Disusun Oleh :
Kelompok 5
4. Asnati (2021143218)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Metode Pembelajaran Tematik” ini. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan
menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata
kuliah Strategi Belajar Mengajar. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
Bapak Moh Reza Ifnuari M.Pd. selaku dosen mata kuliah Strategi Belajar Mengajar dan kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat
diperbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya
karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...…..……ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...……..…...4
A. Latar Belakang……………………………………………………………..…….…….4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..………….4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….………6
A. Simpulan……………………………………………………………………………..14
B. Saran…………………………………………………………………………………14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
4
e. Sebutkan Prinsip dan Kareteristik Pembelajaran Tematik?
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa
telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan
sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. Tujuan belajar ad alah
suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah
berlangsungnya proses belajar. Dengan mengkaji tentang model pembelajaran tematik
ini, diharapkan kita bisa tahu apa itu pembelajaran tematik, lebih dari itu kita bisa
menerapkannya dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar agar proses pembelajaran
lebih terpadu dan bermakna sebagaimana uraian yang dijelaskan dalam latar belakang.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pada pembelajaran tematik cara pertama menuntut kreativitas guru dan sistem
persekolahan yang memiliki otoritas tinggi untuk membuat keputusan sendiri berkaitan
dengan perencanaan dan pelaksanaan gagasan inovatif seperti pembelajaran tematik
yang memungkinkan terjadinya perubahan jadwal dan perubahan target program kelas.
Pada pembelajaran terpadu dengan cara kedua ini memberi peluang pada sistem
6
persekolahan yang masih bersifat sentralistik, dimana sekolah banyak mengikuti
kebijakan yang ditentukan dari pengambil keputusan diluar sekolah seperti
penjadwalan dan target kurikulum. Misalnya, pada waktu berbelanja di pasar, mereka
berhadapan dengan hitung menghitung (Matematika), aneka ragam makanan sehat
(IPA), dialog tawar-menawar (bahasa Indonesia), dan harga yang terkadang naik turun
(IPS), serta beberapa materi pelajaran lainnya. Sebaliknya, materi pelajaran yang tidak
saling terkait merupakan hal yang abstrak bagi anak. Oleh karena itu, pembelajaran
tematik akan dirasakan lebih bermakna bagi diri anak. Pembelajaran tematik dapat
mempermudah anak dalam membangun gagasan atau pengetahuan baru, karena materi
yang disajikan saling terkait satu sama lain. Kegiatan pembelajaran akan lebih
bermakna apabila materi pelajaran yang sudah dipelajari atau dipahami siswa dapat
dimanfaatkan untuk mempelajari materi berikutnya. Pembelajaran yang terpadu sangat
berpeluang dalam membantu dan memanfaatkan pengetahuan anak yang telah dimiliki
sebelumnya.
7
B. Landasan Pembelajaran Tematik
8
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada
setiap satuan pendidikan barhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan
bakat, minat, dan kemampuannya
Tema adalah fikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
Tema dapat diuraikan menjadi anak tema atau sub tema yang disebut topik. Tema itu
cakupannya lebih luas dan cendrung masih abstrak, sedangkan anak tema atau topik
lebih spesifik dan cendrung lebih kongrit. Peran tema dalam pembelajaran tematik
terutama menekankan pada kemampuan siswa untuk:
9
diutamakan pada pembelajaran secara langsung dan menghubungkannya dengan
konsep lain yang sudah dipahami sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa.
Pembelajaran tematik biasanya diajarkan kepada siswa yang umumnya mereka masih
melihat segala sesuatu keutuhan (holistic), perkembangan fisiknya tidak dapat
dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial dan emosional.
Sebagai landasan pembelajaran yang akan dilakukan, guru dapat melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
2) Menyusun sendiri butir-butir pembelajaran apa saja yang dapat dipadu dalam unit
tematis tertentu.
10
5) Menentukan tema dan teks yang akan dijadikan landasan pembelajaran.
c) Bentuk interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
Ada beberapa perinsip yang perlu diperhatikan terutama pada waktu penggalian tema
dalam pembelajaran tematik yaitu.
a. Tidak terlalu luas tetapi mudah digunakan untuk memadukan mata pelajaran.
11
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki
karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan
pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek
belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tak begitu jelas.
Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat
berkaitan dengan kehidupan siswa.
12
e. Bersifat fleksibel.
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan
ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan
siswa berada.
b. Sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, sehingga dalam memilih tema
hendaknya yang terdekat dengan kehidupan siswa.
Dalam suatu model pembelajaran pasti akan terdapat suatu kekurangan, seideal apapun
suatu model pembelajaran, pasti akan terdapat suatu kekurangan. Dimana terdapat
ketidak sesuaian, ketidak sesuaian tersebut pasti terdapat dalam salah satu aspek-aspek
tertentu.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran tematik ini juga kiranya lebih relevan diterapkan, sebab model
pembelajaran tematik ini juga dapat membantu membangkitkan minat belajar siswa.
Karena dalam pengemasan mata pelajaran menggunakan model pembelajaran tematik
ini, mata pelajaran yang disaling kait-kaitkan dikemas dalam bentuk penyampaian
materi yang didalamnya terdapat unsur bermain, sehingga siswa sekolah dasar akan
lebih menyukainya. Anak-anak kreatif sama saja kedudukannya dengan anak-anak
biasa lainnya dirumah, sekolah maupun masyarakat, namun karena potensi kreatifnya
itu mereka sangat memerlukan perhatian khusus dari pendidik untuk mengembangkan
dirinya. Perhatian khusus di sini bukan berarti mereka harus mendapatkan perlakuan
istimewa, melainkan harus mendapatkan bimbingan sesuai dengan potensi kreatifnya
itu agar tidak sia-sia dan metode tematik ini juga merupakan salah satu metode yang
bisa menunjang hal tersebut.
B. Saran
Kiranya model pembelajaran tematik ini lebih bermakna, bermakna disini berarti
bahwa siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui
pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah
dipahaminya. Berangkat dari pemahaman kebermaknaan model pembelajaran tematik,
maka dari itu kiranya perlu seorang guru dan atau kita selaku mahasiswa Pendidikan
Guru Sekolah Dasar yang menjadi calon-calon guru untuk memahami tentang model
pembelajaran tematik, lantaran model pembelajaran tematik ini adalah merupakan
model pembelajaran yang dapat dikatakan komprehensif.
14
Daftar Pustaka
Sudjana, Nana. (1985). Teori Belajar. Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta.
15