Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rika Arini

Nim : 2222411028

_____________________________________________________________________________________
_________

Judul jurnal : Hubungan antara Filsafat dengan Pendidikan

Jumlah halaman : 10

Tahun terbit : 2020

Penulis : Mar’atus Sholikhah

Latar belakang :

Filsafat tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, karena sejarah filsafat erat kaitannya dengan
sejarah manusia pada masa lampau. Filsafat yang dijadikan sebagai pandangan hidup, erat kaitannya
dnegan nilai-nilai tentang manusia yang dianggap benar sebagai pandangan hidup oleh suatu
masyarakat atau bangsa untuk mewujudkannya yang terkandung dalam filsafat tersebut. Oleh karena
itu suatu filsafat yang diyakini oleh suatu masyarakat atau bangsa akan berkaitan erat dengan sistem
pendidikan yang diraaskan oleh masyarakat dan bangsa tersebut.

Tujuan :

a. Mengetahui Pengertian Filsafat Pendidikan


b. Memahami Hubungan antara filsafat dengan Pendidikan

Metode Penelitian :

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan artikel ini dengan cara mengambil data
dari beberapa buku yang bersumber dari kepustakaan, yang selanjutnya akan ditelaah dan dianalisis
guna untuk memperoleh hasil yang baik. Metode ini desebut dengan metode dokumentasi.

Temuan :

Dalam memahami apa pengertian dari filsafat pendidikan, maka dapat digunakan dua pendekatan,
yaitu:

a. Pendekatan tradisional

b. Pendekatan kritis.
Pertama, filsafat pendidikan dalam arti tradisional adalah filsafat pendidikan dalam bentuk yang murni.
Pendekatan ini telah berkembang dengan menghasilkan berbagai alternatif jawaban terhadap berbagai
macam pertanyaan filosofis yang diajukan dalam bidang pendidikan yang jawabannya terdapat dalam
berbagai aliran filsafat pendidikan.

Kedua, Pendekatan pemikiran kritis. Dalam pendekatan ini pertanyaan yang diajukan dapat disusun dan
tidak terikat periode waktu serta dapat menerapkan analisis yang dapat menjangkau waktu kini maupun
yang akan datang.

Analisa yang digunakan adalah dengan 2 cara analisis yaitu analisis bahasa dan analisa konsep. Analisa
bahasa adalah usaha untuk mengadakan interpretasi yang menyangkut pendapat mengenai makna.
Analisa bahasa sangat diperlukan untuk mennghasilkan tinjauan yang mendalam. Sedangkan analisa
konsep adalah suatu analisa mengenai gagasan atau konsep. Jawaban-jawaban dalam analisas konsep
berbentuk definisidefinisi yang diungkapkan oleh tokoh John Dewey memandang pendidikan sebagai
proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir maupun daya
perasaaan, menuju ke arah tabiat manusia. Filsafat dalam hal ini dapat disebut sebagai teori umum
pendidikan.

Kesimpulan :

Kata Filsafat berasal dari bahasa inggris dan bahasa Yunani. Dalam bahasa Inggris, yaitu philosophy,
sedangkan dalam bahas Yunani philein atau philos dan sofein atau sophi. Philos, artinya cinta,
sedangkan sophia, artinya kebijaksanaan. Ada pula yang mengatakan bahwa filsafat berasal dari bahasa
arab, yaitu falsafah, yang artinya al-hikmah. Dengan demikian filsafat dapat diartikan "cinta
kebijaksanaan atau al-hikmah". Orang yang mencintai atau mencari kebijaksanaan atau kebenaran
disebut dengan filsuf.

Pendidikan artinya proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakaan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, dan cara mendidik.

Filsafat pendidikan adalah filsafat yang memikirkan tentang masalah pendidikan. Filsafat pendidikan
juga diartikan sebagai teori pendidikan. Filsafat pendidikan adalah ilmu yang pada hakikatnya
merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan. Filsafat pendidikan
merupakan aplikasi suatu analisa filosofis terhadap bidang pendidkan, dengan ilmu pendidikan, sejarah
pendidikan, dan seterusnya.

_____________________________________________________________________________________
_____

Judul jurnal : Kajian Filsafat Ilmu dan Filsafat Pendidikan tentang Relativisme Kultural dalam
Perspektif Filsafat Moral.
Jumlah halaman : 11

Penulis : Satrijo Budiwibowo

Latar belakang :

Filsafat pendidikan adalah ilmu pendidikan yang bersendikan filsafat, atau filsafat yang diterapkan dalam
usaha pemikiran dan pemecahan mengenai masalah pendidikan. Menurut batasan modern, filsafat
diartikan antara lain sebagai ilmu yang berusaha untuk memahami semua hal yang timbul di dalam
keseluruhan lingkup pengalaman manusia.

Hubungan antara filsafat dan ilmu pendidikan tidak hanya sekedar bersifat insidental, tetapi merupakan
suatu keharusan. Dewey (1946:38) menyatakan bahwa filsafat itu adalah teori umum dari pendidikan,
landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan. Lebih dari itu, memang filsafat mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan menyelidiki faktor-faktor realita dan pengalaman yang banyak terdapat
dalam lapangan pendidikan.

Metode Penelitian :

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan artikel ini dengan cara mengambil data
dari beberapa buku yang bersumber dari kepustakaan, yang selanjutnya akan ditelaah dan dianalisis
guna untuk memperoleh hasil yang baik. Metode ini desebut dengan metode dokumentasi.

Temuan :

Filsafat sebagai suatu ilmu yang mengadakan tinjauan dan mempelajari obyeknya dari sudut hakikat,
berhadapan dengan problem utama yang meliputi:

a. Realita, yaitu berupa kenyataan yang menjurus kepada masalah kebenaran. Kebenaran akan
timbul apabila orang dapat menarik kesimpulanbahwa pengetahuan yang dimilikinya memang
benar-benar ada (nyata);
b. Pengetahuan, yaitu berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan, apakah pengetahuan
bagaimana cara memperolehnya. Pengetahuan ini dipelajarai dalam epistemologi;

c. Nilai, yaitu yang dipelajari oleh cabang filsafat yang disebut aksiologi. Pertanyaan-pertanyaan
yang dicari jawabannya antara lain seperti nilai-nilai yang dikehendaki oleh manusia yang akan
dipakai sebagai dasar hidupnya.

Pada kasus-kasus khusus dari satu argumentasi yang lebih umum menyatakan bahwa: (1)
kebudayaan yag berbeda mempunyai kode-kode moral yang berbeda; dan (2) oleh karena itu,
tidak ada “kebenaran” obyektif dalam moralitas. Benar atau salah hanyalah soal pandangan dan
pandangan-pandangan itu bervariasi dari satu budaya kebudaya lain. Argumentasi-argumentasi
tersebut dapat kita sebut sebagai argumen perbedaan kultural. Bagi orang kebanyakan,
argumentasi ini tampaknya benar, tetapi dari sudut pandang logika ternyata tidak dapat
dibenarkan.

Tujuan :

a. Mengetahui hubungan antara Filsafat dan Ilmu Pendidikan


b. Memahami masalah Kenyataan Berdasarkan Pandangan Naturalisme, Idealisme, Realisme, dan
Pragmatisme
c. Mengerti Pandangan Progresivisme, Esensialisme, dan Perenialisme
d. Mengetahui pengertian Teori Moral Kontrak Sosial, relativisme kultural, dan argumentasi
perbedaan kultural

Kesimpulan :

Ada dua pelajaran yang bisa ditarik sebagai kesimpulan dari pembahasan relativitas kultural ini.
Pertama, relativisme kultural mengingatkan kita, secara benar, mengenai bahaya
pengandaian/perumpamaan yang seolah-olah semua pilihan yang kita ambil berdasarkan pada suatu
standar rasional yang mutlak. Pada hal tidak semua yang kita lakukan hanya cocok untuk masyarakat
kita saja, sehingga seringkali tidak berpijak pada fakta yang sebenarnya. Karena itu teori ini berguna bagi
kita, sekadar untuk mengingatkan diri kita sendiri. Relativisme kultural mulai dengan pandangannya
yang patut dihargai, yaitu bahwa banyak praktik yang dilakukan oleh masyarakat hanya bersifat kultural
saja. Hal ini menjadi salah, ketika orang menyimpulkan bahwa karena praktik-praktik tertentu aseperti
itu, maka semua harus begitu.

Kedua, relativisme kultural ini ada kaitannya dengan keterbukaan pikiran. Dalam pertumbuhan
seseorang dapat menerima berbagai perasaan yang kuat. Kita bisa belajar berpikir mengenai sejumlah
tipe tindakan yang bisa diterima, sementara yang lain kita pelajari sebagai yang tidak bisa kita terima.
Relativisme kultural menyediakan perangkat untuk dogmatisme, yang terbentuk oleh pandangan-
pandangan moral yang merupakan cerminan dari kecurigaan masyarakat. Kita mugkin dapat memahami
bahwa perasaan kita tidak selalu merupakan persepsi kebenaran, persepsi kita mungkin tidak lebih dari
sekadar hasil pengondisian kultural saja.

Relativisme kultural merupakan teori yang menarik, karena didasarkan pada pandangan yang sejati,
bahwa banyak praktik dan sikap yang dianggap begitu wajar ternyata hanya hasil dari sebuah kultural.

Anda mungkin juga menyukai