Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL PEMBELAJARAN TEMATIK

Dosen Pengampu: Des Sinta Sari, M.Pd

Nama: Muhammad Rizqi Dwi Naufal

Npm: 20211340004

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN

ROSALIA LAMPUNG
TAHUN PEMBELAJARAN 2023\2024

Apa Itu Pembelajaran Tematik?

Berdasarkan situs maglearning.id, Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang


menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga bisa memberikan pengalaman
bermakna kepada murid. Sedangkan tema sendiri yaitu gagasan pokok atau pokok pikiran yang menjadi
pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983).

A.  Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.Tema
adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta,
1983).Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya: Siswa mudah
memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,           Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan
mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama; Pemahaman
terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih
baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa;                                            
Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema
yang jelas; Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk
mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran;
Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan
sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk
kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.

B. Landasan Pembelajaran Tematik

Landasan Pembelajaran tematik mencakup:

1. Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (a)
progresivisme, (b) konstruktivisme, dan (c) humanisme. Aliran progresivisme yang memandang proses
pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana
yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme yang melihat
pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini,
pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya
melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat
ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-
masing siswa.       Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang
berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan
dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran humanisme yang melihat siswa dari segi
keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.

2. Landasan psikologis. Dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi


perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam
menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan
kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan
kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa
dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.

3. Landasan yuridis. Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan
yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah
UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak
memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).

C. Arti Penting Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif
dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk
dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung
siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep
lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk
Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan
perkembangan anak.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu
(learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang
akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-
unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran
yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan
pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat
membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala
sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).

Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain: (1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat
relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; (2) Kegiatan-kegiatan
yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; (3)
Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan
lebih lama; (4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; (5) Menyajikan kegiatan
belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam
lingkungannya; dan (6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi,
komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat
yaitu: (1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran
akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan, (2) Siswa
mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan
sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir, (3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan
mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. (4) Dengan adanya
pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat,

D.Tujuan Pembelajaran Tematik

Tujuan utama dari pembelajaran tematik adalah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Pembelajaran tematik telah dikembangkan sehingga mempunyai beberapa tujuan lain, yaitu
1.Agar para siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu karena materi disajikan
dalam konteks tema yang jelas.

2.Supaya peserta didik mmapu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi
dasar antar bagian dalam satu tema.

3.Agar pemahaman peserta didik terhadap aspek Pendidikan Agama Islam lebih mendalam dan
berkesan

4.Agar kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi lebih baik karena mengaitkan berbagai
topik/bagian dengan pengalaman pribadi dalam situasi nyata yang dirangkaikan dalam tema tertentu.

5.Agar guru Pendidikan Agama Islam bisa menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan
secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, sehingga
waktu yang tersisa bisa digunakan untuk pendalaman.

E. Manfaat Pembelajaran Tematik

Dengan diterapkannya proses pembelajaran tematik, maka akan memberikan beberapa manfaat,
yakni :Dengan menyatukan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran, maka
akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi bisa dikurangi atau bahkan
dihilangkan.Peserta didik mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna karena materi
pembelajaran lebih berperan sebagai alat atau sarana, bukan tujuan akhir.Pembelajaran menjadi
lengkap sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-
pecah.Dengan adanya pengaitan beberapa mata pelajaran, maka penguasaan konsep akan semakin baik
dan meningkat (Salimudin, 2011:36).Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan para
siswa.Memanfaatkan prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan.Bersifat flexibel.

F. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai


berikut:

Berpusat pada siswa. Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai
dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar
sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan
kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

Memberikan pengalaman langsung, Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung


kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu
yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas. Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata
pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema
yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran. Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari
berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami
konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Bersifat fleksibel. Pembelajaran tematik
bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan
mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan
dimana sekolah dan siswa berada.

G. Implikasi Pembelajaran Tematik

Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai implikasi yang
mencakup:

Implikasi bagi guru, Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan
kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran
dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.
Implikasi bagi siswa: (a)  Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya;
dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal, (b) Siswa
harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi
kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah.
Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media: (a) Pembelajaran tematik pada
hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari,
menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu,
dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar. (b)  Pembelajaran ini perlu
memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didesain secara khusus untuk keperluan
pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat
dimanfaatkan (by utilization). (c) Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media
pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang
abstrak.(d) Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang
sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan
buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi.

Implikasi terhadap Pengaturan ruangan. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu
melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:
ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan, susunan bangku peserta didik
dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung, peserta
didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet, kegiatan hendaknya bervariasi dan
dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas, dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk
memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar, alat, sarana dan sumber
belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan
menyimpannya kembali.

Implikasi terhadap Pemilihan metode. Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam
pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi
metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.

Anda mungkin juga menyukai