Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“PEMBELAJARAN TEMATIK DALAM


PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH
DASAR”

Disusun oleh:

ALWIDA DESTRIA (2022143256)

DOSEN PENGAMPUH :
Dr.ACHMAD WAHIDY , M.Pd

PROGRAM PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI
PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya akhirnya saya dapat
menyelesaikan makalah tentang Materi Pembelajaran Tematik Dalam Pembelajaran Bahasa Kelas
Rendah.
Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah “PEMBELAJARAN
TEMATIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA SEKOLAH DASAR” Saya juga mengucapkan
terimakasih kepada bapak Dosen yang telah memberikan tugas makalah ini kepada saya.
Makalah yang saya buat ini merupakan jauh dari kesempurnaan, akan tetapi saya tetap berusaha
semaksimal mungkin dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, saya juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bukan hanya bagi saya pribadi namun juga
bagi pembaca untuk menambah wawasannya. Kritik dan saran yang membangun tetap saya terima
demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang,November 2023

penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum untuk sekarang ini masih memegang peran penting dalam suatu pendidikan sebab
sebagai penentuan arah isi dan proses pendidikan yang menentukan kualitas lulusan kelak. Dari taun
ketahun kurikulum mengalami perubahan sejalan dengan kemajuan zaman dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi bukan karena pergantian menteri yang selama ini difikirkan oleh
masyarakat. Perkembangan kurikulum dipengaruhi juga oleh perkembangan teori dan praktek
pendidikan serta variasi aliran-aliran atau teori pendidikan yang dianut pada masanya.
Belakangan ini santer terdengar mengenai kurikulum 2013. Respon berupa perubahan
kurikulum merupakan langkah strategis yang dapat ditempuh pemerintah sebagai pengemban amanat
undang-undang. Perubahan kurikulum 2013 yang sempat menimbulkan polemik pro dan kontra
membuat bingung guru-guru sekolah karena wacana perubahan kurikulum tersebut belum
terealisasikan secara jelas. Apalagi dalam perubahan kurikulum tersebut, ada perampingan atau
penggabungan beberapa mata pelajaran dalam satu tema yang sering kita sebut sebagai model
pembelajaran TEMATIK TERPADU.
Untuk itu makalah ini kami sajikan dengan berbagai pengertian dan penjelasan mengenai hal tersebut
agar dapat mengatasi masalah-masalah yang dialami para pendidik pada periode saat ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana yang dimaksud dengan pembelajaran Tematik Terpadu dalam pendidikan?
2. Bagaimana konsep pembelajaran Tematik Terpadu?
3. Bagaimana karakteristik pembelajaran Tematik Terpadu.
4. Fungsi dan tujuan pembelajaran tematik terpadu
5. Hakikat pembelajaran tematik terpadu
6. Prinsip-prinsip pembelajaran tematik
7. Implikasi pembelajaran tematik di sekolah dasar

C. Tujuan
1. Mengetahui maksud dari pembelajaran Tematik Terpadu dalam pendidikan.
2. Mengetahui konsep pembelajaran Tematik Terpadu.
3. Mengetahui karakteristik pembelajaran Tematik Terpadu.
4. Mengetahui Fungsi dan tujuan pembelajaran tematik terpadu
5. Mengetahui Hakikat pembelajaran tematik terpadu
6. Mengetahui Prinsip-prinsip pembelajaran tematik
7. Mengetahui Implikasi pembelajaran tematik di sekolah dasar
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN TEMATIK
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang didasarkan dari sebuah tema yang digunakan
untuk mengaitkan beberapa konsep mata pelajaran, sehingga anak akan lebih mudah memahami
sebuah konsep.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan
sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman
belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik. Pengalaman belajar yang
menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Selain itu,
penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu peserta didik dalam
membentuk pengetahuannya,karena sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik yang masih
melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).

B. KONSEP PEMBELAJARAN TEMATIK


Konsep pembelajaran tematik merupakan konsep pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkkan beberapa mata pelajaran sehingga saat memberikan pengalaman bermakna
kepada murid. Konsep model pembelajaran tematik yang dipelajari di Indonesia adalah konsep
pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh Fogarty (1990). Model pembelajaran terpadu yang
dikembangkan oleh Fogarty berawal dari konsep pendekatan interdisipliner (bentuk pembelajaran
yang menggabungkan sejumlah mata pelajaran dalam sebuah tema. Kegiatan pembelajaran tersebut
berlangsung pada waktu yang bersamaan) yang dikembangkan oleh Jacob (Hesti;2008)

1. Model pembelajaran tematik yang digunakan pada kurikulum di Indonesia ada tigayakni:
a) Model hubungan/terkait (connected model)
Pada model pembelajaran ini ciri utamanya adalah adanya upaya untuk menghubungkan
beberapa materi (bahan kajian) ke dalam satu disiplin ilmu. Sebuah model penyajian yang
menghubungkan, materi satu dengan materi yang lain. Menghubungkan tugas/keterampilan
yang satu dengan tugas/ketrampilan yang lain. Model tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:

b) Model jaring laba-laba (webbed model)


Model pembelajaran ini diawali dengan pemilihan tema. Setelah tema ditentukan dilanjutkan
dengan pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan keterkaitannya antar mata pelajaran.
Aktivitas belajar siswa direncanakan 3 Model pembelajaran tematik yang digunakan di
Indonesia berdasarkan sub-sub tema yang sudah ditentukan.
Model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

c) Model terpadu (integrated model)


Model pembelajaran ini menggunakan pendekatan antar mata pelajaran yang dipadukan.
Beberapa mata pelajaran dicari konsep, sikap, dan ketrampilan yang tumpang tindih dipadukan
menjadi satu. Kegiatan guru pertama menyeleksi konsep, nilai-nilai dan ketrampilan yang
memiliki keterkaitan erat satu sama lain dari berbagai mata pelajaran.
C. KARAKTERISTIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
Karakteristik dalam pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:
1. Berpusat pada siswa (student centered)
Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa
sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct
experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit)
sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep secara utuh. Hal ini
diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
4.Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari
satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkan dengan kehidupan siswa
dan keadaan lingkungan sekolah berada. 5. Hasil
pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan
minat dan kebutuhan.

D. FUNGSI DAN TUJUAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU


Pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik
dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah
semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan
bermakna bagi peserta didik.
Fungsi pembelajaran tematik terpadu adalah:
a. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu
b. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi muatan pelajara dalam
tema yang sama
c. Memiliki pemahahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan
d. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan berbagai macam
pelajaran laindengan pengalaman pribadi peserta didik
e. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti
bercerita, bertanya, menulis, sekaligus mempelajari pelajaran yang lain
f. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks
tema yang jelas
g. Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yan disajikan secara terpadu dapat
dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan bahkan lebih dan atau
pengayaan
h. Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat
sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi
F. HAKIKAT PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
a) Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan yang terjadi berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, dan pengetahuan. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
b) Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak
dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi
bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman
bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi
dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.
c) Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru
pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur Hakikat pembelajaran tematik
kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh
terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan
komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Dahulu siswa ”diberi”
tahu, sekarang siswa ”mencari” tahu. Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep
atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk
menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara
baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi pembelajaran bermakna maka
guru harus selalu berusaha menciptakan aktivitas siswa untuk selalu mencari tahu. Dengan kata
lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan
mengaktifkan lebih banyak indera dari pada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan.

G. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN TEMATIK


a) Prinsip-prinsip dalam penggalian tema:
1. Materi pelajaran yang dipadukan dalam satu tema tidak terlalu dipaksakan. Artinya materi
yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.
2. Bermakna, bisa digunakan sebagai bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
3. Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
4. Mampu menunjukkan sebagian besar minat siswa.
5. Mempertimbangkan peristiwa otentik (riil)
6. Sesuai dengan kurikulum dan harapan masyarakat.
7. Mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
b) Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan pembelajaran tematik
1. Guru tidak bersikap otoriter dan berperan sebagai single actor yang mendominasi proses
pembelajaran.
2. Pemberian tanggungjawab terhadap individu dan kelompok harus jelas dan
mempertimbangkan kerja sama kelompok.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri disamping penilaian
lain.

H. IMPLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR


a) Bagi guru
Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan
kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai
mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik,
menyenangkan dan utuh.
b) Bagi siswa
1. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya
dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun
klasikal.
2. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya
melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah.
c) Terhadap sarana prasarana, sumber belajar dan media pembelajaran.
1. Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun
kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara
holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan
prasarana belajar.
2. Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didesain
secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar
yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization).
3. Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi
untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang Implikasi pembelajaran
tematik abstrak.
4. Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar menggunakan buku ajar yang sudah ada
saat ini demikian pula cara guru membelajarkannya. Namun masih dimungkinkan pula untuk
menggunakan buku suplemen sebagai bahan pengembangan.
d) Terhadap Pengelolaan kelas
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana
belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:
1. Tata ruang disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.
2. Susunan bangku siswa mudah diubah sesuai dengan keperluan pembelajaran yang sedang
berlangsung
3. Siswa belajar tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat juga di tikar/karpet
4. Kegiatan bervariasi dapat dilaksanakan baik di dalam maupun di luar kelas
5. Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya siswa dan dimanfaatkan
sebagai sumber belajar
6. Alat, sarana dan sumber belajar dikelola untuk memudahkan peserta didik
7. menggunakan dan menyimpannya kembali.
e) Terhadap pemilihan metode
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan
perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya
percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakapcakap. Metode yang dipilih adalah
metode yang mampu menstimulasi terjadinya proses mengamati, menanya, mengolah, menalar,
menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta/ mengkreasi melalui pendekatan saintifik.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema
adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
Pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut
1. Berpusat pada siswa
2. Memberikan pengalaman langsung
3. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas
4. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran
5. Bersifat fleksibel
Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Manfaat pembelajaran tematik pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam
proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman
langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya.
Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori
para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah
bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.

B. Saran
Implementasi model pembelajaran tematik ini memerlukan adanya dedikasi yang tinggi dari
pihak guru. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya dalam melaksanakan model pembelajaran ini yaitu
sangat membutuhkan adanya kreativitas guru. Kreativitas guru yang diperlukan, di antaranya (a)
kreatif dalam memilih tema dan topik yang harus dikaitkan dengan kebutuhan perkembangan dan
minat peserta didik, dalam hal ini terkait dengan kreatif dalam memilih bahan ajar yang relevan
dengan tema dan topik tersebut, (b) kreatif dalam membuat variasi keterpaduan baik intra maupun
antarbidang studi, (c) kreatif dalam mengelola kelas, dan (d) kreativitas dalam menciptakan aktivitas
belajar yang bermakna sehingga dapat menumbuhkembangkan kecerdasan majemuk peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA
Daryanto dan Herry Sudjendro. 2014. Wacana bagi Guru SD Siap Menyongsong Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Gaya Media
A
hmadi, Iif Khoiru dan Sofan Amri. 2014. Pengembangan dan Model Pembelajaran Tematik Integrtif.
Jakarta: Prestasi Pustaka
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai