Disusun oleh :
Amelia Aisyah Nurapandi C2186206050
Risma Rasyan Septiani C2186206008
Fitri Rahmawati C2186206033
Dila Rosyida C2186206058
Salsabila C2186206070
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul: “Karakteristik Pembelajaran Tematik”. Makalah ini kami susun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Pembelajaran Tematik.
Kami menyadari bahwa didalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan
baik dan oleh karena itu dengan rendah hati kami berharap kepada pembaca untuk
memberikan masukan, saran dan kiritik yang sifatnya membangun guna penyempurnaan
makalah ini.
Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penulis
1
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada
rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ,
EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat
perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu
memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung
kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung. Saat ini,
pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I –III untuk setiap mata pelajaran dilakukan
secara terpisah. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat segala
sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic), pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran
secara terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan
membuat kesulitan bagi peserta didik. Selain itu, dengan pelaksanaan pembelajaran yang
terpisah, muncul permasalahan pada kelas rendah (I-III) antara lain adalah tingginya angka
mengulang kelas dan putus sekolah. Angka mengulang kelas dan angka putus sekolah peserta
didik kelas I SD jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang lain. Dengan demikian
dalam rangka implementasi Standar Isi yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan,
maka pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yaitu kelas satu, dua, dan tiga lebih sesuai
jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik.
Dewasa kini banyak sekolah yang belum melaksanakan pembelajaran tematik,
padahal oleh pemerintah telah dianjurkan.Guru-guru dikelas rendah banyak mengalami
kendala untuk melakukan pembelajaran tematik, karena kurangnya wawasan dan pemahaman
pentang pemebelajaran tematik.Oleh karena itu dengan adanya makalah ini, penulis berharap
para pembaca atau para calon guru yang membaca makalah ini dapat memahami tentang
pembelajaran tematik dan bisa mengebangkan dan menerapkan pembelajaran tematik ini di
lapangan (sekolah) untuk kelas rendah.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja Karakteristik Pembelajaran Tematik?
2. Bagaimana Model Pembelajaran Tematik?
C. Tujuan Penulisan
Setelah membaca makalah ini, pembaca diharapkan :
4
5
6
1) Aktif : Bahwa dalam pembelajaran peserta didik aktif secara fisik dan mental
dalam hal mengemukakan penalaran (alasan), menemukan kaitan yang satu
dengan yang lain, mengkomunikasikan ide/gagasan, mengemukakan bentuk
representasi yang tepat dan menggunakan semua itu untuk memecahkan
masalah.
2) Efektif artinya berhasil mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan.
3) Kreatif berarti dalam pembelajaran peserta didik melakukan serangkaian
proses pembelajaran secara runtut dan berkesinambungan.
4) Menyenagkan bertarti terpesona dalam keindahan, kenyamanan dan
kemanfaatannya sehingga mereka terlibat dengan asyik dalam belajar sampai
lupa waktu, penuh percaya diri dan tertantang untuk melakukan hal yang
serupa atau hal-hal yang lebih berat lagi.
Kelebihan yang diperoleh dalam model connected ini adalah adanya hubungan antara
ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran yang lebih jelas,
menyeluruh dan luas dari konsep yang dijelaskan dan siswa diberi kesempatan untuk
melakukan pendalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara
bertahap. Kelemahannya Guru tidak didorong untuk bekerja secara bersama-sama
sehingga isi pelajaran tetap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep dan ide-ide
antara mata pelajaran. Tokoh yang mengembangkan model connected adalah Robert
Maynard Hutchins.
2. Model Jaring Laba-laba (Webbed)
Model webbed adalah model pembelajaran terpadu menggunakan pendekatan tematik.
Model pembelajaran terpadu yang pengembangannya dimulai dengan menetukan tema
tertentu yang menjadi tema sentral bagi keterhubungan muatan berbagai mata pelajaran.
Modul pembelajaran ini menggunakan pendekatan tematik. Model ini sejalan dengan
pembelajaran tematik terpadu yang dikembangkan dalam kurikulum 2013 jenjang SD.
Model jaring laba-laba ini dimulai dengan menentukan tema, yang kemudian
dikembangkan menjadi subtemadengan memerhatikan keterkaitan tema tersebut dengan
muatan mata pelajaran yang terkait. Dari subtema tersebut diharapkan kegiatan
pembelajaran dan aktivitas siswa dapat berkembang dengan sendirinya.
Model webbed bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemandu materi/bahan pelajaran
dan kegiatan pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan
pembelajaran baik dalam muatan berbagai mata pelajaran tertentu maupun lintas mata
pelajaran.
Kelebihan dari model jaring laba-laba dalam mengintegrasikan kurikulum adalah :
1) faktor motivasi belajar siswa sebagai hasil bentuk seleksi tema yang menarik
perhatian siswa, faktor motivasi siswa juga dapat berkembang karena adanya
pemilihan tema yang didasarkan pada minat dan kebutuhan siswa
2) mudah dilakukan guru baik perencanaan maupun pelaksanaannya
3) mempermudah siswa dalam memahami materi atau muatan-muatan mata
pelajaran yang dipadukan dalam sebuah tema.
Sedangkan kekurangan model webbed adalah :
1) banyak guru sulit memilih tema. Mereka cenderung menyuguhkan tema yang
dangkal, sehingga kurang bermafaat bagi siswa
2) guru seringkali terfokus pada kegiatan pembelajaran, sehingga pengembangan
materi atau konsep menjadi terabaikan
8
A. Kesimpulan
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa isi mata pelajaran dengan pengalaman kehidupan sehari-hari sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dalam Model Pembelajaran Tematik
di kelas awal yang diterbitkan Balitbang Diknas, tahun 2006 dikemukakan bahwa sebagai
suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-
karakteristik sebagai berikut : berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung,
pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran,
bersifat fleksibel, hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa,
menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami
harapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah kami selanjutnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ainamulyana.info/2013/03/pengertian-dan-prinsip-prinsip-mengajar.html?m=1