DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5 (LIMA)
ROMBEL C
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Berkat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengelolaan Kelas dalam PKR”. Maksud dan
tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas materi Mata Kuliah Pembelajaran
Kelas Rangkap. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menyadari dan menambah wawasan
dengan banyak hal yang harus kita pelajari dari pengelolaan kelas dalam PKR.
Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha maksimal dalam berkontribusi dan
memberikan dukungan bersama anggota kelompok. Dan tidak lupa kami ucapkan Terima Kasih
kepada Ibu Dra. Simpun, M.Pd. selaku Dosen pengampu Mata Kuliah Pembelajaran Kelas
Ranggap yang telah menuntun kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada penggunaan kata,
kalimat, dan susunan bahasa kurang berkenan yang masih jauh dari kata kesempurnaan. Dengan
demikian kami dengan ikhlas menerima segala saran dan kritikan yang bersifat membangun demi
kelancaran serta kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat serta menginspirasi kami
para mahasiswa dan kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila masih ada kata yang
kurang berkenan. Demikian kata pengantar kami tutup kami ucapkan Sekian Terimakasih.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pengelolaan kelas ada dua subjek yang memegang peranan yaitu guru dan
siswa. Guru sebagai pengelola, sebagai pemimpin mempunyai peranan yang lebih dominan
dari siswa. Motivasi kerja guru dan gaya kepemimpinan guru merupakan komponen yang
akan ikut menentukan sejauhmana keberhasilan guru dalam mengelola kelas. Namun pada
kenyataannya tidak semua guru mempunyai keterampilan kelas yang memadai dalam proses
1
belajar mengajar. Banyak di antaranya yangmelaksanakan proses belajar mengajar apa adanya
saja. Proses belajar mengajar hanya berupa penyampaian informasi dari guru kepada perserta
didik. Terkadang guru tidak memperhatikan hal-hal yang menunjang terlaksanakanya proses
belajar mengajar dengan baik dan efesien. Misalnya dengan tidak pernah menciptakan
keakraban dengan siswa, mengabaikan prinsip bervariasi belajar dan sebagainya.
2
BAB II
PEMBAHASAN/ISI
3
agar murid tetap belajar dengan baik. Prinsip mandiri adalah menciptakan
berbagai situasi belajar mengajar yang terlepas dari ketergantungan terhadap
alasan serba kekurangan tadi.
Sekolah dan guru dapat berhubungan dengan lingkungannya, dan
sumber belajar yang lain yang dapat digunakan oleh murid-murid sebagai
sumber belajar. Guru dapat mengungkap, menggali dan memanfaatkan kekayaan
alam yang serba melimpah untuk menunjang pendidikan. Yang menjadi
persoalan sekarang adalah bagaimana guru dapat menggunakan sumber belajar
dengan sebaik-baiknya
4
Contoh LKM tersebut diatas adalah contoh yang ideal, Anda dapat
mengembangkannya lebih sederhana, tetapi tidak kehilangan perannya sebagai
panduan dan penuntun belajar. Kegiatan belajar dengan menggunakan LKM,
sangat mengaktifkan muridmurid untuk belajar. Kelompok belajar sangat
berperan sekali untuk kegiatan seperti ini, misalnya pengamatan seperti diatas
bisa dilakukan secara bersama-sama, ada yang berperan sebagai pengamat,
pencatat, mengatur alat dan bahan, dan sebagainya. LKM mempunyai peran
untuk mengaktifkan murid dalam belajar, di sini tutor dapat mengambil peran
lebih banyak sebagai orang yang membantu murid belajar. LKM juga dapat
berperan untuk membuat siswa belajar mandiri, sehingga guru PKR tidak
memperoleh kesulitan lagi dalam membelajarkan murid di dua kelas atau lebih,
karena murid dapat belajar secara mandiri.
5
C. Manfaat Pusat Sumber Belajar
Pusat Sumber Belajar (PSB) adalah cara yang baik untuk
memantapkan dan memperkaya belajar murid-murid. Pada pola kelompok
belajar, dimana peran guru sebagai pengatur dan pengawas belajar terasa masih
dominan, tetapi dalam memanfaatkan PSB peran guru tidak sebesar pada
kelompok belajar. Oleh karenanya penyiapan kegiatan dan bahan memerlukan
perencanaan dan pengorganisasian secara lebih baik.
Contoh memanfaatkan PSB, adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan keterampilan atau konsep.
1) Kecermatan : menggunting, merekat, mengamati, membuat diagram, dsb.
2) Penerapan konsep: memasukkan, mengurutkan, memasang, mendaftar,
dsb.
b. Menempatkan semua lembar kerja, permainan, diagram, hasil praktikum dan
sebagainya di tempat dimana murid lain dapat belajar secara mandiri.
c. Mengembangkan beberapa bentuk penyimpanan, sehingga guru dan murid
dapat belajar di PSB.
10
A. Aturan Rutin Kelas (ARK)
Aturan Rutin Kelas (ARK) adalah aturan-aturan dan prosedur yang
dirumuskan oleh guru serta dimengerti oleh murid, untuk mengatur kegiatan dan
perilaku sehari-hari(Ian Collingwood, h. 79), terutama dalam kegiatan belajar.
Jadi memiliki aturan yang jelas dan bagaimana cara untuk melakukannya,
merupakan sesuatu yang penting bagi seorang guru PKR. Sebetulnya di kelas
Anda sudah ada ARK, tetapi kebanyakan tidak berkaitan dengan kegiatan
pelajaran. Misalnya: berbaris sebelum masuk kelas, mengucapkan salam,
penggiliran piket. Ini merupakan bukti bahwa ARK dapat dilaksanakan dalam
kelas PKR. Dengan demikian guru PKR dapat meningkatkan kegiatan
pembelajaran di dalam kelas. Menciptakan ARK yang sudah begitu melekat
dalam tingkah laku murid merupakan awal yang baik dalam melaksanakan PKR.
Agar dapat meningkatkan kegiatan belajar dengan ARK, maka harus
memahami betul apa yang dimaksud dengan ARK. ARK terdiri dari dua jenis,
yaitu ARK untuk murid dan ARK untuk guru. Untuk menciptakan ARK ini,
sebaiknya bertitik tolak dari jadwal pelajaran dan persiapan pembelajaran yang
susun. Selain itu, ARK ini dapat dipersiapkan untuk kegiatan baik pagi hari
sebelum kelas dimulai, pada saat pembelajaran sedang berlangsung atau pada saat
selesai kegiatan kelas pada siang hari. Ini sangat penting dan harus sudah
mempunyai rencana yang jelas untuk kegiatan hari itu sebelum murid-murid
datang di sekolah.
Bagaimana mempersiapkan ARK untuk diri sendiri?
Sebagai guru PKR harus mempunyai ARK bagi diri sendiri. Untuk ini
perlu melihat jadwal dan persiapan mengajar yang sudah dipersiapkan.
Berdasarkan hal itu, Anda harus mempersiapkan ARK untuk kegiatan-kegiatan
yang cocok dilaksanakan pada pagi hari sebelum kelas dimulai, pada saat kosong
, atau untuk megisi kegiatan menjelang siang.
Berikut ini contoh ARK bagi guru yaitu:
a. Papan tulis
Papan tulis harus sudah dibersihkan sebelum pelajaran dimulai. Anda sudah
membuat tugas-tugas sebelum kelas dimulai. Kalau Anda mengajar
merangkap dua kelas dalam satu ruangan, maka papan tulis dibagi dua, dan
11
tugas untuk kedua kelas tersebut sudah tersedia di papan tulis. Sehingga pada
saat mulai masuk kelas, mereka sudah siap untuk mengerjakan tugas.
b. Alat tulis
Memeriksa persediaan kapur tulis, penggaris dan penghapus sehingga pada
saatnya Anda tidak sibuk untuk mencari-cari kapur tulis.
c. Sumber bahan
Semua sumber bahan, alat peraga, dan alat pelajaran sudah disiapkan
sehingga pada saatnya Anda tidak repot mencarinya.
d. Tutor
Sudahkah Anda mempersiapkan tutor untuk membantu murid lain yang
memerlukan bantuan. Tutor harus sudah mengetahui tugas mereka kapan saja
diperlukan. Oleh karena itu Anda sebagai guru harus sudah
mempersiapkannya dengan baik.
B. Kegiatan Siap
Kegiatan siap atau stand by activities adalah suatu kegiatan yang
sudah disiapkan guru jauh sebelumnya, dan apabila ditemukan masalah maka KS
dapat digunakan. Berikut ini adalah KS yang dapat digunakan dalam kelas PKR,
dimana murid dapat mengerjakannya baik secara individual, secara kelompok,
atau secara klasikal. Apabila mereka telah menyelesaikan suatu pelajaran,
sementara perhatian guru masih pada murid lain yang selesai, maka murid ini
sudah mengetahui apa yang harus mereka lakukan.
12
Pada umumnya KS ini disiapkan sendiri oleh guru, dan
tentunyamharus meluangkan waktu khusus untuk murid. KS ini harus disimpan
secara khusus yang sewaktu-waktu dapat digunakan apabila menghadapi keadaan
seperti yang digambarkan di atas, misalnya ada murid atau kelompok murid yang
sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari yang perkiraan.
Sebagai contoh KS, antara lain adalah di kelas telah ada sumber
belajar, sudut IPA dan sebagainya. Apabila murid lebih cepat menyelesaikan
tugasnya, maka guru dapat memberikan tugas baru dengan memanfaatkan sumber
belajar. Misalnya: “ Natan, selesaikan gambar yang belum selesai kemarin!”,
“Ambil kartu huruf di lemari, susunlah menjadi beberapa kalimat Tanya”, “Adi,
amati tanaman di sudut sana, apakah ada pengaruh dari sinar matahari!” dan
sebagainya.
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, bahwa PKR dapat digunakan
baik secara klasikal, kelompok ataupun individual. Tentu saja masing-masing
mempunyai kelemahannya, namun PKR dapat mengatasi kelemahan tersebut.
Berikut ini adalah uraian tentang bagaimana KS digunakan dalam pembelajaran.
a. Pembelajaran secara klasikal
Pembelajaran klasikal sangat mudah untuk dilaksanakan, karena
selama ini Anda melaksanakan pembelajaran seperti ini. Pembelajaran
klasikal biasanya sangat berpusat pada guru, dimana guru banyak bicara,
sedikit tanya jawab dan diakhiri dengan latihan tertulis. Dengan pembelajaran
klasikal ini membuat murid dalam posisi kurang aktif, perbedaan murid yang
pintar dengan yang lambat jauh, sedangkan perlakuan terhadap perbedaan ini
disamakan. Akibatnya bagi murid yang maju akan kehilangan semangat, dan
murid yang tertinggal menjadi semakin bosan.
Namun demikian, pembelajaran secara klasikal ini tetap penting
dalam PKR karena dapat digunakan sebagai kunci dalam melaksanakan PKR.
Pembelajaran klasikal dalam PKR dapat digunakan antara lain dalam hal
seperti berikut: pengajaran percakapan, pengajaran bercerita, pelajaran olah
raga, pelajaran kesenian, studi lingkungan dan presentasi kelas.
Dalam pembelajaran tersebut, pembelajaran klasikal tetap bermanfaat
karena disini diperlukan kebersamaan antara murid dalam bekerja. Dalam
13
suasana ini tidak diperlukan persaingan dalam belajar, namun diperlukan
tukar pendapat, dan pengalaman sehingga dapat memperkaya pengetahuan
mereka. Yang penting, gunakan setiap jenis pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan dan topiknya.
b. Pembelajaran individual
Dalam pembelajaran ini guru bekerja dengan murid secara individual.
Untuk ini Anda harus sudah mengetahui murid mana yang memerlukan
bantuan. Pengertian memberi bantuan bukan hanya bagi murid yang
mendapat kesulitan dalam belajar, tetapi berlaku juga bagi murid yang maju,
yang dapat menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat dari yang lain. Murid ini
memerlukan bantuan, berupa perhatian Anda apakah diberi pekerjaan lain,
atau diminta untuk membantu temannya. Dalam suasana pembelajaran seperti
ini, persaingan sangat besar antara sesame murid. Menjadi catatan bagi Anda
bahwa pada pembelajaran individual ini Anda tidak harus membantu satu per
satu, tetapi hanya diberikan pada yang membutuhkan saja agar Anda tidak
repot dan menghabiskan waktu.
c. Pembelajaran dalam kelompok
Dalam sub unit 2 Anda telah mempelajari cara membentuk Kelompok
Belajar(KB), dan KB dibentuk untuk kepentingan pembelajaran.
Pembelajaran KB merupakan salah satu pendekatan untuk mencapai tujuan
PKR. Dengan adanya KB, Anda harus membuat persiapan pembelajaran dan
tugas-tugas yang berbeda satu sama lain, sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Namun Anda tidak dituntut untuk melaksanakan pembelajaran dalam
kelompok ini setiap saat. Pilihlah topic-topik yang dapat dilakukan melalui
kegiatan kelompok.
Berikut ini adalah cara-cara pembelajaran dalam KB yaitu:
1. Kelompok belajar campuran
Kelompok ini terdiri dari murid dari berbagai kemampuan dan
keterampilan. Kelompok ini akan berhasil pada “pengajaran proyek”,
dimana guru menyertakan murid dalam kegiatan yang berkaitan dengan
berbagai subyek. Misalnya ditentukan topik tentang “kependudukan”.
Topik ii dapat ditinjau dari berbagai mata pelajaran baik IPS, PPKN, IPA,
14
maupun Bahasa Indonesia. Dalam hal ini, setiap murid akan memberi
sumbangan pikiran sesuai dengan kemampuan masing-masing. Jadi
murid yang lemah tetap mempunyai kekuatan dalam hal tertentu,
temukan kekuatan itu danterus dibina dan dikembangkan. Kelompok ini
sebaiknya terdiri dari 4-5 orang murid saja agar setiap murid memperoleh
kesempatan mengeluarkan pendapat. Oleh karena itu kembanglah diskusi
ini dari mulai yang ringan.
Dalam rangka pengisian KS, Anda harus memiliki berbagai
macam permasalahan sebagai bahan KS yang dapat digunakan setiap
saat. Masalah tersebut dapat dibuat dalam setiap mata pelajaran, antara
lain sebagai berikut:
a. Bahasa Indonesia: Untuk mengetahui penguasaan kosakata, misalnya
mengenal benda-benda yang ada di warung.
b. IPA: Mengapa pada saat tertentu pohon jati gugur, mengapa pohon
lain daunnya dimakan ulat.
c. IPS: Mengapa kakek baru menanam rambutan? Kapan ia akan
merasakan buahnya?
d. PPKN: Ada dua anak berkelai merebutkan mainan, tiba-tiba salah
satu bapak dari anak tersebut memukul lawan anaknya. Benarkah
tindakan ayah anak itu?
Bentuk KS ini berupa permasalahan yang dapat Anda
kembangkan sendiri, tergantung dari kreativitas Anda. Begitu juga yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran klasikal. Anda dapat membuat
permasalahan yang diajukan kepada murid. Hal ini sangat baik untuk
melatih kemampuan murid, antara lain keberanian, daya pikir, cara
mengeluarkan pendapat, dan menangkap pendapat orang lain.
3. Kelompok sosial
Kelompok ini tidak berbeda dengan kelompok campuran
seperti diuraikan sebelumnya. Kelompok ini baik untuk membina
keyakinan diri bagi murid yang lemah, karena kelompok ini dibentuk
berdasarkan keinginan murid sendiri, maka bagi anak yang mempunyai
masalah, misalnya pemalu, dan pendiam akan dapat bercampur dengan
baik bersama temannya. Keberadaan temannya menjadi pendorong bagi
dia untuk aktif berperan serta dalam berbagai kegiatan.
Kegiatan pembelajaran yang cocok untuk kelompok ini adalah
pengamatan, percobaan dan simulasi. Selain itu mereka juga dapat
diberikan kegiatan permainan. Nah, dengan demikian Anda sekarang
mengetahui bahea apabila murid pada saat jam pelajaran “diikat” oleh
kegiatan pembelajaran yang menarik, apakah ada kesempatan bagi murid
untuk melakukan kegiatan yang melanggar disiplin kelas? Tentu Anda
setuju, bahwa disiplin dapat ditegakkan dalam suatu kelas yang kegiatan
pembelajarannya terarah.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengelolaan kelas yang baik merupakan kunci keberhasilan pembelajaran.
Berdasarkan penelitian, keterampilan pengelolaan kelas mencakup pengaturan lingkungan,
menciptakan iklim sosial positif, dan mencegah gangguan agar kondisi pembelajaran tetap
optimal. Oleh karena itu, pentingnya peran guru dalam mengelola kelas secara efektif untuk
mencapai tujuan pembelajaran pengelolaan kelas yang baik.
Pengelolaan yang dilakukan guru dalam kelas yaitu salah satunya pengelolaan kelas
dalam pembelajaran kelas rangkap (PKR). Pengelolaan kelas dalam pembelajaran kelas
rangkap merupakan tantangan yang membutuhkan perencanaan dan keterampilan
manajemen yang baik. Dengan adanya pengelolaan kelas dalam pembelajaran kelas rangkap
dapat menjadi lebih efektif dan menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat. Adapun
beberapa pemahaman yang dapat dilakukan seorang guru dari pengelolaan kelas dalam PKR
ini salah satunya seperti pengelolan materi dan disiplin kelas yang telah dibahas pada
makalah ini.
3.2 SARAN
Kami sebagai mahasiswa menyadari bahwa masih banyak yang perlu dipelajari
dalam pengelolaan kelas dalam PKR, agar kita dapat memahami dan mengetahui
pengelolaan dalam PKR yang meliputi pengelolaan materi dan disiplin kelas. Serta untuk
menambah wawasan kita tetang pengelolaan kelas dalam PKR dengan lebih baik
kedepannya.
Demikian saran dalam penulisan makalah ini, kami selaku penyusun makalah ini
memohon maaf sebesar-besarnya apabila masih ada kata yang kurang jelas dan kurang
berkenan. Yang kami sadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan.
Semoga dengan adanya pembahasan makalah ini kita dapat mengambil point penting yang
dapat diterapkan untuk kehidupan sehari-hari dan kedepannya. Demikian makalah dari
kelompok ini kami tutup, kami ucapkan Sekian dan Terima kasih.
17
DAFTAR PUSTAKA
Aria Djalil, dkk. (2005) Pembelajaran Kelas Rangkap, Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.
Miller, Bruce A. (1989). The Multigrade Classroom: A Resource Handbook for Small, Rural
school, Nortwest Regional Laboratory, Oregon.
Moyles, JR. (1992), Organizing for learning in the primary classroom, Open University Press,
Philadelphia.
18