DI LAPANGAN
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pembelajaran Pembelajaran Kelas Rangkap
Yang diampu oleh Intan Susetyo Kusumo Wardhani, M.Pd.
Oleh :
i
KATA PENGANTAR
. Segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah
Pembelajaran Kelas Rangkap dengan judul : “Gambaran Pkr Yang Ideal Dan
Praktik Yang Terjadi Di Lapangan”. Dalam penyusunan makalah ini,
penyusun mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Penyusun
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Intan Susetyo Kusumo Wardhani, M.Pd, selaku dosen pengampu Mata
Kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap yang telah memberikan bimbingan
dan juga arahan.
2. Kedua orangtua penyusun yang telah memberikan waktu, doa serta jiwa
raganya untuk kebaikan penyusun.
3. Rekan-rekan Mahasiswa STKIP PGRI TRENGGALEK program Studi
“Pendidikan Guru Sekolah Dasar” yang selalu memberikan semangat dan
motivasi kepada penyusun.
4. Serta semua pihak yang tidak bisa penyusun sebutkan satu-persatu yang
telah memberikan bantuan baik moral maupun material. Sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini
dapat lebih baik lagi. Akhir kata penyusun berharap makalah ini dapat
memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan
penyusun pada khususnya
.
Trenggalek, 18 Mei 2022
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................2
1.4. Manfaat.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1. Praktik Mengajar Kelas Rangkap Saat Ini..................................3
2.2. Gambaran PKR Yang Ideal (Yang Diinginkan).........................6
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
3.1 Kesimpulan................................................................................11
3.2 Saran..........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktik mengajar dengan merangkap kelas bukan hal yang asing lagi di
negarakita ini. Perangkapan kelas juga bukan monopoli SD yang di
desa/daerahterpencil saja. Dan bukan saja dikarenakan kekurangan guru. Di
daerah perkotaandan di SD yang gurunya relatif cukup, juga sering
diketemukan praktik perangkapankelas. Alasan yang sering muncul adalah
guru yang berhalangan hadir. Mungkinsaja Anda tidak asing lagi dengan
perangkapan kelas, atau sampai sekarang Andamasih mengajar dua kelas atau
lebih. Pada sub unit ini Anda dapat mengkajigambaran PKR yang ideal dan
bagaimana praktik yang terjadi di lapangan. Peristiwapembelajaran yang
disajikan berasal dari pengamatan.
1
atau akhir kegiatan. Mengajar kelas rangkap sesungguhnya bukanlah praktik
yang langka terhadap sekolah-sekolah di Indonesia. Sebagaimana telah dikaji,
praktik perangkapan ini bukan monopoli sekolah dasar yang ada di desa. Juga
bukan monopoli sekolah dasar yang kekurangan guru. Di kota dan bahkan di
SD yang jumlah gurunya relatif cukup, mengajar kelas rangkap tidak jarang
terjadi. Salah satu alasan biasanya adalah guru kelasnya berhalangan. Oleh
sebab itu perlunya kita pahami sebagai pengajar pendidik untuk mengkaji
gambaran PKR yang ideal dibandingkan dengan praktik yang sering terjadi di
lapangan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
lagi jika diperhitungkn waktu yang hilang karena peristiwa mondar-mandir.
Pembubaziran waktu terbesar adalah adalah ketika murid kelas 5
menunggu, sementara guru memulai pembelajaran di kelas 3. Lalu murid
tidak tahu apa yang akan dikerjakan, lambat laun murid kehilangan
semangat belajar dan sangat boleh jadi akan akan mengundang indisipliner.
4
yang memungkinkan murid belajar tentang bagaimana cara belajar:
"learning how to learn".
5
sebagai PR, dan keesokan harinya membagi-bagikan kepada murid lainnya.
Kemudian, meminta mereka membaca keras secara bergilir dan/atau
membaca dalam hati. Mengajar kelas rangkap, bukanlah keadaan yang
amat pantas dituding sebagai penyebab.
6
secara mental siap menerima pelajaran hari itu. Sehingga terjadinya
stimulus dan respon.
2. Proses belajar betul-betul berlangsung serempak, apalagi murid
yang berbeda tingkat kelas ada dalam satu ruang. Gangguan yang
muncul tidak terlalu serius, sebab ketika guru menerangkan murid
dari kelas lain berada disudut ruang yang lain. Tidak ada
pembosanan waktu karena guru tidak mondar-mandir pindah kelas.
3. Guru memanfaatkan ruang kelas yang ada dengan menciptakan
sudut sumber belajar (walaupun masih amat sederhana), Sudut
sumber belajar dapat memberi peluang bagi murid, tanpa
pengawasan guru murid dapat mempraktikan konsep belajar
menemukan sendiri dan pemecahan masalah.
4. Murid aktif, konsep CBSA yang sebenarnya nampak. Murid tidak
hanya aktif secara individual tetapi juga kelompok dan berpasangan.
Murid yang lebih dahulu dimanfaatkan untuk membantu temannya (
tutor sebaya ) atau membantu kelas dibawahnya (tutor kakak).
5. Selain menonjolkan asas kooperatif, guru juga menyelipkan
kompetitif (persaingan) yang sehat, murid bersemangat
mengerjakan tugas, apalagi ketika guru menyanyakan siapa yang
sudah selesai lebih dulu akan mendapat nilai tambahan, gambar
yang terbaik akan dipajang atau siapa yang selesai duluan boleh
membaca buku-buku bacaan, dsb.
6. Belajar dengan pendekatan PKR yang benar itu menyenangkan,
Belajar sambil bermain, main sambil belajar dapat diperagakan
khususnya bila kita sedang mengajar kelas rendah. Hal itu nampak
saat anak mengambil gulungan kertas dan membaca apa yang
menjadi tugas mereka masing-masing.
7. Adanya perhatian khusus bagi anak yang lambat dan cepat, Pada
yang lambat guru membantu murid yang mengalami kesulitan,
bahkan guru menjelaskan lagi bagian-bagian yang tidak dipahami.
Bagi murid yang cepat guru memberikan tugas ekstra, misalnya
murid diminta untuk mengambil gulungan kertas yang berisi soal-
7
soal baik mata pelajaran yang baru saja dijelaskan maupun mata
pelajaran lain.
8. Guru PKR percaya bahwa sumber belajar tidak hanya diperoleh dari
sumber resmi, seperti di kantor Depdiknas atau Pemerintah Daerah,
guru PKR dapat melengkapi sumber belajar yang berasal dari
lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar. Sudut ruangan menjadi
lengkap dengan sumber belajar. Bahkan dapat memupuk tanggung
jawab murid dan sara memiliki terhadap kelas dan sekolah mereka.
9. Prinsip perangkapan tidak hanya diterjemahkan dalam bentuk
mengajar dua tingkat kelas atau lebih dalam satu ruangan kelas atau
lebih dan dalam waktu yang bersamaan (stimulan), Tetapi
perangkapan kelas juga berarrti dalam bentuk mengajarkan dua
bidang studi atau lebih dalam satu wacana atau topik. Inilah yang
disebut pengajaran terpadu ( integrated).
10. Mampu melepaskan diri dari mitos bahwa yang mampu mengajar
adalah guru, Guru dapat memanfaatkan sumber daya yang ada
dilingkungan murid. Misalnya ketika guru menjelaskan tentang
bagaimana menangkap ikan, murid-murid menjawab dengan
menyebut beberapa alat menangkap ikan yang biasa digunakan di
lingkungan sekitar, kemudian murid diminta menggambar alat
tersebut.
Sedangkan peran guru terhadap pembelajaran PKR yang ideal/yang
diinginkan adalah sebagai berikut:
1. Sebagai perancang kurikulum, hal ini bukan berarti guru
menyimpang dari kurikulum yang berlaku bahkan untuk membuat
yang baru. Tetapi di daerah terpencil yang serba sulit dan serba
kurang, tidak semua butir yang tercantum dalam kurikulum mungkin
dilaksanakan dengan memadai. Seringkali mengajarkannya dengan
secara berurutan pun mengalami kesulitan. Oleh karena itu guru
PKR harus memilih butir atau bagian kurikulum yang memerlukan
penekanan. Atas dasar butir6 butir itu guru memutuskan konsep dan
8
fakta yang akan diajarkannya dan mengurutkan kembali tujuan
instruksional uang ingin dicapainya berdasarkan kelas.
2. Sebagai perancang kurikulum, hal ini bukan berarti guru
menyimpang dari kurikulum yang berlaku bahkan untuk membuat
yang baru. Tetapi di daerah terpencil yang serba sulit dan serba
kurang, tidak semua butir yang tercantum dalam kurikulum mungkin
dilaksanakan dengan memadai. Seringkali mengajarkannya dengan
secara berurutan pun mengalami kesulitan. Oleh karena itu guru
PKR harus memilih butir atau bagian kurikulum yang memerlukan
penekanan. Atas dasar butirbutir itu guru memutuskan konsep dan
fakta yang akan diajarkannya dan mengurutkan kembali tujuan
instruksional uang ingin dicapainya berdasarkan kelas.
3. Sebagai administrator. Agar dapat mencapai hasil yang maksimal,
guru PKR harus merencanakan dan mengatur kelasnya dan jadwal
pelajaran dengan saksama. Hasil maksimal dapat dicapai jika guru
PKR dapat melibatkan muridnya secara aktif, bukan saja untuk
belajar tetapi juga dapat membantu guru mengajar teman-temannya
yang tertinggal. Guru PKR juga harus mampu memanfaatkan
segenap sumber daya yang ada dilingkungan sekolah.
4. Sebagai seorang porofesional. Guru PKR senantiasa berusaha untuk
meningkatkan kompetensinya dan meningkatkan gaya mengajarnya.
Walaupun kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau pendidikan
lanjutan bagi sebagian guru yang ada didaerah terpencil sulit
diwujudkan, tepat niat professional harus tetap dipelihara dan yang
penting semangat itu selalu ada. Salah satu ciri seorang guru
professional adalah juga tidak cepat putus asa. Manusia dapat
mencapai apa saja bila tidak cepat putus asa.
5. Sebagai agen pembawa perubahan. Guru sebagai pengayon dan juga
sebagai sosok yang mewakili misi moral dan nilai dari masyarakat
tempat dimana ia bertugas. Guru harus berusaha keras untuk
mendatangkan perubahan yang positif terhadap sikap dan perilaku
anggota masyarakat melaui proses pembelajaran di sekolah dan 7
9
melalui interaksi dengan anggota masyarakat melalui proses
pembelajaran di sekolah dan melalui interaksi dengan anggota
masyarakat setempat. Pendek kata, guru harus mencari,
mendatangkan, dan mengajarkan perubahan yang berguna bagian
anak didik, orang tua dan masyarakat.
Praktik PKR di lapangan yang dinilai masih banyak kelebihan,
kekurangan dan karenanya memerlukan perbaikan. Dari kajian tersebut,
sebagai guru maupun calon guru sudah mempunyai bayangan bagaimana
sebaiknya melakukan perubahan dan perbaikan sehingga pelaksanaan PKR
di sekolah bisa di laksanakan secara ideal
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Praktik PKR di lapangan masih banyak yang menyimpang dari gambaran
PKR yang ideal. Pembelajaran, lebih banyak berlangsung secara bergilir
sehingga banyak waktu yang terbuang. Pemanfaatan sumber belum maksimal,
supervisi guru terhadap belajar murid masih kurang. Sebagai akibat dari
semuanya ini kadar WKA menjadi rendah, pembelajaran membosankan, dan
tentu saja hasil belajar tidak sesuai dengan harapan. PKR yang ideal, yang
secara terencana menerapkan prinsip-prinsip PKR akan menyebabkan belajar
menjadi menyenangkan dan menantang, guru menjadi kreatif memanfaatkan
sumber belajar, murid aktif, iklim kelas ceria, menyenangkan sehingga
muncul kerja sama dan persaingan yang sehat antar murid. Pembelajaran yang
seperti ini jelas meningkatkan kadar WKA sehingga hasil belajar juga
meningkat. Guru PKR yang ideal harus mampu berperan sebagai
administrator, perancang kurikulum, pembawa pembaruan, dan penasihat, di
samping profesional serta kreatif.
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyadari bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi penulisan maupun dari segi materi. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca,
terutama dari dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap agar
makalah ini menjadi makalah yang lebih baik lagi. Atas kritik dan saran dari
pembaca terutama dari dosen pengampu, penyusun mengucapkan terima
kasih.
11
DAFTAR PUSTAKA
12