menentukan Tema ...............................................................................3
C. Prinsip-Prinsip Pengembangan dan Pemilihan Tema...................................6
D. Pemetaan Keterhubungan KD dan Indikator Kedalam Tema Pembelajaran7
E. Jaring-Jaring Tema.......................................................................................8
BAB III. PENUTUP.............................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran tematik telah menjadi pendekatan yang populer dalam
kurikulum pendidikan dasar di banyak negara, termasuk di Indonesia dengan
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Pendekatan ini
menekankan integrasi antara berbagai mata pelajaran ke dalam tema atau topik
tertentu, sehingga memungkinkan siswa untuk memahami konten
pembelajaran secara holistik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari atau
siswa dapat mengaitkan konsep-konsep yang dipelajari dengan konteks
kehidupan nyata.
Salah satu aspek penting dalam pembelajaran tematik adalah pemetaan tema.
Pemetaan tema memungkinkan guru untuk merencanakan pembelajaran dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang terintegrasi dengan baik. Pemetaan
tema membantu guru dalam mengidentifikasi hubungan antara berbagai
konsep, dan inti dari sebuah topik, serta memfasilitasi pemahaman siswa
tentang konsep-konsep yang diajarkan atau mengaitkan berbagai konsep dari
berbagai mata pelajaran dengan tema tersebut, serta merencanakan kegiatan
pembelajaran yang relevan dan menarik bagi siswa.
Namun, meskipun pembelajaran tematik telah menjadi pendekatan yang
umum digunakan, pemahaman tentang konsep dasar pemetaan tema dalam
konteks SD/MI masih perlu ditingkatkan dan dalam konteks pembelajaran
tematik di SD/MI, konsep dasar pemetaan tema masih belum banyak dibahas
secara terperinci. Hal ini mengakibatkan kurangnya pemahaman tentang
bagaimana mengidentifikasi tema-tema utama, mengaitkan berbagai konsep
atau mata pelajaran dengan tema tersebut, dan merencanakan pembelajaran
yang sesuai dengan prinsip tematik.
Oleh karena itu, sebuah makalah tentang konsep dasar pemetaan tema dalam
pembelajaran tematik di SD/MI akan menjadi kontribusi yang berharga bagi
pengembangan kurikulum dan praktik pembelajaran di tingkat dasar. Makalah
ini akan membahas secara mendalam konsep dasar pemetaan tema, pentingnya
pemetaan tema dalam pembelajaran tematik, serta strategi dan langkah-
langkah praktis dalam menerapkan pemetaan tema dalam konteks
pembelajaran di SD/MI. Dengan demikian, makalah ini diharapkan dapat
memberikan panduan yang berguna bagi guru-guru SD/MI dalam merancang
pembelajaran yang berbasis tema secara efektif, bermakna, dan sesuai dengan
kebutuhan siswa. Selain itu, makalah ini juga dapat menjadi referensi yang
berguna bagi para pengambil kebijakan pendidikan dalam mengembangkan
kurikulum yang berbasis pemetaan tema di tingkat dasar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari pemetaan tema?
2. Bagaimana prinsip-prinsip pngemangan dan pemilihan tema?
3. Bagaimana keterhubungan KD dan indikator dalam tema?
4. Bagaiaman jaring-jaring tema?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pemetaan tema
2. Untuk mengetahui prinsip prinsip pengembangan dan pemilihan tema
3. Untuk mengetahui keterhubungan KD dengan indicator dalam tema
4. Untuk mengetahui jarring jarring tema
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemetaan Tema
Pemetaan tema dalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran secara
menyeluruh dan utuh semua sandar kompetensi, kompeteni dasra danindikator
dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam temayang dipilih, dalam
penentuan diteteapkan sendiri oleh guru dan atau bersama peserta didik. Tema
merupakan pengikat mata pelajaran satu dengan yang lainya yang berbeda
daam tema tersebut tema diramu dalam kompetensi dasar dan indicator yang
dijabarkan dalam sebuah komsep, ketampilan atau kemampuan yang ingin
dikembangkan dan didasarkan atas situasi dan konsisi kelas guru sekolah dan
lingkungan nya.1
Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam menetapkan tema perlu
memperhatikan beberapa hal yaitu:
a. Memperhatikan lingkunganyang terdekat dengan peserta didik
b. Mulai dari hal yang termudah mnuju yang sulit
c. Mulai dari yang sederhana menuju yang kompleks
d. Dari yang konkret menuju ke abstrak
e. Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berfikir pada
diri peserta didik.
f. Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan peserta
didik termauk minat kebutuhan peserta didik termasuk minat kebutuhan
dan kemampuan

B. Cara Menetukan Tema


Pemetaan tema dapat dlakukan berbagai cara. Menetukan tema dpat dilakukan
dengan dua cara, yaitu :
1. Guru mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat
dalam setiap mata pelajaran, dilanjutkan dengan menetukan tema yang
sesuai.

1
Pembelajaran Tematik, ‘Rencana Pelaksanaan Perkuliahan’, 2008, 1–24.
2. Guru menetapkan terlebih dahulu tema tema pengikt keterpaduan untuk
menentukan tema tersebut, guru dapat bekerja sama dengan pserta didik
sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.
Perbedaan antara cara pertama dan kedua ialah pada cara pertama penentuan
tema dilakukan setelah guru melakukan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar kedalam indicator, tema ditentukan setelah melihat
ketehubungan antara kompetensi dasar ke dalam indicator, tema ditentukan
setelah melihat keterhubungan antara satu mata pelajaran dengan lainya.
Sedangkan cara yang kedua, guru menentukan terlebih dahulu baru mencari
keterhubungan antara tema dan kompetensi dasar dengan indicator dari
berbagai mata pelajaran. Guru bisa memilih tema dari topic topic dalam
kurikulum minat peserta didik. 2
Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam penentuan tema
yaitu:
a. Tema diangkat sebagai sarana untuk mencapai sasaran materi pelajaran
dan prosedur penyampaian
b. Tema sesuai dengan karakteristik beljar peserta didk sehingga
perkembangan anak dapat dimanfaatkan secara maksimal
c. Tema harus bersikap cukup problemtik sehingga kemungkinan luas untuk
melaksanakan kegiatan belajar yang efektif.

Trianto menjelaskan bahwa pembelajaran tematik integratif dengan


pendekatan scientific dapat dilaksanakan dengan tiga tahap
2
Pauddikdasmen Kemendikbud RI, ‘FAQ Pembelajaran Tematik’, Pauddikdasmen Kemendikbud,
2022.
1. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan merupakan tahap yang
menentukan suatu proses pemebalajaran, beberapa langkah yang perlu
diperhatikan dalam merancang pembelajaran tematik, yaitu guru
mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menyusun
silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, maupun persiapan media dan
metode yang akan digunakan dalam pembelajaran.
2. Tahap pelaksanaan 306 Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan
rencana pembelajaran yang telah disusun pada tahap sebelumnya. Toto
Ruhimat menyatakan bahwa pembelajaran tematik dapat dilaksanakan
dengan tiga kegiatan yaitu:
a. Kegiatan awal Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk
menciptakan awal pembelajaran yang efektif dengan cara menyiapkan
kesiapan belajar, memberikan motivasi dan memberikan apersepsi
sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
b. Kegiatan inti Kegiatan inti dari pembelajaran dilkasanakan berdasarkan
pada rencana pembelajaran yang telah disusun pada tahap perencanaan.
Kegiatan inti pembelajaran membentuk pengalaman belajar dan
kemampuan siswa sehingga akan tercapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Dalam kegiatan inti harus menggunakan metode yang sesuai
dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang meliputi lima
kegiatan belajar yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba,
menalar dan membentuk beberapa jejaring.
c. Kegiatan akhir Kegiatan akhir dilaksanakan berdasarkan pada rencana
yang telah dibuat oleh guru. Selain untuk menutup pelajaran dalam
kegiatan akhir ini juga dilaksanakan penilaian hasil belajar
3. Tahap Evaluasi Dalam setiap pembelajaran selalu terdapat evaluasi
untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran. Tujuan evaluasi belajar ini untuk memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik. Dari pernyataan di
atas peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran tematik
integratif dengan pendekatan scientific dilaksanakan dengan tiga tahap
yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan evaluasi, dimana dalam
tahap pelaksanaan terdapat tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, inti dan
penutup.3

C. Prinsip-Prinsip Pengembangan dan Pemilihan Tema


Menurut tim pusat kurikulum dari dapartemen pendidikan nasional dalam
menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu :
1. Memperhatikan lingkungan terdekat dengan siswa siswi tema yang dipilih
sebaik tema tema yang ada dalam kehidupan sehari hari dan dialami anak,
mengangkat realita sehari hari dapat menarik minat siswa siswi dan
meningkatkan keterlibatan siswa siswi dalam pembelajaran.
2. Dari yang termudah menuju yang tersulit, fari yang sederhana menuju
yang komplek pada tahapan sekolah dasar cara anak belajar berkembang
secara berthap mulai dari hal hal yang sederhana ke hal hal yang lebih
komplek sehubungan dengan hal tersebut maka perlu diperhatikan
menurut urutan logis keterkaitan anatar materi dan cakup keluasan serta
kedalaman materi
3. Dari yang konkrit menuju yang abstrak anak tidak belajar hal yang abstrak
tetapi belajar dari fenomena kehidupan dan secara bertahap belajar
memecangkan problem kehidupan.
4. Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berfikir pada
diri siswa siswi dan membangun pemahaan konsep karena adanya sinergi
pemahaman konsep pemahaman antar konsep yang dikemas dalam tema.
5. Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia perkembang siswa siswi
termasuk minat dan kebuuhan dalam pembejaran tematik berbagai mata
pelajaran dihubungkan dengan dengan tema yang cocok dengan kehidupan
sehari hari anak bahkan diupayakan yang merupakan yang merupakan
kesenangan anak pada umumnya sehingga siswa siswi tertarik untu
mengikuti pelajaran.

3
Hesti Hesti, Aslan Aslan, and Rona Rona, ‘Problematika Pembelajaran Tematik Integratif Di
Madrasah Ibtidaiyah Ikhlaasul ‘Amal Sebawi’, Adiba: Journal of Education, 2.3 (2022), 300–310.
6. Tema yang dipilih dapat mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan
secara bersamaan yaitu kognitif seperti gagasan konseptual tentang
lingkungan dan alam sekitar ketrampilan seperti pemanfaatan informasi
menggunakan alat, dan mengamati gejala alam dan sikap jujur (jujur, teliti,
tekun, menghargai perbedaan, dan sebagainya). 4

D. Keterhubungan KD dengan Indikator Dalam Tema


Kegiatan pemetaan tema KD dan indicator kedalam tema dimulai dengan
kegiatn berikut :
1) Memetakan semua mata pelajaran yang diajarkan dikelas I-II karena
pembelajaran tematik adalah keterpaduan berbagai mata pelajaran yang
diikat dengan tema dalam pemetaan tema harus dimulai dengan pemetaan
mata pelajaran yang dianjurkan dikelas I-III.
2) Mengindentifikasi sandar kompetensi dalam setiap mata pelajaran yang
dianjurkan dikelas I-III.
3) Mengidentifikasi kompetensi dasar setiap mata pelajaran yang diajarkan
dikeas I-III.
4) Menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator penjabaran kompetensi
dasar ke dalam indikator dapat menggunakan format.
Tabel
Pemetaan keterhubungan KD dan indicator kedalam tema

Mata pelajaran Standar Kompetensi Indicator


kompetensi dasar

4
M I Daulay and H Y Daulay, ‘Penerapan Pembelajaran Tematik Kelas II Sekolah Dasar’, Jurnal
Pendidikan Tambusai, 5.2011 (2021), 272–80
<https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/944%0Ahttps://jptam.org/index.php/jptam/
article/download/944/849>.
5) Mengidentifikasi tema tema berdasarkan keterpanduan standart
kompetensi, kompetensi dasar dan indicator dari semua mata pelajaran
yang diajarkan dikelas I-III melakukan identifikasi dan analisis untuk
seiap SK,KD dan indicator harus cocok untuk setiap tema sehingga semua
SK, KD dan indicator terbagi habis akan tetapi jika terdapat kompetensi
yang tidak tercakup pada tema tertentu tetap diajarkan melalui tema lain
ataupun disajikan secara sendiri artinya untuk SK, 18 KD dan indicator
yang tidak dapat dipadukan dengn mata pelajaran lain disajikan secara
tersendiri5

E. Jaring-Jaring Tema
Jaring-jaring tema atau jarring tema adalah pola hubungan anatara tema
tertentu dengan sub sub pokok bahasan yang diambil dari berbagai idang studi
terkait dengan jaringan tema ini diharapkan peserta didik memahami satu tema
tertentu dengan melakukan interdisiplin berbagai ilmu pengetahuan
1. Teknik pembuatan jaringan tema
Pembuatan jaringan tema dilalui beberapa tahapan, yaitu:
a) Tentukan terlebih dahulu tema cara menentukan tema ada 2 cara,
diantaranya yakni :
1) Mempelajari standart kompetensi dasar yang terdapat didalam
masing masing mata pelajaran dilanjutkan dengan menentukan
tema yang sesuai.
2) Menetapkan terlebih dahulu tema pengikt keterpaduan untuk
menetukan tema tersebut guru dapat bekerja sama dengan siswa
siswi sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.

5
Daulay and Daulay.
b) Menginventarisasi materi materi yang masuk sesuai dengan tema yang
telah ditentukan langkah ini tidak terlihat rumit karena pada pertemuan
sebelumnya tidak dilakukan pemetaan terhadap materi materi yang
akan dijadikan bahan pembuatan jaringan tema.
c) Mengelompokkan materi materi yang sudah dicatat dalam ke dalam
rumpun mata pelajaran masing masing hal ini untuk mempermudah
mencari keterkaitan tema dengan mata pelajaran tematik.
d) Menghubungkan materi materi yang telah dikelompokkan dalam
rumpun mata pelajaran dengan tema pola hubungan antara tema dan
rumpun materi diilustrasikan dengan sebuah bagan.
2. Kriteria jaringan tema
Jaringan tema dianggap baik jika memenuhi beberapa kriteria
a) Simple, jaringan tema dibuat untuk mempermudah penyusunan
perencanaan pembelajaran secara keseluruhan, oleh karena itu, jaringan
tema dibuat sederhana mungkin tidak berbelit-belit dalam
mengilustrasikan keterkaitan antara tema dan materi materi yang terkait
dengannya.
b) Singkron untuk menyusun jaringan tema yang baik maka hal yang
perlu diperhatikan yaitu singkronisasikan anatar tema dan materi materi
yang dijaring-jarring sebelumnya.
c) Logis materi yang dijaring memang betul-betul bagian dari tema
sehingga tidak dibutuhkan tema lain untuk menjaring materi-materi
tersebut.
d) Udah dipahami, jaringan tema yang dibuat harus dapat dipahami oleh
semua orang, karena dengan mudah dipahami siapapun dapat
menyusun dan mengembangkan pembelajaran tematik dengan
berpegangan pada jaringan tema tersebut.
e) Terpadu, daam pembuatan jaringan tema asas keterpaduan antara tema
dan materi tidak bisa diabaikan, pembuatan jaringan tema diharapkan
dapat menampilkan gambaran keterpaduan antara tema dan materi
yang menjadi untung yang akan dikembangan menjadi skenario
pembelajaran tematik.
Literasi numerasi pada pembelejaran tematik pada siswa kelas atas di
sekolah dasar dapat pula diterapkan melalui: 6
(a). Jumlah pelatihan guru matematika dan nonmatematika;
(b). Jumlah pembelajaran matematika berbasis permasalahan dan
pembelajaran matematika berbasis proyek;
(c). Jumlah pembelajaran nonmatematika yang melibatkan unsur
literasi numerasi;
(d). Nilai matematika peserta didik; dan
(e) nilai matematika dalam PISA/TIMSS/INAP.

3. Contoh jarring-jarring tema

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

6
Ryzal Perdana and Meidawati Suswandari, ‘Literasi Numerasi Dalam Pembelajaran Tematik Siswa
Kelas Atas Sekolah Dasar’, Absis: Mathematics Education Journal, 3.1 (2021), 9
<https://doi.org/10.32585/absis.v3i1.1385>.
Pemetaan Tema adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran secara
menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang di
pilih. Dalam penentuan tema dapat ditetapkan sendiri oleh guru dan/atau
bersama peserta didik. Prosedur Pemetaan Tema, menurut Tim Puskur
Departemen Pendidikan Nasional, dapat dilakukan dengan, Penjabaran
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator. Menentukan
tema. Identifikasi dan analisis Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan
Indikator. Kegiatan pemetaan keterhubungan KD dan Indikator ke dalam
Tema. Memetakan semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3.
Mengidentifikasi Standar Kompetensi dalam setiap mata pelajaran yang
diajarkan di kelas 1-3. Mengidentifikasi Kompetensi Dasar setiap mata
pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3. Menjabarkan Kompetensi Dasar ke
dalam indikator. Mengidentifikasi tema-tema. Kegiatan Pemetaan
Keterhubungan Tema ke dalam Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan
Indikator. Mengidentifikasi tema-tema yang digunakan sebagai pengikat
sebagai pengikat keterpaduan berbagai mata Pelajaran
B. Saran
Untuk lebih paham akan pemetaan dan tentang pembelajaran tematik,
hendaknya kita mencari dan menggali lebih dalam tentang bagaimana
pembelajaran tersebut dari berbagai sumber lain, baik dari buku-buku,
internet, dan guru-guru yang sudah menerapkan pembelajaran tematik ini.
Dan untuk penulisan makalah, kami tau ini masih banyak kekurangan nya,
untuk itu saran serta kritika yang membangun akan kami terima dengan
lapang dada.

DAFTAR PUSTAKA

Daulay, M I, and H Y Daulay, ‘Penerapan Pembelajaran Tematik Kelas II


Sekolah Dasar’, Jurnal Pendidikan Tambusai, 5.2011 (2021), 272–80
<https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/944%0Ahttps://jptam.org/
index.php/jptam/article/download/944/849>

Hesti, Hesti, Aslan Aslan, and Rona Rona, ‘Problematika Pembelajaran Tematik
Integratif Di Madrasah Ibtidaiyah Ikhlaasul ‘Amal Sebawi’, Adiba: Journal
of Education, 2.3 (2022), 300–310

Pauddikdasmen Kemendikbud RI, ‘FAQ Pembelajaran Tematik’, Pauddikdasmen


Kemendikbud, 2022

Perdana, Ryzal, and Meidawati Suswandari, ‘Literasi Numerasi Dalam


Pembelajaran Tematik Siswa Kelas Atas Sekolah Dasar’, Absis:
Mathematics Education Journal, 3.1 (2021), 9
<https://doi.org/10.32585/absis.v3i1.1385>

Tematik, Pembelajaran, ‘Rencana Pelaksanaan Perkuliahan’, 2008, 1–24

Anda mungkin juga menyukai