Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) GENAP TA.

2023/2024
Nama : Pio Situmorang
NIM : 4233121055
Kelas : PSPF 2023 E
Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan
Dosen pengampu: Yusra Nasution S,Pd.M,Pd

1. Menurut pendapat Anda, faktor apakah yang paling utama yang menyebabkan
lahirnya filsafat ! Serta Jelaskanlah dengan contoh cabang Filsafat berikut:
a. Ontologis
b. Epistemologis
c. Aksiologis.
JAWABAN
Menurut saya Filsafat muncul karena adanya pemikir rasa tidak puas terhadap jawaban dari
pertanyaan yang tidak dapat dibuktikan dengan akal manusia.Sehingga para ahli pikir
tersebut kemudian mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan mendasar tersebut melalui
akal pikir mereka sehingga mendapatkan jawaban yang dapat diterima oleh akal.
1. Ontologis
Ontologis berasal dari dua kata yaitu "ontos" yang berarti ada atau menjadi, dan "logos"
yang berarti studi atau ilmu. Jadi, secara harfiah, ontologi berarti studi tentang keberadaan
atau studi tentang apa yang ada. Istilah ini pertama kali digunakan oleh filosof Jerman,
Christian Wolff, pada abad ke-18 untuk merujuk pada cabang filsafat yang mempelajari
hakikat keberadaan dan kategorisasi entitas yang ada di dunia ini.
Contohnya:Pertanyaan tentang Keberadaan Diri: Dalam filsafat ontologis, terdapat
pertanyaan tentang hakikat keberadaan diri kita dan apa yang membuat kita menjadi entitas
yang unik. Dalam kehidupan sehari-hari, pertanyaan ini dapat muncul dalam pencarian jati
diri, pemahaman tentang nilai-nilai dan tujuan hidup, dan cara kita membangun identitas
kita sendiri.
2. Epistemologis
Epistemologis berasal dari kata "episteme" yang berasal dari bahasa Yunani dan berarti
pengetahuan atau cara belajar, dan "logos" yang berarti studi atau ilmu. Sehingga secara
harfiah, epistemologi berarti studi tentang pengetahuan atau cara kita memperoleh
pengetahuan. Epistemologi membahas tentang sumber, metode, kriteria, dan batas-batas
pengetahuan. Cabang ini mencoba untuk memahami bagaimana manusia memperoleh
pengetahuan, cara membedakan pengetahuan dengan keyakinan biasa, dan bagaimana kita
memutuskan seberapa baik atau buruk suatu keyakinan didasarkan pada bukti atau
keyakinan yang lebih luas.
Contohnya
1. Skepticisme: Skepticisme adalah cabang epistemologi yang mempertanyakan
kemampuan kita untuk mencapai pengetahuan yang pasti atau keyakinan yang benar. Dalam
kehidupan sehari-hari, ini mungkin muncul ketika kita meragukan klaim atau keyakinan
yang diberikan dan meminta bukti atau argumentasi yang kuat sebelum menerima mereka
sebagai pengetahuan yang sah.
2. Empirisme: Empirisme adalah pendekatan epistemologis yang menekankan pentingnya
pengalaman dan pengamatan dalam memperoleh pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-
hari, ini dapat tercermin ketika kita menguji atau mengamati fakta, menjalankan
eksperimen, atau mencari bukti fisik sebelum membuat keyakinan atau kesimpulan.
3. Rasionalisme: Rasionalisme adalah pendekatan epistemologis yang menekankan
pentingnya pemikiran dan penalaran dalam memperoleh pengetahuan. Dalam kehidupan
sehari-hari, ini dapat muncul ketika kita menggunakan logika, deduksi, dan analisis rasional
untuk menyimpulkan atau memahami sesuatu, tanpa bergantung sepenuhnya pada
pengalaman atau observasi.
4. Agnostisisme: Agnostisisme adalah sikap epistemologis yang menunjukkan
ketidaktahuan atau ketidakpastian dalam mengenai keberadaan atau sifat Tuhan atau hal-hal
yang bersifat metafisik. Dalam kehidupan sehari-hari, ini dapat tercermin ketika seseorang
mengaku tidak memiliki keyakinan atau pengetahuan pasti tentang eksistensi Tuhan atau
fenomena metafisik lainnya.
5. Konstruktivisme: Konstruktivisme adalah pandangan epistemologis yang menekankan
kontribusi individu dalam membangun pengetahuan melalui interpretasi subjektif. Dalam
kehidupan sehari-hari, ini dapat muncul ketika kita memahami bahwa pengetahuan kita
dipengaruhi oleh latar belakang, nilai, atau pengalaman pribadi kita sendiri, dan bahwa
interpretasi kita dapat bervariasi.
3. Aksiologis
Istilah aksiologi yang berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu axion yang
berarti nilai dan logos yang berarti teori . Sehingga secara harfiah, aksiologis berarti
berhubungan dengan asas atau nilai. Aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki
tentang nilai-nilai, baik moral maupun estetika. Filsafat aksiologis membahas konsep nilai,
prinsip moral, keindahan, dan bagaimana nilai-nilai ini mempengaruhi konsep-konsep
tersebut dalam kehidupan manusia.
Contohnya
1. Etika: Cabang filsafat aksiologis yang berkaitan dengan nilai-nilai moral. Dalam
kehidupan sehari-hari, ini dapat tercermin dalam pertimbangan etis saat menghadapi situasi
moral yang memerlukan keputusan dan tindakan. Misalnya, mempertimbangkan akibat
tindakan kita terhadap orang lain, menghormati hak asasi manusia, atau memilih tindakan
yang benar secara moral.
2. Estetika: Cabang filsafat aksiologis yang berkaitan dengan nilai-nilai keindahan dan seni.
Dalam kehidupan sehari-hari, ini dapat muncul saat mengapresiasi keindahan dalam seni,
musik, alam, atau mengambil keputusan estetika, misalnya, dalam pemilihan dekorasi
rumah, fashion, atau apresiasi terhadap karya seni.
3. Filosofi politik: Ini adalah cabang filsafat aksiologis yang berkaitan dengan nilai-nilai
politik dan bagaimana mereka memengaruhi tata kelola masyarakat. Dalam kehidupan
sehari-hari, ini dapat tercermin ketika kita mempertimbangkan perspektif politik kita dan
pentingnya nilai-nilai seperti keadilan, kebebasan, kesetaraan, atau hak individu dalam
mengambil posisi politik atau memilih pemimpin.
4. Filsafat pendidikan: Filsafat aksiologis yang melibatkan nilai-nilai dan tujuan pendidikan.
Dalam kehidupan sehari-hari, ini dapat muncul saat mempertimbangkan pendekatan
pendidikan yang menekankan nilai-nilai seperti pemahaman, keterampilan kritis, etika, dan
keadilan, dan mengaplikasikannya dalam pengajaran atau pendidikan anak-anak kita.
5. Filosofi lingkungan: Ini adalah cabang filsafat aksiologis yang berkaitan dengan nilai-
nilai terkait dengan lingkungan dan konservasi alam. Dalam kehidupan sehari-hari, ini dapat
tercermin saat kita mempertimbangkan pentingnya nilai-nilai seperti keberlanjutan,
kelestarian alam, keadilan lingkungan, dan tanggung jawab kita terhadap lingkungan saat
membuat keputusan sehari-hari seperti penggunaan energi, daur ulang, atau konsumsi
makanan organik.
2. Berilah penjelasan tentang hubungan Filsafat dengan Pendidikan, serta apa tujuan
dan manfaat bagi kita sehingga materi ini dianggap penting untuk dipelajari?
JAWABAN
Filsafat dan Pendidikan memiliki keterkaitan yang erat. Filsafat sebagai cabang ilmu yang
membahas pertanyaan-pertanyaan fundamental tentang eksistensi, realitas, dan nilai-nilai
hidup, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Pendidikan, di sisi lain,
adalah suatu proses yang bertujuan untuk mengembangkan potensi-potensi manusia melalui
pengajaran, pembelajaran, dan pelatihan
Tujuan utama dari filsafat pendidikan adalah untuk memahami dan mengkaji landasan
filosofis yang mendasari konsep-konsep pendidikan, seperti tujuan dan manfaat pendidikan,
pengajaran, proses pembelajaran, pemahaman terhadap hakikat manusia, dan aspek etis
dalam pendidikan. Dengan mempelajari hubungan antara filsafat dan pendidikan, kita dapat
mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep tersebut, dan
kemudian mempertajam gagasan, pemikiran, dan tindakan dalam lingkungan pendidikan.
Manfaat dari mempelajari hubungan antara filsafat dan pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Memperdalam pemahaman kita tentang tujuan dan manfaat pendidikan.
2. Menyediakan landasan filosofis bagi pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan.
3. Membantu kita memahami dan mengatasi isu-isu etis yang muncul dalam konteks
pendidikan.
4. Menyediakan kerangka berpikir yang kokoh untuk mengembangkan model-model
pendidikan yang baru dan lebih baik.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa mempelajari hubungan antara filsafat dan pendidikan bukan
hanya penting untuk mengembangkan pemahaman filosofis kita, tetapi juga memberikan
manfaat besar bagi pengembangan pendidikan dan pembelajaran, baik sebagai individu
maupun sebagai masyarakat.
3. Kurikulum 2013 yang digunakan sudah berganti dengan Kurikulum Merdeka, Coba
Anda analisis dan berikan penjelasan apa keterkaitan hal tersebut dengan Filsafat
Pendidikan? Dan berikan tanggapan Anda tentang perubahan Kurikulum tersebut!
JAWABAN
Keterkaitan antara penggantian Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka dengan
Filsafat Pendidikan adalah bahwa keduanya mencerminkan visi dan pendekatan pendidikan
yang berbeda. Filsafat Pendidikan adalah cabang filsafat yang mempelajari tujuan, makna,
dan nilai-nilai pendidikan. Hal ini melibatkan pemikiran kritis tentang konsep pendidikan
serta cara menyampaikan dan menerapkannya.
Perubahan kurikulum mencerminkan prioritas dan orientasi pemerintah dalam mengarahkan
sistem pendidikan nasional. Kurikulum 2013, yang diperkenalkan pada 2013, didasarkan
pada pendekatan kompetensi dan mengedepankan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam berbagai bidang, seperti keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, dan
keterampilan berkomunikasi. Kurikulum Merdeka, yang diperkenalkan pada tahun 2021,
bertujuan untuk memberikan kebebasan lebih kepada sekolah dalam merancang kurikulum
yang sesuai dengan konteks lokal dan potensi peserta didik.
Dalam hal ini, keterkaitan dengan Filsafat Pendidikan adalah bahwa perubahan kurikulum
tersebut mencerminkan pandangan pemerintah terhadap tujuan dan orientasi pendidikan.
Filsafat Pendidikan mencerminkan cara berpikir dan nilai-nilai yang mendasari kurikulum
tersebut. Misalnya, jika pemerintah mengutamakan pengembangan keterampilan berpikir
kritis, ini dapat mencerminkan pandangan bahwa pendidikan seharusnya membantu peserta
didik untuk memperoleh kemampuan berpikir yang kritis dan analisis.
Menurut saya perubahan kurikulum 2013 ke kurikulum merdeka memberikan dampak yang
baik karena siswa di didik menjadi lebih berfikir kritis,mandiri dan kreativitas siswa akan
lebih meningkat
4. Jelaskan Perbedaan Implikasi Aliran Filsafat Idealisme, Realisme dan Pragmatisme
dalam Pendidikan !
JAWABAN
Implikasi idealisme, Realisme dan pragmatisme dalam pendidikan memiliki perbedaan
mulai dari tujuan pendidikannya,motede dan kurikulum yang digunakan.
Implikasi aliran filsafat Idealisme dalam pendidikan adalah sebagai berikut
1. Tujuan pendidikan: Idealisme menekankan peningkatan perkembangan intelektual dan
moral individu. Tujuan pendidikan dalam idealisme adalah mencapai kesempurnaan dan
kebenaran.
2. Metode pembelajaran: Metode yang digunakan adalah reflektif dan kontemplatif.
Idealisme mengutamakan pembelajaran melalui diskusi, pemikiran kritis, dan analisis
konsep-konsep abstrak.
3. Kurikulum: Kurikulum dalam idealisme lebih didasarkan pada studi teoritis dan ilmu
pengetahuan yang abstrak. Mata pelajaran yang dipilih adalah yang memiliki nilai dan
hikmah moral serta mengembangkan pemahaman konseptual.
Implikasi aliran filsafat Realisme dalam pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Tujuan pendidikan: Realisme menekankan peningkatan pemahaman dunia nyata dan
penguasaan konsep-konsep objektif. Tujuan pendidikan dalam realisme adalah
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan praktis.
2. Metode pembelajaran: Metode yang digunakan adalah observasi, eksperimen, dan
pengamatan terhadap dunia nyata. Realisme mendorong pembelajaran aktif dan pengalaman
langsung.
3. Kurikulum: Kurikulum dalam realisme lebih terfokus pada pengetahuan praktis dan
aplikasi di dunia nyata. Mata pelajaran yang dipilih adalah yang dapat membantu siswa
memahami dan menguasai pengetahuan terapan.
Implikasi aliran filsafat Pragmatisme dalam pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Tujuan pendidikan: Pragmatisme menekankan peningkatan keterampilan dan
kemampuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pendidikan dalam
pragmatisme adalah mengembangkan kemampuan problem solving dan adaptabilitas.
2. Metode pembelajaran: Metode yang digunakan melibatkan pembelajaran melalui praktik
langsung, eksperimen, dan pengalaman. Pragmatisme mendorong siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks nyata.
3. Kurikulum: Kurikulum dalam pragmatisme lebih didasarkan pada masalah dunia nyata
dan kebutuhan yang relevan. Mata pelajaran yang dipilih adalah yang memiliki keterkaitan
langsung dengan kehidupan siswa dan mendorong pemecahan masalah.
5. Dari berbagai aliran Filsafat Pendidikan, aliran yang mana menurut anda yang sesuai
dengan kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini? Jelaskan dan berikan alasan
anda?
JAWABAN
Kurikulum yang digunakan sekarang di Indonesia adalah kurikulum merdeka.
Kurikulum Merdeka adalah sebuah inisiatif pendidikan di Indonesia yang bertujuan untuk
memberikan lebih banyak kebebasan kepada sekolah dalam merancang kurikulum mereka
sendiri. Aliran filsafat pendidikan yang mungkin sesuai dengan pendekatan Kurikulum
Merdeka adalah Konstruktivisme.
Konstruktivisme menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memahami
bahwa setiap individu membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman dan
interaksi dengan lingkungannya. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, aliran ini sesuai
karena:
1. Kreativitas dan Kebebasan: Konstruktivisme memberikan ruang bagi siswa untuk
mengembangkan minat, keahlian, dan proyek-proyek yang sesuai dengan minat dan bakat
mereka sendiri. Ini sejalan dengan semangat kebebasan yang dianut dalam Kurikulum
Merdeka.
2. Pembelajaran Aktif: Konstruktivisme mendorong pembelajaran yang aktif, di mana siswa
secara aktif terlibat dalam mengeksplorasi, menemukan, dan memahami konsep-konsep.
Hal ini sejalan dengan pendekatan Kurikulum Merdeka yang ingin meningkatkan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
3. Konteks Lokal: Konstruktivisme juga memperhatikan pentingnya konteks lokal dalam
pembelajaran. Dalam Kurikulum Merdeka yang menciptakan fleksibilitas untuk
mengakomodasi kebutuhan lokal, aliran ini dapat membantu siswa lebih terhubung dengan
realitas lokal mereka.

Anda mungkin juga menyukai