Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
Dosen Pengampu : Suhadah, M.Pd

Disusun Oleh:

Amelia Damayanti (210935)


Agus Toni (21)
Siti Anila (210678)
Evi Febiyanti (210609)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PRIMAGRAHA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
pendidikan tentang “Tugas-Tugas Perkembangan“.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil
hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Serang, 28 Februari 2023


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................………


DAFTAR ISI.................................................................................………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................……………….
B. Rumusan Masalah ......................................................................………………
C. Tujuan .......................................................................................………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Sumber Tugas Perkembangan .............................…………….
B. Sumber-Sumber Tugas Perkembangan .......................................……………..
C. Tugas Perkembangan Pada Setiap Fase Perkembangan ...............……………
D. Peranan Sekolah Dalam Mengembangkan Tugas-Tugas Perkembangan .......
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................
…………………
B. Saran .........................................................................................…………………
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................……………
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap kehidupan individu akan terjadi dan dimulai dengan adanya faseusia
kandungan sampai fase usia tua. Dalam menempuh setiap fase-fase tersebut, terdapat
tugas-tugas perkembangan yang setiap individu harus dapat menuntaskannya. Setiap
fase atau tahap pada perkembangan individu diantaranya termasuk kemampuan
bertingkah laku yang seharusnya dicapai oleh anak pada periode perkembangan
tertentu. Jika setiap anak yang berada dalam periode perkembangan itu dapat
memperoleh kemampuan bertingkah laku yang sesuai dengan ciri-ciri khas
kemampuan bertingkah laku pada periode itu, maka anak
tersebut memiliki perkembangan yang sempurna.
Akan tetapi tidak setiap anak dapat mengalami perkembangan yang sempurna,
permasalahannya bagi manusia akan semakin kompleks ketika mereka memasuki usia
remaja, pada masa remaja itulah mereka mulai mengenal lingkungan atau masyarakat
yang lebih luas yang selalu dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang yang
lebih rumit yang memerlukan penanganan yang sangat serius. Permasalahan bagi
peserta didik usia remaja timbul baik dari intern ataupun ekstern yang keselurahannya
sangat mengganggu pada proses belajar dan pembelajaran peserta didik di usia seperti
itu. Keingin tahuan pada usia remaja sangatlah besar karena pada masa itu mereka
masih mencari jati diri dan figur yang di idolakan oleh mereka.
Oleh karena itu, bagi seorang pendidik haruslah tahu keadaan peserta didiknya
dan harus bisa mengarahkan pada hal-hal yang positif sehingga peserta didik pada
usia remaja akan terarah pada hal-hal yang positif, pendidik juga harus mengetahui
gejala-gejala yang terdapat pada peserta didik usia tersebut dan bisa memberikan
solusi yang terbaik dalam menghadapi keadaan peserta didik seperti itu maka oleh
karena itu diperlukan konsep dan tugas perkembangan peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tugas-tugas perkembangan?
2. Apa saja yang menjadi sumber dari tugas-tugas perkembangan?
3. Bagimana tugas perkembangan pada setiap fase/periode perkembangan?
4. Bagaimana peran sekolah dalam mengembangkan tugas-tugas
perkembangan?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan tugas perkembangan.
2. Mengetahui dari mana saja sumber-sumber tugas perkembangan.
3. Mengetahui dan memahami tugas perkembangan pada setiap fase
perkembangan.
4. Mengetahui bagaimana peranan sekolah dalam mengembangkan tugas-
tugas perkembangan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tugas-tugas Perkembangan


Setiap individu tumbuh dan berkembang selama perjalanan hidupnya melalui
periode atau fase-fase perkembangan. Setiap fase perkembangan mempunyai
serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh
individu. Faktor keberhasilan sangat penting bagi individu agar kebahagiaan atau
kepuasan di dalam hati diperoleh, apabila gagal dalam melaksanakan tugas-tugas
perkembangan pada fase tertentu maka akan berakibat tidak baik pada kehidupan
fase berikutnya. Kegagalan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada fase
tertentu berakibat yang menjalar pada perjalanan individu untuk kehidupan yang
selanjutnya, dan individu akan mengalami depresi yang hebat.
Robert Havirghurst berpendapat bahwasannya tugas perkembangan adalah
suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu,
yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan
dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, dan apabila tugas yang
dilakukan oleh individu gagal maka akan menyebabkan kesengsaraan bagi
individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan akan
mengakibatkan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku, atau ketrampilan
yang seyogyanya dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau fase
perkembangannya. Sedangkan menurut Hurlock tugas-tugas perkembangan ini
sebagai social expectations, yang artinya setiap kelompok budaya mengharapkan
anggotanya menguasai ketrampilan tertentu yang penting dan memperoleh
perilaku yang disetujui oleh berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.
Jadi tugas-tugas perkembangan adalah sebuah hal yang harus dilakukan oleh
individu yang mana menuntut keberhasilan dalam melaksanakan tugas tersebut
agar tercapai kata kebahagiaan atau kepuasan batin oleh individu, yang berkaitan
dengan sikap, perilaku, dan ketrampilan yang dimiliki oleh individu sesuai
dengan jenjang usia individu tersebut.
Tugas-tugas perkembangan memiliki tiga tujuan, adalah sebagai berikut :
1. Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan
masyarakat dari mereka pada usia-usia tertentu.
2. Memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang
diharapkan oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang
kehidupannya.
3. Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi
dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka jika nantinya akan
memasuki tingkat perkembangan berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan adakalanya yang dapat diselesaikan dengan baik,
ada juga yang mengalami hambatan. Tidak dapat diselesaikannya dengan baik
suatu tugas yang dilakukan oleh individu dapat menjadi suatu bahaya potensial.
Setidaknya ada tiga macam bahaya potensial yang menjadi penghambat
penyelesaian tugas perkembangan, yaitu :
1. Harapan-harapan kurang tepat, baik individu maupun lingkungan sosial
mengharapkan perilaku di luar kemampuan fisik maupun psikologis.
2. Melangkahi tahap-tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat
kegagalan menguasai tugas-tugas tertentu.
3. Adanya krisis yang dialami individu karena melewati satu tingkatan ke
tingkatan yang lain.[1]
B. Sumber Tugas Perkembangan
Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya tugas-tugas perkembangan
adalah sebagai berikut :
a. Kematangan fisik, misalnya a). Belajar berjalan pada usia antara 9 sampai 15
bulan, pada usia ini tulang kaki, otot, dan susunan syarafnya telah matang
untuk belajar berjalan. b). Belajar bertingkah laku, bergaul dengan teman
lawan jenis pada masa remaja karena kematangan organ-organ seksual, pada
fase ini individu belajar melakukan penyesuaian terhadap lingkungan dan
situasi yang baru serta teman-teman sebayanya.
b. Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya a). Belajar membaca, b). Belajar
menulis, c). Belajar berhitung, d). Belajar berorganisasi. Pada fase ini individu
berada pada usia 6-12 tahun yang biasa disebut dengan masa sekolah karena
pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup matang
untuk menerima pengajaran. Untuk dapat hidup dalam masyarakat yang
berbudaya, setidaknya anak harus tamat dalam jenjang sekolah dasar (SD),
karena dari sekolah dasar anak sudah memperoleh ketrampilan dasar dalam
membaca, menulis, dan berhitung.
c. Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya a). Memilih
pekerjaan, b). Memiliki teman hidup.
d. Tuntutan norma agama, misalnya a). Taat beribadah kepada Allah, b). Berbuat
baik kepada sesama manusia.[2]
C. Tugas-tugas Perkembangan Pada Setiap Fase Perkembangan
1. Fase bayi dan kanak-kanak (0,0-6,0 tahun)
a. Belajar berjalan. Belajar berjalan terjadi pada usia antara 9-15 bulan, pada
usia ini tulang kaki, otot dan susunan syarafnya telah matang untuk belajar
berjalan.
b. Belajar makan makanan padat. Hal ini terjadi pada tahun ke-2 sistem alat-
alat pencernaan dan alat-alat pengunyah pada mulut telah matang untuk hal
tersebut.
c. Belajar berbicara, yaitu mengeluarkan suara yang berarti dan
menyampaikannya kepada orang lain dengan perantara suara itu.
d. Belajar buang air kecil dan buang air besar. Tugas ini dilakukan pada tempat
dan waktu yang sesuai dengan norma masyarakat. Sebelum usia 4 tahun,
anak pada umumnya belum dapat mengatasi (menahan) ngompol karena
perkembangan syaraf yang mengatur pembuangan belum sempurna.
e. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin. Melalui observasi (pengamatan)
anak dapat melihat tingkah laku, bentuk fisik, dan pakaian yang berbeda
antara jenis kelamin yang satu dengan yang lainnya. Dengan cara tersebut
anak dapat mengenal perbedaan anatomis pria dan wanita, anak menaruh
perhatian besar terhadap alat kelaminnya sendiri maupun orang lain. Agar
pengenalan terhadap jenis kelamin (sex) itu berjalan dengan normal, maka
orang tua perlu memperlakukan anaknya, baik dalam memberikan alat
mainan, pakaian, maupun aspek lainnya sesuai dengan jenis kelamin anak.
f. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis. Keadaan jasmani anak sangat labil
apabila dibandingkan dengan orang dewasa, anak cepat sekali merasakan
perubahan suhu sehingga temperatur badannya mudah berubah.
g. Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial, dan
alam. Pada mulanya dunia ini bagi anak merupakan suatu keadaan yang
kompleks dan membingungkan. Lama-kelamaan anak dapat mengamati
benda-benda atau orang yang berada di sekitarnya. Perkembangan lebih
lanjut, anak menemukan keteraturan dan dapat membentuk generalisasi dari
berbagai benda yang pada umumnya mempunyai ciri yang sama.
h. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan
orang lain. Anak mengadakan hubungan dengan orang-orang yang ada di
sekitarnya menggunakan berbagai cara, yaitu isyarat, menirukan, dan
menggunakan bahasa. Cara yang diperoleh dalam belajar mengadakan
hubungan emoisonal dengan orang lain, sedikit banyaknya akan
menentukan sikapnya di kemudian hari.
i. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti
mengembangkan kata hati. Anak kecil dikuasai oleh hedonisme, naif,
dimana kenikmatan dianggap baik, sedangkan penderitaan dianggap buruk.
2. Tugas-tugas Perkembangan Masa Sekolah Dasar (6,0-12,0 tahun)
a. Belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk melakukan permainan. Melalui
pertumbuhan fisik dan otak, anak belajar dan berlari semakin stabil,
semakin mantap, dan cepat.
b. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai
makhluk biologis. Hakikat tugas ini adalah:
1. Mengembangkan kebiasaan memelihara badan, meliputi kebersihan,
keselamatan diri, dan kesehatan.
2. Mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya (pria atau
wanita) dan juga menerima dirinya (baik rupa wajahnya maupun postur
tubuhnya) secara positif.
c. Belajar bergaul dengan teman sebaya. Yakni belajar menyesuaikan diri
dengan lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman sebayanya.
d. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
e. Belajar ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. Salah
satu sebab masa usia 6-12 tahun disebut masa sekolah karena pertumbuhan
jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk menerima
pengajaran.
f. Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari. Tugas ini merupakan
tugas sekolah, yaitu menanamkan konsep-konsep yang jelas dan benar.
Konsep-konsep itu meliputi kaidah-kaidah atau ajaran agama (moral), ilmu
pengetahuan, adat istiadat, dan lain sebagainya.
g. Mengembangkan kata hati. Hakikat tugas ini mengembangkan sikap dan
perasaan yang berhubungan dengan norma-norma agama. Hal ini
menyangkut penerimaan dan penghargaan terhadap peraturan agama
(moral) disertai dengan perasaan senang untuk melakukan atau tidak
melakukannya. Tugas perkembangan ini berhubungan dengan masalah
benar-salah dan boleh-tidak boleh.
h. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi. Hakikat tugas ini
adalah untuk dapat menjadi orang yang berdiri sendiri, dalam arti dapat
membuat rencana, berbuat untuk masa sekarang dan masa yang akan datang
bebas dari pengaruh orang tua dan orang lain.
i. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan lembaga-
lembaga, hakikat tugas ini adalah mengembangkan sikap sosial yang
demokratis dan menghargai hak orang lain.[3]
3. Tugas-Tugas Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah (Remaja)
(13-18 tahun)
Tugas-tugas perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan
perilaku kehidupan sosio-psikologis manusia pada posisi yang harmonis di dalam
lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Proses tersebut merupakan
tugas-tugas perkembangan fisik dan psikis yang harus dipelajari, dijalani, dan
dikuasai oleh setiap individu. Pada jenjang kehidupan usia sekolah menengah
(remaja) seseorang telah berada pada posisi yang kompleks karena ia telah banyak
menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya, seperti proses mempelajari nilai dan
norma pergaulan dengan teman sebaya, menyesuaikan diri dengan ketentuan yang
berlaku dan sebagainya.
Secara sadar pada akhir masa kanak-kanak, seorang individu akan berupaya untuk
bersikap dan berperilaku lebih dewasa dan intelek. Hal ini merupakan “tugas” yang
cukup berat bagi remaja untuk lebih menuntaskan tugas-tugas perkembangannya,
sehubungan dengan semakin luas dan kompleksnya kondisi kehidupan yang harus
dihadapi dan dijalaninya. Mereka tidak ingin dijuluki sebagai anak-anak, melainkan
ingin dihargai dan diakui sebagai anak yang sudah dewasa. Mereka menjalani tugas
mempersiapkan diri untuk dapat hidup lebih dewasa, dalam arti mampu menghadapi
dan memecahkan masalah, bertidak etis serta bertanggung jawab moral. Oleh karena
itu, tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada upaya untuk
menganggulangi sikap dan pola kekanak-kanakan.
Tugas-tugas perkembangan oleh Havighurst dikaitkan dengan fungsi belajar
karena pada hakikatnya perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya
mempelajari nilai dan norma kehidupan sosial budaya agar mampu melakukan
penyesuaian diri dalam kehidupan nyata di masyarakatnya.
Untuk memahami jenis tugas perkambangan remaja, perlu dipahami hal-hal yang
harus dilakukan oleh orang dewasa. Maka “dewasa” dapat diartikan dari berbagai
segi, sehingga dikenal istilah dewasa secara fisik, dewasa secara mental, dewasa
secara sosial, dewasa secara psikologis, dewasa secara hukum dan sebagainya.
Pada umumnya orang yang telah berusia 17 tahun akan dikatakan sebagai orang
yang telah dewasa, baik dewasa secara fisik yang berarti siap untuk melaksanakan
tugas-tugas reproduksi, dewasa dari segi hukum yang berarti sudah dapat dikenai
sanksi hukum, atau dapat mempertanggung jawabkan segala perbuatannya yang
sesuai dengan hukum yang berlaku. Oleh, karena itu, jenis tugas perkembanagn
remaja itu mencakup segala persiapan diri untuk memasuki jenjang waktu yang
intinya bertolak dari tugas perkembangan fisik dan tugas perkembangan sosio-
psikologis.
Havighurst mengemukakan 10 jenis tugas perkembangan remaja, yaitu:
a. Mencapai hubungan pertemanan dengan lawan jenis secara lebih matang
Hakikat tugas pada fase ini mempelajari anak perempuan sebagai wanita
dan anak laki-laki sebagai pria, menjadi dewasa di antara orang dewasa,
belajar memimpin tanpa menekan orang lain.
b. Mencapai perasaan seks yang diterima sosial
Hakikat tugasnya yaitu remaja dapat menerima dan belajar peran sosial
sesuai dengan jenis kelaminnya pria atau wanita dewasa yang dijunjung
tinggi oleh masyarakat.
c. Menerima keadaan badannya dan digunakan secara efektif
Hakikat tugas pada fase ini adalah menanamkan rasa bangga (sekurang-
kurangnya rasa toleran) terhadap tubuh sendiri. Menjaga dan melindungi
tubuh sendiri secara efektif.
d. Mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa
Hakikat tugas pada fase ini adalah membebaskan sifat kekanak-kanakan
yang selalu menggantungkan diri pada orang tua, mengembangkan sikap
perasaan tertentu kepada orang tua tanpa menggantungkan diri padanya,
dan mengembangkan sikap hormat kepada orang dewasa tanpa
menggantungkan diri padanya.
e. Mencapai kebebasan ekonomi
Hakikat tugasnya adalah merasakan kemampuan membangun kehidupan
sendiri.
f. Memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan
Hakikat tugasnya adalah memilih pekerjaan yang memerlukan kemampuan
serta mempersiapkan pekerjaan.
g. Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
Hakikat tugasnya adalah mengembangkan sikap yang positif terhadap
kehidupan berkeluarga. Khususnya untuk remaja putri termasuk di
dalamnya kesiapan untuk memiliki anak.
h. Mengembangkan ketrampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi warga
negara yang berkompeten
Hakikat tugasnya adalah mengembangkan konsep tentang hukum, politik,
ekonomi dan kemasyarakatan. Berkembangnya kemampuan kejiwaan yang
cukup besar dan perbedaan individu dalam perkembangan kejiwaan yang
sangat erat hubungannya dengan perbedaan dalam penguasaan bahasa,
pemaknaan, perolehan konsep-konsep, minat, dan motivasi.
i. Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara
moral dan sosial
Hakikat tugasnya adalah berpartisipasi sebagai orang dewasa yang
bertanggung jawab dalam kehidupan masyarakat dan mampu menjunjung
nilai-nilai masyarakat dalam bertingkah laku.
j. Memahami suatu perangkat tata nilai yang digunakan sebagai pedoman
tingkah laku.
Hakikat tugasnya adalah membentuk suatu himpunan nilai-nilai sehingga
memungkinkan remaja mengembangkan dan merealisasikan nilai-nilai,
mendefinisikan posisi individu dalam hubungannya dengan individu
lainnya, dan memegang suatu gambaran dunia dan suatu nilai untuk
kepentinagn hubungan dengan individu lain.[4]
Tugas-tugas perkembangan tersebut pada dasarnya tidak dapat dipisahkan karena
remaja adalah pribadi yang utuh secara individual dan sosial. Namun demikian,
banyak hal yang harus diselesaikan selama masa perkembangan remaja yang singkat
ini. Pada tugas perkembangan fisik, upaya untuk mengatasi permasalahan
pertumbuhan yang “serba tak harmonis” amatlah berat bagi para remaja. Hal itu dapat
bertambah sulit bagi remaja yang sejak masa anak-anak telah memiliki konsep yang
mengangungkan penampilan diri pada waktu dewasa nanti. Oleh karena itu, tidak
sedikit remaja bertingkah kurang tepat (tidak sesuai). Di lain pihak remaja telah
mengantisipasi tugas-tugas perkembangan dalam kehidupan sosial.[5]
4. Tugas tugas perkembangan pada masa dewasa awal (20-40 tahun)
a. Memilih calon suami atau istri
b. Belajar hidup bersama suami atau istri
c. Memulai hidup bersama keluarga
d. Mengasuh anak anak
e. Menyelanggarakan rumah tangga
f. Mulai berkerja
g. Mulai bertanggung jawab sebagai seorang warga negara
h. Mendapat kan kelompok sosial yang sesuai baginya
5. Tugas tugas perkembangan pada masa setengah baya (40-60 tahun)
a. Mendapatkan tanggung jawab sebagai orang dewasa yang menjadi warga
negara dan hidup bermasyarakat
b. Menentukan dan hidup sesuai standart hidup yang berhubungan dengan
ekonomi
c. Membantu anak anak remaja menjadi orang dewasa yang bertanggung
jawab dan berbahagia
d. Memperkembangkan keaktifan-keaktifan dalam masa senggang yang sesuai
bagi oran dewasa
e. Menerima dan menyesuaikan diri kepada perubahan perubahan pisikologi
pada masa setengah umur
f. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang sudah usia lanjut
6. Tugas tugas perkembangan pada masa tua (60-meninggal dunia)
a. Menyesuaikan diri ada berkurangnya kekuatan fisik dan kesehatan
b. Menyesuaikan diri pada masa pensiun dan penghasilan yang berkurang
c. Menyesuaikan diri pada meninggalnya suami atau istri
d. Mengadakan hubungan yang erat pada orang-orang yang seumur
e. Memenuhi kewajiban sebagai warga negara dan dalam hidup bermasyarakat
f. Mengatur keadaan hidup yang memuaskan dari segi psikis.
D. Peranan Sekolah dalam Mengembangkan Tugas-tugas Perkembangan
1. Peran Sekolah Terhadap Tugas-Tugas Perkembangan
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik
melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu
siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-
spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.
Mengenai peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak, Hurlock
berpendapat bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan
kepribadian anak (siswa), baik dalam cara berpikir, bersikap, maupun cara
berperilaku. Sekolah berperan sebagai substansi keluarga dan guru substansi orang
tua. Ada beberapa alasan mengapa sekolah memainkan peranan yang berarti bagi
perkembangan kepribadian anak, yaitu :
1. Siswa harus hadir di sekolah.
2. Sekolah memberikan pengaruh kepada anak secara dini seiring dengan
masa perkembangan “konsep dirinya”.
3. Anak-anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di tempat
lain di luar rumah.
4. Sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses.
5. Sekolah memberikan kesempatan pertama kepada anak untuk menilai
dirinya dan kemampuannya secara realistik.
Menurut Havighurst sekolah mempunyai peranan atau taggung jawab penting
dalam membantu para siswa mencapai tugas perkembangannya. Sehubungan dengan
hal ini, sekolah seyogyanya berupaya untuk menciptakan iklim yang kondusif atau
kondisi yang dapat memfasilitasi siswa (yang berusia remaja) untuk mencapai
perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan remaja itu menyangkut aspek-aspek
kematangan dalam berinteraksi sosial, kematangan personal, kematangan dalam
mencapai filsafat hidup, dan kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Terhadap Penyelenggara Pendidikan
Karena banyak faktor kehidupan yang mempengaruhi remaja, pemikiran tentang
penyelenggaraan pendidikan juga harus benar-benar memperhatikan faktor-faktor
tersebut, sekalipun dalam penyelenggaraan pendidikan diakui bahwa tidak mungkin
memenuhi semua tuntutan dan harapan tersebut.
Pendidikan yang berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang diselenggarakan di
dalam sekolah maupun di luar sekolah, umumnya diselenggarakan dalam bentuk
klasikal. Penyelenggaraan pendidikan klasikal ini berarti memberlakuakn pola dan
sistem yang sama semua tindakan pendidikan kepada semua siswa di dalam kelas,
walaupun mereka bereda-beda. Pengakuan terhadap kemampuan individu yang
beraneka ragam itu menjadi berkurang. Oleh karena itu, yang harus mendapatkan
perhatian di dalam penyelenggaraan pendidikan klasikal adalah sifat-sifat dan
kebutuhan umum remaja.
Beberapa usaha yang perlu dilakukan dalam penyelenggaraan pendidikan,
sehubungan dengan minat dan kemampuan remaja yang dikaitkan dengan cita-cita
kehidupannya adalah sebagai berikut:
a. Bimbingan karier atau bimbingan konseling dalam upaya membimbing dan
mengarahkan siswa dalam menentukan pilihan jenis pendidikan dan
pekerjaan sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya.
b. Memberikan latihan-latihan praktis yang berorientasi pada kondisi dan
kebutuhan lingkungan.
c. Penyusunan kurikulum yang komprehensif dengan menyertakan kurikulum
muatan lokal.
Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga
ditentukan oleh pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan pada masa-
masa sebelumnya. Untuk mengembangkan model keluarga yang ideal, perlu
dilakukan hal-hal berikut ini :
a. Bimbingan tentang tata cara bergaul dan mengajarkan etika pergaulan
melalui pendidikan budi pekerti
b. Bimbingan pada siswa untuk memahami nilai dan norma sosial yang
berlaku, baik dalam keluarga, sekolah maupaun masyarakat.
c. Perlu dilakukan pendidikan praktis melalui organisasi pemuda, pertemuan
orang tua secara periodik, dan pemantapan pendidikan agama, baik di
dalam maupun di luar sekolah.[6]
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Tugas-tugas perkembangan merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh
individu yang mana menuntut keberhasilan dalam melaksanakan tugas tersebut
agar tercapai kata kebahagiaan atau kepuasan batin oleh individu, yang
berkaitan dengan sikap, perilaku, dan ketrampilan yang dimiliki oleh individu
sesuai dengan jenjang usia individu tersebut.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya tugas-tugas perkembangan adalah
sebagai berikut : Kematangan fisik, tuntutan masyarakat secara kultural,
tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, tuntutan norma agama.
3. Ketiga adalah tugas yang berasal dari pertumbuhan fisik. Di usia
remaja, pertumbuhan fisik Hormonal memunculkan rasa ketertarikan
pada lawan jenis.
4. Keempat, ada tugas yang berasal dari kematangan kepribadian. Yang
initerkait dengan pertumbuhan sistem nilai dan aspirasi. Ketika
beranjak remaja muncul harapan tentang karier, sehingga di sini
muncul tugas untuk mulai mempelajari pengetahuan dan keterampilan sebagai
persiapan kerja.
5. Selanjutnya, jenis tugas perkembangan ketiga adalah tugas yang berasal dari
tuntutan masyarakat.
6. Dan keenam, tuntutan norma agama. Seperti Taat beribadah kepada Allah.
Berbuat baik kepada sesame manusia

B. Penutup
Demikian makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

[1] Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan


Peserta Didik, Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hlm 164-165
[2] Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2000, hlm 65-66
[3] Ibid, Syamsu Yusuf LN, hlm 66-71
[4] Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009,
hlm 76-79
[5] Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan (perkembangan peserta
didik), Pustaka Setia, Bandung, 2006, hlm 159-161
[6] Ibid, Enung Fatimah, hlm 190-191
Daftar Pustaka

Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan (perkembangan peserta


didik), Pustaka Setia, Bandung, 2006
Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
Didik, Bumi Aksara, Jakarta, 2005
Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2000
Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009

Anda mungkin juga menyukai