Anda di halaman 1dari 15

HAKIKAT MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas:


Mata Kuliah: Pembelajaran Tematik
Dosen Pengampu: DR.Rahmat Kamal, M.Pd.I

Disusun oleh:

M. Ulinnuha 2320058
Feni Desianti 2320073
Mufrodah 2320081
Tiara Aldis Kinarti 2320085

KELAS C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH.ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan atas kehadiran Allah SWT dengan segala
limpahan rahmat dan karunian-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “Hakikat Model Pembelajaran Tematik”. Harapan penulis semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan membawa wawasan ilmu serta informasi bagi para pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Penulis sendiri menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Dengan berbagai keterbatasan bahasa serta masih banyaknya kekurangan dalam
makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kepada para pembaca agar
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menjadi pelajaran serta ilmu bagi
penulis agar kedepannya mampu menciptakan karya-karya penulisan yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Pekalongan, 5 Maret 2023

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

Pembelajaran tematik dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pembelajaran dengan


mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema atau topik pembahasan. Hal
ini sejalan dengan kurikulum 2013 (Kemendikbud,2013:192) bahwa proses pembelajaran
tematik untuk jenjang sekolah dasar menggunakan pembelajaran tematik terpadu. Rusman
(2013: 254) Pembelajaran tematik terpadu merupakan salah satu metode dalam pembelajaran
terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran peserta didik yang
memungkinkan peserta didik, baik secara individual maupun kelompok untuk dapat berperan
aktif menggali dan menmukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna,
dan autentik. Pembelajaran tematik disamping untuk memberikan kemudahan bagi peserta
didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam satu tema, juga
memiliki tujuan lain yaitu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang
disampaikan disajikan dengan pengalaman peserta didik, guru dapat menghemat waktu dan
budi pekerti serta moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat
sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.

Pembelajaran tematik memuat pembelajaran yang mengajarkan peserta didik untuk


memiliki berbagai sikap ilmiah. Sikap ilmiah yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran
tematik adalah percaya diri, menghargai pendapat orang lain, hidup sehat dan bekerjasama,
merupakan pendidikan karakter yang akan dipelajari dalam proses pembelajaran karean
berkaitan dengan hasil belajar peserta didik.

Pembelajaran tematik yang mencakup beberapa mata pelajaran yang ada disekolah
dasar yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari mata pelajaran dalam berbagai tema .
Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam hal sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam
proses pembelajaran dengan adanya tema sebagai pemersatu. Seperti tema manfaat makanan
sehat dan bergizi. Dapat ditinjau dari beebagai mata pelajaran misalnya Matematika, IPA, Pkn
dan Bahasa Indonesia.

Dalam pelaksanaanya pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema yang dipilih
dan dikembangkan oleh guru dan peserta didik dengan memperhatikan keterkaitannya. Untuk
saat ini pembelajarn tematik sudah menggunakan tema yang ditentukan oleh pemerintah
dengan tujuan agar mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran. Akan tetapi guru
hanya menggunkan metode ceramah dalam pembelajaran tematik sehingga peserta didik

3
menjadi kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan guru dalam mengkaitkan mata pelajaran dalam satu tema, selain itu dalam
pembelajaran peserta didik kurang mendapat kesempatan untuk dapat mengemukakan
pendapat atau ide-ide yang dimilikinya, walaupun pada akhir pembelajaran guru akan bertanya
kepada peserta didik tentang hal-hal atau materi yang belum dipahami. Bagi peserta didik yang
belum bertanya mungkin dikarenakan peserta didik tidak mempunyai keberanian untuk
bertanya, sehingga menyebabkan hasil belajar tematik peserta didik rendah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pembelajaran tematik?


2. Apa arti penting pembelajaran tematik?
3. Apa karakter pembelajaran tematik?
4. Apa sintaks model pembelajaran tematik?

C. Tujuan

1. Dapat menjelaskan pengertian pembelajaran tematik.


2. Dapat menjelaskan arti penting pembelajaran tematik.
3. Dapat menjelaskan karakter pembelajaran tematik.
4. Dapat menjelaskan sintaks model pembelajaran tematik.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Tematik


Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu atau
terintegrasi yang melibatkan beberapa mata pelajaran yang di ikat dalam tema-tema
tertentu. Pembelajaran ini melibatkan beberapa Kompetensi Dasar (KD), hasil belajar
dan indikator dari suatu mata pelajaran atau bahkan beberapa mata pelajaran.
Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses dan waktu, aspek
kurikulum, dan aspek belajar mengajar.1
Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran
tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui
pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah
dipahaminya.2
Poerwadarminta menyatakan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid. Tema adalah pokok pikiran
atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.3
Pembelajaran tematik adalah program pembelajaran yang berangkat dari satu
tema/topik tertentu dan kemudian dielaborasi dari berbagai aspek atau ditinjau dari
berbagai perspektif mata pelajaran yang biasa diajarkan di sekolah.4
Berdasarkan pendapat di atass dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik
merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa
mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
Diterapkannya pembelajaran tematik sebagai salah satu model pembelajaran
diharapkan membuka ruang yang luas bagi peserta didik untuk mengalami sebuah
pengalaman belajar yang lebih bermakna, menarik dan menyenangkan. Sebab anak
dapat membangun kesalingterkaitan antara satu pengalaman dengan pengalaman

1
Ansori, ‘Pembelajaran Tematik BAB II’, Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents,
3.April (2015), 49–58.
2
Ansori.
3
Ansori.
4
Ansori.

5
lainnya atau pengetahuan dengan pengetahuan lainnya atau antara pengetahuan dengan
pengalaman. Selain itu, pembelajaran ini membuka peluang bagi pendidik untuk
mengembangkan berbagai strategi dan metodologi yang paling tepat. Pemilihan dan
pengembangan strategi pembelajaran yang digunakan harus mempertimbangkan
kesesuaian dengan tema-tema yang dipilih sebelumnya atau dengan mata pelajaran
lainnya. Dan disinilah pendidik dituntut lebih kreatif dan variatif dalam menghadirkan
suasana pembelajaran yang menggiring peserta didik mampu memahami kenyataan
hidup (konteks) yang dijalaninya baik menyangkut dirinya sebagai pribadi maupun
dalam hubungannya dengan keluarga, masyarakat, lingkungan dan alam sekitarnya.

B. Arti Penting Pembelajaran Tematik


Pembelajaran tematik ini sangat cocok dan penting dilakukan di SD/MI, karena
konsep didalamnya sesuai dengan tahap perkembangan anak usia SD/MI yaitu tahap
operasional konkret.5 Berkaitan dengan betapa pentingnya pembelajaran tematik pada
SD/MI diungkapkan oleh Trianto adalah sebagai berikut :
a. Dunia anak adalah dunia nyata.Perkembangan mental anak adalah tahap berpikir
nyata. Anak melihat objek yang dipelajari memuat sejumlah konsep atau materi
beberapa mata pelajaran. Sebagai contoh, ketika anak berbelanja di pasar, maka anak
akan dihadapkandengan perhitungan (Matematika), percakapan tawar-menawar
(Bahasa Indonesia), serta interaksi antara penjual dan pembeli (IPS).
b. Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa/objek lebih
terorganisasi.
Saat berangkat sekolah, setiap anak sudah membawa pengetahuan yang sudah dimiliki
sebelumnya. Proses pemahaman terhadap mata pelajaran yang diberikan sangat
tergantung pada pengetahuan awal siswa. Guru dan orang tuaberperan sebagai
fasilitator untuk menghubungkan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa dengan
pengetahuan baru yang akan dipelajari .
c. Pembelajaran akan lebih bermaknaJika apa yang sudah dipelajari siswa dapat
digunakan untuk mempelajari materi selanjutnya, maka pembelajaran yang dilakukan
akan lebih bermakna. Sehingga siswa mempelajari sesuatu yang masih saling
berhubungan (tidak terpisah-pisah).
d. Memberi peluang siswa guna mengembangkan kemampuan diri.

5
Riska Ariana, ‘済無No Title No Title No Title’, 03.01 (2016), 1–23.

6
Melalui pembelajaran tematik, maka aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan lebih
dapat dikembangkan.

e. Memperkuat kemampuan yang diperoleh

Kemampuan yang diperoleh siswa dari satu mata pelajaran akan saling memperkuat
kemampuan yang diperoleh dari mata pelajaran yang lain.
f. Efisiensi waktu
Dengan penggabungan beberapa mata pelajaran dalam satu tema, maka guru dapat
membuat RPP untuk beberapa mata pelajaran sekaligus.

C. Karakteristik Pembelajaran Tematik


1. Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan
pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek
belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan
kemudahan- kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.6

2. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct


experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang
nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal- hal yang lebih abstrak.

3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu
jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat
berkaitan dengan kehidupan siswa.

4. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam


suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami konsep-
konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam
memecahkan masalah- masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan
ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan

6
Ibadullah Malawi Ani Kadarwati, ‘Pembelajaran Tematik PEMBELAJARAN TEMATIK Mohamad
Muklis STAIN Samarinda’, Fenomena, IV.14 (2012), 66.

7
siswa berada.

6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai


dengan minat dan kebutuhannya.

D. Sintaks Model Pembelajaran Tematik


➢ Langkah-langkah (Sintak) Model Pembelajaran Tematik di SD

Pada dasarnya langkah-langkah (sintak) model pembelajaran tematik sama dengan


sintak dalam setiap model pembelajaran pada umumnya. Menurut Trianto (2007:15) model
pembelajaran tematik memiliki tiga langkah atau tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan dan tahap evaluasi.7 Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Tim
Puskur (2007:10) yang menyatakan bahwa langkah-langkah model pembelajaran tematik
di SD meliputi tiga tahap, yaitu tahap persiapan pelaksanaan/perencanaan, tahap
pelaksanaan dan tahap penilaian atau evaluasi. Adapun kelebihan dari sintak model
pembelajaran terpadu adalah bersifat luwes dan fleksibel. Artinya, bahwa sintak dalam
pembelajaran terpadu dapat diakomodasikan dari berbagai model pembelajaran yang
dikenal dengan istilah setting atau merekonstruksi.8

• Tahap Perencanaan
Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam tahap perencanaan,ya emetaan
kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran.

a. Pemetaan Kompetensi Dasar

Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh


dan utuh tentang semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai
mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan dalam
pemetaan kompetensi dasar adalah :

7
Isniatun Munawaroh, ‘Pembelajaran Tematik Dan Aplikasinya Di Sekolah Dasar (SD)’, Forum
Ilmiah Guru SD Yogyakarta, 2018, 1–23.
8
Munawaroh.

8
1) Penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikatorMelakukan
kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap mata
Pelajaran ke dalam indikator. Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan
(a) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,

(b) Indikator Dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, dan

(c) Dirumuskan dalam kdidiKerja oprasional yang terukur dan/atau dapat diamati.

2) Menentukan tema
Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
(a) mempelajari standar Kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-
masing mata pelajaran, Dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai, dan

(b) menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema
tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan
kebutuhan anak. Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:

a. Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa


b. Dari yang termudah menuju yang sulit
c. Dari yang sederhana menuju yang kompleks
d. Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.
e. Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa
f. Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk
minat, kebutuhan, dan kemampuannya.

3) Mengindentifiakasi dan menganalisis standar kompetensi, kompetensi dasar dan


indikator. Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar dan indikator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua standar
kompetensi, kompetensi dasar dan indikator terbagi habis.
b. Menetapkan jaringan tema

Menetapkan jaringan tema dengan menghubungkan kompetensi dasar dan indikator


dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut maka akan terlihat kaitan atara tema,

9
kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat
dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.9

c. Menyusun silabus

Hasil seluruh proses yang telah silakukan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan dasar
dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi
dasar, indikator, pengalaman belajar, alat dan sumber serta penilaian atau evaluasi.10

d. Menyusunan Rencana Pembelajaran (RPP)

Rencana pembelajaran merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah
ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen rencana pembelajaran tematik meliputi:

1) Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan
waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).

2) Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan.

3) Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai
kompetensi dasar dan indikator.

4) Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa
dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai
kompetensi dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan/eksplorasi,
inti/elaborasi dan penutup/konfirmasi).

5) Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta
sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi
dasar yang harus dikuasai.

6) Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai
pencapaian belajar peserta didik serta tindak lanjut hasil penilaian).

9
Munawaroh.
10
Munawaroh.

10
Dalam tahap perencanaan model pembelajaran tematik selain memadukan standar kompetensi.
Kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran dapat juga dipadukan berbagai
jenis keterampilan yang ingin disampaikan dalam pembelajaran. Seperti dicontohkan oleh
Fogarty (1991:28) dalam pembelajaran tematik dapat dipadukan keterampilan berpikir
(thinking skill), keterampilan sosial (social skill) dan keterampilan mengorganisir (organizing
skill). Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dalam penelitian ini model pembelajaran tematik
yang dikembangkan akan dipadukan dengan keterampilan berpikir kritis (critical thinking).11

Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan model pembelajaran tematik secara umum terbagi dalam tiga
tahapan, yaitu pembukaan atau pendahuluan/eksplorasi, kegiatan inti/elaborasi, dan kegiatan
penutup/konfirmasi. Prinsip utama dalam pelaksanaan pembelajaran tematik meliputi:
Pertama, guru tidak mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator
dalam pembelajaran memungkinkan siswa menjadi pembelajar mandiri.

Kedua, pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara individu dan kelompok yang di dalamnya
menuntut adanya tanggung jawab dan kerja sama, dan ketiga, guru perlu akomodatif terhadap
ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam proses perencanaan Depdiknas
(1996:6).

Tahap pelaksanaan dalam pembelajaran tematik harus sesuai dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator serta keterampilan lain yang ingin dipadukan. Pelaksanaan
pembelajaran tematik juga memberikan peluang untuk menggunakan berbagai metode dan
strategi yang berpusat pada siswa dan sesuai dengan tingkat perkembangannya.

a. Kegiatan pembukaan atau pendahuluan/eksplorasi


kegiatan ini dilakukan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran sebagai upaya
mendorong siswa memfokuskan diri agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Sifat dari kegiatan pembukaan ini adalah untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan
penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan misalnya dengan
bercerita, bernyanyi atau kegiatan fisik/jjasmani
b. Kegiatan inti/elaborasi

11
Munawaroh.

11
Dalam kegiatan ini difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan
kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan berbagai strategi atau metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara
klasikal, kelompok kecil ataupun perorangan.
c. Kegiatan penutup/konfirmasi
Sifat dari kegiatan penutup ini adalah untuk menenangkan dan mengakhiri pembelajaran.
Kegiatan penutup dapat dilakukan dengan menyimpulkan atau menyampaikan hasil
pembelajaran yang telah dilakukan.
Tahap evaluasi

Menurut Tim Puskur (2007:14) evaluasi dalam pembelajaran tematik adalah usaha untuk
mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang
proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh siswa melalui
pembelajaran.12 Tujuan dari tahap evaluasi ini adalah untuk mengetahui pencapaian indikator
yang telah ditetapkan, memperoleh umpan balik bagi guru untuk mengetahui hambatan yang
terjadi dalam pembelajaran maupun efektivitas pembelajaran, memperoleh gambaran yang
jelas tentang perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa, sebagian acuan dalam
menentukan rencana tindak lanjut.

Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran.
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (1996:6) dalam tahap evaluasi hendaknya
memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran tematik sebagai berikut :

a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk
evaluasi lainnya.

b. Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai
berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.

c. Penilaian dilakukan secara terus menerus dan selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari masing-masing kompetensi dasar
dan hasil belajar dari mata pelajaran.

12
Munawaroh.

12
e. Hasil karya siswa dapat digunakan sebagai bahan masukan guru dalam mengambil
keputusan.

Adapun alat penilaian yang yang dapat digunakan dalam pembelajaran tematik dapat berupa
tes dan non tes. Tes mencakup tertulis, lisan atau perbuatan, catatan harian perkembangan
siswa dan portofolio. Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji
ketercapaian kompetensi dasar dan indikator pada tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema
yang diajarkan.

Dengan demikian penilaian tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah terpisah-pisah
sesuai dengan kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator mata pelajaran.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran tematik merupakan bentuk yang akan menciptakan sebuah pembelajaran


terpadu, yang akan mendorong keterlibatan siswa dalam belajar, membuat siswa aktif terlibat
dalam proses pembelajaran dan menciptakan situasi pemecahan masalah sesuai dengan
kebutuhan siswa, dalam belajar secara tematik siswa akan dapat belajar dan bermain dengan
kreativitas yang tinggi.Pembelajaran tematik juga dapat diartikan sebagai pola pembelajaran
mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, kemahiran, nilai dan sikap pembelajaran dengan
menggunakan tema.

Pembelajaran tematik dikembangkan selain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang


telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat meningkatkan pemahaman konsep yang
dipelajarinya secara lebih bermakna, mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah,
dan memanfaatkan informasi, menumbuh kembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-
nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan, menumbuh kembangkan keterampilan sosial
seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain,
meningkatlkan gairah dalam belajar, memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan
kebutuhannya.

B. Saran

Penulis menyarankan kepada para pembaca dan seorang calon guru agar bisa
memahami apa yang dibahas dalam pembahasan makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat
bagi penulis dan terkhusus bagi para pembaca. Dalam penulisan makalah ini tentunya jauh dari
kesempurnaan, hal ini disebabkan keterbatasan pengalaman, kemampuan dan pengetahuan
yang ada pada diri kami. Oleh karena itu kami mengharapkan kiritik dan saran dari pembaca
untuk perbaikan dan kelengkapan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Munir, dkk, Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Direktorat


Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005), p. 3.
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), p. 254.
Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), p. 80.
Abd. kadir dkk, Pembelajaran Tematik, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2014), p.
1.

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep,Strategi Dan Implementasinya,


(Jakarta: CV Pustaka Cendekia Utama, 2011), hal. 158.

Depag, Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, Direktorat Jenderal


Kelembagaan Agama Islam; Jakarta, 2005

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta;


Balai Pustaka, 1989

Depdiknas, Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah dasar, Jakarta;


Depdiknas, 2006

15

Anda mungkin juga menyukai