Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA


PENGELOLAAN KELAS OLEH GURU DI SMK TELKOM BANJARBARU

Dosen Pengampu :
Ibu Dwi Nur Rachmah, S.Psi, M.A
Ibu Faridiya Khairina, S.Psi, M.A
Ibu Marina Dwi Mayangsari, M.Psi, Psikolog

Oleh:
Ludfia Fath Hanafiah
1810914220070
Kelas B

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan kekuatan
serta kelancaran dalam menyelesaikan laporan kegiatan observasi dan wawancara mengenai
pengelolaan kelas guru untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan ini dengan
baik.
Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Dwi Nur Rachmah
dan ibu Marina Dwi Mayangsari selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu khususnya institusi
sekolah, kepala sekolah, guru, siswa-siswi tempat kegiatan ini dilaksanakan, serta reman-te-
man lainnya yang telah membantu secara moral ataupun support, karena hal itu laporan ini
dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Di dalam penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan atau kekeliruan baik
yang di sengaja maupun yang tidak disengaja diluar kemampuan penulis. Maka dari itu penulis
memohon krtik dan saran yang membangun dari teman-teman maupun dosen pengampu demi
terciptanya laporan kegiatan lapangan yang lebih sempurna. Semoga laporan ini dapat ber-
manfaat bagi kita semua.

Banjarbaru, 13 Desember 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... 3
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
1. Latar Belakang ........................................................................................................................... 1
2. Tujuan Kegiatan......................................................................................................................... 1
3. Manfaat Kegiatan ...................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................................ 3
1. Pengelolaan Kelas ............................................................................................................................... 3
BAB III ...................................................................................................................................................... 8
TINJAUAN LAPANGAN............................................................................................................................. 8
2. Hasil Observasi dan Wawancara ......................................................................................................... 8
BAB IV....................................................................................................................................................12
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................12
BAB V.....................................................................................................................................................15
PENUTUP ...............................................................................................................................................15
1. Simpulan ...........................................................................................................................................15
2. Saran .................................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................17
LAMPIRAN .............................................................................................................................................18
FOTO KEGIATAN ....................................................................................................................................18
KUISIONER ASLI YANG DIISI ..................................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kita semua, dan sekolah merupakan
salah satu tempat dimana Pendidikan formal itu diampu. Sama seperti halnya SMK atau
Sekolah Menengah Kejuruan, merupakan tempat dimana kita bisa menuntut ilmu dan ber-
fokus pada kejuruan-kejuruan tertentu.
Guru merupakan satu dari sarana dari pendidikan dan berperan langsung dalam
memberikan ilmu pengetahuan. Sebagai seorang guru, perlu adanya pengetahuan mengenai
cara-cara dan metode-metode dalam mengajari siswanya. Guru SMK sangat perlu memiliki
strategi-strategi untuk menanamkan ilmu dan nilai-nilai positif pada anak didiknya, bukan
hanya itu, hal itu perlu dilakukan karena SMK merupakan sekolah kejuruan yang dimana
dibutuhkan keuletan dalam prosesnya. Semakin berkembangnya jaman, semakin beragam
bermacam-macam gangguan dalam pendidikan, gangguan dapat berupa dari faktor ekster-
nal maupun internal. Maka dari itu dibutuhkan Peran seorang guru untuk membimbing
anak didiknya agar tetap dapat fokus kepada pendidikannya.
Berdasarkan studi lapangan yang dilakukan yang berupa wawancara dan observasi
kepada salah satu kelas di SMK Telkom, yaitu kelas X-C, terdapat permasalahan mengenai
keadaan kelas dan keadaan siswa. Maka dari situlah dilakukan observasi terhadap guru
yang mengajar di kelas tersebut, untuk mengetahui cara guru dalam mengajar, menyam-
paikan, serta berinteraksi dengan siswanya.

2. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui cara atau metode dalam pengel-
olaan kelas yang digunakan guru dalam mengajar di kelas X-C SMK Telkom Banjarbaru

3. Manfaat Kegiatan
1. Mahasiswa dapat melihat langsung proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas
antara siswa dengan guru beserta penerapan prinsip-prinsip pengelolaan kelasnya.
2. Dapat mengetahui penggunaan metode dan media yang diberikan guru dalam pembela-
jaran
3. Dapat mengetahui sikap dan cara guru dalam megelola kelas dan mengatasi permasa-
lah-permasalahan yang muncul ketika proses pembelajaran.

1
2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengelolaan Kelas
Djamarah 2006 (dalam RR Aliyyah, 2016) menyebutkan bahwa Pengelolaan kelas ada-
lah masalah tingkah laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan serta
mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan
pengajaran secara efisien dan memungkinkan mereka dapat belajar.

Menurut Syaiful Bahfri Djamah (2000) pengelolaan kelas adalah keterampilan guru
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses interaksi edukatif.

2. Tujuan Pengelolaan Kelas

Tujuan pengelolaan kelas mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-


kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah); lebih
lanjut, proses pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar, tertib dan ter-
atur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan

a. Agar pengajaran dapat dilakukan secara maksimal, sehingga tujuan pengajaran dapat di-
capai secara efektif dan efisien.

b.Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa dalam pelajarannya.
Dengan manajemen kelas, guru mudah untuk melihat dan mengamati setiap kemajuan atau
perkembangan yang dicapai siswa, terutama siswa yang tergolong lamban.

c. Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat masalah-masalah penting untuk dibicara-


kan dikelas demi perbaikan pengajaran pada masa mendatang.

Jadi, Manajemen kelas dimaksudkan untuk menciptakan kondisi di dalam kelompok


kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang memungkinkan siswa berbuat sesuai
dengan kemampuannya. Kemudian, dengan manajemen kelas produknya harus sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai. Sedangkan tujuan manajemen kelas secara khusus dibagi men-
jadi dua yaitu tujuan untuk siswa dan guru.

1. Tujuan Untuk Siswa:

3
• Mendorong siswa untuk mengembangkan
tanggung-jawab individu terhadap tingkah lakunya dan kebutuhan untuk mengontrol
diri sendiri.

• Membantu siswa untuk mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas
dan memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan dan bukan kema-
rahan.

• Membangkitkan rasa tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam tugas maupun

Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan daripada manajemen kelas adalah agar setiap anak
dikelas dapat bekerja dengan tertib, sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif
dan efisien.

2. Tujuan Untuk Guru:

• Untuk mengembangkan pemahaman


dalam penyajian pelajaran dengan pembukaan yang lancar dan kecepatan yang tepat.

• Untuk dapat menyadari akan kebutuhan siswa dan memiliki kemampuan dalam mem-
beri petunjuk secara jelas kepada siswa.

• Untuk mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap tingkah laku siswa
yang mengganggu.

• Untuk memiliki strategi ramedial yang lebih komprehensif yang dapat digunakan da-
lam hubungan dengan masalah tingkah laku siswa yang muncul didalam kelas.

Maka dapat disimpulkan bahwa agar setiap guru mampu menguasai kelas dengan
menggunakan berbagai macam pendekatan dengan menyesuaikan permasalahan yang ada,
sehingga tercipta suasana yang kondusif, efektif dan efisien.

3. Pendekatan Pengelolaan Kelas

4
Pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam manajemen kelas akan sangat
dipengaruhi oleh pandangan guru tersebut terhadap tingkah laku siswa, karakteristik watak
dan sifat siswa, dan situasi kelas pada waktu seorang siswa melakukan penyimpangan.
Dibawah ini ada beberapa pendekatan yang dapat dijadikan sebagai alternatif pertimbangan
dalam upaya menciptakan disiplin kelas yang efektif, antara lain sebagai berikut :

a. Pendekatan Manajerial
Pendekatan ini dilihat dari sudut pandang manajemen yang berintikan konsepsi tentang kepem-
impinan. Dalam pendekatan ini, dapat dibedakan menjadi

1. Kontrol Otoriter
Dalam menegakkan disiplin kelas guru harus bersikap keras, jika perlu dengan hukuman-
hukuman yang berat. Menurut konsep ini, disiplin kelas yang baik adalah apabila siswa
duduk, diam, dan mendengarkan penjelasan guru.

2. Kebebasan Liberal

Menurut konsep ini, siswa harus diberi kebebasan sepenuhnya untuk melakukan
kegiatan apa saja sesuai dengan tingkat perkembangannya. Dengan cara seperti ini, aktivitas
dan kreativitas anak akan berkembang sesuai dengan kemampuannya. Akan tetapi, sering ter-
jadi pemberian kebebasan yang penuh, ini berakibat terjadinya kekacauan atau kericuhan
didalam kelas karena kebebasan yang didapat oleh siswa disalahgunakan.

3. Kebebasan Terbimbing

Konsep ini merupakan perpaduan antara kontrol otoriter dan kebebasan liberal. Disini
siswa diberi kebebasan untuk melakukan aktivitas, namun terbimbing atau terkontrol. Disatu
pihak siswa diberi kebebasan sebagai hak asasinya, dan dilain pihak siswa harus dihindarkan
dari perilaku-perilaku negatif sebagai akibat penyalahgunaan kebebasan. Disiplin kelas yang
baik menurut konsep ini lebih ditekankan kepada kesadaran dan pengendalian diri-sendiri.

b. Pendekatan Psikologis

5
Terdapat beberapa pendekatan yang didasarkan atas studi psikologis yang dapat di-
manfaatkan oleh guru dalam membina disiplin kelas pada siswanya. Pendekatan yang dimak-
sud antara lain sebagai berikut :

1. Pendekatan Modifikasi Tingkah Laku (Behavior-Modification)

Pendekatan ini didasarkan pada psikologi behavioristik, yang mengemukakan pendapat bahwa
:

a) Semua tingkah laku yang baik atau yang kurang baik merupakan hasil proses belajar.

b) Ada sejumlah kecil proses psikologi penting yang dapat digunakan untuk menjelaskan ter-
jadinya proses belajar yang dimaksud, yaitu diantaranya penguatan positif (positive rein-
forcement) seperti hadiah, ganjaran, pujian, pemberian kesempatan untuk melakukan ak-
tivitas yang disenangi oleh siswa, danpenguatan reinforcement) negatif seperti hukuman,
penghapusan hak, dan ancaman.

c) Pendekatan Iklim Sosio-Emosional (Socio-Emotional Climate)

d) Pendekatan Proses Kelompok (Group Process)

4. Prinsip Pengelolaan Kelas

Adapun beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas dalam
meningkatkan mutu pembelajaran diantaranya adalah :

1. Prinsip Kehangatan dan Antusias : dengan cara mendekati peserta didik dan menanyakan
persoalan yang mungkin di alami oleh peserta didik maka disitu guru harus mampu mem-
berikan solusi atas persoalan yang dialami oleh siswa. Dalam hal ini guru bukan hanya men-
jadi pendidik tetapi juga sebagai konsultan bagi siswanya.

2. Prinsip Menciptakan berbagai tantangan : Memulai pelajaran dengan memberikan be-


berapa tantangan kepada siswa akan membangkitkan motivasi yang sangat tinggi dan dapat
menumbuhkan antusiasme siswa belajar. Sehingga menimbulkan perasaan tertantang pada
peserta didik yang dapat mengunggah rasa antusiasme siswa untuk berpikir lebih lagi dari
biasanya dan dapat lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Ada beberapa langkah yang

6
dapat ditempuh oleh guru dalam memberikan tantangan, antara lain (Salman Rusydie. 2011).
1) Melakukan evaluasi : Mengadakan evaluasi setiap selesai meyampaikan materi pembela-
jaran atau di awal pelajaran. 2) Mengaitkan materi dengan dunia luar atau kehidupan sehari-
hari.

3. Prinsip Menggunakan Metode yang Variatif : Penggunaan metode, pendekatan, teknik,


gaya, media dan alat pengajaran yang bervariasi dapat meningkatkan motivasi belajar dan
menghilangkan kejenuhan dalam belajar. Siswa akan tertarik untuk belajar dengan penyam-
paian materi baru yang berbeda dan unik serta mudah dimengerti.

4. Prinsip Penggunaan Cara dan Perbuatan Yang Fleksibel, Luwes dan Menyenangkan :
keadaan ini diharapkan dapat menghilangkan berbagai masalah yang mungkin terjadi ketika
berada dikelas. Pengajar dapat dengan luwes dan bertindak agar tidak terjadi keributan,
siswa memperhatikan pembelajaran dengan seksama. Dalam hal ini ketika ada kejadian yang
tidak sesuai perencanaan yang telah dibuat, maka guru harus mampu mengendalikan
keadaan tersebut agar tetap kondusif dan tetap mampu mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.

5. Prinsip Mengupayakan Hal-Hal yang Positif Bagi siswa dan menghindari sejauh mungkin
kesalahan yang dapat memancing siswa untuk bersikap negatif kepada guru. Dalam hal ini
guru haruslah menggunakan bahasa yang sopan dan baik ketika berada didepan siswa serta
sebisa mungkin menghindari penggunaan bahasa yang kasar ketika menegur siswa yang
kebetulan melanggar peraturan kelas.

6. Prinsip Mengedepankan Sikap Teladan dihadapan siswa dengan tujuan agar siswa dapat
lebih patuh dan hormat bukan karena rasa takut melainkan karena rasa bangga terhadap guru.
Selain itu agar siswa dapat mencontoh hal yang positif dari guru. Dalam hal ini guru harus
memberikan figure yang baik dengan mematuhi nilai dan norma agar siswanya dapat mengi-
kutinya tanpa rasa tertekan dan menyadari bahwa hal tersebut merupakan suatu kebaikan
yang harus dilakukan.

7
BAB III

TINJAUAN LAPANGAN
1. Identitas Subjek
Nama Guru : Agrita Kanty Purnapraja, S.Pd, M.Pd
Kelas Yang Diampu : X-C
Pelajaran Yang Diampu : Matematika
2. Hasil Observasi dan Wawancara
Observasi di SMK Telkom dilaksanakan pada tanggal 27 November 2019. Guru yang
diobservasi dan diwawancarai adalah guru matematika yang bernama Ibu Agrita Kanty
Purnapraja, S.Pd, M.Pd.
Pada aspek hangat dan antusias, guru mengajar dengan penuh semangat, hal ini terlihat
jelas ketika guru ingin memulai pelajaran dengan berinteraksi dan bersikap bersahabat pada
siswa dengan menanyakan apakah siswa siap untuk belajar, selain itu guru terlihat sangat ber-
sahabat saat berjalan menuju ruang kelas dengan menyapa beberapa murid lain yang masih
berada di luar kelas dan menanyakan apa yang sedang dibuatnya. Guru menguasai dan dapat
memberikan contoh-contoh pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, hal ini terlihat saat guru
membacakan soal dan membantu siswa membuat model matematika dari soal tersebut, serta
menyampaikannya dengan suara lantang dan jelas didengar sehingga menambah pemahaman
para siswa. Guru dengan baik mendengarkan saat siswa bertanya dan membantu siswa
mengatasi kesulitan ketika belajar, hal ini terlihat dari guru membantu siswa yang maju
kedepan untuk menyelesaikan soal dan siswa tersebut merasa kesulitan. Guru memberikan per-
hatian secara menyeluruh dan tidak teralihkan perhatiannya dengan siswa yang mencoba men-
cari perhatian guru. Guru juga memberikan motivasi-motivasi tertentu untuk semua siswa mau-
pun hanya beberapa siswa yang merasa kesulitan.
Pada aspek tantangan, saat guru selesai membacakan soal, guru langsung menunjuk
satu siswa dengan menyebutkan nama siswa tersebut. Pada wawancara yang dilakukan, guru
mengatakan bahwa beliau memberikan remedial kepada siswa yang belum tuntas me-
nyelesaikan pembelajarannya, namun pada saat observasi, tidak terlihat bahwa guru sedang
memberikan remedial karena memang saat itu bukanlah jadwal ataupun waktu untuk remedial.
Guru juga memberikan poin tambahan kepada siswa yang aktif, hal itu tidak dilihatkan secara
eksplisit kepada siswa, namun beliau mengatakan hal itu saat proses wawancara berlangsung.
Selain itu, guru juga meminta siswa untuk menyimpulkan hasil dari soal yang mereka kerjakan
dalam bentuk contoh ke kehidupan nyata.

8
Pada aspek bervariasi, guru menciptakan suasana kondusif dan menarik dalam
pelajaran, hal ini terlihat karena guru bertindah tegas, namun tetap hangat, dan tidak segan
untuk menegur siswa yang mengganggu pelajaran. Berdasarkan hasil wawancara, guru tidak
memberikan metode belajar yang lain selain ceramah, berhubung dengan pelajaran yang di-
ampu beliau adalah matematika, jadi siswa harus tetap diamati melalui metode ceramah. Ka-
rena hal itu, beliau mengatakan bahwa beliau tidak pernah menggunakan pembelajaran dengan
membuat kelompok kecil yang berarti tidak mengubah susuan tempat duduk saat belajar
dikarenakan, siswa yang akan mengerjakan tugas saat berkelompok hanya siswa tertentu saja,
dan sisa dari kelompok tidak menerjakan(numpang nama), maka dari itu beliau tidak
menggunakan berbagai macam metode belajar karena beliau kurang dapat mengontrol
siswanya mengenai pelajaran yang sedang mereka pelajari. Guru juga sering menggunakan
media belajar selain papan tulis, seperti LCD dan lainnya, namun pada saat itu guru tidak
menggunakannya karena saat itu adalah akhir dari pembelajaran semester dan Lebih difokus-
kan untuk membahas soal.
Pada aspek keluwesan, guru sangat terlihat mampu mengaitkan materi yang
disampaikan dengan kejadian dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan kesimpulan
dengan kehidupan sehari-hari. Guru juga menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah
dimengerti dan beliau berusaha untuk menemukan strategi baru dalam pembelajarannya, ter-
lihat dari pemberian contoh soal yang selalu dikaitkan dengan kehidupan dan agar mudah di-
mengerti oleh siswa. Pada wawancara, guru akan selalu memberikan pokok bahasan yang akan
datang, dan saat pelajaran dimulai, beliau mengingatkan akan pokok bahasa sebelumnya, na-
mun pada saat observasi langsung, guru tidak memberikan pokok bahasan yang akan datang
dan hanya mengingatkan siswa akan soal-soal, karena pada pertemuan yang akan datang siswa
akan menghadapi ujian
Dalam aspek penekanan pada hal positif, guru memberi umpan balik positif bagi siswa
yang mengajukan pendapat, hal ini terlihat ketika guru yang berkata “nah, iya” kepada siswa
yang mengajukan pendapat. Guru dapat menegur secara halus pada siswa yang mengganggu
pelajaran (ribut, ngobrol, jalan-jalan), namun apabila hal itu terlihat tidak terlalu mengganggu,
guru tidak akan menegurnya, terlihat ketika menegur siswa yang keluar masuk kelas, dan guru
tidak menegur siswa yang berbicara karena menjelaskan ulang ke temannya ataupun berjalan
ke depan karena penglihatannya kurang bagus. Selain itu, guru memberikan nilai secara
transparan dan objektif, berdasarkan keaktifan siswa dan pengetahuan, beliau mengatakan
bahwa siswa yang terkadang kurang bagus dalam teori, namun aktif dalam memberikan contoh
ataupun mengaitkan soal ataupun materi dalam kehidupan sehari-hari, akan mendapatkan nilai

9
tambah, terlihat dimana siswa berlomba-lomba untuk memberikan contoh ataupun menjawab
dengan aktif.
Kemudian dalam aspek penanaman disiplin diri, guru memberikan sanksi pada siswa yang
masuk terlambat atau tidak mengumpulkan tugas, seperti memberikan tugas tambahan, dan
lain sebagainya, namun pada saat observasi, beliau tidak menghukum siswa yang datangnya
terlambat dikarenakan sebentar lagi siswa akan menghadapi ujian semester, beliau lebih mem-
fokuskan siswanya untuk masuk dan memperhatikan mengenai materi. Guru menggunakan
pakaian yang rapi saat mengajar. Guru juga masuk tepat waktu, dan sedikit terlambat beberapa
menit karena memang keadaan kelas yang berada di atas, dan cukup jauh dari ruang guru.
Pelajaran juga diakhiri sesuai dengan jadwal. Guru memainkan ponsel saat mengajar, karena
soal yang beliau berikan terdapat di ponsel beliau, hal ini terlihat saat guru membacakan soal
saat membuka ponsel beliau, namun selebihnya beliau sesekali membuka ponselnya saat siswa
mencatat soal dan hasil yang sudah dibahas. Guru juga tidak keluar dari kelas saat pelajaran
berlangsung, karena saar pelajaran berlangsung, beliau fokus untuk menjelaskan mengenai soal
yang ada.
3. Permasalahan yang muncul berkaitan dengan masalah pendidikan, pengajaran, dan
pembelajaran (baik dari sisi siswa maupun gurunya)
Berdasarkan hasil observasi, ada beberapa permasalahan dalam proses pendidikan, pem-
belajaran dan pengajaran di kelas X-C SMK Telkom Banjarbaru. Permasalahan yang jelas
terlihat di SMK tersebut adalah dekatnya SMK dengan jalan membuat masuknya suara ken-
daraan saat pelajaran berlangsung, dan mengakibatkan suasana yang tidak kondusif.
Permasalahan pada siswa kelas X-C adalah masih kurangnya perhatian pada materi yang
diberikan, dan kurang menghargai siswa lain yang memberikan pendapat. Sedangkan perma-
salahan pada guru umumnya adalah masih ada guru yang kurang bersemangat, bersahabat
kepada siswanya, dan tidak fokus dalam mengajar siswanya. Berbeda halnya dengan guru wali
kelas yang kami observasi, beliau terlihat bersemangat dan bersahabat pada siswanya, tegas,
dan tetap fokus dalam menyampaikan materi, namun kurang perhatian pada siswa yang terlihat
aktif namun kurang memahami mengenai materi tersebut, dan kurangnya atensi yang diberikan
kepada siswa yang sudah mencoba untuk aktif namun terhalang oleh siswa yang aktif berbicara
namun bukan menjurus ke materi.
4. Cara pendekatan yang dilakukan guru dalam mengatasi permasalahan di kelas (ana-
lisis dengan teori pengelolaan kelas)
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang di sebutkan di atas, guru sudah berusaha
semaksimal mungkin memberikan pendekatan kepada siswa yang tidak dapat mengerti atau

10
belum mengerti dan tertinggal dari siswa lainnya agar menjadi aktif berpendapat dan dapat
mengerti materi walaupun lebih lambat dibandingkan siswa lainnya, dan membuat siswa me-
rasa tertantang dan tetap fokus dengan soal yang diberikan oleh guru.
Hal ini terlihat dari cara guru yang mengajar dengan penuh semangat dan tantangan, dan
apabila beliau mengetahui bahwa ada siswa yang belum dapat mengikuti materi dengan baik,
beliau memberikan semangat dan motivasi, serta pembelajaran yang lebih intens dengan siswa
tertentu dalam kelas(guru datang ke bangku siswa untuk menerangkan lebih lanjut). Guru tetap
mampu menciptakan ruangan yang kondusif walaupun terdapat kendaraan yang lalu lalang di
dekat sekolah, dan adanya gangguan dari beberapa siswa yang kesannya mencari perhatian.

11
BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi, ada beberapa permasalahan dalam proses pendidikan,


pembelajaran dan pengajaran di kelas X-C SMK Telkom Banjarbaru. Permasalahan yang jelas
terlihat di SMK tersebut adalah dekatnya SMK dengan jalan membuat masuknya suara ken-
daraan saat pelajaran berlangsung, dan mengakibatkan suasana yang tidak kondusif.

Permasalahan pada siswa kelas X-C adalah masih kurangnya perhatian pada materi yang
diberikan, dan kurang menghargai siswa lain yang memberikan pendapat. Sedangkan
permasalahan pada guru umumnya adalah masih ada guru yang kurang bersemangat,
bersahabat kepada siswanya, dan tidak fokus dalam mengajar siswanya. Berbeda halnya
dengan guru wali kelas yang kami observasi, beliau terlihat bersemangat dan bersahabat pada
siswanya, tegas, dan tetap fokus dalam menyampaikan materi, namun kurang perhatian pada
siswa yang terlihat aktif namun kurang memahami mengenai materi tersebut, dan kurangnya
atensi yang diberikan kepada siswa yang sudah mencoba untuk aktif namun terhalang oleh
siswa yang aktif berbicara namun bukan menjurus ke materi.
Guru sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan pendekatan kepada siswa yang
tidak dapat mengerti atau belum mengerti dan tertinggal dari siswa lainnya agar menjadi aktif
berpendapat dan dapat mengerti materi walaupun lebih lambat dibandingkan siswa lainnya,
dan membuat siswa merasa tertantang dan tetap fokus dengan soal yang diberikan oleh guru.
Hal ini terlihat dari cara guru yang mengajar dengan penuh semangat dan tantangan, dan
apabila beliau mengetahui bahwa ada siswa yang belum dapat mengikuti materi dengan baik,
beliau memberikan semangat dan motivasi, serta pembelajaran yang lebih intens dengan siswa
tertentu dalam kelas(guru datang ke bangku siswa untuk menerangkan lebih lanjut). Guru tetap
mampu menciptakan ruangan yang kondusif walaupun terdapat kendaraan yang lalu lalang di
dekat sekolah, dan adanya gangguan dari beberapa siswa yang kesannya mencari perhatian.
Menurut Suryani dan Agung (2012: 192) (dalam Aguslina, 2017) Mengelola kelas
bukanlah suatu hal yang dapat dengan mudah dan ringan dilakukan. Secara umum ada dua
faktor masalah yang dapat timbul dalam kelas, yaitu faktor internal peserta didik dan faktor
eksternal peserta didik.

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas dalam meningkatkan
mutu pembelajaran diantaranya adalah :

12
1. Prinsip Kehangatan dan Antusias : dengan cara mendekati peserta didik dan menanyakan
persoalan yang mungkin di alami oleh peserta didik maka disitu guru harus mampu mem-
berikan solusi atas persoalan yang dialami oleh siswa. Dalam hal ini guru bukan hanya men-
jadi pendidik tetapi juga sebagai konsultan bagi siswanya.

2. Prinsip Menciptakan berbagai tantangan : Memulai pelajaran dengan memberikan be-


berapa tantangan kepada siswa akan membangkitkan motivasi yang sangat tinggi dan dapat
menumbuhkan antusiasme siswa belajar. Sehingga menimbulkan perasaan tertantang pada
peserta didik yang dapat mengunggah rasa antusiasme siswa untuk berpikir lebih lagi dari
biasanya dan dapat lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Ada beberapa langkah yang
dapat ditempuh oleh guru dalam memberikan tantangan, antara lain (Salman Rusydie. 2011).
1) Melakukan evaluasi : Mengadakan evaluasi setiap selesai meyampaikan materi pembela-
jaran atau di awal pelajaran. 2) Mengaitkan materi dengan dunia luar atau kehidupan sehari-
hari.

3. Prinsip Menggunakan Metode yang Variatif : Penggunaan metode, pendekatan, teknik,


gaya, media dan alat pengajaran yang bervariasi dapat meningkatkan motivasi belajar dan
menghilangkan kejenuhan dalam belajar. Siswa akan tertarik untuk belajar dengan penyam-
paian materi baru yang berbeda dan unik serta mudah dimengerti.

4. Prinsip Penggunaan Cara dan Perbuatan Yang Fleksibel, Luwes dan Menyenangkan :
keadaan ini diharapkan dapat menghilangkan berbagai masalah yang mungkin terjadi ketika
berada dikelas. Pengajar dapat dengan luwes dan bertindak agar tidak terjadi keributan,
siswa memperhatikan pembelajaran dengan seksama. Dalam hal ini ketika ada kejadian yang
tidak sesuai perencanaan yang telah dibuat, maka guru harus mampu mengendalikan
keadaan tersebut agar tetap kondusif dan tetap mampu mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.

5. Prinsip Mengupayakan Hal-Hal yang Positif Bagi siswa dan menghindari sejauh mungkin
kesalahan yang dapat memancing siswa untuk bersikap negatif kepada guru. Dalam hal ini
guru haruslah menggunakan bahasa yang sopan dan baik ketika berada didepan siswa serta
sebisa mungkin menghindari penggunaan bahasa yang kasar ketika menegur siswa yang
kebetulan melanggar peraturan kelas.

6. Prinsip Mengedepankan Sikap Teladan dihadapan siswa dengan tujuan agar siswa dapat
lebih patuh dan hormat bukan karena rasa takut melainkan karena rasa bangga terhadap guru.

13
Selain itu agar siswa dapat mencontoh hal yang positif dari guru. Dalam hal ini guru harus
memberikan figure yang baik dengan mematuhi nilai dan norma agar siswanya dapat mengi-
kutinya tanpa rasa tertekan dan menyadari bahwa hal tersebut merupakan suatu kebaikan
yang harus dilakukan.

Selain itu, terdapat komponen pengelolaan kelas yang juga harus diperhatikan, yaitu kon-
disi fisik dan situasi belajar mengajar, yaitu ruangan tempat berlangsungnya proses belajar
mengajar, pengaturan tempat duduk, ventilasi dan pengaturan cahaya, pengaturan dan penyim-
panan barang-barang.
Guru belum melakukan rolling atau perpindahan tempat duduk dikarenakan guru jarang
menggunakan metode belajar berkelompok dalam mata pelajarannya. namun, guru Sudah
mengupayakan prinsip-prinsip dari pengelolaan kelas, dan Sudah terlaksana dengan baik

Faktor internal (dalam Zakiyah, 2016) yang ditimbulkan dari peserta didik berhub-
ungan dengan masalah emosi, pikiran dan perilaku. Setiap kepribadian dari peserta didik yang
berbeda dengan ciri khas yang berbeda-beda pula baik dari segi biologis, intelektual maupun
psikologi. Hal ini membutuhkan penanganan yang ekstra dan harus dikelola dengan bijaksana
dan dewasa. Sedangkan faktor eksternal yang timbul dari peserta didik terkait dengan suasana
lingkungan belajar penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa dalam kelas dan
lain sebagainya.

14
BAB V

PENUTUP
1. Simpulan
Berdasarkan data dan hasil diatas, penulis menyimpulkan bahwa guru atau pendidik
sudah dengan sangat baik menjalankan prinsip-prinsip pengelolaan kelas pada mata pelajaran
matematika di kelas X-C SMK Telkom Banjarbaru. Berdasarkan hasil observasi dan wa-
wancara, guru mengajar dengan hangat dan Penuh antusias, berinteraksi dan bersikap ber-
sahabat pada siswa, menguasai pelajaran, menyampaikan dengan suara yang lantang,
mendengarkan dengan baik, memperhatikan dan membantu para siswa yang kesulitan, serta
memberikan motivasi-motivasi kepada siswa yang kesulitan belajar dan juga kepada seluruh
siswa.

Guru juga memberikan soal dan menunjuk dengan acak siswa untuk menyelesaikan
soalnya, pada saat selesai ulangan ataupun tes kompetensi, apabila terdapat siswa yang belum
tuntas akan materinya, maka guru memberikan remedial pada siswa tersebut, guru juga mem-
berikan Nilai tambah apabila ada siswa yang aktif dalam mengajukan pendapat, selain itu guru
mengaitkan materi dengan kehidupan sehari hari dan meminta siswa untuk melakukan hal yang
serupa.

Guru dapat menciptakan Suasana yang kondusif dan menarik dalam pelajaran, dan guru
juga sering menggunakan media lain selain papantulis, namun guru tidak menggunakan metode
belajar lain selain ceramah karena guru ingin memegang kontrol terhadap siswanya mengenai
paham atau tidaknya materi yang disampaikan oleh guru, begitu pula dengan rolling tempat
duduk dan membuat kelompok kecil, hal yang ditakutkan oleh guru adalah, saat siswa
mengerjakan secara berkelompok, namun hanya beberapa siswa yang benar-benar turut andil
dalam tugas kelompok tersebut, dan sisaya tidak ikut serta untuk mengerjakan tugas tersebut.

Guru selalu mengusahakan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari dan


menggunakan bahasa yang mudah agar lebih dapat dimengerti oleh siswa, guru juga selalu
mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari dengan berbagai contoh agar tidak monoton
hal yang sama. Guru selalu menyampaikan pokok bahasan yang datang, namun karena pada
saat itu merupakan hari terakhir penyampaian materi, jadi guru hanya menyampaikan dan
mengingatkan akan materi sebelumnya.

15
Memberikan umpan balik yang positif juga Sudah dilakukan oleh guru dan memberikan
pujian bagi siswa yang berpendapat ataupun menyelesaikan pertanyaan. Guru juga menegur
siswanya yang sudah mulai tidak kondusif dan menggunakan ponsel saat pelajaran berlang-
sung. Dan memberikan Nilai secara transparan dan objektif berdasarkan keaktifan dan penge-
tahuan.

Guru memberikan sanksi pada siswanya, dan memulai pelajaran dengan tepat waktu
begitu pula saat mengakhiri pelajaran, menggunakan pakaian yang rapi, dan tidak keluar kelas
saat pelajaran berlangsung, guru juga menggunakan ponsel saat dikelas yang digunakan untuk
membacakan soal, dan sesekali guru membuka ponselnya saat siswanya sedang mencatat.

Meskipun ada beberapa aspek yang belum terlaksana oleh guru tersebut, namun guru
tetap mengupayakan untuk tetap konsisten dengan aspek yang Sudah beliau lakukan secara
baik. Aspek yang belum terlaksana bisa jadi berkaitan dengan mata pelajaran yang diampu oleh
beliau, sehingga guru belum bisa melepas siswanya untuk berdiskusi dan bekerja secara ke-
lompok. Dengan aspek-aspek yang terpenuhi, penulis mengkategorikan pengelolaan kelas oleh
subjek yakni guru bidang studi matematika kelas X-C SMK Telkom Banjarbaru sudah sangat
baik.

2. Saran
Diharapkan kepada siswa untuk Lebih berani dalam berpendapat, agar tidak terkesan
pasif dan tidak peduli dengan mata pelajarannya, selain kepada siswa diharapkan kepada guru
untuk tetap konsisten dengan cara mengajarnya, dan sesekali bisa menggunakan metode lain
agar siswa tidak merasa bosan dan dapat belajar mandiri, serta saran kepada guru secara umum
ialah diharapkan guru juga mematuhi kontrak yang Sudah ditetapkan dengan siswanya, selain
itu guru diharapkan untuk tulus dan amanah terhadap perannya sebagai sarana sekolah ataupun
orang tua kedua siswa.
Untuk para orang tua juga diharapkan agar ikut berpartisipasi dengan baik dalam proses
pembentukan karakter dan kepercayaan diri anak. Dan untuk kepada pengendara di sekitar
jalan SMK Telkom Banjarbaru agar berkendara dengan baik, dan tidak mengganggu proses
belajar mengajar pada sekolah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1996. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Hurlock, Elizabeth. (2011). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga

Erwinsyah, Alfian. 2017. Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Efektivitas Belajar.


Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. 5 (2). 87-105

Nurhalisah. 2010. Peranan Guru dalam Pengelolaan Kelas. Lentera Pendidikan. 13(2).
192-210.

Permana, Johan. 2001. Pengelolaan Kelas dalam Rangka Proses Belajar Mengajar.
Bandung : Departemen Agama Republik Indonesia Institute for Religious and Institutional
Studies (IRIS).

Suryana, Edeng. 2017. Manajemen Kelas Berkarakteristik Siswa. STAIA Hidayah Bo-
gor. 1-16

Warsono, Sri. 2016. Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Belajar Siswa. Manajer
Pendidikan. 10 (5). 469-476.

Santrock, J.W. 2008, Psikologi Pendidikan Edisi Kedua, Penerbit: Kencana Prenada
Media Group: Jakarta

17
LAMPIRAN

FOTO KEGIATAN

18
KUISIONER ASLI YANG DIISI

19

Anda mungkin juga menyukai