Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Metode Pembelajaran Tematik

Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar

Dosen Pengampu : Moh Reza Ifnuari M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Indah Puspita Sari (2021143230)

2. Dea Satya Agatha (2021143208)

3. Dera Tri Meika (2021143235)

4. Asnati (2021143218)

Universitas PGRI Palembang

Tahun Akademik 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Metode Pembelajaran Tematik” ini. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan
menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata
kuliah Strategi Belajar Mengajar. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
Bapak Moh Reza Ifnuari M.Pd. selaku dosen mata kuliah Strategi Belajar Mengajar dan kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat
diperbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya
karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………...…..……ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...……..…...4

A. Latar Belakang……………………………………………………………..…….…….4

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..………….4

C. Tujuan Pembuatan Makalah……………………………………………………..……..5

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….………6

A.Pengertian Metode Pembelajaran Tematik……………………………………………..6

B. Landasan Pembelajaran Tematik………………………………....................................7

C. Peran Tema Dalam Pembelajaran Tematik……………………………………...……..8

D. Strategi Pembelajaran Tematik………………………………………………..…….…9

BAB III PENUTUP……………………………………………………………….……..14

A. Simpulan……………………………………………………………………………..14
B. Saran…………………………………………………………………………………14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang


menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam
pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari
melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah
dipahaminya. Fokus perhatian dalam pembelajaran tematik terletak pada proses yang
ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-
bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya. Mengingat pentingnya relevansi
suatu metode dalam kegiatan belajar mengajar, dan demi menjaga keberlangsungan
interaksi antara pengajar dan peserta didik, dalam makalah ini penulis mencoba untuk
menguraikan metode tematik dalam mengajar agar bisa diaplikasikan dalam praktisnya
sesuai dengan konteks, sehingga setidaknya kita bisa mengetahui metode tematik
dalam pembelajaran, dan kita bisa menentukan mana tema belajar yang signifikan
untuk suatu metode tematik yang berorientasi pada karakteristik peserta d idik itu
sendiri, agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara interaktif dan optimal.

B. Rumusan Masalah

a. Apakah Pengertian Model Pembelajaran Tematik?

b. Apakah Landasan Model Pembelajaran Tematik?

c. Sejauh Mana Peran Tema Dalam Pembelajaran Tematik?

d. Apa Saja Strategi Pembelajaran Tematik?

4
e. Sebutkan Prinsip dan Kareteristik Pembelajaran Tematik?

f. Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik?

C. Tujuan Pembuatan Makalah

Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa
telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan
sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. Tujuan belajar ad alah
suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah
berlangsungnya proses belajar. Dengan mengkaji tentang model pembelajaran tematik
ini, diharapkan kita bisa tahu apa itu pembelajaran tematik, lebih dari itu kita bisa
menerapkannya dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar agar proses pembelajaran
lebih terpadu dan bermakna sebagaimana uraian yang dijelaskan dalam latar belakang.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran tematik adalah merupakan kegiatan belajar mengajar


dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar cara ini dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama,
materi beberapa mata pelajaran disajikan dalam tiap pertemuan. Sedangkan cara kedua,
yaitu tiap kali pertemuan hanya menyajikan satu jenis mata pelajaran. Pada cara kedua
ini, keterpaduannya diikat dengan satu tema pemersatu. Oleh karena itu pembelajaran
tematik ini sering juga disebut pembelajaran terpadu atau integrated learning. Bentuk
keterkaitan atau keterpaduan ini dapat diartikan sebagai pemberdayaan materi
pelajaran satu pada waktu menyajikan materi pelajaran lain yang diikat oleh satu tema.
Melalui pembelajaran tematik, pemahaman konsep selalu diperkuat karena adanya
sinergi pemahaman antara konsep yang dikemas dalam tema. Dalam pelaksanaannya,
pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema yang dipilih dan
dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan memperhatikan keterkaitannya dengan
isi mata pelajaran. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok
pembicaraan

Pada pembelajaran tematik cara pertama menuntut kreativitas guru dan sistem
persekolahan yang memiliki otoritas tinggi untuk membuat keputusan sendiri berkaitan
dengan perencanaan dan pelaksanaan gagasan inovatif seperti pembelajaran tematik
yang memungkinkan terjadinya perubahan jadwal dan perubahan target program kelas.
Pada pembelajaran terpadu dengan cara kedua ini memberi peluang pada sistem

6
persekolahan yang masih bersifat sentralistik, dimana sekolah banyak mengikuti
kebijakan yang ditentukan dari pengambil keputusan diluar sekolah seperti
penjadwalan dan target kurikulum. Misalnya, pada waktu berbelanja di pasar, mereka
berhadapan dengan hitung menghitung (Matematika), aneka ragam makanan sehat
(IPA), dialog tawar-menawar (bahasa Indonesia), dan harga yang terkadang naik turun
(IPS), serta beberapa materi pelajaran lainnya. Sebaliknya, materi pelajaran yang tidak
saling terkait merupakan hal yang abstrak bagi anak. Oleh karena itu, pembelajaran
tematik akan dirasakan lebih bermakna bagi diri anak. Pembelajaran tematik dapat
mempermudah anak dalam membangun gagasan atau pengetahuan baru, karena materi
yang disajikan saling terkait satu sama lain. Kegiatan pembelajaran akan lebih
bermakna apabila materi pelajaran yang sudah dipelajari atau dipahami siswa dapat
dimanfaatkan untuk mempelajari materi berikutnya. Pembelajaran yang terpadu sangat
berpeluang dalam membantu dan memanfaatkan pengetahuan anak yang telah dimiliki
sebelumnya.

Pembelajaran tematik memberikan peluang kepada anak untuk


mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan secara bersamaan. Ketiga ranah
sasaran pendidikan ini meliputi (jujur, teliti, tekun, terbuka terhadap gagasan ilmiah),
keterampilan (memperoleh, memilih, dan memanfaatkan informasi, menggunakan alat,
mengamati, membaca grafik, termasuk juga keterampilan sosial seperti bekerjasama
dan kepemimpinan), dan wawasan kognitif (seperti gagasan konseptual tentang
lingkungan dan alam sekitar). Pembelajaran tematik memberi peluang kepada anak
untuk membangun sinergi kemampuannya, sehingga tujuan utuh pendidikan (mandiri,
peka, dan bertanggungjawab) dapat dicapai. Kemampuan yang diperoleh dari satu mata
pelajaran akan saling memperkuat kemampuan yang diperoleh dari mata pelajaran lain.
Sehingga guru dapat lebih menghemat waktu dalam menyusun rencana pembelajaran.
Tidak hanya siswa, guru pun belajar lebih bermakna terhadap konsep-konsep sulit yang
diajarkan. Dengan demikian, pembelajaran tematik merupakan salah satu wahana ideal
untuk mengangkat realita sehari-hari sebagai tema pengajaran.

7
B. Landasan Pembelajaran Tematik

Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga


aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, (3) humanisme. Aliran
progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan
kreatifitas, pembelajaran sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan
memperhatikan kemampuan siswa. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman
langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran
ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi
pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan
lingkungannya. Sedangkan aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan atau
kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.

Landasan Psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan


psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan
diperlukan terutama dalam menentukan isi atau materi pembelajaran tematik yang
diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal
bagaimana isi atau materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa
dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.

Landasan Yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai


kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di
sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh
pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (Pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003

8
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada
setiap satuan pendidikan barhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan
bakat, minat, dan kemampuannya

C. Peran Tema Dalam Pembelajaran Tematik

Tema adalah fikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
Tema dapat diuraikan menjadi anak tema atau sub tema yang disebut topik. Tema itu
cakupannya lebih luas dan cendrung masih abstrak, sedangkan anak tema atau topik
lebih spesifik dan cendrung lebih kongrit. Peran tema dalam pembelajaran tematik
terutama menekankan pada kemampuan siswa untuk:

a. Memusatkan perhatian pada suatu tema.

b. Mempelajari pengatahuan dan mengembangkan berbagai kompotensi mata


pelajaran dalam tema yang sama.

c. Memahami materi pembelajaran lebih mendalam, berkesan, dan bermakna,

d. Mengembangkan kompotensi berbahasa lebih baik karena mengkaitkan mata


pelajaran dengan pengalaman pribadi siswa.

e. Merasakan mamfaat dan makna belajar karena materi pembelajaran di sajikan


dalam konteks tema yang jelas.

f. Belajar dan berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti bertanya, bercerita,


menulis dan sebagainya.

D. Strategi Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan


beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek
kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Strategi pembelajaran tematik lebih

9
diutamakan pada pembelajaran secara langsung dan menghubungkannya dengan
konsep lain yang sudah dipahami sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa.
Pembelajaran tematik biasanya diajarkan kepada siswa yang umumnya mereka masih
melihat segala sesuatu keutuhan (holistic), perkembangan fisiknya tidak dapat
dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial dan emosional.

a. Langkah-langkah menentukan tema

Sebagai landasan pembelajaran yang akan dilakukan, guru dapat melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:

1) Menetapkan dan memilih tema.

2) Mengembangkan tema menjadi anak tema atau topik.

3) Memilih atau menetapkan anak tema.

4) Mengembangkan anak tema menjadi materi pembelajaran yang akan dibahas


dikelas baik dalam bentuk percakapan, tanya jawab dialog, diskusi, atau bentuk
lainnya.

b. Langkah-langkah Perencanaan Pembelajaran Tematik

Langkah-langkah perencanaan pembelajaran tematik adalah:

1) Mempelajari butir-butir dalam garis-garis besar program pembelajaran (GBPP).

2) Menyusun sendiri butir-butir pembelajaran apa saja yang dapat dipadu dalam unit
tematis tertentu.

3) Menetapkan kompotensi dasar dan merumuskan indikator pembelajarannya.

4) Mengedintifiikasi keselarasan hubungan kompotensi dasar dengan d an butir-butir


indikator hasil belajar dari antar topik pembelajaran.

10
5) Menentukan tema dan teks yang akan dijadikan landasan pembelajaran.

6) Menentukan skenario pembelajarannya.

Skenario pembelajaran tematik harus menggambarkan,

a) Prosedur kegiatan pembelajaran.

b) Kegiatan yang dilakukan guru dalam menciptakan, mengendalikan dan menilai


proses pembelajaran.

c) Bentuk interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.

E. Prinsip Pembelajaran Tematik

Ada beberapa perinsip yang perlu diperhatikan terutama pada waktu penggalian tema
dalam pembelajaran tematik yaitu.

a. Tidak terlalu luas tetapi mudah digunakan untuk memadukan mata pelajaran.

b. Bermakna memberikan bekal pada siswa untuk belajar selanjutnya.

c. Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.\

d. Menunjukkan minat siswa.

e. Mempertimbangkan peristiwa yang nyata (otentik) yang terjadi.

f. Mempertimbangkan kurikulum yang berlaku dan harapan masyarakat.

g. Mempertimbangkan ketersediyaan sumber belajar

F. Karakteristik Pembelajaran Tematik

11
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki
karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

a. Berpusat pada siswa.

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan
pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek
belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

b. Memberikan pengalaman langsung.

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct


experiences). Dengan pengalaman ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata
(konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tak begitu jelas.
Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat
berkaitan dengan kehidupan siswa.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.

Proses pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran


dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-
konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

12
e. Bersifat fleksibel.

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan
ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan
siswa berada.

f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai


dengan minat dan kebutuhannya.

g. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Tematik

Kelebihan pembelajaran tematik, antara lain:

a. Pengalaman dan kegiatan belajar sesuai dengan tingkat pengembangan dan


kebutuhan siswa.

b. Sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, sehingga dalam memilih tema
hendaknya yang terdekat dengan kehidupan siswa.

c. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan utuh, sehingga


hasil belajarnyapun tahan lama, berkesan dan bermakna (Meaningful).

d. Mengembangkan keterampilan berfikir siswa.

Dalam suatu model pembelajaran pasti akan terdapat suatu kekurangan, seideal apapun
suatu model pembelajaran, pasti akan terdapat suatu kekurangan. Dimana terdapat
ketidak sesuaian, ketidak sesuaian tersebut pasti terdapat dalam salah satu aspek-aspek
tertentu.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Model pembelajaran tematik ini juga kiranya lebih relevan diterapkan, sebab model
pembelajaran tematik ini juga dapat membantu membangkitkan minat belajar siswa.
Karena dalam pengemasan mata pelajaran menggunakan model pembelajaran tematik
ini, mata pelajaran yang disaling kait-kaitkan dikemas dalam bentuk penyampaian
materi yang didalamnya terdapat unsur bermain, sehingga siswa sekolah dasar akan
lebih menyukainya. Anak-anak kreatif sama saja kedudukannya dengan anak-anak
biasa lainnya dirumah, sekolah maupun masyarakat, namun karena potensi kreatifnya
itu mereka sangat memerlukan perhatian khusus dari pendidik untuk mengembangkan
dirinya. Perhatian khusus di sini bukan berarti mereka harus mendapatkan perlakuan
istimewa, melainkan harus mendapatkan bimbingan sesuai dengan potensi kreatifnya
itu agar tidak sia-sia dan metode tematik ini juga merupakan salah satu metode yang
bisa menunjang hal tersebut.

B. Saran
Kiranya model pembelajaran tematik ini lebih bermakna, bermakna disini berarti
bahwa siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui
pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah
dipahaminya. Berangkat dari pemahaman kebermaknaan model pembelajaran tematik,
maka dari itu kiranya perlu seorang guru dan atau kita selaku mahasiswa Pendidikan
Guru Sekolah Dasar yang menjadi calon-calon guru untuk memahami tentang model
pembelajaran tematik, lantaran model pembelajaran tematik ini adalah merupakan
model pembelajaran yang dapat dikatakan komprehensif.

14
Daftar Pustaka

Depdiknas. (2007). Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Satuan Pendidikan


(KTSP). Jakarta.

Kunandar. (2007). Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Snellbecker, Glen E. (1974). Instructional Theory and Psychoeducation Design. New


York: McGraw Hill International Book Company.

Sudjana, Nana. (1985). Teori Belajar. Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta.

Wirawan, Sarlito. (1978). Berkenaan dengan Aliran-Aliran dan Tokoh Psikologi.


Jakarta: Bulan Bintang.

15

Anda mungkin juga menyukai