Anda di halaman 1dari 12

MASALAH DALAM PERKEMBANGAN ANAK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pembimbing:

Dr. Didik Sugeng Pambudi M.S

Saddam Hussen S.Pd M.Pd

Disusun oleh:

Mohammad Eka Nursetiawan (2002101011095)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tugas mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik ini dengan baik dan tepat waktu. Sholawat beserta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW, semoga kita
mendapatkan syafaat dan pertolongannya di yaumul akhir. Terima kasih kami ucapkan
kepada bapak Dr. Didik Sugeng Pambudi M.S dan bapak Saddam Hussen S.Pd M.Pd selaku
dosen pengajar mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah membimbing kami dan
memberikan tugas makalah ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kami.Terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang secara langsung maupun
tidak langsung terlibat dalam penyusunan makalah ini.

Makalah yang berjudul “MASALAH DALAM PERKEMBANGAN ANAK” ini kami


susun secara sistematis guna memenuhi tugas mata kuliah Perkrmbangan Peserta Didik.
Selain itu makalah ini juga bertujuan menambah wawasan tentang masalah yang terjadi
dalam masa perkembangan anak bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Karena,kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini.

Pasuruan, 17 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………...1
C. Tujuan Penulisan. ............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan .................................................................. 2
B. Tugas-Tugas Perkembanagan ............................................................ 2
C. Masalah Dalam Perkembangan … ..................................................... 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam perjalanan hidupnya banyak mengalami perubahan yang mengarah pada
suatu perkembangan jasmani maupun rohani. Perkembangan manusia menurut Hurlock (1997)
dibagi dalam beberapa tahap, tahap pertama disebut prenatal, yaitu perkembangan masa bayi,
lalu pada masa kanak-kanak, masa remaja, awal masa dewasa, masa usia pertengahan dan masa
tua. Setiap masa perkembangan memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi atau dikuasai
oleh setiap manusia. Seperti diungkapkan oleh Hurlock (1997), cepat atau lambat semua orang
akan sadar bahwa mereka diharapkan menguasai tugas-tugas tertentu pada berbagai periode
sepanjang hidup mereka. Kesadaran inilah yang mempengaruhi sikap dan perilaku mereka
sendiri, demikian pula sikap orang lain terhadap mereka.
Dalam masa perkembangan anak dan remaja mereka harus mengerti dan memahami apa saja
tugas tugas mereka. Disamping itu juga banyak sekali masalah masalah yang terjadi baik dari
dalam lingkungan keluarga ataupun dalam lingkungan masyarakat, hal ini membuat para orang
tua sedikit pusing menghadapi masalah perkembangan dari anaknya, oleh karenan itu orang tua
harus mengetahui masalah apa yang terjadi pada anaknya sebelum mereka memberikan hukuman
atau sanksi supaya sang anak tidak semakin memberontak dan perilakunya semakin baik.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan ?

2. Apa saja tugas-tugas perkembangan ?

3. Masalah apa saja yang terjadi dalam masa perkebangan anak ?

C. Tujuan
1. Mahasiswa mengatahui apa yang dimaksud dengan perkembangan

2. Mahasiswa mengatahui apa saja tugas-tugas perkembangan

3. Mahasiswa mengatahui beberapa masalah dalam masa perkebangan anak

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Perkembangan

Perkembangan merupakan perubahan yang dimiliki seorang atau yang dialami indvidu
menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progesif dan
berkesinambungan baik menyangkut fisik maupun psikis dan bersifat kualitatif. Perkembangan
juga merupakan proses yang tidak akan berhenti yang artinya manusia secara terus menerus
berkembang yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar dan semua aspek individu baik fisik,
emosi, intelegensi, maupun sosial ,perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu yang
artinya perkembangan terjadi secara teratur sehingga hasil dari perkembangan dari tahap
sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.

B. Tugas tugas perkembangan

Tugas-tugas perkembangan merupakan penyempurnaan pemahaman mengenai konsep


sosial, konsep benar dan salah dan seterusnya, dan belajar membuat hubungan emosional yang
makin matang dengan lingkungan sosial baik dirumah maupun diluar rumah.

1. .Tugas perkembangan pada masa bayi dan anak-anak awal (0-6 tahun)
a. Toilet training
b. Belajar berjalan
c. Belajar makan
d. Belajar berbicara
e. Belajar mengetahui mana yang benar dan mana yang salah.
f. Belajar membedakan jenis kelamin.
g. Adanya kontak perasaan terhadap orang tua, keluarga, dan orang lain.

2. Tugas perkembangan kanak-kanak akhir dan masa kanak-kanak sekolah (6-12 tahun)
a. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
b. Belajar ketangkasan fisik untuk bermain
c. Belajar bergaul dengan temannya

2
d. Mengembangkan sikap sosial terhadap kelompok lain
e. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk
biologis.
f. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
g. Mengembangkan kata hati.
h. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
i. Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.

3. Tugas perkembangan masa remaja (12-21 tahun)


a. Memiliki sikap tanggung jawab terhadap social
b. Mencapai kemandirian sosial dan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya
c. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
d. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
e. Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam
berperilaku
f. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi
warga negara.
g. Memilih dan mempersiapkan karier.
h. Mempersiapkan hidup berkeluarga
i. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.

4. Tugas perkembangan masa dewasa (21-30 tahun)


a. Menemukan relasi dengan kelompok sebaya.
b. Memulai bekerja
c. Memilih pasangan
d. Belajar hidup sebagai suami/ istri
e. Memelihara anak

5. Tugas masa perkembangan setengah baya (30-40 tahun)


a. Menghargai pasangan sebagai person.
b. Mendapatkan tanggung jawab sebagai warga negara dan panutan bagi orang lainnya

3
c. Menjadi orang dewasa yang sangat bertanggung jawab serta bahagia.
d. Menerima dan menyesuaikan diri pada perubahan psikologi
e. Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik.
f. Mencapai prestasi dalam karier.
g. Membantu anak- anak remaja untuk menjadi dewasa yang lebih baik

6. Tugas masa perkembangan usia lanjut


a. Menyesuaikan diri dengan berkurangnya kekuatan phisik dan kesehatan
b. Mengatur keadaan hidup yang menyesuaikan
c. Membina hubungan dengan orang-orang yang seusia
d. Penyesuaian dengan masa pensiun.
e. Penyesuaian dengan kematian pasangan hidup.

C. Masalah masalah dalam pekembangan anak

1. Problem dalam Perkembangan Kognitif Anak

Menurut perkembangan kognitif Piaget (dalam Santrock, 2003), Anak atau remaja
mencapai tahap pemikiran operasional formal yaitu suatu tahap perkembangan kognitif yang
berlangsung pada usia 11-15 tahun. Seiring dengan perkembangan kognitifnya, maka
kemampuan Anak atau Remaja dalam pengambilan keputusan semakin meningkat, misalnya
kemampuan mengambil keputusan tentang masa depan, memilih teman, apakah harus sekolah
atau bekerja dan seterusnya. Salah satu strategi meningkatkan kemampuan pengambilan
keputusan Anak atau Remaja tentang pilihan dunia nyata dengan melibatkan remaja untuk
menyelesaikan permasalahan di sekitarnya seperti masalah seks, obat-obatan dan kebut-kebutan
pada Anak atau Remaja. Tetapi kemampuan mengambil keputusan tidak menjamin kemampuan
itu akan diterapkan karena dalam dunia nyata pengalaman merupakan hal yang penting.

Bila Anak atau Remaja kurang mendapatkan pengalaman dalam pengambilan keputusan, maka
kemampuannya dalam mengambil keputusan tidak akan berkembang. Untuk itu, Anak atau

4
Remaja perlu memiliki lebih banyak peluang untuk menerapkan dan mendiskusikan
pengambilan keputusan yang realistis. Pada anak-anak yang nakal, kemampuan dalam
pengambilan keputusan ini tergolong rendah, karena kurangnya pengalaman yang didapatkan.

Pengambilan keputusan Anak atau Remaja yang salah sebenarnya bukan karena tidak mampu
mengambilan keputusan yang benar, melainkan karena kegagalan masyarakat dalam
menyediakan pilihan-pilihan. Misalnya keputusan Anak atau Remaja untuk ikut geng motor,
anak punk, pengamen dijalanan dll karena tidak adanya pilihan lain yang menarik bagi mereka.
Sehingga masyarakat perlu menyediakan pilihan-pilihan yang lebih baik bagi mereka. Seperti
mendorong remaja untuk ikut aktif dalam setiap kegiatan di masayarkat misalnya Karang
Taruna, Bank Sampah atau menyediakan berbagai event yang diselenggarakan di wilayah tempat
tinggalnya baik kesenian atau olah raga

2. Problem dalam Perkembangan Sosial Anak

Masalah dalam perkembangan sosial Anak atau Remaja adalah adanya pengetahuan
tentang strategi yang tepat atau tidak tepat dalam mencari teman yang berhubungan dengan
penerimaan dari teman sebaya dan perilaku prososial (Wentzel dan Erdley dalam Sandrock,
2003). Strategi dalam pertemanan yang tidak tepat, akan menyebabkan Anak atau Remaja
mendapatkan penolakan dari teman sebaya dan sebaliknya. Penolakan dari teman sebaya, dalam
keadaan yang ekstrim dapat menyebabkan remaja itu melakukan bunuh diri.

Hal ini terjadi karena dalam perkembangan sosial remaja, Anak atau Remaja melakukan
dua macam gerak yaitu gerakan untuk memisahkan diri dari orang tua di satu sisi dan bergerak
menuju kearah teman sebaya di sisi lain, sehingga ketika Anak sudah bergerak memisahkan diri
dari orang tua tapi mengalami penolakan dari teman sebayanya maka Anak/Remaja akan
mengalami alienasi yang selanjutnya bisa stress, depresi dan pada ujungnya memilih untuk
mengakhiri hidupnya

Masalah lain yang dihadapi Anak atau Remaja ketiga bergerak untuk mandiri dari rasa
ketergantungan terhadap orang tuanya adalah adanya tuntutan dari orang tua untuk terus
mengikuti kemauannya (Sarwono, 2013). Sebagian besar ibu-ibu Jawa dan Sunda mengharapkan
anak mereka menuruti keinginan orang tuanya, sehingga Anak atau Remaja menghadapi konflik
di dalam dirinya, yaitu antara keinginannya untuk mandiri dan kehendak orang tua, karena pada

5
masa ini mereka berada pada tahapan usia sekolah dan masih tergantung secara ekonomi dari
orang tuanya.

Dalam hubungan persahabatan, remaja memilih teman yang memiliki kualitas psikologis
yang relatif sama dengan dirinya dalam ketertarikan, sikap, nilai dan kepribadiannya. Pada masa
ini berkembang sikap konformitas yang merupakan kecenderungan untuk mengikuti opini,
pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran atau keinginan teman sebayanya (Desmita, 2013).
Sesungguhnya konformitas kelompok juga bersifat positif karena dapat membantu Anak atau
Remaja dalam menemukan identitas diriinya. Namun, konformitas dapat juga memberikan efek
negative bila nilai dan norma kelompok teman sebaya bertentangan dengan nilai dan norma
orang tua atau masyarakat.

Dalam usaha untuk melepaskan diri dari pengaruh orang dewasa, Anak atau Remaja
membentuk kelompok. Kecenderungan kohesi meningkat seiring dengan meningkatnya
frekuensi interaksi anggota Anak atau Remaja dengan kelompoknya. Dalam kelompok dengan
kohesi yang kuat, berkembanglah iklim dan norma kelompok yang sangat ditentukan oleh
pemimpin dalam kelompok. Anak atau Remaja akan lebih mementingkan norma dan moral
kelompok dibandingkan norma dan moral yang dia terima dari orang tuanya sehingga dia sulit
untuk dapat mengembangkan norma dan moralnya sendiri

3. Problem dalam Perkembangan Moral Anak

Perkembangan moral berhubungan dengan peraturan-peraturan dan nilai-nilai mengenai


apa yang harus dilakukan seseorang dalam interaksinya dengan orang lain yang meliputi
bagaimana Anak atau Remaja mempertimbangkan peraturan untuk melakukan perilaku yang
sesuai dengan etika; bagaimana Anak atau remaja bertingkah laku dalam situasi sebenarnya dan
bagaimana perasaan Anak atau remaja tenang masalah moral. Penalaran moral Anak atau
Remaja menjadi salah satu kebutuhan penting karena orang yang bertindak sesuai dengan moral
adalah orang yang mendasarkan tindakannya atas penilaian baik buruknya sesuatu.

Pada masa perkembangan moral, Anak atau Remaja memiliki dorongan untuk melakukan
perbuatan yang membuat dirinya dapat dinilai baik oleh orang lain atau ingin mendapatkan
pujian. Anak atau Remaja berperilaku bukan hanya untuk memenuhi kepuasan fisiknya saja
tetapi juga psikologis seperti rasa puas dengan penilaian positif dari orang lain mengenai

6
tindakannya. Dalam tahapan perkembangan tingkat penalaran moral remaja pada tahap
konvensional dimana suatu perbuatan dinilai baik oleh remaja apabila mematuhi harapan otoritas
atau kelompok teman sebayanya.

Teori Bandura menjelaskan mengapa dan bagaimana proses penguatan, hukuman dan
imitasi mempengaruhi perilaku moral Anak atau Remaja. Ketika Anak atau Remaja melakukan
tindakan yang sesuai dengan hukum mereka mendapat penilaian baik atau pujian, maka mereka
akan cenderung untuk mengulang perilaku tersebut, dan sebaliknya ketika Anak atau Remaja
berperilaku yang melanggar hukum kemudian mendapat sanksi atau hukuman maka mereka
cenderung tidak mengulanginya dan tingkah laku itu dapat dihilangkan (Sandrock, 2003)..

Oleh karena itu konsistensi dalam menegakkan aturan/hukum, nilai dan norma yang
diterima oleh masyarakat harus dilakukan agar Anak atau Remaja taat hukum. Masalahnya,
dalam kehidupan riil di Indonesia, seringkali terjadi pembiaran terhadap perilaku Anak/Remaja
yang melanggar hukum dan tidak ada penguatan terhadap perilaku yang taat hukum/aturan, nilai
dan norma masyarakat. Akibatnya Anak atau Remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat
tentang perilaku yang sesuai/tidak sesuai dengan peraturan, nilai dan norma masyarakat. Anak
atau Remaja terus melakukan perilaku melanggar norma dan nilai masyarakat karena perilaku
yang dilakukan tidak mendapat konsekuensi,sehingga hal itu dianggap sebagai perilaku yang
benar dan diterima secara sosial.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan merupakan perubahan yang dimiliki seorang atau yang dialami indvidu
menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis , progesif dan
berkesinambungan baik menyangkut fisik maupun psikis dan bersifat kualitatif. Selain
mengalami perkembangan manusia juga harus tahu tugas-tugas dalam masa perkembangan,
misalnya anak yangmasih berusia dibawah 6 tahun mereka harus mulai belajar bicara, makan dll.
Kemudian anak yang baru memasuki masa sekolah harus belajar keterampilan dasar dalam
membaca, menulis dan berhitung lalu bergaul dengan temannya dll. Bahkan ketika sudah dewasa
ataupun sudah usia lanjut mereka juga harus memahami tugas-tugas mereka.

Dalam masa perkembangan anak sering terdapat masalah-masalah misalnya saja masalah
perkembangan kognitif dan masih banyak lagi sebenarnya. Sebagai orang tua tentu saja harus
mengetahui masalah apa yang sedang terjadi dalam masa perkembangan anaknya. Orang tua
tidak bisa langsung memberikan sanksi kepada anak yang melakukan kesalahan Karena belum
tentu dia melakukannya degan sengaja dan bisa berpengaruh pada psikologi sang anak. Orang
tua juga harus memberikan contoh yang baik terhadap anaknya karena pendidikan pertama
berasal dari lingkungan keluarga. Jika anak mendapatkan contoh yang baik dari keluarganya
maka dia akan menerapkannya baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat. Selain
permasalahan yang telah dijelaskan diatas, sebenarnya masih banyak masalah-masalah dalam
perkembangan anak

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini, kami sadar bahwa makalah ini tidak sepenuhnya
sempurna. Materi yang ada di dalam makalah ini didapat dari berbagai sumber tentang “Tugas
dan Masalah Peerkembangan Anak”. Kami berharap para pembaca dapat memaklumi
kekurangan yang ada serta memperbaiki kesalahan yang ada, menggunakan referensi yang yang
lebih spesifik mengenai Tugas-Tugas dan Masalah Dalam Perkembangan Anak.

8
DAFTAR PUSTAKA

Chusniyah, Tutut 2015. “Problem dalam Perkembangan Psikologi Anak yang Berhadapan
dengan Hukum (ABH)”, http://fppsi.um.ac.id/?p=1278#, Diakses pada 15 Maret 2021

Herein Puspita 2006. “PERKEMBANGAN ANAK DAN KASUS-KASUSNYA (CHILD


DEVELOPMENT AND ITS CASES)”, Bogor: DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN
KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194412051967101-
KOKO_DARKUSNO_A/TUGAS-TUGAS_PERKEMBANGAN.pdf, Diakses pada 15 Maret
2021

https://edulogy.id/perkembangan-yang-perlu-dipenuhi-pada-usia-anak-sampai-remaja/, Diakses
pada 15 Maret

Emi, Keminah 2020, “Tugas Perkembangan Masa Bayi hingga Dewasa”,


https://www.kompasiana.com/keminah09899/5fd9d02f8ede486283003123/tugas-perkembangan-
masa-bayi-hingga-dewasa#, Diakses pada 15 Maret

Fithri, Unzilatul 2020 “Perkembangan Manusia dari Kecil hingga Dewasa”,


https://www.kompasiana.com/unzilatulfithri6096/5f7a51808ede486b82534293/perkembangan-
manusia-dari-kecil-hingga-dewasa, Diakses pada 15 Maret

Anda mungkin juga menyukai