Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK

(Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Tematik Terpadu)

Dosen Pembimbing
Lina Agustina, M.Pd.I

Nama:
Daniel Albar Mochammad (2018143260081)
Ika Dhiya Ulhaq (2018143260089)
Kusnul Safitri (2018143260094)
M. Nur Afdzi (2018143260102)
Shofia Dwi Yulianti (2018143260109)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AT-TANWIR
TALUN SUMBERREJO BOJONEGORO
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas izin Allah swt kami akhirnya mampu menyusun dan
menyelesaikan makalah ini sebagai bentuk tanggung jawab kami sebagai mahasiswa terhadap
tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah “Pembelajaran Tematik Terpadu”. Shalawat serta
salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah saw beserta keluarga, sahabat, dan
seluruh pengikut beliau hingga akhir zaman. Amin.
Makalah ini berjudul “Model Pembelajaran Tematik” . Kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan karena terbatasnya ilmu dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun amat saya hargai dan
perlukan demi sempurnanya susunan makalah yang sederhana ini.
Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah banyak membantu selama penyusunan makalah ini terutama sekali kepada
dosen mata kuliah “Pembelajaran Tematik Terpadu” Ibu. Lina Agustina, M.Pd.I. yang telah
tulus ikhlas mengajarkan kami ilmu pengetahuan memberikan bimbingan dan saran-saran.
Terakhir kami penyusun makalah ini berharap, semoga makalah ini bermanfaat bagi
penulis sendiri terutamanya dan bagi pembaca lainnya. Amin.

Bojonegoro, 26 maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan penulisan......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. Keterampilan Dasar Mengajar...............................................................................2
B. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran...................................................3
C. Keterampilan Variasi Dalam Mengajar .................................................................4
D. Keterampilan Menjelaskan.....................................................................................5
E. Keterampilan Bertanya...........................................................................................7
BAB III PENUTUP.............................................................................................................9
A. Kesimpulan..............................................................................................................9
B. Saran........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................10

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Siswa merupakan generasi penerus bangsa yang harus di didik menjadi

seseorang yang berkarakter. Selama ini, pembelajaran yang telah dilakukan dianggap

belum berhasil dalam mendidik siswa menjadi manusia yang berkarakter. Maka

diperlukan kajian ulang terhadap pembelajaran yang akan dilakukan. Pembelajaran

perlu memberdayakan semua potensi yang dimiliki oleh siswa untuk menguasai

kompetensi yang diharapkan dalam sebuah pendidikan.

Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan

perilaku khusus supaya siswa dapat menjadi pembelajar sepanjang hayat dan

mewujudkan masyarakat belajar. Pembelajaran disini bukan berarti memperbesar

peranan siswa di satu pihak dan memperkecil peranan guru dalam pihak lain. Dalam

pembelajaran, guru tetap berperan optimal hanya saja berpindah peran dari sumber

belajar menjadi fasilitator yang tetap memandu siswa dalam belajar dan siswa dari

yang berpusat kepada guru menjadi berpusat pada dirinya sendiri. Siswa diharuskan

melakukan pengamatan secara langsung dan berhubungan dengan lingkungan

sekitarnya, hal itu yang menjadikan proses belajar siswa menjadi lebih bermakna dan

menjadikan siswa berkarakter.

Oleh karena itu, maka diperlukan pembelajaran terpadu yang mana

pembelajaran ini menekankan keterlibatan siswa secara langsung (siswa aktif). Siswa

aktif dalam memecahkan masalah sehingga menumbuhkan kreativitas anak sesuai

dengan potensi dan kecenderungan yang dimiliki oleh masing-masing siswa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana model pembelajaran terurut?
2. Bagaimana model pembelajaran irisan?
3. Bagaimana model pembelajaran galur?
4. Bagaimana model pembelajaran celupan?
5. Bagaimana model pembelajaran jaring kerja?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui model pembelajaran terurut.
2. Untuk mengetahui model pembelajaran irisan.
3. Untuk mengetahui model pembelajaran galur.
4. Untuk mengetahui model pembelajaran celupan.
5. Untuk mengetahui model pembelajaran jaring kerja.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran Terurut (The Sequenced Model)


1. Pengertian Model Pembelajaran Terurut
Model sequenced merupakan model perpaduan topik-topik atau materi
antarmata pelajaran yang berbeda secara paralel. Jadi, topik-topik tersebut dapat
dipadukan pembelajarannya pada alokasi jam yang sama. 1 Pada model ini guru
diharapkan mempunyai fleksibilitas dalam menggabungkan antar mata pelajaran
yang berbeda. Misalkan materi tentang makhluk hidup dalam mata pelajaran IPA
biologi dapat dipadukan tentang ayat di dalam Al-Qur’an pada mata pelajaran
agama, materi tentang IPS dapat dikaitkan dengan mata pelajaran
kewarganegaraan
2. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan tipe sequenced adalah dapat memfasilitasi transfer pembelajaran
melintasi beberapa mata pelajaran. Kekuranganya adalah membutuhkan kolaborasi
yang terus menerus dan kelenturan yang tinggi karena guru-guru memiliki sedikir
otonomi untuk merancang kurikulum. 2
B. Model Pembelajaran Irisan (The Shared Model)
1. Pengertian Model Pembelajaran Irisan
Model ini merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat
adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih.
Perencanaan tim atau pengajaran yang melibatkan dua disiplin ilmu difokuskan
pada konsep, keterampilan, dan sikap-sikap yang sama. 3
2. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan model shared adalah terdapat pengalaman-pengalaman instruksional
bersama dan dengan dua orang guru di dalam satu tim akan lebih mudah
berkolaborasi. Sedangkan kelemahannya adalah membutuhkan kelenturan, waktu,
komitmen dan kompromi. 4

C. Model Pembelajaran Galur (The Threaded Model)


1
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik: Panduan Lengkap Aplikatif, (Yogyakarta: DIVA Press,
2013), hal. 111
2
Ibid., hal 112
3
Ibid.
4
Ibid.
3
1. Pengertian Model Pembelajaran Galur
Model Threaded adalah model bersambungan atau model integrasi yang
memfokus pada metakurikulum yang merupakan jantung dari semua pokok
bahasan. Misalnya, perkiraan (prediction) adalah suatu ketrampilan yang
digunakan untuk memperkirakan sesuatu yang ada pada bidang ilmu matematika,
memperkirakan peristiwa masa sekarang, atau mengantisipasi peristiwa yang ada
dalam sebuah novel, dan proses membuat berbagai macam dugaan di laboratorium
IPA. Strategi mencari kesepakatan juga digunakan untuk menyelesaikan konflik
dalam segala situasi permasalahan. Ketrampilan ini pada intinya akan
dihubungkan melalui isi standar kurikulum yang ada.
Dengan menggunakan ide yang ada dalam metakurikulum dapat ditargetkan
serangkaian ketrampilan berpikir tertentu untuk memasukkan prioritas isi
pembelajaran yang ada. Misalnya dengan akan menggunakan kurikulum
berkelompok (cluster curriculum), pengajar (tim) mungkin akan memilih
kelompok ketrampilan analysis untuk memasukkan esensi ketrampilan berpikir
dari masing-masing kemampuan yang ada: IPA (pengelompokkan/classify), IPS
(perbandingan dan pembedaan/ compare and contrast), bahasa dan seni
(menunjukkan/attribute), matematika (mengurutkan/sequence). Demikian juga
ketrampilan social (social skills) dan kecerdasan ganda (multiple intelligence)
lainnya akan disambungkan melalui berbagai macam disiplin ilmu.
2. Kekurangan dan Kelebihan
a. Kelebihan
1) Konsep berputar sekitar metakurikulum yang menekankan prilaku
metakognitif sehingga peserta didik dapat belajar bagaimana seharusnya
belajar di masa datang sesuai laju perkembangan era globalisasi.
2) Materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni untuk setiap didiplin ilmu.
3) Guru dapat memasukan keterampilan berpikir, bekerja sama dan
kecerdasan multiple dalam isi mata pelajaran.
4) Peserta didik memperoleh berbagai jenis keterampilan berpikir yang dapat
di transfer menjadi kecakapan hidup.
5) Keterampilan yang digunakan disesuaikan dengan perkembangan usia
siswa sehingga tidak tumpang tindih.

b. Kekurangan
4
1) Hubungan isi atau makna dalam lintas bidang studi sama sekali tidak
ditunjukkan dengan jelas atau gamblang.
2) Permukaan Metakurikulum (intinya pemindahan keterampilan hidup )
tetapi mata pelajaran tetap statis.
3) Hubungan antara dan diantara pokok kajian materi sama sekali tidak
ditekankan.
4) Guru umumnya masih memerlukan suatu pemahaman keterampilan dan
strateginya agar dapat menyusupkan metakurikulum melalui isi pelajaran.
D. Model Pembelajaran Celupan (The Immersed Model)
1. Pengertian Model Pembelajaran Celupan
Menurut Suprayekti arti harfiah dari kata immersed adalah pencelupan atau
pembenaman. Pada pembelajaran terpadu tipe ini, seluruh mata pelajaran
merupakan bagian dari sudut pandang keahlian para siswa secara individu. Para
siswa menyaring sendiri seluruh konsep yang dipelajarinya menurut sudut
pandang mereka sendiri dan meleburkan atau membenamkan diri mereka dalam
pengalaman melalui kegiatan yang dijalaninya. 5
Maka dapat di simpulkan bahwa, model immersed adalah model pembelajaran
terpadu yang berpusat untuk memadukan kebutuhan para siswa, dimana mereka
akan melihat apa yang dipelajarinya dari minat dan pengalaman mereka sendiri.
Jadi pelajar memadukan apa yang dipelajari dengan cara memandang seluruh
pengajaran melalui perspektif bidang yang disukai (area of interest). Setiap
individu memadukan semua data, ide-ide melalui bidang yang sangat diminatinya.
2. Kekurangan dan Kelebihan
Terdapat beberapa kelebihan dari pembelajaran terpadu tipe immersed yakni
sebagai berikut:
a. Dampak positif dari membenamkan ide-ide dari beberapa bidang studi adalah
siswa dapat memadukan semua data dari setiap bidang ilmu dan
menghasilkan pemikiran sesuai dengan minatnya.
b. Siswa mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus sehingga
terjadi proses internalisasi.
c. Membenamkan ide-ide beberapa bidang studi memungkinkan siswa
mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide
secara terus menerus sehingga memudahkan terjadinya proses transfer ide-ide
bidang studi tersebut.
5
Suprayekti, Interaksi Belajar Mengajar, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2003), hal. 69
5
Beberapa kelemahan yang mungkin dijumpai pada pembelajaran terpadu tipe
immersed diantaranya adalah:
a. Agar dimensi sudut pandang siswa menjadi lebih dalam, diperlukan
pengalaman dan pengetahuan yang luas. Keadaan ini tentu cukup sulit
dipenuhi oleh siswa pada jenjang pendidikan dasar.
b. Model pembelajaran terpadu tipe immersed, menekankan pada penggabungan
pengetahuan pada beberapa bidang studi berbeda untuk membahas suatu
masalah khusus. Keadaan ini berpotensi untuk mempersempit cakupan
pemikiran siswa terhadap bidang-bidang studi tertentu.
c. Pada jenjang pendidikan dasar, keluasan wawasan pemikiran siswa
merupakan hal semestinya ditekankan, tidak perlu terburu-buru untuk
mengkhususkannya.
E. Model Pembelajaran Jaring Kerja ( The Networked Model)
1. Pengertian Model Pembelajaran Jaring Kerja
Model networked adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa
dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan
dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa
secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa
buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru
yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri
artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam
dirinya. Networked model merupakan rancangan kurikulum yang berfilosofi. Jika
dilaksanakan dalam pembelajaran akan memberikan bekal kepada siswa untuk
mampu memfilter (memilih) seluruh kegiatan belajar melalui kacamata keahlian
dan kemampuan membuat hubungan internal dan mampu memandu ke jaringan
kerja eksternal dari para ahli di lapangan atau bidang-bidang terkait. Sebagai
contoh yaitu seorang arsitek ketika mengadaptasi sebuah program ia bekerja sama
dengan ahli teknik pemrograman, dan ahli interior desain. Ia bekerja secara lintas
bidang dan bekerjasama dengan keahlian pelajar lain untuk memperoleh
keterampilan yang sempurna.

2. Kekurangan dan Kelebihan

6
Kelebihan dari model jaringan ini sangat beragam. Pendekatan pembelajaran
terintegrasi ini sangat pro-aktif dan alami, dengan model ini peserta didik
memulai pencarian dan mengikuti jalan yang baru dia temukan dengan
kemampuanya sendiri. Peserta didik dirangsang dengan informasi yang relevan,
keterampilan, atau konsep yang diberikan di sepanjang proses pembelajaran. Nilai
tambahan dari model jaringan ini bagaimanapun tidak bisa dipaksakan pada
peserta didik melainkan harus muncul dari dalam diri masing-masing peserta
didik. Namun, mentor memberikan dan memberikan layanan yang diperlukan
untuk mendukung tingkat pembelajaran yang lebih tinggi. Pada model networked
ini peserta didik terstimulasi oleh informasi, ketrampilan atau konsep-konsep
baru.
Kelemahan model jaringan, jika diambil untuk perbedaan-perbedaan besar,
dapat menyebarkan minat yang terlalu tipis dan tidak terkonsentrasi atau
memecah perhatian peserta didik sehingga upaya-upaya pengajaran yang
dilakukan menjadi tidak efektif . Selain itu motivasi anak akan berubah sehingga
kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena
mendapat hambatan dalam mencari sumber.

BAB III
7
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Model sequenced merupakan model perpaduan topik-topik atau materi
antarmata pelajaran yang berbeda secara paralel. Jadi, topik-topik tersebut dapat
dipadukan pembelajarannya pada alokasi jam yang sama
Model irisan merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat
adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Perencanaan
tim atau pengajaran yang melibatkan dua disiplin ilmu difokuskan pada konsep,
keterampilan, dan sikap-sikap yang sama
Model Threaded adalah model bersambungan atau model integrasi yang
memfokus pada metakurikulum yang merupakan jantung dari semua pokok bahasan.
model immersed adalah model pembelajaran terpadu yang berpusat untuk memadukan
kebutuhan para siswa, dimana mereka akan melihat apa yang dipelajarinya dari minat
dan pengalaman mereka sendiri
Model networked adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa
dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan
mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak
langsung mencari tahu dari berbagai sumber
A. SARAN
Dengan penulisan makalah yang sederhana ini ,pemakalah menyadari mungkin
masih banyak kesalahan dalam segi EYD ,maupun isi pembahasan makalah, maka
pemakalah berharap saran yang membangun demi kesempurnaan nya, dan pemakalah
berharap dengan penjelasan tentang konsep dasar penelitian tindakan kelas ini bisa
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
8
Andi Prastowo,2013, Pengembangan Bahan Ajar Tematik: Panduan Lengkap Aplikatif,
Yogyakarta: DIVA Press,
Suprayekti,2003, Interaksi Belajar Mengajar, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,

Anda mungkin juga menyukai