Anda di halaman 1dari 16

KETERAMPILAN MEMIMPIN DISKUSI KELOMPOK KECIL

HALAMAN SAMPUL

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Keterampilan Dasar Mengajar
Yang dibina oleh Drs. Agus Suyudi, M.Pd.

Oleh:
Alifa Nurul Afida 170321612564
Mega Anggun Pratiwi 170321612578
Raka Bimantara 160321605098

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FEBRUARI 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Keterampilan Dasar Mengajar pada semester 4, di tahun ajaran
2018/2019 dengan judul “Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan
penyusun sendiri. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di
masa yang akan datang.Harapan penyusun, semoga penulisan makalah ini
bermanfaat. Khususnya bagi penyusun sendiri, umumnya bagi para pembaca.

Malang, 28 Februari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil ............... 3

2.2 Sasaran dari Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil ............ 4

2.3 Peran Guru dalam Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil ... 6

2.4 Partisipasi Siswa Dalam Kegiatan Menjelaskan Pembelajaran................ 8

2.5 Kekurangan dan Kelebihan Dalam Diskusi Kelompok Kecil .................. 8

2.6 Permasalahan yang Muncul dalam Keterampilan Memimpin Diskusi


Kelompok Kecil .................................................................................................. 9

BAB III ................................................................................................................. 11

PENUTUP ............................................................................................................. 11

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 11

3.2 Saran ....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Guru adalah pemegang peran utama dalam memfasilitasi siswa untuk
belajar. Guru adalah salah satu unsur di bidang kependidikan yang berperan
secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai
dengan tuntuntan masyarakat yang semakin berkembang. Ciri-ciri guru yang
profesional antara lain penguasaan guru terhadap 8 keterampilan dasar dalam
mengajar, yaitu: “(1) keterampilan bertanya dasar dan lanjut, (2) keterampilan
memberikan penguatan, (3) keterampilan mengadakan variasi, (4) keterampilan
menjelaskan, (5) keterampilan membuka dan menutup pelajaran. (6) ketrampilan
memimpindiskusi kecil, (7) keterampilan mengelola kelas dan (8) keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan”. Guru yang profesional adalah guru
yang mampu menciptakan situasi pembelajaran menjadi kondusif dan
komunikatif, salah satunya guru harus mempunyai kemampuan khusus dalam
membimbing diskusi kelompok kecil sehingga memberikan penguatan terhadap
siswanya.
Guru dituntut memiliki empat aspek untuk mengarahkan diri sebagai
tenaga profesional. Salah satu kompetensi yang berkaitan langsung dengan tugas
guru mengajar, membimbing, dan mendidik siswa adalah kompetensi pedagogik.
Kompetensi ini menuntut kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, mulai
dari merancang, melaksanakan, sampai dengan mengevaluasi hasil belajar siswa
sehingga tujuan pembelajaranpun tercapai. Selain itu, mengajar bukan sekedar
menanamkan, menyampaikan, menghubungkan pengetahuan saja, melainkan
menyangkut kegiatan membimbing dan melatih siswa untuk belajar. Oleh karena
itu, seorang guru harus menguasai keterampilan dasar mengajar. Agar
pembelajaran dapat berjalan dengan baik, guru perlu menguasai keterampilan
dalam membimbing diskusi kelompok kecil. Di dalam membimbing diskusi
kelompok kecil, guru juga memerlukan persiapan yang matang. Diskusi kelompok
kecil itu sendiri merupakan suatu proses yang teratur melibatkan sekelompok
individu dalam suatu interaksi tatap muka secara kooperatif untuk tujuan

1
membagi informasi, membuat keputusan, dan memecahkan masalah (Djamarah,
2000 : 157). Namun dalam praktiknya guru sering menggunakan metode ceramah
dan tanya jawab sehingga membuat siswa jenuh dalam belajarnya. Terkadang
pada saat melakukan diskusi kelompok kecil guru masih kurang tegas dalam
membimbing diskusi kelompok kecil sehingga masih banyak siswa yang sibuk
sendiri yang mengakibatkan suasana kelas kurang kondusif, guru senantiasa harus
bekerja ekstra keras dalam membimbing siswa yang pendiam atau pasif dengan
cara memotivasi siswa.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, berikut ini dipaparkan
rumusan masalah dalam makalah.
1. Apa pengertian keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil?
2. Apa sasaran dalam kegiatan diskusi kelompok kecil?
3. Bagaimaa peran guru dalam diskusi kelompok kecil?
4. Bagaimana partisispasi siswa dalam diskusi kelompok kecil?
5. Apa kekurangan dan kelebihan dalam diskusi kelompok?
6. Permasalahan apa saja yang timbul dalam kegiatan diskusi kelompok
kecil?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini
dipaparkan tujuan penulisan makalah.
1. Memahami pengertian keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil
2. Mengetahui sasaran dari kegiatan diskusi kelompok kecil
3. Mengetahui peran guru dalam diskusi kelompok kecil
4. Mengetahui partisipasi siswa dalam diskusi kelompok kecil
5. Mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam diskusi kelompok
6. Mengetahui permasalahan yang muncul dalam diskusi kelompok kecil

2
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan pada Bab I, pada bagian ini
disajikan tentang (1) pengertian keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil,
(2) sasaran dari keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil, (3) peran guru
dalam kegiatan memimpin diskusi kelompok kecil, (4) partisipasi siswa dalam
kegiatan diskusi kelompok kecil dan (5) permasalahan yang muncul dalam
kegiatan memimpin diskusi kelompok kecil

2.1 Pengertian Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil


Keterampilan dapat menunjukkan pada sifat khusus yang ditampilkan atau
pada sifat dimana keterampilan itu dilaksanakan. Banyak kegiatan dianggap
sebagai suatu keterampilan, terdiri dari beberapa keterampilan dan derajat
penguasaan yang dicapai oleh seseorang menggambarkan tingkat
keterampilannya. Hal ini terjadi karena kebiasaan yang sudah diterima umum
untuk menyatakan bahwa satu atau beberapa pola gerak atau perilaku yang
diperluas bisa disebut keterampilan, misalnya menulis, memainkan gitar atau
piano, menyetel mesin, berjalan, berlari, melompat dan sebagainya. Jika ini yang
digunakan, maka kata “keterampilan” yang dimaksud adalah kata benda (Fauzi,
2010:7).
Diskusi kelompok adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka,
dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman, mengambil keputusan atau
memecahkan suatu masalah (Mulyasa dalam Suwarna, 2006:79). Diskusi
kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep
atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan
untuk berfikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian
diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina
kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.
Diskusi kelompok kecil mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Melibatkan kelompok arang yang anggotanya antara 3-9 orang (idealnya
5-9 orang)

3
2. Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan paksaan )
dan langsung, artinya semua anggota kelompok mendapat kesempatan
untuk saling beradu pandang dan saling mendengarkan serta saling
berkomunikasi dengan yang lain.
3. Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama antar
anggota kelompok.
4. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis,menuju suatu
kesimpulan.
Jadi keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah
melaksanakan kegiatan membimbing peserta didik agar dapat melaksanakan
diskusi kelompok kecil secara efektif dalam rangka mencapai indikator.

2.2 Sasaran dari Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil


Dalam keterampilan memimpin diskusi, sasaran pengajarannya adalah
siswa. Siswa dapat berbagi informasi dalam menjelajahi gagasan baru atau
memecahkan suatu masalah, dapat meningkatkan pemahaman atas masalah-
masalah penting, dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi,
serta dapat meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan. Di samping itu juga diskusi kelompok dapat dibina semangan kerja
sama yang sehat, serta kelompok yang kohensif dan bertanggung jawab. Tujuan
dalam memimpin diskusi adalah:
1. Memecahkan masalah yang kompleks, yang terlalu sulit untuk dapat
dipecahkan oleh siswa secara perorangan
2. Mengaktifkan siswa dalam proses belajar
3. Mengembangkan siswa berfikir kritis
4. Mengembangkan kreatifitas siswa
5. Mengembangkan sikap kerjasama, menghargai pendapat orang lain, dan
bersikap positif terhadap orang lain.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pelaksanaan diskusi
kelompok dapat berlangsung dengan tertib dan efektif, antara lain:
1. Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka” yaitu dalam
suasana persahabatan yang ditandai oleh kehangatan hubungan antara pribadi,

4
sedianya menerima dan mengenal lebih jauh topik diskusi, keantusiasan
berpartisipasi, serta kesediaan menghargai pendapat orang lain, sehingga
kelompok diskusi sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan.
2. Diskusi yang efektif haruslah didahului oleh perencanaan dan persiapan
yang matang, yang mencakup hal-hal dibawah ini
a. Pemilihan Topik atau masalah yang akan didiskusikan.Topik yang akan
dipilih sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, minat dan kemampuan
siswa. Disamping itu, topik yang dipilih harus bermakna bagi
peningkatan kemampuan berfikir siswa serta memenuhi syarat sebagai
topik yang baik untuk didiskusikan.
b. Pemecahan dan persiapan informasi pendahuluan berhubungan dengan
topik tersebut, sehingga para siswa memiliki latar belakang yang sama
seperti berupa membaca artikel, mengadakan wawancara,melakukan
observasi, menyaksikan film dan lain-lainnya.
c. Pesiapan diri sebaik-baiknya sebagai pemimpin diskusi. Guru benar-
benar siap sebagai sumber informasi, sebagai motivator, hingga
kemudian mampu memberikan penjelasan, mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat memotivasi siswa, memahami kesulitan yang
dialami siswa dan sebagainya.
d. Penetapan besar kelompok berdasarkan pengalaman, kematangan dan
keterampilan siswa, tingkat kelompokan (kekohesifan), intensitas minat
dan latar belakang pengetahuan; serta keterampilan guru sebagai
pemimpin diskusi. Besar kelompok yang efektif berkisar antara 5-9
orang.
e. Pengaturan tempat duduk yang memberi kesempatan semua anggota
kelompok untuk bertatap muka, serta guru berada dalam posisi yang
memungkinkan dia berhadapan muak dengan semua siswa, sehingga
dia benar-benar menjadi bagian dari anggotan kelompok tersebut.
f. Pemimpin diskusi hendaknya sejajar dengan para anggota, tidak duduk
memisah atau kursi khusus.

5
Pemimpin kelompok

Gambar 1. Para peserta saling berhadapan/bertatap muka

2.3 Peran Guru dalam Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil


Dalam diskusi kelompok kecil, guru berperan sebagai pemimpin dan
pembimbing diskusi. Guru harus mengupayakan agar diskusi tersebut berjalan
dengan optimal. Beberapa keterampilan yang harus dimiliki guru sebagai
pemimpin diskusi adalah:
1. Memusatkan Perhatian
Selama kegiatan diskusi kelompok kecil berlangsung, guru senantiasa
harus berusaha memusatkan perhatian dan aktivitas pembelajaran siawa padatopik
atau permasalahan yang di diskusikan. Dengan de mikian apabila terjadi
pembicaraan yang menyimpang dari sasaran diskusi, maka pada saat itu pula
pemimpin diskusi kelompok kecil harus segera meluruskan dan mengingatkan
peserta diskusi tentang topik dan sasaran dari diskusi yang sedang dilakukan.
Masalah yang muncul pada saat diskusi kelompok tersebut dapat diatasi dengan
memusatkan perhatian siswa.
2. Memperjelas Masalah atau Tanggapan
Pada saat diskusi berjalan, kadang-kadang pertanyaan, komentar,pendapat,
atau gagasan yang disampaikan peserta diskusi ada kalanya kurang jelas, sehingga
jelas mengaburkan pada topik pembahasan kadang-kadang juga menimbulkan
ketegangan atau permasalahan baru dalam diskusi. Kejadian ini jangan dibiarkan
semakin berkembang, karena akan mengganggu proses dan hasildiskusi itu
sendiri. Oleh karena itu, guru atau pimpinan diskusi, harus segera memperjelas
terhadap pendapat atau pembicaraan peserta diskusi yang kurang jelas ditangkap
oleh peserta diskusi lainnya. Dengan demikian melalui upaya guru atau pimpinan
diskusi terlebih dahulu memberikan penjelasan yang diperlukan, maka setiap

6
peserta diskusi akan memiliki persepsi yang sama terhadap ide yang disampaikan
oleh anggota kelompok diskusi.
3. Menganalisis Pandangan Siswa
Perbedaan pendapat dalam diskusi adalah sesuatu yang wajar dan sangat
mungkin terjadi. Namun yang harus diperhatikan oleh guru atau pimpinan diskusi
adalah bagaimana agar perbedaan tersebut menjadi pendorong dan membimbing
setiap anggota kelompok untuk berpartisipasi secara aktif dan konstruktif
terpecahkannya masalah yang didiskusikan. Di sinilah pentingnya melakukan
analisis terhadap pandangan yang berbeda yang dimunculkan oleh setiap peserta
diskusi. Analisis terutama ditujukan untuk meminta klasifikasi atau alasan yang
dijadikan dasar pemikiran terhadap pendapat dari masing-masing anggota
kelompok diskusi. Dengan demikian semua peserta diskusi akan memahami dan
menghargai terhadap perbedaan pendapat yang dikemukakannya.
Setelah diperoleh informasi alasan-alasan dari masing-masing anggota
berkenaan dengan pendapat yang berbeda-beda itu, maka selanjutnya pimpinan
diskusi dapat menindak lanjuti dengan mencapai kesepakatan terhadap hal-hal
mana saja yang disepakati bersama, sehingga dari diskusi tersebut membuahkan
kesimpulan bersama.
4. Meningkatkan Konstribusi Siswa
Diskusi dalam pembelajaran antara lain adalah untuk melatih kemampuan
berfikir siswa, yaitu melalui menyampaikan ide, pendapat, komentar, kritik, dan
lain sebagainya. Agar sasaran dari diskusi dapat tercapai yaitu dalam rangka
mengembangkan kemampuan berfikir siswa secara optimal, maka guru atau
pimpinan diskusi harus mendorong setiap anggota diskusi untuk berpikir dan
menyampaikan buah fikirannya dalm forum diskusi tersebut.
5. Menyebarkan Kesempatan Berpartisipasi
Proses dan hasil diskusi harus mencerminkan dari hasil kerja kolektif antar
sesama peserta diskusi. Oleh karena itu setiap anggota diskusi harus memiliki
kesempatan yang sama untuk menyampaikan ide, pendapat, atau memberikan
komentar. Kegiatan diskusi merupakan salah satu contoh penerapan demokrasi
dalam pembelajaran, karenanya pimpinan diskusi atau guru harus mampu
mengendalikan kegiatan diskusi agar pembicara tidak didominasi oleh

7
sekelompok atau orang-orang tertentu saja. Apabila pembicaraan dalam diskusi
hanya dimonopoli oleh peserta tentu saja, maka proses diskusi tidak akan berjalan
secara efektif dan efisien. Demikian juga kesimpulan dari diskusi tersebut tidak
mencerminkan hasil diskusi yang baik, melainkan kesimpulan dari sekelompok
orang tertentu saja.
6. Menutup Diskusi
Menutup diskusi dapat dilakukan dengan menyimpulkan bersama siswa
atau membuat rangkuman mengenai hal yang telah didiskusikan. Juga mengajak
siswa untuk menilai mengenai proses berjalannya diskusi yang telah dilakukan
agar siswa mampu mengevaluasi terutama pada kekurangan diri siswa dalam
mengutarakan pendapat ataupun keaktifan dalam berpendapat.

2.4 Partisipasi Siswa Dalam Kegiatan Menjelaskan Pembelajaran


Untuk mencapai hasil belajar yang optimal perlu keterlibatan atau
partisipasi dari siswa dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa merupakan hal yang
sangat penting untuk menentukan keberhasilan pembelajaran melalui diskusi
kelompok kecil. Partisipasi siswa dalam pembelajaran diskusi merupakan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan yaitu
hasil belajar siswa yang memuaskan. Partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat
dilihat melalui aktifitas siswa dalam ikut serta atau peran dalam diskusi. Dalam
diskusi, siswa dilatih untuk berpikir kritis dan mampu untuk berinteraksi sosial,
serta siswa dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran melalui metode
diskusi.

2.5 Kekurangan dan Kelebihan Dalam Diskusi Kelompok Kecil


Diskusi kelompok mempunyai kelemahan-kelemahan yang dapat
menimbulkan kegagalan, dalam arti tidak tercapainya tujuan yang diinginkan.
Kekurangan dalam diskusi kelompok kecil diantaranya:
1. Diskusi kelompok memerlukan waktu yang lebih lama dari pada belajar
sacara biasa.

8
2. Dapat terjadi pemborosan waktu, terutama bila terjadi hal-hal negatif seperti
pengarah yang kurang tepat, pembicaraan yang berlarut-larut, penyimpanagn
yang tidak ditegur, atau penampilan yang kurang baik.
3. Anggota-anggotan yang kurang agresif (pendiam, pemalu dan sebagainya)
sering tidak mendapat kesempatan untuk mengemukakan ide-idenya, hingga
terjadinya frustrasi dan penarikan diri.
4. Adakalanya diskusi didominasi oleh orang-orang tertentu.
Meskipun demikian, dalam diskusi kelompok kecil memiliki kelebihan
diantaranya:
1. Kelompok memiliki sumber informasi maupun buah pemikiran yang lebih
kaya dari pada yang dimiliki individu, karena itu dapat menghasilkan
keputusan yang lebih baik.
2. Anggota kelompok sering dimotivasi oleh anggota kelompok yang lain.
Anggota kelompok pemalu lebih bebas mengemukakan pendapat atau
pemikirannya dalam kelompok kecil dari pada dalam kelompok besar.
3. Anggota kelompok marasa lebih terikat dalam pelaksanaan keputusan
kelompok, karena terlibat dalam pengambilan keputusan.
4. Diskusi kelompok dapat meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri,
maupun terhadap orang lain; dengan demikian dapat meningkatkan
kemampuan individu untuk berinteraksi.

2.6 Permasalahan yang Muncul dalam Keterampilan Memimpin Diskusi


Kelompok Kecil
Ada beberapa hal yang tidak diperhatikan oleh guru saat ini dalam
memimpin diskusi kelompok kecil. Pada saat melakukan diskusi kelompok kecil
ada beberapa hal yang seringkali tidak diperhatikan oleh guru. Sebagai akibatnya
diskusi menjadi tidak terarah dan suasana diskusi menjadi tidak kondusif. Hal
tersebut akan berujung pada tidak tersampaikannya inti dari diskusi. Berikut
adalah masalah yang sering dialami saat kegiatan diskusi kelompok kecil:
1. Tidak memusatkan topik diskusi
Masalah yang paling terjadi saat melakukan diskusi kelompok kecil adalah
sering kali siswa menanggapi pernyataan masalah ataupun pernyataan dari siswa

9
lain dengan tidak memperhatikan konteks pembicaraan. Banyak siswa yang
melontarkan pendapat tidak sesuai dengan topik diskusi. Peran guru sebagai
moderator yang mengarahkan atau meluruskan topik yang dibicarakan sering kali
tidak digunakan dengan baik oleh sebagian guru. Alih-alih menganggap siswa
berpikir kritis, namun hal tersebut justru kan menyimpangkan arah topik dan
tujuan diskusi.
2. Tidak memperjelas maksud dari tanggapan siswa lain
Kegiatan diskusi seringkali digunakan oleh guru sebagai kesempatan
untuk menjadi pasif. Saat diskusi berlangsung siswa berpendapat dengan
kemampuan berkomunikasi yang berbeda-beda, dan siswa lain akan sangat
membutuhkan pengarahan dari guru tentang maksud pendapat dari siswa tersebut.
Jika seorang guru menjadi pasif dalam suatu diskusi, maka diskusi tidak akan
berjalan lancar dan kondusif.
3. Tidak meningkatkan konstribusi siswa
Pada banyak khasus dalam diskusi seorang guru hanya akan menanyakan
satu pertanyaan atau permasalahan untuk didiskusikan, untuk selanjutnya
membiarkan siswa menanggapi permasalahan tersebut. Siswa yang dapat
dikatakan memiliki pemahaman lebih akan banyak mengtarakan pendapat,
sementara siswa yang lain akan pasif jika permasalahan sudah menemui titik
terang tanpa dikembangkan lagi. Perlunya mengembangkan masalah awal selain
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, juga akan memberikan
porsi untuk berpendapat kepada siswa yang ccenderung pasif.
4. Tidak menyampaikan kesimpulan
Pada praktiknya, masih banyak guru yang tidak menarik kesimpulan dari
semua pendapat siswa dalam diskusi yang telah dilakukan. Sehingga siswa tidak
akan memahami kesimpulan dan jawaban dari permasalahan dari topik diskusi.
Diskusi yang berjalan dengan baik akan menjadi tidak bermakna jika siswa tidak
mengetahui kesimpulan dari diskusi tersebut.

10
BAB III
PENUTUP

Berdasarkan paparan bahasan pada Bab II, berikut ini disajikan


kesimpulan dan saran mengenai keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil.

3.1 Kesimpulan
Guru dituntut untuk bisa mengatur jalannya diskusi kelompok kecil
sehingga metode diskusi tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran. Diskusi
merupakan metode pembelajaran yang mengupayakan siswa untuk aktif dalam
berfikir dan mengungkapkan pendapat. Pelaksanaan diskusi harus dilaksanakan
dalam iklim terbuka yang memungkinkan semua anggota kelompok untuk
berpartisipasi. Guru sebagai pembimbing diskusi kelompok kecil, harus
mempersiapkan jalannya diskusi kelompok tersebut dengan berbagai persiapan
yang meliputi pemilihan topik diskusi yang menarik dan sesuai dengan indikator,
perumusan masalah yang mengundang jawaban kompleks, memberi pengetahuan
awal yang melatar belakangi topik diskusi, serta penetapan besar anggota
kelompok dan penataan tempat duduk. Guru diharapkan menguasai komponen
keterampilan dalam memimpin diskusi kelompok kecil antara lain adalah
memusatkan perhatian agar diskusi tetap terarah pada tujuan ahir pembelajaran.
Memperjelas masalah dan meningkatkan urunan, kemampuan menganalisis
pendapat siswa, kemampuan meningkatan urunan siswa dan menyebarkan
kesempatan berpartisipasi, menutup diskusi.

3.2 Saran
Ada beberapa hal yang perlu diterapkan dalam memimpin jalannya diskusi
dalam kelompok kecil. Untuk meminimalisasi kelemahan metode diskusi
kelompok kecil, maka hendaknya guru menghindari berbagai hal seperti, topik
diskusi yang tidak sesuai dengan minat siswa, guru terlalu mendominasi diskusi
dengan cara mengajukan pertanyaan atau memberikan jawaban yang terlalu
banyak, guru membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi kelompok,
Membiarkan terjadinya pembicaraan yang menyimpang dari topik diskusi atau

11
tidak relevan dengan apa yang sedang dibicarakan, guru terlalu sering
menginterfensi siswa dengan pertanyaan atau pernyataan yang sebetulnya tidak
penting, guru tidak memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah
dalam rangka mencapai tujuan diskusi, tidak memperjelas atau tidak mendukung
pendapat siswa, gagal menutup diskusi dengan efektif.

12
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, S. Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.

Fauzi. 2010. Organisasi Pembelajaran. Bandung: Alumni.

Mulyasa. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Wartono, H.M. 2007. Kemampuan/ Keterampilan Dasar Mengajar. Malang:


FMIPA Universitas Negeri Malang.

Zulfanidar, A. Syafrina, M.Yamin. 2016. Keterampilan Guru Membimbing


Diskusi Kelompok Kecil di SD Negeri Garot Aceh Besar. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(1), 175-184.

13

Anda mungkin juga menyukai