Anda di halaman 1dari 9

Tumbuhan yang Langka dan Dilindungi Di Indonesia

Berikut ini adalah beberapa jenis  tanaman langka yang tumbuh di Indonesia :

1.  Amorphophallus titanum / Bunga Bangkai.

Bunga bangkai raksasa atau suweg raksasa atau batang krebuit (nama lokal untuk fase
vegetatif), Amorphophallus titanum Becc., merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan
(Araceae) endemik dari Sumatra, Indonesia, yang dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga
(majemuk) terbesar di dunia. Nama bunga ini berasal dari bunganya yang mengeluarkan bau
seperti bangkai yang membusuk, yang dimaksudkan sebenarnya untuk mengundang kumbang
dan lalat untuk menyerbuki bunganya
   Salah satu tanaman langka di Indonesia yang hanya bisa dijumpai sekitar daerah Sumatera.
Tanaman mengeluarkan bau tak sedap dan tumbuh dalam dua fase kehidupan yang saling
bergantian. Bunga Bangkai dikenal dengan nama Latin Amorphophallus titanum atau Titan
Arum. Bunga bangkai raksasa; (Bunga bangkai tidak termasuk dalam famili Arecaceae
(Palmae) melainkan dalam famili Araceae (talas-talasan).

2. Kantong Semar.

Jenis tanaman karnivora dan bentuknya mirip kantong. Kantong Semar menangkap serangga
dengan meletakkan kelenjar nectar di bagian tutup kantong. Serangga yang terjebak akan
diserap nutrisinya oleh tanaman. Selain ditemukan sekitar daerah Indonesia, tanaman
bernama unik ini juga bisa ditemui sekitar daerah Asia Tenggara.
    Kantong semar merupakan jenis tanaman langka karnivora. Sewaktu daun masih muda,
kantong pemangsa pada Nepenthes tertutup. Lantas, membuka ketika sudah dewasa. Namun
bukan berarti kantung flora karnivora ini menutup sewaktu masih muda saja. Ia menutup diri
ketika sedang mengganyang mangsa. Tujuannya supaya proses pencernaan berjalan lancar
dan tidak diganggu kawanan musuh yang siap merebut makanan yang  sudah ia peroleh.
3.  Balam Suntai.

Balam Suntai (Palaquium walsurifolium),balam suntai adalah salah satu jenis tanaman langka
asli indonesia.tanaman langka ini memiliki kualitas kayu yang baik. . maka tidaklah heran
kalau tanaman langka ini banyak dicari orang.

4. Cendana.

     Cendana atau cendana wangi, merupakan tanaman langka penghasil kayu cendana dan
minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aroma terapi,
campuran parfum, serta sangkur keris (warangka). Cendana adalah tumbuhan parasit pada
awal kehidupannya. Kecambahnya memerlukan pohon inang untuk mendukung
pertumbuhannya, karena perakarannya sendiri tidak sanggup mendukung kehidupannya.
Karena prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan atau dibudidayakan. Kayu cendana
wangi (Santalum album) kini sangat langka dan harganya sangat mahal. Kayu cendana
dianggap sebagai obat alternatif untuk membawa orang lebih dekat kepada Tuhan. Minyak
dasar kayu cendana, yang sangat mahal dalam bentuknya yang murni, digunakan terutama
untuk penyembuhan cara Ayurveda, dan untuk menghilangkan rasa cemas.

5. Damar.
    Tanaman langka ini berasal dari papua. Damar adalah salah satu jenis pohon potensial
yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Tanaman langka ini tingginya bisa mencapai 60 m
dan dimeternya 2 m. Damar, Kopal Keruling (Agathis labillardieri). Tanaman langka ini
berasal dari papua. Damar adalah salah satu jenis pohon potensial yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi. Tanaman langka ini tingginya bisa mencapai 60 m dan dimeternya 2 m.

6.  Raflesia Arnoldi.

     Bunga Rafflesia hidup di Taman Nasional Bengkulu, mempunyai ukuran dengan diameter
bunga yang hampir mencapai 1 meter. Bunga ini terkenal dengan sebutan bunga bangkai
karena mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Bau busuk yang dikeluarkan oleh bunga
digunakan untuk menarik lalat yang hinggap dan membantu penyerbukan. Raflesia Arnoldi
merupakan tumbuhan parasit yang memerlukan inang untuk hidupnya. Saat ini kondisi
habitat Raflesia Arnoldi sangat memprihatinkan sehingga jumlahnya menurun drastis dari
tahun ke tahun. Menyusutnya habitat bunga tersebut di antaranya disebabkan kegiatan
manusia seperti pembukaan wilayah hutan baik untuk kegiatan pertambangan, pertanian,
maupun permukiman.
  
     Sebuah tanaman langka di Indonesia yang juga dianggap sebagai bunga terbesar dunia.
Pertama kali ditemukan sekitar tahun 1818 di daerah Sumatera, terutama sekitar hutan tropis
Bengkulu. Tak heran bila salah satu provinsi Bengkulu dikenal dengan nama The Land of
Rafflesia. Selain provinsi Bengkulu, tanaman bisa dijumpai sekitar Sumatera Selatan dan
Jambi.

7. Bunga Edelweis Anaphalis Javanica.


    Satu lagi tanaman langka di Indonesia yang bernama latin, Anaphalis javanica. Meskipun
telah dipetik dari tangkai, bunga Edelweis tidak langsung layu. Bunga ini merupakan jenis
tumbuhan endemik zona alpinadi daerah pegunungan-pegunungan tinggi di wilayah
Nusantara. Bunga Edelweis ini juga disebut sebagai tumbuhan pelopor untuk tanah vulkanik
yang masih muda di hutan pegunungan. Pertumbuhannya di daerah tandus disebabkan karena
bunga ini mampu meningkatkan simbiosis antara pertumbuhan jamur mikoriza dengan jamur
tanah tertentu untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan selama hidupnya. Musim mekar
dari bunga Edelweis ini antara bulan April hingga Agustus. Bunga ini juga sangat disukai
oleh beragam serangga, diperkiran 300 lebih jenis serangga mengunjungi bunga tersebut,
hebatnya bunga ini dapat bertahan hidup hingga 100 tahun usianya. Tanaman Edelweis bisa
tumbuh hingga ketinggian 8 meter dan tebal batang sebesar ukuran kaki manusia. Lebih
sering dijumpai sekitar daerah pengunungan Lombok, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan
dan Jawa
1. KOMODO

    

Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis, adalah
spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan
Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut
dengan nama setempat ora.
Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo merupakan kadal
terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan
dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan
tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau
tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya,
kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup.
Komodo ditemukan oleh peneliti barat tahun 1910. Tubuhnya yang besar dan reputasinya
yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas
telah menyusut akibat aktivitas manusia dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai
spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan
pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, didirikan
untuk melindungi mereka.

2. ORANG UTAN
    

Orang utan (atau orang hutan, nama lainnya adalah mawas) adalah sejenis kera besar dengan
lengan panjang dan berbulu kemerahan atau cokelat, yang Orangutan ditemukan di wilayah
hutan hujan tropis Asia Tenggara, yaitu di pulau Borneo dan Sumatra di wilayah bagian
negara Indonesia . Mereka biasa tinggal di pepohonan lebat dan membuat sarangnya dari
dedaunan. Orangutan dapat hidup pada berbagai tipe hutan, mulai dari hutan dipterokarpus
perbukitan dan dataran rendah, daerah aliran sungai, hutan rawa air tawar, rawa gambut,
tanah kering di atas rawa bakau dan nipah, sampai ke hutan pegunungan. Di Borneo,
orangutan dapat ditemukan pada ketinggian 500 m di atas permukaan laut , sedangkan
kerabatnya di Sumatra dilaporkan dapat mencapai hutan pegunungan pada 1.000 m dpl. hidup
di hutan tropika Indonesia, khususnya di Pulau Kalimantan dan Sumatra.
3. HARIMAU SUMATERA
    

Harimau Sumatra atau dalam bahasa latin disebut Panthera tigris sumatrae merupakan satu
dari lima subspisies harimau (Panthera tigris) di dunia yang masih bertahan hidup. Harimau
Sumatera termasuk satwa langka yang juga merupakan satu-satunya sub-spisies harimau yang
masih dipunyai Indonesia setelah dua saudaranya Harimau Bali (Panthera tigris balica) dan
Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) dinyatakan punah. 
Hewan dari filum Chordata ini hanya dapat diketemukan di Pulau Sumatera, Indonesia.
Populasinya di alam liar diperkirakan tinggal 400–500 ekor. Harimau Sumatera (Panthera
tigris sumatrae) semakin langka dan dikategorikan sebagai satwa yang terancam punah.
Harimau Sumatera dipercaya terasing ketika permukaan air laut meningkat pada 6.000 hingga
12.000 tahun silam. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang
unik, yang menandakan bahwa subspesies ini mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan
subspisies harimau lainnya dan sangat mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila
berhasil lestari.

4. BADAK  JAWA
    

Badak Jawa atau Badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) adalah anggota famili
Rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang masih ada. Badak ini masuk ke genus yang
sama dengan badak India dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak ini
memiliki panjang 3,1–3,2 m dan tinggi 1,4–1,7 m. Badak ini lebih kecil daripada badak India
dan lebih dekat dalam besar tubuh dengan badak Hitam. Ukuran culanya biasanya lebih
sedikit daripada 20 cm, lebih kecil daripada cula spesies badak lainnya.
Badak ini pernah menjadi salah satu badak di Asia yang paling banyak menyebar. Meski
disebut “Badak Jawa”, binatang ini tidak terbatas hidup di pulau Jawa saja, tapi di seluruh
Nusantara, sepanjang Asia Tenggara dan di India serta Tiongkok. Spesies ini kini statusnya
sangat kritis, dengan hanya sedikit populasi yang ditemukan di alam bebas, dan tidak ada di
kebun binatang. Badak ini kemungkinan adalah mamalia terlangka di bumi. Populasi 40-50
badak hidup di Taman Nasional Ujung Kulon di pulau Jawa, Indonesia. Populasi badak Jawa
di alam bebas lainnya berada di Taman Nasional CaTien, Vietnam dengan perkiraan populasi
tidak lebih dari delapan pada tahun 2007. Berkurangnya populasi badak Jawa diakibatkan
oleh perburuan untuk diambil culanya, yang sangat berharga pada pengobatan tradisional
Tiongkok, dengan harga sebesar $30.000 per kilogram di pasar gelap. Berkurangnya populasi
badak ini juga disebabkan oleh kehilangan habitat, yang terutama diakibatkan oleh perang,
seperti perang Vietnam di Asia Tenggara juga menyebabkan berkurangnya populasi badak
Jawa dan menghalangi pemulihan
Badak Jawa dapat hidup selama 30-45 tahun di alam bebas. Badak ini hidup di hutan hujan
dataran rendah, padang rumput basah dan daerah daratan banjir besar. Badak Jawa
kebanyakan bersifat tenang, kecuali untuk masa kenal-mengenal dan membesarkan anak,
walaupun suatu kelompok terkadang dapat berkumpul di dekat kubangan dan tempat
mendapatkan mineral. Badak dewasa tidak memiliki hewan pemangsa sebagai musuh. Badak
Jawa biasanya menghindari manusia, tetapi akan menyerang manusia jika merasa diganggu.
Peneliti dan pelindung alam jarang meneliti binatang itu secara langsung karena kelangkaan
mereka dan adanya bahaya mengganggu sebuah spesies terancam. Peneliti menggunakan
kamera dan sampel kotoran untuk mengukur kesehatan dan tingkah laku mereka. Badak Jawa
lebih sedikit dipelajari daripada spesies badak lainnya.

5. BADAK SUMATERA
    

Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) merupakan salah satu spesies badak yang
dipunyai Indonesia selain badak jawa (Rhinocerus sondaicus). Badak sumatera (Sumatran
rhino) juga merupakan spesies badak terkecil di dunia merupakan satu dari 5 spesies badak
yang masih mampu bertahan dari kepunahan selain badak jawa,  badak india, badak hitam
afrika, dan badak putih afrika.
Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) seperti saudara dekatnya, badak jawa, semakin
langka dan terancam kepunahan. Diperkirakan populasi badak bercula dua ini tidak mencapai
200 ekor. Wajar jika IUCN Redlist kemudian memasukkan badak sumatera  (Sumatran rhino)
dalam daftar status konservasi critically endangered (kritis; CE).
Badak sumatera dalam bahasa Inggris disebut sebagai Sumatran rhino. Sering kali juga
disebut sebagai hairy rhino lantaran memiliki rambut terbanyak ketimbang jenis badak
lainnya. Badak Sumatera dalam bahasa latin disebur sebagai Dicerorhinus sumatrensis.
Ciri-ciri dan Habitat Badak Sumatera. Badak sumatera memiliki dua cula dengan panjang
cula depan berkisar antara 25-80 cm dan cula belakang lebih pendek sekitar 10 cm. Badak
sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) mempunyai panjang tubuh antara 2-3 meter dengan
berat antara 600-950 kg. Tinggi satwa langka ini berkisar antara 120-135 cm.
Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) merupakan satwa penjelajah yang hidup dalam
kelompok-kelompok kecil meskipun umumnya hidup secara soliter (menyendiri).Pada cuaca
yang cerah sering turun ke daerah dataran rendah, untuk mencari tempat yang kering. Pada
cuaca panas ditemukan berada di hutan-hutan di atas bukit dekat air terjun.

6. GAJAH SUMATERA
    

Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) adalah yang paling kecil dari ketiga
subspesies dari Gajah Asia, dan merupakan endemic untuk Pulau Sumatra. Sebelum terjadi
perusakan besar-besaran pada habitatnya, gajah secara luas tersebar di seluruh Sumatra pada
ekosistem yang beragam, Gajah Sumatra ditemukan sampai hutan primer pada ketinggian di
atas 1,750 m di Gunung Kerinci Barat Sumatra (Freywyssling, 1933 dalam Satiapillai. 2007).
Gajah sumatera mempunyai ciri badan lebih gemuk dan lebar. Pada ujung belalai memiliki
satu bibir. Berbeda dengan Gajah Afrika, Gajah Sumatera memiliki 5 kuku pada kaki depan
dan 4 kuku di kaki belakang. Berat gajah sumatera dewasa mencapai 3.500-5000 kilogram,
lebih kecil dari Gajah Afrika.
Gajah Sumatera dewasa dalam sehari membutuhkan makanan hingga 150 kilogram dan 180
liter air. Dari jumlah itu, hanya sekitar 40% saja yang mampu diserap oleh pencernaannya.
Untuk memenuhi nafsu makan ini Gajah Sumatera melakukan perjalanan hingga 20 km
perharinya. Dengan kondisi hutan yang semakin berkurang akibat pembalakan liar dan
kebakaran hutan, tidak heran jika nafsu makan dan daya jelajah bintang berbelalai ini sering
terjadi konflik dengan manusia.
Sebagaimana spesies gajah asia lainnya, Gajah Sumatera tidur sambil berdiri. Selama tidur,
telinganya selalu dikipas-kipaskan. Ia mampu mendeteksi keberadaan sumber air dalam
radius 5 kilometer. Gajah Sumatera, mengalami masa kawin pada usia 10-12 tahun. Dan akan
melahirkan anak 4 tahun sekali dengan masa mengandung hingga 22 bulan.

7. LUTUNG JAWA
    
Lutung Jawa atau dalam bahasa latin disebut dengan  Trachypithecus auratus merupakan
salah satu jenis lutung asli (endemik) Indonesia. Sebagaimana spesies lutung lainnya, lutung
jawa yang bisa disebut juga lutung budeng mempunyai ukuran tubuh yang kecil, sekitar 55
cm, dengan ekor yang panjangnya mencapai 80 cm.
Lutung jawa atau lutung budeng terdiri atas dua subspesies yaitu Trachypithecus auratus
auratus dan Trachypithecus auratus mauritius. Subspesies Trachypithecus auratus auratus
(Spangled Langur Ebony) bisa didapati di Jawa Timur, Bali, Lombok, Palau Sempu dan Nusa
Barung. Sedangkan subspesies yang kedua, Trachypithecus auratus mauritius (Jawa Barat
Ebony Langur) dijumpai terbatas di Jawa Barat dan Banten.

Anda mungkin juga menyukai