Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PRINSIP DIDAKTIK - METODIK PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP YANG


IDEAL

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap

Dosen Pengampu : Afri Mardicko, M.Pd.

Di susun oleh

Kelompok 6 :

Elmida Khasanah 2021406405124

Desta Maharani 2021406405125

Septi Yulianti 2021406405126

Sri Wening Meiza Dewi 2021406405129

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pembelajaran Kelas
Rangkap dengan judul “PRINSIP DIDAKTIK – METODIK PEMBELAJARAN KELAS
RANGKAP YANG IDEAL”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak dari pihak yang dengan tulus memberikan doa, kritik dan saran yang membangun
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai mata kuliah ini. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat
untuk masa depan yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa kritik
dan saran yang membangun.

Pringsewu, 28 Februari 2023

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................

A. Latar Belakang ....................................................................................................................

B. Rumusan Masalah ...............................................................................................................

C. Tujuan .................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................

A. Prinsip Didaktik – Metodik dan Prosedur Dasar Pembelajaran Kelas Rangkap................


B. Mengawali dan Mengakhiri Pelajaran................................................................................

C. Mendorong Belajar Aktif dan Membiasakan Belajar Mandiri

D. Mengadakan Variasi

BAB III PENUTUP ...............................................................................................................

A. Kesimpulan .........................................................................................................................

B. Saran ...................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan, memperbaiki, mengubah
pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mencerdaskan kehidupan manusia melalui kegiatan pembinaan pengajaran
dan pelatihan (Zainuddin, 2008 : 1). Pendidikan bersifat aktif dan terencana agar terjadi
perubahan sikap dan tata laku yang diharapkan yaitu pemanusiaan manusia yang cerdas,
terampil, mandiri, disiplin, dan berakhlak mulia. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan guru/pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik.
Pembelajaran yang sebenarnya adalah pembelajaran yang terjadi dengan melakukan
standar minimum pembelajaran yang harus berlangsung di ruang kelas adalah ruang
kelas, guru, dan bahan mengajar. Kondisi dunia pendidikan di Indonesia saat ini masih
memprihatinkan. Saat ini Indonesia masih kekurangan sedikitnya 200.000 tenaga guru.
Data tersebut diungkap oleh Kepala Bagian Evaluasi Kinerja Organisasi Sekretariat
Jendral Departemen Pendidikan Nasional, Ali Muwarni. Kekurangan kebutuhan guru
terbesar adalah tenaga guru SD kemudian berturut – turut SMP,SMA, dan SMK.
Di daerah terpencil, tidak sedikit sekolah yang hanya memiliki satu dua guru dan kadang
merangkap sebagai kepala sekolah, akibatnya, guru harus mengajarkan beberapa mata
pelajaran dan harus mengajar lebih dari satu kelas.
Berkaitan dengan kenyataan diatas maka pemerintah telah berupaya untuk
mewujudkan komitmenya dalam rangka pemenuhan hak pendidikan dan pembelajaran
bagi warga Negara melalui wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun sebagai wujud dari
pembangunan pendidikan secara utuh bagi setiap warga negaranya (Nardi, 2009 : 2).
Alternative kebijakan lainnya yaitu tetap mempertahankan sekolah-sekolah kecil dengan
pembelajaran kelas rangkap (PKR)/Multigrade Teaching. Strategi PKR ini merupakan
strategi pembelajaran dengan menerapkan perangkapan kelas (dua kelas atau lebih) dan
perbedaan tingkat kemampuan yang dilakukan oleh seorang guru dalam waktu yang
bersamaan (Ian, 2010 : 2). Dengan model ini, jumlah siswa yang tidak memenuhi
ambang batas dibiarkan seperti apa adanya, kemudian dilakukan penggabungan dua atau
tiga tingkat dalam sekolah yang sama dengan satu guru.
Makalah ini harus segera diselesaikan, karena agar pembaca bisa memahami prinsip
didaktik-metodik dan prosedur Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) yang ideal,
mengawali dan mengakhiri pelajaran yang baik dan benar, bagaimana mendorong siswa
dalam belajar aktif dan membiasakan belajar mandiri, serta memahami bagaimana cara
mengelola kelas PKR yang baik.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini sebagai berikut :

1) Apa definisi dari prinsip didaktik-metodik dan prosedur dalam PKR?


2) Bagaimana cara mengawali dan mengakhiri pembelajaran?
3) Bagaimana cara mendorong belajar aktif dan membiasakan belajar mandiri kepada
murid?
4) Bagaimana cara mengelola kelas yang baik dan benar dalam PKR?

C. Tujuan
Adapun tujuan pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk mendeskripsikan prinsip didaktik-metodik dan prosedur dalam PKR.
2) Untuk mengetahui cara mengawali dan mengakhiri pembelajaran.
3) Untuk mengetahui cara mendorong belajar aktif dan membiasakan belajar mandiri
kepada murid.
4) Untuk mengetahui cara mengelola kelas yang baik dan benar dalam PKR.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip Didaktik – Metodik dan Prosedur Dasar Pembelajaran Kelas Rangkap


Kata didaktik berasal dari bahasa latin didasco/didascein yang berarti saya
mengajar, dan secara popular didaktik diartikan sebagai ilmu mengajar atau
pengetahuan tentang bagaimana mengajar. Sedangkan metodik berasal dari bahasa
latin “metodos” yang artinya jalan ke, dan secara popular diartikan sebagai cara atau
strategi mengajar. Cara atau strategi mengajar pada dasarnya berkenaan dengan
penataan urutan kegiatan pembelajaran. Secara operasional dapat dirinci menjadi
bagaimana mengawali pembelajaran mengisi kegiatan inti pembelajaran dan
mengakhiri pembelajaran.
Sementara itu, ilmu mengajar atau didaktik berkenaan dengan bagaimana
menerapkan teori dan konsep pskologis, sosiologis, komunikasi, dan dari ilmu lain
yang sesuai dalam upaya membimbing dan menciptakan situasi belajar. Jadi, didaktik
sebenarnya merupakan ilmu terapan ata ilmu pendidikan praktis.
Dengan menggunakan pengertian dari konsep didaktik dan metodik, maka
terdapat prinsip-prinsip didaktik-metodik dan prosedur dasar Pembelajaran Kelas
Rangkap dalam kegiatan belajar yaitu :
1. Konsep – konsep pembelajaran yang relevan dan perlu diterapkan dalam PKR
sehingga membentuk suatu system
2. Keterampilan procedural pembelajaran, khususnya berkenaan dengan membuka
dan menutup pembelajaran, mendorong belajar aktif dan belajar mandiri, dan
mengelola kelas PMK.

B. Mengawali dan Mengakhiri Pelajaran


Sebagai seorang guru tentu sudah tidak asing lagi dengan
1. Mengawali Pelajaran
Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mempersiapkan mental dan
menimbulkan perhatian siswa. Dalam hal ini, terdapat contoh kasus seorang guru
yang mengajar tiga kelas dalam dua mata pelajaran dalam satu ruangan.
Guru : Selamat pagi anak-anak!
Murid : (serempak) selamat pagi ibu guru!
Guru :- Coba anak anak kelas III, IV, dan V semuanya perhatikan!
- Kelas III, dan IV belajar IPS dan kelas V Bahasa Indonesia.
- Kelas V membuat karangan bebas, kelas IV menggambar peta
Kabupaten dan kelas III mencari nama-nama kota kecamatan di
Kabupaten.
Kasus diatas menunjukkan seorang guru SD membuka pelajaran dalam rangka PKR
321 (tiga kelas, dua mata pelajaran, satu ruangan). Dalam membuka pelajaran
terdapat empat hal pokok yang harus di lakukan oleh seorang guru yaitu :

a. Menarik perhatian murid


Menarik perhatian merupakan langkah pertama dalam membuka pelajaran,
karena memiliki tujuan utama yaitu membebaskan murid dar perhatiannya
terhadap hal-hal lain di luar materi pelajaran. Menghadapi murid dalam PKR
memerlukan perhatian khusus, karena harus berhadapan dengan kelompok murid
lebih dari satu kelas pada saat yang bersamaan. Terdapat cara menarik perhatian
murid pada saat membuka pelajaran yaitu dengan :
1) Memperlihatkan benda, alat, gambar yang berhubungan dengan materi
pelajaran.
2) Memberikan aba-aba perhatian dan ucapan salam pembuka.
3) Membunyikan sesuatu misalnya peluit.

b. Menimbulkan motivasi
Motivasi belajar adalah dorongan dari dalam diri murid dan dari luar diri
murid untuk mengalami perubahan perlaku dalam bentuk pengetahuan, sikap, nilai,
keterampilan. Guru dan lingkungan belajar termasuk di dalamnya suasana kelas,
bahan, sumber merupakan dua unsur penting di luar diri murid. Guru melakukan
untuk membuat murid-murid mau, mampu, dan biasa belajar merupakan motivasi
belajar ekstrinsik atau instrumental (datang dari luar). Kemauan, kebutuhan,
semangat, rasa senang yang ada dalam diri manusia merupakan motivasi belajar
intrinsik. Motivasi belajar ekstrinsik dan intrinsic harus dapat ditimbulkan secara
terpadu. Dengan demikian, kedua motivasi tersebut menjadikan energi atau daya
yang dapat menggerakkan murid untuk belajar, dalam arti mengalami perubahan
perilaku. Terdapat empat cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam PKR yaitu :
1) Menunjukkan kehangatan dan semangat.
Kehangatan seorang guru terhadap muridnya tercermin dari :
a) Penampilan yang ceria dan bersahabat, tidak angker dan tidak
menakutkan
b) Perhatian yang penuh dengan kesungguhan dan ketulusan
c) Santun bahasa yang akrab
d) Gairah dalam melakukan tugas mengajar.

2) Menimbulkan rasa penasaran/ingin tahu.


Rasa penasaran/ingin tahu murid tercermin dari perhatian murid pada
saat guru berbicara dan pertanyaan murid terhadap materi dan kaitan materi
yang sudah di pelajari. Untuk dapat memancing rasa penasaran guru harus
berpikir dan berbicara secara logis dan sistematis. Misalnya ketika seorang
guru ingin menyampaikan beberapa prinsip bercocok tanam padi di ladang,
maka katakanlah sebagai berikut :
Anak-anak tahukan kalian cara menanam padi di ladang yang baik?
Coba siapa yang tahu? Dan seterusnya… Apa yang kalian katakana banyak
benarnya. Mari kita lihat sekarang. Ada lima cara menanam padi di ladang
yang baik. Pertama…., Kedua…., dan seterusnya.

3) Mengemukakan ide yang bertentangan


Adanya ide yang bertentangan dapat menimbulkan terjadinya disonasi
kognitif dalam diri seseorang. Disonasi kognitif adalah situasi dalam pikiran
seseorang yang penuh pertanyaan. Suasana yang penuh pertanyaan ini àda
gilirannya dapat menimbulkan dorongan beljar bagi murid. Untuk dapat
menimbulkan ide yang bertentangan, guru dapat menyajikan suatu kasus atau
cerita bermasalah. Kasus itu dapat berupa kejadian yang sesungguhnya.
Misalnya diambil dari surat kabar, atau kejadian yang dibuat seolah-olah benar
(hipotesis).
4) Memperhatikan minat murid.
Secara sederhana, minat dapat diartikan sebagai rasa tertarik pada
sesuatu. Minat seseorang biasannya tercermin dari perhatian dan kebiasaan
atau hobi. Minat seseorang dapat terpusat pada sesuatu hal yang di rasakan
memberi kepuasan batiniah atau karena bermula dari tuntutan. Minat dapat
pula mencangkup banyak hal. Setiap orang memiliki minat yang berbeda beda
dari orang lain dalam jenis hal atau kadarnya. Minat juga terkait dengan
kebutuhan. Motivasi harus dikaitkan pada variasi minat murid.
c. Memberi acuan belajar
Proses belajar dalam situasi pendidikan formal antara lain di tandai oleh
keterarahan. Keterarahan merupakan perwujudan dari proses belajar yang terpandu
oleh dan terkait pada tujuan belajar. Keterpaduan belajar harus dimulai pada saat
pembukaan pelajaran. Acuan rambu-rambu yang diberikan pada awal pelajaran dapat
memberi jalan bagi terjadinya pada proses belajar yang berorientasi tujuan. Hal itu
dimaksudkan untuk tidak mengabaikan adanya proses belajar yang tidak terkait pada
tujuan tetapi mengiringi dan memperkaya pencapaian tujuan. Terdapat beberapa
acuan belajar dalam situasi PKR yaitu :
1). Mengemukakan tujuan dan batas batas tugas
Tujuan adalah gambaran perilaku yang diharapkan terbentuk sebagai
dampak dari proses pembelajaran. Tujuan dapat bersifat jangka pendek yang dapat
dilihat pada akhir suatu tahap atau episodepembelajaran. Miasalnya kemampuan
menjelaskan, kecenderungan berbuat, dan keterampilan manual atau termasuk
katergori tujuan jangka pendek. Tujuan dapat pula bersifat jangka panjang yang
hasilnya baru dapat dilihat dalam jangka waktu tertentu misalnya kebiasaan,
komitmen, kesenangan.
2). Menyarankan langkah-langkah yang akan di tempuh
Langkah-langkah yang akan ditempuh berisi urut-urutan kegiatan yang
dirancang guru untuk murid-muridnya dalam mencapai tujuan belajar. Langkah-
langkah tersebut strategi instruksional atau dapat pula kita sebut menujucapaian tujuan
oleh murid dibawah pengarahan guru. Dalam rangka PKR 321, harus dikemukakan
dengan jelas urutan kegiatan yang harus dilakukan oleh masing-masing kelas IV,V
dan VI. Dengan demikian pada masing-masing kelas itu akan dapat memperoleh
pengalaman belajar yang sistematis dan terancang untuk mencapai tujuan dengan
baik.
3). Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
Pada setiap episode pembelajaran harus ditemukan apa yang menjadi
masalah sebagai pokok pusat perhatian proses belajar. Masalah pokok bias berupa
konsep misalnya keluarga kecil, atau masalah factual misalnya keadaan desa-desa
miskin. Masalah pokok tersebut perlu dikemukakan pada awal pelajaran.
4). Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan pemicu belajar. Pada awal pelajaran guru melontarkan pertanyaan
pemicu. Pertanyaan pemicu dimaksudkan sebagai pemandu awal yang berfungsi
memberi acuan bagi murid dalam belajar. Pertanyaan pemicu dapat dikaitkan dengan
benda, peristiwa, gambar yang digunakan pada saat guru menarik perhatian murid.
Pertanyaan pemicu dapat disusun mulai dari pertanyaan sederhana apa, di mana, tahun
berapa sampai pada pertanyaan yang lebih rumit mengapa, bagaimana, apa akibatnya.
d. Membuat kaitan atau jalinan konseptual
Awal pelajaran merupakan jembatan antara pengalaman lama dan pengalaman
baru. Bila pengalaman lama dan baru dapat dijembatani dengan baik, maka proses
belajar berlangsung lebih bermakna. Ingatlah bahwa proses belajar dalam dari
seseorang akan lebih bermakna bila pengalaman baru saling bersesuaian atau cocok
satu sama lain. Oleh karena itu, pada pembukaan pelajaran terdapat kaitan yang
membangun materi melalui :
1). Penyampaian pertanyaan apersepsi

2). Perangkuman materi pelajaran yang lalu

2. Mengakhiri Pelajaran
Mengakhiri pelajaran atau atau menutup pelajaran sama pentingnya dengan
membuka pelajaran, dalam rangka menutup pelajaran seyogianya dilakukan secara
bersama-sama di mana murid semua kelas yang di rangkap hadir dalam satu ruangan
atau satu tempat. Hal ini dimaksudkan agar guru dapat dapat mengontrol suatu
episode pembelajaran untuk setiap kelas secara utuh.
Dalam rangka menutup pelajaran terdapat tiga kegiatan pokok yang seyoginya kita
lakukan yaitu :
1). Meninjau kembali

Suatu episode pembelajaran dibangun untuk mencapai seperangkat tujuan


yang dirumuskan lebih dahulu. Pembuatan rangkuman atau ringkasan sebaiknya
dilakukan oleh gur dengan melibatkan murid sejauh mungkin. Dengan demikian
murid dapat memahami apa saja yang telah ia pelajarib dalamsatu
episodepembelajaran.

2). Mengadakan evaluasi pengiasaan murid

Salah satu petunjuk atau indikator keberhasilan pembelajaran adalah


tercapai tidaknya penguasaan murid mengenai materi pelajaran sesuai dengan tujuan
yang digariskan untuk maksud tersebut guru perlu mengadakan evaluasi formatif pada
akhir pelajaran.

3). Memberikan tindak lanjut

Tindak lanjut di lain pihak berfungsi sebagai jembatan materi dan


pengalaman belajar baru dengan pengalaman yang akan datang. Tindak lanjut dapat
dilakukan dengan cara memberi pekerjaan rumah, merancang sesuatu, atau
mengomunikasikan sesuatu. Tindak lanjut berfungsi sebagai pengetesan prinsip yang
telah dipahami.

C. Mendorong Belajar Aktif dan Membiasakan Belajar Mandiri


Hakikat belajar adalah berubah, perubahan yang terjadi berlangsung dalam diri
individu murid sebagai pembelajar perubahan ini berkenaan dengan pengetahuan,
nilai dan sikap, keterampilan, dan kebiasaan belajar. Lingkungan diluar diri individu
berfungsi lebih banyak dalam memberi rangsangan dan membangun suasana yang
memungkinkan individu belajar. Proses pembelajaran yang manusiawi adalah proses
yang memungkinkan murid belajar mandiri. Belajar mandiri adalah proses
memperoleh pengetahuan, nilai dan sikap, keterampilan, dan kebiasaan belajar
melalui pemanfaatan rangsangan dari luar diri murid untuk membangkitkan
kemampuan belajar secara optimal.

Untuk dapat mengembangkan murid sebagai pembelajar yang aktif guru PKR perlu
menguasai beberapa keterampilan, seperti berikut.

1. Membimbing diskusi kelompok


Metode pembelajaran yang paling potensial adalah diskusi atau kerja kelompok,
terutama kelompok kecil. Lebih-lebih karena memang kelas PKR di SD yang kecil
jumlah muridnya lebih sedikit daripada kelas SD biasa. Kelompok kecil.
Keterampilan yang perlu dikuasai sebagai guru PKR dalam menata diskusi atau
kelompok kecil adalah
a). Memusatkan perhatian murid.
b). Memperjelas masalah yang menjadi pusat perhatian diskusi.
c). Menganalisis pendapat murid.
d). Meningkatkan kesempatan murid untuk mengeluarkan pendapatnya.
e). Memeratakan kesempatan berbicara.
f). Memacu proses berpikir.
g). Menutup diskusi dengan cara pelaporan kelompok dan membuat rangkuman.
2. Mengajar kelompok kecil perseorangan

Dalam situasi pengajaran kelompok kecil dan perseorangan ada sejumlah peran guru
yang perlu dihayati sebagai berikut :

a). Penata kegiatan belajar-mengajar.

b). Sumber informasi bagi murid.


c). Pendorong belajar siswa.
d). Penyedia materi dan pembuka kesempatan belajar murid.
e). Pendiagnosa kebutuhan belajar murid.
f). Pemberi kemudahan belajar sesuai kebutuhan murid.
g). Mitra kerja dalam kegiatan belajar.
D. Mengadakan Variasi
Variasi artinya keanekaragaman. Dalam pembelajaran, keanekaragaman
menyangkut gaya belajar, media, sumber, dan pola interaksi serta kegiatan belajar
mengajar. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan dalam proses
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi murid, serta mengurangi
kejenuhan dan kebosanan. Dalam belajar bagi murid SD bisa merupakan kegiatan
yang menyenangkan dan menantang bila peristiwa belajar itu memenuhi hasrat ingin
tahu, memberi kepuasan dan suasanannya membuat murid merasa harus belajar. Cara
agar membuat murid merasa senang adalah dengan melakukan variasi dalam
pembelajaran. Terdapat tiga variasi dalam belajar mengajar yaitu :

1). Variasi gaya mengajar


Gaya mengajar atau “teaching style” adalah pola penampilan guru dalam
mengolah dan mengelola rangsangan belajar dan lingkungan belajar yang
memungkinkan tumbuhnya dinamakan proses belajar murid. Dinamika proses belajar
tercermin pada perhatian, semangat, rasa senang, kebetahan dan keasyikan murid
dalam mempelajari sesuatu.
a) Bicara : kecepatan, kejernihan, tekanan, volume, dan kefasihan.
b) Perhatian : pemusatan perhatian murid
c) Kesenyapan : berhenti berbicara sebentar untuk mengedepankan ide
d) Kontak pandang : semua murid mendapat tatapan hangat dari guru
e) Olah gerak dan mimik : gerak fisik dan tampilan wajah
f) Alih posisi : berdiri yang memunginkan murid merasakan perhatian
yang sama.
2). Variasi media dan sumber

Media adalah alat dan bahan yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan
pesan yang dapat berupa ide, informasi, pendapat kepada murid. Media dapat
berbentuk terlihat (visual) , terdengar (audio), dan teraba (taktil).

Sumber adalah benda, manusia, situasi yang berisikan atau menghasilkan informasi
yang berupa data, fakta, ide, rangsangan yang dapat digunakan oleh guru dan murid
dalam berkomunikasi. Sumber dapat berupa barang tercetak seperti buku, modul,
bahan terekam seperti kaset audio, bahan tersiar seperti siaran radio atau TV, manusia
sumber dan pengaruh yang ditimbulkan oleh masing – masing jenis sumber tersebut.

3). Variasi pola interaksi dan kegiatan

Murid sebagai individu pembelajar yakni orang yang melakukan peristiwa


belajar secara manusiawi harus dipandang sebagai makhluk yang memiliki potensi
menerima dan mengolah infirmasi melalui pengalaman konkri, pengalaman
mendalam, pengkonsepan atau konseptual secara abstrak, dan percobaan meluas atau
eksperimentasi, (Kolb : 1987). Dengan kata lain proses belajar murid harus di artikan
sebagai aktivitas individu dalam membangun pengetahuan melalui pengalama.
Pengalaman tidaklah belajar murid (learning experiences) yang baik dan bermakna
adalah pengalaman beajar yang dibangun melalui aneka ragam pola interaksi dan
kegiatan yang sengaja dikembangkan oleh guru. Terdapat berbagai pola interaksi yang
terjadi pada setiap jenis kegiatan yaitu sebagai berikut :

a) Pola interaksi perseorangan (pola INPERS).


b) Pola intraksi pasangan (pola INPAS).
c) Pola interaksi kelompok (pola INKK).
d) Pola interaksi kelompok besar (pola INKB).
e) Pola interaksi klasikal (pola INKLAS).
Jika dilihat dari kegiatannya, terdapat beberapa jenis yang dapat digunakan dikelas
yaitu :

a) Membaca,
b) Menggunakan lembar kerja,
c) Bercerita,
d) Berdialog/berdiskusi,
e) Mengadakan percobaan,
f) Mendengarkan kaset/radio,
g) Bernyanyi,
h) Mengamati lingkungan.

E. Mengelola Kelas PKR Dengan Baik


Kelas PKR memerlukan perhatian yang lebih dari kelas biasa karena
karakteristik pembelajaran dalam PKR jauh lebih beragam daripada di kelas biasa.
Namun demikian tuntutan pedagogisnya sama yaitu iklim kelas yang perlu diciptakan
harus memungkinkan murid dengan memanfaatkan waktu belajar secara efektif.
Waktu belajar efektif seperti dirumuskan oleh Karweit (1987) adalah sebagai berkut :

Waktu
Waktu Kualitas Keterlibatan
x x = Belajar
Belajar Pembelajaran Murid
Efektif

Contoh :

x 50% waktu x 90% waktu = 27 menit belajar


60 menit IPA
kegiatan belajar murid aktif

rumus tersebut menunjukkan bahwa waktu belajar efektif (WBE) dipengaruhi oleh
besar kecilnya presentase waktu kegiatan belajar yang memadai dan waktu
keterlibatan aktif belajar. Artinya makin memadai kualitas pembelajaran dan
keterlibatan murid maka waktu belajar semakin efektif. Untuk dapat menciptakan dan
memelihara suasanan kelas yang memungkinkan optimalnya kualitas pembelajaran
dan keterlibatan murid perlu pengelolaan kelas (Classroom Management) yang baik.
Untuk itu guru harus menguasai keterampilan kelas yaitu sebagai berikut :

1) Menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal


Ditandai oleh tingginya presentase waktu yang digunakan untuk mendorong
murid melakukan tugas – tugas, dan tingginya presentase yang digunakan oleh
murid untuk melibatkan diri dalam interaksi kelas. Untuk dapat menciptakan
situasi tersebut guru harus selalu terampil dalam hal berkut :
a) Menanggapi dengan penuh kepekaan terhadap hal hal yang mengganggu
jalannya interaksi belajar mengajar.
b) Memeratakan perhatian terhadap semua kelompok secara visual maupun
verbal.
c) Memberikan penugasan kepada kelompok dengan jelas sehingga murid –
murid memahami tugas dan peranan serta tanggung jawabnya dalam
kegiatan belajar mengajar.
d) Memberi teguran dengan arif dan bijaksana bila melihat terjadinya
perilaku yang menyimpang dari murid.
e) Memberikan penguatan verbal, gestural, kegiatan, kedekatan dan token
sesuai dengan keperluan dan situasi yang wajar.
2) Mengendalikan kondisi belajar yang optimal
Hakikat belajar adalah berubah. Bila terdapat seorang murid yang berperilaku
menyimpang tidak boleh di biarkan tetapi harus dikendalikan dan di ubah kea rah
yang baik. Mengubah perilaku menyimpang dapat dilakukan dengan cara :
a) Mengajarkan dan memberi contoh perilaku yang diinginkan.
b) Menguatkan perilaku yang baik dengan pujian yang wajar.
c) Memberi hukuman yang benar dan wajar terhadap perilaku menyimpang.
Selain itu terdapat teknik dalam upaya mengatasi perilaku yang menyimpang
yaitu:

a) Mengabaikan sementara yang direncanakan,


b) M,elakukan campur tangan dengan isyarat,
c) Mengawasi dari dekat,
d) Menerima perasaan negative murid,
e) Mendorong murid mengungkapkan perasaanya,
f) Menjauhkan benda – benda yang dapat mengganggu,
g) Menghilangkan ketegangan dengan humor,
h) Mengatasi penyebab gangguan,
i) Membatasi secara fisik,
j) Menjauhkan pengganggu.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Didaktik sebagai ilmu mengajar yang memuat pengetahuan tentang bagaimana
seorang guru dalam mengajar. Metodik diartikan sebagai cara atau sebuah strategi
dalam mengajar. Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip-prsinsip didaktik -
metodik dan prosedur dasar pembelajaran kelas rangkap yaitu :
1) Konsep-konsep pembelajaran yang relevan dan perlu diterapkan dalam PKR
(Pembelajaran Kelas Rangkap) sehingga membentuk suatu system.
2) Keterampilan procedural prmbelajaran, khusunya berkenaan dengan membuka
dan menutup pembelajaran, mendorong belajar aktif dan belajar mandiri, serta
mengelola kelas PKR (Pembelajaran Kelas Rangkap).
Dalam kegiatan pembelajaran seorang guru harus mempunyai dan menguasai
keterampilan-keterampilan yang telah di tentukan.

B. Saran
Sebagai calon seorang guru yang akan datang nantinya kita harus terus menerus
dalam menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dalam diri kita agar dapat
melakukan suatu pembelajaran dengan baik dan dapat menerapkan didaktik-metodik
dan prinsip pembelajaran dalam kelas rangkap.
DAFTAR PUSTAKA

Kolb, D.A. (1984). Experimental Learning. New Jersey Prentice Hall.


Djalil Aria dkk. 2006. Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta : Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai