Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN

“Pengertian Filsafat dan Filsafat Pendidikan”

Disusun oleh : GUSTINA RISKI TARI

Dosen Pengampu : Drs. H. BakaruddinMZA, S.IP,M.Pd.I

STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah)


Mamba’ul Ulum
Tahun Akademik 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami Dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas “mata kuliah ilsafat Pendidikan yang
diajar oleh Bapak Drs. H. BakaruddinMZA, S.IP,M.Pd.I Makalah yang berjudul
“Pengertian Filsafat dan Filsafat Pendidikan” kami susun dengan sungguh-sungguh.
Banyak rintangan yang kami lewati, baik itu yang datang dari diri kami sendiri maupun
yaang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Tuhan akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah
ini dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman. Amin.

Jambi Februari 2021


Penyusun

Gustina Riski Tari


DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, karena sejarah filsafat erat
kaitannya dengan sejarah manusia pada masa lampau. Filsafat yang dijadikan sebagai
pandangan hidup, erat kaitannya dnegan nilai-nilai tentang manusia yang dianggap benar
sebagai pandangan hidup oleh suatu masyarakat atau bangsa untuk mewujudkannya yang
terkandung dalam filsafat tersebut. Oleh karena itu suatu filsafat yang diyakini oleh suatu
masyarakat atau bangsa akan berkaitan erat dengan sistem pendidikan yang diraaskan oleh
masyarakat dan bangsa tersebut.
Filsafat pendidikan ini sebagai usaha untuk mengenalkan filsafat pendidikan dan hal-hal lain
yang berhubungan dengan itu. Adapun filsafat pendidikan adalah disiplin ilmu yang
mempelajari dan berusaha mengungkap masalah-masalah pendidikan yang bersifat filosofis.
Agar pendidikan mempunyai arti jelas, karena pendidikan sangat pesar peranannya dalam
membna kemajuan suatu bangsa sesuai dengan filsafat yang diyakini.

B. Rumusan Masalah

 Pengertian Filsafat
 Pengertian Pendidikan
 Pengertian Filsafat Pendidikan
 Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
C. Tujuan

1. Untuk memberikan dorongan kepada peserta didik agar tercapainya tujuan filsafat
yang diyakini
2. Sebagai pandangan hidup akan menjadi tolak ukur bagi nilai-nilai tentang kebenaran
yang harus dicapai
3. Untuk memecahkan masalah pendidikan dalam aspek kehidupan manusia

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat
Filsafat dan filosof berasal dari kata Yunani, yaitu Philosophia dan philosophos. Menurut
bentuk kata, seorang philosophos adalah seorang pencinta kebijaksanaan. Pendapat lain
mengatakan bahwa filsafat menurut asal katanya adalah "cinta akan kebenaran", yang berasal
dari bahasa Yunani philos (cinta) dan shopia (kebenaran). Ada juga yang berpendapat bahwa,
kata falsafah berasal dari bahasa Yunani Kuno, apabila diterjemahkan secara bebas berarti
"cinta akan hikmah". Dengan demikian falsafat itu sendiri bukanlah hikmah; tetapi filsafat
adalah cinta terhadap hikmah dan selalu berusaha untuk mendapatkan hikmah. Oleh karena
itu, seorang filosof atau orang yang mencintai hikmah akan berusaha mendapatkannya,
memusatkan perhatian kepadanya dan menciptakan sikap yang positif terhadapnya. Di
samping itu, dalam mencari hakekat sesuatu, akan berusaha menentukan sebab akibat serta
berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.
Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa pengertian filsafat itu berbeda-
beda sesuai dengan pandangan masing-masing. Berikut ini adalah beberapa pendapat tentang
pengertian filsafat dari beberapa ahli :

1) Menurut Muhammad Noor Syam, istilah filsafat mengandung pengertian sebagai


berikut :
a) Filsafat sebagai aktivitas pikir mumi (reflective-thinking), atau kegiatan akal
manusia dalam usaha untuk mengerti secara mendalam tentang segala sesuatu.
b) Filsafat sebagai hasil kegiatan berpikir mumi mengandung pengertian bahwa
filsafat merupakan wujud suatu "ilmu" sebagai hasil pemikiran dan penyelidikan
berfilsafat itu. Juga merupakan suatu bentuk perbendaharaan yang terorganisir
dan memiliki sistematika tertentu, atau merupakan suatu bentuk ajaran tentang
segala sesuatu sebagai satu ideologi.

Dari pengertian tersebut kita memperoleh penjelasan bahwa filsafat bukan


sekedar suatu aktivitas berpikir, suatu usaha dan suatu proses, melainkan
mengandung kedua-duanya, yaitu sebagai aktivitas berpikir dan sebagai
perbendaharaan hasil aktivitas berpikir tersebut. Bahkan sejalan dengan
perkembangan peradaban manusia, filsafat telah terwujud sebagai suatu ilmu
yang sangat berpengaruh, juga merupakan suatu falsafah negara yang akan selalu
dijungjung tinggi.
Setiap uraian tentang pengertian filsafat akan selalu mencakup kedua makna
tersebut, sebab keduanya memiliki hubungan yang erat antara aktivitas dengan
produknya.

2) Menurut W H. Kilpatrick, filsafat adalah pembahasan secara kritis tentang nilai-nilai


kehidupan yang berlawanan, sedapat mungkin berusaha untuk mendapatkan cara
bagaimana mengelola kehidupan sekalipun bertentangan.
3) Pandangan ini, filsafat berusaha mengarahkan suatu pengertian yang cukup dan paham
kehidupan yang meliputi suatu kehidupan yang ideal. Maka berfilsafat berarti
memikirkan atau merenungkan nilai-nilai yang terbaik dan ideal.
4) Menurut Charles Gore, filsafat ialah hasil usaha akal budi atau berpikir manusia secara
mendalam. Hal itu mengingat bahwa tidak ada batasan tertentu tentang mendalamnya
suatu usaha berpikir, karena sifatnya kualitatif dan dihayati sehingga dapat dibedakan
mana yang filsafat dan mana yang bukan. Disamping itu, ilmu pengetahuanpun sangat
besar peranannya terhadap pemahaman filsafat itu.
5) Menurut Brubacher, filsafat berasal dari perkataan Yunani Kuno, yaitu filos dan sofia
yang berarti cinta kebijaksanaan atau belajar ilmu pengetahuan. Atau diartikan pula
sebagai cinta belajar. Dalam proses pertumbuhan ilmu-ilmu pengetahuan (Sciences)
hanya ada di dalam filsafat. Maka filsafat pun dikatakan sebagai induk atau ratu ilmu
pengetahuan.

B. Pengertian Pendidikan
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa filsafat itu bisa juga dikatakan sebagai pandangan
hidup. Dalam dunia pendidikanpun filsafat mempunyai peranan yang sangat besar, karena
filsafat yang merupakan pandangan hidup ikut menentukan arah dan tujuan proses
pendidikan. Oleh karena itu, filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat.
1. Menurut John Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna
pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulaan
orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan
dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan ini.
2. Menurut Frederick J Mc Donald, pendidikan adalah suatu proses atau suatu kegiatan
yang diarahkan untuk merubah tabiat manusia

C. Pengertian Filsafat Pendidikan


Filsafat pendidikan menururt Al-Syaibany (19?9:30) adalah :
"Pelaksanaan pandangan falsafah dan kaidah falsafah dalam bidang pendidikan. Filsafat itu
mencerminkan satu segi darisegi pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan kepada
pelaksanaan prinsip prinsip dan kepercayaan-kepercayaan yang menjadi dasar dari falsafah
umum dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan secara praktis".

Filsafat pendidikan bersandarkan pada filsafat formal atau filsafat umum. Dalam arti bahwa
masalah-masalah pendidikan merupakan kasakter filsafat. Masalah-masalah pendidikan akan
berkaitan dengan masalah-masalah filsafat umum, seperti :
Hakikat kehidupan yang baik, karena pendidikan akan berusaha untuk mencapainya
Hakikat manusia, karena manusia merupakan makhluk yang menerima pendidikan
Hakikat masyarakat, karena pendidikan pada dasamya merupakan suatu proses sosial
Hakikat realitas akhir, karena semua pengetahuan akan berusaha untuk tercapainya
Selanjutnya Al Syaibany (1979) berpandangan bahwa filsafat pendidikan, seperti halnya
filsafat umum, berusaha mencari yang hak dan hakikat serta masalah yang berkaitan dengan
proses pendidikan. Filsafat pendidikan berusaha untuk mendalami konsep-konsep pendidikan
dan memahami sebab-sebab yang hakiki dari masalah pendidikan. Filsafat pendidikan
berusaha juga membahas tentang segala mungkin mengarahkan proses pendidikan.
Pada bagian lain Al Syaibany (1979) mengemukakan bahwa terdapat beberapa tugas yang
diharapkan dilakukan oleh seorang filsof pendidikan, diantaranya :
Merancangkan dengan bijak dan arif untuk menjadikan proses dan usaha-usaha pendidikan
pada suatu bangsa
Menyiapkan generasi muda dan warga negara umumnya agar beriman kepada Tuhan dengan
segala aspeknya
Menunjukkan peranannya dalam mengubah masyarakat dan mengubah cara-cara hidup
mereka ke arah yang lebih baik
Mendidik akhlak, perasaan seri dan keindahan pada masyarakat, dan menumbuhkan pada diri
mereka sikap menghormati kebenaran, dan cara-cara mencapai kebenaran tersebut. Filosof
menyeluruh tentang wujud dan segala aspek yang berkaitan dengan ketuhan, kemanusiaan,
pengetahuan kealaman dan pengetahuan sosial. Filsof pendidikan harus pula mampu
memahami nilai-nilai kemanusiaan yang terpancar pada nilai-nilai kebaikan, keindahan dan
kebenaran.
Menurut Kneller (1971), filsafat pendidikan merupakan aplikasi filsafat dalam lapagnan
pendidikan. Seperti halnya filsafat, filsafat pendidikan daapt dikatakan spekulatif, preskriptif
dan analitik.
Filsafat pendidikan dikatakan spekulatif karena berusaha membangun teori-teori hakikat
manusia, hakikat masyarakat, hakikat dunia, yang sangat bermanfaat dalam menafsirkan
data-data sebagai hasil hasil penelitian sains yang berbeda.
Filsafat pendidikan dikatakan preskriptif apabila filsafat pendidikan menentukan tujuan-
tujuan yang harus diikuti dan dicapainya, dan menentukan cara-cara yang tepat dan benar
untuk digunakan dalam mencapai tujuan tersebut. Karena secara tersurat menentukan tujuan
pendidikan yang akan dicapai.
Filsafat pendidikan dikatakan analitik, apabila filsafat pendidikan menjelaskan pertanyaan-
pertanyaan spekulatif dan preskriptif. Misalnya menguji rasinalitas yang berkaitan dengan
ide-ide atau gagasan-gagasan pendidikan dan menguji bagaimana konsistensinya dengan
gagasan lain. Misalnya kita memperkenalkan konsep “Cara Belajar Siswa Aktif”. Filsafat
pendidikan analitik menguji logis konsep-konsep pendidikan, seperti apa yang dimaksud
dengan : “Pendidikan Dasar 9 Tahun”, “Pendidikan Akademik”, “Pendidikan Seumur Hidup”
dan sebagainya
Peranan-peranan filsafat tersebut sangat besar dalam mendasari berbagai aspek pendidikan
bagi pembinaan pedagogik.
Peranan filsafat dalam pendidikan
Setelah kita mempelajari arti filsafat dan pendidikan dapat ditarik kesimpulan bahwa
pendidikan itu adalah hasil dari peradaban suatu bangsa yang terus menerus dikembangkan
berdasarkan cita-cita dan tujuan filsafat serta pandangan hidupnya, sehingga menjadi suatu
kenyataan yang melembaga di dalam masyarakatnya.
Peranan filsafat pendidikan menurut para ahli
Brauner dan Burn berpendapat bahwa pendidikan dan filsafat tidak dapat dipisahkan, karena
tujuan pendidikan sama dengan tujuan filsafat. Kebijaksanaan dan jalan yang ditempuh oleh
filsafat sama dengan yang ditempuh oleh pendidikan.
Kupatrick mengemukakan bahwa berfilsafat dan mendidik adalah memikirkan dan
mempertimbangkan nilai-nilai dan cita-cita yang lebih baik, sedangkan mendidik adalah
usaha untuk merealisasikan nilai-nilai dan cita-cita tersebut di dalam kehidupan dan
kepribadian manusia.
Prof. Brameld berpendapat bahwa untuk mengatasi persoalan-persoalan pendidikan secara
efisien kita harus membawa filsafat. Filsafat selain digunakan untuk mengatasi persoalan
pendidikan dengan efisien jelas dan sistematis, juga berfungsi sebagai alat analisa, untuk
sinthesis dan penialain.
D. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
Sebagaimana yang telah diuraikan dalam bab terdahulu mengenai pengertian filsafat, maka
pengertian filsafat pendidikan pun tidak jauh berbeda. Filsafat pendidikan adalah ilmu yang
mempelajari tentang masalah-masalah pendidikan secara mendalam, sistematis dan
menyeluruh. Baik yang menyangkut asas tujuannya maupun mengenai masalah-masalah yang
menyangkut dengan kurikulum, metode, alat, faktor pendidikan dan usaha mengintegrasikan
semua ilmu pengetahuan yang menjadi dasar pembantu serta cabang-cabang ilmu pendidikan
lainnya.
Sedangkan Filsafat Pendidikan Islam adalah ilmu yang membahas tentang segala persoalan
yang menyangkut dengan pendidikan Islam, dengan maksud untuk memperoleh jawaban dari
segala permasalahan yang berhubungan dengan pendidikan Islam.
Mengenai ruang lingkup Filsafat Pendidikan, sebenamya sangat luas dan dalam. Namun
demikian, dapat disimpulkan menjadi dua bagian, yaitu dasar-dasar pembahasan filsafat
pendidikan dan sasaran filsafat pendidikan.
Dasar-dasar Pembahasan Filsafat Pendidilsan
Dasar utama dari pembahasan filsafat pendidikan adalah Al Qur'an dan Sunnah Rasul, baik
secara teoritis maupun, praktis, yang harus diterapkan dalam pendidikan, serta yang harus
menjawab dari segala permasalahan pendidikan. Sesuai dengan ruang lingkup filsafat umum,
pembahasan filsafat pendidikan pun dibagi menjadi beberapa bidang penelitian filsafat, yaitu
bidang metafisika (ontologi), bidang epistemologi dan bidang aksiologi. Inilah pokok-pokok
pembahasan filsafat pendidikan.
1) Metafisika (Ontologi)
Bidang ontologi ini bertugas mencari hakekat segala sesuatu yang dihadapi, terutama tentang
Sang Maha Pencipta (Khalik), Makhluk dan alam semesta.
Dalam upaya mencari hakekat sesuatu ini, lahirlah ilmu pengetahuan di bidang keagamaan
atau ketuhanan, yang berhubungan dengan masalah "apa'. Di dalam agama Islam terdapat
Ilmu Tauhid dan Ilmu Kalam, dasamya adalah akidah Islamiyah. Upaya mencari hakekat
kebenaran yang didasari akidah dapat menu.nj ang keteguhan iman dan menuju kepada
ketakwaan.
Dasar-dasar pembahasan metafisika meliputi Khalik, yaitu Allah Sang Maha Pencipta, yang
menciptakan alam beserta isinya. Kemudian mencari hakekat manusia sebagai makhluk Allah
yang dibeban'x kewajiban di dalam hidup yang bermakna dan bermanfaat. Sebagai bahan dan
alat untuk kehidupan telah disediakan oleh Allah serba lengkap. Selanjutnya, metafisika ini
membahas pula tentanghakekat alam semesta, sebagai bahan dan alai yang dikaruniakan oleh
Allah kepada manusia, untuk bekal dunia maupun akhirat. Agar semua ini bermanfaat, maka
manusia berkewajiban untukmengolahnya.

2) Epistemologi
Bidang ini mempelajari tentang hakekat ilmu pengetahuan, sekaligus memahami
pengertiannya, bahwa dengan ilmu pengetahuan manusia akan memperoleh kemajuan dan
peningkatan kesej ahteraan hidup, baik lahir maupun batin.
Dalam hat ini diyakini bahwa Allah telah mendidik manusia tentang apa-apa yang telah
diketahuinya. Juga Al Qur'an telah mengajaskan kepada umat manusia untuk berpikir,
menggunakan akal sesuai dengan fungsinya, untuk mencapai pengetahuan yang benar. Dalam
hat ini, mencari ilmu tersebut wajib hukumnya bagi umat Islam. Manusia diberi kemampuan
untuk berpikir dan menilai sesuatu berdasarkan ilmu yang dimilikinya dari hasil penggunaan
akal pikiran. Dengan demikian ilmu akan berfungsi untuk :

a) Mengetahui kebenaran dengan menggunakan dasar wahyu atau ilmu pengetahuan,


atau kedua-duanya.
b) Menjelaskan ajaran dan aqidahIslamiyah.
c) Menguasai alam untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan umat
manusia.
d) Meningkatkan kebudayaan dan peradaban Islamiyah.

3) Aksiologi.
Bidang ini membahas tentang nilai. Ilmu pengetahuan yang diperoleh harus memiliki nilai,
dan nilai itu harus berasaskan keagamaan, karena ilmu pengetahuan yang dikuasai oleh
seseorang akan mempengaruhi watak dan sikap tingkah laku terhadap yang menguasainya.
Hal ini erat hubungannya dengan masalah etika.

Sasaran Filsafat Pendidikan


1) Tujuan Pendidikan
Filsafat pendidikan adalah ilmu yang pada hakekatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan dalam lapangan pendidikan. Karena bersifat filosofis, maka hakekatnya adalah
penerapan suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan. Sasaran utamanya adalah
tujuan pendidikan, sebagai jawiban dari pertanyaan "Untuk apa sekolah ini diadakan?; Ke
arah mana pendidikan ini akan dibawa?". Untuk menentukan tujuan pendidikan itu, filsafat
mengadakan tinjauan yang luas dan mendalam mengenai realita, dikupaslah pandangan
tentang dunia dan pandangan hidup manusia. Akhimya konsep-konsep dari semua itu
dijadikan landasan penyusunan konsep tujuan pendidikan. Kemudian, dikupas pula mengenai
pengalaman pendidik dalam mengembangkan dan menumbuhkan anak yang berhubungan
dengan realita. Semua ini akan dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan
diri. Di samping itu dikaji pula pandangan mengenai hakekat Khalik, makhluk, alam semesta,
pengetahuan dan nilai-nilai. Semuanya dipadukan dalam menentukan kurikulum.

2) Metode
Apabila tujuan telah dirumuskan sesuai dengan tujuan filsafat yang dianut, langkah
selanjutnya adalah mengupas tentang cara-cara menerapkan aspek-aspek pendidikan yang
terkandung dalam tujuan pendidikan. Filsafat akan mengadakan pembahasan tentang aku
(ego) dan tujuan, lalu dibahas pula metode apa yang tepat bagi pribadi yang bersangkutan.
Misalnya, berdasarkan ilmu jiwa kepribadian, aliran monisme faham Materialisme
menganggap bahwa manusia adalah makhluk reaksi, pola reaksinya disampaikan sebagai
stimulus response. Untuk meningkatkan efektivitas tingkah laku manusia hanya dibutuhkan
pengalaman atau latihan (drill). Sedangkan menurut aliran monisme faham Idealisme
memandang bahwa manusia itu asas primemya adalah jiwa, karena jasmani tanpa jiwa tidak
akan berdaya. Maka pendidikan harus dilaksanakan berdasarkan kodrat dan kebutuhan asas
roldaani, untuk membina rasio, perasaan, kemauan dan spirit manusia.
Dari kedua faham tersebut bisa melahirkan beberapa metode yang bisa digunakan dalam
proses pendidikan, misalnya metode latihan, metode penugasan, metode ceramah dan
sebagainya. Jadi memilih metode pun harus mengacu kepada tujuanberdasarkan kajian
filsafat.

3) Alat Pendidikan
Yang dimaksud dengn alat pendidikan ialah segala sesuatu apa yang dipergunakan dalam
usaha mencapai pendidikan. Pendidikan pun merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Berdasarkan fungsinya, alat-alat pendidikan dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu :

 Alat sebagai perlengkapan.


 Alat sebagai pembantu dalam mempermudah usaha pencapaian tujuan.
 Alat sebagai tujuan.

Dalam memikirkan alat-alat yang akan dipakai dalam pendidikan, fungsi setiap alat
sebaiknya diperhitungkan. Antara lain soal kematangan anak-anak untuk menerima
pendidikan itu, dan soal ruangan serta waktunya. Jadi pemilihan alat harus disesuaikan
dengan hal-hal tersebut.
Berdasarkan taraf-taraf perkembangan anak, alat-alat pendidikan terbagi atas :
· Alat-alat yang memberi perlengkapan berupa kecakapan berbuat dan pengetahuan
hapalan. Alat ini dapat disebut sebagai alat pembiasaan.
· Alat-alat untuk memberi pengertian, membentuk sikap, minat dan cara-cara berpikir.
· Alat-alat yang membawa ke arah keheningan bathin, kepercayaan dan penyerahan diri
kepada Tuhan.
Selain pembagian tersebut, alat-alat pendidikan dapat pula dibedakan atas :
· Alat-alat langsung, yaitu alat-alat yang bersifat menganjurkan sej alan dengan maksud
usaha.
· Alat-alat tidak langsung; yaitu alat-alat yang bersifat pencegahan dan pembasmian hal-
hal yang bertentangan dengan maksud usaha.
Alat-alat langsung disebut juga alat positif, misalnya segala jenis anjuran, perintah,
keharusan. Sedangkan alat-alat tidak langsung disebut alat negatif, misalnya larangan-
larangan, peringatanperingatan dan sejenisnya dengan segala akibatnya,. Pembagian yang
lain adalah si terdidik dan pendidik. Disamping ketiga hal tersebut, yang termasuk sasaran
Filsafat Pendidikan adalah faktor-faktor pendidikan, dan usaha-usaha mengintegrasikan ilmu
pengetahuan yang mendukung usaha pendidikan.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Filsafat pendidikan terdiri dari apa yang diyakini seseorang mengenai pendidikan yang
merupakan kumpulan dari prinsip yang membimbing tindakan profesional seseorang. Lebih
jauh lagi filsafat pendidikan berkaitan dengan “Penetapan hakekat dari tujuan, alat
pendidikan, dan menerjemahkan prinsip-prinsip ini dalam kebijakan-kebijakan untuk
mengimplementasikan.
Maka dengan memahami ilmu filsafat pendidikan. Pelaksanaan pendidikan akan lebih efektif
dan efisien lebih mengarah kepada sasaran yang akan di capai sehingga mempercepat
tercapainya tujuan pendidikan.
DAFTAR PUSATAKA

http://wawanhermawan90.blogspot.com/2012/01/makalah-filsafat-
pendidikan.html
Uyoh Sadulloh. Pengantar Filsafat Pendidikan. Alfabeta CV. Bandung. 2008

HA Yunus. Filsafat Pendidikan CV. Citra Sarana Grafika. Bandung. 1999

Radja Mudya Hardjo. Filsafat Ilmu Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2004

Anda mungkin juga menyukai