HALAMAN SAMPUL
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Keterampilan Dasar Mengajar
Yang dibina oleh Drs. Agus Suyudi, M.Pd.
Oleh:
Alifa Nurul Afida 170321612564
Mega Anggun Pratiwi 170321612578
Raka Bimantara 160321605098
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Keterampilan Dasar Mengajar pada semester 4, di tahun ajaran
2018/2019 dengan judul “Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan
penyusun sendiri. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di
masa yang akan datang.Harapan penyusun, semoga penulisan makalah ini
bermanfaat. Khususnya bagi penyusun sendiri, umumnya bagi para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.3 Peran Guru dalam Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil ... 6
PENUTUP ............................................................................................................. 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
membagi informasi, membuat keputusan, dan memecahkan masalah (Djamarah,
2000 : 157). Namun dalam praktiknya guru sering menggunakan metode ceramah
dan tanya jawab sehingga membuat siswa jenuh dalam belajarnya. Terkadang
pada saat melakukan diskusi kelompok kecil guru masih kurang tegas dalam
membimbing diskusi kelompok kecil sehingga masih banyak siswa yang sibuk
sendiri yang mengakibatkan suasana kelas kurang kondusif, guru senantiasa harus
bekerja ekstra keras dalam membimbing siswa yang pendiam atau pasif dengan
cara memotivasi siswa.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini
dipaparkan tujuan penulisan makalah.
1. Memahami pengertian keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil
2. Mengetahui sasaran dari kegiatan diskusi kelompok kecil
3. Mengetahui peran guru dalam diskusi kelompok kecil
4. Mengetahui partisipasi siswa dalam diskusi kelompok kecil
5. Mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam diskusi kelompok
6. Mengetahui permasalahan yang muncul dalam diskusi kelompok kecil
2
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan pada Bab I, pada bagian ini
disajikan tentang (1) pengertian keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil,
(2) sasaran dari keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil, (3) peran guru
dalam kegiatan memimpin diskusi kelompok kecil, (4) partisipasi siswa dalam
kegiatan diskusi kelompok kecil dan (5) permasalahan yang muncul dalam
kegiatan memimpin diskusi kelompok kecil
3
2. Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan paksaan )
dan langsung, artinya semua anggota kelompok mendapat kesempatan
untuk saling beradu pandang dan saling mendengarkan serta saling
berkomunikasi dengan yang lain.
3. Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama antar
anggota kelompok.
4. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis,menuju suatu
kesimpulan.
Jadi keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah
melaksanakan kegiatan membimbing peserta didik agar dapat melaksanakan
diskusi kelompok kecil secara efektif dalam rangka mencapai indikator.
4
sedianya menerima dan mengenal lebih jauh topik diskusi, keantusiasan
berpartisipasi, serta kesediaan menghargai pendapat orang lain, sehingga
kelompok diskusi sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan.
2. Diskusi yang efektif haruslah didahului oleh perencanaan dan persiapan
yang matang, yang mencakup hal-hal dibawah ini
a. Pemilihan Topik atau masalah yang akan didiskusikan.Topik yang akan
dipilih sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, minat dan kemampuan
siswa. Disamping itu, topik yang dipilih harus bermakna bagi
peningkatan kemampuan berfikir siswa serta memenuhi syarat sebagai
topik yang baik untuk didiskusikan.
b. Pemecahan dan persiapan informasi pendahuluan berhubungan dengan
topik tersebut, sehingga para siswa memiliki latar belakang yang sama
seperti berupa membaca artikel, mengadakan wawancara,melakukan
observasi, menyaksikan film dan lain-lainnya.
c. Pesiapan diri sebaik-baiknya sebagai pemimpin diskusi. Guru benar-
benar siap sebagai sumber informasi, sebagai motivator, hingga
kemudian mampu memberikan penjelasan, mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat memotivasi siswa, memahami kesulitan yang
dialami siswa dan sebagainya.
d. Penetapan besar kelompok berdasarkan pengalaman, kematangan dan
keterampilan siswa, tingkat kelompokan (kekohesifan), intensitas minat
dan latar belakang pengetahuan; serta keterampilan guru sebagai
pemimpin diskusi. Besar kelompok yang efektif berkisar antara 5-9
orang.
e. Pengaturan tempat duduk yang memberi kesempatan semua anggota
kelompok untuk bertatap muka, serta guru berada dalam posisi yang
memungkinkan dia berhadapan muak dengan semua siswa, sehingga
dia benar-benar menjadi bagian dari anggotan kelompok tersebut.
f. Pemimpin diskusi hendaknya sejajar dengan para anggota, tidak duduk
memisah atau kursi khusus.
5
Pemimpin kelompok
6
peserta diskusi akan memiliki persepsi yang sama terhadap ide yang disampaikan
oleh anggota kelompok diskusi.
3. Menganalisis Pandangan Siswa
Perbedaan pendapat dalam diskusi adalah sesuatu yang wajar dan sangat
mungkin terjadi. Namun yang harus diperhatikan oleh guru atau pimpinan diskusi
adalah bagaimana agar perbedaan tersebut menjadi pendorong dan membimbing
setiap anggota kelompok untuk berpartisipasi secara aktif dan konstruktif
terpecahkannya masalah yang didiskusikan. Di sinilah pentingnya melakukan
analisis terhadap pandangan yang berbeda yang dimunculkan oleh setiap peserta
diskusi. Analisis terutama ditujukan untuk meminta klasifikasi atau alasan yang
dijadikan dasar pemikiran terhadap pendapat dari masing-masing anggota
kelompok diskusi. Dengan demikian semua peserta diskusi akan memahami dan
menghargai terhadap perbedaan pendapat yang dikemukakannya.
Setelah diperoleh informasi alasan-alasan dari masing-masing anggota
berkenaan dengan pendapat yang berbeda-beda itu, maka selanjutnya pimpinan
diskusi dapat menindak lanjuti dengan mencapai kesepakatan terhadap hal-hal
mana saja yang disepakati bersama, sehingga dari diskusi tersebut membuahkan
kesimpulan bersama.
4. Meningkatkan Konstribusi Siswa
Diskusi dalam pembelajaran antara lain adalah untuk melatih kemampuan
berfikir siswa, yaitu melalui menyampaikan ide, pendapat, komentar, kritik, dan
lain sebagainya. Agar sasaran dari diskusi dapat tercapai yaitu dalam rangka
mengembangkan kemampuan berfikir siswa secara optimal, maka guru atau
pimpinan diskusi harus mendorong setiap anggota diskusi untuk berpikir dan
menyampaikan buah fikirannya dalm forum diskusi tersebut.
5. Menyebarkan Kesempatan Berpartisipasi
Proses dan hasil diskusi harus mencerminkan dari hasil kerja kolektif antar
sesama peserta diskusi. Oleh karena itu setiap anggota diskusi harus memiliki
kesempatan yang sama untuk menyampaikan ide, pendapat, atau memberikan
komentar. Kegiatan diskusi merupakan salah satu contoh penerapan demokrasi
dalam pembelajaran, karenanya pimpinan diskusi atau guru harus mampu
mengendalikan kegiatan diskusi agar pembicara tidak didominasi oleh
7
sekelompok atau orang-orang tertentu saja. Apabila pembicaraan dalam diskusi
hanya dimonopoli oleh peserta tentu saja, maka proses diskusi tidak akan berjalan
secara efektif dan efisien. Demikian juga kesimpulan dari diskusi tersebut tidak
mencerminkan hasil diskusi yang baik, melainkan kesimpulan dari sekelompok
orang tertentu saja.
6. Menutup Diskusi
Menutup diskusi dapat dilakukan dengan menyimpulkan bersama siswa
atau membuat rangkuman mengenai hal yang telah didiskusikan. Juga mengajak
siswa untuk menilai mengenai proses berjalannya diskusi yang telah dilakukan
agar siswa mampu mengevaluasi terutama pada kekurangan diri siswa dalam
mengutarakan pendapat ataupun keaktifan dalam berpendapat.
8
2. Dapat terjadi pemborosan waktu, terutama bila terjadi hal-hal negatif seperti
pengarah yang kurang tepat, pembicaraan yang berlarut-larut, penyimpanagn
yang tidak ditegur, atau penampilan yang kurang baik.
3. Anggota-anggotan yang kurang agresif (pendiam, pemalu dan sebagainya)
sering tidak mendapat kesempatan untuk mengemukakan ide-idenya, hingga
terjadinya frustrasi dan penarikan diri.
4. Adakalanya diskusi didominasi oleh orang-orang tertentu.
Meskipun demikian, dalam diskusi kelompok kecil memiliki kelebihan
diantaranya:
1. Kelompok memiliki sumber informasi maupun buah pemikiran yang lebih
kaya dari pada yang dimiliki individu, karena itu dapat menghasilkan
keputusan yang lebih baik.
2. Anggota kelompok sering dimotivasi oleh anggota kelompok yang lain.
Anggota kelompok pemalu lebih bebas mengemukakan pendapat atau
pemikirannya dalam kelompok kecil dari pada dalam kelompok besar.
3. Anggota kelompok marasa lebih terikat dalam pelaksanaan keputusan
kelompok, karena terlibat dalam pengambilan keputusan.
4. Diskusi kelompok dapat meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri,
maupun terhadap orang lain; dengan demikian dapat meningkatkan
kemampuan individu untuk berinteraksi.
9
lain dengan tidak memperhatikan konteks pembicaraan. Banyak siswa yang
melontarkan pendapat tidak sesuai dengan topik diskusi. Peran guru sebagai
moderator yang mengarahkan atau meluruskan topik yang dibicarakan sering kali
tidak digunakan dengan baik oleh sebagian guru. Alih-alih menganggap siswa
berpikir kritis, namun hal tersebut justru kan menyimpangkan arah topik dan
tujuan diskusi.
2. Tidak memperjelas maksud dari tanggapan siswa lain
Kegiatan diskusi seringkali digunakan oleh guru sebagai kesempatan
untuk menjadi pasif. Saat diskusi berlangsung siswa berpendapat dengan
kemampuan berkomunikasi yang berbeda-beda, dan siswa lain akan sangat
membutuhkan pengarahan dari guru tentang maksud pendapat dari siswa tersebut.
Jika seorang guru menjadi pasif dalam suatu diskusi, maka diskusi tidak akan
berjalan lancar dan kondusif.
3. Tidak meningkatkan konstribusi siswa
Pada banyak khasus dalam diskusi seorang guru hanya akan menanyakan
satu pertanyaan atau permasalahan untuk didiskusikan, untuk selanjutnya
membiarkan siswa menanggapi permasalahan tersebut. Siswa yang dapat
dikatakan memiliki pemahaman lebih akan banyak mengtarakan pendapat,
sementara siswa yang lain akan pasif jika permasalahan sudah menemui titik
terang tanpa dikembangkan lagi. Perlunya mengembangkan masalah awal selain
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, juga akan memberikan
porsi untuk berpendapat kepada siswa yang ccenderung pasif.
4. Tidak menyampaikan kesimpulan
Pada praktiknya, masih banyak guru yang tidak menarik kesimpulan dari
semua pendapat siswa dalam diskusi yang telah dilakukan. Sehingga siswa tidak
akan memahami kesimpulan dan jawaban dari permasalahan dari topik diskusi.
Diskusi yang berjalan dengan baik akan menjadi tidak bermakna jika siswa tidak
mengetahui kesimpulan dari diskusi tersebut.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Guru dituntut untuk bisa mengatur jalannya diskusi kelompok kecil
sehingga metode diskusi tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran. Diskusi
merupakan metode pembelajaran yang mengupayakan siswa untuk aktif dalam
berfikir dan mengungkapkan pendapat. Pelaksanaan diskusi harus dilaksanakan
dalam iklim terbuka yang memungkinkan semua anggota kelompok untuk
berpartisipasi. Guru sebagai pembimbing diskusi kelompok kecil, harus
mempersiapkan jalannya diskusi kelompok tersebut dengan berbagai persiapan
yang meliputi pemilihan topik diskusi yang menarik dan sesuai dengan indikator,
perumusan masalah yang mengundang jawaban kompleks, memberi pengetahuan
awal yang melatar belakangi topik diskusi, serta penetapan besar anggota
kelompok dan penataan tempat duduk. Guru diharapkan menguasai komponen
keterampilan dalam memimpin diskusi kelompok kecil antara lain adalah
memusatkan perhatian agar diskusi tetap terarah pada tujuan ahir pembelajaran.
Memperjelas masalah dan meningkatkan urunan, kemampuan menganalisis
pendapat siswa, kemampuan meningkatan urunan siswa dan menyebarkan
kesempatan berpartisipasi, menutup diskusi.
3.2 Saran
Ada beberapa hal yang perlu diterapkan dalam memimpin jalannya diskusi
dalam kelompok kecil. Untuk meminimalisasi kelemahan metode diskusi
kelompok kecil, maka hendaknya guru menghindari berbagai hal seperti, topik
diskusi yang tidak sesuai dengan minat siswa, guru terlalu mendominasi diskusi
dengan cara mengajukan pertanyaan atau memberikan jawaban yang terlalu
banyak, guru membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi kelompok,
Membiarkan terjadinya pembicaraan yang menyimpang dari topik diskusi atau
11
tidak relevan dengan apa yang sedang dibicarakan, guru terlalu sering
menginterfensi siswa dengan pertanyaan atau pernyataan yang sebetulnya tidak
penting, guru tidak memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah
dalam rangka mencapai tujuan diskusi, tidak memperjelas atau tidak mendukung
pendapat siswa, gagal menutup diskusi dengan efektif.
12
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, S. Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
13