Anda di halaman 1dari 17

TUGAS TUGAS PERKEMBANGAN INDIVIDU

DOSEN PENGAMPU: Sri Mestika Aulia S.Pd.,M.Pd

NAMA KELOMPOK : Agtrimas Situmorang

Arya sandro Simanjorang

Bernis Dian Florensyah Sihombing

Cesilia Sondang Uli Sitanggang

MATA KULIAH : Perkembangan Peserta Didik

PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. Berkat limpahan karunianya,
penulis dapat menyelsaikan sebuah makalah Perkembangan Peserta Didik yang berjudul
“Tugas-tugas Perkembangan Individu”. Makalah ini disusun dengan tujuan agar dapat
digunakan sebagai penunjang bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan
pengetahuan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Mestika
Aulia S. Pd , M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Yang
terpenting disini bahwasannya makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa dorongan, bantuan,
dan doa dari berbagai pihak yang senantiasa setia mendampingi penulis, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi pihak yang
tertarik pada Perkembangan Peserta Didik.

Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah
membaca makalah yang telah kami sajikan ini. Kami juga sangat menyadari, makalah ini
masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami menerima kritikan dan
saran pembeca demi penyempurnaan makalah ini. Apabila terdapat banyak kesalahaan pada
makalah ini, kami mohon maaf. Demikian yang dapat kami sampaikan semoga makalahm ini
dapat bermanfaat. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Medan, 8 November 2023

Kelompok 3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pada umur-umur tertentu seseorang dapat dengan lebih cepat dan mudah memperoleh
kecekatan dalam memperolek ketrampilan-ketrampilan tertentu dalam mempelajari pola pola
tingkah laku tertentu. Dalam keseluruhan proses hidupnya individu akan berusaha melakukan
tugas perkembangan agar dia menemukan kebahagiaan dalam kehidupan bermasyarakat. Tiap
fase pertumbuhan perkembangan memiliki tugas perkembangan sendiri. Tugas ini timbul
pada suatu periode tertentu dalam kehidupan individu. Keberhasilan dalam mencapai tugas
itu dapat membawa kebahagiaan dan berhasil dalam tugas berikutnya.
Sedangkan bila gagal dalam mencapai tugas itu akan membawa ketidak bahagiaan dan
kekecewaan dalam masyarakat serta menemui kesulitan dalam tugas berikutnya. Tentu saja
bentuk utama tugas perkembangan berakar pada pembentukan organ biologis yang kelak
berkembang karena pengaruh faktor biologis-psikologis-sosiologis. Kekuatan dari dalam
(biologis) dan kekuatan luar (psikologis-sosiologis) menempatkan individu kepada
serangkaian tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar menjadi manusia yang berhasil.
Salah satu prinsip perkembangan bahwa setiap individu akan mengalami fase
perkembangan tertentu, yang merentang sepanjang hidupnya. Pada setiap fase perkembangan
ditandai dengan adanya sejumlah tugas-tugas perkembangan tertentu yang seyogyanya dapat
dituntaskan. Tugas–tugas perkembangan ini berkenaan dengan sikap, perilaku dan
keterampilan yang seyogyanya dikuasai sesuai dengan usia atau fase perkembangannya.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan tugas-tugas perkembangan Individu?
2. Apa saja yang menjadi sumber dari tugas-tugas perkembangan Individu?
3. Bagimana tugas perkembangan pada setiap fase/periode perkembangan Individu?
4. Bagaimana peran sekolah dalam mengembangkan tugas-tugas perkembangan Individu?

1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa saja tugas tugas perkembangan individu
2. Untuk mengetahui apa yang menjadi sumber dari tugas tugas oerkembangan individu
3. Untuk mengetahui peran sekolah dalam mengembangkan tugas-tugas perkembangan
Individu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

BAB I.........................................................................................................................................3

PENDAHULUAN......................................................................................................................3

1.1. LATAR BELAKANG.....................................................................................................3

1.2. RUMUSAN MASALAH............................................................................................3

1.3. TUJUAN..........................................................................................................................3

DAFTAR ISI..............................................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN........................................................................................................................5

2.1 PENGERTIAN TUGAS TUGAS PERKEMBANGAN INDIVIDU...............................5

2.2 SUMBER TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN INDIVIDU....................................6

2.3. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Setiap Fase Perkembangan....................................7

2.4 Peran Sekolah Terhadap Tugas-Tugas Perkembangan..................................................12

BAB III.....................................................................................................................................14

PENUTUP................................................................................................................................14

A. KESIMPULAN...............................................................................................................14

B. SARAN............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TUGAS TUGAS PERKEMBANGAN INDIVIDU


Setiap individu tumbuh dan berkembang selama perjalanan hidupnya melalui periode
atau fase-fase perkembangan. Setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian tugas
perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh individu. Faktor keberhasilan sangat
penting bagi individu agar kebahagiaan atau kepuasan di dalam hati diperoleh, apabila gagal
dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu maka akan berakibat tidak
baik pada kehidupan fase berikutnya. Kegagalan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan
pada fase tertentu berakibat yang menjalar pada perjalanan individu untuk kehidupan yang
selanjutnya, dan individu akan mengalami depresi yang hebat.
Robert Havirghurst berpendapat bahwasannya tugas perkembangan adalah suatu tugas
yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu
dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan
tugas berikutnya, dan apabila tugas yang dilakukan oleh individu gagal maka akan
menyebabkan kesengsaraan bagi individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan
masyarakat, dan akan mengakibatkan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas
berikutnya. Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku, atau ketrampilan
yang seyogyanya dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau fase perkembangannya.
Sedangkan menurut Hurlock tugas-tugas perkembangan ini sebagai social expectations, yang
artinya setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai ketrampilan tertentu
yang penting dan memperoleh perilaku yang disetujui oleh berbagai usia sepanjang rentang
kehidupan.
Tugas-tugas perkembangan memiliki tiga tujuan, adalah sebagai berikut :
1. Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari
mereka pada usia-usia tertentu.
2. Memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan oleh
kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupannya.
3. Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi dan tindakan
apa yang diharapkan dari mereka jika nantinya akan memasuki tingkat perkembangan
berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan adakalanya yang dapat diselesaikan dengan baik, ada juga
yang mengalami hambatan. Tidak dapat diselesaikannya dengan baik suatu tugas yang
dilakukan oleh individu dapat menjadi suatu bahaya potensial. Setidaknya ada tiga macam
bahaya potensial yang menjadi penghambat penyelesaian tugas perkembangan, yaitu :
1. Harapan-harapan kurang tepat, baik individu maupun lingkungan sosial mengharapkan
perilaku di luar kemampuan fisik maupun psikologis.
2. Melangkahi tahap-tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat kegagalan menguasai
tugas-tugas tertentu.
3. Adanya krisis yang dialami individu karena melewati satu tingkatan ke tingkatan yang lain.

2.2 SUMBER TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN INDIVIDU


Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya tugas-tugas perkembangan adalah sebagai
berikut :
a. Kematangan fisik, misalnya a). Belajar berjalan pada usia antara 9 sampai 15 bulan, pada
usia ini tulang kaki, otot, dan susunan syarafnya telah matang untuk belajar berjalan. b).
Belajar bertingkah laku, bergaul dengan teman lawan jenis pada masa remaja karena
kematangan organ-organ seksual, pada fase ini individu belajar melakukan penyesuaian
terhadap lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman sebayanya.
b. Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya a). Belajar membaca, b). Belajar menulis, c).
Belajar berhitung, d). Belajar berorganisasi. Pada fase ini individu berada pada usia 6-12
tahun yang biasa disebut dengan masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan
perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk menerima pengajaran. Untuk dapat
hidup dalam masyarakat yang berbudaya, setidaknya anak harus tamat dalam jenjang sekolah
dasar (SD), karena dari sekolah dasar anak sudah memperoleh ketrampilan dasar dalam
membaca, menulis, dan berhitung.
c. Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya a). Memilih pekerjaan, b).
Memiliki teman hidup.
d. Tuntutan norma agama, misalnya a). Taat beribadah kepada Allah, b). Berbuat baik kepada
sesama manusia.

2.3. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Setiap Fase Perkembangan

1. Fase bayi dan kanak-kanak (0,0-6,0 tahun)


a. Belajar berjalan. Belajar berjalan terjadi pada usia antara 9-15 bulan, pada usia ini tulang
kaki, otot dan susunan syarafnya telah matang untuk belajar berjalan.
b. Belajar makan makanan padat. Hal ini terjadi pada tahun ke-2 sistem alat-alat pencernaan
dan alat-alat pengunyah pada mulut telah matang untuk hal tersebut.
c. Belajar berbicara, yaitu mengeluarkan suara yang berarti dan menyampaikannya kepada
orang lain dengan perantara suara itu.
d. Belajar buang air kecil dan buang air besar. Tugas ini dilakukan pada tempat dan waktu yang
sesuai dengan norma masyarakat. Sebelum usia 4 tahun, anak pada umumnya belum dapat
mengatasi (menahan) ngompol karena perkembangan syaraf yang mengatur pembuangan
belum sempurna.
e. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin. Melalui observasi (pengamatan) anak dapat
melihat tingkah laku, bentuk fisik, dan pakaian yang berbeda antara jenis kelamin yang satu
dengan yang lainnya. Dengan cara tersebut anak dapat mengenal perbedaan anatomis pria
dan wanita, anak menaruh perhatian besar terhadap alat kelaminnya sendiri maupun orang
lain. Agar pengenalan terhadap jenis kelamin (sex) itu berjalan dengan normal, maka orang
tua perlu memperlakukan anaknya, baik dalam memberikan alat mainan, pakaian, maupun
aspek lainnya sesuai dengan jenis kelamin anak.
f. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis. Keadaan jasmani anak sangat labil apabila
dibandingkan dengan orang dewasa, anak cepat sekali merasakan perubahan suhu sehingga
temperatur badannya mudah berubah.
g. Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial, dan alam. Pada
mulanya dunia ini bagi anak merupakan suatu keadaan yang kompleks dan membingungkan.
Lama-kelamaan anak dapat mengamati benda-benda atau orang yang berada di sekitarnya.
Perkembangan lebih lanjut, anak menemukan keteraturan dan dapat membentuk generalisasi
dari berbagai benda yang pada umumnya mempunyai ciri yang sama.
h. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain. Anak
mengadakan hubungan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya menggunakan berbagai
cara, yaitu isyarat, menirukan, dan menggunakan bahasa. Cara yang diperoleh dalam belajar
mengadakan hubungan emoisonal dengan orang lain, sedikit banyaknya akan menentukan
sikapnya di kemudian hari.
i. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti mengembangkan kata hati.
Anak kecil dikuasai oleh hedonisme, naif, dimana kenikmatan dianggap baik, sedangkan
penderitaan dianggap buruk.
2. Tugas-tugas Perkembangan Masa Sekolah Dasar (6,0-12,0 tahun)
a. Belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk melakukan permainan. Melalui pertumbuhan
fisik dan otak, anak belajar dan berlari semakin stabil, semakin mantap, dan cepat.
b. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
Hakikat tugas ini adalah:
1. Mengembangkan kebiasaan memelihara badan, meliputi kebersihan, keselamatan diri, dan
kesehatan.
2. Mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya (pria atau wanita) dan juga
menerima dirinya (baik rupa wajahnya maupun postur tubuhnya) secara positif.
c. Belajar bergaul dengan teman sebaya. Yakni belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan
dan situasi yang baru serta teman-teman sebayanya.
d. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
e. Belajar ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. Salah satu sebab masa
usia 6-12 tahun disebut masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan
rohaninya sudah cukup matang untuk menerima pengajaran.
f. Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari. Tugas ini merupakan tugas sekolah,
yaitu menanamkan konsep-konsep yang jelas dan benar. Konsep-konsep itu meliputi kaidah-
kaidah atau ajaran agama (moral), ilmu pengetahuan, adat istiadat, dan lain sebagainya.
g. Mengembangkan kata hati. Hakikat tugas ini mengembangkan sikap dan perasaan yang
berhubungan dengan norma-norma agama. Hal ini menyangkut penerimaan dan penghargaan
terhadap peraturan agama (moral) disertai dengan perasaan senang untuk melakukan atau
tidak melakukannya. Tugas perkembangan ini berhubungan dengan masalah benar-salah dan
boleh-tidak boleh.
h. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi. Hakikat tugas ini adalah untuk dapat
menjadi orang yang berdiri sendiri, dalam arti dapat membuat rencana, berbuat untuk masa
sekarang dan masa yang akan datang bebas dari pengaruh orang tua dan orang lain.
i. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga,
hakikat tugas ini adalah mengembangkan sikap sosial yang demokratis dan menghargai hak
orang lain.

3. Tugas-Tugas Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah (Remaja) (13-18


tahun)
Tugas-tugas perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku
kehidupan sosio-psikologis manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan
masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Proses tersebut merupakan tugas-tugas
perkembangan fisik dan psikis yang harus dipelajari, dijalani, dan dikuasai oleh setiap
individu. Pada jenjang kehidupan usia sekolah menengah (remaja) seseorang telah berada
pada posisi yang kompleks karena ia telah banyak menyelesaikan tugas-tugas
perkembangannya, seperti proses mempelajari nilai dan norma pergaulan dengan teman
sebaya, menyesuaikan diri dengan ketentuan yang berlaku dan sebagainya.
Secara sadar pada akhir masa kanak-kanak, seorang individu akan berupaya untuk
bersikap dan berperilaku lebih dewasa dan intelek. Hal ini merupakan “tugas” yang cukup
berat bagi remaja untuk lebih menuntaskan tugas-tugas perkembangannya, sehubungan
dengan semakin luas dan kompleksnya kondisi kehidupan yang harus dihadapi dan
dijalaninya. Mereka tidak ingin dijuluki sebagai anak-anak, melainkan ingin dihargai dan
diakui sebagai anak yang sudah dewasa. Mereka menjalani tugas mempersiapkan diri untuk
dapat hidup lebih dewasa, dalam arti mampu menghadapi dan memecahkan masalah, bertidak
etis serta bertanggung jawab moral. Oleh karena itu, tugas perkembangan pada masa remaja
dipusatkan pada upaya untuk menganggulangi sikap dan pola kekanak-kanakan.
Tugas-tugas perkembangan oleh Havighurst dikaitkan dengan fungsi belajar karena pada
hakikatnya perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya mempelajari nilai
dan norma kehidupan sosial budaya agar mampu melakukan penyesuaian diri dalam
kehidupan nyata di masyarakatnya.
Untuk memahami jenis tugas perkambangan remaja, perlu dipahami hal-hal yang harus
dilakukan oleh orang dewasa. Maka “dewasa” dapat diartikan dari berbagai segi, sehingga
dikenal istilah dewasa secara fisik, dewasa secara mental, dewasa secara sosial, dewasa
secara psikologis, dewasa secara hukum dan sebagainya.
Pada umumnya orang yang telah berusia 17 tahun akan dikatakan sebagai orang yang
telah dewasa, baik dewasa secara fisik yang berarti siap untuk melaksanakan tugas-tugas
reproduksi, dewasa dari segi hukum yang berarti sudah dapat dikenai sanksi hukum, atau
dapat mempertanggung jawabkan segala perbuatannya yang sesuai dengan hukum yang
berlaku. Oleh, karena itu, jenis tugas perkembanagn remaja itu mencakup segala persiapan
diri untuk memasuki jenjang waktu yang intinya bertolak dari tugas perkembangan fisik dan
tugas perkembangan sosio-psikologis.
Havighurst mengemukakan 10 jenis tugas perkembangan remaja, yaitu:
a. Mencapai hubungan pertemanan dengan lawan jenis secara lebih matang
Hakikat tugas pada fase ini mempelajari anak perempuan sebagai wanita dan anak laki-laki
sebagai pria, menjadi dewasa di antara orang dewasa, belajar memimpin tanpa menekan
orang lain.
b. Mencapai perasaan seks yang diterima sosial
Hakikat tugasnya yaitu remaja dapat menerima dan belajar peran sosial sesuai dengan jenis
kelaminnya pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
c. Menerima keadaan badannya dan digunakan secara efektif
Hakikat tugas pada fase ini adalah menanamkan rasa bangga (sekurang-kurangnya rasa
toleran) terhadap tubuh sendiri. Menjaga dan melindungi tubuh sendiri secara efektif.
d. Mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa
Hakikat tugas pada fase ini adalah membebaskan sifat kekanak-kanakan yang selalu
menggantungkan diri pada orang tua, mengembangkan sikap perasaan tertentu kepada orang
tua tanpa menggantungkan diri padanya, dan mengembangkan sikap hormat kepada orang
dewasa tanpa menggantungkan diri padanya.
e. Mencapai kebebasan ekonomi
Hakikat tugasnya adalah merasakan kemampuan membangun kehidupan sendiri.
f. Memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan
Hakikat tugasnya adalah memilih pekerjaan yang memerlukan kemampuan serta
mempersiapkan pekerjaan.
g. Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
Hakikat tugasnya adalah mengembangkan sikap yang positif terhadap kehidupan berkeluarga.
Khususnya untuk remaja putri termasuk di dalamnya kesiapan untuk memiliki anak.
h. Mengembangkan ketrampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi warga negara yang
berkompeten
Hakikat tugasnya adalah mengembangkan konsep tentang hukum, politik, ekonomi dan
kemasyarakatan. Berkembangnya kemampuan kejiwaan yang cukup besar dan perbedaan
individu dalam perkembangan kejiwaan yang sangat erat hubungannya dengan perbedaan
dalam penguasaan bahasa, pemaknaan, perolehan konsep-konsep, minat, dan motivasi.
i. Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara moral dan sosial
Hakikat tugasnya adalah berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab dalam
kehidupan masyarakat dan mampu menjunjung nilai-nilai masyarakat dalam bertingkah laku.
j. Memahami suatu perangkat tata nilai yang digunakan sebagai pedoman tingkah laku.
Hakikat tugasnya adalah membentuk suatu himpunan nilai-nilai sehingga memungkinkan
remaja mengembangkan dan merealisasikan nilai-nilai, mendefinisikan posisi individu dalam
hubungannya dengan individu lainnya, dan memegang suatu gambaran dunia dan suatu nilai
untuk kepentinagn hubungan dengan individu lain.
Tugas-tugas perkembangan tersebut pada dasarnya tidak dapat dipisahkan karena remaja
adalah pribadi yang utuh secara individual dan sosial. Namun demikian, banyak hal yang
harus diselesaikan selama masa perkembangan remaja yang singkat ini. Pada tugas
perkembangan fisik, upaya untuk mengatasi permasalahan pertumbuhan yang “serba tak
harmonis” amatlah berat bagi para remaja. Hal itu dapat bertambah sulit bagi remaja yang
sejak masa anak-anak telah memiliki konsep yang mengangungkan penampilan diri pada
waktu dewasa nanti. Oleh karena itu, tidak sedikit remaja bertingkah kurang tepat (tidak
sesuai). Di lain pihak remaja telah mengantisipasi tugas-tugas perkembangan dalam
kehidupan sosial.

4. Tugas tugas perkembangan pada masa dewasa awal (20-40 tahun)


a. Memilih calon suami atau istri
b. Belajar hidup bersama suami atau istri
c. Memulai hidup bersama keluarga
d. Mengasuh anak anak
e. Menyelanggarakan rumah tangga
f. Mulai berkerja
g. Mulai bertanggung jawab sebagai seorang warga negara
h. Mendapat kan kelompok sosial yang sesuai baginya

5.Tugas tugas perkembangan pada masa setengah baya (40-60 tahun)


a. Mendapatkan tanggung jawab sebagai orang dewasa yang menjadi warga negara dan hidup
bermasyarakat
b. Menentukan dan hidup sesuai standart hidup yang berhubungan dengan ekonomi
c. Membantu anak anak remaja menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan
berbahagia
d. Memperkembangkan keaktifan-keaktifan dalam masa senggang yang sesuai bagi oran
dewasa
e. Menerima dan menyesuaikan diri kepada perubahan perubahan pisikologi pada masa
setengah umur
f. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang sudah usia lanjut
6. Tugas tugas perkembangan pada masa tua (60-meninggal dunia)
a. Menyesuaikan diri ada berkurangnya kekuatan fisik dan kesehatan
b. Menyesuaikan diri pada masa pensiun dan penghasilan yang berkurang
c. Menyesuaikan diri pada meninggalnya suami atau istri
d. Mengadakan hubungan yang erat pada orang-orang yang seumur
e. Memenuhi kewajiban sebagai warga negara dan dalam hidup bermasyarakat
f. Mengatur keadaan hidup yang memuaskan dari segi psikis.
D. Peranan Sekolah dalam Mengembangkan Tugas-tugas Perkembangan

2.4 Peran Sekolah Terhadap Tugas-Tugas Perkembangan


Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik melaksanakan program
bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan
potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.

Mengenai peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak, Hurlock berpendapat


bahwa
sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak (siswa), baik dalam cara
berpikir, bersikap, maupun cara berperilaku. Sekolah berperan sebagai substansi keluarga dan guru
substansi orang tua. Ada beberapa alasan mengapa sekolah memainkan peranan yang berarti bagi
perkembangan kepribadian anak, yaitu :
1.Siswa harus hadir di sekolah.
2.Sekolah memberikan pengaruh kepada anak secara dini seiring dengan masa perkembangan
“konsep dirinya”.
3.Anak-anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di tempat lain di luar rumah.
4.Sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses.
5.Sekolah memberikan kesempatan pertama kepada anak untuk menilai dirinya dan
kemampuannya secara realistik.
Menurut Havighurst sekolah mempunyai peranan atau taggung jawab penting dalam membantu
para siswa mencapai tugas perkembangannya. Sehubungan dengan hal ini, sekolah seyogyanya
berupaya untuk menciptakan iklim yang kondusif atau kondisi yang dapat memfasilitasi siswa
(yang berusia remaja) untuk mencapai perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan remaja itu
menyangkut aspek-aspek kematangan dalam berinteraksi sosial, kematangan personal,
kematangan dalam mencapai filsafat hidup, dan kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.

2. Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Terhadap Penyelenggara Pendidikan


Karena banyak faktor kehidupan yang mempengaruhi remaja, pemikiran tentang
penyelenggaraan
pendidikan juga harus benar-benar memperhatikan faktor-faktor tersebut, sekalipun dalam
penyelenggaraan pendidikan diakui bahwa tidak mungkin memenuhi semua tuntutan dan harapan
tersebut.
Pendidikan yang berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang diselenggarakan di dalam
sekolah
maupun di luar sekolah, umumnya diselenggarakan dalam bentuk klasikal. Penyelenggaraan
pendidikan klasikal ini berarti memberlakuakn pola dan sistem yang sama semua tindakan
pendidikan kepada semua siswa di dalam kelas, walaupun mereka bereda-beda. Pengakuan
terhadap kemampuan individu yang beraneka ragam itu menjadi berkurang. Oleh karena itu,
yang
harus mendapatkan perhatian di dalam penyelenggaraan pendidikan klasikal adalah sifat-sifat dan
kebutuhan umum remaja.
Beberapa usaha yang perlu dilakukan dalam penyelenggaraan pendidikan, sehubungan
dengan
minat dan kemampuan remaja yang dikaitkan dengan cita-cita kehidupannya adalah sebagai
berikut:
a. Bimbingan karier atau bimbingan konseling dalam upaya membimbing dan mengarahkan
siswa dalam menentukan pilihan jenis pendidikan dan pekerjaan sesuai dengan minat, bakat
dan kemampuannya.
b. Memberikan latihan-latihan praktis yang berorientasi pada kondisi dan kebutuhan lingkungan.
c. Penyusunan kurikulum yang komprehensif dengan menyertakan kurikulum muatan lokal.
Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga ditentukan oleh
pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan pada masa-masa sebelumnya.
Untuk mengembangkan model keluarga yang ideal, perlu dilakukan hal-hal berikut ini :
a. Bimbingan tentang tata cara bergaul dan mengajarkan etika pergaulan melalui pendidikan budi
pekerti
b. Bimbingan pada siswa untuk memahami nilai dan norma sosial yang berlaku, baik dalam
keluarga, sekolah maupaun masyarakat.
c. Perlu dilakukan pendidikan praktis melalui organisasi pemuda, pertemuan orang tua secara
periodik, dan pemantapan pendidikan agama, baik di dalam maupun di luar sekolah.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penguasaan Tugas-tugas Perkembangan Tugas-tugas


perkembangan pada fase perkembangan tertentu hendaknya dikuasai oleh setiap individu sebab
tugas-tugas perkembangan pada suatu sisi merupakan harapan atau tekanan sosial. Namun
demikian tidak setiap individu berhasil dalam menguasai tugastugas perkembangannya, karena
ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini, yaitu:
a. Faktor internal
Normal tidaknya pertumbuhan dan perkembangan, kesehatan, motivasi untuk berkembang dan
kelancaran dalam menguasai tugas-tugas perkembangan sebelumnya.
b. Faktor eksternal Pola asuh orang tua, lingkungan sekolah, lingkungan pergaulan, dst.

Permasalahan dalam Tugas-tugas Perkembangan Beberapa contoh permasalahan dalam tugas-


tugas perkembangan peserta didik:
a. Peserta didik yang sulit/lama memahami suatu materi.
b. Peserta didik yang kurang/tidak pandai.
c. Peserta didik yang nakal. d. Peserta didik yang malu. e. Peserta didik yang kurang memiliki
motivasi dalam belajar.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Tugas-tugas perkembangan merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh individu yang
mana menuntut keberhasilan dalam melaksanakan tugas tersebut agar tercapai kata kebahagiaan
atau kepuasan batin oleh individu, yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan ketrampilan yang
dimiliki oleh individu sesuai dengan jenjang usia individu tersebut.
Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya tugas-tugas perkembangan adalah sebagai berikut :
Kematangan fisik, tuntutan masyarakat secara kultural, tuntutan dari dorongan dan cita-cita
individu sendiri, tuntutan norma agama.
Ada berbagai Tugas-tugas perkambangan pada setiap fase:mulai dari Tugas-tugas
perkembangan
fase bayi dan kanak-kanak (0,0-6,0 tahun), dan sampai Tugas tugas perkembangan pada masa
tua
(60-meninggal dunia) harus di lakukan. Peran sekolah dalam mengembangkan tugas-tugas
perkembangan ialah untuk mengembangkan kepribadian anak, baik dalam cara berfikir, bersikap
maupun berperilaku. Secara sistematik sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
melaksanakan
program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu
mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual,
emosional, maupun sosial.
B. SARAN
Berdasarkan materi yang telah kami jabarkan dapat kami ambil saran bagi pembaca yaitu
pentingnya memahami berbagai tugas-tugas perkembangan dalam setiap fase perkembangan
hidup. Dengan mehami hal tersebut kita dapat mengetahui kapan fase perkembangan normal
yang
sesungguhnya dimulai.

DAFTAR PUSTAKA

Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan (perkembangan peserta didik), Pustaka Setia, Bandung,
2006

Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, Bumi
Aksara, Jakarta, 2005

Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Remaja Rosdakarya, Bandung,
2000

Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009

Anda mungkin juga menyukai