DOSEN PENGAMPU:
Dr. Novitawati, S.Psi., M.Pd
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia
dan hidayah-Nya oleh karena itu kami bisa menyelesaikan penyusunan Tugas Makalah
Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
Ibu Dr. Novitawati, S.Psi., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran yang telah memberikan kami tugas makalah yang berjudul “Lingkungan
Belajar dalam Pembelajaran dan Guru dalam Proses Pembelajaran”. Kami juga
mengucapkan kepada teman-teman yang membatu dalam mengumpulkan materi dalam
pembuatan makalah ini.
Makalah ini bisa selesai berkat kerja keras menggunakan penuh rasa tanggung
jawab. Pada kesempatan ini pula, kami mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang
telah berpartisipasi membantu kami pada penyusunan makalah. Dengan segala
kerendahan hati kami tim penyusun menyampaikan permohonan maaf, jika dalam
makalah ini terdapat kekeliruan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
dapat mengembagkan makalah ini lebih baik lagi.
Kelompok 9
ii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ...................................................................................... ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Lingkungan merupakan semua yang tampak di sekeliling tempat tinggal yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku seseorang. Lingkungan yang berada di
sekitar seseorang dan yang mempengaruhi proses belajar mengajar disebut lingkungan
belajar. Lingkungan belajar ini mempengaruhi prestasi belajar siswa. Jadi, lingkungan
belajar adalah segala sesuatu yang ada di alam sekitar yang mempengaruhi proses dan
hasil belajar siswa. Lingkungan merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan
belajar. Lokasi dan lingkungan belajar yang nyaman memfasilitasi konsentrasi siswa.
Dengan menyiapkan lingkungan yang tepat, maka siswa akan mencapai hasil yang lebih
baik dan menikmati proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Menurut Marlina
(1998) dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Pendidikan menjelaskan bahwa
Lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada diluar diri anak. Dalam
artian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar anak, baik berupa benda-
benda, peristiwa-peristiwa yang terjadi maupun kondisi masyarakat terutama yang dapat
memberi pengaruh kuat kepada anak didik yaitu lingkungan yang mana terjadi proses
pendidikan berlangsung dan lingkungan anak-anak bergaul sehari-hari.
Lingkungan belajar menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
Beberapa ahli menggolongkan lingkungan belajar menjadi beberapa bagian. Slameto
(2003) mengatakan “lingkungan belajar menjadi tiga, yakni lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat”. Lingkungan keluaga merupakan
lingkungan pertama yang ditemui oleh individu dan juga tempat pertama yang
mempengaruhi karakter individu tersebut. Adapun yang termasuk lingkungan belajar dari
keluarga adalah cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah,
keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
Lingkungan sekolah juga turut mempengaruhi siswa dalam belajar. Lingkungan sekolah
mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar,
dan tugas rumah. Lingkungan masyarakat juga mempengaruhi siswa belajar. Lingkungan
4
masyarakat mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat, media sosial, teman bergaul,
dan bentuk kehidupan masyarakat. Lingkungan belajar merupakan faktor yang penting
karena lingkungan dapat menimbulkan perubahan-perubahan pada individu. Lingkungan
dapat bersifat mendidik dan dapat juga bersifat merusak. Oleh karena itu, usaha untuk
belajar membutuhkan lingkungan yang baik sehingga siswa berhasil dalam belajarnya.
Proses belajar terjadi bila ada interaksi atau timbal balik antara siswa dengan
lingkungannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam situasi pendidikan.
Hubungan timbal balik ini merupakan prasyarat untuk belajar, yang bertujuan tidak hanya
untuk mentransmisikan pengetahuan, tetapi juga untuk mentransmisikan nilai. Siswa
dapat mentransfer informasi dari media pembelajaran seperti buku, majalah, museum,
internet, guru, dan sumber lain yang dapat memperluas pengetahuan siswa. Namun,
pengajaran nilai kepada siswa hanya berasal dari guru yang menanamkan sikap dan nilai
ke dalam materi yang memasukkan aspek psikologis guru dan siswa. Penanaman sikap
dan nilai dengan aspek psikologis tidak bisa digantikan oleh media apapun. Dengan
demikian, guru merupakan media mutlak dalam belajar siswa. Seorang guru sebagai
pendidik tidak hanya mengetahui materi yang akan disampaikan. Namun, ia juga harus
memiliki kepribadian yang kuat yang menjadikannya panutan bagi murid-muridnya. Hal
ini penting karena seorang guru sebagai pengajar tidak hanya mengajarkan beberapa hal
kepada siswanya. Guru juga perlu melatih keterampilan, sikap, dan pola pikir siswa.
Mencetak keterampilan, sikap dan cara berpikir tersebut tidak hanya dapat diketahui,
tetapi siswa harus menguasainya dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan belajar?
2. Bagaimana hubungan antar lingkungan belajar dalam pembelajaran?
3. Apa saja pengaruh lingkungan belajar terhadap pembelajaran siswa?
4. Apa saja yang dibutuhkan untuk mengelola lingkungan saat belajar?
5. Bagaimana penataan ruangan dan perlengkapan belajar siswa?
6. Bagaimana peran guru dalam proses pembelajaran?
5
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, didapatkan tujuan dari penulisan makalah ini
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari lingkungan belajar
2. Untuk mengetahui hubungan lingkungan belajar dalam pembelajaran
3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar terhadap pembelajaran siswa
4. Untuk mengetahui apa yang dibutuhkan dalam mengelola lingkungan belajar
5. Untuk mengetahui penataan ruangan dan perlengkapan belajar siswa
6. Untuk mengetahui peran guru dalam proses pembelajaran.
6
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan
memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan
keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki
peranan yang lebih kompleks dan riil (Rusdina 2015). Lingkungan merupakan tempat
hidup manusia. Manusia hidup, berada, tumbuh, dan berkembang di atas bumi sebagai
lingkungan. Lingkungan memberi sumbersumber penghidupan manusia. Lingkungan
mempengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia yang mendiaminya. Lingkungan
memberi tantangan bagi kemajuan peradaban manusia. Manusia memperbaiki,
mengubah, bahkan menciptakan lingkungan untuk kebutuhan dan kebahagiaan hidup.
7
disebut dengan lingkungan belajar. Lingkungan belajar dibedakan menjadi dua bagian
yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan belajar di sekolah merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar siswa,
baik itu berupa benda, peristiwa-peristiwa yang terjadi maupun kondisi masyarakat,
terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat pada siswa, yaitu lingkungan di mana
proses pendidikan berlangsung dan lingkungan di mana siswa bergaul sehari-harinya.
Segala sesuatu yang berada disekitar siswa yang dapat memberikan pengaruh yang kuat
terhadap proses pendidikan disebut dengan lingkungan belajar. Lingkungan berkaitan erat
dengan kegiatan proses pembelajaran di sekolah, hal ini disebabkan lingkungan belajar
memiliki peran dalam menciptakan suasana belajar menyenangkan. Lingkungan tersebut
dapat meningkatkan keaktifan belajar. Oleh karena itu, lingkungan belajar perlu di tata
semestinya. Sedangkan Wahyuningsih dan Djazari (2013: 6), lingkungan belajar
merupakan lingkungan yang berpengaruh terhadap kegiatan proses belajar baik
lingkungan fisik maupun lingkungannon sosial.
8
fisik, yang keduanya harus saling mendukung agar terciptanya lingkungan belajar yang
baik.
c. Pengertian Pembelajaran
9
peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif
yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek
afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran
memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan
pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
Pembelajaran adalah suatu system yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa,
yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
Dalam kaitan ini Gane dalam Canggelosi menegaskan bahwa kondisi belajar
pada dasarnya penggambaran system lingkungan belajar yang terbentuksesuai dengan
tujuannya. Kondisi belajar yang hendak dicapai tidak lain adalah bentuk akhir
kompetenai siswa yang dapat dilihat pada aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.
Sedangkan menurut Dimyati “lingkungan belajar yang sangat berperang dalam
menciptakan suasana belajar menyenangkan”. Lingkungan tersebut dapat
meningkatkan keaktifitasan belajar. Oleh karena itu lingkungan belajar perlu
ditatasemestinya.
10
Manusia sepanjang hidupnya tidak akan pernah lepas dari apa yang disebut dengan
lingkungan. Tempat dimana manusia melakukan aktivitas dari waktu ke waktu dan
terdapat hubungan timbal balik diantara keduanya. Di satu sisi lingkungan dapat
mempengaruhi manusia, akan tetapi disatu sisi lain manusia juga dapat mempengarui
lingkungan. Dengan kata lain lingkungan dan manusia saling membutuhkan, lingkungan
membutuhkan manusia untuk dapat melestarikan alam dan manusia membutuhkan
lingkungan untuk membantu proses perkembangan diri manusia. Demikian halnya
dengan proses belajar mengajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang banyak
berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang berlangsung didalamnya.
Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan hasil
belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik
memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu
meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor
internal dari siswa itu sendiri. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar
yang baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil
belajar yang baik. Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukkan kepada
prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat
perubahan tingkah laku siswa. Menurut Nasution (2006:36) hasil belajar adalah hasil dari
suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang
diberikan guru. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang
ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi
pelajaran pada satu pokok bahasan. Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini
adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa yang dicapai dengan usaha penguasaan
materi dan ilmu penegetahuan setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu
mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Seperti yang dikemukakan oleh
Sudjana (2004:22) “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajarnya”.
11
Winkels (1991: 101) mengemukakan : Siswa yang senang akan bergairah dan
bersemangat dalam belajar, sebaliknya siswa yang merasa tidak senang akan kurang
bergairah. Dengan demikian perasaan siswa akan menjadi energi dalam belajar.
Sebagaimana dapat dikatakan bahwa lingkungan belajar yang baik akan menimbulkan
kegairahan siswa dalam belajar. Hal ini tentu saja akan meningkatkan pencapaian hasil
belajar siswa. Berdasarkan uraian diatas secara garis besar dapat dikatakan bahwa
lingkungan belajar mempunyai hubungan yang erat dengan hasil belajar siswa.
12
formal karena diselenggarakan di sekolah atau tempat tertentu dan jenjangnya berbeda
dengan pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (UU RI No. 20
Tahun 2003) Sistem Pendidikan Nasional, Bab VI , Pasal 41 Lingkungan belajar yang
ketiga adalah lingkungan kolaboratif. Komunitas adalah bidang pendidikan yang luas dan
luas, yaitu hubungan antara dua orang tua atau lebih. Pendidikan dasar, yang tujuannya
adalah untuk mengembangkan sikap dan keterampilan serta memberikan pengetahuan
dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk kehidupan. Selama belajar, tanpa disadari
siswa berinteraksi dengan lingkungan, lingkungan dapat merangsang individu, dan
individu bereaksi terhadap lingkungan. Selama interaksi, perilaku seseorang berubah,
Perubahan perilaku tersebut dapat menimbulkan perubahan positif dan negatif untuk
mencapai efek belajar yang baik, jadi dapat kita ketahui bahwa memiliki lingkungan
belajar yang bagus, baik itu di rumah, sekolah maupun di masyarakat, hal ini pasti akan
menciptakan suasana belajar yang tenang dan nyaman bagi siswa, sehingga memudahkan
siswa untuk memahami dan belajar dari materi atau materi pembelajaran secara
keseluruhan. Seseorang harus berusaha untuk menciptakan lingkungan yang baik yang
dapat memberikan efek positif pada anak-anak atau siswa sehingga mereka dapat belajar
sebanyak mungkin.
13
1. Ruangan
2. Keindahan kelas
3. Pengaturan tempat duduk
4. Pengaturan sarana dan alat pengajaran
5. Ventilasi dan pengaturan cahaya
Lingkungan belajar bukanlah sekadar ruangan dengan segala isinya yang bersifat
statis dan pasif, namun lingkungan belajar juga merupakan sarana berinteraksi antara
siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Ciri utama lingkungan belajar adalah pada
aktivitasnya untuk dapat menjalankan aktivitas pembenahan dan perhatian dari semua
pihak.
14
Lingkungan belajar yang menyenangkan tidak terjadi dengan sendirinya Namun,
ada kemungkinan bahwa lingkungan ini dapat diimplementasikan dengan benar. Berikut
7 tips membangun lingkungan belajar yang kondusif, antara lain:
15
3. Lingkungan di Luar Kelas
Meskipun siswa melakukan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, lingkungan
di luar kelas juga mempengaruhi belajar siswa Kelas eksternal yang kondusif
memungkinkan siswa untuk belajar dengan baik, tetapi sebaliknya, jika lingkungan
eksternal tidak mendukung dan muncul masalah, konsentrasi siswa akan terganggu.
Menciptakan lingkungan sekolah yang baik diperlukan kerjasama yang baik antar
pihak, mulai dari siswa, guru, kepala sekolah, staf hingga petugas kebersihan. Bangun
komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekitar . Lingkungan sekolah juga menjadi
acuan penilaian mutu sekolah dan karenanya harus dijaga dengan baik.
Setelah menciptakan komunikasi yang baik, guru juga harus mampu mengajar
siswa dengan cara yang menyenangkan, Peran seorang guru tidak hanya mengajar siswa,
tetapi juga menjadi orang tua siswa di sekolah, menjadi pendengar yang baik, menjadi
konselor, mendengarkan keluhan anak, menawarkan solusi, saran atau
pendapat.Sebaiknya guru mengurangi sikap otoritatif di dalam kelas agar siswa merasa
nyaman saat belajar dan tidak tertekan.
Salah satu cara guru dapat menjalin komunikasi yang baik dengan siswa adalah
dengan memberikan saran bila diperlukan. Bimbingan merupakan cara bijak untuk
menyentuh hati siswa agar mau mengubah perilakunya menjadi lebih baik Dengan
bimbingan yang tepat, siswa menjadi sadar akan peran dan tugas yang harus mereka
lakukan untuk berubah menjadi lebih baik dan memenuhi tanggung jawabnya sebagai
siswa dan menjadi orang yang bertanggung jawab.
16
Agar pembelajaran lebih menyenangkan, sebaiknya guru tidak terlalu serius dalam
mengajar dan menambahkan lelucon yang dapat mengurangi kebosanan siswa Sehingga
siswa senang saat belajar dan tidak terkesan kaku atau monoton.
Untuk menciptakan kelas yang positif, guru harus mampu memberikan aturan-
aturan yang disepakati siswa Sehingga siswa tidak boleh membuat kegaduhan di dalam
kelas yang merusak suasana belajar karena mengikuti aturan yang telah disepakati, siswa
yang melanggar peraturan harus diberi hukuman ringan dengan kesepakatan, misalnya
dengan membersihkan kelas, menghafalkan mata pelajaran, dan lain-lain.
Sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang dan perlengkapan
belajar agar dapat berfungsi secara efektif dalam mendukung proses pembelajaran anak.
Prinsip-prinsip penataan ruang dan perlengkapan belajar tersebut dapat dideskripsikan
sebagai berikut.
17
tambahan, gantungan baju, mangkuk, dan bahan lain ditempatkan di tempat yang mudah
dijangkau oleh anak.
18
4) Guru sebagai pemimpin
5) Guru sebagai penunjuk jalan atau pembimbing kearah pusat-pusat belajar.
Setiap siswa pada dasarnya berbeda, dan telah ada pada dirinya minat (interes),
kemampuan (ability), kesenangan (preference), pengalaman dan cara belajar yang
berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Begitu juga kemampuan siswa
dalam belajar, siswa tertentu lebih muda belajar dengan mendengar dan membaca, siswa
lain dengan cara menulis dan membuat ringkasan, siswa lain dengan melihat, dan yang
lain dengan cara melakukan belajar secara langsung. Oleh karena itu guru harus
19
mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, kelas, materi pembelajaran, waktu belajar,
alat belajar, media dan sumber belajar dan cara penilaian yang disesuaikan dengan
karakteristik individual siswa. Karena kegiatan pembelajaran yang dikembangkan oleh
guru harus mendorong siswa agar dapat mengembangkan potensi,bakat minat yang
dimilikinya secara optimal dan maksimal.
20
4. Mengembangkan kemampuan sosial, kognitif, dan emosional.
21
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang ada di alam sekitar yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Lingkungan merupakan salah satu faktor
penunjang keberhasilan belajar. Lokasi dan lingkungan belajar yang nyaman
memfasilitasi konsentrasi siswa. Dengan menyiapkan lingkungan yang tepat, maka siswa
akan mencapai hasil yang lebih baik dan menikmati proses pembelajaran yang dilakukan
oleh siswa. Lingkungan belajar menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar. Menurut beberapa ahli lingkungan belajar dibagi menjadi tiga, yakni lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Keberhasilan prestasi belajar
siswa tidak dapat dilepaskan dari interaksi lingkungan belajar yang merangsang.
Lingkungan belajar siswa mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar,
dari proses belajar mengajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang banyak
berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang berlangsung didalamnya.
Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan hasil
belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik
memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu
meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor
intern dari siswa itu sendiri. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar
yang baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil
belajar yang baik Maka dari itu penting sekali bagi seorang guru memiliki kemampuan
menciptakan kondisi belajar mengajar yang baik dan untuk mencapai tingkat efektivitas
yang optimal dalam kegiatan pembelajaran kemampuan pengelolaan lingkungan belajar.
22
4.2 Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
Maryana, Rita, dan Yeni Rachmawati. Pengelolaan Lingkungan Belajar. N.p., Prenada
Media, 2013.
Hasan, Muhammad, Ade Ismail Fahmi, Nurhasana Siregar, Vina Febiani Musyadad,
Sakirman Sakirman, Hani Subakti, dan Devy Stany Walukow. Pengelolaan
Lingkungan Belajar. N.p., Yayasan Kita Menulis, 2021.
Saroni (2006, hlm. 82-84). Saroni, M. (2006). Manajemen Sekolah. Jogyakarta: Ar Ruzz
Media.
Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i Dr. Wardana, M.Pd.I. Diterbitkan oleh
CV. KAAFFAH LEARNING CENTER. 2019. Parepare
Hamid Darmadi, Kemampuan Dasar Mengajar (Cet.I, Bandung: Alfabeta, 2009), h. 115.
Wahyuningsih dan Djazari. 2013. Pengaruh Lingkungan Sekolah Dan Kebiasaan Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Ips Sma Negeri 1 Srandakan.
Kajian pendidikan akuntansi Indonesia, 2 (1):137-160.
24
Sudjana. 2003. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru 2005.
Slameto (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhunya. Jakarta: Rineka Cipta
25