Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN, PROBLEMATIKA PERKEMBANGAN DAN


PERANAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN TUGAS-TUGAS
PERKEMBANGAN

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan Anak
Dosen Pengampu:
Feby Inggriyani,S.Pd.,M.Pd

Disusun Kelompok 6, Kelas 4D:

1. Raisman (205060144)
2. Tiffani Rahma (205060150)
3. Nisa Arrova Dewi (205060167)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Semoga solawat
serta salam selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, dan kita semua sebagai umat yang taat
terhadap ajaran yang dibawanya.
Karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Tugas-Tugas Perkembangan, Problematika Perkembangan Dan
Peranan Sekolah Dalam Mengembangkan Tugas-Tugas Perkembangan” ini tepat
pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Psikologi Perkembangan Anak dengan dosen pengampu Ibu Feby Inggriyani,
S.Pd.,M.Pd. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak akan kami terima dengan baik demi kesempurnaan makalah ini.
Kami pun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan seluruh
mahasiswa FKIP PGSD Universitas Pasundan.

Bandung, Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….…..ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Tugas Perkembangan..................................................................3
B. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Setiap Fase Perkembangan....................3
C. Problematika Perkembangan.......................................................................10
D. Peranan Sekolah Dalam Mengembangkan Tugas Perkembangan..............13
BAB III PENUTUP..............................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................16
B. Saran............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending
process) artinya manusia secara terus menerus berkembang dipengaruhi oleh
pengalaman atau belajar. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
artinya setiap aspek perkembangan individu baik fisik, emosi, intelegensi maupun
sosial saling mempengaruhi jika salah satu aspek tersebut tidak ada.
Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu artinya perkembangan terjadi
secara teratur sehingga hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang
merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya. Perkembangan fisik dan
mental mencapai kematangannya pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang
cepat dan ada yang lambat).
Setiap individu dalam proses hidupnya akan mengalami, tumbuh,
berkembang baik dalam hal psikologis maupun sosialnya dengan melaui
beberapa periode/tahapan-tahapan perkembangan. Adapun tahapan-tahapan
perkembangan suatu individu memiliki beberapa dan tugas-tugas yang harus
dicapai demi keberhasilan perkembangan pada fase tersebut. Keberhasilan
mencapai fase tersebut sangat mempengaruhi individu untuk melalui tahapan
perkembangan selanjutnya dan memperlancar pelaksanakan tugas-tugas
perkembangan pada tahap selanjutnya. Sebaliknya, jika seorang individu gagal
melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada tahapan tersebut akan berakibat
tidak baik bagi perkembangan psikologis maupun sosialnya.
Tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan akan muncul sesuai dengan
fase perkembangan setiap individu. Tugas ini merupakan kewajiban yang harus
dilalui oleh setiap individu. Perkembangan yang muncul pada setiap waktu
tertentu merupakan keharusan yang akan berlaku secara otomatis seperti kegiatan
belajar keterampilan dalam menjalankan tugas-tugas perkembangannya.
Dalam mengembangkan tugas-tugas perkembangan selain peran orang tua
yang dibutuhkan, sekolah juga mempunyai peranan yang berarti bagi
perkembangan kepribadian anak. Sekolah mempunyai  tanggung jawab penting
dalam membantu para siswa untuk mencapai tugas perkembangannya.

1
Berdasarkan uraian tersebut maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai
tugas-tugas perkembangan dalam setiap fase, problematika perkembangan, dan
peran sekolah dalam mengembangkan tugas-tugas perkembangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tugas-tugas perkembangan?
2. Bagaimana tugas-tugas perkembangan dalam setiap fase?
3. Bagaimana problematika dalam perkembangan?
4. Bagaimana peranan sekolah dalam mengembangkan tugas perkembangan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian tugas-tugas perkembangan.
2. Untuk mengetahui tugas-tugas perkembangan dalam setiap fase.
3. Untuk mengetahui problematika dalam perkembangan.
4. Untuk mengetahui peranann sekolah dalam mengembangkan tugas
perkembangan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tugas Perkembangan


Menurut Havighurst (1961) mengartikan tugas-tugas perkembangan sebagai
“tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu,
yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan
kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila gagal, maka
akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan,
menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan
tugas-tugas berikutnya.”
Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku atau
keterampilan  yang seyogyanya dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau
fase perkembangannya. Hurlock (1981) mengemukakan bahwa tugas-tugas
perkembangan merupakan social expectations (harapan-harapan sosial-
masayarakat). Dalam arti setiap kelompok budaya mengharapkan para anggotanya
menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku
yang disetujui bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.
Menurut Havighurst, ada 4 (empat) faktor sumber munculnya tugas – tugas
perkembangan:
1. Adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu, misalnya
belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki.
2. Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya membaca, menulis, berhitung,
dan organisasi.
3. Tuntutan dari dorongan dan cita–cita individu sendiri (psikologis) yang
sedang berkembang, misalnya memilih teman dan pekerjaan
4. Tuntutan norma agama, misalnya taat beribadah kepada Allah SWT, berbuat
baik kepada sesama manusia.

B. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Setiap Fase Perkembangan


Tugas-tugas perkembangan beberapa dianataranya muncul sebagai akibat
kematangan fisik, sedangkan yang lain berkembang karena adanya aspirasi
budaya, sementara yang lain lagi yaitu karena nilai-nilai dan aspirasi individu.

3
Tugas-tugas perkembangan bagi setiap fase perkembangan dalam rentang
kehidupan individu dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Usia Bayi dan Kanak-Kanak (0-6 tahun)


Secara kronologis (menurut urutan waktu), masa kanak-kanak (early
childhood) adalah masa perkembangan dari usia 1 atau 2 tahun hingga 5 atau 6
tahun. Perkembangan biologis pada masa-masa ini berjalan pesat, tetapi secara
sosiologis ia masih sangat terikat oleh lingkungan dan keluarganya. Oleh karena
itu, fungsionalisasi lingkungan keluarga pada fase ini penting sekali untuk
mempersiapkan anak terjun ke dalam lingkungan yang lebih luas terutama
lingkungan sekolah.
Beberapa tugas perkembangan yang muncul dan harus dikuasai oleh anak
pada masa ini adalah :
a. Belajar berjalan
Belajar berjalan terjadi pada usia antara 9 sampai 15 bulan, pada usia ini
tulang kaki, tulang dan otot-otot bayi telah cukup kuat untuk melakukan gerakan
berjalan. Berjalan merupakan puncak dari perkembangan gerak pada masa bayi.
b. Belajar makan makanan padat
Hal ini terjadi pada tahun kedua, sistem alat-alat pencernaan makanan dan
alat-alat pengunyah pada mulut anak telah matang untuk bisa memakan makanan
padat.
c. Belajar berbicara
Bicara merupakan alat berpikir dan berkomunikasi dengan orang lain.
Melalui tugas ini anak mempelajari bunyi-bunyi yang mengandung arti dan
berusaha mengkomunikasikannya dengan orang-orang di sekitarnya. Melalui
penguasaan akan tugas ini anak akan berkembang pula kecakapan sosial dan
intelektualnya.
d. Belajar mengontrol buang air kecil dan buang air besar (toilet training).
Tugas ini dilakukan pada tempat dan waktu yang sesuai dengan norma
masyarakat. Sebelum usia 4 tahun, anak pada umumnya belum dapat mengatasi
(menahan) buang air kecil karena perkembangan syaraf yang mengatur
pembuangan belum sempurna. Untuk memberikan pendidikan kebersihan
terhadap anak usia di bawah 4 tahun, cukup dengan pembiasaan saja, yaitu setiap

4
kali mau buang air, bawalah anak ke toilet tanpa banyak memberikan penerangan
kepadanya.

e. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin


Anak harus mengenal jenis-jenis kelamin ini baik ciri-ciri biologisnya
maupun sosial kulturalnya serta peranan-peranannya. Pengenalan tentang jenis
kelamin sangat penting bagi pembentukan peranan dirinya serta penentuan
bentuk perlakuan dan interaksi baik dengan jenis kelamin yang sama maupun
berbeda dengan dirinya. Agar anak menaruh perhatian terhadap perbedaan jenis
kelamin itu berjalan normal, maka orang tua perlu memperlakukan anaknya, baik
dalam memberikan alat mainan, pakaian, maupun aspek lainnya sesuai dengan
jenis kelamin anak.
f. Menguasai stabilitas jasmaniah
Pada masa bayi, kondisi fisiknya sangat labil dan peka, mudah sekali berubah
karena pengaruh dari luar. Untuk mencapai kestabilan jasmaniah, bagi anak
diperlukan waktu sampai usia 5 tahun. Dalam proses mencapai kestabilan
jasmaniah ini, orang tua perlu memberikan perawatan yang intensif, baik
menyangkut pemberian makanan yang bergizi maupun pemeliharaan kebersihan.
g. Memiliki konsep sosial dan alam walaupun masih sederhana
Anak hidup dalam lingkungan alam dan sosial tertentu. Agar dapat hidup
secara wajar dan menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari
lingkungannya, anak dituntut memiliki konsep-konsep sosial dan fisik yang
sesuai dengan kemampuannya. Anak harus sudah mengetahui apa itu binatang,
manusia, rumah, baik, jahat dan lain-lain. Untuk mencapai kemampuan tersebut
(mengenal pengertian-pengertian) diperlukan kematangan sistem syaraf,
pengalaman dan bimbingan dari orang dewasa.
h. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan
orang lain
Anak mengadakan hubungan dengan orang-orang yang ada disekitarnya
menggunakan berbagai cara yaitu isyarat, menirukan dan menggunakan bahasa.
Anak dituntut dapat menggunakan bahasa yang tepat dan baik, dan bersopan
santun. Cara yang diperoleh dalam belajar mengadakan hubungan emosional

5
dengan orang lain, akan menentukan sikapnya di kemudian hari. Apakah ia
bersikap bersahabat, bersikap dingin, introvert, extrovert dan sebagainya.
Misalnya, apabila anak memperoleh pergaulan dengan orang tuanya itu
menyenangkan, maka cenderung akan bersikap ramah dan ceria.
i. Belajar membedakan mana yang baik dan buruk serta pengembangan hati
nurani.
Anak mengenal pengertian baik dan buruk, benar dan salah ini dipengaruhi
oleh pendidikan yang diperolehnya. Pada mulanya anak belajar apa yang dilarang
itu berarti buruk dan apa yang diperbolehkan itu berarti baik. Pengalaman ini
merupakan permulaan pembentukan kata hati anak. Perkembangan selanjutnya
terjadi melalui nasihat, bimbingan, buku-buku bacaan dan analisis pikiran sendiri.
Sesuatu yang penting dalam mengembangkan kata hati anak adalah suri teladan
dari orang tua dan bimbingannya. Hal ini lebih baik daripada penggunaan
hukuman dan ganjaran, meskipun dalam situasi tertentu masih tetap diperlukan.

2. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Usia Sekolah Dasar (6-12 tahun)


Anak yang berada dalam rentang 6-12 tahun pada hakikatnya menjalani tugas
perkembangan berupa kemampuan- kemampuan yang harus dikuasai anak sekolah
dasar. Havighurst menjabarkan delapan tugas perkembangan anak pada periode
usia 6-12 tahun. Delapan tugas perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Belajar keterampilan fisik yang dibutuhkan dalam permainan. Pada masa ini
anak belajar menggunakan otot-ototnya untuk mempelajari berbagai
keterampilan. Mereka memiliki kebutuhan yang sangat tinggi untuk
beraktivitas dan bermain. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan fisik
seperti menangkap, melempar, menendang bola, berenang dan mengendarai
sepeda.
b. Pengembangan sikap terhadap diri sendiri sebagai individu yang sedang
berkembang. Tugas perkembangan ini anak sudah paham dan mampu
mengembangkan kebiasaan hidup sehat dengan membiasakan diri
memelihara kebersihan, kesehatan, dan keselamatan diri serta lingkungannya
atau mengetahui akibat yang akan didapatnya, jika mereka bertingkah laku
yang dapat membahayakan diri dan lingkungannya.

6
c. Berkawan dengan teman sebaya. Dengan masuknya anak kesekolah, anak
dituntut untuk mampu bergaul, bekerja sama, dan membina hubungan baik
dengan teman sebaya, saling menolong, dan membentuk kepribadian sosial.
d. Belajar melakukan peranan sosial sesuai dengan jenis kelaminnya. Pada usia
9-10 tahun anak mulai menyadari peran sesuai dengan jenis kelaminnya.
Anak perempuan menunjukkan tingkah laku sebagai perempuan, demikian
pula dengan anak laki-laki. Pada masa ini anak sudah menunjukkan
ketertarikan terhadap sesuatu sesuai dengan jenis kelamin mereka. Misalnya,
anak perempuan senang bermain boneka dengan anak perempuan lainnya,
dan anak laki-laki senang bermain bola dengan teman laki-lakinya.
e. Belajar menguasai keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung.
Masa ini anak SD sudah mampu untuk membaca dasar, menulis, dan
berhitung. Karena perkembangann kognitif dan biologis anak sudah matang
untuk bersekolah, maka anak telah mampu belajar di sekolah dan anak sudah
mampu mengenali simbol-simbol sederhana.
f. Pengembangan konsep yang dibutuhkan dalam kehidupan anak. Pada masa
ini pengembangan konsep-konsep diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
agar dapat menyesuaikan diri dan berperilaku sesuai dengan tuntutan dari
lingkungannya, anak dituntut telah memiliki konsep-konsep yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berkenaan dengan pergaulan,
pekerjaan, kehidupan keagamaan, dll.
g. Pengembangan moral, nilai dan kata hati. Pada masa ini, anak dituntut telah
mampu menghargai perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan moral. Anak
hendaknya dapat mentaati peraturan, menerima tanggung jawab dan
mengakui adanya perbedaan antara dirinya dan orang lain.
h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial.
Anak telah mampu belajar untuk menyadari keanggotaannya dalam keluarga
dan masyarakat sekolah. Anak harus belajar mentaati peraturan-peraturan
yang ada dalam keluarga dan sekolah (Prayitno, 2006).

3. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Usia Remaja (13-18 tahun)


Pada jenjang kehidupan usia remaja telah berada pada posisi yang kompleks
karena telah banyak menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya, seperti proses

7
mempelajari nilai dan norma pergaulan dengan teman sebaya, menyesuaikan diri
dengan ketentuan yang berlaku dan sebagainya.

Jenis tugas perkembangan pada usia remaja mencakup segala persiapan diri
untuk memasuki jenjang waktu yang intinya bertolak dari tugas perkembangan
fisik dan tugas perkembangan sosio-psikologis. Havighurst mengemukakan 10
jenis tugas perkembangan remaja, yaitu:
a. Mencapai hubungan pertemanan dengan lawan jenis secara lebih matang
Maksudnya adalah remaja dapat berinteraksi secara sosial, dengan membina
persahabatan maupun pertemanan dengan teman sebaya secara harmonis, baik
dengan pria maupun dengan wanita.

b. Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita


Dalam hal ini remaja harus sudah dapat memahami peran yang dilakukannya
agar tidak bertentangan dengan jenis kelaminnya.

c. Menerima keadaan fisik dan digunakan secara efektif


Menerima keadaan fisik adalah salah satu cara remaja untuk dapat
memahami dan mengenali dirinya. Pandangan diri yang positif terhadap kondisi
fisik dan kondisi tubuhnya sangat diperlukan dalam pembentukan kepercayaan
diri remaja.

d. Mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa


Pada masa ini berarti remaja diharapkan dapat melepaskan diri dari kedekatan
dan ketergantungannya pada orang tua, dan dapat secara mandiri dalam bertindak
dan mengambil keputusan.

e. Mempersiapkan karier ekonomi


Mempersiapkan karier ekonomi. Karier dan ekonomi sebaiknya dipersiapkan
sejak dini, yaitu sejak masa remaja. Perencanaan karir sejak dini dilakukan agar
remaja tidak lagi bingung dalam menghadapi pekerjaan di masa yang akan datang.

f. Memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan


Hakikat tugasnya adalah memilih pekerjaan yang memerlukan kemampuan
serta mempersiapkan pekerjaan.

8
g. Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
Sejak remaja, penting sekali memiliki pengetahuan tentang perkawinan dan
membina keluarga. Karena selain dituntut untuk berkomitmen, nantinya remaja
juga dituntut untuk dapat bertanggung jawab dalam membina keluarga.

h. Mengembangkan keterampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi warga


negara yang berkompeten
Hakikat tugasnya adalah mengembangkan konsep tentang hukum, politik,
ekonomi dan kemasyarakatan. Berkembangnya kemampuan kejiwaan yang cukup
besar dan perbedaan individu dalam perkembangan kejiwaan sangat erat
hubungannya dengan perbedaan dalam penguasaan bahasa, pemaknaan, perolehan
konsep-konsep, minat, dan motivasi.

i. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab


Artinya remaja dapat bekerja sama dan bertingkah laku secara sosial,
bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan dengan tidak melanggar aturan-
aturan yang berlaku di masyarakat.

j. Memahami suatu perangkat tata nilai yang digunakan sebagai pedoman


tingkah laku.
Adanya nilai-nilai dan sistem etis yang dianut membuat remaja lebih
berwawasan luas dan memiliki pegangan untuk berperilaku untuk
mengembangkan ideologi.

4. Tugas Perkembangan Usia Dewasa


a.      Mengembangkan sikap wawasan dan pengamalan nilai-nilai agama.
b.      Memperoleh atau mulai memasuki dunia kerja.
c.      Memilih pasangan hidup.
d.      Mulai memasuki pernikahan dan hidup berkeluarga.
e.      Mengasuh, merawat dan mendidik anak.
f.       Mengelola kehidupan rumah tangga.

9
g.      Memperoleh kemampuan dan kemantapan karir.
h.      Mengambil tanggung jawab atau peran sebagai warga masyarakat.
i.       Mencari kelompok sosial (kolega) yang menyenangkan.
C. Problematika Perkembangan
Salah satu permasalahan yang ada di lapangan adalah tidak semua anak dapat
melewati proses perkembangannya dengan baik. Berbagai macam faktor
menyebabkan ada anak-anak yang mengalami hambatan atau masalah dalam
perkembangannya. Masalah-masalah perkembangan yang dapat timbul tidak
hanya tertuju pada perkembangan emosi dan sosial saja, namun ranah
perkembangan yang lain seperti perkembangan fisik, intelektual, kognitif dan
bahasa juga harus dicermati.

1. Permasalahan Tugas Perkembangan Pada Usia Anak-Anak


a. Keterlambatan Kognitif
Keterlambatan kognitif dapat mempengaruhi fungsi intelektual, mengganggu
kesadaran dan menyebabkan kesulitan dalam belajar. Hal tersebut dapat
mempengaruhi kemampuan anak dalam hal membaca, menulis, dan berhitung
sehingga anak memiliki rasa ketidakmampuan belajar di usia sekolahnya. Selain
itu, anak juga mengalami kesulitan berkomunikasi dan bermain dengan orang lain.
Ada beberapa penanganan yang dapat dilakukan untuk permasalahan tersebut,
yaitu:
- Pendekatan multisensory. Agar siswa lebih mudah memahami pelajaran, guru
menyampaikan materi melalui berbagai indra (penglihatan, pendengaran,
sentuhan, pengamatan langsung).
- Kegiatan ekstrakurikuler. Dalam hal ini dikhususkan pada pelajaran
membaca, menulis dan berhitung untuk meminimalisir kesulitan belajar
siswa.
- Pelatihan keterampilan sosial. Hal ini untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap diri sendiri dan lingkungan sosialnya, siswa juga diarahkan untuk
memahami kesulitan belajar yang ia hadapi serta cara-cara mengatasinya.

b. Keterlambatan Motorik/Gerak

10
Keterlambatan pada keterampilan motorik akan mengganggu kemampuan
anak untuk mengendalikan otot di lengan, kaki, dan tangan. Keterlambatan
perkembangan motorik pada bayi ditandai dengan gejala kesulitan berguling atau
merangkak. Sementara anak yang lebih besar akan sulit melakukan pekerjaan
dasar seperti memegang benda-benda kecil atau menyikat gigi.

c. Keterlambatan Sosial dan Emosional


Keterlambatan sosial, dan emosional disebabkan oleh perbedaan otak dalam
memproses informasi, atau bereaksi terhadap lingkungan sekitar. Dalam
permasalahan ini, anak berada dalam keadaan sangat peduli terhadap penilaian
orang lain kepada dirinya dan merasa cemas terhadap penilaian sosial tersebut,
sehingga anak lebih cenderung menarik diri dari lingkungan sosial. Akibatnya,
kemampuan anak untuk belajar, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang
lain akan terganggu. Penanganan yang dapat dilakukan, yaitu:
- Mengevaluasi pola asuh. Idealnya orang tua tetap memegang kendali namun
tetap memberikan kebebasan kepada anak.
- Kenalkan anak pada beragam karakter. Hal ini dapat dilakukan dengan
membacakan cerita fiksi, mengenalkan tokok-tokoh yang ada didalam cerita
tersebut, dan minta anak untuk menceritakan kembali apa yang ia dengar dan
pahami dari karakter tokoh-tokoh tersebut.
- Sering mengajak anak untuk silaturahim ke kerabat, sepupu, tetangga,
bermain di taman bermain dan tempat keramaian lain agar anak terbiasa
untuk bersosialisasi.

2. Permasalahan Tugas Perkembangan Pada Usia Remaja


a. Perkembangan Ciri Sekunder Yang Tertunda/Terhambat
Permasalahan suatu kondisi dimana ciri sekunder pada remaja terlambat
perkembangannya, yang menyebabkan ketidakpuasan remaja akan keadaan
fisiknya yang tidak berkembang secara proporsional sesuai dengan usia remaja
pada umumnya atau tidak berkembang sesuai dengan fisik ideal yang mereka
inginkan. Akibatnya, kepercayaan diri pada remaja akan menurun juga dapat
mengakibatkan stress. Solusi yang dapat dilakukan di antaranya:

11
- Memberikan pemahaman kepada anak tentang proses kematangan pada anak
seusianya dan yang dapat menghambat kematangan tersebut bukanlah suatu
yang memalukan atau menakutkan, sehingga ia tidak memikirkan terus-
menerus bahwa ada suatu kesalahan pada dirinya.
- Bimbing anak menggali potensi diri, yang bisa menjadi keunggulan dalam hal
yang lain sehingga ia tidak merasa malu akan penampilan, misal prestasi
akademik, prestasi olahraga, perstasi seni, dan lain-lain.
- Menjelaskan pada anak bahwa setiap individu itu unik, berbeda dan
mempunyai karakteristik masing-masing yang bisa di unggulkan.

b. Keterlambatan Mencapai Tahap Perkembangan Kognitif Operasional Formal


Permasalahan ini merupakan suatu perilaku ketidakmampuan remaja dalam
mencapai tahap perkembangan operasional formal yaitu kemampuan untuk
berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari
informasi yang tersedia. Sebagian remaja masih berada pada pada tahap
perkembangan berpikir sebelumnya yaitu tahapan operasional kongkrit, dimana
pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana, dan belum mampu melihat
masalah dari berbagai dimensi. Solusi yang dapat dilakukan untuk permasalahan
ini, yaitu:
- Ajak remaja berdiskusi tentang banyak hal, mempelajari dan
mengembangkan konsep-konsep sederhana menjadi lebih komplit, hargai
perbedaan perndapatnya.
- Mendorong anak untuk bercita-cita secara realistis, dan tidak kecewa akan
prestasi yang telah dicapai tetapi berusaha memperbaikinya.
- Libatkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan, biarkan remaja berpikir
secara bebas serta hargai ide dan pendapatnya.

3. Permasalahan Tugas Perkembangan Pada Usia Dewasa


Salah satu permasalahan yang terjadi pada usia dewasa adalah permasalahan
dalam penyesuaian pekerjaan. Banyak kasus dalam memilih bidang kerja yang
dirasa tidak cocok dengan bakat dan minat tetapi dipilih karena besarnya pengaruh
sosial, justru akan menimbulkan ketidakpuasan terhadap hasil karyanya, tidak
merasa mencintai tugasnya dan akhirnya prestasi kerja sangat menurun.

12
Sehubungan dengan itu maka beberapa orang dewasa telah menentukan
pilihannya jauh-jauh hari sebelum mereka bekerja, sehingga jauh-jauh hari pula
mereka melatih diri sesuai dengan prasyarat yang diperlukan untuk jenis tugas
yang mereka anggap cocok dengan minat dan bakatnya.

D. Peranan Sekolah Dalam Mengembangkan Tugas Perkembangan


Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik
melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka
membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang
menyangkut aspek moral spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.
Menurut Havighurst (1961: 5) sekolah mempunyai peranan atau tanggung
jawab penting dalam membantu para siswa mencapai tugas perkembangannya.
Sehubungan dengan hal ini sekolah seyogyanya berupaya untuk menciptakan
ikilm yang kondusif, atau kondisi yang dapat memfasilitasi siswa untuk mencapai
tugas perkembangannya.
Menurut Seifert dan Hoffnung (1994), sekolah mempengaruhi perkembangan
anak melalui dua kurikulum, yaitu academic curriculum dan hidden curriculum.
Academic curriculum meliputi sejumlah kewajiban yang diharapkan dikuasai
oleh anak. Ia membantu anak memperoleh pengetauan akademis dan kemampuan
intelektual yang dibutuhkan untuk keberhasilan berpartisispasi dalam masyarakat.
Hidden curriculum meliputi sejumlah norma, harapan dan penghargaan untuk
dipikirkan dan dilaksanakan dengan cara-cara tertentu yang disampaikan melalui
hubungan sosial sekolah dan otoritas, khususnya yang berkenaan dengan peran
sosial guru-siswa dan perilaku yang diharapakan oleh masyarakat.
Secara khusus peran sekolah dalam fase kanak-kanak dan remaja dijelaskan
sebagai berikut. Pada masa kanak-kanak, dimana penguasaan tugas-tugas
perkembangan tidak lagi sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua seperti
tahun-tahun prasekolah. Penguasaan tersebut menjadi tanggung jawab guru.
Misalnya, pengembangan keterampilan dasar seperti membaca, menulis,

13
berhitung dan pengembangan sikap mental terhadap kelompok sosial dan
lembaga-lembaga merupakan tanggung jawab guru dan orang tua.
Kemudian pada masa remaja, sekolah dan pendidikan tinggi menekankan
perkembangan keterampilan intelektual dan konsep penting bagi kecakapan sosial.
Namun, hanya sedikit remaja yang mampu menggunakan keterampilan dan
konsep ini dalam situasi praktis. Sekolah dan pendidikan tinggi juga mencoba
untuk membentuk nilai-nilai yang sesuai dengan nilai-nilai dewasa, orang tua
berperan banyak dalam perkembangan ini.
Upaya sekolah untuk memfasilitasi tugas-tugas perkembangan siswa, akan
berjalan dengan baik apabila di sekolah tersebut telah tercipta iklim atau atmosfir
yang sehat atau efektif, baik yang menyangkut aspek manajemennya, maupun
profesionalisme para personelnya. Menurut David W. Johnson sekolah yang
efektif dapat didefinisikan melalui pengukuran tentang:
1. Biaya pendidikan bagi setiap siswa untuk mencapai tingkat kompetensi atau
sosialisasi pendidikan tertentu.
2. Motivasi atau semangat para guru dan siswa.
3. Kemampuan sekolah untuk memiliki fasilitas material dan siswa yang baik.
4. Kemampuan sekolah untuk menempatkan para lulusannya ke sekolah
lanjutan (perguruan tinggi) atau dunia kerja.

Jadi, sekolah yang efektif yaitu sekolah yang memajukan, meningkatkan dan
mengembangkan prestasi akademik, keterampilan sosial, sopan santun, sikap
positif terhadap belajar, dan memberikan keterampilan-keterampilan yang
memungkinkan siswa dapat bekerja. Sedangkan sekolah yang sehat didefinisikan
sebagai kemampuan sekolah untuk berkembang dan berubah dalam cara-cara
yang produktif.
Berbicara peran sekolah maka tidak terlepas dari sosok yang menjadi kunci
yaitu guru. Dalam situasi sosial apapun, guru tetap dinilai oleh masyarakat sebagai
pemberi inspirasi, penggerak, dan pelatih dalam penguasaan kecakapan tertentu
bagi sesama, khususnya bagi siswa agar mereka siap untuk membangun hidup
beserta lingkungan sosialnya. Guru yang semakin bermutu, maka semakin besar
peranannya bagi perkembangan diri siswanya dan perkembangan masyarakatnya.

14
Kegagalan mencapai tugas-tugas perkembangan akan melahirkan perilaku
yang menyimpang (delinquency) atau situasi kehidupan yang tidak bahagia.
Penyimpangan perilaku yang dialami individu sebagai dampak dari tidak
tuntasnya tugas-tugas perkembangan akan bervariasi sesuai dengan fase
perkembangannya.
Penyimpangan perilaku yang dialami anak usia sekolah dasar diantaranya
adalah (1) suka membolos dari sekolah, (2) malas belajar, dan (3) keras kepala.
Sedangkan pada usia remaja diantaranya adalah (1) suka mengisolir diri
meminum minuman keras, (2) mengkonsusmsi obat-obat terlarang atau narkoba,
(3) tawuran, (4) malas belajar, dan (5) kurang bersikap hormat kepada orang tua
dan orang dewasa lainnya.
Masa belajar di sekolah atau perguruan tinggi merupakan masa transisi
sebagai proses untuk mencapai kematangan, dan masa persiapan untuk mencapai
kehidupan dewasa yang berarti. Dalam hal ini sekolah mempunyai peranan yang
penting dalam membantu siswa untuk mencapai taraf perkembangan, melalui
penuntasan atau pencapaian tugas-tugas perkembangan secara optimal.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tugas-tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada periode tertentu
dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil
dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan
tugas berikutnya, sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan
ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan
masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan bagi setiap fase perkembangan dalam rentang
kehidupan individu terbagi menjadi empat, yaitu:
1. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Usia Bayi dan Kanak-Kanak (0-6 tahun)
2. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Usia Sekolah Dasar (6-12 tahun)
3. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Usia Remaja (13-18 tahun)
4. Tugas Perkembangan Usia Dewasa
Problematika yang dapat terjadi pada tugas-tugas perkembangan adalah tidak
semua anak dapat melewati proses perkembangannya dengan baik. Berbagai
macam faktor menyebabkan anak-anak yang mengalami hambatan atau masalah
dalam perkembangannya. Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut sangat
diperlukan peranan orang tua untuk membantu anak dalam menjalankan tugas-
tugas perkembangannya.
Selain orang tua, sekolah juga memiliki peranan penting dalam membantu
para siswa untuk mencapai tugas perkembangannya. Sekolah mempengaruhi
perkembangan anak melalui dua kurikulum, yaitu academic curriculum dan
hidden curriculum. Academic curriculum meliputi sejumlah kewajiban yang
diharapkan dikuasai oleh anak. Sedangkan Hidden curriculum meliputi sejumlah
norma, harapan dan penghargaan untuk dilaksanakan dengan cara-cara tertentu
yang disampaikan melalui hubungan sosial sekolah, khususnya yang berkenaan
dengan peran sosial guru-siswa dan perilaku yang diharapakan oleh masyarakat.

16
B. Saran
Dengan membaca makalah ini dan mengetahui tugas-tugas perkembangan
pada setiap fase, diharapkan agar pembaca khususnya mahasiswa PGSD sebagai
calon guru dapat memahami pengetahuan tentang tugas-tugas perkembangan serta
dapat menjadi pemberi motivasi, penggerak, dan pelatih dalam penguasaan
kecakapan tertentu bagi siswa agar mereka siap untuk membangun hidup beserta
lingkungan sosialnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Tugas-Tugas Perkembangan. Tersedia alamat online:


http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/19441
2051967101-KOKO_DARKUSNO_A/TUGAS-
TUGAS_PERKEMBANGAN.pdf. (Diakses pada tanggal 6 Maret
2022).

Anonim. 2010. Tugas-Tugas Perkembangan. Tersedia alamat online:


http://neyshaafahza.blogspot.com/2016/02/tugas-tugas-
perkembangan.html. (Diakses pada tanggal 6 Maret 2022).

Fatma Khaulani, Neviyarni S, Irda Murni. 2020. Fase Dan Tugas Perkembangan
Anak Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. VII No. 1.

Jannah, Miftahul. 2015. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Usia Kanak-Kanak.


Gender Equality: Internasional Journal of Child and Gender Studies.
Vol. 1, No. 2.

Saniyah Oktarisma, Neviyarni, Irda Murni. 2021. Fase dan Tugas Perkembangan
Anak Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusa Volume 5 Nomor 2.

Yusuf, Syamsu. 2000.  Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

18

Anda mungkin juga menyukai