Anda di halaman 1dari 16

MODEL PENGELOLAAN DAN

PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

Tutor Pembimbing :

Andy Harry Kusuma, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 1


1. Rismala Dewi

2. Mentari Indriyani

3. Ina Priana

4. Destriani Dwi Utari

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR BI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ PALEMBANG KELOMPOK BELAJAR TANAH ABANG

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami telah berusaha
semaksimal mungkin untuk menjadikan makalah ini jauh lebih baik. Namun apabila
masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka kami sangat
mengharapkan adanya masukan maupun kritikan yang sifatnya membangun dari
semua pihak.
Makalah ini diharapkan agar dapat menjadi bacaan para pembaca agar lebih
mengerti dan memahami tentang model pengelolaan dan pembelajaran kelas rangkap agar
ke depannya kita bisa lebih memahami pembelajaran kelas rangkap dengan baik. Akhir
kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

, Tanah Abang, Oktober 2021

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................1

ii
1.3 Tujuan..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1 Prinsip dan model pengelolaan PKR................................................3
2.2 Prinsip Didaktik-Metodik dan prosedur Dasar PKR ......................7
2.3 Aneka Model Interaksi Kelas Rangkap dalam PKR .........................9
BAB III PENUTUP............................................................................................12
3.1 Kesimpulan...................................................................................12
3.2 Saran..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Prinsip dalam Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) adalah ketentuan umum dan khusus
yang bersifat memandu dan mengarahkan pikiran dan perilaku guru dalam mengelola
pembelajaran. Menguasai kemampuan pembelajaran dalam PKR penting bagi setiap guru
kelas, baik yang selalu mengajar kelas rangkap di SD kecil maupun bila sewaktu-waktu harus
mengajar kelas rangkap karena ada guru lain yang terpaksa tidak hadir mengajar. Apabila
seorang guru tampil dengan siap, maka semua murid akan merasa senang dan tertarik dalam
mengikuti pembelajaran di kelas. Agar kita dapat tampil sebagai guru PKR yang mantap,
siap, dan berkompetensi, maka dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan
dengan model pengelolaan dan pembelajaran kelas rangkap

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa saja Prinsip dan Model Pengelolaan PKR ?
2. Bagaimana Prinsip Didaktik-Metodik dan Prosedur Dasar PKR ?
3. Apa saja Aneka Model Interaksi Kelas dalam PKR ?

1.3. Tujuan
1. Menjelaskan prinsip dan model pengelolaan PKR
2. Menjelaskan prinsip didaktik-metodik dan prosedur dasar PKR
3. Menjelaskan aneka model interaksi kelas dalam PKR

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. A. Prinsip dan Model Pengelolaan PKR

Berikut ini ciri-ciri utama PKR sebagai berikut:


1. Seorang guru
2. Menghadapi dua kelas atau lebih
3. Satu kelas dengan dua atau beberapa kelompok siswa yang berbeda kemampuan.
4. Untuk membimbing belajar dalam satu mata pelajaran atau lebih
5. Beberapa topik yang berbeda dalam satu mata pelajaran.
6. Dalam satu atau lebih dari satu ruangan
7. Pada jam pelajaran yang bersamaan

Secara umum inti dari pengelolaan ialah mencapai tujuan yang setinggi-tingginya dengan
memanfaatkan segala sumber daya manusia, alam, sosial, budaya yang tersedia. Proses
pembelajaran yang baik ialah proses pembelajaran yang efektif menurut Karweit (1987) ditandai
oleh 3 hal sebagai berikut:

1. Sebagian besar dari waktu yang tersedia benar-benar digunakan untuk belajar siswa.
2. Kualitas pembelajaran guru sangat memadai
3. Sebagian terbesar atau seluruh siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar

Berpijak pada 3 prinsip tersebut dapat dirumuskan tiga pertanyaan mengenai pengelolaan PKR:

1. Bagaimana mengisi waktu pelajaran yang tersedia dengan aneka kegiatan belajar
sehingga siswa selalu dalam tugas belajarnya (on task) ?
2. Bagaimana cara guru agar selalu dapat meningkatkan kualitas pembelajarannya?
3. Bagaimana cara guru mendorong dan meningkatkan keikutsertaan seluruh siswa dalam
belajar ?

Adapun jawabannya:

1. a. Berikan tugas untuk setiap kelas atau kelompok secara terencana


b. Atur penugasan sesuai dengan waktu, tempat, alat, dan sumber yang tersedia

2
c. Perkecil waktu tunggu/kosong bagi siswa d. Terapkan prinsip guru selalu di hati dan
pikiran siswanya
2. a) Kuasai materi yang akan diajarkan.
b) Pahami dengan baik ciri-ciri (karakteristik) siswa dan kelas yangdihadapi, misalnya
pengalamannya, gaya belajarnya, dan lingkungannya.
c) Kuasai dengan terampil aneka model, metode, dan teknik pembelajaran yang sesuai.
d) Tampillah sebagai guru yang penuh percaya diri, terpercaya, menarik, dan penuh
keteladanan.
3. a. Gunakan dengan baik keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan
variasi,menjelaskan dan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
b. Terapkan prinsip guru selalu siaga memperhatikansiswa (alertness) dan prinsip pada
waktu yang sama dapat menangani beberapa kegiatan (overlappingness)
c. Ciptakan suasana kelas yang demokratis, penuh rasa aman, dan menyenangkan.

B. Model-Model Pengelolaan PKR


1. Model PKR 221
Model utama: PKR Murni
1) PKR 221: Dua Kelas, Dua Mata Pelajaran, Satu Ruangan
Dalam model PKR 221, guru menghadapi dua kelas, dalam hal ini kelas 5 dan kelas 6,
untuk mengajar mata pelajaran IPA dengan topik Sumber Daya Alam di kelas 5, dan
mata pelajaran IPS dengan topik Sumber Kekayaan Alam di kelas 6, kedua topik saling
memiliki keterkaitan, proses pembelajaran berlangsung dalam satu ruangan. Model PKR
221 merupakan Model PKR Murni karena proses keserempakan terpenuhi tanpa batasan
fisik. Perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas dapat
berlangsung terus menerus. Model ini sangat dianjurkan untuk digunakan karena paling
efektif diantara model PKR lainnya. Namun, model ini hanya mungkin diterapkan jika
jumlah siswa tidak terlampau banyak (15-20 orang).
Petunjuk dalam menerapkan model PKR 221 yaitu:
1. Pada kegiatan pendahuluan ± 10 menit pertama berikan pengantar dan pengarahan
dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis dibagi
2. Tuliskan topik dan hasil belajar yang diharapkan dari kelas 5 dan 6. Ikuti dengan

3
langkah-langkah untuk masing-masing kelas yang akan yang akan ditenpuh selama
pertemuan itu ± 30 menit. 2. Pada kegiatan inti ± 60 menit berikutnya terapkan aneka
metode yang sesuai untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan berlangsung adakan
pemantapan, bimbingan, balikan sesuai keperluan. Terapkan prinsip wittiness,
alertness, dan overlappingness. Gunakan keterampilan mengajar yang sesuai.
3. Pada kegiatan penutup ± 10 menit terakhir, berdirilah di depan kelas menghadapi dua
kelas untuk mengadakan review atas materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan
komentar dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa
tugas atau apa saja sebagai bahan untuk pertemuan selanjutnya atau mungkin juga
untuk hari berikutnya.

2. Model PKR 222


Model PKR 222: PKR Modifikasi
Dalam model PKR 222, guru menghadapi dua kelas,dalam hal ini kelas 5 dan 6, untuk
mengajar mata pelajaran Matematika topik Bangun Ruang di kelas 5, dan mata pelajaran IPA
topik Tumbuhan Hijau di kelas 6. Kedua topik tidak memiliki saling keterkaitan. Proses
pembelajaran berlangsung dalam 2 ruangan berdekatan yang terhubungkan dengan pintu.
Model PKR 222 merupakan model PKR Modifikasi, untuk kondisi jumlah siswa lebih dari
20 orang, yang tidak mungkin ditampung dalam satu ruangan
Penerapan model ini mempunyai dampak, antara lain perhatian tatap muka sebagai
wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat berlangsung terus menerus karena
masing-masing kelas harus menunggu hadirnya guru secara fisik secara bergiliran. Waktu
tunggu tentunya lebih lama karena guru harus berpindah-pindah di antara 2 ruangan.Oleh
karena itu, harus dirancang dengan cermat agar tanpa kehadiran guru untuk sementara, siswa
tetap dapat belajar dengan penuih perhatian. Dalam praktik model ini tidak seefektif model
PKR 221.
Petunjuk dalam melakukan model ini sebagai berikut:
1. Pada kegiatan pendahuluan ± 10 menit pertama satukan siswa kelas 5 dan kelas 6 dalam
satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan pengantar dan pengarahan
umum, seperti yang dilakukan dalam Model PKR 221. Bila ternyata tidak mungkin
menyatukan siswa kelas 5 dan kelas 6 dalam ruangan, gunakan halaman atau emperan

4
sekolah sambil berdiri/berbaris . apabila cara kedua masih tidak mungkin biarkan siswa
kelas 5 dan 6 duduk dalam ruangan masing-masing. Guru berdiri di pintu penghubung
ruang kelas 5 dan 6. Berikan pengantar dan pengarahan umum secara berselang-selang
untuk kelas 5, kemudian kelas 6, atau sebaliknya.
2. Pada kegiatan inti ± 60 menit berikutnya terapkan aneka metode yang sesuai dengan
masing-masing kelas. Yang perlu diperhatikan jangan sampai pada saat guru sedang
menghadapi kelas yang satu, kelas yang satunya lagi tidak ada kegiatan sehingga ribut.
Agar kepindahan guru dari ruang ke ruang seimbang, artinya jangan banyak
menggunakan waktu di satu ruang. Ada saat dimana guru berdiri di pintu penghubung.
Selama berlangsungnya pembelajaran jangan lupa menerapkan prinsip wittiness,
alertness, danoverlappingness.
3. Pada kegiatan penutup ± 10 menit terakhir guru berdiri di pintu penghubung menghadapi
kedua kelas untuk mengadakan review umum mengenai materi dan kegiatan yang baru
berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu berikan tindak
lanjut berupa tugas untuk masing-maasing kelas. Kemukakan halhal yang paling perlu
dipersiapkan untuk jam pelajaran berikutnya.
4. Sebagai catatan, untuk model PKR 222 ini, sedapat mungkin denah ruangan diatur agar
pandangan siswa mengarah ke depan dan ke arah pintu penghubung. Sebagai contoh
dapat menggunakan denah berikut.

Pengelolaan PKR 222 memang sedikit lebih rumit daripada PKR 221. Dapat
dipahami dengan berkumpul padasatu ruangan, seperti dalam PKR 221 perhatian guru
tanpa penghalang.Model PKR 221 sangat cocok untuk dua materi yang saling berkaitan,
sedangkan model PKR 222 sangat cocok untuk materi yang tidak saling berkaitan dan
memerlukan perhatian khusus dari masing-masing kelas

3. Model PKR 333


Model PKR 333: PKR Modifikasi
Dalam PKR 333, guru menghadapi 3 kelas, dalam hal in kelas 4, 5, dan 6, untuk
mengajar 3 mata pelajaran yang berbeda. Di kelas 4 mata pelajaran IPS dengan topik
Penduduk, di kelas 5 IPA dengan topik Makhluk Hidup dan Lingkungan, dan di kelas 6

5
Matematika dengan topik Pecahan. Ketiga topik satu sama lain tidak ada kaitannya secara
langsung. Proses pembelajaran berlangsung dalam tiga ruangan berjejer yang satu sama lain
terhubungkan dengan pintu penghubung. Model PKR 333 sama dengan model PKR 222,
merupakan model PKR modifikasi karena prinsip keserempakan tidak terkendalikan dengann
utuh secara tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat
berlangsung secara terus menerus, karena masing-masing kelas harus menunggu hadirnya
guru secara fisik. Waktu tunggu tentunya lebih lama lagi karena guru harus berpindah-pindah
di antara 3 ruangan.Model ini tidak dianjurkan untuk sering digunakan karena kurang efektif.
Model ini hanya digunakan apabila memang secara fisik tidak dimungkinkan penerapan
model PKR 222.
Petunjuk dalam melaksanakan model PKR 333, sebagai berikut:
1. Pada kegiatan pendahuluan ± 10 menit pertama kumpulkan siswa kelas 4, 5, dan 6 di
salah satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan pengantar da pengarahan
seperti dalam model model PKR 222. Apabila tidak mungkin menyatukan siswa dalam
satu ruangan kumpulkan siswa kelas 4, 5, dan 6 di halaman berbaris per kelas, seperti
dalam upacara bendera. Berikan pengantar dan pengarahan serta prosedur kegiatan
pembelajaran yang akan dijalani pada pertemuan itu.
2. Pada kegiatan inti ± 60 menit terapkan aneka model belajar dengan memanfaatkan aneka
sumber belajar yang tersedia. Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan atau Lembar
Tugas Siswa (LTS) sangat dianjurkan agar kegiatan belajar siswa lebih bersifat mandiri.
Artinya, kegiatan belajar siswa tidak banyak tergantung pada hadirnya guru di muka
kelas. Perlu dicatat bahwa dalam melaksanakan model PKR 333 ini guru harus
berpindaah-pindah secara teratur antar 2 ruangan. Tidak dapat dihindari akan terdapat
waktu tunggu pada setiap kelas. Hal itu dapat diperkecil dengan meningkatkan kadar
kemandirian belajar siswa. Proses saling bimbing antar siswa atau tutor sebaya perlu
digalakkan. Ada saat dimana guru berdiri di pintu penghubung untuk membantu kegiatan
belajar dalam 3 ruangan yang berhubungan. Dalam model ini pun prinsip-prinsip
wittiness, alertness, danoverlappingness sejauh mungkin diterapkan.
3. Pada kegiatan penutup ± 10 menit terakhir ialah review untuk dua kelas dengan guru
menempatkan diri di pintu penghubung ruang satu dan dua atau ruang 2 dan 3. Berikan
penguatan dan tindak lanjut untuk dua kelas itu. Setelah itu, guru berpindah ke ruangan

6
yang tersisa. Lakukan kegiatan penutupan seperti di dua ruang sebelumnya.
4. Sebagai catatan, memang model PKR 333 ini termasuk yang lebih rumit dalam
pengelolaannya. Guru dituntut untuk memiliki mobilitas (daya gerak) pedagogis yang
tinggi. Keunggulan model ini terletak pada intensitas kemandirian belajar setiap kelas dan
terbebas dari situasi belajar kelas lainnya. Adanya aneka sumber belajar akan sangat
membantu berjalannya model ini.

2.2. Prinsip Didaktik-Metodik dan Prosedur Dasar PKR

Prinsip- prinsip pelaksanaan PKR terdiri dari:

1. Prinsip Didaktik yaitu ilmu mengajar dan berkenaan tentang bagaiman menerapkan teori
dan konsep psikologi, sosiologi, komunikasi dan dari ilmu lain yang sesuai dalam upaya
membimbing dan menciptakan situasi belajar. Pada dasarnya didaktik merupakan ilmu
terapan atau ilmu pendidikan praktis.
2. Prinsip metodik yaitu cara atau strategi mengajar yang berkenaan dengan penataan urutan
kegiatan pembelajaran, mulai dari bagaimana mengawali, mengisi kegiatan inti dan
mengakhiri pelajaran.

Didaktik berasal dari bahasa latin didasco/didascein yang berarti saya mengajar, secara
popular diartikan sebagai ilmu mengajar atau pengetahuan tentang bagaimana mengajar. Metodik
juga berasal dari bahasa latin yang artinya metodos atau jalan ke, dan secara popular diartian
sebagai cara atau strategi mengajar.

Cara atau strategi mengajar pada dasarnya berkenaan dengan penataan urutan kegiatan
pembelajaran. Secara operasional dapat dirinci menjadi bagaimana membuka pembelajaran,
mengisi kegiatan inti pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran. Nah itulah hakekat dari
metodik. Sementara itu ilmu mengajar atau didaktik berkenaan dengan bagaimana menerapkan
teori dan konsep psikologis, sosiologis, komunikasi dan dari ilmu lain yang sesuai dalam upaya
membimbing dan menciptakan situasi belajar. Jadi, didaktik sebenarnya merupakan ilmu terapan
atau ilmu pendidikan praktis.

7
Dengan menggunakan konsep didaktik dan metodik seperti diuraikan, maka yang dimaksud
dengan prinsip-prinsip didaktik-metodik dan prosedur dasar pembelajaran kelas rangkap dalam
unit ini adalah:

Konsep-konsep pembelajaran yang relevan dan perlu diterapkan dalam PKR sehingga
membentuk suatu system. Keterampilan prosedural pembelajaran, khususnya berkenaan dengan
membuka dan menutup pembelajaran, mendorong belajar aktif dan belajar mandiri, dan
mengelola kelas PKR.

Berikut beberapa uratan kegiatan yang bisa dilaksanakan dalam mengawali pelajaran

1. Menarik perhatian siswa


Contohnya antara lain: a). memperlihatkan benda, alat dan gambar, b). memberi
aba- aba perhatian dan salam pembuka dan c). membunyikan sesuatu seperti peluit.
2. Menimbulkan motivasi
Contohnya antara lain: a). kehangatan dan semangat ( warmth dan enthusiasm ), b).
rasa penasaran atau ingin tahu  siswa ( curiosity ), c). ide yang bertetangan
(conflicting/ controversial ideas ) dan d). minat siswa yaitunrasa tertarik pada
sesuatu.
3. Memberi acuan belajar
Contohnya antara lain : a). tujuan dan batas- batas tugas, b). langkah yang akan
ditempuh atau strategi instruksional, c). masalah pokok sebagai pusat perhatian
serta d). pertanyaan pemicu belajar.
4. Membuat kaitan/ jalinan konseptual
Contohnya antara lain : a). Penyampaian pertanyaan apersepsi dan b) perangkuman
materi pelajaran yang lalu.

Lalu bagaimana cara mengakhiri sebuah pembelajaran ? cara yang bisa ditempuh dalam
kegiatan mengakhiri pembelajaran antara lain:

1. Meninjau kembali materi yang telah dibahas


2. Mengadakan evaluasi penguasaan siswa, meliputi :
a. Mendemonstrasikan ketrampilan

8
b. Menerapkan ide baru pada situasi lain,
c. Mengemukakan pendapat sendiri
d. Mengerjakan soal- soal secara tertulis.
3. Memberikan tindak lanjut, artinya guru memberikan jembatan materi dan pengalaman
baru dengan pengalaman yang akan datang. Cara memberikan tindak lanjut adalah
memberi PR, merancang sesuatu dan mengkomunikasikan sesuatu.

2.3. Aneka Model Interaksi Kelas Rangkap dalam PKR

Format atau model pembelajaran tersebut, antara lain sebagai berikut :


1. Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS)
Model ini digunakan sebagai model belajar mandiri, yang bisaa dilakukan secara
perseorangan maupun kelompok.  Inti dari pembelajaran ini yaitu mencari dan mengolah
informasi kelompok atas dasar dorongan belajar dari dalam diri. Artinya, tanpa
menunggu datangnya tugas atau perintah dari orang lain. Walaupun demikian, model ini
akan diterapkan di sd, arahan dari guru masih tetap diperlukan dalam kadar yang tidak
terlalu besar.

2. Proses Belajar Melalui Keria Sama (PBMKS) yang meliputi :


a. Olah Pikir Sejoli (OPS)
Langkah-langkah :
Tahap 1 : Siswa menyimak pertanyaan guru
Tahap 2 ; Siswa diberikan kesempatan untuk berpikir
Tahap 3 :Guru memberikan isyarat agar siswa secara berpasangan mendiskusikan jawaban
yang telah dipikirkan sendiri
Tahap 4 :Masing masing pasangan meyampaikan pendapatnya dalam diskusi kelas dengan
bimbingan guru

b. Olah Pikir Berebut (OPB)


Langkah-langkah :
Tahap 1 ; Guru mengjukan pertanyaan yang meminta banyak jawaban
Tahap 2 ; Siswa berpikir dan memberikan jawaban secara lisan

9
c. Konsultasi Intra Kelompok (KIK)
Langkah-langkah :
Tahap 1 : siswa diminta menyiapkan alat tulis. Semua pena disimpan di tengah meja setiap
kelompok
Tahap 2 : seorang siswa pada setiap kelompok diminta membacakan pertanyaan pertama
dari beberapa pertanyaan yang telah di siapkan guru.
Tahap 3 : semua siswa mencari jawaban dari buku yang tersedia atau dari hasil diskusi
kelompok.
Tahap 4 : Siswa duduk sebelah kiri pembaca pertanyaan pada setiap kelompok ditugaskan
untuk mengecek apakah setiap siswa-siswa dalam kelompok mengerti
maksud pertanyaan dan menyepakati jawaban.
Tahap 5 : Bila telah tercapai kesepakatan mengenai jawaban atas pertanyaan itu, semua
siswa mengambil pena masing-masing dan menuliskan jawaban dengan
kata-kata sendiri pada buku catatan masing-masing
Tahap 6 : Selanjutnya, dengan mengikuti urutan langkah 1 sampai 5 siswa meneruskan
kegiatan untuk pertanyaan ke-2 dan seterusnya sampai setiap siswa dalam
kelompok mendapat giliran membacakan pertanyaan dan
mengecek jawaban kelompok.

d. Tutorial Teman Sebaya (TTS)


Langkah-langkah :
Tahap 1 ; Memilih siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata
Tahap 2 ; Memberikan tugas khusus  untuk membantu temannya dalam bidang tertentu
Tahap 3 ; Guru memantau diskusi
Tahap 4 :Berikan penguatan kepada kedua belah pihak agar baik anakyang membantu
maupun yang dibantu merasa senang

e. Tutorial Lintas Kelas (TLK)


Langkah-langkah :
Tahap 1 : Pilih siswa yn memiliki kemampuan di atas rata-rata  di kelas di atasnya

10
Tahap 2 ; Berikan tugas untuk membantu siswa dik kelasnya
Tahap 3 ; Guru memantau proses saling membantu
Tahap 4 ; Berikan penguatan kepada siswa yngmembantu dan yang dibantu agar meraa
senang

f. Diskusi Meja Bundar (DMB)


Langkah-langkah :
Tahap 1 :Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil berjumlah 3-4 orang
Tahap 2 : Siswa mengajukan pertanyaan yang menuntut banyak jawaban
Tahap 3 : Selembar kertas diedarkan dalam setiap kelompok , secara bergilir setiap siswa
dalam kelompok itu menuliskan jawaban terhadap pertanyaan menurut
pendapatnya sendiri
Tahap 4 : Secara bersama mendiskusikan jawaban yang berbeda dengan arahan guru.

g. Tugas Diskusi dan Resitasi (TDR)


Langkah-langkah :
Tahap 1 : Pemberian tugas dari guru
Tahap 2 ; Pelaksanaan diskusi kelompok siswa
Tahap 3 ; Pelaporan hasil diskusi

h. Aktivitas Tugas Tertutup (ATTu)


Model pemberian tugas yang meminta hanya satu saja jawaban yang benar, sedangkan

i. Aktivitas Tugas Terbuka (ATTa)


Model pemberian tugas yang meminta banyak jawaban/beraneka ragam

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Hakikat pengelolaan PKR adalah upaya mencapai tujuan yang setinggi-tingginya dengan
memanfaatkan segala sumber daya (manusia, alam, social, budya) yang tersedia. Pengelolaan
PKR yang efektif ditandai oleh pemanfaatan sebagaan besar dari waktu yang terwsedia untuk
kegiatan belajar siswa, penampilan kualitas pembelaajran yang memadai, dan keterlibatan yang
luas dari seluruh siswa dalam kegiatan belajar. Guru PKR dituntut untuk melakukan aneka cara
mengisi waktu belajar, menampilkan kualitas pembelaajran, dan melibatkan siswa dalam belajar.
Guru PKR perlu memiliki ilmu dan kiat mengajar agar proses pembelajaran berhasil dengan
baik. Membuka pelajaran merupakan jembatan pengalaman belajar lama dan baru yang sekaligus
berfungsi sebagai langkah awal yang menentukan mulus tidaknya proses belaajr siswa.
Penyusunan jadwal harian PKR harus memperhitungkan berapa kelas yang dirangkap,
berapa mata pelajaran yang akan diajarkan, topic-topik apa saja yang akan dibahas, dan format
pembelajaran yang mana yang akan digunakan. Setiap model atau bentuk proses belajar-
mengajar memiliki langkah-langkah pembelaajran yang khas. Lengkah-langkah ini
menggambarkan urutan kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran merangkap kelas.

3.2. Saran
Jika ada kekurangan dalam makalah ini, agar memberikan sarannya untuk kelompok kami
agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyajikan makalah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Aria Djalil,DKK.2021.Pembelajaran Kelas Rangkap. Tanggerang Selatan: Universitas


Terbuka

13

Anda mungkin juga menyukai