Anda di halaman 1dari 17

“KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI”

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengajaran Mikro
Kelas B

Dosen Pengampu
Susi Setiawani, S.Si., M.Sc

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Siti Rofi’ah 200210101009
Puji Rohmaningsih 200210101038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
“Keterampilan Membimbing Diskusi”. Kami juga berterima kasih pada Susi Setiawani, S.Si,
M.Sc. selaku Dosen mata kuliah Pengajaran Mikro yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Keterampilan Membimbing Diskusi. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaiki di
masa depan.

Jember, 25 Agustus 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1

1.3 Tujuan..........................................................................................................................2

BAB 2. PEMBAHASAN...........................................................................................................3

2.1 Pengertian Diskusi dan Keterampilan Membimbing Diskusi.....................................3

2.2 Tujuan dan Manfaat Diskusi.......................................................................................4

2.3 Tahapan Diskusi..........................................................................................................5

2.4 Prinsip Membimbing Diskusi....................................................................................10

2.5 Kelebihan dan Kekurangan.......................................................................................10

BAB 3. PENUTUP...................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan................................................................................................................12

3.2 Saran..........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga, sekolah, maupun
masyarakat, setiap orang dihadapkan kepada masalah-masalah yang menuntut adanya
pengambilan keputusan. Suatu ketika setiap orang tentu akan mengetahui bahwa ada
begitu banyak persoalan dalam lingkungan sosialnya yang tidak dapat diselesaikan
secara individu. Oleh karena itu dibutuhkan penilaian dan dialog dari pribadi-pribadi
lainnya berkaitan dengan persoalan yang dihadapinya. Proses pemecahan masalah
itulah yang kita kenal dengan diskusi.
Dalam proses pembelajaran juga mempunyai banyak tujuan yang ingin
dicapai. Tujuan tersebut tidak terbatas pada pengetahuan saja, melainkan juga
pembentukan keterampiIan dan sikap. Oleh sebab itu proses pembelajaran menuntut
adanya model pembelajaran yang dapat melibatkan potensi peserta didik secara
optimal, yaitu suatu model pembelajaran yang menekankan penggunaan metode
diskusi kelompak dalarn pelaksanaanya.
Diskusi sebagai metode pembelajaran mengharuskan siswa aktif berkelompok
dan bekerjasama dengan teman sebayanya dan tentu saja memerlukan bimbingan dari
seorang guru. Dan di sini guru berperan untuk mengarahkan dan membimbing diskusi
dengan baik dan benar. Kemampuan guru untuk membimbing diskusi sangat perlu
untuk dipelajari oleh guru maupun calon guru. Dalam makalah ini, kami akan
memaparkan mengenai keterampilan guru dalam membimbing diskusi.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa pengertian dari diskusi kelompok dan bagaimana keterampilan-keterampilan
dalam membimbing diskusi?
2) Apa saja tujuan dan manfaat dari suatu diskusi?
3) Bagaimana tahapan-tahapan diskusi agar proses pembelajaran dapat terlaksana
secara aktif dan efektif?
4) Bagaimanakah prinsip dasar membimbing diskusi agar dapat menerapkan
keterampilan membimbing diskusi secara efektif dan benar?
5) Apa saja kelebihan dan kekurangan dari suatu diskusi?

1
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dari diskusi kelompok dan bagaimana keterampilan-
keterampilan dalam membimbing diskusi.
2) Untuk mengetahui macam-macam tujuan dan manfaat dari suatu diskusi.
3) Untuk mengetahui bagaimana tahapan-tahapan diskusi agar proses pembelajaran
tersebut dapat terlaksana secara aktif dan efektif.
4) Untuk mengetahui bagaimanakah prinsip dasar membimbing diskusi agar dapat
menerapkan keterampilan membimbing diskusi secara efektif dan benar.
5) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari suatu diskusi.

2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diskusi dan Keterampilan Membimbing Diskusi


Menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:79), diskusi kelompok adalah suatu
proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi
tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi/ pengalaman,
mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah. Mudahnya, diskusi kelompok
merupakan proses bertukar pikiran dengan sekelompok orang untuk menyelesaikan
suatu permasalahan.
Secara umum, ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses
pembelajaran, yaitu :
1) Diskusi kelompok besar atau kelas
Pada diskusi kelompok besar atau diskusi kelas ini permasalahan yang disajikan
oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan, dan yang mengatur jalannya
diskusi adalah guru.
2) Diskusi kelompok kecil
Pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri
dari 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru menyajikan suatu
permasalahan yang kemudian diselesaikan oleh setiap kelompok dan proses
diskusi ini diakhiri dengan laporan dari setiap kelompok.
Apapun jenis diskusi yang digunakan, seorang guru harus membuat kondisi
diskusi tersebut agar :
1) Siswa dapat bicara mengeluarkan gagasan dan pendapatnya,
2) Siswa saling mendengar pendapat orang lain,
3) Siswa saling memberikan respons,
4) Siswa dapat mengumpulkan atau mencatat ide-ide yang dianggap penting
5) Siswa dapat mengembangkan pengetahuannya serta memahami topik yang
dibicarakan dalam diskusi.
Menurut hasil penelitian, Turney dalam (Anitah, 2007), terdapat 8
keterampilan dasar mengajar yang dianggap berperan penting dalam menentukan
keberhasilan suatu pembelajaran salah satunya adalah membimbing diskusi.

3
Sanjaya, Sumantri dan Permana dalam (Abimanyu, 2008) menyatakan bahwa
metode diskusi diartikan sebagai siasat untuk menyampaikan bahan pelajaran yang
melibatkan siswa secar aktif untuk membicarakan dan menemukan alternatif
pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Dalam diskusi ini guru
berperan sebagai pemimpin diskusi, atau guru dapat mendelegasikan tugas sebagai
pemimpin itu kepada siswa, dan guru masih harus tetap mengawasi pelaksanaan
diskusi yang dipimpin oleh siswa tersebut.
Pendelegasian itu terjadi kalau siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa
kelompok diskusi. Pemimpin diskusi harus mengorganisir kelompoknya agar setiap
anggota diskusi dapat berpartisipasi secara aktif.
Alasan penting dalam metode diskusi adalah agar dominasi guru di dalam
kelas bisa dikurangi sehingga ada kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi secara
aktif dalam proses pembelajaran. Melalui diskusi kelompok diharapkan siswa dapat
berpikir secara lebih kritis serta mampu mengungkapkan pikiran dan perasaannya
dengan baik. Alasan lain dilaksanakannya metode diskusi adalah agar beberapa tujuan
pendidikan dapat tercapai lebih efektif.
Tujuan-tujuan tersebut adalah tujuan-tujuan dalam ranah keterampilan dan
sikap. Misalnya, keterampilan berbicara, mengungkapkan pendapat, keterampilan
berbahasa, sopan santun dalam mengajukan perbedaan pendapat, serta keterampilan
berinteraksi social. Nah, tujuan-tujuan diatas akan jauh lebih efektif pencapaiannya
jika dilakukan melalui diskusi kelompok. Tentunya dalam hal ini, guru berkewajiban
untuk membimbing kegiatan diskusi kelompok tersebut. 
Jadi, Keterampilan membimbing diskusi merupakan suatu keterampilan yang
harus dimiliki oleh seorang guru dalam membina dan mengarahkan siswanya pada
saat diskusi berlangsung, yang bertujuan untuk memecahkan masalah secara bersama,
yang dilakukan secara teratur guna untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan
diantara siswanya. 
Makanya, seorang calon guru maupun guru hendaknya sudah mampu
menguasai keterampilan ini untuk memperlancar jalannya diskusi sehingga tujuan
tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan maksimal.

2.2 Tujuan dan Manfaat Diskusi


Adapun tujuan dari diskusi adalah :

4
a. Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan
berkomunikasi.
b. Memupuk sikap toleransi; yaitu setiap siswa saling menghargai terhadap
pendapat yang dikemukakan oleh setiap peserta didik.
c. Memupuk kehidupan demokrasi; yaitu setiap siswa secara bebas dan bertanggung
jawab terbiasa mengemukakan pendapat, bertukar fikiran, memberi informasi
atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
d. Mendorong pembelajaran secara aktif; yaitu siswa dalam membahas suatu topik
pembelajaran tidak selalu menerima dari guru, akan tetapi melalui kerjasama
dalam kelompok diskusi siswa belajar mengembangkan kemampuan berfikirnya.
e. Menumbuhkan rasa percaya diri; yaitu dengan kebiasaan untuk beragumentasi
yang dilakukan antar sesama teman dalam kelompok diskusi, akan mendorong
keberanian dan rasa percaya diri mengajukan pendapat maupun mencari solusi
pemecahan.
Mengingat banyak manfaat yang diperoleh siswa dari diskusi kelompok kecil,
dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan:
a. Agar jangan sampai diskusi didominasi oleh seorang siswa, dan tidak
memberikan kesempatan kepada siswa lainnya apalagi oleh guru.
b. Hindarkan monopoli pembicaraan oleh siswa tertentu.
c. Hindarkan pembicaraan yang tidak relevan dengan topik diskusi.
d. Mengatur agar siswa semua berpartisipasi dengan mendorong serta memberi
kesempatan-kepada siswa yang enggan untuk berpartisipasi
e. Memperjelas serta mempertegas sumbangan pemikiran siswa terhadap
pemecahan masalah yang didiskusikan.
f. Akhiri diskusi dengan membuat kesimpulan secara efektif.
2.3 Tahapan Diskusi
Diskusi dalam pembelajaran termasuk kedalam salah satu jenis metode
pembelajaran. Setiap metode pembelajaran termasuk diskusi diarahkan agar proses
pembelajaran dapat terlaksana secara aktif dan efektif dalam rangka mencapai tujuan
(kompetensi) pembelajaran. Oleh karena itu agar kegiatan diskusi dapat berjalan
dengan lancar, dalam pelaksanaannya tentu harus memperhatikan langkah-langkah
atau tahapan berikut:
1. Langkah persiapan
5
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi diantaranya:
a) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum
maupun tujuan khusus. Tujuan yang ingin dicapai harus dipahami oleh setiap
siswa sebagai peserta diskusi. Tujuan yang jelas dapat dijadikan sebagai
kontrol dalam pelaksanaan diskusi.
b) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Misalnya, apabila tujuan yang ingin dicapai adalah penambahan
wawasan peserta didik tentang suatu persoalan, maka dapat digunakan diskusi
panel (terdapat beberapa orang ahli yang berbicara); sedangkan jika yang
diutamakan adalah mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
mengembangkan gagasan, maka dapat menggunakan jenis diskusi
symposium.
c) Menetapkan masalah yang akan dibahas. Masalah dapat ditentukan dariisi
materi pembelajaran atau masalah-masalah yang aktual yang terjadi di
lingkungan masyarakat yang dihubungan dengan materi pelajaran
sesuaidengan bidang studi yang diajarkan.
d) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan
diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas
diskusi seperti moderator, notulen, dan penyaji.
2. Memusatkan Perhatian
Selama kegiatan diskusi berlangsung guru senantiasa harus berusaha
memusatkan perhatian dan aktivitas pembelajaran siswa pada topik atau
permasalahan yang didiskusikan. Dengan demikian apabila terjadi pembicaraan
yang menyimpang dari sasaran diskusi, maka pada saat itu pula pimpinan diskusi
harus segera meluruskan dan mengingatkan peserta diskusi tentang topik dan
sasaran dari diskusi yang sedang dilakukan.
Diskusi sebagai bagian dari aktivitas pembelajaran harus berjalan secara
efektif dan efisien. Salah satu aspek untuk menunjang efektifitas diskusi adalah
apabila kegiatan diskusi tidak terjadi pembicaraan yang menyimpang. Semua
pembicaraan harus terfokus pada permasalahan yang sedang dibahas. Oleh karena
itu sebelum dan selama proses diskusi harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:

6
a) Merumuskan tujuan diskusi; yaitu rumusan tujuan atau kompetensi secara
jelas dan terukur yang harus dimiliki atau dicapai oleh siswadari kegiatan
diskusi yang akan dilakukan.
b) Menetapkan topik atau permasalahan; topik yang didiskusikan usahakan harus
menarik minat, menantang dan memperhatikan tingkat perkembangan siswa.
Topik masih bisa dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.
Melalui topik yang dirumuskan tersebut dapat mendorong dan menggugah
rasa ingin tahu siswa, sehingga siswa akan secara aktif mencari informasi,
belajar, dan memecahkannya.
c) Mengidentifikasi arah pembicaraan yang tidak relevan dan menyimpang dari
arah diskusi. Hasil dari identifikasi dapat dijadikan masukan bagi pimpinan
diskusi untuk meluruskan pembicaraan, pertanyaan, atau komentar lainnya,
sehingga kegiatan diskusi senantiasa terjaga dan terfokus pada masalah
diskusi.
d) Merangkum hasil diskusi; rangkuman ini tidak hanya dilakukan pada akhir
diskusi, tetapi selama proses berlangsung hasil pembicaraan yang penting
sebaiknya segera dirangkum, sehingga pada akhir diskusi akan dapat
menyimpulkannya secara lengkap dan akurat.
3. Memperjelas Masalah atau Urunan Pendapat
Pada saat diskusi berjalan, kadang-kadang pertanyaan, komentar, pendapat,
atau gagasan yang disampaikan peserta diskusi kadang kala kurang jelas,
sehingga jelas mengaburkan pada topik pembahasan, terkadang juga
menimbulkan ketegangan atau permasalahan baru dalam diskusi. Oleh karena itu
guru atau pimpinan diskusi, harus segeram memperjelas jika terhadap pendapat
atau pembicaraan peserta diskusi yang kurang jelas ditangkap oleh peserta diskusi
lainnya. Untuk memperjelas setiap pembicaraan dari peserta diskusi, pimpinan
diskusi atau guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Menguraikan kembali pendapat atau ide yang kurang jelas, sehinggamenjadi
jelas dipahami oleh seluruh peserta didik.
b. Mengajukan pertanyaan pelacak untuk meminta komentas siswauntuk lebih
memperjelas ide atau pendapat yang disampaikannya.
c. Memberikan informasi tambahan berkenaan dengan pendapat atauide yang
disampaikannya, seperti melalui ilustrasi atau contoh,sehingga dapat lebih
memperjelas terhadap ide yang disampaikan itu.
7
4. Menganilisis Pandangan Siswa
Perbedaan pendapat dalam sebuah diskusi adalah hal yang wajar dan sangat
mungkin terjadi. Namun yang harus diperhatikan oleh guru atau pimpinan diskusi
adalah bagaimana agar perbedaan tersebut menjadi pendorong dan membimbing
setiap anggota kelompok untuk berpartisipasi secara aktif dan konstruktif dalam
memecahkan suaru permasalahan yang sedang didiskusikan. Disinilah pentingnya
melakukan analisis terhadap pandangan yang berbeda yang dimunculkan oleh
setiap peserta diskusi.
Analisis ditujukan untuk meminta klasifikasi atau alasan yang dijadikan dasar
pemikiran terhadap pendapat dari masing-masing anggota kelompok diskusi.
Dengan demikian semua peserta diskusi akan memahami dan menghargai setiap
perbedaan pendapat yang dikemukakan oleh peserta diskusi lainnya. Setelah
diperoleh informasi alasan-alasan dari masing-masing anggota berkenaan dengan
pendapat yang berbeda-beda itu, maka selanjutnya pimpinan diskusi dapat
menindaklanjutinya dengan mencapai kesepakatan terhadap hal-hal mana saja
yang disepakati bersama, sehingga dari diskusi tersebut membuahkan kesimpulan
bersama yang tepat (win-win solution).
5. Meningkatkan Usulan Siswa
Untuk memfasilitasi keaktifan siswa ikut serta urun rembug dalam kegiatan
diskusi yang dilakukan, ada beberapa aspek yang dapat ditempuh oleh guru atau
pimpinan diskusi, antara lain:
a) Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang siswa untuk berpendapat atau
mengajukan gagasannya.
b) Memberikan contoh atau ilustrasi baik bersifat verbal atau non-verbal,
dimana melalui contoh atau ilustrasi tersebut menggugah siswa untuk
berfikir.
c) Meningkatkan suasana diskusi dengan memunculkan pertanyaan yang
memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat diantara anggota sesama
kelompok.
d) Memberi waktu yang cukup bagi setiap anggota kelompok untuk berfikir
dan menyampaikan buah fikirannya.
e) Memberikan perhatian kepada setiap pembicara sehingga terkesan saling
menghargai dan dengan demikian dapat lebih mendorong siswa untuk

8
berpartisipasi memberikan sumbang pemikiran melalui forum diskusi yang
dilakukan.
6. Menyebarkan Kesempatan Berpartisipasi
Proses dan hasil diskusi harus mencerminkan hasil dari kerja kolektif antar
sesama peserta diskusi. Oleh karena itu setiap anggota diskusi harus memiliki
kesempatan yang sama untuk menyampaikan ide, pendapat, atau memberikan
komentar. Kegiatan diskusi merupakan salah satu contoh penerapan demokrasi
dalam pembelajaran. Oleh karena itu, pimpinan diskusi atau guru harus mampu
mengendalikan kegiatan diskusi agar pembicara tidak didominasi oleh
sekelompok atau orang-orang tertentu saja.
Apabila pembicaraan dalam diskusi hanya dimonopoli oleh peserta tertentu
saja, maka proses diskusi tidak akan berjalan secara efektif dan efisien. Demikian
juga kesimpulan dari diskusi tersebut tidak mencerminkan hasil diskusi yang
baik, melainkan kesimpulan dari sekelompok orang tertentu saja. Oleh karena itu
untuk mendorong partisipasi secara aktif dari setiap anggota kelompok, dapat
dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a) Memberi stimulus yang ditujukan kepada siswa tertentu yang belum
berkesempatan menyampaikan pendapatnya, sehingga siswa tersebut
terdorong untuk mengeluarkan buah fikirannya. Contohnya, “Ibu yakin kamu
bisa menjawab, coba Indah!”
b) Mencegah monopoli pembicaraan hanya kepada orang-orang tertentu saja,
dengan cara terlebih dahulu memberi kesempatan kepada siswa yang
dianggap pendiam untuk berbicara.
c) Mendorong siswa untuk merespon pembicaraan dari temannya yang lain,
sehingga terjadi komunikasi interaksi antar semua pserta diskusi.
d) Menghindari respon siswa yang secara serentak, agar setiap siswa secara
individu dapat mengemukakan pikirannya secara bebas berdasarkan
pemahaman yang dimilikinya.
7. Menutup Diskusi
Kegiatan terakhir dari pelaksanaan diskusi adalah ,menutup diskusi. Adapun
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru atau pimpinan diskusi dalam
menutup diskusi antara lain adalah:
a) Membuat rangkuman sebagai kesimpulan atau pokok-pokok pikiran yang
dihasilkan dari kegiatan diskusi yang telah dilaksanakan.
9
b) Menyampaikan beberapa catatan tindak lanjut dari kegiatan diskusi yang telah
dilakukan, baik dalam bentuk aplikasi maupun rencana diskusi pada
pertemuan berikutnya.
c) Melakukan penilaian terhadap proses maupun hasil diskusi yang telah
dilakukan, seperti melalui kegiatan observasi, wawancara, skala sikap dan
sebagainya. Penilaian ini berfungsi sebagai umpan balik untuk mengetahui dan
memberi pemahaman kepada siswa terhadap peran dan partisipasinya dalam
kegiatan diskusi tersebut. Hal ini penting untuk lebih meningkatkan aktivitas
siswa dalam pembelajaran melalui diskusi yang akan dilakukan pada kegiatan
berikutnya.

2.4 Prinsip Membimbing Diskusi


Agar dapat menerapkan keterampilan membimbing diskusi secara efektif,
guru harus memperhatikan beberapa prinsip antara lain:
1. Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”.
Hal ini ditandai dengan keantusiasan berpartisipasi, kehangatan hubungan antar
pribadi, kesediaan menerima dan mengenal lebih jauh topik diskusi, dan
kesediaan menghargai pendapat orang lain. Dengan demikian, semua anggota
kelompok mempunyai keinginan untuk dikenal dan dihargai, dapat merasa aman
dan bebas untuk mengemukakan pendapat.
2. Perlu perencanaan dan persiapan yang matang, antara lain:
a) Topik yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, minat
dan kemampuan siswa;
b) Masalah hendaknya mengandung jawaban yang kompleks, bukan jawaban
yang tunggal;
c) Adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik tersebut agar
para siswa memiliki latar belakang pengetahuan yang sama sehingga mampu
memberikan penjelasan dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memotivasi
siswa (Majid, 2013)

2.5 Kelebihan dan Kekurangan


Diskusi kelompok memiliki kelebihan antara lain:
a. Suasana kelas akan hidup. Sebab siswa mengarahkan pikirannya kepada
masalah yang sedang didiskusikan.
10
b. Menyadarkan siswa bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan.
c. Membiasakan siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun
berbeda dengan pendapatnya.
d. Dapat menaikkan prestasi kepribadian individu seperti toleransi, demokratis,
kritis, berpikir sistematis, sabar dan sebagainya.
e. Kesimpulan-kesimpulan diskusi mudah dipahami siswa karena siswa
mengikuti proses berpikir sebelum sampai kepada kesimpulan.
Selain memiliki kelebihan diskusi kelompok juga memiliki kelemahan antara:
a. Kemungkinan ada siswa yang tidak ikut aktif, sehingga bagi siswa-siswa ini
diskusi merupakan kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Diskusi memerlukan waktu yang cukup panjang, sehingga tidak sesuai dengan
jadwal pelajaran yang ada.
d. Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional
sehingga menimbulkan ketersinggungan antar siswa yang menyebabkan
terganggunya iklim pembelajaran.

11
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keterampilan membimbing diskusi merupakan suatu keterampilan yang harus
dimiliki oleh seorang guru dalam membina dan mengarahkan siswanya pada saat
diskusi berlangsung, yang bertujuan untuk memecahkan masalah secara bersama,
yang dilakukan secara teratur guna untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan
diantara siswanya. Sehingga seorang guru diharapkan mampu menguasai
keterampilan-keterampilan tersebut agar memperlancar jalannya diskusi.
Ranah keterampila tersebut memiliki berbagai macam tujuan, yang
diantaranya yaitu keterampilan berbicara, mengungkapkan pendapat, keterampilan
berbahasa, sopan santun dalam mengajukan perbedaan pendapat, serta keterampilan
berinteraksi social. Nah, tujuan-tujuan tersebut akan jauh lebih efektif pencapaiannya
jika dilakukan melalui diskusi kelompok. Tentunya dalam hal ini, guru berkewajiban
untuk membimbing kegiatan diskusi kelompok tersebut. 
Dalam membimbing kegiatan diskusi pastilah memiliki tahapan-tahapan atau
langkah-langkah agar proses pembelajaran dapat terlaksana secara aktif dan efektif.
Tahapan-tahapan atau langkah-langkah tersebut diantaranya adalah :
1. Langkah persiapan
2. Memusatkan Perhatian
3. Memperjelas Masalah atau Urunan Pendapat
4. Menganilisis Pandangan Siswa
5. Meningkatkan Usulan Siswa
6. Menyebarkan Kesempatan Berpartisipasi
7. Menutup Diskusi
Dalam diskusi kelompok banyak sekali kelebihan-kelebihan yang peserta
didik dapatkan salah satunya adalah apat menaikkan prestasi kepribadian individu
seperti toleransi, demokratis, kritis, berpikir sistematis, sabar dan sebagainya. Selain
itu juga dapat membangun suasana kelas lebih hidup, sebab siswa mengarahkan
pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan. Selain memiliki kelebihan
diskusi kelompok pastilah memiliki kelemahan diantaranya adalah memiliki
kemungkinan ada siswa yang tidak ikut aktif, sehingga bagi peserta didik ini diskusi
merupakan kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab. Dalam diskusi

12
tersebut juga memiliki kemungkinan untuk terjadi perbedaan pendapat yang bersifat
emosional sehingga menimbulkan ketersinggungan antar siswa yang menyebabkan
terganggunya iklim pembelajaran.

3.2 Saran
Seorang calon guru dan seorang guru harus memilki ketrampilan dalam
membimbing diskusi dalam suatu kelompok. Diskusi dalam kelompok kecil
seyogyanya dapat mengaktifkan siswa dan sikap toleransi serta sifat sosial diantara
mereka.

13
DAFTAR PUSTAKA

Afid Burhanuddin. 2017. Keterampilan Membimbing Diskusi.


https://afidburhanuddin.wordpress.com/2017/07/16/keterampilan-membimbing-diskusi/.
Diakses 24 Agustus 2022.
Gayatri, Y.(2019). Keterampilan Dasar Mengajar Surabaya :UMSurabaya Publishing
Ginting, M. (2022) MICRO TEACHING (n.p.): Penerbit Lakeisha

Indah Safitri. 2020. Makalah Keterampilan Membimbing Kelompok Kecil.


https://www.academia.edu/43219743/MAKALAH_KETERAMPILAN_MEMBIMBING_DI
SKUSI_KELOMPOK_KECIL . Diakses 24 Agustus 2022.
Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2013). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Usman, M. (2013). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai