Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PEMBELAJARAN IPA TERPADU

“Model Keterpaduan Pembelajaran IPA Terpadu Model Fragmented”

DOSEN PENGAMPU:

Dra. Yurnetti, M.Pd.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1:

1. Faiza Fadhila (21231059)


2. Melda Oktavia (21231013)
3. Nadya Hasanah (21231015)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


DEPARTEMEN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Model Keterpaduan
Pembelajaran IPA Terpadu Model Fragmented” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Pembelajaran IPA Terpadu. Makalah ini berisi mengenai
konsep dan prinsip Model Keterpaduan Pembelajaran IPA Terpadu Model
Fragmented

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra. Yurnetti, M.Pd, selaku
dosen mata kuliah Pembelajaran IPA Terpadu yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan.

Kami juga mengucapakan terima kasih atas segala bantuan dari pihak yang
telah bekerja sama dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat dibutuhkan guna
perbaikan dan kelengkapan makalah ini.

Padang, 02 September 2022

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………1

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..3

A. Latar Belakang………………………………………………………………………...3
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………..4
C. Tujuan………………………………………………………………………………….5

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………...…6

A. Model Fragmented…………………………………………………………………….6
B. Pandangan terhadap Model Fragmented……………………………………………..10
C. Mengkaitkan materi Sistem Pencernaan dengan Model Fragmented………………..11

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………..…16

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………...16

DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………...17

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran merupakan suatu istilah yang begitu melekat dengan dunia
pendidikan, pembelajaran dalam istilah lama dikenal dengan istilah “Pengajaran”,
“belajar-mengajar”, dan dalam bahasa inggris padanan kata pembelajaran dikenal
dengan istilah “instructional”, yang didalamnya mengandung makna interaksi antara
peserta didik dengan lingkungan dan sumber belajar. Dan di Indonesia mengenai
pembelajaran di atur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Dengan seiring berkembangnya zaman, teknologi dan pengetahuan, lambat-
laun metode pembelajaran pun ikut berkembang mengikutinya, dengan banyaknya hal
yang menjadi pertimbangan bagi para tenaga didik. Misalnya yang dijadikan
pertimbangan adalah kemampuan siswa yang mampu memahami semua hal dengan
baik, ada juga murid yang hanya mampu memahami beberapa hal jika di
kelompokkan atau dipisah. Dengan demikian para pendidik memunculkan inovasi
baru dalam dunia Pendidikan yaitu yang dikenal dengan istilah “pembelajaran
terpadu”. Pembelajaran terpadu merupakan sebuah konsep pembelajaran yang digagas
oleh Jhon Dewey, menurut Dewey pembelajaran terpadu adalah salah satu bentuk
usaha untuk mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan peserta didik dan
kemampuan pengetahuannya. Dan Dewey menjelaskan lebih lanjut bahwa,
pembelajaran terpadu adalah pendekatan untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik dalam pembentukan pengetahuan berdasarkan interaksi dengan lingkungan dan
pengalaman dalam kehidupannya.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan yang mengkaitkan serta
menghubungkan suatu konsep-konsep dari pelajaran satu dengan pelajaran lain.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep pendekatan pembelajaran yang mengemas
beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi
anak. Pembelajaran terpadu akan membantu menciptakan kesempatan yang luas bagi
siswa untuk melihat dan membangun konsep-konsep yang saling berkaitan.

3
Untuk menerapkan pembelajaran terpadu diperlukan suatu model
pembelajaran yang dapat membantu mengoptimalkan proses belajar mengajar agar
tercapainya tujuan secara efektif. Model pembelajaran terpadu pada dasarnya
merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara
individual maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep secara holistik,
bermakna dan otentik.
Pembelajaran terpadu dalam penerapannya agar lebih ter-arah, tentu ada
karakteristiknya. Yaitu pembelajaran terpadu didefinisikan sebagai pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik, karena pembelajaran terpadu merupakan sebuah sistem
pembelajaran yang memberikan keleluasaan kepada para peserta didik, baik secara
individu maupun kelompok. Karakteristik selanjutnya yaitu lebih menekankan
pembentukan pemahaman dan kebermaknaan, sehingga akan berdampak terhadap
kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Pembelajaran terpadu juga berkarakteristik
sebagai pembelajaran yang berpedoman terhadap pengalaman para peserta didik.
Lebih memperhatikan proses yang di lewati para peserta didik, dibandingkan hasil.
Bagaimana peserta didik dapat memahami dan mendalami materi. Selain itu
pembelajaran terpadu juga sarat dengan muatan keterkaitannya dengan sudut pandang
para peserta didik.
Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (1996 :
3) menjelaskan karakteristik pembelajaran terpadu adalah berupa; Holistik (menjadi
pusat perhatian), bermakna (memungkinkan terbentuknya jalinan antar konsep-
konsep), otentik (memahami seacara langsung prinsip dan konsep yang ingin
dipelajari), dan aktif (menekankan keaktifan secara fisik, mental, intelektual maupun
emosional).
Pembelajaran terpadu berprinsip pada penggalian tema, pengelolalaan
pembelajaran, prinsip evaluasi, dan prinsip reaksi karena hal-hal tersebut
memungkinkan guru menemukan kiat-kiat untuk memunculkan capaian
pembelajaran. Pembelajaran terpadu juga telah di aplikasikan di jenjang Sekolah
Menengah Pertama dengan mempertimbangkan perkembangan zaman dan
disesuaikan dengan kemampuan para peserta didik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan model fragmented?
2. Bagaimana prinsip dasar dari model fragmented?
4
3. Apa saja keunggulan dari model fragmented?
4. Apa saja kelemahan dari model fragmented?
5. Bagaimana cara mengkaitkan model faragmented dengan materi IPA?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari model fragmented
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip dasar model fragmented
3. Untuk mengetahui keunggulan dari model fragmented
4. Untuk mengetahui kelemahan dari model fragmented
5. Untuk mengetahui cara mengkaitkan model fragmented dengan materi IPA

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. MODEL FRAGMENTED
1. Pengertian Model Fragmented
Menurut Fogarty (1991) model fragmented adalah setiap mata pelajaran
berlangsung terpisah dengan pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda
dari setiap guru. Seperti sebuah periskop, memandang satu arah, fokus pada setiap
mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan makna/isi dan
keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnnya. Kurikulum ini
dipahami sebagai kurikulum mata pelajaran yang terpisah satu sama lainnya
(separated subject curriculum) dimana mata pelajaran tersebut terpisah-pisah dan
kurang mempunyai keterkaitan dengan mata pelajaran lainnya (Abdullah, 2007).
Sedangkan menurut Bambang Soekarno (2011) model fragmented adalah
“model pembelajaran konvensional (umumnya) yang terpisah secara mata
pelajaran.” Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan
keterkaitan antara satu dengan pelajaran lainnnya. Model fragmented (terpisah)
merupakan kurikulum dimana bahan pelajaran disajikan dalam bentuk subject
atau mata pelajaran yang utuh tanpa ada keterkaitan dengan mata pelajaran lain.
Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang
yang berbeda. Setiap mata pelajaran tampak sebagai suatu kesatuan dalam bidang
studi itu sendiri, memiliki ranahnya masing-masing, dan tidak ada usaha untuk
menyatukannya.
Model fragmented ini menggunakan susunan kurikulum tradisional yang mana
memisahkan berbagai disiplin ilmu. Baik itu disiplin ilmu satu dengan disiplin
ilmu lainnya diajarkan secara terpisah. Pada model fragmented ini bahan mengajar
diajarkan secara utuh tampa mengaitkan dengan bahan ajar pada disiplin ilmu
lainnya, namun disetiap disiplin ilmu memiliki bagian-bagian atau bidang ilmu
yang merupakan satu kesatuan dalam ilmu tersebut. Berdasarka model fragmented
ini setiap mata pelajran diajarkan secara terpisah dengan mata pelajaran lainnya
baik itu guru yang mengajar, dan mungkin pula ruangan yang berbeda.

6
Kurikulum dengan model fragmented ini disebut juga dengan separated
subject curriculum yang artinya mata pelajaran terpisah-pisah dan kurang
mempunyai keterkaitan dengan mata pelajaran lainnya. Contoh dari model
fragmented yaitu seorang guru SMP mengajar mata pelajaran IPA maka konsep
pada pelajaran IPA diajarkan secara utuh kepada siswanya tanpa melihat atau
mempertimbangkan dengan konsep yang ada pada mata pelajaran IPS atau Bahasa
Indoneseia. Perhatikan gambar dibawah ini untuk memahami pembeljaran
fragmented:

Model ini merupakan model tradisional yang memisahkan dan membedakan


bidang-bidang kajian dalam satu disiplin ilmu. Contoh : Guru mengaplikasikan
model ini dalam mata pelajaran matematika, IPA, Bahasa Indonesia, IPS, dan
SBK.

Model fragmented ini akan berguna apabila diterapkan pada sekolah dasar
yang siswanya memiliki berbagai macam karakter yang berbeda. Dengan berbagai
macam bidang ilmu yang ada yang nantinya siswa akan didorong untuk memilih
jurusan yang paling mereka sukai. Dan model ini sangat bermanfaat pada tingkat
menengah atas dan universitas, dimana masing-masing siswa akan kita dorong
untuk menentukan dan mengkhususkan bidang keahlian yeng meraka miliki
melalui serangkaian aktivitas seperti monitoring, pelatihan, serta kerja sama
belajar. Selain itu model ini juga sangat bermanfaat untuk guru yang ingin lebih
spesifik dalam keahliannya di bidang ilmu tertentu dan menggembangkan
kurikulum yang ada dalam proses pembelajaran di kelas. Manfaat model
fragmented ini diantaranya:
a) Menjaga agar suatu mata pelajaran terjaga keaslian dan kemurniannya,
tidak tercampuri oleh mata pelajaran yang lainnya.

7
b) Menyiapkan seorang guru yang benar-benar ahli dalam di bidang mata
pelajaran yang ia ajarkan dan mampu mengajarkan, menggali, dan
memahami materi secara luas dan mendalam.
c) Memberikan kenyamanan bagi seluruh peserta didik. Artinya guru akan
ditempatkan sebagai seorang sumber belajar, sebagai siswa sebagai
pencari ilmu yang berbeda.

2. Keunggulan Model Fragmented


Keuntungan yang diperoleh dalam pelaksanaan kurikulum model ini adalah
esensi dari masing-masing ilmu dapat disampaikan secara murni. Selain itu, guru
dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya (Fogarty, 1991
dalam Ahmad Dahlan 2016). Oleh karenanya, guru mudah menentukan ruang
lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran.
Selain kelebihan diatas, model fragmented mempunyai kelebihan-kelebihan
yang lainnya, diantaranya sebagai berikut:
a. Bahan pelajaran dapat disajikan secara logis dan sistematis. Tiap mata
pelajaran mengandung sistematik tertentu. Berhitung dimulai dengan
bilangan-bilangan yang kecil kemudian meningkat pada bilangan-bilangan
yang besar. Ilmu pasti mulai dengan pengertian-pengertian dasar,
kemudian diberikan bentuk-bentuk yang lebih kompleks.
b. Adanya kejelasan dan pandangan yang terpisah dalam suatu mata
pelajaran.
c. Sederhana, mudah direncanakan dan dilaksanakan. Kurikulum model
pembelajaran terpadu fragmented inilah yang paling mudah disusun,
direorganisasi, ditambah, atau dikurangi. Hal ini dikarenakan perubahan
satu mata pelajaran tidak berpengaruh pada mata pelajaran lainnya.
d. Guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya dan
dengan mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan
dalam setiap pembelajaran.
e. Materi pelajaran merupakan bentuk yang murni dari setiap ilmu.
f. Menciptakan guru yang ahli dalam bidangnya serta dapat mengembangkan
ilmunya secara luas.
g. Menggali pengetahuan lebih dalam dari setiap mata pelajaran.
h. Siswa akan terfokus dan terbimbing dalam belajar.
8
3. Kekurangan Model Fragmented
Kekurangan yang sangat menonjol dalam model ini tidak adanya penjelasan
dalam keterkaitan konsep antar mata pelajaran karena masing-masing mata
pelajaran seolah-olah terpisah satu sama lain. Selain itu, menyisakan beban
kepada peserta didik untuk mengerahkan sumber daya mereka sendiri dalam hal
membuat koneksi dan mengintegrasikan konsep serupa (Fogarty, 1991: 6 dalam
Ahmad Dahlan, 2016:5). Oleh karena itu, seakan terjadi konsep ganda dalam
pembahasan konsep yang sama dilihat dari dua mata pelajaran.
Hal itu selaras dengan pendapat Nasution 2003: 185 (dalam Ahmad Dahlan,
2016:6), bahwa kurikulum model fragmented memiliki beberapa kelemahan.
Kelemahan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kurikulum model ini memberikan mata pelajaran yang lepas-lepas, yang
tidak berhubungan satu sama lain. Hal ini bertentangan dengan situasi
kehidupan nyata yang saling berhubungan satu sama lain.
b. Kurikulum model ini tidak memperhatikan masalah-masalah sosial yang
dihadapi anak-anak dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam praktiknya,
kurikulum ini bertujuan menyampaikan sejumlah pengetahuan yang
terdapat dalam buku-buku pelajaran yang ditentukan. Seringkali bahan
pelajaran itu tidak ada hubungannya dengan masalah-masalah yang
dihadapi anak-anak dalam kehidupannya.
c. Tujuan kurikulum model ini terlampau terbatas. Kurikulum ini
mengabaikan atau kurang memperhatikan pertumbuhan jasmaniah,
perkembangan sosial, dan emosional karena memusatkan tujuannya pada
perkembangan intelektual dengan kurang memperhatikan situasi-situasi
nyata yang dihadapi anak didik dalam kehidupan.
d. Kurikulum model fragmented ini kurang mengembangkan kemampuan
berpikir. Kurikulum ini mengutamakan penguasaan pengetahuan dengan
jalan ulangan dan hafalan, serta kurang mengajak anak untuk berpikir
sendiri.
e. Model fragmented ini cenderung menjadi statis dan ketinggalan zaman.
Bahan pelajaran dalam kurikulum ini terutama didasarkan pada
pengetahuan yang tercantum dalam buku. Adakalanya buku yang
digunakan dari tahun ketahun tidak ada perubahan.

9
f. Siswa tidak mampu membuat hubungan yang berkesinambungan antara
macam bidang ilmu yang berbeda sehingga mereka tidak mampu membuat
hubungan secara konsep dua mata pelajaran yang berbeda.
g. Model ini akan menyebabkan semacam proses tumpang tindih dalam hal
konsep dan prilaku yang dikuasai siswa.
h. Tidak efisien waktu karena mata pelajaran disajikan secara terpenggal-
penggal.
i. Kurang konkret karena berpusat pada mata pelajaran.

4. Penggunaan model fragmented


Pada penerapannya model fragmented ini cocon digunakan untuk:
 Model ini cocok untuk sejumlah kasus dan berfungsi pada sekolah besar
dengan populasi yang banyak
 Misalnya di universitas tempat siswa melakukan perjalanan pada jalur
studi khusus yang membutuhkan pengetahuan dan ahli untuk mengajar,
membimbing, melatih dan berkolaborasi

B. PANDANGAN TERHADAP MODEL FRAGMENTED


Diketahui bahwa metode pembelajaran dengan model fragmented merupakan metode
pembelajaran yang menekankan untuk memisahkan berbagai disiplin ilmu, dengan
bertujuan agar para pelajar dapat membedakan dan mengelompokkan masing-masing
ilmu tersebut. Ada beberapa pandangfan terhadap model fragmented, diantaranya:
 Menurut Margunayasa (2014); masing-masing mata pelajaran dipandang
sebagai kajian murni yang berdiri sendiri.
 Fogerty (2009); beliau berpendapat bahwa model pembelajaran fragmented
merupakan model pembelajaran yang tidak dikaitkan dengan mata pelajaran
lain yang di kaji secara utuh. Menurut beliau pembelajaran dengan metode ini
seperti sebuah periskop, hanya memandang fokus ke satu arah, jadi para
pelajar bisa fokus pada satu mata pelajaran

Penerapan Pada Konsep IPA (Topik IPA)


Contoh penerapan konsep fragmented dalam pembelajaran IPA. Dalam
penerapannya pembelajaran IPA yang menggunakan metode ini menjadi lebih

10
terencana dan terarah, karena akan di bagi/ dikelompokkan menjadi 3 aspek,
yaitu; fisika, kimia, dan biologi dengan pembagian ketiga aspek ini para siswa
akan lebih terarah dalam memahami materi IPA tersebut. Dan dengan pembagian
tersebut juga peserta didik dapat menerapkan ilmu IPA tersebut sesuai bidangnya.
Misalnya ketika seorang siswa hendak melakukan pencangkokan terhadap sebuah
tanaman, maka ia akan menyadari apa yang hendak ia lakukan adalah salah satu
penerapan ilmu IPA pada aspek Biologi. Ataupun semisal ketika seorang siswa
yang secara spontan membantu pekerjaan orang tuanya menggunakan katrol maka
ia akan paham bahwa ia telah menerapkan konsep pesawat sederhana yang
merupakan salah satu contoh dari aspek Fisika. Dengan demikian jelas terlihat
bahwa penerapan model fragmented dalam mata pelajaran IPA sangat
berpengaruh dalam membantu siswa memahami dan mengelompokkan aspek
disiplin ilmu dengan benar.

C. MENGKAITKAN MATERI SISTEM PENCERNAAN DENGAN MODEL


FRAGMENTED
Topik: Sistem Pencernaan pada Manusia
Sistem pencernaan manusia merupakan rangkaian jarngan organ yang
mempunyai fungsi untuk mencerna makanan, yang diproses secara mekanik dan
kimiawi. Proses mekanik ini berarti dilakukan dengan Gerakan mengunyah,
menelan,memompa dan meremas makanan. Sedangkan secara kimiawi tahapannya
membutuhkan enzim untuk mengubah makanan menjadi kecil sehingga mudah
diserap oleh tubuh.
Sebelum makanan dicerna oleh tubuh, prosesnya akan melewati beberapa
organ sebagai berikut:
a) Mulut berfungsi sebagai tempat masuknya makanan dan mulut merupakan
tempat proses pencernaan secara mekanik oleh gigi dan kimiawi oleh enzim
amilase
b) Faring dan esofagus berfungsi sebagai jalur makanan untuk didorong ke
lambung dengan Gerakan peristaltic.
c) Lambung berfungsi sebagai pemecah makanan yang nantinya dicampur
dengan asam dan enzim untuk mencerna protein, menyimpan makanan dan
mematikan mikroorganisme.

11
d) Pancreas,hati dan empedu. Hati adalah organ pelengkap yang membentuk
cairan empedu dari proses pencernaan lemak. Pancreas berfungsi
memproduksi enzim untuk mencerna karbo, protein, lemak di usus halus.
e) Usus halus terbagi jadi 3( duodenum, jejunum, ileum). Duodenum berfungsi
sebagai tempat pencernaan kimiawi, sedangkan jejenum dan ileum ini tempat
penyerapan sari makanan.
f) Usus besar difungsikaan sebagai pengatur kadar air pada sisa makanan.
g) Anus yang berfungsi sebagai jalur untuk membuang zat sisa makanan.

Bidang Fisika yang terkait dengan Sistem Pencernaan pada Manusia

Pada saat di mulut, terjadi prinsip perubahan energi dengan bantuan enzim di ludah
serta pemecahan mekanik dengan gigi. Pada mulut, makanan dikunyah dan ditelan dengan
percepatan normal, hal ini dikarenakan pada kondisi ideal, manusia mengunyah makanan 30
kecap sekali telan. Lidah, merupakan jaringan otot yang memiliki pangkal pada bagian
belakang dasar mulut. Lidah berfungsi untuk menahan makanan saat dikunyah dan juga
mendorong makanan dari rongga mulut untuk masuk ke kerongkongan.

Pada saat di kerongkongan, terjadi prinsip gaya dorong yang biasa disebut gerak
peristaltik dan percepatan untuk mendorong makanan menuju ke lambung. Pada
kerongkongan, percepatannya bertambah karena sifatnya sebagai penghubung antara mulut
dan lambung meskipun memiliki gerakan peristaltik

Sistem pencernaan dilengkapi dengan katub-katub (valves) yang berperan sebagai


pembuka dan penutup sehingga sistem pencernaan berproses dengan sempurna. Katub di
dalam usus berperan untuk meratakan penyaluran makanan di dalamnya. Katub-katub
terdapat pada antara lambung dan usus kecil (pylorus; yang berperan untuk menghindari
aliran makanan dari usus kecil kembali ke lambung) dan antara usus kecil dan usus besar.
Pada beberapa kejadian aliran penyaluran terbalik dapat saja terjadi, seperti pada saat muntah,
aliran makanan berbalik dari yang normalnya. Tekanan di dalam lambung dan usus lebih
besar dari pada tekanan atmosfer. Makanan yang dimakan (setelah kenyang) meningkatkan
tekanan pada sistem pencernaan. Pertambahan tekanan ini ditandai dengan semakin
tegangnya kulit perut.

Di samping itu, pada saat makan biasanya udara yang sempat dihirup melalui
pernafasan tertahan dan terjebak di dalam tubuh. Udara yang terjebak ini menambah tekanan

12
secara signifikan pada sistem pencernaan. Tekanan di dalam sistem pencernaan dapat juga
dibangkitkan oleh gas gas yang dihasilkan oleh bakteri-bakteri yang terdapat di dalam usus.
Gas-gas ini umumnya dikeluarkan dalam bentuk angin atau lebih dikenal dengan istilah
buang angin. Kadang-kadang suatu bentuk penyumbatan terjadi pada katub antara usus besar
dan usus kecil dan membangkitkan tekanan yang berlebihan sehingga menghalangi organ
pembuluh darah yang ada di perut untuk mengalirkan darah ke organ-organ penting di
dalamnya. Jika tekanan yang terjadi ini menjadi cukup besar akan menghentikan mekanisme
sistem aliran darah di dalam perut yang dapat berakibat pada kematian. Suatu teknik
intubation (memasukkan pipa kecil melalui hidung, lambung dan usus) biasanya dilakukan
untuk mengurangi tekanan tersebut. Jika usaha ini gagal, selanjutnya diatasi dengan
melakukan pembedahan. Penambahan tekanan yang besar di dalam usus akan menyebabkan
resiko infeksi pada dinding usus, karena tekanan yang besar akan menyebabkan dinding usus
cenderung robek atau retak - retak seperti teriris terluka kecil, dan gas - gas yang terjebak di
dalam usus akan dengan cepat menyebar dan memasuki luka luka tersebut. Resiko ini dapat
direduksi dengan melakukan pembedahan di ruangan bertekanan tinggi, dimana tekanan
ruangan lebih tinggi dari tekanan usus penderita.

Bidang Kimia yang terkait dengan Sistem Pencernaan pada Manusia

Proses kimia atau proses kimiawi yang terjadi dalam mulut dilakukan oleh beberapa
enzim, amilase, lisozim, betain, dan enzim bromelain. Setiap enzim ini memiliki fungsinya
masing-masing. Enzim amilase membantu mengolah makromolekul yang kita makan menjadi
gula. Gula-gula tersebutlah yang nantinya menjadi sumber energi bagi kita. Selanjutnya ada
enzim lisozim yang memiliki sifat antibakteri. Sifat yang dimilikinya itu membantu
memberikan pada tubuh kita terhadap serangan bakteri yang bisa hadir lewat makanan yang
kita konsumsi. Enzim betain bertugas untuk metabolisme asam amino dan bromelaine
bertugas untuk memecah protein.

Lambung tersusun dari tiga lapisan otot, yaitu lapisan otot membujur di bagian paling
luar, lapisan melingkar di bagian tengah, dan lapisan menyorong di bagian dalam. Di bagian
dinding lambung terdapat sel-sel yang dapat mengeluarkan getah lambung. Getah lambung
terdiri dari asam lambung (HCl), enzim pepsin, enzim renin, serta air dan cairan lendir
(mukus).

Lambung menghasilkan HCl (asam klorida), sangat asam sifatnya, yang berfungsi
untuk membunuh mikroorganisme yang menumpang di makanan yang kita makan. Sifat

13
asam yang dimiliki lambung sangatlah kuat, bahkan tingkat PH yang dimiliki lambung
berada di angka 2. PH dengan angka segitu bisa membuat paku besi sekalipun lumer. HCl
juga berfungsi untuk mengaktifkan enzim pepsin. Enzim inilah yang bekerja menghancurkan
protein sehingga bisa diserap oleh tubuh kita. Setelah berdiam selama beberapa lama di
lambung, makanan akan hancur dan berubah bentuk semacam cairan atau pasta halus yang
kemudian akan melanjutkan perjalanan ke tujuan selanjutnya.

Pada usus halus, terjadi proses penyerapan sari-sari makanan yang selanjutnya
diedarkan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah. Proses pencernaan kimiawi pada usus
halus dilakukan oleh zat-zat kimia yang dihasilkan dari getah usus, getah pankreas, dan
kelenjar empedu.

Lebih spesifiknya mengetahui jenis enzim yang berperan dalam proses pencernaan
manusia beserta fung dari masing-masing enzim.

Bidang Biologi yang terkait dengan Sistem Pencernaan pada Manusia

Makanan memulai perjalanannya dari mulut atau rongga mulut. Pada rongga mulut
makanan mengalami pencernaan secara mekanis dengan bantuan gigi menjadi potongan-
potongan kecil (bolus).

Kerongkongan (esophagus), merupakan saluran penghubung antara faring dengan


lambung. Kerongkongan memiliki struktur dinding yang terdiri atas 3 lapisan yaitu:

14
- Tunika mukosa: menghasilkan mucus/lender
- Tunika submukosa: terdapat jaringan ikat kolagen dan elastis, ujung kapiler darah,
dan ujung saraf
- Tunika muskularis: mengandung otot polos dan jaringan ikat gerakan peristaltik pada
kerongkongan.

Gerak peristaltik merupakan gerakan menelan makanan yang terjadi di esophagus, yaitu
gerakan otot dinding saluran pencernaan (kaya akan otot polos) yang berupa gerakan
kembang kempis atau gerak meremas-remas makanan dalam bentuk bolus dan akan
mendorong lobus menuju ke lambung.

Proses pencernaan yang terjadi di usus besar adalah pencernaan secara biologis, yakni
pembusukan makanan dengan bantuan bakteri Escherichia coli, membentuk vitamin K serta
menghambat pertumbuhan bakteri pathogen. Sisa makanan yang sudah dibusukkan akan
dibentuk menjadi feses dan masuk ke poros usus (rectum). Terjadi proses defekasi, yaitu
proses pengeluaran feses melalui anus, terjadi karena adanya kontraksi otot polos dan otot
lurik.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran terpadu adalah salah satu bentuk usaha untuk mengintegrasikan
perkembangan dan pertumbuhan peserta didik dan kemampuan pengetahuannya. Dan
Dewey menjelaskan lebih lanjut bahwa, pembelajaran terpadu adalah pendekatan
untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam pembentukan pengetahuan
berdasarkan interaksi dengan lingkungan dan pengalaman dalam kehidupannya.
(Dewey)
Berdasarkan pendapat Fogarty (1991) model fragmented adalah setiap mata
pelajaran berlangsung terpisah dengan pengorganisasian dan cara mengajar yang
berbeda dari setiap guru.seperti sebuah periskop, memandang satu arah, fokus pada
setiap mata pelajaran. Kurikulum dengan model fragmented disebut juga dengan
separated subject curriculum yang artinya mata pelajaran terpisah-pisah dan kurang
mempunyai keterkaitan dengan mata peljaran lainnya.
Model fragmented memiliki keunggulan dan juga kekurangan, semua hal
tersebut dapat dimaksimalkan dengan adanya inovasi dan kreativitas yang dimiliki
oleh guru dalam menciptakan suasana belajar, sehingga dapat meminimalisir
kelemahan yang ada pada model-model pembelajaran terutama model fragmented.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Rusydi, 2018. Pembelajaran Terpadu (karakteristik, landasan, fungsi). Medan:


Lembaga peduli pengembangan pendidikan indonesia(LPPPI)

Fogarty, Robin.1991. How to Integrate the Curricula. United States of America:IRI/Skylight


Publishing, Inc.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualatatif. Bandung: Remaja Rosda Kary

Soenarko, Bambang. 2011. Konsep Pembelajaran Terpadu. Kediri: Universitas Nusantar


PGRI Kediri

17

Anda mungkin juga menyukai