PDGK4105/Strategi Pembelajaran di SD
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah S.W.T. yang mana telah memberikan nikmat dan
karunianya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan Tugas Makalah Strategi
Pembelajaran di SD.
Pada kesempatan kali ini , kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dan selalu memberi dukungan, yaitu:
1. Ibu Herlina, S.Pd. M.Pd, selaku tutor pengampu mata kuliah Strategi Pembelajaran di
SD, yang telah memberikan bimbingan dan dukungan serta arahan dalam
mengerjakan makalah ini.
2. Kedua kepada orang tua kami yang telah memberikan dukungan baik secara moral
maupun material kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.
3. Ketiga teman-teman kelas V. A yang telah memberikan dukungan serta dukungan.
4. Keempat semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan makalah ini.
Adapun yang menjadi topik dari makalah ini adalah mencakup tentang “Keterampilan
Dasar Mengajar 2” yang bertujuan untuk melengkapi tugas serta nilai.
Kami menyadari sebagai manusia biasa yang tak luput dari banyak kesalahan, dengan
kemampuan yang masih terbatas terdapat banyak kesalahan dari segi penulisan huruf,
kalimat, tanda baca dan sebagainya, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan dari
pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini akan bermanfaat dan tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih
atas kesediaan pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini.
Penyusun
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR PUSAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam makalah ini kami akan membahas 4 keterampilan dasar mengajar yaitu
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran, Keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil, Keterampilan mengelola kelas, Keterampilan mengajar kelompok kecil
dan perorangan.
1
perorangan ?
Kegiatan membuka pelajaran merupakan kegiatan menyiapkan siswa untuk memasuki inti
kegiatan.
Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan untuk memantapkan atau menindaklanjuti topik
yang telah dibahas.
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan membuka pelajaran adalah:
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan menutup pelajaran adalah:
1. Membuka Pelajaran
Kegiatan membuka pelajaran dapat dilakukan pada setiap awal penggal kegiatan.
Komponen keterampilan yang perlu dikuasai guru dalam membuka pelajaran adalah
sebagai berikut:
a. Menarik perhatian siswa
Menarik perhatian dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
- Memvariasikan gaya mengajar guru.
- Menggunakan alat-alat bantu mengajar yang dapat menarik perhatian siswa.
- Penggunaan pola interaksi yang bervariasi.
b. Menimbulkan motivasi
Cara menimbulkan motivasi ada bermacam-macam, diantaranya:
- Sikap hangat dan antusias.
- Menimbulkan rasa ingin tahu.
- Mengemukakan ide yang bertentangan.
- Memperhatikan minat siswa.
c. Memberi acuan
Acuan dapat diberikan dengan berbagai cara, seperti berikut:
- Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas.
- Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan.
- Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas.
- Mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
d. Membuat kaitan
Salah satu aspek yang membuat pelajaran jadi bermakna adalah jika pelajaran
tersebut dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Usaha guru untuk
mengaitkan pelajaran baru dengan pelajaran lama sering disebut sebagai
menyajikan bahan apersepsi yang dilakukan pada awal pelajaran.
2. Menutup Pelajaran
Kegiatan menutup pelajaran dilakukan pada setiap akhir penggal kegiatan. Agar
kegiatan menutup pelajaran dapat berlangsung secara efektif, guru diharapkan
menguasai cara menutup pelajaran sebagai berikut:
C. Prinsip-prinsip Penggunaan
Kegiatan membuka dan menutup pelajaran tidak akan berlangsung secara efektif.
Prinsip tersebut adalah bermakna dan berurutan serta berkesinambungan.
1. Bermakna
Kegiatan yang dilakukan dalam membuka dan menutup pelajaran haruslah bermakna,
artinya relevan dengan materi yang akan dibahas dan sesuai dengan karakteristik siswa
sehingga mampu mencapai tujuan yang diingatkan, seperti menarik perhatian,
meningkatkan motivasi, memberi acuan, membuat kaitan, mereviu atau menilai.
A. Rasional
Pentingnya diskusi kelompok di dalam kelas berkaitan dengan pendekatan CBSA yang
menuntut keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan perkataan lain, dominasi
guru didalam kelas haruslah dikurangi sehingga tersedia kesempatan bagi siswa untuk
berpartisipasi secara aktif.
Salah satu cara yang dapat dilakukan guru dalam kaitan ini adalah memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi kelompok. Melalui diskusi kelompok diharapkan
siswa dapat berfikir secara lebih kritis serta mampu mengungkapakan pikiran dan
perasaannya dengan baik.
B. Pengertian
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok orang
dalam interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah.
Sebenarnya, tidak semua pembicaraan yang dilakukan oleh sekelompok kecil orang dapat
disebut sebagai diskusi. Agar dapat disebut sebagai diskusi kelompok kecil, syarat-syarat
berikut harus dipenuhi.
Melibatkan kelompok, yang anggotanya berkisar antara 3-9 orang. Berlangsung dalam
situasi tatap muka yang informal, artinya semua anggota kelompok berkesempatan saling
melihat, mendengar, serta berkomunikasi secara bebas dan langsung.
Mempunyai tujuan yang mengikat anggota kelompok sehingga terjadi kerja sama untuk
mencapainya. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis menuju kepada
tercapainya tujuan kelompok.
D. Prinsip Penggunaan
Agar keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dapat diterapkan secara efektif,
anda harus memperhatikan prinsip penggunaan diskusi, baik sebelum maupun sesudah
berlangsungnya diskusi. Prinsip penggunaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Diskusi dapat dilaksanakan dalam semua pengajaran bidang studi di jenjang kelas
siswanya sudah mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan.
2. Topik atau masalah yang didiskusikan haruslah topic / masalah yang memerlukan
informasi / pendapat dari banyak orang untuk membahasnya atau memecahkanya.
Pengelolaan kelas pada dasarnya adalah pengaturan orang dan barang yang
memungkinkan terciptanya dan terpeliharanya kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar
yang optimal sangat menentukan berhasilnya kegiatan pembelajaran.
Misalnya, pengaturan tempat duduk siswa yang sesuai dengan kegiatan yang sedang
berlangsung,ruangan kelas yang bersih dan terang , media pembelajaran yang menarik dan
hubungan timbal balik yang baik antara guru dengan murid. Oleh karena itu , guru perlu
menguasai ketrampilan untuk menciptakan kondisi yang optimal tersebut.
Pada umumnya didalam proses pembelajaran terjadinya dua kegiatan yang berbeda ,
tetapi terintegrasi , yaitu kegiatan pengelolaan dan kegiatan instruksional. Kegiatan
pengeloalaan adalah kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan, memelihara atau,
mengembalikan kondisi yang memungkinkan terjadinya kegiatan pembelajaran yang efektif,
seperti membuat aturan dikelas atau tata tertib.
Kemudian Kegiatan instruksional adalah kegiatan yang yang diarahkan untuk membantu
siswa mengusasai kemampuan yang diharapkan, seperti memberi penjelasan ,mendiagnosis
kesulitan belajar dan menyusun lembar kerja.
C. Komponen-Komponen Keterampilan
Komponen ketrampilan mengelola kelas terdiri dari ketrampilan yang bersifat preventif
dan ketrampilan yang bersifat represif. Ketrampilan yang bersifat preventif berkaitan dengan
usaha mencegah terjadinya gangguan ,yang dapat ditunjukkan dengan :
Agar dapat mengelola kelas secara efektif guru harus memperhatikan beberapa hal disamping
harus menghindari sejumlah perilaku yang dianggap mudah menimbulkan gangguan.
A. Rasional
Sebagai individu pada dasarnya manusia mempunyai karakteristik dan kebutuhan
sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang lainnya. Di dalam kehidupan sekolah,
keanekaragaman karakteristik dan kebutuhan individu juga berlaku bagi siswa. Ini berarti
bahwa setiap siswa mempunyai karakteristik dan kebutuhan sendiri-sendiri.
Namun nyatanya dalam kondisi sekolah saat ini, guru memperlakukan semua siswa
dengan cara yang sama. Kegiatan kelompok kecil dan perorangan memungkinkan guru
memberikan perhatian terhadap kebutuhan siswa yang berbeda-beda. Dari pihak siswa belajar
dalam kelompok kecil dan perorangan memungkinkan mereka meningkatkan keterlibatannya
dalam kegiatan pembelajaran.
Dari segi hubungan guru dengan siswa, penggunaan model kegiatan kelompok kecil dan
perorangan akan membuat hubungan lebih akrab, yang berarti guru dapat mengenal siswanya
lebih baik. Dengan demikian, penggunaan kegiatan kelompok kecil dan perorangan sebagai
variasi dari kegiatan klasikal akan dapat mengurangi kelemahan kegiatan klasikal, disamping
memantapkan dampak positif yang ditimbulkannya yaitu kebiasaan melakukan interaksi
sosial pada kalangan yang lebih luas.
B. Pengertian
Mengajar kelompok kecil dan perorangan terjadi dalam konteks klasikal. Dalam konteks
ini, siswa tidak terus-menerus belajar dalam kelompok kecil atau perorangan. Dengan
demikian, para siswa akan mengalami kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, dan
perorangan sesuai dengan hakikat topik yang sedang dipelajari dan tujuan yang ingin dicapai.
Pengajaran kelompok kecil ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Terjadi hubungan atau interaksi yang akrab dan sehat antara guru dan siswa serta
siswa dengan siswa.
2. Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara, kemampuan dan minatnya sendiri.
3. Siswa mendapat bantuan dari guru dengan kebutuhannya.
4. Siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh, materi dan
alat yang akan digunakan, dan bahkan tujuan yang ingin dicapai.
C. Variasi Pengorganisasian
Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan kegiatan kelompok kecil atau
perorangan dan diakhiri dengan kegiatan klasikal atau kelompok besar. Yang penting guru
harus mengingat bahwa variasi yang dibuat akan membawa pengaruh kepada pengelolaan
kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.
D. Komponen Keterampilan
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan terdiri dari 4 komponen pokok
yang sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu komponen yang berkaitan
dengan penanganan orang dan tugas. Keempat kelompok komponen keterampilan tersebut
adalah sebagai berikut :
10
11
Format mengajar kelompok kecil dan perorangan masih belum bisa bagi banyak guru di
Indonesia. Oleh karena itu, agar format ini dapat digunakan secara efektif maka perlu
memperhatikan hal-hal berikut :
1. Guru yang sudah terbiasa dengan pengajaran klasikal, mulai dengan pengajaran
kelompok kecil, kemudian perorangan.
2. Topik-topik yang bersifat umum, seperti pengarahan, informasi umum sebaiknya
diberikan secara klasikal, sedangkan pembahasan lebih lanjut dapat dilakukan dalam
bentuk kegiatan kelompok kecil atau perorangan.
3. Sebelum pengajaran kelompok kecil/perorangan dimulai, guru harus melakukan
pengorganisasian siswa, sumber, materi, ruangan, serta waktu yang diperlukan.
4. Kegiatan kelompok kecil/perorangan yang efektif selalu diakhiri dengan kulminasi
yang dapat berupa rangkuman, laporan pemantapan, yang memberi kesempatan siswa
saling belajar.
5. Agar pengajaran perorangan dapat berlangsung efektif, guru perlu mengenal siswa
secara pribadi sehingga kondisi belajar dapat diatur dengan tepat.
6. Kegiatan perorangan dapat bervariasi, seperti belajar dengan bahan yang siap dipakai
seperti modul.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Beberapa hal terkait keterampilan dasar mengajar yaitu sebaiknya pendidik mampu
menguasai dan mengimplementasikan semua keterampilan dasar mengajar agar terjadi
pembelajaran yang lebih efektif, efisien, inovatif dan kreatif. Karena pendidik sebagai
fasilitator, modeling, menentukan materi dan media sampai dengan evalusi pembelajarannya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Manajemen Pendidikan dan Pelatihan SDM.
Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar
Pembelajaran Mikro
. Bandung: UPIPRESS.Sunaengsih, Cucun dan Dede Tatang Sunarya. (2018).
PEMBELAJARAN MIKRO.
ENGLISHIN MY HAND.
Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar.