Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan Anak
Dosen Pengampu:
Feby Inggriyani,S.Pd.,M.Pd
1. Raisman (205060144)
2. Tiffani Rahma (205060150)
3. Nisa Arrova Dewi (205060167)
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Semoga solawat
serta salam selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, dan kita semua sebagai umat yang taat
terhadap ajaran yang dibawanya.
Karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Tugas-Tugas Perkembangan, Problematika Perkembangan Dan
Peranan Sekolah Dalam Mengembangkan Tugas-Tugas Perkembangan” ini tepat
pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Psikologi Perkembangan Anak dengan dosen pengampu Ibu Feby Inggriyani,
S.Pd.,M.Pd. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak akan kami terima dengan baik demi kesempurnaan makalah ini.
Kami pun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan seluruh
mahasiswa FKIP PGSD Universitas Pasundan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….…..ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Tugas Perkembangan..................................................................3
B. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Setiap Fase Perkembangan....................3
C. Problematika Perkembangan.......................................................................10
D. Peranan Sekolah Dalam Mengembangkan Tugas Perkembangan..............13
BAB III PENUTUP..............................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................16
B. Saran............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending
process) artinya manusia secara terus menerus berkembang dipengaruhi oleh
pengalaman atau belajar. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
artinya setiap aspek perkembangan individu baik fisik, emosi, intelegensi maupun
sosial saling mempengaruhi jika salah satu aspek tersebut tidak ada.
Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu artinya perkembangan terjadi
secara teratur sehingga hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang
merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya. Perkembangan fisik dan
mental mencapai kematangannya pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang
cepat dan ada yang lambat).
Setiap individu dalam proses hidupnya akan mengalami, tumbuh,
berkembang baik dalam hal psikologis maupun sosialnya dengan melaui
beberapa periode/tahapan-tahapan perkembangan. Adapun tahapan-tahapan
perkembangan suatu individu memiliki beberapa dan tugas-tugas yang harus
dicapai demi keberhasilan perkembangan pada fase tersebut. Keberhasilan
mencapai fase tersebut sangat mempengaruhi individu untuk melalui tahapan
perkembangan selanjutnya dan memperlancar pelaksanakan tugas-tugas
perkembangan pada tahap selanjutnya. Sebaliknya, jika seorang individu gagal
melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada tahapan tersebut akan berakibat
tidak baik bagi perkembangan psikologis maupun sosialnya.
Tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan akan muncul sesuai dengan
fase perkembangan setiap individu. Tugas ini merupakan kewajiban yang harus
dilalui oleh setiap individu. Perkembangan yang muncul pada setiap waktu
tertentu merupakan keharusan yang akan berlaku secara otomatis seperti kegiatan
belajar keterampilan dalam menjalankan tugas-tugas perkembangannya.
Dalam mengembangkan tugas-tugas perkembangan selain peran orang tua
yang dibutuhkan, sekolah juga mempunyai peranan yang berarti bagi
perkembangan kepribadian anak. Sekolah mempunyai tanggung jawab penting
dalam membantu para siswa untuk mencapai tugas perkembangannya.
1
Berdasarkan uraian tersebut maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai
tugas-tugas perkembangan dalam setiap fase, problematika perkembangan, dan
peran sekolah dalam mengembangkan tugas-tugas perkembangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tugas-tugas perkembangan?
2. Bagaimana tugas-tugas perkembangan dalam setiap fase?
3. Bagaimana problematika dalam perkembangan?
4. Bagaimana peranan sekolah dalam mengembangkan tugas perkembangan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian tugas-tugas perkembangan.
2. Untuk mengetahui tugas-tugas perkembangan dalam setiap fase.
3. Untuk mengetahui problematika dalam perkembangan.
4. Untuk mengetahui peranann sekolah dalam mengembangkan tugas
perkembangan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Tugas-tugas perkembangan bagi setiap fase perkembangan dalam rentang
kehidupan individu dapat diuraikan sebagai berikut:
4
kali mau buang air, bawalah anak ke toilet tanpa banyak memberikan penerangan
kepadanya.
5
dengan orang lain, akan menentukan sikapnya di kemudian hari. Apakah ia
bersikap bersahabat, bersikap dingin, introvert, extrovert dan sebagainya.
Misalnya, apabila anak memperoleh pergaulan dengan orang tuanya itu
menyenangkan, maka cenderung akan bersikap ramah dan ceria.
i. Belajar membedakan mana yang baik dan buruk serta pengembangan hati
nurani.
Anak mengenal pengertian baik dan buruk, benar dan salah ini dipengaruhi
oleh pendidikan yang diperolehnya. Pada mulanya anak belajar apa yang dilarang
itu berarti buruk dan apa yang diperbolehkan itu berarti baik. Pengalaman ini
merupakan permulaan pembentukan kata hati anak. Perkembangan selanjutnya
terjadi melalui nasihat, bimbingan, buku-buku bacaan dan analisis pikiran sendiri.
Sesuatu yang penting dalam mengembangkan kata hati anak adalah suri teladan
dari orang tua dan bimbingannya. Hal ini lebih baik daripada penggunaan
hukuman dan ganjaran, meskipun dalam situasi tertentu masih tetap diperlukan.
6
c. Berkawan dengan teman sebaya. Dengan masuknya anak kesekolah, anak
dituntut untuk mampu bergaul, bekerja sama, dan membina hubungan baik
dengan teman sebaya, saling menolong, dan membentuk kepribadian sosial.
d. Belajar melakukan peranan sosial sesuai dengan jenis kelaminnya. Pada usia
9-10 tahun anak mulai menyadari peran sesuai dengan jenis kelaminnya.
Anak perempuan menunjukkan tingkah laku sebagai perempuan, demikian
pula dengan anak laki-laki. Pada masa ini anak sudah menunjukkan
ketertarikan terhadap sesuatu sesuai dengan jenis kelamin mereka. Misalnya,
anak perempuan senang bermain boneka dengan anak perempuan lainnya,
dan anak laki-laki senang bermain bola dengan teman laki-lakinya.
e. Belajar menguasai keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung.
Masa ini anak SD sudah mampu untuk membaca dasar, menulis, dan
berhitung. Karena perkembangann kognitif dan biologis anak sudah matang
untuk bersekolah, maka anak telah mampu belajar di sekolah dan anak sudah
mampu mengenali simbol-simbol sederhana.
f. Pengembangan konsep yang dibutuhkan dalam kehidupan anak. Pada masa
ini pengembangan konsep-konsep diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
agar dapat menyesuaikan diri dan berperilaku sesuai dengan tuntutan dari
lingkungannya, anak dituntut telah memiliki konsep-konsep yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berkenaan dengan pergaulan,
pekerjaan, kehidupan keagamaan, dll.
g. Pengembangan moral, nilai dan kata hati. Pada masa ini, anak dituntut telah
mampu menghargai perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan moral. Anak
hendaknya dapat mentaati peraturan, menerima tanggung jawab dan
mengakui adanya perbedaan antara dirinya dan orang lain.
h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial.
Anak telah mampu belajar untuk menyadari keanggotaannya dalam keluarga
dan masyarakat sekolah. Anak harus belajar mentaati peraturan-peraturan
yang ada dalam keluarga dan sekolah (Prayitno, 2006).
7
mempelajari nilai dan norma pergaulan dengan teman sebaya, menyesuaikan diri
dengan ketentuan yang berlaku dan sebagainya.
Jenis tugas perkembangan pada usia remaja mencakup segala persiapan diri
untuk memasuki jenjang waktu yang intinya bertolak dari tugas perkembangan
fisik dan tugas perkembangan sosio-psikologis. Havighurst mengemukakan 10
jenis tugas perkembangan remaja, yaitu:
a. Mencapai hubungan pertemanan dengan lawan jenis secara lebih matang
Maksudnya adalah remaja dapat berinteraksi secara sosial, dengan membina
persahabatan maupun pertemanan dengan teman sebaya secara harmonis, baik
dengan pria maupun dengan wanita.
8
g. Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
Sejak remaja, penting sekali memiliki pengetahuan tentang perkawinan dan
membina keluarga. Karena selain dituntut untuk berkomitmen, nantinya remaja
juga dituntut untuk dapat bertanggung jawab dalam membina keluarga.
9
g. Memperoleh kemampuan dan kemantapan karir.
h. Mengambil tanggung jawab atau peran sebagai warga masyarakat.
i. Mencari kelompok sosial (kolega) yang menyenangkan.
C. Problematika Perkembangan
Salah satu permasalahan yang ada di lapangan adalah tidak semua anak dapat
melewati proses perkembangannya dengan baik. Berbagai macam faktor
menyebabkan ada anak-anak yang mengalami hambatan atau masalah dalam
perkembangannya. Masalah-masalah perkembangan yang dapat timbul tidak
hanya tertuju pada perkembangan emosi dan sosial saja, namun ranah
perkembangan yang lain seperti perkembangan fisik, intelektual, kognitif dan
bahasa juga harus dicermati.
b. Keterlambatan Motorik/Gerak
10
Keterlambatan pada keterampilan motorik akan mengganggu kemampuan
anak untuk mengendalikan otot di lengan, kaki, dan tangan. Keterlambatan
perkembangan motorik pada bayi ditandai dengan gejala kesulitan berguling atau
merangkak. Sementara anak yang lebih besar akan sulit melakukan pekerjaan
dasar seperti memegang benda-benda kecil atau menyikat gigi.
11
- Memberikan pemahaman kepada anak tentang proses kematangan pada anak
seusianya dan yang dapat menghambat kematangan tersebut bukanlah suatu
yang memalukan atau menakutkan, sehingga ia tidak memikirkan terus-
menerus bahwa ada suatu kesalahan pada dirinya.
- Bimbing anak menggali potensi diri, yang bisa menjadi keunggulan dalam hal
yang lain sehingga ia tidak merasa malu akan penampilan, misal prestasi
akademik, prestasi olahraga, perstasi seni, dan lain-lain.
- Menjelaskan pada anak bahwa setiap individu itu unik, berbeda dan
mempunyai karakteristik masing-masing yang bisa di unggulkan.
12
Sehubungan dengan itu maka beberapa orang dewasa telah menentukan
pilihannya jauh-jauh hari sebelum mereka bekerja, sehingga jauh-jauh hari pula
mereka melatih diri sesuai dengan prasyarat yang diperlukan untuk jenis tugas
yang mereka anggap cocok dengan minat dan bakatnya.
13
berhitung dan pengembangan sikap mental terhadap kelompok sosial dan
lembaga-lembaga merupakan tanggung jawab guru dan orang tua.
Kemudian pada masa remaja, sekolah dan pendidikan tinggi menekankan
perkembangan keterampilan intelektual dan konsep penting bagi kecakapan sosial.
Namun, hanya sedikit remaja yang mampu menggunakan keterampilan dan
konsep ini dalam situasi praktis. Sekolah dan pendidikan tinggi juga mencoba
untuk membentuk nilai-nilai yang sesuai dengan nilai-nilai dewasa, orang tua
berperan banyak dalam perkembangan ini.
Upaya sekolah untuk memfasilitasi tugas-tugas perkembangan siswa, akan
berjalan dengan baik apabila di sekolah tersebut telah tercipta iklim atau atmosfir
yang sehat atau efektif, baik yang menyangkut aspek manajemennya, maupun
profesionalisme para personelnya. Menurut David W. Johnson sekolah yang
efektif dapat didefinisikan melalui pengukuran tentang:
1. Biaya pendidikan bagi setiap siswa untuk mencapai tingkat kompetensi atau
sosialisasi pendidikan tertentu.
2. Motivasi atau semangat para guru dan siswa.
3. Kemampuan sekolah untuk memiliki fasilitas material dan siswa yang baik.
4. Kemampuan sekolah untuk menempatkan para lulusannya ke sekolah
lanjutan (perguruan tinggi) atau dunia kerja.
Jadi, sekolah yang efektif yaitu sekolah yang memajukan, meningkatkan dan
mengembangkan prestasi akademik, keterampilan sosial, sopan santun, sikap
positif terhadap belajar, dan memberikan keterampilan-keterampilan yang
memungkinkan siswa dapat bekerja. Sedangkan sekolah yang sehat didefinisikan
sebagai kemampuan sekolah untuk berkembang dan berubah dalam cara-cara
yang produktif.
Berbicara peran sekolah maka tidak terlepas dari sosok yang menjadi kunci
yaitu guru. Dalam situasi sosial apapun, guru tetap dinilai oleh masyarakat sebagai
pemberi inspirasi, penggerak, dan pelatih dalam penguasaan kecakapan tertentu
bagi sesama, khususnya bagi siswa agar mereka siap untuk membangun hidup
beserta lingkungan sosialnya. Guru yang semakin bermutu, maka semakin besar
peranannya bagi perkembangan diri siswanya dan perkembangan masyarakatnya.
14
Kegagalan mencapai tugas-tugas perkembangan akan melahirkan perilaku
yang menyimpang (delinquency) atau situasi kehidupan yang tidak bahagia.
Penyimpangan perilaku yang dialami individu sebagai dampak dari tidak
tuntasnya tugas-tugas perkembangan akan bervariasi sesuai dengan fase
perkembangannya.
Penyimpangan perilaku yang dialami anak usia sekolah dasar diantaranya
adalah (1) suka membolos dari sekolah, (2) malas belajar, dan (3) keras kepala.
Sedangkan pada usia remaja diantaranya adalah (1) suka mengisolir diri
meminum minuman keras, (2) mengkonsusmsi obat-obat terlarang atau narkoba,
(3) tawuran, (4) malas belajar, dan (5) kurang bersikap hormat kepada orang tua
dan orang dewasa lainnya.
Masa belajar di sekolah atau perguruan tinggi merupakan masa transisi
sebagai proses untuk mencapai kematangan, dan masa persiapan untuk mencapai
kehidupan dewasa yang berarti. Dalam hal ini sekolah mempunyai peranan yang
penting dalam membantu siswa untuk mencapai taraf perkembangan, melalui
penuntasan atau pencapaian tugas-tugas perkembangan secara optimal.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tugas-tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada periode tertentu
dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil
dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan
tugas berikutnya, sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan
ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan
masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan bagi setiap fase perkembangan dalam rentang
kehidupan individu terbagi menjadi empat, yaitu:
1. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Usia Bayi dan Kanak-Kanak (0-6 tahun)
2. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Usia Sekolah Dasar (6-12 tahun)
3. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Usia Remaja (13-18 tahun)
4. Tugas Perkembangan Usia Dewasa
Problematika yang dapat terjadi pada tugas-tugas perkembangan adalah tidak
semua anak dapat melewati proses perkembangannya dengan baik. Berbagai
macam faktor menyebabkan anak-anak yang mengalami hambatan atau masalah
dalam perkembangannya. Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut sangat
diperlukan peranan orang tua untuk membantu anak dalam menjalankan tugas-
tugas perkembangannya.
Selain orang tua, sekolah juga memiliki peranan penting dalam membantu
para siswa untuk mencapai tugas perkembangannya. Sekolah mempengaruhi
perkembangan anak melalui dua kurikulum, yaitu academic curriculum dan
hidden curriculum. Academic curriculum meliputi sejumlah kewajiban yang
diharapkan dikuasai oleh anak. Sedangkan Hidden curriculum meliputi sejumlah
norma, harapan dan penghargaan untuk dilaksanakan dengan cara-cara tertentu
yang disampaikan melalui hubungan sosial sekolah, khususnya yang berkenaan
dengan peran sosial guru-siswa dan perilaku yang diharapakan oleh masyarakat.
16
B. Saran
Dengan membaca makalah ini dan mengetahui tugas-tugas perkembangan
pada setiap fase, diharapkan agar pembaca khususnya mahasiswa PGSD sebagai
calon guru dapat memahami pengetahuan tentang tugas-tugas perkembangan serta
dapat menjadi pemberi motivasi, penggerak, dan pelatih dalam penguasaan
kecakapan tertentu bagi siswa agar mereka siap untuk membangun hidup beserta
lingkungan sosialnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Fatma Khaulani, Neviyarni S, Irda Murni. 2020. Fase Dan Tugas Perkembangan
Anak Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. VII No. 1.
Saniyah Oktarisma, Neviyarni, Irda Murni. 2021. Fase dan Tugas Perkembangan
Anak Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusa Volume 5 Nomor 2.
18